Upload
broadcastsmknpungging
View
796
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Modul Teknik Produksi dan Penyiaran Program Pertelevisian Untuk SMK
Citation preview
1
BUKU PEGANGAN SISWA DAN GURU
TEKNIK PENYIARAN
SEJARAH DAN DASAR-DASAR
PENYIARAN
DISUSUN OLEH : ZAINUL ARIFIN, S. Kom
= TEKNIK BROADCASTING =
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK PRODUKSI DAN PENYIARAN PROGRAM PERTELEVISIAN
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DINAS PENDIDIKAN. KAB. MOJOKERTO SMK NEGERI 1 PUNGGING
2013/2014
2
A. PENGERTIAN PENYIARAN
Kata ‘siaran’ merupakan padanan dari kata broadcast dalam
bahasa Inggris.Undang-undang Penyiaran memberikan pengertian
siaran sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara,
gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter,
baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima
melalui perangkat penerima siaran.
Sementara penyiaran yang merupakan padanan kata
broadcasting memiliki pengertian sebagai : kegiatan pemancarluasan
siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat,
di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi
radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang
merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat
diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan
perangkat penerima siaran.
Pada sisi lain broadcasting mengandung makna “a medium that
disseminates via telecommunications atau taking part in a radio or tv
program”, sehingga broadcasting dapat didefinisikan sebagai
penyebarluasan informasi berupa gambar bergerak dan suara serta
multimedia melalui media elektronik. Beberapa definisi lain
3
menyebutkan bahwa pengertian broadcastingadalah distribusi audio
dan / atau video yang mengirimkan sinyal program untuk penonton.
PENGERTIAN PENYIARAN MENURUT BEBERAPA AHLI.
Ben H. Hennekeseorang ahli radio mengartikan penyiaran adalah
Penyiaran tidak lain adalah hanya suatu usaha untuk
mengkomunikasikan informasi untuk memberitahukan sesuatu.
Meskipun informasi tersebut dapat mencapai jutaan pendengar,
namun ditujukannya pada pendengar secara perorangan dan
komunikasi tersebut sempurna bila pendengar mendengarkan,
mengerti, dan merasa tertarik, lalu melakukan apa yang ia dengar
tersebut.
J. B. Wahyudi (1996) penyiaran adalah:
Proses komunikasi suatu titik ke audiens, yaitu suatu proses
pengiriman informasi dari seseorang atau produser (profesi)
kepada masyarakat melalui proses pemancaran elektromagnetik
atau gelombang yang lebih tinggi.
Menurut Undang-Undang Nomor 32, Tahun 2002
Penyiaran yang disebut broadacating memiliki pengertian sebagai
kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan
atau sarana transmisi di darat, di laut, dan di antariksa dengan
menggunakan spectrumfrekwensi radio (sinyal radio) yang
berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui
udara, kabel danatau media lainnya untuk dapat diterima secara
serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangakat
penerima siaran.
4
Dengan demikian menurut definisi di atas maka terdapat lima
syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk dapat terjadinya penyiaran.
Jika salah satu syarat tidak ada maka tidak dapat disebut penyiaran.
Kelima syarat itu jika diurut berdasarkan apa yang pertama kali
harus diadakan adalah sebagai berikut:
1) Tersedia spektrum frekuensi radio.
2) Tersedia sarana pemancaran (transmisi)
3) Tersedia perangkat penerima siaran (receiver).
4) Tersedia siaran (program atau acara)
5) Dapat diterima secara serentak/bersamaan
B. JENIS-JENIS PENYIARAN.
PENYIARAN RADIO.
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman
sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang
elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara
dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara,
karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut
(seperti molekul udara)
5
Pengertian “Radio” menurut ensiklopedi Indonesia yaitu:
penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang
elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi kurang dari 300 GHz
(panjang gelombang lebih besar dari 1 mm). Sedangkan istilah “radio
siaran” atau “siaran radio” berasal dari kata “radio broadcast”
(Inggris) atau “radio omroep” (Belanda) artinya yaitu penyampaian
informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah
dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media.
