29
Evaluasi Program Napza 2012 - 2013 Riza Sarasvita Ka Subdit Napza Kemenkes RI

Evaluasi program napza 2012 2013 for rakernis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Evaluasi Program Napza 2012 - 2013Riza SarasvitaKa Subdit Napza Kemenkes RI

Page 2: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Topik

Aksesibilitas & Tingkat Kepatuhan Program Terapi Rumatan Metadon dan Terapi Anti Retroviral pada Pecandu Heroin Suntik

Alkohol dan Penyakit Kronis di Manado & Gorontalo

Program Wajib Lapor Gangguan Penggunaan Napza

Page 3: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Aksesibilitas & Tingkat Kepatuhan Program Terapi Rumatan Metadon Dan Terapi Anti Retroviral Pada Pecandu Heroin Suntik

Page 4: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Dasar

Hingga Desember 2011, hanya terdapat sekitar 2500 orang pecandu heroin suntik yang aktif mengakses metadon, dimana jumlah ini hanyalah sekitar 2.5% dari estimasi jumlah penasun di Indonesia

masih sedikit pasien metadon dengan HIV positif yang mengakses ART (WHO, 2011), dimana salah satu penyebabnya adalah terbatasnya klinik PTRM menawarkan ART kepada pasien sertahubungan antara klinik metadon dengan klinik ART yang belum terjalin dengan baik.

Page 5: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Latar belakang evaluasi

Dokumentasi berbagai faktor pendukung ataupun penghambat penasun dalam mengakses PTRM maupun ARV

Kajian faktor penentu tingkat kepatuhan penasun pada program PTRM dan ARV

Page 6: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Kriteria Inklusi

Subyek penelitian adalah ODHA penasun yang mengakses PTRM dan ARV di kota Medan, Jakarta, Bogor, Denpasar dan Makassar. Informasi tentang subyek evaluasi diperoleh dari klinik PTRM dan klinik ARV di kota-kota tersebut. Evaluasi merekrut partisipan laki-laki maupun perempuan.

Orang dengan HIV/AIDS; Memiliki riwayat sebagai pecandu heroin suntik

atau masih aktif menjadi pecandu heroin suntik;

Berusia 18 tahun ke atas

Page 7: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Responden

Keikutsertaan program

Frek % Keikutsertaan Program

Frek %

PTRM saja

104 67.5 ARV saja 66 55

PTRM + ARV

50 32.5 ARV + PTRM

54 45

Total 154 120

Page 8: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Latar belakang responden PTRM

Rata-rata (41%) telah ikut metadon selama 3 tahun a (SD 2.7): 8 orang ikut sejak 2003

Riwayat Drop out 18.2%: Kelg sering menginginkan responden

untuk berhenti dari PTRM (“harus ada akhirnya dong...”)

Responden dari Bali tidak memperoleh tekanan untuk berhenti dari siapapun

Page 9: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Latar belakang responden PTRM (2)

Pendorong ikut PTRM: Diri sendiri (69.5%); kelg (26.6%);

penjangkau/konselor (20.1%); pasangan (20.6%)

75.3% mengaku patuh menggunakan metadon sesuai anjuran (signifikan pd peserta dg dosis ≥ 95 mg yg juga memperoleh THD (α ≤ 0.01)

Page 10: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Apakah pernah ikut ARV?Riwayat FrekBelum pernah: 63 (40.9%)

Alasan belum ikut:1. Belum merasa perlu (51%)2. Tdk yakin mampu minum teratur

(11.2%)3. Tdk disarankan petugas kes (10.2%)4. Terapi tdk tersedia (2,04%)5. Alasan Lain (31,94%):belum siap,

CD4 > 350, takut efek samping

Pernah: 63 (40.9%)

Masih aktif hingga saat wawancara: 50 org (79.4%)

Page 11: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Faktor yg berpengaruh pd kepatuhan PTRM

Variabel Odd Ratio

P [95% Conf. Interval]

Pernah DO 0.6 0.413 0,226 – 1.842

Biaya Adm Metadon

0.1 0,001* 0.038 – 0.451

Tanpa THD 0.3 0.006* 0.124 – 0.703

Adanya biaya admin metadon menurunkan kepatuhan 10%, sementara tidak adanya pemberian THD menurunkan kepatuhan

hingga 30%.

Page 12: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Faktor yg berpengaruh pd peserta metadon utk ikut program ARV

Variabel Odd Ratio

P [95% Conf. Interval]

Belum Perlu 0.2 0.277 0.006 – 4.317Tidak Yakin Teratur

0.1 0.05” 0.011 – 0.984

Alasan Lain 0.2 0.372 0.010 – 5.613

Adanya ketidakyakinan dapat minum secara teratur menurunkan

keikutsertaan minum ARV hingga 10%

Page 13: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Latar belakang responden ARV Lamanya responden mengikuti program ARV

beragam, namun sebagian besar (69.8%) mengikuti program ARV < 5 tahun.

Riwayat DO ARV: 15% Pendorong akses ARV:

Diri sendiri 59.2%; dokter/nakes 52.5%; penjangkau 36.&%

Persepsi kepatuhan terapi ARV sesuai anjuran 75.8% : Tidak ada faktor yang berpengaruh secara

signifikan thd kepatuhan responden thd program ARV

Page 14: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Apakah pernah ikut terapi rehab Napza?

