Upload
sutardjo-ps
View
1.182
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
1
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
DALAM KERANGKA IMPLEMENTASI UU NO. 6 TAHUN
2014 TENTANG DESA
DENPASAR, 2 SEPTEMBER 2014
KEDAULATAN HUKUM NKRI
TUJUANASASKEDUDUK
ANPOKOK-POKOK PENGATURAN DESA
UNDANG-UNDANG NO.6/2014 TENTANG DESA
ATURAN PELAKSANAAN :PERATURAN PEMERINTAH, PERATURAN
MENTERI, PERATURAN DAERAH, PERATURAN DESA
UUD 1945
Pengaturan Desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
UU Desa menjamin adanya Kepastian Hukum bagi Desa.
Pihak-pihak yang berkepentingan atas Desa wajib menjalankan UU Desa.
KEDAULATAN HUKUM SEBAGAI PERWUJUDAN KEDAULATAN
NEGARA
5
VISI, MISI JOKOWI-JK
JALAN PERUBAHAN UNTUK INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN
BERKEPRIBADIAN.
MENEGUHKAN KEMBALI JALAN IDEOLOGIS YAITU MENJALANKAN SECARA KONSEKUEN PANCASILA 1
JUNI 1945 DAN TRISAKTI.
6
Dalam konteks desa, jalan ideologis yang dipilih Jokowi-JK diwujudkan dengan dedikasi pada upaya memberdayakan Desa dengan penekanan pada 8 (delapan) prioritas utama yaitu:1.pengawalan implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten dan berkelanjutan dengan fasilitasi, supervisi dan pendampingan.2.pemastian berbagai perangkat peraturan pelaksanaan UU Desa sejalan dengan substansi, jiwa dan semangat UU Desa.3.penyiapan dan pelaksanaan kebijakan regulasi baru untuk membebaskan desa di kantong-kantong hutan dan perkebunan
Dalam konteks desa, jalan ideologis yang dipilih Jokowi-JK diwujudkan dengan dedikasi pada upaya memberdayakan Desa dengan penekanan pada 8 (delapan) prioritas utama yaitu:1.pengawalan implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten dan berkelanjutan dengan fasilitasi, supervisi dan pendampingan.2.pemastian berbagai perangkat peraturan pelaksanaan UU Desa sejalan dengan substansi, jiwa dan semangat UU Desa.3.penyiapan dan pelaksanaan kebijakan regulasi baru untuk membebaskan desa di kantong-kantong hutan dan perkebunan
7
4. pemastian redistribusi negara, baik Dana Desa (APBN) dan Alokasi Dana Desa (APBD), maupun distribusi lahan kepada desa, berjalan secara efektif.
5. penyiapan dan pelaksanaan kebijakan regulasi baru tentang share-holding antara pemerintah, investor dan desa dalam pengelolaan sumberdaya alam.
6. penyiapan dan pelaksanaan kebijakan regulasi baru tentang akses dan hak desa untuk mengelola sumberdaya alam berskala lokal (tambang, hutan, kebun, perikanan dan sebagainya) untuk kemakmuran rakyat.
7. pengembangan kapasitas dan pendampingan desa secara berkelanjutan.
8. pelaksanaan program-program investasi pembangunan perdesaan (seperti hutan, kebun, ternak, perikanan, agroindustri kerakyatan dan sebagainya) dengan pola shareholding yang melibatkan desa dan warga desa sebagai pemegang saham.
4. pemastian redistribusi negara, baik Dana Desa (APBN) dan Alokasi Dana Desa (APBD), maupun distribusi lahan kepada desa, berjalan secara efektif.
5. penyiapan dan pelaksanaan kebijakan regulasi baru tentang share-holding antara pemerintah, investor dan desa dalam pengelolaan sumberdaya alam.
6. penyiapan dan pelaksanaan kebijakan regulasi baru tentang akses dan hak desa untuk mengelola sumberdaya alam berskala lokal (tambang, hutan, kebun, perikanan dan sebagainya) untuk kemakmuran rakyat.
7. pengembangan kapasitas dan pendampingan desa secara berkelanjutan.
8. pelaksanaan program-program investasi pembangunan perdesaan (seperti hutan, kebun, ternak, perikanan, agroindustri kerakyatan dan sebagainya) dengan pola shareholding yang melibatkan desa dan warga desa sebagai pemegang saham.
