30
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI Infeksi Intravaskuler, Bakteremia Dan Endotoximia (Salmonella Thypi)

Mikrobiologi dan parasitologi

Embed Size (px)

Citation preview

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

Infeksi Intravaskuler, Bakteremia Dan Endotoximia

(Salmonella Thypi)

Disusun Oleh

Ali Imran Abdul Rahman

Anjani Zatil Hidayah Armedita Dwi Syafitri Asti Jusnidawati Dasir

Astuti Bahar Atisafitri

Reguler 1 APOLTEKKES KEMNKES MAKASSAR

KELOMPOK 2

SALMONELLA THYPI

Pendahuluan Salmonella Sp. Pertama ditemukan ( diamati ) pada penderita

demam tifoid pada tahun 1880 oleh Eberth dan dibenarkan oleh

Robert Koch dalam budidaya bakteri pada tahun 1881 ( Todar,

2008 ).

Salmonella Sp. Adalah bakteri berbentuk batang , pada pengecatan

gram berwarna merah ( bakteri gram negative , berukuran 2μ - 4 x

0,6, memiliki flagel ( kecuali S. Gallinarum dan S pullorum ), dan

tidak berspora.

Habitat Salmonella Sp. Adalah pada saluran pencernaan ( usus

halus ) manusia dan hewan. Suhu pertumbuhan salmonella Sp.

Ialah 37° C dan pada pH 6-8. ( Julius, 1990) Salmonella Sp.

Bersifat aerob dan anaerob fakultatif.

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan

melalui makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe

Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan.

Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis.

Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S.

typhimurium, dan S. enteritidis.

Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram

perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan

makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella.

Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan

dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.

Salmonella Typhi S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever),

karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan

gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan

makanan/intoksikasi.

Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan

kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang

manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat

berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan

kandungannya serta orang lanjut usia.

Adapun klasifikasi Salmonella thyposa sebagai berikut :

Kingdom : Bakteria

Phylum : Proteobakteria

Classis : Gamma proteobakteria

Ordo : Enterobakteriales

Familia : Enterobakteriakceae

Genus : Salmonella

Species : Salmonella thyposa

Sifat Bakteri Salmonella Typhi

Adapun sifat dari bakteri diatas adalah sabagai berikut :

Bentuk batang, gram negatif, fakultatif aerob, bergerak dengan flagel

pertrich, mudah tumbuh pada perbenihan biasa dan tumbuh baik pada

perbenihan yang mengandung empedu.

sebagian besar salmonella typhi bersifat patogen pada binatang dan

merupakan sumber infeksi pada manusia, binatang-binatang itu

antara lain tikus, unggas, anjing, dan kucing.

Dialam bebas salmonella typhi dapat tahan hidup lama dalam air ,

tanah atau pada bahan makanan. di dalam feses diluar tubuh manusia

tahan hidup 1-2 bulan.

Struktur Antigena.    Antigen O

Antigen O merupakan somatic yang terletak dilapisan luar tubuh kuman.

Struktur kimianya terdiri dari lipopolisakarida. Antigen ini tahan terhadap

pemenasan 100oC selama 2-5 jam, alcohol dan asam yang encer.

b.   Antigen H

Antigen H merupakan antigen yang terletak di plagella, pibriae atau fili

Salmonella typhi dan berstruktur kimia protein. Antigen ini tidak aktif

pada pemanasan di atas suhu 60oC, dan pemberian alcohol atau asam.

c.    Antigen Vi

Antigen Vi terletak dilapisan terluar Salmonella typhi (kapsul) yang

melindungi kuman dari pagositas dengan struktur kimia glikolitid. Akan

rusak bila dipanaskan selama 1 jam pada suhu 60oC, dengan pemberian

asam dan fenol. Antigen inidigunakan untuk mengetahui adanya karier.

d.   Outer Membrane Protein (OMP)

Antigen OMP Salmonella Typhi merupakan bagian dinding sel yang terletak

diluar membrane plasma dan lapisan peptidoglikan yang membatasi sel

terhadap ingkungan sekitarnya. OMP ini terdiri dari 2 bagian yaitu

proteinnonporin.

Reproduksi Salmonella

Seperti banyak bakteri lain, Salmonella mereproduksi secara aseksual

dengan pembelahan biner. Biner fisi terjadi dalam beberapa langkah:

1) Sel memanjang dan DNA direplikasi. Kromosom Putri pindah ke ujung-

ujung sel.

2) Dinding sel dan membran plasma mulai membelah menjadi dua.

3) Setelah DNA sudah benar-benar dibagi, sebuah bentuk dinding sel

baru di tengah untuk memisahkan dua sel.

