15
RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-1 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa lalu Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Sintang diselenggarakan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, serta Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 3.1.1. Pengelolaan Pendapatan Daerah Sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dan Undang- undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sumber pendapatan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Sintang meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sintang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba perusahaan milik daerah/hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Sedangkan Dana Perimbangan meliputi Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil Pajak, dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak. Selama tahun 2006-2010, pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Sintang rata-rata sebesar 7,02% per tahun. Untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD), meski sumbangannya dalam total pendapatan daerah relatif masih kecil namun rata-rata pertumbuhan PAD (11,13% per tahun) lebih tinggi dibandingkan

Pad sintang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pad sintang

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-1

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA

KERANGKA PENDANAAN

3.1. Kinerja Keuangan Masa lalu

Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Sintang diselenggarakan

berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Peraturan

Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 59 Tahun 2007 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, serta Peraturan Daerah yang

mengatur tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

3.1.1. Pengelolaan Pendapatan Daerah

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dan Undang-

undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,

sumber pendapatan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Sintang

meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain

Pendapatan Daerah Yang Sah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sintang terdiri dari pajak daerah,

retribusi daerah, bagian laba perusahaan milik daerah/hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Sedangkan

Dana Perimbangan meliputi Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana

Bagi Hasil Pajak, dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak.

Selama tahun 2006-2010, pertumbuhan pendapatan daerah Kabupaten Sintang

rata-rata sebesar 7,02% per tahun. Untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD),

meski sumbangannya dalam total pendapatan daerah relatif masih kecil namun

rata-rata pertumbuhan PAD (11,13% per tahun) lebih tinggi dibandingkan

Page 2: Pad sintang

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-2

dengan rata-rata pertumbuhan penerimaan dana perimbangan (3,73% per

tahun).

Tabel 3.1 Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang, Tahun 2006-2010 (Milyar Rp)

Tahun P.A.D Dana

Perimbangan

Lain2 Pendptn Daerah Yang

Sah

TOTAL PENDAPATAN DAERAH

2006 18.61 504.59 9.64 532.84

2007 20.02 556.62 9.24 585.88

2008 28.45 640.43 35.13 704.01

2009 29.12 583.56 41.14 653.82

2010 26.93 574.40 85.81 687.14 Sumber: Rekapitulasi APBD Kabupaten Sintang, 2006-2010.

Pendapatan daerah pada 2008 mengalami peningkatan 20,16%

dibandingan tahun sebelumnya, dan pada tahun 2009 terjadi penurunan

sebesar 7,13%. Memasuki tahun 2010, pendapatan daerah kembali mengalami

peningkatan sebesar 5,10%.

Gambar 3.1 Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang

Tahun 2006-2010 (Milyar Rp)

Sumber pendapatan daerah yang utama bagi Kabupaten Sintang berasal dari

dana perimbangan, rata-rata kontribusi sebesar 90,70% per tahun selama

periode 2006-2010. Pada periode yang sama, kontribusi PAD dalam

pendapatan daerah rata-rata sekitar 3,86% per tahun dan kontribusi Lain-lain

PAD yang sah rata-rata sekitar 5,43%.

Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang, Tahun 2006-2010

PAD 3.49% 3.42% 4.04% 4.45% 3.92%

Dana Perimbangan 94.70% 95.01% 90.97% 89.25% 83.59%

Lain2 Pendptn Daerah Yang Sah 1.81% 1.58% 4.99% 6.29% 12.49%

2006 2007 2008 2009 2010

Page 3: Pad sintang

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-3

Struktur pendapatan daerah demikian mencerminkan terbatasnya kemampuan

keuangan daerah Kabupaten Sintang dari sumber-sumber lokal. Mencermati

struktur pendapatan daerah di atas, tantangan pengelolaan pendapatan daerah

di masa mendatang adalah perlunya optimalisasi sumber-sumber potensial

pendapatan daerah dengan memperhatikan prinsip keberlanjutan fiskal

sehingga ketergantungan terhadap dana perimbangan secara bertahap dapat

dikurangi.

Selanjutnya, kemampuan penerimaan PAD berimplikasi langsung dengan

upaya untuk meningkatkan pelayanan dan kegiatan pembangunan lainnya.

Oleh karenanya, pengelolaan PAD di Kabupaten Sintang pada kurun waktu

2006-2010 diupayakan pada intensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah,

penerimaan hasil laba BUMD dan pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, serta penerimaan lain-lain PAD yang sah mengingat sumber-

sumber PAD ini sangat strategis.

