31
MAKALAH KESEHATAN GIGI DAN LINGKUNGAN SERTA PENDEKATAN KESEHATAN PADA ANAK USIA DINI Guna memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan AUD Dengan Dosen pengampu J.S. Sukarjo, M.Si Disusun oleh kelompok 10: 1. Nurifah Mei Aryani K8110041 2. Yogi Ardiani K8110061 VI B PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

kesehatan gigi dan pendekatannya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kesehatan gigi dan pendekatannya

MAKALAH

KESEHATAN GIGI DAN LINGKUNGAN SERTA

PENDEKATAN KESEHATAN PADA ANAK USIA DINI

Guna memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan AUD

Dengan Dosen pengampu J.S. Sukarjo, M.Si

Disusun oleh kelompok 10:

1. Nurifah Mei Aryani K8110041

2. Yogi Ardiani K8110061

VI B

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: kesehatan gigi dan pendekatannya

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

1. Halaman Judul ………………………………………… i

2. Daftar Isi ………………………………………… ii

3. Bab I Pendahuluan ………………………………………… 1

a) Latar Belakang ………………………………………… 1

b) Rumusan Masalah ………………………………………… 2

4. Bab II Pembahasan ………………………………………… 3

a) Kesehatan Lingkungan dan Gigi ………………………… 3

b) Pendekatan kesehatan pada …………..…………….. 9

Anak Usia Dini

c) Gejala Penyakit yang Sering ………………………… 13

Dialami Anak

5. Bab III Penutup …………………………………………. 17

a) Kesimpulan …………………………………………. 17

b) Saran …………………………..……………… 17

Daftar Pustaka ………………………………………… 18

Page 3: kesehatan gigi dan pendekatannya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua orang tua mendambakan anak-anaknya untuk sehat dan cerdas. Anak

yang sehat dapat dilihat secara langsung. Mereka tumbuh dengan tinggi badan,

berat badan yang sesuai usianya, dan daya tahan tubuh yang baik sehingga jarang

sakit. Begitu pula dengan cerdas, banyak orang tua dengan bangga bercerita

anaknya usia lima tahun sudah kelas 1 SD, dan tiga tahun sudah bisa membaca.

Usaha orang tua untuk menstimulasi kecerdasan intelektual anak demikian luar

biasa.

Penelitian yang dilakukan oleh James R. Flynn dari Universitas Otago, New

Zealand yang hasil penelitiannya dikenal dengan nama Flynn effect, membuktikan

bahwa telah terjadi peningkatan IQ di hampir seluruh negara di dunia sebesar 20

poin sejak alat ukur ini ditemukan lebih dari 100 tahun lalu. Hal ini disebabkan

adanya perubahan pola asuh dan meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Namun,

di Indonesia sendiri masih terdapat beberapa masalah terkait kesehatan anak seperti

kekurangan gizi dan pola hidup sehat yang masih kurang. Undang-undang nomor

23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyatakan bahwa “Pemerintah wajib

memenuhi hak-hak anak, yaitu tentang kelangsungan hidup, pertumbuhan dan

perkembangannya serta perlindungan demi kepentingan terbaik anak”. Untuk itu

perlu upaya pendidikan yang berbasis kesehatan pada tingkatan Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) sebagai upaya intervensi Tumbuh Kembang Anak yang optimal,

sehingga upaya tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip dasar konvensi hak-hak

anak, yaitu non diskriminasi, kepentingan yang terbaik bagi anak, hak untuk hidup,

kelangsungan hidup, dan perkembangan, dan penghargaan terhadap pendapat anak.

Pendidikan berbasis kesehatan harus dipandang sebagai investasi untuk

peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sekaligus investasi untuk

mendukung pembangunan ekonomi dan pendidikan, serta berperan penting dalam

upaya penanggulangan kemiskinan. Oleh karenanya pelaksanan pendidikan

berbasis kesehatan bukanlah tanggung-jawab pemerintah saja namun merupakan

tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat termasuk swasta.

Page 4: kesehatan gigi dan pendekatannya

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka rumusan

masalahnya adalah

1. Bagaimanakah memelihara kesehatan lingkungan, diri sendiri, dan keluarga

khususnya terkait kesehatan gigi?

2. Bagaimanakah cara melakukan pendekatan kesehatan terhadap anak usia dini?

3. Penyakit apa sajakah yang sering dialami oleh anak?

Page 5: kesehatan gigi dan pendekatannya

BAB II

PEMBAHASAN

I. KESEHATAN LINGKUNGAN DAN GIGI

A. Pengertian Kesehatan Gigi

Kesehatan gigi menurut Mass Prerevention adalah kesehatan gigi dan mulut

yang bersifat peningkatan pencegahan umum Suwelo (1992) juga mengemukakan

bahwa “kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan manusia

seutuhnya, dengan demikian upaya-upaya dalam bidang kesehatan gigi pada

akhirnya akan turut berperan dalam peningkatan kualitas dan produktivitas sumber

daya manusia”. Supriyatno (2004) menguatkan dalam penelitian lebih lanjut

dengan menemukan banyak penyakit yang berkaitan dengan kondisi gigi yang

bermasalah.