9
UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESAMENIMBANGbahwa dalam perjalanan ketatanegaraan Republik Indonesia, Desa telah berkembang dalam berbagai bentuk sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi
kuat, maju, mandiri, dan demokratissehingga dapat menciptakan landasan yang kuat dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
10
DEFINISI DESA
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. MEMBERIKAN PENGAKUAN DAN PENGHORMATAN ATAS DESAYANG ADA DENGAN KEBERAGAMANNYA
2. MEMBERIKAN KEJELASAN STATUS DAN KEPASTIAN HUKUM ATAS DESA
3. MELESTARIKAN DAN MEMAJUKAN ADAT, TRADISI DAN BUDAYA MASYARAKAT
4. MENDORONG PRAKARSA, GERAKAN DAN PARTISIPASI MASY
5. MEMBENTUK PEMERINTAHAN DESA YANG PROFESIONAL, EFISIEN DAN EFEKTIF, TERBUKA, BERTANGGUNGJAWAB
6. MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK GUNA PERWUJUDAN KESEJAHTERAAN UMUM
7. MENINGKATKAN KETAHANAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
8. MEMAJUKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA
9. MEMPERKUAT MASY. DESA SEBAGAI SUBYEK PEMBANGUNAN
11
TUJUAN PENGATURANTUJUAN PENGATURAN
12
ASAS PENGATURAN DESA
1. rekognisi;
2. subsidiaritas;
3. keberagaman;
4. kebersamaan;
5. kegotongroyongan;
6. kekeluargaan;
7. musyawarah;
8. demokrasi;
9. partisipasi;
10.kesetaraan;
11.pemberdayaan, dan
12.keberlanjutan
UU Desa : Pasal 3
Asas RekognisiAsas pengakuan dan penghormatan yang diamanatkan oleh konstitusi dalam ilmu sosial disebut sebagai rekognisi. Rekognisi mencakup pengakuan keragaman budaya untuk membangun keadilan budaya (cultural justice) serta pengakuan terhadap kemandirian desa.
Yang strategis adalah rekognisi terhadap: Hak Asal-Usul, Inisiatif (prakarsa) dan produk hukum desa, tradisi dan institusi lokal.
Asas subsidiaritas ini menjamin kewenangan lokal berskala Desa
Pihak-pihak yang berkepentingan atas Desa berkewajiban memfasilitasi dan membantu desa untuk berdaya mengelola secara mandiri urusan-urusan lokal berskala Desa
Konsekuensinya, segala urusan lokal yang Desa dan yang mampu dikelola sendiri oleh Desa, pelaksananya harus diserahkan kepada desa. Segala urusan lokal berskala Desa yang mampu dikelola sendiri oleh Desa tidak boleh diambil alih dari Desa.
14
ASAS SUBSIDIARITAS DALAM PENGATURAN DESA
15
KEDUDUKAN DESA
Desa berkedudukan di wilayah kabupaten/kota. Desa berkedudukan di wilayah kabupaten/kota.
UU Desa : Pasal 5
KEDUDUKAN DESA
17
KEWENANGAN DESA
tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota; dan
•.
PP 72/2005 Pasal 7Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup :
UU Desa/2013 Pasal 18
d. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kewenangan Desa meliputi:
urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;
a. kewenangan berdasarkan hak asal usul;
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa;
b. kewenangan lokal berskala Desa;
c. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan
urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa.
18
KEWENANGAN DESA
•.
d. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. kewenangan berdasarkan hak asal usul;
b. kewenangan lokal berskala Desa;
c. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan
Self Governing Community
Local Self Government
19
BERDASARKAN UU NO 6 TAHUN 2014
DESA HARUS DIPAHAMI SEBAGAI KESATUAN MASYARAKAT HUKUM
YANG MAMPU HADIR DALAM KAPASITASNYA SEBAGAI
KOMUNITAS DESA YANG MANDIRI
Musyawarah Desa
(psl. 54)
Kepala Desa (psl. 25 – 53)
Badan Permusyawaratan
Desa (BPD) (psl. 55 -65)
Warga/Masyarakat
Perangkat Desa
(Pelayanan)
Panitia (ad-hok)
BUMDes
Klp. Special Interest
Perwakilan Bagian Wilayah Desa
• RPJM-Desa dan RKP-Desa
• APB-Desa• Peraturan Desa• Kinerja
Pemerintah• Kerja Sama
• RPJM-Desa• Asset Desa• Hal-hal
Strategis
Prinsip Tata Kelola Desa•Check and balances antara Kepala Desa dengan Badan Permusyawaratan desa.