Peluang peningkatan PAD dimungkinkan sejak diberlakukannya Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2009 dengan adanya penambahan objek pajak baru

sehingga optimalisasi penerimaan daerah diupayakan dengan meningkatkan

peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam membayar pajak

maupun retribusi.

Berbagai langkah yang telah dilakukan untuk mengoptimalkan PAD antara lain

adalah pendataan objek dan subjek pajak serta sosialisasi dan penyuluhan

pajak dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat membayar pajak.

Langkah lain yang telah dilakukan adalah penguatan koordinasi antar

dinas/instansi pemungut. Penerimaan retribusi daerah selama tahun 2006-2010

cenderung melebihi penerimaan pajak daerah. Dalam dua tahun terakhir,

retribusi daerah menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi.

Tabel 3.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sintang

Tahun 2006-2010 (Juta Rp)

Tahun Pajak

Daerah Retribusi Daerah

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

Lain2 PAD Yang Sah

TOTAL PAD

2006 1.175,12 9.083,79 - 8.352,86 18.611,76

2007 1.279,98 5.187,25 2.016,00 11.540,16 20.023,39

2008 2.706,18 9.666,45 - 16.074,05 28.446,68

2009 2.304,67 9.846,64 2.685,90 14.279,76 29.116,97

2010 2.245,70 12.292,99 2.919,00 9.472,22 26.929,91

Sumber: Rekapitulasi APBD Kabupaten Sintang, 2006-2010.

Page 4: Pad sintang

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-4

Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan sumber utama PAD (pajak

daerah dan retribusi daerah) ternyata lebih rendah dibandingkan dengan Lain-

lain PAD yang sah. Penerimaan lain-lain PAD yang sah menunjukkan kontribusi

yang sangat signifikan, dan menjadi dominan dalam struktur PAD Kabupaten

Sintang.

Gambar 3.2 Struktur Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sintang

Tahun 2006-2010 (Juta Rp)

Struktur PAD Kabupaten Sintang Tahun 2006-2010

Pajak Daerah 6.31% 6.39% 9.51% 7.92% 8.34%

Retribusi Daerah 48.81% 25.91% 33.98% 33.82% 45.65%

Hsl Pengel. Kkyn Daerah 0.00% 10.07% 0.00% 9.22% 10.84%

Lain2 PAD Yang Sah 44.88% 57.63% 56.51% 49.04% 35.17%

2006 2007 2008 2009 2010

Selama tahun 2006-2010, Lain-lain PAD yang sah menyumbang PAD rata-rata

sebesar 48,6% per tahun, retribusi daerah rata-rata sebesar 37,6% per tahun,

dan pajak daerah sebesar 7,5% per tahun. Sedangkan pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan hanya memberikan kontribusi dalam PAD Kabupaten

Sintang rata-rata sebesar 6,0% per tahun.

Mengingat rendahnya kemampuan perpajakan daerah (local taxing power)

selama ini, maka tantangan pengelolaan PAD dalam lima tahun mendatang

antara lain adalah perlunya pengembangan kegiatan ekonomi daerah,

pembenahan administrasi dan perbaikan pelayanan perpajakan untuk

mengoptimalkan penerimaan pajak daerah khususnya dan PAD pada

umumnya.

Penerimaan pajak daerah Kabupaten Sintang selama ini mengandalkan pada

pungutan pajak penerangan jalan, pajak restoran, dan pajak pengambilan

bahan galian C. Sementara penerimaan pajak reklame, pajak hotel dan pajak

hiburan belum memberikan kontribusi yang memadai. Namun dengan

penambahan objek pajak kabupaten menjadi 11 jenis pajak (ekstensifikasi

reguler melalui UU No. 28 Tahun 2009) maka potensi peningkatan penerimaan

pajak daerah masih memungkinkan untuk dioptimalkan.

Page 5: Pad sintang

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-5

Mencermati peluang peningkatan perpajakan daerah saat ini, peningkatan PAD

Kabupaten Sintang dalam lima tahun mendatang dapat ditempuh antara lain

dengan melakukan pemutakhiran data objek dan subjek pajak dan retribusi,

pembenahan dan peningkatan sistem administrasi, mengefektifkan penagihan,

dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, tantangan yang dihadapi adalah

meningkatkan pelayanan publik, mengoptimalkan pengelolaan kekayaan dan

asset daerah, dan memberikan kemudahan perijinan usaha.

