24
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat terdiri atas orang yang saling berinteraksi dan berbagi budaya bersama. Masyarakat mutlak harus ada bagi tiap individu oleh sebab ia merupakan “pusaran” tempat nilai-nilai, barang-barang, ataupun peralatan untuk hidup diperoleh. Juga, individu mutlak harus ada bagi tiap masyarakat oleh sebab lewat aktivitas dan kreasi individu- lah seluruh nilai material suatu peradaban diperoleh. Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal- hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainya. Apabila suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan materil dari pada kehormatan. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan perbedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda. Bentuk-bentuk lapisan masyarakat berbeda-beda dan banyak sekali. Lapisan-lapisan tersebut tetap ada, sekalipun dalam masyarakat kapitalis, demokratis, komunistis Dan lain sebagainya. Lapisan masyarakat mulai ada sejak manusia mulai mengenal adanya kehidupan bersama didalam organsisasi sosial. Lapisan masyarakat memiliki banyak bentuk-bentuk kongkrit. Akan tetapi, secara prinsipil bentuk-bentuk tersebut dapat di klasifikasikan ke 1

Ilmu sosial budaya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ilmu sosial budaya

BAB  1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat terdiri atas orang yang saling berinteraksi dan berbagi budaya

bersama. Masyarakat mutlak harus ada bagi tiap individu oleh sebab ia merupakan

“pusaran” tempat nilai-nilai, barang-barang, ataupun peralatan untuk hidup diperoleh.

Juga, individu mutlak harus ada bagi tiap masyarakat oleh sebab lewat aktivitas dan

kreasi individu-lah seluruh nilai material suatu peradaban diperoleh. Setiap masyarakat

senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat

yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu, akan

menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainya. Apabila

suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan materil dari pada kehormatan. Gejala

tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan perbedaan posisi seseorang

atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda.

Bentuk-bentuk lapisan masyarakat berbeda-beda dan banyak sekali. Lapisan-

lapisan tersebut tetap ada, sekalipun dalam masyarakat kapitalis, demokratis, komunistis

Dan lain sebagainya. Lapisan masyarakat mulai ada sejak manusia mulai mengenal

adanya kehidupan bersama didalam organsisasi sosial. Lapisan masyarakat memiliki

banyak bentuk-bentuk kongkrit. Akan tetapi, secara prinsipil bentuk-bentuk tersebut

dapat di klasifikasikan ke dalam tiga macam kelas yaitu yang ekonomis, politis, dan yang

didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat. Umumnya, ketiga bentuk

kelompok tadi mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lainya, di mana terjadi

saling mempengaruhi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai

berikut:

a) Pengertian lapisan masyarakat (stratifikasi sosial)?

b) Bagaimana proses terjadinya lapisan masyarakat?

c) Kelas-kelas dalam Mayarakat?

d) Dasar-dasar Lapisan Mayarakat?

e) Unsur-unsur Lapisan Masyarakat?

f) Mobilitas Sosial?

1

Page 2: Ilmu sosial budaya

g) Perlunya Sistem Lapisan Masyarakat

C. Tujuan Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini penyusun memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1. Secara Umum

Agar mahasiswa dan pembaca mampu mengetahui perlunya Sistem Lapisan Sosial

di Masyrakat

2. Secara Khusus

a) Mahasiswa bisa mendeskripsikan makna stratifikasi sosial dengan mendalam.

b) Kita bisa mengetahui asal usul terjadinya stratifikasi sosial dalam kelompok

masyarakat.

c) dapat meneliti sifat-sifat stratifikasi sosial masyarakat antara yang baik untuk

ditiru dan yang tidak pantas untuk ditiru

2

Page 3: Ilmu sosial budaya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lapisan Masyarakat (stratifikasi sosial)

Stratifikasi berasal dari bahasa latin “stratus” yang artinya lapisan/tingkatan. Di

dalam masyarakat terdapat sejumlah lapisan dengan jumlah yang berbedabeda. Hal itu

tidak lain karena di masyarakat terjadi perbedaan sosial.