4) Biner fisi selesai dan dua sel anak terpisah dari satu sama lain.

Siklus Salmonella Thypi

Infeksi terjadi dari memakan makanan yang terkontaminasi dengan

feses yang terdapat bakteri Salmonella typhi dari organisme pembawa

(host).

Setelah masuk dalam saluran pencernaan, maka S. typhi menyerang

dinding usus yang menyebabkan kerusakan dan peradangan.

Infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah karena

dapat menembus dinding usus tadi ke organ-organ lain, seperti hati,

limpa, paru-paru, tulang-tulang sendi, plasenta dan dapat menembus

sehingga menyerang fetus pada wanita atau hewan betina yang hamil,

serta menyerang membran yang menyelubungi otak.

Faktor Virulensi Virulensi yakni kemampuan suatu mikroorganisme untuk menimbulkan

penyakit.

Salmonella  typhi memiliki kombinasi karakteristik yang menjadikannya

patogen efektif. Spesies ini berisi endotoksin khas dari organisme Gram

negatif, serta antigen Vi yang ini diyakini akan meningkatkan virulensi. Hal

ini juga memproduksi dan mengeluarkannya protein yang dikenal sebagai

"invasin" yang memungkinkan sel-sel non-fagosit untuk mengambil

bakteri, di mana ia dapat hidup intrasel. Hal ini juga mampu menghambat

meledak oksidatif leukosit, membuat respons imun bawaan tidak efektif.

Substansi racun dapat diproduksi oleh bakteri dan dapat

dilepaskan dan mempengaruhi keseimbangan tubuh.

Di dalam hewan atau manusia yang terinfeksi, pada fesesnya

terdapat kumpulan S. typhi yang dapat bertahan sampai

berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Bakteri tersebut tahan terhadap range temperatur yang luas

sehingga dapat bertahan hidup berbulan-bulan dalam tanah

atau air.

Epidemiologi Sacara bertahap dalam waktu 8 – 14 hari setelah terinfeksi bakteri

Salmonella biasa menimbulkan gejala demam tifoid berupa : demam,

sakit kepala, lemah dan lelah, sakit tenggorokan, nyeri perut dan diare

(terutama anak-anak) atau konstipasi atau sembelit (terutama orang

dewasa) memasuki minggu kedua, pada penderita biasa timbul bercak

kecil kemerahan  (rose sport) dibagian bawah dada atau bagian atas

perut, yang biasanya hilang dalam 3-4 hari.

Penyakit ini biasanya berlangsung 3 – 5 minggu, diikuti komplikasi utama

berupa perdarahan pada saluran pencernaan dan perporasi usus disertai

peritonitis.

PenularanAdapu cara penularan dari penyakit typhus adalah sebagai berikut:

Melalalui makanan yang terkontaminasi oleh bakteri.

Melalui air untuk keperluan rumah tangga yang tidak memenuhi syarat

kesehatan.

Melalui daging,  telur, susu yang berasal dari hewan sakit yang dimasak

kurang matang.

Makana dan minuman berhubungan dengan binatang yang mengandung

bakteri salmonella typh, seperti lalat, tikus, kucing dan ayam.

Cara Pemeriksaan Laboratorium

Beberapa pemeriksaan laboratorium diantaranya yakni pemeriksaan

darah tepi, pemeriksaan Widal dan biakan empedu.

1.      Pemeriksaan darah tepi merupakan pemeriksaan sederhana yang

mudah dilakukan di laboratorium sederhana untuk membuat diagnosa

cepat. Akan ada gambaran jumlah darah putih yang berkurang

(lekopenia), jumlah limfosis yang meningkat dan eosinofilia.

2.     Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan

zat anti terhadap kuman tifus. Widal positif kalau titer O (1/160) atau

lebih dan atau menunjukkan kenaikan progresif menggunakan metode

“Tube Aglutination Test”.

Reaksi widal adalah suatu reaksi serum(sero-tes)untuk mengetahui ada tidaknya

antibody terhadap salmonella tyhpi, dengan jalan mereaksikan serum seseorang dengan

antigen O, H, dan Vi dari  laboratorium. Bila terjadi aglutinasi, dikatakan reaksi widal posotif

yang berarti serum orang tersebut mempunyai antybody terhadap salmonella tyhpi, baik

setelah vaksinasi, setelah sembuh dari penyakit  thypus ataupun sedang menderita thypus.

Reaksi widal negatif artinya tidak memiliki antybody terhadap salmonella thypi.