Tabel 3.3 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang

Tahun 2006-2010

Page 6: Pad sintang

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-6

Tabel 3.4 Rata-rata Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Sintang

Page 7: Pad sintang

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-7

Tabel 3.5 Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Sintang

No. Uraian 2008 (%)

2009 (%)

2010 (%)

Keterangan

1. Rasio lancar (current ratio) 22,79 2.013,26 58,45 Aktiva Lancar dibagi Hutang Lancar

2. Rasio quick (quick ratio) 21,41 1.935,23 56,59 Aktiva Lancar dikurangi persediaan dibagi hutang lancar

3. Rasio total hutang terhadap total aset

0,00 0,00 0,00 Total hutang dibagi total aktiva

4. Rasio hutang terhadap modal

0,00 0,00 0,00 Total hutang dibagi total modal

Catatan :

Aktiva Lancar 97.669.959.457,57 96.920.301.582,60 114.979.102.705,06

Hutang Lancar 4.284.855.275,00 48.140.900,00 1.967.246.482,00

Persediaan 5.910.561.853,00 3.756.403.689,00 3.661.113.534,00

Total Hutang 4.284.855.275,00 48.140.900,00 1.967.246.482,00

Total Modal (Ekuitas) 1.267.028.766.606,21 1.395.035.406.572,57 1.514.028.554.687,18

Total Aktiva 1.271.313.621.881,21 1.395.083.547.472,57 1.515.995.801.169,18

3.1.2. Pengelolaan Belanja Daerah

Pengelolaan belanja daerah merupakan bagian dari pelaksanaan program

pembangunan untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan.

Oleh karenanya, pengelolaan belanja daerah Kabupaten Sintang didasarkan

pada anggaran berbasis kinerja dengan orientasi pada pencapaian hasil, dan

prinsip transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas. Belanja daerah

diarahkan/difokuskan pada pelaksanaan program-program dan kegiatan dalam

rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan pemenuhan

kebutuhan dasar masyarakat. Selain itu, pemenuhan kebutuhan infrastruktur

daerah secara bertahap mulai dilaksanakan.

Dalam pelaksanaannya, anggaran belanja diklasifikasikan menurut belanja tidak

langsung/belanja aparatur dan belanja langsung/belanja pelayanan publik. Baik

belanja langsung maupun belanja tidak langsung disusun berdasarkan prinsip

efisiensi, efektivitas, ekonomis dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

masing-masing unit kerja. Pengelolaan belanja yang utama adalah

meningkatkan efisiensi melalui anggaran berbasis kinerja, meningkatkan

pelayanan publik, dan mengedepankan alokasi belanja yang ideal antara

belanja tidak langsung dengan belanja langsung.

Belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak secara langsung berkaitan

dengan program/kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja. Belanja tidak

langsung diarahkan untuk mendukung penyelenggaraan operasional

pemerintahan. Sedangkan belanja langsung adalah belanja yang dialokasikan

Page 8: Pad sintang

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-8

untuk melaksanakan suatu program atau kegiatan tertentu. Belanja langsung

diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas tingkat kesejahteraan

masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan kependidikan dan

kesehatan, penyediaan infrastruktur dasar, serta menggiatkan pembangunan

seperti penciptaan lapangan kerja, penanggulangan pengangguran dan

kemiskinan.

Belanja daerah Kabupaten Sintang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan

seiring dengan meningkatnya kebutuhan pembangunan. Peningkatan cukup

besar pada belanja daerah terjadi pada tahun 2006. Semula belanja daerah

sebesar Rp 292,21 Milyar pada tahun 2005, dan meningkat menjadi Rp 547,90

Milyar pada tahun 2006. Memasuki tahun 2008, alokasi belanja kembali

mengalami peningkatan, menjadi Rp 769,98 Milyar (tahun 2007=Rp 658,36

Milyar). Pada tahun 2008, alokasi terbesar untuk belanja tidak langsung adalah

pada belanja pegawai.

Pada tahun 2010 terjadi lagi kenaikan volume belanja daerah Kabupaten

Sintang secara keseluruhan dibandingkan tahun 2009, dan tetap disertai

dengan peningkatan alokasi belanja tidak langsung. Peningkatan belanja pada

kelompok ini dikarenakan belanja pegawai mengalami kenaikan cukup tajam.

Sementara belanja langsung mengalami penurunan, yakni dari Rp 371,24

Milyar menjadi Rp 355,88 Milyar.