B. Pentingnya Kesehatan Gigi Anak

Struktur gigi terbentuk saat janin di dalam kandungan berusia 6-8 minggu.

Kemudian pada sekitar umur 6 bulan setelah lahir gigi susu akan muncul. Gigi yang

muncul diawali dengan gigi susu seri bagian bawah kemudian disusul gigi seri

bagian atas. Fungsi gigi susu tidak hanya fungsi pengunyahan sebagai proses awal

pencernaan, melainkan juga sebagai petunjuk jalan bagi gigi tetap yang ada di

bawahnya. Setiap gigi sudah ada pola tempat tinggal masing-masing.

Pencabutan gigi susu sebelum waktunya akan mengacaukan sistem

keseimbangan di dalam susunan gigi di dalam mulut. Pencabutan yang terlalu awal

akan menyebabkan terjadinya pergeseran gigi di sebelahnya, sehingga terjadi

penyempitan ruang pada lengkung gigi. Akibatnya gigi tetp tidak memperoleh

ruang cukup dan akan tumbuh gigi tetap dengan susunan gigi yang berjejal. Alasan

itulah kesehatan gigi susu sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan

gigi tetap dan perlu adanya perawatan.

C. Cara Mengurangi Rasa Sakit Ketika Gigi Tumbuh

Usia munculnya gigi susu yang normal adalah antara usia 4-6 bulan dan paling

lambat adalah usia antara 20-26 bulan.gigi susu yang muncul terlambat (retardasi)

dapat terjadi pada anak yang ibuny mengalami kekurangan gizi pada saat hamil.

Page 6: kesehatan gigi dan pendekatannya

Gejala-gejala yang timbul saat gigi muncul adalah gusi terasa gatal, keluar

banyak air liur dan demam. Cara-cara agar rasa sakit pada bayi ketika giginya

tumbuh yakni:

1. Memberikan biskuit bayi dengan tekstur keras tetapi dapat hancur saat terkena

air liur.

2. Menyediakan mainan karet yang bisa dia gigit.

3. Memberi pijatan ringan pada gusi bayi dengan telunjuk yang telah dibersihkan

atau bisa Anda gunakan kain lembut yang telah dibasahi air hangat.

4. Biarkan dia menikmati dot bayi untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada gusi,

terutama pada malam hari saat dia tertidur.

Apabila bayi mogok makan karena giginya membuat tidak nyaman, maka

harus mengonsultasikan hal tersebut pada ahli kesehatan. Sekalipun tidak nyaman

dengan gigi barunya, bayi tetap harus mendapat nutrisi.

D. Faktor Pengaruh dalam Kesehatan Gigi

Kesehatan pada gigi memang harus dijaga agar tidak menimbulkan berbagai

kelainan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan pada gigi antara

lain:

1. Gizi makanan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa benih gigi

seudah terbentuk waktu janin (embrio) berusia 6-8 minggu dalam kandungan.

Kandungan kalsium dalam makanan atau minuman akan membantu

pembentukan tulang dan gigi.

2. Jenis makanan, jenis makanan yang mudah lengket dan menempel digigit

seperti permen dan coklat, makanan ini sangat disukai oleh anak-anak. Namun

hal ini akan mengakibatkan gangguan. Makanan tadi mudah tertinggal dan

melekat pada gigi dan bila terlalu sering dan lama akan berakibat tidak baik.

Makanan yang manis dan lengket tersebut akan bereaksi di mulut dan asam

yang merusak email gigi.

3. Kebersihan gigi, dengan membiasakan pada anak-anak untuk selalu menyikat

giginya atau berkumur-kumur setiap selesai makan atau sebelum tidur.

4. Kepekatan air ludah, pada orang-orang yang mempunyai air ludah yang sangat

pekat dan sedikit akan lebih mudah giginya menjadi berlubang dibandingkan

dengan air ludah yang encer dan banyak, sebab pada anak yang berair ludah

Page 7: kesehatan gigi dan pendekatannya

pekat dan sedikit maka sisa makanan akan mudah menempel pada permukaan

gigi (Moestopo, 1982).