Sedangkan secara terminologi, stratifikasi sosial artinya pembedaan penduduk

atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atas dasar kekuasaan, hak-hak

istimewa dan prestise.

Menurut Pitirim A. Sorokin, stratifikasi social adalah perbedaan penduduk atau

masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat. Pitirim A. Sorokin juga

mengatakan bahwa lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum

dalam masyarakat yang hidup teratur. Lapisan-lapisan kelas secara bertingkat dapat

dibedakan menjadi tiga unsur, yaitu kelas atas, menengah, dan kelas bawah. Golongan

yang berada dalam kelas atas adalah golongan yang memiliki banyak uang, kekuasaan,

dan mungkin juga kehormatan.

Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-

orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis

menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

Stratifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai

penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam

lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.

B. Terjadinya Lapisan Lasyarakat

Sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses

pertumbuhan masyarakat itu. Akan tetapi, ada pula yang dengan sengaja di susun untuk

mengejar suatu tujuan bersama. Alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi

dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan, kerabat

seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu.

Secara teoritis, semua manusia di anggap sederajat. Akan tetap, sesuai dengan

kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah dimikian. Perbedaan atas

3

Page 4: Ilmu sosial budaya

lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap

masyarakat.

Pedoman untuk meneliti pokok-pokok terjadinya proses lapisan dalam

masyarakat.

1. pada sistem pertentangan yang ada dalam masyarakat, sistem dimikian hanya

mempunyai arti khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu.

2. Sistem lapisan dapat di analisis dalam arti-arti sebagai berikut.

a. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti penghasilan, kekayaan, dan

keselamataan.

b. Sistem pertanggaan yang di ciptakan oleh para warga masyarakat.

c. Kriteria sistem pertentengan dapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan

kelompok kerabat tertentu, milik, dan wewenang atau kekuasaan.

d. Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara berpakaian,

perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi.

e. Mudah sukarnya bertukar kedudukan.

f. Solidaritas di antara individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki

kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat seperti:

1) Pola-pola interaksi (struktur klik,keanggotaan organisasi, perkawinan dan

sebagainya).

2) Kesamaan atau ketidaksamaan sistem percayaan, sikap dan nilai-nilai.

3) Kesadaran akan kedudukan masing-masing.

4) Aktifitas sebagai organ kolektif.

Sistem lapisan masyarakat yang dengan sengaja di susun untuk mengajar suatu

tujuan bersama. Hal itu biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang

resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti pemerintah, prusahaan, partai politik,

angkatan bersenjata atau perkumpulan.kekuasaan dan wewenang merupakan unsur

khusus dalam sistem lapisan. Unsur tersebut memepunyai sifat yng lain dari uang, tanah,

benda-benda ekonomis, ilmu pengetahuan, atau kehormatan.

Akan tetapi, apabila suatu masyarakat hendak hidup dengan teratur, kekuasaan

dan wewenang yang ada harus di bagi dengan teratur pula sehingga jelas bagi setiap

orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang dalam organisasi, secara

vertikal dan horizontal. Apabila kekuasaan dan wewenang tidak di bagi secara teratur,

kemingkinan besar sekali akan terjadi pertentangan-pertentangan yang dapat

membahayakan keutuhan masyarakat.

4

Page 5: Ilmu sosial budaya

C. Sifat Sistem Lapisan Masyarakat

Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya, pelapisan sosial dibedakan

menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem

pelapisan sosial campuran.

1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)

Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan

mobilitas (perpindahan) dari satu lapisan ke lapisan sosial yang lain. Dalam sistem

ini, satu-satunya kemungkinan untuk masuk pada status tinggi dan terhormat dalam

masyarakat adalah karena kelahiran atau keturunan.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)

Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota

strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertical maupun horizontal.

