Upload
m-handoko
View
155
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Workshop Bantuan Teknis Pengelolaan Pengembangan Instalasi Lumpur Tinja
Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Air Limbah
Permukiman
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Denpasar, 10– 11 September 2014
2
Visi Pengelolaan Air Limbah Permukiman
3
Penduduk Indonesia dengan Akses terhadap Sanitasi yang Layak
4
Pendekatan Pengelolaan
Air Limbah PermukimanBerbasis InstitusiBerbasis Masyarakat
Skala Penanganan
Pendekatan
Pengembangan PS pelayanan kota berdasarkan demand responsive
Pembangunan prasarana dan
sarana air l imbah mendukung
kerjasama antar kota/daerah
dalam melindungi pencemaran
badan air
Kota metropolitan & besar : sewerage
Kota sedang/kecil: off site sistem terpadu – fokus pada pelayanan IPLT (on site management)
Kota/kawasan lama: Shallow/small bore sewer atau sewerage skala kawasan, terpadu dengan PS pelayanan kota mendukung revital isasi kota lama
Kota/kawasan baru: Pembangunan sistem sewerage
untuk kawasan RSH Mendorong pembangunan sistem
sewerage untuk kota baru
Prokasih dan sejenisnya
(one river one management)
1.Pro poor
2.Kawasan kumuh & rawan sanitasi
1. Desa : Model CLTS On-site
2. Kumuh perkotaan
Model SANIMAS
Off-si te skala kecil
Komponen Pengolahan Air Limbah Setempat
Unit Pengolahan Setempat
INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA
(IPLT)
Unit Pengolahan Setempat :o Tangki septik paling banyak
digunakan di Indonesiao Sanimaso IPAL Kawasan
Unit Pengangkut :oTruk tinjaoMotor tinja
Unit Pengolahan Lumpur Tinja terdiri dari:oPengolahan primer: Tangki Imhoff, SSCoPengolahan sekunder: sistem kolam/lagoon, oxidation ditchoPengering Lumpur
Unit Pengangkut
Permasalahan Pengelolaan Lumpur Tinja di Indonesia
Terdapat 134 IPLT di seluruh Indonesia
Sebanyak 37 diantaranya direhabilitasi antara Tahun 2006 – 2013
Sebanyak 9 diantaranya dibangun antara Tahun 2006 – 2013
Sebanyak 10% berfungsi secara optimal, sisanya masih belum berfungsi/ beroperasi secara optimal, disebabkan:
₋ Keterbatasan biaya operasional dan pemeliharaan
₋ Ketidakjelasan institusi pengelola air limbah di daerah
₋ Kerusakan fisik bangunan IPLT (faktor usia bangunan)
₋ Minimnya lumpur tinja yang masuk karena:• Tangki septik yang tidak memenuhi syarat SNI (tidak kedap air)
• Lumpur tinja yang langsung dibuang ke sungai/tempat lain
• Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang penyedotan tangki septik
Kebijakan dan Strategi Sektor Air Limbah yang Mendukung Optimalisasi IPLT
PERMEN PU 16 tahun 2008
1.Peningkatan akses sarana dan prasarana air limbah
• Sarana IPLT terbangun digunakan dengan optimal
• Biaya O&M tersedia
2.Peningkatan peran serta masyarakat
• Peningkatan kualitas tangki septik individu sesuai SNI
• Penyedotan tangki septik berkala bekerja sama dengan swasta
• Pengoperasian truk tinja milik swasta
3.Pengembangan perangkat peraturan perundangan
• Peraturan tentang tarif penyedotan tangki septik
• Peraturan tentang penyedotan tangki septik secara rutin (minimal 2 tahun sekali)
4.Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil
• Pembentukan lembaga pengelola IPLT
• Pendataan penyedotan tangki septik secara rutin
• Pemantauan untuk mencegah pembuangan lumpur secara ilegal
5.Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan
• Pengoperasian truk tinja milik swasta
Rencana Tindak Pengelolaan Lumpur Tinja di Indonesia
1. Rehabilitasi dan revitalisasi serta ekstensifikasi sistem yang ada
2. Sosialisasi, kampanye, dan pendampingan kepada Pemerintah Daerah, dan Masyarakat serta insentif bagi dunia usaha yang berpartisipasi
3. Mendorong diterbitkannya Perda di tingkat Kabupaten/Kota tentang Pengelolaan Air Limbah
4. Pelatihan dan pendampingan kepada Pemda serta mendorong terbentuknya unit pengelola
5. Dana stimulan serta mendorong peningkatan dan fasilitasi kerjasama pemerintah dan swasta
9
Terima Kasih
9
Terima Kasih