E. Cara Merawat Gigi Anak

Perawatan gigi adalah upaya yang dilakukan agar gigi tetap sehat dan dapat

menjalankan fungsinya. Gigi yang sehat adalah gigi yang bersih tanpa adanya

lubang. Namun tidak hanya itu, gigi yang sehat juga akan memancarkan energi

positif sehingga si Pemiliknya menjadi sangat menarik. Anak-anak pun harus sejak

dini dibiasakan untuk merawat giginya. Langkah-langkah dalam merawat gigi anak

adalah sebagai berikut:

1. Menggosok gigi minimal 2 kali sehari. Waktu terbaik untuk menggosok gigi

adalah setelah makan dan sebelum tidur. Menggosok gigi setelah makan

bertujuan mengangkat sisa-sisa makanan yang menempel di permukaan ataupun

di sela-sela gigi dan gusi. Sedangkan menggosok gigi sebelum tidur berguna

untuk menahan perkembangbiakan bakteri dalam mulut karena dalam keadaan

tidur tidak diproduksi ludah yang berfungsi membersihkan gigi dan mulut

secara alami.

2. Mengganti sikat gigi 3-4 bulan sekali. Sikat gigi yang dipilih adalah sikat

berbulu lembut dengan kepala sikat yang dapat menjangkau semua bagian gigi.

Sikat gigi untuk anak berukuran kecil dengan tangkai yang mudah di genggam

dengan bulu halus tetapi kuat. Bagian ujung kepala sikat menyempit agar

mudah menjangkau bagian dalam. Anak 1-5 tahun bisa memakai sikat dengan 3

deret bulu. Di usia 6 tahun ke atas (periode gigi geligi bercampur), selain sikat

dengan 3 deret bulu dapat pula dipakai sikat dengan 4 deret bulu.

3. Memakai sikat lidah, lidah bisa menjadi tempat berkumpulnya bakteri yang

dapat menyebabkan bau mulut.

4. Pemberian pasta gigi untuk balita tidak dianjurkan. Menggosok gigi balita

sebaiknya tidak menggunakan pasta gigi namun cukup digosok dan diberi

minum air (air matang) karena balita belum bisa berkumur sehingga kurang

tepat kalau diberikan pasta gigi. Untuk anak usia 3 tahun keatas sebaiknya

dianjurkan berkumur pada saat menggosok gigi, diberikan pasta gigi kira-kira

0,5 cm atau sebesar biji kacang polong, usahakan berkumur menggunakan air

yang sudah masak karena anakbelum begitu mahir berkumur yang

dikhawatirkan anak menelan air dan pasta gigi.

Page 8: kesehatan gigi dan pendekatannya

5. Menghindari makanan yang banyak mengandung gula dan manis, seperti sirup,

permen, dan cokelat.

6. Membiasakan untuk makan buah-buahan segar. Selain baik untuk kesehatan,

seratnya dapat membantu menghilangkan kotoran yang ada di gigi.

7. Mengkonsumsi makanan yang seimbang dan kaya kalsium, seperti susu, keju,

telur, teri, bayam, katuk, sawi, dan agar-agar.

8. Berkonsultasi ke dokter gigi. Pada kenyataannya, perawatan gigi yang

dilakukan secara personal tidaklah cukup. Gigi juga memerlukan perawatan

secara profesional, terlebih pada gigi sensitif atau gigi yang telah terlanjur

mengalami kerusakan, misalnya, gigi berlubang.

9. Memperkenalkan anak dengan gelas setelah ASI, bukan botol susu. Minuman

yang mengandung gula jika diberikan melalui botol, akan menetes pada gigi

secara konstan dan dalam waktu yang panjang. Berbeda dengan jika diminum

menggunakan sendok atau gelas yang akan terteguk dan tertelan langsung. Juga

jangan berikan susu dari botol sambil ia beranjak tidur karena di malam hari,

produksi saliva berkurang sehingga tidak bisa melindungi gigi dari produksi

asam.

Selain cara-cara umum yang dilakukan untuk merawat gigi anak, adapula cara

merawat mulut dan gigi berdasarkan usia anak. Cara merawat mulut anak atau bayi

pada saat usia 0 – 6 bulan, antara lain:

1. Membersihkan gusi bayi dengan kain lembab, setidaknya dua kali sehari

2. Jangan biarkan bayi anda tidur sambil minum susu dengan menggunakan botol

susunya.

3. Membersihkan mulut bayi dengan kain lembab setelah menyusui

4. Jangan menambah rasa manis pada botol susu dengan madu atau sesuatu yang

manis.

Cara merawat mulut dan gigi bayi pada usia 7-12 bulan, yaitu:

1. Bertanya pada dokter terkait kandungan fluor dalam gigi anak

2. Membersihkan mulut bayi dengan kain lembab setelah menyusui

3. Jangan membiarkan bayi tidur dengan botol susunya (sambil minum susu dari

botol) kecuali air putih.