Setiap orang memiliki kesempatan berusaha untuk menaikkan, menurunkan,

maupun menstabilkan statusnya. Contoh: Seorang miskin karena usahanya bias

menjadi kaya, atau sebaliknya.Seorang yang rendah tingkat pendidikannya dapat

memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dengan usaha yang gigih.

3. Stratifikasi Sosial Campuran

Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan

terbuka. Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan

terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh

kedudukan rendah. Maka ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok

masyarakat di Jakarta.

D. Kelas-Kelas Dalam Masyarakat (social classes)

Kelas sosial adalah semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukannya di

dalam suatu lapisan, sedangkan kedudukan mereka itu di ketahui serta di akui oleh

masyarakat umum.

Ada beberapa pendapat tentang kelas sosial, yaitu:

Kurt.B.Mayer, istilah kelas sosial hanya di pergunakan untuk lapisan yang

bersandarkan atas unsur-unsur ekonomis, sedangkan lapisan yang berdasarkan atas

kehormatan kemasyarakatan di namakan kelompok kedudukan (status group).

Max Weber, membuat perbedaan antara dasar-dasar ekonomis dan dasar-dasar

kedudukan sosial, dan tetap menggunakan istilah kelas bagi semua lapisan. Adanya kelas

yang bersifat ekonomis di baginya lagi dalam kelas yang bersandarkan atas pemilikan

5

Page 6: Ilmu sosial budaya

tanah dan benda-benda, sarta kelas yang bergerak dalam bidang ekonomi dan

menggunakan kecakapanya. Adanya golongan yang mendapat kehormatan khusus dari

masyarakat dan di namakan stand.

Joseoh Schumpeter, terbentuknya kelas dalam masyarakat di perlukan untuk

menyesuaikan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata, akan tetapi makna

kelas dan gejala-gejala kemasyarakatan lainya hanya dapat di mengerti dengan benar

apabila di ketahui riwayat terjadinya. Definisi lain dari kelas adalah berdasarkan

beberapa kriteria tradisional, yaitu:

1. Besar jumlah anggotanya,

2. Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban

warganya,

3. Kelanggengan,

4. Tanda/lambang-lambang yang merupakan ciri khas,

5. Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu terhadap kelompok lain),

6. Antagonisme tertentu.

Sehubungan dengan kriteria tersebut di atas, kelas menyediakan kesempatan atau

fasilitas-fasilitas hidup tertentu. ( life chances ) bagi anggotanya.

E. Dasar Lapisan Masyarakat

Di antara lapisan teratas dengan lapisan terendah, terdapat lapisan yang

jumlahnya relatif banyak. Biasanya lapisan teratas tidak hanya memiliki satu macam saja

dari apa yang di hargai oleh masyarakat. Akan tetapi, kedudukan yang tinggi itu bersifat

komulatif. Artinya mereka yang mempunyai banyak uang akan mudah sekali dalam

mendapatkan apa yang mereka inginkan, kekuasaan, dan mungkin juga kehormatan.

Kriteria-kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota

masyarakat ke dalam lapisan-lapisan adalah:

1. Ukuran kekayaan,

Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota

masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki

kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem

pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan

digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara

lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara

6

Page 7: Ilmu sosial budaya

berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya dalam

berbagi kepada sesama

2. Ukuran kekuasaan,

Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati

lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan.

Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya

dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau

sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

3. Ukuran kehormatan,dan

Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan.

Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem

pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada

masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang

banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang

berprilaku dan berbudi luhur.

4. Ukuran ilmu pengetahuan.

Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang

menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan

akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang

bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar

akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya

dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor.

Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang

disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga

banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh

gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan

seterusnya.