•Demokrasi perwakilan + permusyawaran.
•Proses demokrasi partisipatoris melalui Musdes
Dipilih langsung Dipilih
secara Demokratis
Lembaga Kemasyarak
atan/Adat
20
BASISLEGALITAS
BASIS LEGITIMASI
PERUMUSAN PRODUK HUKUM
DESA BERBASISKAN
ATURAN-ATURAN HUKUM POSITIF
YANG LEBIH TINGGI
PERUMUSAN PRODUK HUKUM
DESA BERBASISKAN
ASPIRASI MASYARAKAT
23
PEMBATALAN PERDES DAN PERKADESPEMBATALAN PERDES DAN PERKADESPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
PEMBATALAN PERDES DAN PERKADESPEMBATALAN PERDES DAN PERKADESPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 87Peraturan Desa dan peraturan kepala Desa yang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dibatalkan oleh bupati/walikota
KOMUNIKASI POLITIK DEMOKRATIS DI DAERAH OTONOM
BIROKRASI :KEPUTUSAN TEKNOKRATIS
BIROKRASI :KEPUTUSAN TEKNOKRATIS
DPRD:KEPUTUSAN POLITIK
DPRD:KEPUTUSAN POLITIK
DESA : KOMUNITAS MANDIRI
KEPUTUSAN PARTISIPATIF
DESA : KOMUNITAS MANDIRI
KEPUTUSAN PARTISIPATIF
JARING ASMARA
JARING ASMARA
RENJA SKPDRENJA SKPD
MUSRENBANG
MUSRENBANG
HEARINGHEARING
PERDAPERDA
RUANG PUBLIKRUANG PUBLIK
BKADBKAD
26
PENGELOLAAN KEUANGAN DESAPENGELOLAAN KEUANGAN DESAPP 43 /2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP 43 /2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
PENGELOLAAN KEUANGAN DESAPENGELOLAAN KEUANGAN DESAPP 43 /2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP 43 /2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 94Pengelolaan Keuangan Desa dilaksanakan dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
27
PENGELOLAAN KEUANGAN DESAPENGELOLAAN KEUANGAN DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
PENGELOLAAN KEUANGAN DESAPENGELOLAAN KEUANGAN DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 931)Pengelolaan Keuangan Desa meliputi:
a. perencanaan;b. pelaksanaan;c. penatausahaan;d. pelaporan; dan e. pertanggungjawaban.
2)Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).3)Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), kepala Desa menguasakan sebagian kekuasaannya kepada perangkat Desa.
PENDAPATAN DESA BERSUMBER DARI :1. PENDAPATAN ASLI DESA TERDIRI DARI HASIL USAHA, HASIL ASET DESA,
SWADAYA, PARTISIPASI, GOTONG ROYONG DAN LAIN-LAIN2. ALOKASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA3. BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
KABUPATEN/KOTA4. ALOKASI DANA DESA YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI DANA
PERIMBANGAN YANG DITERIMA KABUPATEN/KOTA5. BANTUAN KEUANGAN DARI APBN, APBD PROVINSI DAN APBD KAB/KOTA.6. HIBAH DAN SUMBANGAN YANG TIDAK MENGIKAT DARI PIHAK KETIGA7. LAIN-LAIN PENDAPATAN DESA YANG SAH
KEKAYAAN MILIK DESA BERUPA TANAH DISERTIFIKATKAN ATAS NAMA PEMERINTAH DESA, DAN BANGUNAN MILIK DESA DILENGKAPI BUKTI KEPEMILIKAN DAN DITATAUSAHAKAN SECARA TERTIB
KEUANGAN DAN ASET DESAKEUANGAN DAN ASET DESA
ALOKASI ANGGARAN APBN BERSUMBER DARI BELANJA PUSAT DENGAN MENGEFEKTIFKAN PROGRAM YANG BERBASIS DESA SECARA MERATA DAN BERKEADILAN.