Menurut Peraturan Pemerintah No : 55 tahun 1977, Radio
Siaran adalah pemancar radio yang langsung ditujukan kepada umum
dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai
media.
Sedangkan menurut Versi Undang-undang Penyiaran no
32/2002 : kegiatan pemancar luasan siaran melalui sarana
pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di
antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui
udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara
serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat
penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan.
PENYIARAN TELEVISI.
Gambar televisi pertama muncul pada tahun 1920 di Amerika
serikat, sedangkan bentuk pesawat televisi pertama muncul di
sebuah pameran New York World’s Fair di tahun 1939 dengan ukuran
tv 8 x 10 inch. Sistem televisi elektric sendiri diciptakan oleh Vladimir
Katajev Zworykin dan dikembangkan lagi pada tahun 1930 oleh Philo
T. Fransworth. Jika dilihat dari sejarahnya dunia broadcast tv yang
6
berkembang pesat tentu memang adalah Negara Amerika dan
Negara-negara Eropa sampai hari ini.
Namun munculnya TV swasta di tahun 1990-an di Indonesia
membuat kebijakan pemerintah mengenai televisi berubah secara
mendasar, dimana monopoli siaran televisi tidak terulang kembali.
Kini sejak era siaran tv swasta semarak perkembangan dunia
broadcasting tv pun semakin maju terutama di pertelevisian
Indonesia yang jika disimpulkan tv di Indonesia terbagi atas empat
yakni: Televisi Negara/ Pemerintah, Televisi Swasta, Televisi
Komunitas, Televisi Berlangganan. Keempatnya mempunyai potensi
untuk berkembang dan menjadi sarana penyampaian informasi,
hiburan dan pendidikan.
Namun demikian setiap televisi mengadakan siaran dengan
berbagai macam jenis program acara baik drama, nondrama dan
news. Di tahun 2003 secara serentak tv swasta nasional
bermunculan, hal ini tentu membutuhkan program acara yang
semakin banyak pula. Pola inilah yang membentuk dituntutnya
7
tenaga-tenaga ahli (kreatif ) yang mampu membuat program acara
televisi secara simultan dan kontinu, sebab televisi tanpa program
acara tidak akan pernah ada siaran televisi.
Di samping itu televisi memilki karakteristik yang unik antara
lain: pesan yang disampaikan untuk khalayak luas, heterogen dan
tidak mengenal batas geografis ataupun kultural, bersifat umum,
tidak ditujukan untuk pribadi, cepat, selintas, berjalan satu arah,
terorganisasi, periodik dan terarah serta mencakup berbagai aspek
kehidupan. Dibanding media lain seperti radio, surat kabar, majalah,
buku dan lain sebagainya televisi memiliki sifat yang istimewa.
Dimana televisi menggabungkan antara media suara (audio) dan
gambar (visual), selain itu televisi bisa bersiafat: informatif
(information), menghibur (entertainment), mendidik (education),
politis (propaganda) atau bahkan gabungan keempatnya.
C. SEJARAH PENYIARAN DUNIA
Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman
bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan
menerima gelombang radio. Upaya Hertz kemudian dilanjutkan oleh
Guglielmo Marconi (1874-1937) dari Italia yang sukses mengirimkan
sinyal morse – berupa titik dan garis dari sebuah pemancaran kepada
alat penerima. Sinyal yang dikirim Marconi itu berhasil menyeberangi
Samudra Atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang
elektromagnetik.
8
Heinrich Hertz
Sebelum Perang Dunia I meletus, Reginald Fessenden dengan
bantuan perusahaan General Elektric Corporation Amerika berhasil
menciptakan pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang
dapat mengirim suara manusia dan juga musik. Sementara itu tabung
hampa udara yang ketika itu bernama audion berhasil pula
diciptakan.Penemuan audio menjadikan penerimaan gelombang
radio menjadi lebih mudah.