4. Memberikan air putih bila bayi anda ingin minum diluar jadwal minum susu

Page 9: kesehatan gigi dan pendekatannya

5. Saat gigi mulai tumbuh, mulai membersihkannya dengan menggunakan kain

lembab. Setiap permukaan gigi dan batas antara gigi dengan gusi harus

dibersihkan, karena makanan seringkali tertinggal di permukaan itu.

6. Saat gigi geraham bayi mulai tumbuh, mulai gunakan sikat gigi yang kecil

dengan permukaan lembut dan dari bahan nilon.

7. Jangan gunakan pasta gigi dan ingat untuk selalu membasahi sikat gigi dengan

air.

8. Memeriksakan gigi anak anda ke dokter gigi, setelah 6 bulan sejak gigi pertama

tumbuh, atau saat usia anak setahun.

Cara merawat mulut dan gigi bayi pada usia 13-24 bulan adalah

1. Mulailah perkenalkan pasta gigi berfluoride

2. Jangan biarkan anak tidur dengan botol susu (sambil minum susu dari botol),

kecuali air putih.

3. Menggunakan pasta gigi seukuran sebutir kacang hijau.

4. Menyikat gigi anak setidaknya dua kali sehari (sehabis sarapan dan sebelum

tidur di malam hari.

Agar gigi tetap sehat, ada pula kebiasaan-kebiasaan yang harus dihindari.

Kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah menggosok gigi terlalu keras, menggunakan

asta gigi yang salah, tidak menggunakan dental floss, sering minum minuman

bersoda, makanan yang meninggalkan noda, mengkonsumsi camilan yang tidak

sehat, menggunakan gigi sebagai alat bantu membuka bungkus makanan,

mengabaikan masalah gigi, menghindari dokter gigi, mengabaikan masalah pada

bibir

F. Konsep Menggosok Gigi pada Anak

Kegiatan menggosok gigi memang perlu dibiasakan sejak usia dini, namun

terkadang orang tua ataupun guru kurang memperhatikan konsep menggosok gigi

yang baik bagi anak. Menurut Endah Kusumawardani (2011) langkah-langkah

menggosok gigi yang baik bagi anak sebagi berikut:

1. Gosok gigi searah, dari atas ke bawah untuk gigi atas; dan sebaliknya dari

bawah ke atas untuk gigi bawah. Inilah prinsip menyikat “dari merah ke putih”

Page 10: kesehatan gigi dan pendekatannya

atau dari gusi ke ujung gigi agar kotoran yang tersapu tidak balik lagi. Gerakan

searah juga menjaga kesehatan gusi.

2. Buatlah gerakan mengeluarkan kotoran dari sela-sela gigi.

3. Gosoklah perlahan semua permukaan gigi mulai dari bagian dalam, tengah, dan

luar.

4. Bersihkan juga langit-langit, dinding mulut, dan permukaan. Usahakan air yang

digunakan untuk menggosok gigi bersih dan jernih. Untuk anak yang baru

belajar berkumur sediakan air matang.

5. Jangan berkumur terlalu banyak supaya masih tersisa fluoride untuk menjaga

kekuatan gigi.

Agar kegiatan menggosok gigi menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi

anak, cara-cara yang dapat dilakukan oleh orang tua maupun guru, misalnya

dengan:

1. Suasana selalu yang menarik.

Anak perlu didampingi menggosok gigi sambil mengajak mereka bermain “kuis

gigi” atau menuturkan cerita mengenai bahayanya kuman bagi kesehatan gigi

mereka. Selain memberikan informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut, cara

ini akan kegiatan menyikat gigi sebagai hal yang selalu dinantikan oleh si kecil.

Maka orang tua harus kreatif menciptakan lingkungan, keadaan, dan kegiataan

menyikat gigi sebagai sesuatu yang menyenangkan bagi si kecil.

2. Berikan point reward.

Hargailah semua usaha yang si kecil lakukan. Buatlah tabel “Si Jagoan Gigi”

yang berisikan kotak-kotak stiker yang siap ditempelkan setiap kali mereka

berhasil menggosok gigi secara benar setiap hari. Berikan “penghargaan” pada

setiap pencapaian yang mereka lakukan. Cara ini akan makin memotivasi si

kecil makin giat menyikat gigi.

G. Masalah Kesehatan Gigi yang Sering Mucul

Hal yang perlu diperhatikan bagi orang tua maupun guru adalah masalah-

masalah kesehatan pada gigi yang sering muncul pada anak, agar penanganan yang

dilakukan dapat secepat mungkin sehingga masalah tersebut tidak mengganggu

kesehatan anggota tubuh yang lain.

