Upload
firman-darmawan
View
2.066
Download
313
Embed Size (px)
Citation preview
Pemberontakan Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
Bachtiar SetiawanDeny Agung Saputra
Febti NurviantiFirman Darmawan
Rizky Wulansari
Gerakan ini bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara. Dalam proklamasinya bahwa "Hukum yang
berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah Hukum Islam", lebih jelas lagi dalam undang-undangnya
dinyatakan bahwa "Negara berdasarkan Islam" dan "Hukum yang tertinggi adalah Al Quran dan Hadits".
Proklamasi Negara Islam Indonesia dengan tegas menyatakan kewajiban negara untuk memproduk undang-undang yang berlandaskan syari'at Islam, dan penolakan yang keras terhadap ideologi selain Alqur'an dan Hadits
Shahih.
1. DI/TII Jawa BaratPemimpin
“Sekar Marijan Kartosuwiryo”
Tujuan awal = Untuk menentang penjajah Belanda di Indonesia.
Latar Belakang
-kekecewaan SM Kartosuwiryo terhadap kebijakan Soekarno mengenai faham komunis-Keinginan Darul Islam untuk mendirikan negara islam indonesia (NII)
Akan tetapi, setelah makin kuat, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 dan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII). Upaya penumpasan dengan
operasi militer yang disebut Operasi Bharatayuda.
Dengan taktis Pagar Betis. Pada tanggal 4 juni 1962, Kartosuwiryo berhasil ditanggap oleh pasukan Siliwangi di
Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat. Akhirnya Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati 16 Agustus 1962.
2. DI/TII Jawa Tengah
Pemimpin = Amir Fatah,bekerja sama dengan Kartosuwiryo
bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan
Setelah bergabung dengan Kartosuwiryo, Amir Fatah kemudian diangkat sebagai komandan pertemburan Jawa Tengah dengan
pangkat Mayor Jenderal Tentara Islam Indonesia
Untuk menghancurkan gerakan ini, Januari 1950 dibentuk Komando Gerakan Banteng Negara (GBN) dibawah Letkol
Sarbini.
Pemberontakan di Kebumen dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang dipimpin oleh Kyai Moh. Mahfudz Abdulrachman (Romo Pusat atau Kiai Sumolanggu)
Gerakan ini berhasil dihancurkan pada tahun 1957 dengan operasi militer yang disebut Operasi Gerakan Banteng
Nasional dari Divisi Diponegoro. Gerakan DI/TII itu pernah menjadi kuat karena pemberontakan Batalion 426 di Kedu
dan Magelang/ Divisi Diponegoro. Didaerah Merapi-Merbabu juga telah terjadi kerusuhan-kerusuhan yang
dilancarkan oleh Gerakan oleh Gerakan Merapi-Merbabu Complex (MMC). Gerakan ini juga dapat dihancurkan. Untuk
menumpas gerakan DI/TII di daerah Gerakan Banteng Nasional dilancarkan operasi Banteng Raiders.
3. DI/TII Aceh
Pemimpin : Tengku Daud Beureueh
3. DI/TII Aceh Pemimpin : Tengku Daud Beureueh
Latar Belakang
Adanya berbagai masalah antara lain masalah otonomi daerah, pertentangan antargolongan, serta rehabilitasi dan modernisasi daerah yang
tidak lancar menjadi penyebab meletusnya pemberontakan DI/TII di Aceh.
Pada tanggal 20 September 1953 Tengku Daud Beureueh memproklamasikan daerah
Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia dibawah pimpinan Kartosuwiryo.
Pemberontakan DI/TII di Aceh diselesaikan dengan kombonasi operasi militer dan
musyawarah. Hasil nyata dari musyawarah tersebut ialah pulihnya kembali keamanan
di daerah Aceh.
4. DI/TII Sulawesi Selatan
Pemimpin : Kahar Muzakar
Pemerintah berencana membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke masyarakat. Tenyata Kahar Muzakar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade yang
disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya.
Tuntutan itu ditolak karena banyak diantara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer.
Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakar beserta para pengikutnya melarikan
diri ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan. Kahar Muzakar mengubah nama
pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus
1953.
Tanggal 3 Februari 1965, Kahar Muzakar tertembak mati oleh pasukan TNI.
5. DI/TII Kalimantan Selatan
Pemimpin : Ibnu Hajar (bekas Letnan dua TNI)
Di daerah Kalimantan Selatan, Ibnu Hajar beserta dengan pasukan yang diberi nama Kesatuan Rakyat yan
Tertindas, melakukan berbagai aksi penyerangan terhadap pos-pos TNI di daerah tersebut
Selanjutnya, karena Ibnu Hajar tidak mau menyerah maka pemerintah terpaksa mengambil tindakan tegas guna
menumpas gerombolan Ibnu Hajar.
Pada Tahun 1959 gerombolan tersebut berhasil dihancurkan dan Ibnu Hajar berhasil ditangkap.