F. Unsur-unsur Lapisan Masyarakat

Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan

masyarakat adalah kedudukan ( status ) dan peranan ( role ). Kedudukan dan peranan

merupakan unsur-unsur dalam sistem lapisan, dan mempunyai arti yang penting bagi

sistem sosial. Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antar

individu-individu tersebut. Dalam hubungan timbal balik tersebut, kedudukan dan

7

Page 8: Ilmu sosial budaya

peranan individu mempunyai arti yang penting karena langgengnya masyarakat

tergantung pada keseimbangan kepentingan-kepentingan individu termaksut.

1. Kedudukan ( status )

Kedudukan di artikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu

kelompok sosial. Kedudukan sosial diartikan adalah tempat seseorang secara umum

dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan

pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Secara abstrak,

kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu.

Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan yaitu

sebagai berikut:

a. Ascribed Status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa

memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan

tersebut memperoleh karena kelahiran. Pada umumnya ascribed status di jumpai

pada masyarakat-masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup, misalnya

masyarakat fiodal, atau masyarakat di mana sistem lapisan tergantung pada

perbedaan rasial. Namun demikian, ascribed status tak hanya dijumpai pada

masyarakat-masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup. Pada sistem lapisan

terbuka juga ada.

b. Achieved status adalah kedudukan yang di capai oleh seseorang dengan usaha-

usaha yang di sengaja. Kedudukan ini tidak diproleh atas dasar kelahiran. Akan

tetapi, bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung pada kemampuan masing-

masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya, setiap orang

dapat menjadi hakim asalkan memenuhi persyaratan tertentu.

c. Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu assigned status,

yang merupakan kedudukan yang di berikan. Assigne-status tersebut sering

mempunyai hubungan yang erat dengan achieved status, dalam arti bahwa suatu

kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada

seseorang yang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi

kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

8

Page 9: Ilmu sosial budaya

2. Peranan ( role )

Peranan ( role ) merupakan aspek dinamis kedudukan ( status). Apabila

seseorang meleksanakan hak dan kewajibanya sesuai dengan kedudukanya, dia

menjankan suatu peranan. Pembeda antara kedudukan dengan peranan adalah untuk

kepentingan ilmu pengetahuan.keduanya tidak dapat di pisah-pisahkan karena yyang

satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan

atau kedudukan tanpa peranan.

Sabagai mana halnya dalam kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti.

Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola

pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang

perbuatanya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang di berikan oleh

masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan adalah karena bisa mengatur prilaku

seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat

meramalkan perbuatan-perbutan orang lain hubungan-hubungan sosial yang ada

dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam

masyarakat. Peranan juga di atur oleh norma-norma yang berlaku.

Peranan yang melekat pada seseorang harus di bedakan dengan posisi dalam

pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat yaitu social position

merupakan unsur statis yang menunjukan tepat individu pada organisasi masyarakat.

Peranan mencakup tiga hal, yaitu nsebagai berikut;

a. Peranan meliputi norma-norma yang di hubungkan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian

peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan

kemasyarakatan.

b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat di lakukan oleh individu

dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat di katakan sebagai prilaku individu yang penting bagi struktur

sosial masyarakat.

G. Lapisan yang Sengaja Disusun

Di mana telah diterangkan bahwa ada lapisan yang sengaja disusun, dalam suatu

organisasi formal oleh mereka yang berwenang untuk itu. Secara panjang lebar hal itu

disusun oleh Chester F. Barnard dalam karangannya yang berjudul The Function of

9

Page 10: Ilmu sosial budaya

Status Sistem. Menurut Barnard, sistem pembagian kedudukan pada pokoknya

diperlukan secara mutlak agar organisasi dapat bergerak secara teratur untuk mencapai

tujuan yang di niatkan oleh para penciptanya.

Sistem kedudukan dalam organisasi formal timbul karena perbedaan-perbedaan

kebutuhan, kepentingan, dan kemampuan individual yang mencakup hal-hal sebagai

berikut:

1. Perbedaan kemampuan individu. Kemampuan khusus yang di miliki seseorang dan di

akui oleh masyarakat menyebabkan yang bersangkutan memiliki kedudukan tertentu.

