46
Ir. Fitri Indra Wardhono Aneka Diagram Pendukung Penataan Ruang Kepariwisataan

Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Ir. Fitri Indra Wardhono

Aneka Diagram PendukungPenataan Ruang Kepariwisataan

Page 2: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Pengembangan Zona Wisata

2

Page 3: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Peletakan Zonasi

3

Zona Pelayanan

Buffer Zone

Zona Inti

Suatu area di mana seluruh aktifitas dan fasilitas pendukung ditempatkan atau dikelompokkan, termasuk pusat jaringan infrastruktur dasar, fasilitas akses, pelayanan pengunjung dan pengelola

Di mana atraksi/daya tarik utama berada.Aktifitas utama berwisata di area ini harus dilengkapi dengan fasilitas wisata utama.

Suatu area yang memisahkan daya tarik utama dengan kelompok-kelompok aktifitas dan fasilitas pendukung.Beberapa fasilitas dasar dapat tersedia di area ini.Fungsi utama : memisahkan aktifitas yang ada di antara jedua zona lainnya yang tidak sepadan dengan citra daya tarik wisata dan kenyamanan pengunjung.

Page 4: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Zona Wisata

Pengembangan kawasan wisata alam harus mengikuti prinsip-prinsip pengembangan dan perencanaan pemanfatan kawasan terdiri dari subsistem tata ruang atau pendaerahan (zoning). Penzoningan tersebut digambarkan dalam 4 (empat) zona (Lawson dan Bovy, 1977).

Page 5: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Penataan Ruang Kepariwisataan

5

Page 6: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Konsep Struktur Ruang

6

Keterangan :

Kota Pusat Pelayanan Pariwisata Provinsi (Kendari)

Kota Pusat Pelayanan Pariwisata Sub-Wilayah (WPP)

Kota Pusat Pelayanan Pariwisata Kawasan Pengembanga Pariwisata (KPP)ODTW Alam Jalur Wisata ProvinsiODTW Budaya Jalur Wisata LokalODTW Minat KhususBatas Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP)Batas Kawasan Pengembanga Pariwisata (KPP)

Page 7: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Satuan Ruang Wilayah Pariwisatadan Unsur Pembentuknya

1. Satuan ruang pariwisata pada hakekatnya akan bersifat hirarkis dan bergradasi menurut luasan, ketersediaan akses, dan kompleksitas unsur pembentuknya. Konsep satuan ruang pariwisata meliputi :a. Ruang wilayah atau region;b. Ruang destinasi; danc. Lokasi atau tapak (site) pariwisata.

2. Satuan region atau wilayah pariwisata merupakan skala pembagi ruang destinasi wisata nasional, lebih luas dari suatu provinsi dan dapat mencakup beberapa provinsi. Pada satuan ruang tersebut, kepentingan pengelolaan pariwisata cenderung berada pada level kebijakan dibandingkan kegiatan pengembangan lahan (land development).

3. Satuan wilayah atau region terbentuk melalui unsur-unsur :a. Satu atau lebih destinasi pariwisata,b. Satu atau lebih gerbang primer (entry),c. Akses penghubung gerbang ke destinasi oleh prasarana transportasi, dand. Prasarana pendukung dan jasa wisata lainnya.

7

Page 8: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

8

ACCESSMARKETS

REGION

CIRCULATION CORRIDOR

DESTINATION ZONE

NON-ATTRACTION AREA

ENTRANCE

Potential travelers, tourists, recreationals.

Potential travelers, tourists, recreationals.

Skema Satuan Ruang Wilayah (Region) Pariwisatadan Unsur Pembentuknya

Page 9: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Sistem Pusat-Pusat dan Koridor Sirkulasi Dalam Satuan Ruang Wilayah (Region) Pariwisat

1. Satuan wilayah atau region pariwisata dapat melingkupi satu atau beberapa kota besar, menengah, dan kecil serta hinterland yang melayani satu atau lebih destinasi pariwisata yang terhubungkan oleh prasarana transportasi dengan delineasi tidak terbatas dalam satu satuan administratif.

2. Gerbang primer yang umumnya diwakili oleh kota utama atau kota besar lainnya secara fungsional didukung oleh gerbang sekunder dan berbagai moda transportasi.