Radio Pertama di Dunia
9
Radio awalnya cenderung diremehkan dan perhatian kepada
penemuan baru itu hanya terpusa sebagai alat teknologi transmisi.
Radio lebih banyak digunakan oleh militer dan pemerintahan untuk
kebutuhan penyampaian informasi dan berita.Radio lebih banyak
dimanfaatkan para penguasa untuk tujuan yang berkaitan dengan
ideologi dan politik secara umum.
Peran radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada
tahun 1909 ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil
menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami
kecelakaan dan tenggelam.Radio menjadi medium yang teruji dalam
menyampaikan informasi yang cepat dan akurat sehingga semua
orang mulai melirik media ini.
Pesawat radio pertama kali diciptakan, memiliki bentuk yang
besar dan tidak menarik serta sulit untuk digunakan karena
menggunakan tenaga listrik dari baterai yang berukuran
besar.Menggunakan pesawat radio ketika itu membutuhkan
kesabaran dan pengetahuan elektronik yang memadai.
Tahun 1926, perusahaan manufaktur radio berhasil
memperbaiki kualitas produknya.Pesawat radio sudah menggunakan
listrik yang ada dirumah hingga lebih praktis.Menggunakan dua knop
untuk mencari sinyal, antena dan penampilannya yang lebih baik
menyerupai peralatan furniture. Tahun 1925 sampai dengan tahun
1930, sebanyak 17 juta pesawat radio terjual kepada masyarakat dan
dimulailah era radio menjadi media massa.
10
Siaran radio pertama
Stasiun pertama muncul ketika seorang ahli teknik nernama
Frank Conrad di Pittsbrugh AS, pada tahun 1920 secara iseng-iseng
sebagai bagian hobi, membangun sebuah pemancar radio digarasi
rumahnya. Conrad menyiarkan lagu-lagu, mengumumkan hasil
pertandingan olahraga dan menyiarkan instrumen musik yang
dimainkan putranya sendiri.Dalam waktu singkat, Conrad berhasil
mendapatkan banyak pendengar seiring juga meningkatnya
penjualan pesawt radio ketika itu. Stasiun radio yang dibangun
Conrad itu kemudian diberi nama KDKA dan masih mengudara
hingga saat ini, menjadikannya sebagai stasiun radio tertua di
Amerika dan mungkin juga di dunia.
Seiring dengan munculnya berbagai stasiun radio, peran radio
sebagai media massa semakin besar dan mulai menunjukkan
kekuatannya dalam mempengaruhi masyarakat. Pada tahun 1983,
masyarakat Manhattan, New Jersey, Amerika Serikat panik dan geger
serta banyak yang mengungsi keluar kota ketika stasiun radio CBS
11
menayangkan drama radio uyang menceritakan makhluk ruang
angkasa menyerang bumi.
Meskipun sudah dijelaskan bahwa peristiwa penyerbuan itu
hanya ada dalam siaran radio.Namun kebanyakan penduduk tidak
langsung percaya.Dalam sejarah siaran, peristiwa itu dicatat sebagai
efek siaran paling dramatik yang oernah terjadi di muka bumi.
RADIO JARINGAN.
Menyusul keberhasilan Frank Conrad membangun stasiun
radio pertama, sstasiun radio lainnya bermunculan diberbagai
wilayahdi Amerika. Stasiun radio menyiarkan program informasi
dan hiburan kepada masyarakat di wilayahnya (stasiun
lokal).Pada umumnya berbagai stasiun radio itu memproduksi
sendiri programnya.
Awalnya stasiun radio tidak terlalu mempersoalkan biaya
produksi programnya namun lama kelamaan mereka merasakan
bahwa anggaran untuk produksi prograrm menjadi beban yang
semakin berat. Kondisi ini menimbulkan gagasan untuk
membangun siaran radio dengan sistem jaringan.