BESARAN ALOKASI ANGGARAN YANG DIPERUNTUKAN KE DESA DITENTUKAN 10% DARI DAN DILUAR DANA TRANSFER DAERAH (ON TOP) SECARA BERTAHAP ANGGARAN YANG BERSUMBER DARI APBN DIHITUNG BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK, ANGKA KEMISKINAN, LUAS WILAYAH DAN TINGKAT KESULITAN GEOGRAFIS
>>> APBN YANG DIPERUNTUKKAN BAGI DESA DAN DESA ADAT DITRANSFER MELALUI APBD KAB/KOTA UTK MEMBIAYAI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN, PEMBANGUNAN SERTA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
ALOKASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA
ALOKASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA
BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN/KOTA
PALING SEDIKIT 10% DARI PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
KABUPATEN/KOTA
BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH
KABUPATEN/KOTA
ALOKASI DANA DESA (ADD) PALING SEDIKIT 10% DARI DANA PERIMBANGAN (DAU+DBH) YANG DITERIMA KAB/KOTA DALAM APBD SETELAH DIKURANGI DANA ALOKASI KHUSUS
> KAB/KOTA YANG TIDAK MEMBERIKAN ALOKASI DANA DESA (ADD), PEMERINTAH DAPAT MELAKUKAN PENUNDAAN DAN/ATAU PEMOTONGAN SEBESAR ALOKASI YANG SEHARUSNYA DISALURKAN KE DESA
ALOKASI DANA DESABAGIAN DARI DANA PERIMBANGAN
ALOKASI DANA DESABAGIAN DARI DANA PERIMBANGAN
Baik dana yang bersumber dari DAU + DBH maupun alokasi dari APBN yang diperuntukan untuk desa dialokasikan ke desa melalui kabupaten. 32
ProvinsiProvinsi
Dana Dana PerimbanganPerimbangan
Program/HibahProgram/Hibah
RPJMDes & APBDes
Kabupaten/Kota
Indeks Indikat
or Alokas
i & Peman
fa-atan
SKEMA SUMBER-SKEMA SUMBER-SUMBER SUMBER
PENDAPATAN DESA PENDAPATAN DESA DARI PUSATDARI PUSAT
1.1. DAD: 10% dari DAU + DBHDAD: 10% dari DAU + DBH2.2. 10% dari b10% dari bagian dari Pajak & agian dari Pajak &
RetribusiRetribusi3.3. HIbahHIbah
Program K/LProgram K/L
APBN APBN
Dana Transfe ke DaerahDana Transfe ke Daerah KLKL
KEUANGAN DESA
PADes
Sumber Lain
33
APBDESAAPBDESAPASAL 73 UU DESAPASAL 73 UU DESA
APBDESAAPBDESAPASAL 73 UU DESAPASAL 73 UU DESA Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
terdiri atas bagian pendapatan, belanja, dan pembiayaan Desa.
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa diajukan oleh Kepala Desa dan dimusyawarahkan bersama Badan Permusyawaratan Desa.
Sesuai dengan hasil musyawarah, Kepala Desa menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa setiap tahun dengan Peraturan Desa.
PRIORITAS BELANJA DESAPRIORITAS BELANJA DESAPASAL 74 UU DESAPASAL 74 UU DESA
PRIORITAS BELANJA DESAPRIORITAS BELANJA DESAPASAL 74 UU DESAPASAL 74 UU DESA Belanja Desa diprioritaskan untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan yang disepakati dalam Musyawarah Desa dan sesuai dengan prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah.
Kebutuhan pembangunan desa meliputi tetapi tidak terbatas pada: kebutuhan primer, pelayanan dasar, lingkungan, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa.
36
BELANJA DESABELANJA DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
BELANJA DESABELANJA DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 100Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan dengan ketentuan:a.paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja Desa digunakan untuk mendanai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa; danb.paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja Desa digunakan untuk:
1. penghasilan tetap dan tunjangan kepala Desa dan perangkat Desa;
2. operasional Pemerintah Desa;3. tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan
Desa; dan4. insentif rukun tetangga dan rukun warga.
37
APB DESAAPB DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
APB DESAAPB DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 1011)Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa disepakati bersama oleh kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa paling lambat bulan Oktober tahun berjalan.2)Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh kepala Desa kepada bupati/walikota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) Hari sejak disepakati untuk dievaluasi.3)Bupati/walikota dapat mendelegasikan evaluasi rancangan peraturan Desa tentang APB Desa kepada camat atau sebutan lain. 4)Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran berjalan.