9

Page 10: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Sistem Pusat-Pusat dan Koridor Sirkulasi Dalam Satuan Ruang Wilayah (Region) Pariwisata

10

SmallTown

Rural Area

Secondary Destination Zona Primary Destination Zona

Medium orLarge City

CirculationCorridor

Page 11: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Satuan Ruang Zona Destinasi

1. Dalam konteks Nasional, satuan ruang wilayah membagi wilayah kepariwisataan Nasional dalam beberapa satuan ruang yang terdiri dari satu atau lebih wilayah Provinsi atau dalam kebijakan pengembangan pariwisata Nasional relevan dengan DPN sebagaimana dimaksudkan oleh perwilayahan pariwisata. Dalam kebijakan nasional tersebut persyaratan pembentukan DPN adalah adanya daya tarik wisata yang bersifat unggulan; gerbang internasional sebagai akses primer; kota-kota sebagai gerbang sekunder; akses antara gerbang primer dan sekunder; serta adanya lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi yang mendukung kegiatan pariwisata.

2. Satuan destinasi pariwisata dimaksudkan sebagai bagian dari suatu satuan wilayah pariwisata yang mencakup satu atau lebih obyek dan atraksi wisata; dilengkapi prasarana dan sarana penunjang, kelompok masyarakat, dan lingkungan pendukung pariwisata. Pada satuan ruang tersebut, dibutuhkan peran berbagai pemangku kepentingan pariwisata, seperti pengembang, perencana, pelaku usaha wisata, dan Pemerintah Daerah dalam perencanaan dan pengelolaan pariwisata.

3. Satuan ruang destinasi pariwisata yang direpresentasikan oleh keberadaan obyek dan atraksi wisata dalam suatu cluster atau lebih; akses atau koridor sirkulasi utama yang diwakili oleh prasarana transportasi; komunitas yang menyelenggarakan jasa, pelayanan, sarana, dan atraksi wisata; serta adanya linkages yang menghubungkan seluruh fungsi yang ada. 11

Page 12: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Skema Satuan Ruang Zona Destinasi

COMMUNITYDESTINATION ZONE

ACCESS

ATTRACTION COMPLEX

Limit of community influence Service facilities, products, atractions.

Group of things to see and do based upon research-

design.

Gateway : direction, information, impression.

Circulation corridor.

Withheld fromm travel tourism,

recrestion development.

SECTION

CIRCULATION GATEWAY COMMUNITY LINKAGE ATTRACTION

LINKAGE

12

Page 13: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Konfigurasi Fungsional Zona Destinasi

Gunn et al (2002) menjelaskan lebih lanjut bahwasanya satuan destinasi pariwisata sebagai satuan geografis merupakan konfigurasi dari :1. Nucleus yang mengakomodasikan seluruh fitur atraksi wisata alam

dan binaan utama yang menjadi tujuan dan kepentingan wisatawan;2. Inviolate Belt yang merupakan suatu area atau kawasan yang

berfungsi sebagai penyangga bagi nucleus agar daya tarik estetikanya tidak menurun oleh invasi pembangunan non-pariwisata serta berfungsi menghadirkan pengenalan obyek wisata secara lebih tepat melalui penggunaan lahan dan estetikanya; serta zone of closure yang merupakan kawasan terluar dimana terdapat prasarana akses dan komunitas yang menyelenggarakan fungsi pelayanan dan jasa wisata.

Page 14: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Konfigurasi Fungsional Zona Destinasi

INVIOLATE BELT

NUCLEUS

ZONE OF CLOSURE

THE PRINCIPAL ATTRACTION FORCE

ESSENTIAL SETTING

OUTER AREA OF INFLUENCE(MUST INCLUDE A SERVICE CENTER

OR A COMMUNITY)

14

Page 15: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Satuan Tapak atau Lokasi (Site) Pariwisata

1. Satuan tapak atau lokasi (site) pariwisata merupakan satuan ruang destinasi wisata terkecil dimana obyek dan atraksi wisata berlokasi.

2. Satuan tapak atau lokasi dapat mewakili fungsi nucleus. Pada skala ini bekerja faktor-faktor fisik, ekologis, sosio-ekonomi, dan sosio-budaya secara intensif yang merupakan interaksi lingkungan binaan dengan lingkungan alam. Dalam konteks tersebut, maka kepentingan satuan tapak atau lokasi adalah berfungsinya sumberdaya setempat sebagai potensi obyek dan atraksi wisata.