Page 11: kesehatan gigi dan pendekatannya

Masalah-masalah kesehatan gigi yang dimaksud, yaitu:

1. Caries Gigi

Caries gigi (gigi berlubang) merupakan kerusakan enamel, dentil dan semen

yang berlangsung secara progresif. Insiden pembentukan caries gigi yang paling

tinggi terdapat pada usia kanak-kanak. Setelah usia 25 tahun jarak terbentuk

caries yang baru sekalipun lubang-lubang lama akan melebar. Timbulnya caries

dapat dicegah antara lain dengan pemberian fluorisasi untuk menguatkan gigi,

sikat gigi yang efisien untuk melepaskan dental plaugue/plag gigi, perubahan

diet (mengurangi jumlah maupun frekuensi gula pasir) dan perawatan gigi yang

terakhir (Marry E. Beck, 1995).

2. Gingivitis

Gingivitis adalah suatu inflamasi pada jaringan gusi, merupakan penyakit

penyangga gigi yang paling ringan. Faktor-faktor penyebabnya yaitu adanya

plag, impaksi makanan, karies dan adanya penurunan daya tahan tubuh

seseorang (Mansjoer, Arief, dkk, 2001).

II. PENDEKATAN KESEHATAN PADA ANAK USIA DINI

A. Pemahaman Kesehatan pada Anak Usia Dini

1. Pengertian kesehatan

Menurut WHO yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan yang meliputi

kesehatan fisik, mental dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit

cacat dan kelemahan. 

2. Kesehatan pada Anak Usia Dini

Anak sehat dapat langsung dilihat. Mereka tumbuh dengan tinggi badan, berat

badan yang sesuai usianya, dan daya tahan tubuh yang baik sehingga jarang

sakit. Begitu pula dengan kecerdasannya.

B. Pemeliharaan Kesehatan pada Anak Usia Dini

1. Ruang Lingkup

Pendidikan berbasis kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu

hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai

dengan UUD 1945 pasal 28 H ayat (1) dan Undang-undang nomor 23 Tahun

1992 tentang Kesehatan.

Page 12: kesehatan gigi dan pendekatannya

Dibidang kesehatan, pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan

menyelenggarakan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

yang optimal sejak dalam kandungan. Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan

berkembang, yaitu :

a. Kasih sayang dan perlindungan

b. Makanan bergizi seimbang (sejak lahir sampai 6 bulan hanya ASI saja,

sesudah 6 bulan sampai 2 tahun ASI ditambah makanan pendamping ASI).

c. Imunisasi dasar dan suplementasi vitamin A

d. Pendidikan dan pengasuhan dini

e. Perawatan kesehatan dan pencegahan kecacatan, cedera dan lingkungan

yang sehat dan aman

f. Orang tua berkeluarga berencana

2. Faktor Penyebab Terjadinya Masalah-Masalah Kesehatan Anak

a. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi sebagai salah satu penyebab, masih terdapatnya kantong-

kantong kemiskinan dan jika pihak-pihak terkait tidak ikut berpartisipasi

dalam pemberdayaan keluarga, penuntasan kemiskinan ini akan

mengakibatkan timbulnya peristiwa gizi buruk dan masalah kesehatan

lainya yang berkepanjangan pada anak-anak usia dini.

b. Faktor Pendidikan

Pendidikan yang berbasis kesehatan selalu mengingatkan kita semua bahwa

usia anak balita merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam

tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan perkembangan anak

selanjutnya. Upaya pengembangan seluruh potensi anak balita dimulai agar

pertumbuhan dan perkembangannya tercapai secara optimal. Hal ini sesuai

dengan hak anak, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang no. 23 tahun

2002 tentang perlindungana anak yang menyatakan bahwa: “setiap anak

berhak untuk hidup, tumbuh berkembang dan berpartisipasi secara wajar

sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”. Sehubungan dengan itu

setiap anak berhak memperoleh pendidikan dalam rangka mengembangkan

pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.

Page 13: kesehatan gigi dan pendekatannya

c. Faktor Lingkungan

Pendekatan kesehatan kepada anak usia dini memang harus dikenalkan oleh

lingkungan sekitar anak, terdapat tiga lingkungan pendidikan dalam rangka

mewujudkan hal tersebut. Tiga lingkungan pendidikan yang dimaksud

adalah:

1) Lingkungan Pendidikan Keluarga

Pengasuhan Anak Usia Dini dalam keluarga yang dipraktekkan oleh ibu,

ayah, nenek, bibi dan lain-lain dalam memberikan makanan/minuman,

pemeliharaan kesehatan dan pemberian stimulan itu dibutuhkan kasih

sayang, ketulusan dan kesabaran. Sehingga memberikan kemungkinan

secara optimal tumbuh-kembang anak menjadi sehat jasmani rohani dan

anak menikmati dunia bermain dengan penuh keceriaan.