No Frek

1 Pernah: 104 (70,8%)Saat ini aktif: 50,8%

Program TR yang pernah diikuti:1. Metadon (58,6%)2. Buprenorfina (12,9%)3. Rehabilitasi rawat inap (44,8%)4. Rawat jalan lainnya (9,5%)5. Pesantren (8,6%)6. Lain Rehab (6,3%)

2 Belum pernah: 43 (29,3%)

Alasan belum pernah ikut program TR:1. Biaya tidak terjangkau (11,3%)2. Tidak merasa perlu terapi (58,1%) “3. Terapi yg dibutuhkan tdk tersedia (4,8%)4. Tidak disarankan petugas kesehatan (3,2%)5. Sibuk bekerja (9,5%)

Page 15: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Kesimpulan

Keikutsertaan responden pada terapi rumatan didorong pada kemauan sendiri (voluntary), sementara ARV memerlukan motivasi tidak saja dari sendiri tetapi juga dorongan petugas kesehatan

Page 16: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Respons Hasil Evaluasi 2012: Permenkes 57/2013 ttg Pedoman Penyelenggaraan PTRM

Selain mengatasi perilaku adiksi opioida, PTRM juga merupakan bagian dari layanan komprehensif berkesinambungan HIV dan AIDS

Semua pasien PTRM wajib ditawarkan tes HIV dan IMS secara teratur, dan bila hasilnya negatif perlu dilakukan tes ulang setiap 6 bulan

Semua pasien PTRM dianjurkan menggunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seks

Pasien dg HIV positif dirujuk ke layanan Pengobatan, Dukungan dan Perawatan (dulu CST)

Page 17: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Program pengurangan dampak buruk alkohol

Page 18: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Latar Belakang

Penggunaan alkohol adalah faktor risiko utama yang ketiga atas status kesehatan yang buruk di seluruh dunia

Telah diterbitkan resolusi WHA63.10 tahun 2010 tentang Strategi Global Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan Alkohol yang merugikan

Penggunaan alkohol yang merugikan adalah satu dari empat faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) spt Kanker, Penyakit Jantung, Diabetes, dll

Page 19: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Implementasi

Penerapan formulir Alcohol Smoking and Substance Use Involvement Screening & Test (ASSIST)

Dilakukan di RSU dan Puskesmas: Sulawesi Utara (prevalensi minum alkohol 17.4%

Riskesdas 2007): kota Manado dan sekitarnya Gorontalo (prevalensi minum alkohol 12.3%

Riskesdas 2007): kota Gorontalo dan sekitarnya Diterapkan pada pasien dengan penyakit

kronis pada poli umum Wawancara dilakukan oleh petugas kesehatan

Page 20: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Hasil

Riwayat penggunaan alkohol terdapat pada: 26.5% pasien dengan gangguan sistem

pencernaan 15.9% pasien dengan gangguan sistem

kardiovaskuler Pengguna alkohol yg minum alkohol

setiap hari memiliki risiko ggn sistem pencernaan 1.6X dibandingkan org yang tdk minum setiap hari

Page 21: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

HASIL ASSIST TH 2013

TDK PERNAH

< 1 KALI PERBULAN

TIAP BULAN

TIAP MINGGU

SELALU05

1015202530

DIGESTIVECARDIOVASKULER

Page 22: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Respons Hasil Program Pengembangan 2013

Penerapan ASSIST dan instrumen lainnya pada poli penyakit dalam di 10 propinsi: Prevalensi tinggi: NTT, Papua Barat,

Maluku, Sultra, Sumut, Kalteng, Bali dan Sulteng

Prevalensi sedang: Kepri dan DKI

Page 23: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Program wajib lapor

Page 24: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Jumlah Pasien Wajib Lapor Berdasarkan Klaim

2011 2012 20130

200

400

600

800

1000

1200

150

45931960

389503

149285

PUSK RS RSJ/RSKO

Page 25: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Profil berdasarkan zat utama yang digunakan

Puskesmas Tanjung Morawa, Sumatra Utara

Ltr belakang: klinik PTRM Zat utama yg disalahgunakan dari

pasien wapor: Shabu 46.7% Ganja 16.7% Heroin 3.3% Campuran (shabu + ganja + heroin):

33.3%

Page 26: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Profil berdasarkan zat utama yang digunakan

RS Ketergantungan Obat Jakarta Ltr belakang: RS spesialis Napza Zat utama yg disalahgunakan dari

pasien wapor: Heroin 76.8% Shabu 11.2% Ganja 2.4% Sedatif 2.4% Campuran: 7.6%

Page 27: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Profil berdasarkan zat utama yang digunakan

RS Jiwa Bengkulu Ltr belakang: rehabilitasi rawat inap

Napza Zat utama yg disalahgunakan dari

pasien wapor: Alkohol: 9.2% Shabu: 48.1% Ganja: 16.7% Campuran: 26%

Page 28: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Respons hasil wajib lapor

Pengembangan Sistem Informasi NAPZA: Pengisian offline, pengiriman online

Pentingnya kualitas asesmen dan perencanaan terapi: Supervisi dan bimtek

berkesinambungan

Page 29: Evaluasi program napza 2012   2013 for rakernis

Terima kasih