38
INFORMASI RENCANA ANGGARAN DESAINFORMASI RENCANA ANGGARAN DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
INFORMASI RENCANA ANGGARAN DESAINFORMASI RENCANA ANGGARAN DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 1021) Gubernur menginformasikan rencana bantuan
keuangan yang bersumber dari APBD Provinsi. 2) Bupati/walikota menginformasikan rencana ADD,
bagian bagi hasil pajak dan retribusi kabupaten/kota untuk Desa, serta bantuan keuangan yang bersumber dari APBD kabupaten/kota.
3) Gubernur dan bupati/walikota menyampaikan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) kepada kepala Desa dalam jangka waktu 10 (sepuluh) Hari setelah kebijakan umum anggaran dan Prioritas serta plafon anggaran sementara disepakati kepala daerah bersama dewan perwakilan rakyat daerah.
4) Informasi dari gubernur dan bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi bahan penyusunan rancangan APB Desa.
Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar Desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik Desa.
Kekayaan milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah berskala lokal Desa yang ada di Desa dapat dihibahkan kepemilikannya kepada Desa.
Kekayaan milik Desa yang berupa tanah disertifikatkan atas nama Pemerintah Desa.
Kekayaan milik Desa yang telah diambil alih oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota dikembalikan kepada Desa, kecuali yang sudah digunakan untuk fasilitas umum.
Bangunan milik Desa harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan dan ditatausahakan secara tertib.
Pengelolaan kekayaan milik Desa dilaksanakan berdasarkan asas kepentingan umum, fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan kepastian nilai ekonomi.
Pengelolaan kekayaan milik Desa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat Desa serta meningkatkan pendapatan Desa.
Pengelolaan kekayaan milik Desa dibahas oleh Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa berdasarkan tata cara pengelolaan kekayaan milik Desa yang diatur dalam Peraturan Pemerintah.
39
40
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
UU Desa Pasal 78UU Desa Pasal 78PEMBANGUNAN DESAPEMBANGUNAN DESA
UU Desa Pasal 78UU Desa Pasal 78PEMBANGUNAN DESAPEMBANGUNAN DESA
Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Pembangunan Desa meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Pembangunan Desa mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
UU Desa Pasal 79UU Desa Pasal 79PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESAPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
UU Desa Pasal 79UU Desa Pasal 79PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESAPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
Perencanaan Pembangunan Desa mengacu pada perencanaan pembangunan kabupaten/kota.
Perencanaan Pembangunan Desa meliputi: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes)
untuk jangka waktu 6 (enam) tahun; Rencana Pembangunan Tahunan Desa (RKPDes) jangka
waktu 1 (satu) tahun. RPJMDes dan RKPDes ditetapkan dengan Peraturan Desa, dan
menjadi satu-satunya dokumen perencanaan di Desa. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan
Rencana Kerja Pemerintah Desa merupakan pedoman dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang berskala lokal Desa dikoordinasikan dan/atau didelegasikan pelaksanaannya kepada Desa.
Perencanaan Pembangunan Desa merupakan salah satu sumber masukan dalam perencanaan pembangunan kabupaten/kota.
Perencanaan Pembangunan Desa diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat Desa.
Pemerintah Desa wajib menyelenggarakan musyawarah perencanaan Pembangunan Desa.
Musyawarah perencanaan Pembangunan Desa menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota.
Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa.
UU Desa Pasal 80UU Desa Pasal 80PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESAPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
UU Desa Pasal 80UU Desa Pasal 80PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESAPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
44
UU DESA PASAL 80 AYAT 4Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat Desa yang meliputi: a.peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar; b.pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia; c.pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif; d.pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi; dan e.peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat Desa berdasarkan kebutuhan masyarakat Desa.
45
RPJMDESARPJMDESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
RPJMDESARPJMDESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
Pasal 117
1. RPJM Desa mengacu pada RPJM kabupaten/kota. 2. RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat visi dan misi kepala Desa, rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, dan arah kebijakan pembangunan Desa.