2) Lingkungan Masyarakat

Dalam masyarakat anak bergaul dengan orang lain sehingga secara

langsung maupun tidak langsung akan saling mempengaruhi pada

pembentukan kepribadian anak. Lingkungan masyarakat secara kultural

memberikan rangsangan yang memungkinkan terjadinya perubahan

yang memerlukan adanya penyesuaian-penyesuaian agar terjadi

keseimbangan antara aspek kehidupan yang berlangsung secara alami

dan berkesinambungan. Untuk itu perlu adanya layanan pendidikan

yang mempersiapkan anak balita sehingga mereka hidup yang lebih

berkualitas.

3) Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan formal yang dilaksanakan

pada suatu lembaga tertentu yang telah terstruktur dan mempunyai

program yang baku. Berbagai bentuk layanan pendidikan bagi anak

balita termasuk pembiasaan secara dini terhadap kesehatan anak sendiri

dan membiasakan anak menjadi lebih mandiri serta belajar menjaga

kesehatan diri.

Page 14: kesehatan gigi dan pendekatannya

C. Program Pendidikan Anak Usia Dini yang Berbasiskan Kesehatan

Ada beberapa kegiatan pendidikan yang berbasiskan kesehatan, antara lain:

1. Motivasi Hidup Sehat

Motivasi dengan penyuluhan dengan melibatkan orang tua  secara individual

dan massal bagi kelangsungan hidup secara sehat, dilakukan dengan pelatihan

oleh mitra lembaga. Selama ini sudah terbiasa masyarakat mengabaikan

makanan bergizi, orang tua membiarkan anak untuk membeli jajanan yang

mengandung zat berbahaya. Hidup sehat ini perlu dirasakan sebagai kebutuhan

oleh orang tua balita. Kebutuhan dipandang sebagai pembangkit, penguatan

atau pengegrak perilaku (Tampubolon: 2004) jadi dengan kegiatan motivasi,

berpola hidup sehat kemudian merubah pandangan masyarakat, dan

menyadarkan mereka terhadap makna kesehatan, serta mengaplikasikannya

dalam perbuatan sehari-hari sehingga tercipta lingkungan keluarga sehat.

2. Peningkatan Kualitas Gizi Anak

Peningkatan status gizi anak boleh dianggap sebagai salah satu cara dalam

menanggulangi masalah gizi di masyarakat.. Kusum P.Shah (1988)

menekankan bahwa kesehatan manusia pada masa yang akan datang bergantung

pada status gizi ibunya. Peran ibu dalam menentukan status gizi anak jelas

sudah dimulai dari sejak anak di dalam kandungan, saat menyusui dan balita

bahkan sampai si anak itu mulai mandiri, hal ini bukan saja dari malnutrisi yang

didapat anak dari sang ibu, tetapi juga sejak awal kelahiran sampai enam bulan

pertama di saat mana anak sesungguhnya tercukupi kebutuhannya total dari ASI

(ASI ekskiusif) jika ibu tersebut cukup sehat.  Seorang ibu yang sehat dan tidak

pernah mempunyai sejarah kurang gizi maka sampai enam bulan pertama cukup

memberikan proteksi bagi anaknya terhadap kekurangan gizi. Bahkan setelah

lewat enam bulan dengan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASl) yang

benar akan tetap memberikan perlindungan yang baik bagi si anak.

Page 15: kesehatan gigi dan pendekatannya

III. GEJALA PENYAKIT YANG SERING DIALAMI ANAK

Setiap anak pasti memiliki masanya untuk sehat dan masanya untuk sakit.

Penyakit-penyakit yang menyerang anak tidak dapat disepelekan begitu saja. Karena

penyakit juga merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

anak. Sehingga sangat perlu bagi pendidik untuk mengetahui gejala suatu penyakit dan

langkah pertolongan pertamanya.

A. Demam

Demam atau kenaikan suhu tubuh bukanlah suatu penyakit, melainkan tanda-tanda

bahwa kesehatan anak menurun. Demam sering terjadi saat tumbuh gigi pertama.

Suhu tubuh juga akan meninggi sehabis memperoleh imunisasi DPT (difteria,

pertusis, dan tetanus), namun hanya berlangsung kira-kira 24 jam. Anak dikatakan

demam, bila suhu tubuhnya di atas 〖37,5〗^o C. Hal yang perlu dilakukan, yaitu

menidurkan anak dalam ruang ber-AC atau berkipas angin, memakaikan pakaian

yang tipis, jangan diselimuti dengan selimut tebal (kecuali si anak menggigil)

karena justru akan meningkatkan suhu tubuh, kemudian anak diberi banyak minum.