Tabel 3.6 Belanja Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2006-2010 (Juta Rp)

Kelompok Belanja 2006 2007 2008 2009 2010

I. Belanja Tidak Langsung 230.03 228.45 294.81 332.80 418.64

1. Belanja Pegawai 204.89 181.21 232.21 267.56 329.21

2. Belanja Bunga - 2.00 2.30 - -

3. Belanja Subsidi - - - 3.14 10.51

4. Belanja Hibah - - 0.94 8.64 28.04

5. Belanja Bantuan Sosial - 14.60 21.81 8.19 7.56 6. Belanja Bagi Hasil kpd Pem. - - - - -

7. Blnj. Bantuan Keu. kpd Pem.Desa 23.69 28.71 37.05 44.71 43.11

8. Belanja Tidak Terduga 1.45 1.93 0.50 0.56 0.21

II. Belanja Langsung 317.87 429.91 475.17 371.24 355.88

1. Belanja Pegawai - 43.97 44.84 41.20 27.14

2. Belanja Barang dan Jasa - 170.49 200.51 190.47 180.46

3. Belanja Modal - 215.45 229.82 139.57 148.28

Total Belanja (I + II) 547.90 658.36 769.98 704.04 774.52 Sumber: Rekapitulasi APBD Kabupaten Sintang, 2006-2010.

Perkembangan struktur belanja daerah selama tahun 2008-2010 menunjukkan

trend peningkatan belanja tidak langsung dari tahun ke tahun. Meningkatnya

alokasi belanja pegawai menjadikan proporsi belanja langsung mengalami

penurunan cukup tajam dalam dua tahun terakhir ini. Struktur belanja daerah

menjadi kurang berimbang, dan puncaknya terjadi pada tahun 2010 ketika

Page 9: Pad sintang

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-9

proporsi belanja tidak langsung lebih tinggi dibandingkan dengan belanja

langsung.

Gambar 3.3 Struktur Belanja Daerah Kabupaten Sintang Tahun 2006-2010 (Juta Rp)

Meski belanja langsung mengalami penurunan, namun komponen belanja

modal terjadi peningkatan alokasi belanja. Sejalan dengan meningkatnya

penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, kegiatan pembangunan dan

pelayanan publik di Kabupaten Sintang di masa mendatang, memberikan

konsekwensinya bahwa kemampuan keuangan daerah juga harus diupayakan

meningkat seirama dengan peningkatan belanja daerah.

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

Tabel 3.7 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Kabupaten Sintang

No. Uraian

Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan

aparatur (Rp.)

Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan

Pengeluaran) (Rp.)

Prosentase

(a) (b) (a)/(b)x 100%

1. Tahun Anggaran

2008 348.663.190.618,85 785.766.019.416,45 44,37

2. Tahun Anggaran

2009 357.808.692.682,28 712.326.347.392,15 50,23

3. Tahun Anggaran

2010 416.686.170.207,52 775.263.292.097,43 53,75

41.98%

58.02%

34.70%

65.30%

38.29%

61.71%

47.27%

52.73% 54.05%

45.95%

2006 2007 2008 2009 2010

Struktur belanja daerah Kabupaten Sintang, Tahun 2006-2010

Belanja Tidak Langsung

Belanja Langsung

Page 10: Pad sintang

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-10

3.2.2. Analisis Pembiayaan

Tabel 3.8

Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sintang

Tabel 3.9 Komposisi Penutupan Defisit Riil Anggaran

Kabupaten Sintang

Page 11: Pad sintang

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-11

Tabel 3.10

Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Sintang

3.3. Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan terkait langsung dengan kemampuan pendapatan daerah

untuk membiayai berbagai program dan kegiatan pembangunan Kabupaten

Sintang lima tahun yang akan datang. Pengelolaan pendapatan daerah

diarahkan pada sumber-sumber pendapatan yang selama ini telah menjadi

sumber penghasilan Kas Daerah dengan tetap mengupayakan sumber

pendapatan yang baru.

Berdasarkan perkembangan pendapatan daerah periode 2006-2010 prediksi

kemampuan pendapatan daerah Kabupaten Sintang tahun 2011 sampai tahun

2015, sebagai berikut:

Tabel 3.11 Prediksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang,

2011-2015

Sumber: Hasil proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sintang, Tahun 2011-2015

Page 12: Pad sintang

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-12

Sebagaimana kondisi beberapa tahun sebelumnya, pada kurun tahun 2011-

2015 Pemerintah Kabupaten Sintang masih tetap mengandalkan sumber

pendanaan dari transfer pusat, dengan tetap mengupayakan peningkatan

sumber pendapatan lainnya yang berasal dari PAD maupun lain-lain

pendapatan daerah yang sah. Peningkatan pendapatan daerah diupayakan

seoptimal mungkin dalam rangka memperkecil pembiayaan netto.