Perusahaan penyiaran National Broadcasting Company
(NBC) adalah yang pertama kali membangun jaringan ini pada
tahun 1926.Dengan sistem jaringan, NBC menawarkan program
kepada bagian stasiun radio diberbagai wilayah yang tersedia
menjadi anggota jaringan (stasiun afiliasi). Dengan demikian
berbagai stasiun radio saling terhubung satu sama lain sehingga
membentuk jaringan.
12
RADIO FM
Pertengahan tahun 1930-an, Edwin Howard Armstrong,
berhasil menemukan radio yang menggunakan frekuensi modulasi
(FM). Radio penemuan Armstrong berbeda dengan radio yang
bnyak dipasaran ketika itu yang menggunakan frekuensi AM
(Amplitudo Modulasi). Radio Fm memiliki kualitas suara yang
lebih bagus, jernih dan bebas dari gangguan siaran (static).
Edwin Howard Armstrong
Armstrong kemudian mendemonstrasikan penemuannya itu
kepada David Sarnoff, pimpijnan perusahaan radio coporation
America (RCA) yang merupakan perusahaan pembuat pesawat
radio sistem AM, agar dapat dikembangkan lebih lanjut.Namun
RCA ternyata lebih tertarik untuk mengembangkan televisi.
Karena ditolak, Armstrong kemudian menjual hak atas temuannya
itu kepada beberapa perusahaan lain.
Sarnoff yang menyadari kekeliruannya berusaha kembali
mendekati Armstrong dan menawarkan satu juta dollar, suatu
jumlah yang sangat besar pada saat itu untuk membeli hak atas
radio FM namun karena merasa kecewa Armstrong
menolaknya.Sayangnya penemuan Armstrong itu belum sempat
dikembangkan secara sempurna karena meletusnya Perang Dunia
II.
13
Selain karena perang, pengembangan radio FM juga
tertunda karena kalangan industri ketika itu lebih tertarik untuk
mengembangan telvisi. Radio FM baru muncul pada masyarakat
pada awal tahun 1960-an seiring dengan dibukanya beberapa
stasiun radio FM. Stasiun radio FM memanfaatkan keunggulan
suara FM dengan memutar musik rock kaarena dinilai lebih cocok
dengan frekuansi FM.
TELEVISI.
Prinsip televisi dikemukakan oleh Paul Nipkow dari Jerman
pada tahun 1884 namun pada tahun 1928 Vladimir Zworkyn
(Amerika Serikat) menemukan tabung kamera atau iconoscope
bekerja mengubah gambar dari bentuk gambar optis kedalam
sinya elektronis untuk selanjutnya diperkuat dan ditumpangkan
kedalam gelombang radio. Zworkyn dengan bantuan Philo
Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang
dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s Fair pada
tahun 1939.
Televisi Pertama
14
Kemunculan televisi pada awalnya ditanggapi biasa saja oleh
masyarakat. Harga pesawat televisi ketika itu masih mahal, selain
itu belum tersedia banyak programuntuk disaksikan. Pengisi acara
televisi pada masa itu bahkan meragukan masa depan televisi,
mereka tidak yakin televisi dapat berkembang dengan pesat.
Pembawa acara televisi ketika itu, harus mengenakan make up
biru tebal agar dapat terlihat normal ketika muncul di layar
televisi. Mereka juga harus menelan tablet garam untuk
mengurangi keringat yang membanjiri di badan mereka karena
intensitas cahaya lampu studio yang sangat tinggi, menyebabkan
para pengisi acara sangat kepanasa.