Air yang diberikan kepada anak misalnya air putih, susu, air jeruk, sari buah, atau

kaldu hangat yang membuat anak akan mudah berkeringat sehingga suhu tubuh

menurun.Untuk menurunkan suhu tubuh bisa dibantu dengan mengompres kening

dengan lap atau handuk basah. Selama suhu tubuhnya masih tinggi, kompres tetap

perlu. Upaya menurunkan suhu tubuh ini perlu untuk mencegah terjadinya kejang-

kejang atau setip.

B. Diare

Penyebab diare umumnya makanan. Bisa karena keracunan makanan atau karena

kuman dalam makanan. Kalau makanannya beracun, gejala utamanya muntah, baru

diikuti diare. Sedangkan karena kuman pada makanan, biasanya diare dulu baru

kemudian muntah. Ketika anak terkena diare, anak segera diberikan banyak air.

Pemberian susu formula dan jus buah dihentikan sementara. Namun, ASI tetap

dilanjutkan. Bila diare berkelanjutan, bisa terjadi ketidakseimbangan cairan tubuh

sehingga timbul dehidrasi. Kondisi dehidarasi inilah yang paling dikhawatirkan

meski diare pada dasarnya akan sembuh sendiri.

Tanda-tanda dehidrasi antara lain anak menangis tanpa air mata, mulut dan bibir

kering, selalu merasa haus. Air seni keluar sedikit dan berwarna gelap, ada kalanya

Page 16: kesehatan gigi dan pendekatannya

tidak keluar sama sekali, mata cekung atau terbenam. Pada bayi tanda dehidrasi

bisa dilihat dari ubun-ubun yang menjadi cekung, anak mengantuk, kulit pucat atau

kekenyalan tubuh berkurang, dan bekas cubitan tidak cepat kembali normal. Untuk

mengatasinya, anak perlu diberi cairan sebanyak mungkin

C. Alergi

Gelaja umum dari alergi, yakni bersin-bersin, mata berair, hidung tersumbat,

ingusan, dan gatal. Anak biasanya menggaruk-garuk hidungnya dengan punggung

tangannya. Bila sedang terserang, disarankan anak dihindarkan dari penyebab alergi

tersebut. Kalau penyebabnya debu, seisi kamarnya harus bebas debu dan

diusahakan tidak lembap. Tirai, karpet, dan sejenisnya disingkirkan.

D. Influenza

Influenza sebenarnya bukan penyakit berbahaya yang disebabkan sejenis virus.

Penyakit ini umumnya menyerang sebagai wabah dan akan berlangsung selama 3 –

4 hari. Jarang menimbulkan komplikasi, sekalipun disertai demam tinggi. Namun,

kalau daya tahan tubuh penderita menurun, maka infeksi sekunder, seperti

pneumonia, bronkitis, infeksi telinga atau sinusitis, dapat muncul. Untuk

mengatasinya, anak perlu cukup istirahat dan diberi cukup cairan. Sari buah atau air

bisa untuk mengganti cairan yang hilang karena berkeringat. Kopi, teh, dan susu

tidak dianjurkan untuk diberikan.

E. Gondong

Gondong juga kerap diderita anak-anak. Penyebabnya sejenis virus yang

menyerang kelenjar ludah, yaitu paratiroid kelenjar ludah besar di depan telinga.

Sering pula terjadi pada kelenjar di bawah rahang dan biasanya kedua sisi yang

terkena. Beristirahat di tempat tidur dapat mengurangi kemungkinan terjadinya

komplikasi dan mempercepat penyembuhan. Tidak berlaku pantangan makanan dan

minuman, tapi makanan yang lunak dan mudah dicerna sangat dianjurkan.

Makanan seperti agar-agar, serikaya, sup kaldu, dan sayuran yang dihaluskan. Perlu

cukup minum untuk menggantikan cairan yang keluar melalui keringat.

Page 17: kesehatan gigi dan pendekatannya

F. Radang Amandel

Amandel adalah suatu bagian dari jaringan limfa yang terletak di kedua sisi bagian

belakang tenggorokan. Amandel ini akan mengalami pembesaran atau radang jika

terjadi infeksi baik oleh bakteri atau virus. Tapi biasanya amandel tersebut akan

kembali ke bentuk semula setelah infeksi berakhir. Radang amandel pada anak-

anak memiliki ciri-ciri:

1. Sakit tenggorokan lebih dari 48 jam dan biasanya disertai dengan kesulitan

menelan.

2. Tenggorokan berwarna merah disertai dengan amandel yang membesar atau

bisa juga terlihat titik-titik putih pada daerah amandel.

3. Badan demam yang disertai dengan suhu tinggi.

4. Terlihat adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening di bawah rahang dan

di leher.