3. RPJM Desa disusun dengan mempertimbangkan kondisi objektif Desa dan prioritas pembangunan kabupaten/kota.
4. RPJM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak pelantikan kepala Desa.
46
RPJMDESARPJMDESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA
RPJMDESARPJMDESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPP NO 43/2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESAPasal 118
2. RKP Desa memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
4. RKP Desa disusun oleh Pemerintah Desa sesuai dengan informasi dari pemerintah daerah kabupaten/kota berkaitan dengan pagu indikatif Desa dan rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
5. RKP Desa mulai disusun oleh Pemerintah Desa pada bulan Juli tahun berjalan.
6. RKP Desa ditetapkan dengan peraturan Desa paling lambat akhir bulan September tahun berjalan.
7. RKP Desa menjadi dasar penetapan APB Desa.
47
TAHAPAN PERENCANAAN DESA 2014
BPDMUSDES DALAM
PERENCANAAN DESAPEMDE
SRANCANGAN RKPDESA
PEMDES
MUSRENBANG DESA
PEMDES
PERDES RKPDESA
PEMDES
RANCANGAN APBDESA
PEMDES
PRIORITAS BELANJA DESA
PEMDES
31 DES = PERDES APBDESA
JUNIDESEMBE
R
Penyusunan RPJM DesaKoordinator : Kepala Desa1.Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa
2.Sosialisasi Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota
3.Pengkajian Keadaan Desa
4.Musyawarah Desa
5.Penyusunan Rancangan RPJM Desa
6.Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa
PEDUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
PENYUSUNAN RKP DESA
Koordinator : Kepala Desa1.Pembentukan Tim Penyusun RKP Desa
2.Musyawarah Desa
3.Pencermatan Pagu Indikatif Desa
4.Penyelarasan Pembangunan Desa dengan Program/Proyek Masuk Desa
5.Review RPJM Desa
6.Penyusunan Rancangan RKP Desa dan Daftar Usulan RKP Desa
7.Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa
8.Penetapan RKP Desa dg Peraturan Desa sebagai Pedoman Penyusunan APBDesa
9.Perubahan RKP Desa
10.Pengajuan Daftar Usulan RKP Desa
50
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA
MUSDES
PENDAMPING DESA
DANA DESA/ALOKASI DANA DESA
PEMDES
BPD
MASYARAKAT
DESAKADE
R
ASET DESA
PENGINTEGRASIAN DURKPDESA DENGANPROGRAM/PROYEK MASUK DESA
BIROKRASI :KEPUTUSAN TEKNOKRATIS
BIROKRASI :KEPUTUSAN TEKNOKRATIS
DPRD:KEPUTUSAN POLITIK
DPRD:KEPUTUSAN POLITIK
DESA : KOMUNITAS MANDIRI
KEPUTUSAN PARTISIPATIF
DESA : KOMUNITAS MANDIRI
KEPUTUSAN PARTISIPATIF
JARING ASMARA
JARING ASMARA
RENJA SKPDRENJA SKPD
MUSRENBANG
MUSRENBANG
HEARINGHEARING
PERDAPERDA
RUANG PUBLIKRUANG PUBLIK
musrenbangkecamatan
musrenbangkecamatan
PENGINTEGRASIAN DURKPDESA DENGANPEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
BIROKRASI :KEPUTUSAN TEKNOKRATIS
BIROKRASI :KEPUTUSAN TEKNOKRATIS
DPRD:KEPUTUSAN POLITIK
DPRD:KEPUTUSAN POLITIK
DESA : KOMUNITAS MANDIRI
KEPUTUSAN PARTISIPATIF
DESA : KOMUNITAS MANDIRI
KEPUTUSAN PARTISIPATIF
JARING ASMARA
JARING ASMARA
RENJA SKPDRENJA SKPD
MUSRENBANG
MUSRENBANG
HEARINGHEARING
PERDAPERDA
RUANG PUBLIKRUANG PUBLIK
musrenbangkecamatan
musrenbangkecamatan
53
UU DESA MENGHADIRKAN :SATU DESA SATU PERENCANAAN
SATU DESA SATU SISTEM ANGGARAN
PERTUMBUHAN EKONOMI DESA DANPELAYANAN SOSIAL DASAR
YANG BERTUMPU PADA SUMBERDAYA LOKAL
(SDA, TTG, SDM & BUDAYA NUSANTARA)
54
PENUTUP
1. Pembangunan Desa ditempatkan dalam konteks kesejarahan desa-desa di Indonesia
2. Pengembangan kapasitas desa dalam rangka “mengajarkan” pembangunan desa harus mampu menghadirkan proses belajar sosial (belajar melalui praktek-praktek langsung) dalam kerangka kerja UU Desa.
3. Pengintegrasian pembangunan menjadi bagian dari proses pemberdayaan masyarakat di Desa, yang bersifat kontekstual sesuai struktur/skemata UU Desa dengan kondisi empiris Desa secara multi dimensional.
TERIMA KASIH