Upload
irwan-purba
View
141
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Fat Emboli : Droplet lemak yang masuk ke dalam aliran darah
Biasanya terjadi pada pasien trauma dan pasien yg menjalani prosedur orthopaedi
DEFINISI
Fat Embolism Syndrome : Fat emboli dengan respon inflamasi sistemik yang ditandai dengan hipoksia, infiltrat paru bilateral, dan perubahan status mental
umumnya dikaitkan dengan trauma tulang panjang
Fraktur tulang panjang (femur)Transfusi darahLuka bakarCardiopulmonary bypassDiabetes mellitusHemoglobinopathy InfectionsMedullary reamingMultiple traumaNeoplasmaOsteomyelitisTransplantasi ginjalSuction lipectomy
ETIOLOGI
Prevalensi di AS 0.25%-1.25% dari semua pasien dengan fraktur
Pasien dengan fraktur multipel prevalensi mencapai 5-10%
EPIDEMIOLOGI
Peningkatan sementara tekanan di dalam cavum yang berisi lemak yang berkaitan dengan robeknya pembuluh darah, memungkinkan sumsum tulang atau sel lemak lepas ke dalam sirkulasi darah
Teori Mekanik
Droplet lemak yang telah ada di dalam sirkulasi dipecah menjadi asam lemak bebas pada daerah distal dan menyebabkan efek toksik lokal pada jaringan
Teori ini menjelaskan timbulnya petechiae
Teori Kimia
Teori yang mejelaskan tentang obstruksi yang menyebabkan FES adalah asam lemak bebas dimobilisasi oleh katekolamin, droplet lemak akan menyatu dengan unsur dan zat lain dalam darah dan akhirnya menyebabkan efek destruktif
Teori Kimia
Sevitt membagi tiga gejala klinis Sindroma fat emboli:Tipe subklinis: mungkin terjadi pada semua
jenis fraktur tulang panjang extremitas bawah, penurunan Pa CO2, trombositopenia dan anemia ringan.
Tipe non fulminan: gangguan pernafasan dan system saraf pusat, ptekie, abnormalitas rontgen dan laboratorium.
Tipe fulminan: dalam beberapa jam paska trauma terjadi gangguan nafas.
GEJALA KLINIS
Terdapat trias fat emboli:Perubahan pulmoner (takipnea, dispnea,
ronki(+)).Disfungsi serebri (nyeri kepala, latergi,
stupor, koma).Ptekie (timbul 2-3 hari paska trauma, hilang
setelah 7 hari dan khas timbul pada: dada bagian atas, dasar leher dan konjungtiva palpebra).
1. Blood Gas Analysis (BGA)Menunjukkan PaO2 yang rendah biasanya di bawah 60 mmHg dengan respiratori alkalosis.
2. Pemeriksaan urine dan sputumBisa didapatkan globulus lemak pada sediaan
3. Pemeriksaan darahPada fase akut dapat terjadi trombositopeni, danabnormalitas koagulasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
4. Foto polos dadaPerubahan radiografis secara klasik menunjukkan bayangan flokulen multipel(snow storm appearance) namun terkadang difus groundglass appearance dapat terlihat.
Menurut kriteria Gurd, diagnosis membutuhkan setidaknya 1 tanda dari kriteriamayor dan setidaknya 4 tanda dari criteria minor. Kriteria mayor :1. Petekhie axiler atau subkonjungtival2. Terjadi sebentar saja ( 4 – 6 jam) pada 50-
60% dari kasus
3. Hipoksemia PaO2 di bawah 60 mmHg4. Depresi saraf pusat yang tidak sesuai dengan
hipokseminya, dan edemam pulmonal
DIAGNOSIS
Kriteria minor:1. Takikardi lebih dari 110 bpm2. Demam lebih dari 38,5oC3. Emboli tampak pada retina pada pemeriksaan
fundoskopi4. Lemak terdeteksi pada urine5. Penurunan hematokrit atau jumlah platelet
yang mendadak dan tidak diketahui penyebabnya
6. Peningkatan LED atau viskositas plasma7. Gumpalan lemak tampak pada sputum
1. Oksigen dengan masker PaO2 harus diperiksa setiap hari selama 5 hari pada pasien dengan risiko tinggi FES, dan pasien-pasien tersebut harus diberi oksigen tambahan sesuai keperluan dan bila perlu berikan continous positive aeropressure melalui masker.
PENANGANAN
2. Suportif ventilator mekanik Ini digunakan jika PaO2 tidak dapat dipertahankan di atas 60 mmHg atau jikaterjadi distress respiratorik, hiperkarbia, dan kelelahan.
3. Volume sirkulasi yang adekuatVolume sirkulasi yang adekuat harus dijamin selama fase akut dari FES yang mengikuti trauma karena shock yang tidak tertangani menyebabkan prognosisyang buruk pada FES.
4. Aspirin, Mini-dose heparin, dan DextranObat-obat ini mungkin perlu dibatasi penggunaannya pada penurunan adhesi platelet namun tidak digunakan secara rutin karena dapat menyebabkan perdarahan ulang dari lokasi trauma.
5. Steroid
Prognosisnya, kecuali untuk kasus yang fulminan,adalah sangat baik.
Pada pasien dengan koma dan ganguan nafas mortalitasnya adalah20%.
PROGNOSIS