Perang Dunia ke-2 sempat menghentikan perkembangan
televisi.Namun setelah perang usai, teknologi baru yang telah
disempurnakan selama perang, berhasil mendorong kemajuan
televisi.Kamera televisi baru tidak lagi membutuhkan banyak
cahayasehingga para pengisi acara distudio tidak lagi
kepanasan.selain itu layar televisi sudah menjadi lebih besar,
terdapat lebih banyak program yang tersedia dan sejumlah stasiun
televisi lokal mulai membentuk jaringan. Masa depan televisi
mulai terlihat menjanjikan.
Awalnya di tahun 1945, hanya terdapat stasiun televisi dan
8000 pesawat televisi meningkat menjadi hampir 100 stasiun
sedangkan jumlah rumah tangga yang memiliki pesawat televisi
mencapai 35 juta rumah tangga atau 67 persen dari total rumah
tangga.
15
Perkembangan industri televisi di AS mengikuti model radio
untuk membentuk jaringan.Stasiun televisi lokal selain
menayangkan program lokal juga bekerjasama dengan tiga televisi
jaringan yaitu CBS, NBC dan ABC.Sebagaimana radio, ketiga
televisi jaringan itu menjadi sumber program utama bagi stasiun
afiliasinya.
Semua program televisi pada awalnya ditayangkan dalam
siaran langsung (live). Pertunjukkan opera di New York menjadi
program favorit televisi dan disiarkan secara langsung.Ketika itu
belum ditemukan kaset penyimpan suara dan gambar (videotape).
Pengisi acara televisi harus mengulang lagi pertunjukannya
beberapa kali agar dapat disiarkan pada kesempatan yang lain.
Barulah pada tahun 1956, Ampex Corporation berhasil
mengembangkan videotape sebagai saran yang murah dan efisien
untuk menyimpan suaran dan gambar program televisi. Pada awal
tahun 1960-an hampir seluruh program yang pada awalnya
disiarkan secara langsung, diubah dan disimpan dalam videotape.
Pesawat televisi berwarna mulai diperkenalkan kepada
publik pada tahun 1950-an. Siaran televisi berwarna dilaksanakan
pertama kali oleh stasiun televisi NBC pad tahun 1960 dengan
16
menayangkan program siaran berwarna selama tiga jam setiap
harinya.
D. SEJARAH PENYIARAN NASIONAL
Tahun 1925, pada masa pemerintahan Hindia Belanda Prof.
Komans dan Dr. De Groot berhasil melakukan komunikasi radio
dengan menggunakan stasiun radio di Malabar, Jawa Barat. Kejadian
ini kemudian diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Vereniging dan
Nirom.
Batavia Radio Vereniging
Tahun 1930 amatir radio di Indonesia telah membentuk
organisasi yang menamakan dirinya NIVERA (Nederland Indische
Vereniging Radio Amateur) yang merupakan organisasi amatir radio
pertama di Indonesia. Berdirinya organisasi ini disahkan oleh
pemerintah Hindia Belanda.Masa penjajahan Jepang tidak banyak
catatan kegiatan amatir radio yang dapat dihimpun.Kegiatan radio
dilarang oleh pemerintahan jajahan Jepang namun banyak di
antaranya yang melakukan kegiatannya dibawah tanah secara
17
sembunyi-sembunyi dalam upaya mendukung perjuangan
kemerdekaan Indonesia.
Tahun 1945 tercatat seorang amatir radio bernama Gunawan
berhasil menyiarkan naskah proklamasi kemerdekaan indonesia
dengan menggunakan perangkat pemancar radio sederhana buatan
sendir. Tindakan itu sangat dihargai oleh Pemerintah Indonesia.Radio
milik gunawan menjadi benda yang tidak ternilai harganya bagi
sejarah perjuangan kemerdekaan Imdonesia dan sekarang disimpan
di Museum Nasional Indonesia.