Reaksi widal dipakai untuk menegakkan diagnosa penyakit thypus abdominalis.

peninggian titer aglutinin O menunjukkan adanya infeksi yang aktif, peninggian titer

aglutinin H menunjukkan disebabakan vaksinasi, peninggian titer aglutini Vi

menunjukkan karier.

3.     Diagnosa demam Tifoid pasti positif bila dilakukan biakan empedu

dengan ditemukannya kuman Salmonella typhi dalam darah waktu

minggu pertama dan kemudian sering ditemukan dalam urine dan faeces.

Sampel darah yang positif dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti.

Sample urine dan faeces dua kali berturut-turut digunakan untuk

menentukan bahwa penderita telah benar-benar sembuh dan bukan

pembawa kuman (carrier). Sedangkan untuk memastikan apakah

penyakit yang diderita pasien adalah penyakit lain maka perlu ada

diagnosa banding. Bila terdapat demam lebih dari lima hari, dokter akan

memikirkan kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain

seperti Paratifoid A, B dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza,

malaria, TBC (Tuberculosis), dan infeksi paru (Pneumonia).

Pengobatan Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita

dapat disembuhkan. Kadang makanan diberikan

melalui infus sampai penderita dapat mencerna

makanan. Jika terjadi perforasi usus, diberikan antibiotik

berspektrum luas (karena berbagai jenis bakteri akan

masuk ke dalam rongga perut) dan mungkin perlu

dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atau

mengangkat bagian usus yang mengalami perforasi.

Anti biotika yang sering digunakan:

Kloramfenikol : Dosis : 4 x 500mg/hari . Diberikan sampai dengan 7

(hari bebas panas)

Tiamfenikol: Dosis ; 4×500 mg.

Kotrimoksazol : Dosis : 2 x 2 tablet (1 tablet mengandung

sulfametoksazol 400 mg dan 80 mg trimetoprim) diberikan selama 2

minggu.Ampisilin dan amoksisilin : dosis : 50-150 mg/kgBB dan

digunakan selama 2 minggu.

Sefalosporin generasi ketiga : dosis 3-4 gram dalam dektrosa 100 cc

diberikan selama ½ jam perinfus sekali sehari, diberikan selama 3

hingga 5 hari.

Pada masa penyembuhan, penderita pada masih mengandung

Salmonella spp didalam kandung empedu atau di dalam ginjal.

Sebanyak 5% penderita demam tifoid kelak akan menjadi karier

sementara, sedang 2 % yang lain akan menjadi karier yang

menahun.Sebagian besar dari karier tersebut merupakan karier

intestinal (intestinal type) sedang yang lain termasuk urinary type.

Kekambuhan yang yang ringan pada karier demam

tifoid,terutama pada karier jenis intestinal,sukar diketahui karena

gejala dan keluhannya tidak jelas.

PencegahanAdapun untuk mencegahnya adalah melakukan hal-hal berikut:

1.  Menyediakan tempat pembuangan yang sehat dan higienis.

2.   Mencuci tangan sebelum mengkonsumsi jajanan.

3.   Menghindari jajan di tempat yang kurang terjamis kebersihan dan

kesehatannya.

4. Menjaga agar sumber air yang digunakan tidak terkontaminasi oleh bakteri

thypus.

5. Jangan menggunakan air yang sudah tercemar. Masak air hingga 100˚C.

6.  Melakukan pengawasan terhadap rumah makan dan penjual

makanan/jajanan.

7.   Melakukan vaksinasi untuk memberi kekebalan tubuh yang kuat.

8.   Mencari informasi mengenai bahaya penyakit thypus. Jika memahami

tentang penyakit ini, maka pelajar akan lebih mudah untuk menjaga diri

dan lingkungannya agar selalu bersih dan sehat.

9.  Menemukan dan mengawasi pengidap kuman. Sebab, jika lengan,

sewaktu-waktu penyakitnya akan kambuh.

10.  Daya tahan tubuh ditingkatkan lagi.

11.  Jangan banyak jajan di luar rumah.

12. Mengkonsumsi makanan yang masih panas sehingga kebersihannya

terjamin.

Kesimpulan

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang

disebarkan melalui makanan (foodborne diseases).

Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan

penyakit pada organ pencernaan. Salmonella typhi bisa

berada dalam air, es, debu, sampah kering yang bila

organisme ini masuk ke dalam vehicle yang cocok

(daging, kerang dan sebagainya) akan berkembang biak

mencapai dosis infeksi.

Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi,

balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut

usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh

mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella

dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga

kebersihan makanan yang dikonsumsi.

SALMONELLA VIDEO