5. Anak merasakan sakit kepala.

6. Suara anak berubah menjadi serak atau kehilangan suara.

Jika gejala-gejala tersebut tidak hilang atau berkurang selama 3 hari, maka

sebaiknya orang tua membawa anaknya ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan

lebih lanjut seperti usap tenggorokan untuk mengetahui penyebabnya. Radang

amandel disebabkan infeksi oleh virus (coxsackie virus, adenovirus atau Epstein-

Barr virus). Jika radang amandel disebabkan oleh bakteri, biasanya dokter akan

memberikan obat antibiotik untuk menghilangkan infeksi tersebut. Tapi jika

disebabkan oleh virus, maka anak diusahakan untuk banyak minum air putih,

mengonsumsi makanan yang lunak serta diberikan obat untuk mengurangi gejala

yang ada. Anak yang mengalami radang amandel diserta dengan hidung meler dan

diare lebih banyak disebabkan oleh virus. Pengaturan makanan pada anak penderita

radang amandel adalah :

1. Usahakan anak untuk minum banyak air atau cairan seperti sari buah, susu,

terutama selama demam.

2. Berikan makanan dalam bentuk lunak sehingga mempermudah anak

mengunyah makanan.

3. Sebaiknya hindari minum es, sirup, es krim, gorengan, makanan yang

diawetkan, makanan dan snack yang menggunakan penyedap rasa.

Page 18: kesehatan gigi dan pendekatannya

4. Berikan makanan sumber antiooksidan (beta karoten, vitamin C, vitamin E)

untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak, seperti sayuran hijau, labu kuning,

tomat, wortel, jeruk, stroberi, kiwi, jambu biji,melon, kacang-kacangan, hati,

telur, dan susu.

Page 19: kesehatan gigi dan pendekatannya

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bertolak dari pembahasan yang telah disampaikan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa cara untuk memelihara kesehatan gigi terutama pada anak-anak

yaitu dengan menggosok gigi minimal 2 kali sehari, mengganti sikat gigi 3-4 bulan

sekali, memakai sikat lidah, menghindari makanan yang banyak mengandung gula

dan manis, membiasakan untuk makan buah-buahan segar, mengkonsumsi

makanan yang seimbang dan kaya kalsium, berkonsultasi ke dokter gigi, dan

emperkenalkan anak dengan gelas setelah ASI, bukan botol susu. Cara pendekatan

kesehatan untuk anak usia dini dilakukan melalui berbagai lingkungan pendidikan

yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Penyakit yang sering dialami

oleh anak-anak adalah demam, diare, alergi, influenza, gondong, dan radang

amandel.

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan adalah untuk menjaga kesehatan gigi anak,

orang tua ataupun orang dewasa harus menjadi teladan terhadap anaknya, dan

mempelajari perkembangan gigi setiap tahapnya, agar kesehatan gigi anak

terpantau dengan baik. Pendekatan kesehatan yang dilakukan kepada anaka tentu

dengan metode atau teknik yang menarik agar anak dapat belajar mandiri tanpa ada

paksaan, hal ini merupakan tugas oranng tua dan pendidik. Pendidik dan orang tua

juga harus mengenali beberapa gejala penyakit dan mempelajari pemberian

pertolongan pertamanya sebelum dibawa ke rumah sakit atau dokter.

Page 20: kesehatan gigi dan pendekatannya

DAFTAR PUSTAKA

Ernawati. (2010). Pahami Pertumbuhan Hari demi Hari Bayi Anda!. Yogyakarta:

garailmu.

http://amandel.org

http://bidanku.com/index.php?/pentingnya-menjaga-kesehatan-gigi-anak-sejak-dini

http://budakulin.wordpress.com/2012/10/31/pendekatan-pembelajaran-paud-

berbasiskan-kesehatan/

http://health.kompas.com/read/2013/03/20/10034963/

Perawatan.Gigi.Susu.Pengaruhi.Gigi.Permanen

http://macammacampenyakit.com/penyebab-penyakit-amandel/

http://ravictory.blogspot.com/2013/03/5-penyakit-sering-dialami-anak-anak.html

http://www.buahuntukdiet.com/cara-menjaga-kesehatan-gigi-dan-mulut-pada-anak.html

http://www.parenting.co.id/article/bayi/3.penyakit.sering.dialami.bayi/

001/002/229

http://www.specialistdentalgroup.com/id/pelayanan/kedokteran_gigi_anak.php

Malik, Abdul. (2009). Tata Cara Merawat Balita. Yogyakarta: Garailmu.

Maulani, Chaerita dan Jubilele E. (2005). Kiat Merawat Gigi Anak. Jakarta: Gramedia.

Undang-Undang 1945 Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.