Selain mengandalkan penerimaan dana perimbangan, untuk lima tahun

mendatang pendanaan pembangunan Kabupaten Sintang juga dimungkinkan

dari penerimaan sumber PAD seperti pajak daerah, retribusi daerah, dan lain-

lain PAD yang sah. Berdasarkan perkembangan pendapatan asli daerah

periode 2006-2010, diprediksikan perolehan PAD Kabupaten Sintang tahun

2011 sampai tahun 2015, sebagai berikut:

Tabel 3.12 Prediksi PAD Kabupaten Sintang, 2011-2015

Sumber: Hasil proyeksi PAD Kabupaten Sintang, Tahun 2011-2015

Untuk mendukung kemampuan pendanaan pembangunan Kabupaten Sintang,

diperkirakan peningkatan penerimaan PAD sebagian diperoleh dari retribusi

daerah dan pajak daerah mengingat adanya perluasan objek pajak sejak

diberlakukannya Undang Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah. Komponen lainnya yang diperkirakan mengalami

peningkatan adalah lain-lain PAD yang sah.

Penerimaan dana transfer dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah

provinsi diperkirakan akan meningkatkan kemampuan keuangan Kabupaten

Sintang untuk lima tahun mendatang. Mencermati penerimaan dana

perimbangan selama tahun 2006-2010, maka diprediksikan penerimaan dana

perimbangan untuk 5 (lima) tahun mendatang yakni tahun 2011-2015. Total

dana perimbangan tahun 2011 ditargetkan sebesar Rp 660,31 Milyar, dan

meningkat menjadi Rp 759,76 Milyar pada tahun 2015.

Page 13: Pad sintang

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-13

Tabel 3.13 Prediksi Penerimaan Dana Perimbangan Kabupaten Sintang, 2011-2015

Sumber: Hasil proyeksi Dana Perimbangan Kabupaten Sintang, Tahun 2011-2015

Sebagian besar perolehan dana perimbangan berasal dari penerimaan Dana

Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Transfer dana pusat

dalam bentuk bagi hasil pajak (PPh pasal 21 dan PPh pasal 25/29) dan bagi

hasil bukan pajak (PSDH, sumberdaya perikanan, dan pertambangan umum),

serta dana perimbangan dari provinsi (termasuk dana bagi hasil pajak)

merupakan sumber pendanaan tambahan untuk mendukung pelaksanaan

program dan kegiatan pembangunan di Kabupaten Sintang.

Keseluruhan perkiraan pendapatan daerah Kabupaten Sintang diperuntukkan

untuk menunjang belanja daerah. Berdasarkan perkembangan belanja daerah

periode 2006-2010, diperkirakan kebutuhan belanja daerah Kabupaten Sintang

terus meningkat untuk beberapa tahun mendatang.

Tabel 3.14 Prediksi Belanja Daerah Kabupaten Sintang, 2011-2015

Sumber: Hasil proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sintang, Tahun 2011-2015

Pada tahun 2011 proporsi belanja tidak langsung diperkirakan masih relatif

tinggi, mencapai 48,66% dari total belanja sebesar Rp 701,26 Milyar. Namun

seiring dengan meningkatnya kebutuhan pendanaan untuk pembiayaan sektor

publik, maka diperkirakan proporsi belanja tidak langsung semakin berkurang

pada tahun 2015, yakni hanya sekitar 43,38% dari total belanja sebesar Rp

828,53 Milyar.

Dengan demikian, kerangka pendanaan pembangunan dalam APBD Kabupaten

Sintang yang mencakup pendapatan daerah dan belanja daerah secara

keseluruhan menunjukkan trend kenaikan selama tahun 2011-2015, dengan

Page 14: Pad sintang

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-14

tetap mengupayakan pembiayaan netto yang semakin menurun dari tahun ke

tahun.

Tabel 3.15 Pengeluaran Periodik, Wajib, dan Mengikat Serta Prioritas Utama Kabupaten

Sintang

Tabel 3.16

Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan

Daerah Kabupaten Sintang

Page 15: Pad sintang

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman III-15

Tabel 3.17 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah

Kabupaten Sintang