14
Askep Pada Klien Dengan Gangguan Pada Hidung (Karsinoma nasofaring) Kelompok 11 Nova yuninda. G Nely eviana Debri krisnanda

ASKEP Ca nasofaring-fix

Embed Size (px)

Citation preview

Askep Pada Klien Dengan Gangguan Pada Hidung (Karsinoma nasofaring)

Kelompok 11Nova yuninda. G

Nely evianaDebri krisnanda

Definisi

Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaring, di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut.

Etiologi

• Kerentanan Genetik

Gen HLA (human leukocyte antigen) dan gen pengode enzim sitokrom p4502E (CYP2E1) memiliki kerentanan terhadap karsinoma nasofaring

• Faktor Lingkungan

- Hidrokarbon aromatik (debu asap).

- Golongan nitrosamin (pengawet ikan asin).

• Virus Eipstein-Barr (virus herpes)

Konsumsi ikan asin yang berlebih serta pemaparan zat-zat karsinogen dapat mengaktifkan Virus Epstein Barr ( EBV). Ini akan menyebabkan terjadinya stimulasi pembelahan sel abnormal yang tidak terkontrol, sehingga terjadi differensiasi dan proliferasi protein laten (EBNA-1). Hal inilah yang memicu pertumbuhan sel kanker pada nasofaring.

Manifestasi Klinis

• Gejala nasofaring

Epiktasis (mimisan), Hidung tersumbat.

• Gangguan telinga

Tinitus dan pendengaran menurun.

• Gangguan mata dan syaraf

Sefalgia (nyeri kepala), Rudapaksa (trauma) saraf kranial.

TUMOR SIZE (T)

T0 Tidak tampak tumor

T1 Tumor terbatas pada satu lokasi saja

T2 Tumor dterdapat pada dua lokalisasi atau lebih

tetapi masih terbatas pada rongga nasofaring

T3 Tumor telah keluar dari rongga nasofaring

T4 Tumor teah keluar dari nasofaring dan telah

kmerusak tulang tengkorak atau saraf-saraf otak

PENENTUAN STADIUMREGIONAL LIMFE NODES (N)

N0 Tidak ada pembesaran

N1 Terdapat pembesaran tetapi homolateral dan masih bisa

digerakkan

N2 Terdapat pembesaran kontralateral/ bilateral dan masih dapat

digerakkan

N3 Terdapat pembesaran, baik homolateral, kontralateral

maupun bilateral yang sudah melekat pada jaringan sekitar

METASTASE JAUH (M)

M0 Tidak ada metastase jauh

M1 Metastase jauh

Stadium I (T1,No, dan Mo).

Sel kanker menyebar di bagian nasopharing

Stadium II (T2, No, dan Mo).

Sel kanker sudah menyebar pada lebih dari nasopharing ke rongga hidung. Atau dapat pula sudah menyebar di kelenjar getah bening pada salah satu sisi leher.

Stadium III (T1/T2/T3, N1, dan Mo)

Kanker sudah menyerang pada kelenjar getah bening di semua sisi leher

Stadium IV (T1/T2/T3/T4, No/N1/N3/N4, dan M1)

kanker sudah menyebar di saraf dan tulang sekitar wajah.

Penatalaksanaan medis

• Radioterapi

• Kemoterapi

• Pengobatan tambahan yang berupa

Diseksi leher

Pemberian tetrasiklin (obat antimikroba yang menghambat sistesis protein mikroba)

Pengkajiana. Data BiografiNama :Tanggal Masuk :Umur :Jenis Kelamin :Agama :Alamat :Pekerjaan :No. NR :Penanggung Jawab :

b. Riwayat Kesehatan• Keluhan utama• Riwayat kesehatan

saat ini• Riwayat kesehatan

lalu• Riwayat kesehatan

keluarga

c. Pemeriksaan fisik

d. Pemeriksaan penunjang

DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Nyeri b/d metastase sel kanker.

• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia.

• Resiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan sekunder

imunosupresi.

Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi

Nyeri Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nyeri yang dirasakan pasien berkurang atau hilang, dengan kriteria hasil:· Pasien mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri)· Pasien melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri· TTV normal· Skala nyeri berkurang dengan skala 0-2 dari rentang 0-10.

1. Kaji nyeri (skala, lokasi, durasi, frekuensi, kualitasdan faktorpresipitasi).

2. Berikan tindakankenyamanan dasar (reposisi).

3. Ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam).

4. Ajarkan teknik distraksi (TV, majalah, koran).

5. Berikan kompres hangat pada lokasi nyeri.

6. Kolaborasi dalam pemberiananalgesik sesuai indikasi misalnya Ibuprofen, paracetamol, dll)

1. Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektivan intervensi.

2. Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.

3. Membantu pasien mengurangi rasa nyeri yang dialami.

4. Membantu pasien dalam mengalihkan perhatian dari nyeri.

5. Membantu menurunkan nyeri pada lokasi yang di rasakan.

6. Nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon individual berbeda. Saat perubahan penyakit atau pengobatan terjadi, penilaian dosis dan pemberian akan diperlukan.

1. Mengkaji nyeri (skala, lokasi, durasi, frekuensi, kualitas dan faktorpresipitasi).

2. Memberikan tindakan reposisi

3. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam.

4. Mengajarkanteknik distraksi berupa pemberian TV,majalah, koran.

5. Memberikan kompres hangat pada lokasi nyeri.

6. Memberikan obat analgesik sesuai indikasi misalnya Ibuprofen, paracetamol, dll)

S: pasien mengatakan “nyeri berkurang”.

O: TTV normal, Skalanyeri berkurang

A: Masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi 2, 5, dan 6.

Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil

Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,nutrisi kurang teratasi dengan kriteria hasil:• Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia/ hipoglikemia.• Berat badan dan tinggi badan ideal.

1. Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan.

2. Timbang berat badan setiap seminggu sekali.

3. Sajikanmakanan pada pasien selagi hangat.

4. Identifikasi perubahan pola makan.

5. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet makanan lunak pada pasien.

1. Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat diberikan tindakan dan pengaturan diet yang adekuat.

2. Mengetahui perkembangan berat badan pasien (berat badan merupakan salah satu indikasi untuk menentukan diet).

3. Meningkatkan selera makan pasien.

4. Mengetahui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang ditetapkan.

5. Pemberian diet yang sesuai dapat mencegah komplikasi terjadinya hipoglikemia/ hiperglikemia

1. Mengkaji statusnutrisi dan kebiasaan makan.

2. Menimbang berat badan pasien setiap seminggu sekali.

3. Menyajikan makanan pada pasien selagi hangat.

4. Mengidentifikasi perubahan pola makan pasien.

5. Memberikan terapi diet makanan lunak pada pasien.

S: pasien mengatakan “mual dan muntahberkurang”.

O: BB pasien idealA: masalah teratasi

sebagianP: lanjutkan

intervensi 2, 3, dan 5.

Diagnosa Tujuan dankriteria hasil

Intervensi Implementasi Evaluasi

Resiko infeksi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil:• Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.• Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.• Suhu tubuh pasien dalam batas normal (36,5 - 37,5˚C).

1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemikdan lokal.

2. Kaji suhu badan padapasien setiap 4 jam.

3. Cuci tangan setiapsebelum dan sesudahtindakan keperawatan.

4. Inspeksi kulit dan membran mukosaterhadap kemerahan, panas.

5. Anjurkan pasien agar banyak istirahat

6. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tandadan gejala infeksi.

1. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokasi.

2. Mengkaji suhu badan pasien setiap 4 jam.

3. Mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.

4. Menginpeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas.

5. Menganjurkan pasien agar banyak beristirahat.

6. Mengajarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi.

S: Pasienmengatakan “tidak ada tanda dan gejala infeksi”.

O: Suhu tubuh pasien normal (36,5-37,5˚C).

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4, dan 5.

TERIMA KASIH