2. Perbedaan-perbedaan yang menyangkut kesukaran-kesukaran untuk melakukan

bermacam-macam jenis pekerjaan.

3. Perbedaan kepentingan masing-masing jenis pekerjaan.

4. Keinginan pada kedudukan yang formal sebagai alat sosial atau alat organisasi.

5. Kebutuhan akan perlindungan bagi seseorang.

H. Mobilitas Sosial ( Social Mobility )

Mobilitas adalah pergerakan atau perpindahan, sedangkan sosial adalah

masyarakat. Jadi mobilitas sosial adalah suatu proses pergerakan naik(social climbing)

atau turunnya(social sinking) status seseorang atau kelompok masyarakat.

menurut HORTON, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari suatu kelas

sosial ke kelas sosial lainnya. Dengan demikian MOBILITAS SOSIAL hanya terjadi

pada kelas sistem stratifikasi sosial yg terbuka tidak menganut sistem stratifikasi tertutup

atau kasta.

1. Pengertian Umum dan jenis-jenis Gerak Sosial

Gerak sosial atau social mobility adalah suatu gerak dalam struktur sosial

( social strukture ) yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok

sosial. Struktur sosial mencangkup sifat-sifat hubungan antara individu dalam

kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.

Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua yaitu, gerak sosial horizontal dan

gerak sosial vertikal. Gerak sosial harizontal merupakan peraliahan individu atau

objek-objek sosial lainnya yang sederajat. Contohnya adalah seseorang yang beralih

kewarganegaraan beralih pekerjaan yang sederajat atau mungkin juga peralihan, atau

gerak objek-objek sosial. Gerak sosial vertikal adalah sebagai perpidahan individu

atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan yang lainnya, yang tidak

10

Page 11: Ilmu sosial budaya

sederajat. Sesuai dengan arahnya, maka terdapat dua jenis gerak sosial yang vertikal,

yaitu yang naik ( social climbing ) dan yang turun ( social sinking ).

Gerak sosial vertikal naik mempunyai dua bentuk utama yaitu:

a. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam

kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan tersebut telah ada.

b. Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian di tempatkan pada

derajat yang lebih tinggi, dari kedudukan individu-individu pembentuk

kelompok tersebut.

Gerak sosial vertikal yang menurun mempunyai dua bentuk utama yaitu:

a. Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.

b. Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa disintegrasi

kelompok sebagai kesatuan.

2. Tujuan Penelitian Gerak Sosial

Para sosiologi meneliti gerak sosial untuk mendapatkan keterangan-

keterangan perihal keteraturan dan kekuasaan struktur sosial. Para sosiologi

mempunyai perhatian yang khusus terhadap kesulitan-kesulitan yang secara relatif di

dalami oleh individu-individu dan kelompok-kelompok sosial dalam mendapatkan

kedudukan yang terpandang oleh masyarakat dan yang merupakan objek dari suatu

persaingan.

Dalam sistem lapisan terbuka, kedudukan yang hendak di capai, tergantung

pada usaha dan kemampuan si individu. Memang benar bahwa anak seorang

pengusaha misalnya mempunyai peluang yang lebih baik dan lebih besar dari pada

anak seorang tukang sapu jalan. Akan tetapi, kedudukan dalam masyarakat tidak

menutup kemungkinan bagi anak tukang sapu untuk memperoleh kedudukan yang

lebih tinggi dari kedudukan yang semula di punyainya. Bahkan sebaliknya, sifat

terbuka dalam sistem lapisan dapat mendorong dirinya untuk mencapai kedudukan

yang lebih tinggi dan lebih terpandang dalam masyarakat,. Namun, kenyataanya

tidak seideal itu. Dalam masyarakat selalu ada hambatan dan kesulitan-kesulitan,

misalnya birokrasi, biaya, kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat,dan

lain sebagainya.