3. Daya tarik wisata adalah :a. Segala sesuatu yang dapat menarik pengunjung untuk datang berwisata ke suatu tempat

tertentu b. Segala sumberdaya permanen yang telah ditentukan dan dikendalikan dan yang dikelola untuk

dinikmati, disenangi, menjadi tempat hiburan atau pendidikan bagi pengunjung umum

Secara luas hal ini diwakili oleh keindahan dan kekayaan alam; kondisi klimatologi; lansekap; vegetasi; badan air permukaan; kehidupan satwa liar; biota akuatik; peninggalan sejarah, budaya, dan agama; kehidupan tradisional; fasilitas hiburan, sosial, dan budaya; produk kemajuan teknologi; atraksi spesifik yang diselenggarakan secara periodik; dan sebagainya.

15

Page 16: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Pertimbangan dalam Perencanaan Destinasi Pariwisata

1. Posisi geografis.2. Unsur Destinasi Pariwisata

16

Page 17: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Posisi Geografis Destinasi Pariwisata

1. Posisi geografis destinasi pariwisata menjelaskan mengenai hubungan antara segmen pasar dan destinasi pariwisata menurut fungsi jarak, waktu, dan kemudahan akses.

2. Sebagaimana telah dijelaskan dalam konsep keruangan, maka fungsi-fungsi tersebut diwakili oleh prasarana dan sarana transportasi menuju dan dari gerbang primer (entry); sistem penanganan (handling) wisatawan menuju destinasi; obyek dan atraksi wisata yang ditawarkan dalam suatu cluster atau lebih; koridor sirkulasi utama di dalam destinasi yang menghubungkan antara obyek dan atraksi wisata dengan prasarana dan sarana penunjang wisata; komunitas yang menyelenggarakan jasa, pelayanan, sarana, dan atraksi wisata.

17

Page 18: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Posisi Geografis Destinasi Pariwisata

11

22

33

55

44PLANE, SHIP ACESS

CAR ACESS

18

Page 19: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Pola Konfigurasi Spasial Destinasi Pariwisata

Pola keruangan destinasi pariwisata diwakili oleh 5 (lima) konfigurasi yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan destinasi pariwisata, yaitu :1. Single destination, dimana sebagian besar kegiatan wisata berada

dalam satu destinasi2. En route, dimana beberapa destinasi dapat dikunjungi dalam

perjalanan ke destinasi utama3. Base camp, dimana destinasi yang lain dapat dikunjungi sewaktu

berada dalam destinasi utama4. Regional tour, dimana beberapa destinasi dapat dikunjungi ketika

berada dalam sebuah wilayah target5. Trip chaining, merupakan tur perjalanan keliling yang dapat

melingkupi beberapa destinasi19

Page 20: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Pola Konfigurasi Spasial Destinasi Pariwisata

5. Trip Chaining1. Single Destination

4. Regional Tour3. Base Camp

2. En Route

ORIGIN

20

Page 21: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Unsur Destinasi Pariwisata

1. Destinasi pariwisata terdiri atas 3 (tiga) unsur utama, yakni : a. Kompleks obyek dan atraksi wisata, dapat direpresentasikan oleh suatu cluster

atau gabungan beberapa cluster b. Koridor sirkulasi di antara cluster c. Area bukan obyek dan atraksi wisata, yang memiliki potensi untuk pengembangan

pariwisata pada masa mendatang

2. Zonasi keruangan suatu destinasi pariwisata didelineasi ke dalam 3 (tiga) zona utama, yakni :a. Nucleus yang merepresentasikan satuan ruang berupa kompleks atau cluster

dimana fitur obyek dan atraksi wisata utama beradab. Inviolate belt yang direpresentasikan oleh kawasan di sekeliling nucleus yang

secara fungsional guna lahan dan estetikanya memberikan pengenalan bagi obyek dan atraksi wisata yang dituju

c. Zone of closure direpresentasikan oleh kawasan terluar, dimana fungsi kepentingan aksesibilitas, informasi, dan pelayanan masyarakat bagi pariwisata tersedia

21

Page 22: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Hubungan Koridor Sirkulasi Dalam Destinasi Pariwisata

1. Koridor sirkulasi suatu destinasi pariwisata ditujukan untuk menciptakan akses di dalam destinasi direpresentasikan oleh prasarana dan sarana transportasi.

