13
ASKEP GUILLAIN-BARRE SINDROM Oleh: Aditia diah – Defri Pria - Devi Elok – Ella Dwi – Fatimatus Zahro - Fifin Sholikatun – Hadis Aji – Maulana Fajar – Mirna Putri – Nava Yulis – Siti Ainur – Siti Nurul – Sunoto - Warsikah

guillain barre sindrom

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: guillain barre sindrom

ASKEP GUILLAIN-BARRE SINDROM

Oleh:Aditia diah – Defri Pria - Devi Elok – Ella Dwi – Fatimatus Zahro - Fifin Sholikatun – Hadis Aji – Maulana Fajar – Mirna Putri – Nava Yulis – Siti Ainur – Siti Nurul – Sunoto - Warsikah

Page 2: guillain barre sindrom

Definisi Guillain-Barre Sondrom

Merupakan salah satu dari penyakit autoimun. Pada kondisi normal, tubuh akan menghasilkan antibodi yang berfungsi untuk melawan antigen atau zat yang merusak tubuh ketika tubuh terinfeksi penyakit, virus, maupun bakteri.

Page 3: guillain barre sindrom
Page 4: guillain barre sindrom

Etiologi

• Infeksi• Vaksinasi• Pembedahan• Penyakit sistematik• Keganasan• Systemic lupus erythematosus• Tiroiditis• Penyakit addison• Kehamilan atau dalam masa nifas

Page 5: guillain barre sindrom

Manifestasi Klinis

1. Kelemahan otot yang simetris (tanda neurologi utama) dan muncul pertama-tama pada tungkai (tipe asenden)

2. Kelemahan otot yang pertama-tama terasa pada lengan (tipe desenden) atau terjadi sekaligus pada lengan dan tungkai

3. Tidak terdapat kelemahan otot atau hanya mengenai nervus fasialis 9 pada bentuk yang ringan)

4. Parestesia yang kadang-kadang mendahului kelemahan otot, tetapi akan menghilang dengan cepat

5. Diplegia yang mungkin disertai oflagmoplegia (paralisis okuler) dan terkenanya nervus kranialis III,IV, serta VI.

6. Disfagia atau disatria dan yang lebih jarang terjadi7. Hipotonia dan arefleksia akibat terganggunya lengkung reflex

Page 6: guillain barre sindrom

Patofisiologi Guillain Barre Syndrome (GBS) terjadi akibat serangan autoimun (dimediasi oleh sel dan humoral) pada protein myelin saraf perifer. Dengan mekanisme limfosit medialed delayed hypersensitivity. Limfosit yang merubah respon terhadap antigen sehingga menarik makrofag kesaraf perifer. Dari kondisi ini semua saraf perifer dan myelin diserang sehingga selubung myelin terlepas dan menyebabkan system penghantar impuls terganggu. Karena proses langsung ditujukan pada myelin dan saraf perifer, maka semua saraf dan cabang merupakan target potensial dan terjadilah difus. Adanya blok konduksi mengalami degenerasi oleh karena denervasi akibatnya terjadilah kelemahan atau hilangnya system sensoris.

Page 7: guillain barre sindrom

Komplikasi

Komplikasi yang sering ditemukan meliputi:• Tromboflebitis • Dekubitus (ulkus karena tekanan)• Pelisutan otot• Sepsis

Page 8: guillain barre sindrom

Asuhan Keperawatana. KasusNy. X datang kerumah sakit swasta di Bojonegoro dengan ditemani suaminya (Tn. X). Ny. X berusia 45 tahun masuk dengan keluhan sesak napas disertai sakit kepala, dan kaki sulit untuk digerakkan. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan data : RR 15 X/menit, nadi 50 X/menit, BB 39 Kg, TD : 180/110 mm/Hg. Pasien Nampak lemas, pucat saat elevasi, ketika bernapas pasien nampak menggunakan otot bantu pernapasan, bernapas menggunakan cuping hidung disertai batuk tidak efektif. Setelah diauskultasi terdapat suara napas tambahan ronkhi dan terdengar suara bising usus. Keluarga pasien mengatakan Ny. X awalnya sering kesemutan, kaki terasa berat untuk digerakan, makanan tidak habis porsi karena kesulitan menelan, Ny. X sering merasa malu akibat perubahan-perubahan yang dialaminya terutama bagian wajah. Kondisi tersebut didukung dengan hasil pengkajian perawat didapatkan perubahan actual fungsi dan struktur tubuh akibatnya terjadi penurunan aktifitas, dan perilaku menghindar.

Page 9: guillain barre sindrom

• B1 (Breathing) : Inspeksi didapatkan klien batuk, peningkata produksi sputum, sesak nafas, penggunaan otot bantu napas dan peningkatan frekuensi pernafasan karena infeksi saluran pernafasan. Palpasi biasanya taktil fremitus seimbang kanan dan kiri . auskultasi bunyi nafas tambahan seperti ronkhi

• B2 (Blood) : bradikardia akibat penurunan perfusi perifer . tekanan darah di dapatkan ortostatik hipotensi atau TD meningkat (hipertansi transien)

• B3 (Brain) : Pengkajian tingkat kesadaran : pada klien Sindome Gullain Barre biasanya kesadaran klien komposmentisPengkajian fungsi serebral : status mental : observasi penampilan , tingkah laku, nilai gaya bicara , ekspresi wajah , dan aktivitas motoric klien

Pemeriksaan fisik

Page 10: guillain barre sindrom

Pengkajian saraf kranial : Saraf III ,IV dan VI : Penurunan kemampuan membuka dan menutup kelopak mata , paralisis ocular . Saraf V : Pada klien Sindrome Guillain Barre didapatkan paralisis pada otot wajah sehingga menggangu proses mengunyah.Saraf VII : Persepsi pengecapan pada batas normal , wajah asimetris karena adanya paralisis unilateral .Saraf IX dan X : Paralisis otot orofaring, kesulitan berbicara , mengunyah , dan menelan . kemampuan menelan kurang baik, sehingga mengganggu pemenuhan nutrisi via oral .Pengkajian sistem motorik : Kekuatan otot menurun , kontur keseimbangan danm koordinasi pada syndrome guillain barre tahap lanjut mengalami perubahan. Pengkajian sistem sensorik : parastesia ( kesemutan kebas ) dan kelemahan otot kaki , yan dapat berkembang ke esktremitas atas , batang tubuh , dan otot wajah . klien mengalami penurunan kemampuan penilaian sensorik raba, nyeri, dan suhu.

Page 11: guillain barre sindrom

• B4 (Bladder) : Pemeriksaan pada sistem perkemihan biasanya didapatkan berkurangnya volume pengeluaran urin

• B5 (Bowel) : Mual sampai muntah dihubungkan dengan penigkatan produksi asam lambung . Anoreksia, kelemahan otot-otot mengunyah dan gangguan menelan.

• B6 (Bone) : Penurunan kekuatan otot dan penurunan tingkat kesadaran menurunkan mobilitas klien secara umum

Page 12: guillain barre sindrom

Diagnosa Keperawatan

• Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan kelemahan otot pernapasan

• Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan kemampuan batuk menurun, produksi mucus meningkat

• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan COP menurun• Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan kesulitan mengunyah dan menelan• Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan parestesia,

kelemahan otot kaki• Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan estetika

wajah

Page 13: guillain barre sindrom