3. Beberapa Prinsip Umum Gerak Sosial yang Vertikal

Gerak sosial horizontal seperti pindah pekerjaan yang sederajat, perpindahan

penduduk ( urbanisasi, transmigrasi, dan lain sebagainya ), bukan di bicarakan

dengan panjang lebar. Bukan karena sengaja terebut tidak penting, tetapi karena

11

Page 12: Ilmu sosial budaya

gerak sosial vertikal lebih penting untuk dijadikan landasan bagi pembangunan.

Prinsip-prinsip umum yang sangat penting bagi gerak sosial vertikal adalah sebagai

berikut:

a. Hampir tak ada masyarakat yang sifat sistem lapisan mutlak tertutup, dimana

sama sekali tak ada gerak sosial yang vertikal.

b. Berapapun terbukanya sistem lapisan dalam suatu masyarakat, tak mungkin gerak

sosial yang vertikal dilakukan dengan yang sebebas-bebasnya. Paling tidak

banyak akan ada hambatan-hambatan. Apabila proses gerak sosial termasuk dapat

dilakukan dengan sebebas-bebasnya, tak mungkin ada stratifikasi sosial yang

menjadi ciri tetap dan umum dari setiap masyarakat.

c. Gerak sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua masyarakat tak ada. Setiap

masyarakat mempunyai ciri-ciri sendiri bagi gerak sosialnya yang vertikal.

d. Laju gerak sosial vertikal yang di sebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik,

serta pekerjaan berbeda.

e. Berdasarkan bahan-bahan sejarah, khususnya dalam gerak sosial vertikal yang di

bedakan faktor-faktor ekonomis, politik dan pekerjaan, tak ada kecendrungan

yang kontinu perihal bertambah atau berkurangnya laju gerak sosial.

4. Saluran Gerak Sosial Vertikal

Menurut Paritim A. Sorokin, gerak sosial vertikal mempunyai saluran-saluran

dalam masyarakat. Proses gerak sosial vertikal melalui saluran tadi disebut social

circulation. Saluran yang terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga

keagamaan, pendidikan, organisasi politik, ekonomi dan keahlian.

Angkatan bersenjata memainkan peranan penting dalam masyarakat dengan

sistem militerisme, atau yang berada dalam keadaan perang, baik melawan musuh

dari luar maupun perang saudara.

Lembaga keagamaan merupakan salah satu saluran penting dalam gerak sosial

vertikal. Setiap ajaran agama menganggap manusia mempunyai keadaan sederajat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pemuka-pemuka agama bekerja keras untuk

menaikan kedudukan orang-orang dari lapisan rendah dalam masyarakat.

Lembaga pendidikan seperti sekolah, pada umumnya merupakan saluran

kongkrit gerak sosial yang vertikal. Bahkan sekolah-sekolah dapat di anggap sebagai

social elevator yang bergerak dari kedudukan-kedudukan yang paling rendah ke

kedudukan yang paling tinggi. Kadang-kadang di jumpai dimana sekolah-sekolah

tertentu hanya dapat di masuki oleh golongan-golongan masyarakat yang tertentu,

12

Page 13: Ilmu sosial budaya

misalnya dari lapisan atas, atau dari suatu ras tertentu. Sekolah-sekolah yang

demikian bila dapat di masuki oleh lapisan yang rendah akan menjadi saluran gerak

sosial yang vertikal.

Organisasi politik seperti partai politik dapat memberi peluang besar bagi para

anggotanya untuk naik dalam pertanggaan kedudukan. Apabila ia mempunyai

kemampuan beragitasi, berorganisasi, dan sebagainya. Pada masyarakat yang

demokratis dimana lembaga pemilihan umum memegang peranan penting dalam

pembentukan kepemimpinan, organisasi-organisasi politik mempunyai peranan yang

sama, walaupun dalam bentuk yang lain.

