23
LUKA BAKAR Presented by Group-1 1. Adisty Tyaputri Pratama. 2. Lilis Lisnawati. 3. Nurul Khotimah. 4. Tina Tri Yulimadriyanah. 2B Keperawatan

Luka Bakar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Luka Bakar

LUKA BAKARPresented by Group-11. Adisty Tyaputri Pratama.2. Lilis Lisnawati.3. Nurul Khotimah.4. Tina Tri Yulimadriyanah.

2B Keperawatan

Page 2: Luka Bakar

Pengertian Luka bakar adalah kerusakan atau

kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. ( Smeltzer, suzanna, 2001)

Page 3: Luka Bakar

Anatomi

Fungsi Kulit - Proteksi - Absorbsi - Ekskresi - Persepsi - Pembentukan

pigmen - Keratinisasi - Termoregulasi - Sintesis vitamin D

Page 4: Luka Bakar

Fase luka bakar Fase akut (fase syok)

Penderita akan mengalami ancaman gangguan airway, breathing, dan circulation. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Fase sub akutMasalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan:1.   Proses inflamasi dan infeksi.2.   Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ fungsional. 3.   Keadaan hipermetabolisme.

Fase lanjutFase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.

Page 5: Luka Bakar

Etiologi

Panas basah (luka bakar) yang disebabkan oleh air panas.

Luka bakar dari lemak panas akibat memasak lemak. Luka bakar akibat api unggun, alat pemanggang, dan

lain-lain. Benda panas (misalnya radiator) Radiasi (misalnya terbakar sinar matahari) Luka bakar listrik akibat buruknya pemeliharaan

peralatan listrik (tersengat arus listrik). Luka bakar akibat zat kimia. Cedera inhalasi terjadi akibat pajanan gas panas,

ledakan, dan luka bakar pada kepala dan leher, atau tertahan di ruangan yang dipenuhi asap.

Page 6: Luka Bakar

Klasifikasi Kedalaman luka bakar

Derajat I (luka bakar superfisial) : - Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis- Kulit kering, hipertermi berupa eritema- Tidak dijumpai bulae- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi- Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10hari

Derajat II (luka bakar partial-thickness)- Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi- terdapat bulae- nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi- dasar luka berwarna merah atau pucat

Page 7: Luka Bakar

Derajat III (full-thickness dalam)- Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih

dalam sampai mencapai jaringan subkutan, otot dan tulang.

Page 8: Luka Bakar

PATOFISIOLOGI

Page 9: Luka Bakar

Tanda dan Gejala Kemerahan pada kulit (eritema), terjadi

pembengkakan hanya pada lapisan atas kulit ari (stratum korneum), terasa sakit, merah dan bengkak

Melepuh (Bullosa) pembengkakan sampai pada lapisan kulit ari, terdapat gelembung berisi cairan kuning bersih

Luka bakar sampai pada lapisan kulit jangat, luka tampak hitam keputih-putihan (escarotica)

Luka bakar sudah sampai pada jaringan ikat atau lebih dari kulit ari dan kulit jangat sudah terbakar

Page 10: Luka Bakar

Luas luka bakar

Metode Lund dan Browder.

Metode rumus Sembilan (Rule of Nines).

Metode telapak tangan.

Metode: •Rule of Nines

Page 11: Luka Bakar

Metode Lund dan Browder

Page 12: Luka Bakar

Resusitasi Cairan Pemberian resusitasi cairan bertujuan untuk

menormalkan kembali curah jantung. Kebutuhan cairan yang di proyeksikan dalam

24jam pertama dihitung berdasarkan luas luka bakar. Beberapa kombinasi kebutuhan cairan yang dapat digunakan:

1. Koloid-whole blood, plasma serta plasma expander.

2. Kristaloid elektrolit- larutan natrium klorida (NaCl) fisiologik atau larutan Ringer laktat (RL).

Page 13: Luka Bakar

RUMUS RESUSITASI CAIRAN Rumus konsensus

Larutan RL atau larutan salin seimbang lainnya : 2-4ml x kg BB x %luas luka bakar. Separuh diberikan dalam 8jam pertama sisanya 16jam selanjutnya.

Rumus Parkland/Baxterlarutan RL : 4ml x kg BB x %luas luka bakar. Hari 1 : sama seperti rumus konsensus, hari 2 : bervariasi, di tambahkan koloid.

Rumus Evanskoloid : 1ml x kg BB x % luas luka bakarelektrolit (saline) : 1ml x kg BB x %luas luka bakarglukosa (5% dalam air) : 2000ml untuk kehilangan insensible.Hari 1 : sama seperti rumus konsensus. Hari 2 : separuh dari cairan eletrolit dan koloid yang diberikan pada hari sebelumnya

Page 14: Luka Bakar

Rumus Brooke armykoloid : 0,5 x kg BB X %luas luka bakarelektrolit (larutan RL) : 1,5 x kg BB x% luka bakarglukosa (5%dalam air) : 2000ml untuk kehilangan insensible.Hari 1 : sama seperti rumus konsensus. Hari 2 : separuh dari cairan koloid, seperti elektrolit separuh dari cairan koloid, separuh elekrolit, seluruh penggantian cairan insensible. Luka bakar derajat II dan III yang melebihi 50% luas permukaan tubuh dihitung berdasarkan 50% luas permukaan tubuh.