2. Koridor sirkulasi menghubungkan obuek dan atraksi wisata dengan prasarana dan sarana penunjang pariwisata, seperti lokasi air terjun, konservasi satwa dan tumbuhan, diving, paralayang, sailing, dan lainnya dengan hotel, cottage, penginapan, restoran, fasilitas kesehatan, dan lainnya.

3. Perencanaan koridor sirkulasi perlu mempertimbangkan pola keterhubungan (linkage) antara unsur-unsur wisata dalam destinasi, yaitu :a. Compatibility atau saling melengkapi. Sirkulasi direncanakan dengan prinsip

efisiensi dan pelayanan jumlah wisatawan yang lebih besar b. Incompatibility, jika obyek dan atraksi wisata memiliki karakteristik berbeda,

sehingga dalam perencanaan fisik dan manajemen perlu dipisahkan c. Distant complementarity, jika obyek dan atraksi wisata terpisah jauh, sehingga

perlu dihubungkan melalui manajemen paket perjalanan 22

Page 23: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Hubungan Koridor Sirkulasi Dalam Destinasi Pariwisata

23

C. Distant Complementarity

B. Incompatibility

A. Compatibility

1 + 1 > 2

1 + 1 < 2

Large attraction supported by other similar atractions.

Disimilar attraction demand separation.

Page 24: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Unsur KepariwsataanVersi 1

Page 25: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Wisatawan MancanegaraWisatawan Mancanegara

Wisatawan NusantaraWisatawan Nusantara

Sisi Permintaan

Kepariwisataan

Produk Pariwisata

Produk Pariwisata

Pengelolaan Pariwisata

Pengelolaan Pariwisata

Pemasaran PariwisataPemasaran Pariwisata

Pembiayaan Pariwisata

Pembiayaan Pariwisata

Sisi Sediaan

Page 26: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Unsur KepariwsataanVersi 2

Page 27: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Aspek-Aspek Dalam Pengembangan Kawasan Strategis

Destinasi Pariwisata Pemasaran Pariwisata Industri Pariwisata KelembagaanKepariwisataan

1. Daya Tarik Wisata 1. Pasar Wisatawan 1. Struktur Industri 1. Organisasia. Daya Tarik Wisata Alam 2. Citra Pariwisata a. Hotel/Penginapan Kepariwisataanb Daya Tarik Wisata 3. Promosi Pariwisata b. Restoran dan Rumah Makan 2. SDM Pariwisata

Budaya 4. Kemitraan c. BPW/BPU 3. Penelitian Danc. Daya Tarik Wisata Hasil Pemasaran d. Sarana dan Prasarana Pengembangan

Buatan Manusia Pariwisata Komunikasi2. Aksesibilitas Pariwisata e. Galeri Seni dan Toko3. Prasarana Umum, Fasilitas Cenderamata

Umum dan Fasilitas f. Bank dan Penukaran UangPariwisata g. Aksesibilitasa. Prasarana Umum h. Paket Perjalanan Wisatab. Fasilitas Umum i. Informasi dan Sistem Informasic. Fasilitas Pariwisata 2. Tanggung Jawab Terhadap

4. Keterlibatan Masyarakat LingkunganDalam Kepariwisataan 3. Daya Saing

5. Investasi di Bidang 4. Kemitraan UsahaPariwisata 5. Kredibilitas Bisnis

Page 28: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Daya Dukung Kawasan

28

Page 29: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Page 30: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

30

Page 31: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Penataan Ruang Destinasi

31

Page 32: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

32

Page 33: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

33

Page 34: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

34

Page 35: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

35

Page 36: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

36

Page 37: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

37

Page 38: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

38

Page 39: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

39

Page 40: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

40

Page 41: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Rejuvenating forms and suggested strategies

41

Page 42: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Components of a Toruism Plan

42

Page 43: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

43

Page 44: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Disciplinary Inputs to the Tourism

44

Page 45: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Model of Destination Competitiveness and Sustainability

45

Page 46: Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan

Terima Kasih