18
Pemberontakan Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Bachtiar Setiawan Deny Agung Saputra Febti Nurvianti Firman Darmawan Rizky Wulansari

Pemberontakan DI / TII

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemberontakan DI / TII

Pemberontakan Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia (DI/TII)

Bachtiar SetiawanDeny Agung Saputra

Febti NurviantiFirman Darmawan

Rizky Wulansari

Page 2: Pemberontakan DI / TII

Gerakan ini bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara. Dalam proklamasinya bahwa "Hukum yang

berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah Hukum Islam", lebih jelas lagi dalam undang-undangnya

dinyatakan bahwa "Negara berdasarkan Islam" dan "Hukum yang tertinggi adalah Al Quran dan Hadits".

Proklamasi Negara Islam Indonesia dengan tegas menyatakan kewajiban negara untuk memproduk undang-undang yang berlandaskan syari'at Islam, dan penolakan yang keras terhadap ideologi selain Alqur'an dan Hadits

Shahih.

Page 3: Pemberontakan DI / TII

1. DI/TII Jawa BaratPemimpin

“Sekar Marijan Kartosuwiryo”

Page 4: Pemberontakan DI / TII

Tujuan awal = Untuk menentang penjajah Belanda di Indonesia.

Latar Belakang

-kekecewaan SM Kartosuwiryo terhadap kebijakan Soekarno mengenai faham komunis-Keinginan Darul Islam untuk mendirikan negara islam indonesia (NII)

Page 5: Pemberontakan DI / TII

Akan tetapi, setelah makin kuat, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 dan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII). Upaya penumpasan dengan

operasi militer yang disebut Operasi Bharatayuda.

Dengan taktis Pagar Betis. Pada tanggal 4 juni 1962, Kartosuwiryo berhasil ditanggap oleh pasukan Siliwangi di

Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat. Akhirnya Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati 16 Agustus 1962.

Page 6: Pemberontakan DI / TII

2. DI/TII Jawa Tengah

Pemimpin = Amir Fatah,bekerja sama dengan Kartosuwiryo

Page 7: Pemberontakan DI / TII

bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan

Setelah bergabung dengan Kartosuwiryo, Amir Fatah kemudian diangkat sebagai komandan pertemburan Jawa Tengah dengan

pangkat Mayor Jenderal Tentara Islam Indonesia

Page 8: Pemberontakan DI / TII

Untuk menghancurkan gerakan ini, Januari 1950 dibentuk Komando Gerakan Banteng Negara (GBN) dibawah Letkol

Sarbini.

Pemberontakan di Kebumen dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang dipimpin oleh Kyai Moh. Mahfudz Abdulrachman (Romo Pusat atau Kiai Sumolanggu)

Page 9: Pemberontakan DI / TII

Gerakan ini berhasil dihancurkan pada tahun 1957 dengan operasi militer yang disebut Operasi Gerakan Banteng

Nasional dari Divisi Diponegoro. Gerakan DI/TII itu pernah menjadi kuat karena pemberontakan Batalion 426 di Kedu

dan Magelang/ Divisi Diponegoro. Didaerah Merapi-Merbabu juga telah terjadi kerusuhan-kerusuhan yang

dilancarkan oleh Gerakan oleh Gerakan Merapi-Merbabu Complex (MMC). Gerakan ini juga dapat dihancurkan. Untuk

menumpas gerakan DI/TII di daerah Gerakan Banteng Nasional dilancarkan operasi Banteng Raiders.

Page 10: Pemberontakan DI / TII

3. DI/TII Aceh

Pemimpin : Tengku Daud Beureueh

Page 11: Pemberontakan DI / TII

3. DI/TII Aceh Pemimpin : Tengku Daud Beureueh

Latar Belakang

Adanya berbagai masalah antara lain masalah otonomi daerah, pertentangan antargolongan, serta rehabilitasi dan modernisasi daerah yang

tidak lancar menjadi penyebab meletusnya pemberontakan DI/TII di Aceh.

Page 12: Pemberontakan DI / TII

Pada tanggal 20 September 1953 Tengku Daud Beureueh memproklamasikan daerah

Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia dibawah pimpinan Kartosuwiryo.

Pemberontakan DI/TII di Aceh diselesaikan dengan kombonasi operasi militer dan

musyawarah. Hasil nyata dari musyawarah tersebut ialah pulihnya kembali keamanan

di daerah Aceh.

Page 13: Pemberontakan DI / TII

4. DI/TII Sulawesi Selatan

Pemimpin : Kahar Muzakar

Page 14: Pemberontakan DI / TII

Pemerintah berencana membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya disalurkan ke masyarakat. Tenyata Kahar Muzakar menuntut agar Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade yang

disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya.

Tuntutan itu ditolak karena banyak diantara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer.

Page 15: Pemberontakan DI / TII

Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakar beserta para pengikutnya melarikan

diri ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan. Kahar Muzakar mengubah nama

pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus

1953.

Tanggal 3 Februari 1965, Kahar Muzakar tertembak mati oleh pasukan TNI.

Page 16: Pemberontakan DI / TII

5. DI/TII Kalimantan Selatan

Pemimpin : Ibnu Hajar (bekas Letnan dua TNI)

Page 17: Pemberontakan DI / TII

Di daerah Kalimantan Selatan, Ibnu Hajar beserta dengan pasukan yang diberi nama Kesatuan Rakyat yan

Tertindas, melakukan berbagai aksi penyerangan terhadap pos-pos TNI di daerah tersebut

Page 18: Pemberontakan DI / TII

Selanjutnya, karena Ibnu Hajar tidak mau menyerah maka pemerintah terpaksa mengambil tindakan tegas guna

menumpas gerombolan Ibnu Hajar.

Pada Tahun 1959 gerombolan tersebut berhasil dihancurkan dan Ibnu Hajar berhasil ditangkap.