Page 15: Luka Bakar

Contoh kasus : Tn. A (50th) dengan BB 58kg, TB 160cm,

dan luas luka bakar 50%. Berapa ml larutan RL yang harus diberikan untuk memenuhi kebutuhan cairan berdasarkan rumus Baxter ?

Rumus Baxter : Larutan RL : 4 ml x kg BB x %luas luka bakar

Hitung : 4 x 58 x 50 = 11.600 ml/24 jam Rencana pemberian cairan : 8 jam

pertama = 5800 ml, 16 jam berikutnya = 5800 ml.

Page 16: Luka Bakar

Pemeriksaan Diagnostik

Hitung darah lengkap Elektrolit serum Urine Foto rontgen dada EKG Albumin serum Fotografi luka bakar

Page 17: Luka Bakar

Penatalaksanaan 6C

Clouting : singkirkan semua pakaian terbakar atau bahan yang menempel

Cooling : dinginkan daerah yang terkena luka Cleaning : pembersihan dilakukan dengan

menggunakan zat anastesi Chemoprophylaxis : pemberian anti tetanus Covering : penutupan luka bakar dengan

kassa Comforting : mengurangi rasa nyeri dengan

obat.

Page 18: Luka Bakar

Asuhan keperawatan cedera luka bakar pada fase akut

1. PengkajianPada minggu pertama sesudah terjadi luka bakar berfokus pada berbagai perubahan hemodinamika, proses kesembuhan luka, rasa nyeri dan respon psikososial serta deteksi dini komplikasi. Pengkajian terhadap volume isi lambung yang tersisa (residu) dan nilai pH pada pasien yang dipasang selang nasogastric. Ciri-ciri pengkajian luka bakar yang penting mencakup ukuran, warna, bau, eskar, eksudat, pembentukan abses di bawah eskar, calon pertumbuhan epitel (kumpulan sel-sel yang kecil dan menyerupai mutiara pada permukaan luka), perdarahan, penampakan jaringan granulasi, kemajuan proses pencangkokan kulit serta lokasi donor, dan kualitas kulit di sekitarnya. Pengkajian lain yang signifikan dan harus terus dilaksanakan ditujukan pada rasa nyeri dan respons psikososial, berat badan tiap hari, asupan kalori, status hidrasi secara umum dan kadar elektrolit, hemoglobin, serta hematocrit dalam serum. Pengkajian terhadap perdarahan yang berlebihan dari pembuluh darah di dekat daerah yang menjalani eksplorasi bedah dan debridemen juga diperlukan.

Page 19: Luka Bakar

2. Diagnosis keperawatan Aktual/risiko tinggi kelebihan volume cairan b.d pemulihan

kembali integritas kapiler dan perpindahan cairan dari ruang intertisial ke dalam intravascular.

Risiko tinggi infeksi b.d hilangnya barier kulit dan terganggunya respons imun.

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d hipermetabolisme dan kebutuhan bagi kesembuhan luka.

Gangguan integritas kulit b.d luka bakar terbuka Nyeri b.d saraf yang terbuka, kesembuhan luka dan

penanganan luka bakar. Hambatan mobilitas fisik b.d edema luka bakar, rasa nyeri

dan kontraktur persendian. Koping tiak afektif b.d perasaan takut serta ansietas,

berduka, dan ketergantungan pada petugas kesehatan.

Page 20: Luka Bakar

3. Rencana keperawatan Nyeri b.d saraf yang terbuka, kesembuhan luka dan penanganan luka bakar. Tujuan : dalam waktu 1x24 jam nyeri berkurang/hilang atau teradaptasi.

Kriteria evaluasi :Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi. Skala nyeri 0-1 (0-4).Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.Pasien tidak gelisah.

Intervensi :1. Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST secara periodik atau apabila ada keluhan dari pasien secara subjektif.2. Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan noninvasif.3. Lakukan manajemen nyeri :Atur posisi fisiologisIstirahatkan klienBerikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjungAjarkan teknik relaksasi pernapasan dalamAjarkan teknk distraksi pada saat nyeriLakukan manajemen sentuhan4. Lakukan perawatan luka secara efisien.5. Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik.

Page 21: Luka Bakar

Gangguan integritas kulit b.d luka bakar terbukaTujuan: Dalam 12 x 24 jam integritas kulit membaik secara optimal.Kriteria evaluasi: Pertumbuhan jaringan membaik dan lesi psoarisis berkurang.Intervensi Kaji kerusakan jaringan kulit yang terjadi pada klien. Lakukan tindakan peningkatan integritas jaringan.

Pada perawatan luka tertutup: Lakukan pergantian balutanpada perawatan luka bakar tertutup. Evaluasi kondisi luka bakar dan tutup luka  Pilih penggunaan kasa untuk pembalut luka. Lakukan komunikasi efektif Penuhi kebutuhan balutan oklusif terutama pada perawatan luka

bakar dengan graft. Lakukan perawatan balutan oklusif.

Pada perawatan luka terbuka: Kaji keperluan perawatan luka bakar terbuka. Fasilitas lingkungan untuk perawatan luka bakar terbuka. Kolaborasi untuk intervensi debridemen.

Page 22: Luka Bakar

Referensi Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan

Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC.

Muttaqin, Arif. 2011. Asuhan Keperawatan Sistem Integumen. Jakarta : Salemba Medika.

Wilkinson, Judith M. 2016. Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA-I, Intervensi NIC, Hasil NOC Edisi 10. Jakarta : EGC.

http://www.riyawan.com (diakses pada tanggal 13 Februari 2017).

Page 23: Luka Bakar

THANK YOU