Bagaimana juga dengan wujudnya suatu organisasi ekonomi umpamanya

perusahaan mobil, perusahaan impor ekspor, dan lain-lainnya. Organisasi-organisasi

tersebut memegang peranan sebagai saluran gerak sosial yang vertikal. Betapapun

ukuran-ukuran yang menjadi dasar sistem lapisan dalam masyarakat biasanya orang-

orang kayalah yang menduduki lapisan tinggi. Gejala ini juga di jumpai pada

masyarakat tradisional, yang sering di hubungkan dengan upacara-upacara adat yang

harus di lakukan.

I. Perlunya Sistem Lapisan Masyarakat

Manusia pada umumnya bercita-cita agar ada perbedaan kedudukan dan peranan

dalam masyarakat itu tidak ada. Akan tetapi, cita- cita tersebut selalu akan tertumbuk

pada kenyataan yang berlainan. Setiap masyarakat harus menempatkan individu-individu

pada tempat-tempat tertentu dalam struktur sosial dan mendorong mereka untuk

melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai akibat penempatan tersebut. Dengan

demikian, masyarakat menghadapi dua persoalan. yaitu, menempatkan individu-indiiduu

tersebut, dan mendorong agar mereka melaksanakan kewajibannya.

Apabila semua kewajiban selalu sesuai dengan keinginan si individu, dan sesuai

pula dengan kemampuan-kemampuannya dan seterusnya, persoalannya tak akan selalu

sulit untuk di laksanakan. Akan tetapi kenyataan bukanlah demikian. Kedudukan dan

peranan tertentu sering memerlukan kemampuan dan latihan-latihan tertentu. Pentingnya

kedudukann dan peranan tersebut juga tidak selalu sama. Maka, tak akan dihindarkan

bahwa masyarakat harus menyediakan beberapa macam sistem pembalasan jasa sebagai

pendorong agar individu mau melaksanakan kewajiban-kewajjibannya yang sesuai

dengan posisinya dalam masyarakat.

13

Page 14: Ilmu sosial budaya

Dengan demikian, mau tidak mau ada sistem lapisan masyarakat karena gejala

tersebut sekaligus memecahkan persoalan yang di hadapi masyarakat yaitu penempatan

individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorongnya

agar melaksanakan kewajiban yang sesuai dengan kedudukan serta dengan peranannya.

Pengisian tempat-tempat tersebut merupakan daya pendorong agar masyarakat bergerak

sesuai dengan fungsinya. Akan tetapi, wujudnya dalam setiap masyarakat juga berlainan

karena tergantung pada bentuk dan kebutuhan masing-masing masyarakat. Jelas bahwa

kedudukan dan peranan yang di anggap tertinggi oleh setiap masyarakat adalah

kedudukan dan peranan yang di anggap terpenting secara memerlukan kemampuan dan

latihan-latihan yang maksimal.

14

Page 15: Ilmu sosial budaya

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Lapisan masyarakat ( stratifikasi sosial ) adalah perbedaan penduduk atau

masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat ( secara hierarkis ).

2. Sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses

pertumbuhan masyarakat itu. Akan tetapi, ada pula yang dengan sengaja di susun

untuk mengejar suatu tujuan bersama.

3. Kelas-kelas dalam lapisan masyarakat ada tiga yaitu: kelas atas, kelas menengah dan

kelas bawah.

4. Hal yang mewujudkan unsur dalam sistem lapisan masyarakat adalah kedudukan

( status ) dan peranan ( role )

5. Gerak sosial atau social mobility adalah suatu gerak dalam struktur sosial

( social strukture ) yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok

sosial.

B. Saran

Bagi penulis dan pembaca dalam menghadapi perubahan sosial dan perubahan

kebudayaan terlebih harus memfilter jika pengaruhnya dari luar, karena perubahan ini

datang nya dari budaya luar atau karena pengaruh teknologi yang nantinya bisa

menghilangkan kebudayaan kita sendiri. Dan memang perubahan sosial terjadi dengan

cepat jika kita tinggalnya di perkotaan dan lambat terjadinya yang tinggal dipedesaan.

15