Akhir tahun 1945 sudah ada organisaasi yang menamakan
dirinya PRAI (Persatoean Radio Amatir Indonesia). Dan pada periode
tahun 1945 banyak para amatir radio muda yang membuat sendiri
perangkat radio transceiver yang dipakai untuk berkomunikasi antar
Pulau Jawa dan Sumatera tempat pemerintah semantar RI
berada.Antara tahun 1945 sampai dengan tahun 1950 amatir radio
juga banyak berperan sebagai radio laskar. Periode tahun 1950
hingga 1952 amatir Indonesia membentuk PARI (Persatuan Amatir
Radio Indonesia). Namun pada tahun 1952, pemerintah yang mulai
reprensif mengeluarkan ketentuan bahwa pemancar radio amatir
dilarang mengudara kecuali pemancar radio milik pemerintah dan
bagi stasiun yang melanggar dikenakan sanksi subverdif.Kegiatan
amatir radio terpaksa dibekukan pada kurun waktu antara tahun
1952-1965.
Pembekuan tersebut diperkuat dengan UU No. 5 tahun 1964
yang mengenakan sanksi terhadap mereka yang memiliki radio
pemancar tanpa seijin pihak yang berwenang. Namun ditahun 1966,
seiring dengan runtuhnya Orde Lama, antusias amatir radio untuk
mulai mengudara kembali tidak dapat dibendung lagi.
18
Tahun 1966 mengudara radio Ampera yang merupakan sarana
perjuangan persatuan-persatuan aksi dalam perjuangan Orde Baru.
Muncul pula berbagai stasiun radio laskar Ampera dan stasiun radio
lainnya yang melakukan kegiatan penyiaran.Stasiun-stasiun radio
tersebut menamakan dirinya sebagai radio amatir. Peda periode
tahun 1966-1967,diberbagai daerah terbentuklah organisasi-
organisasi amatir radio. Pada 9 Juli 1968, berdirilah Organisasi Radio
Amatir Republik Indonesia (ORARI).
R R I (Radio Republik Indonesia).
Rapat yang dihadiri para tokoh yang sebelumnya aktif
mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang sepakat
mendirikan Radio Republik Indonesia (RRI) pada tanggal 11
September 1945 di enam kota. Rapat juga sepakat memilih Dokter
Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama.
Selain itu, rapat juga menghasilkan siatu deklarasi yang terkenal
dengan sebutan piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir
komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri
Prasetya RRI yang antara lain merefleksikan komitmen RRI untuk
bersikap netral untuk tidak memihak kepada salah satu aliran,
keyakinan, partai, atau golongan.
Dewasa ini, stasiun RRI mempunyai 52 stasiun penyiaran
dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan keluar negeri dalam
10 bahasa. Kecuali di Jakarta, RRI di daerah hampir selulurhnya
menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Program Daerah
yang menlayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan.
Program Kota (Pro II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan
Program III (Pro III) yang menyajikan Berita dan Informasi (News
Chanel) kepada masyarakat luas.
19
TELEVISI (TVRI).
Siaran televisi di indonesia dimulai pada tahun 1962 saat
TVRI menayangkan secara langsung upacara hari ulang tahun
kemerdekaan Indonesia ke-17 pada 17 Agustus 1962. Siaran itu
masih terhitung siaran percobaan.Siaran resmi TVRI baru dimulai
24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung
upacara pembukaan Asean Games IV dari stadion utama Gelora
Bung Karno.
Logo TVRI Pertama
Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat
TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (stasiun call) hingga
sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI berada diudara rata-rata
satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya.
Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan
rakyat Indonesia yang tersebar diberbagai wilayah agar dapat
menerima siaran televisi, maka pada tanggal 16 Agustus 1976
Presiden Soeharto meresmikan penggunaan saatelit Palapa untuk
telekomunikasi dan siaran televisi. Dalam perkembangannya,
satelit Palapa A sebagai generasi pertama diganti dengan Palapa
20
A2, selanjutnya Palapa B. Palapa B2, B2P, B2R dan Palapa B4
diluncurkan tahun 1922.
TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan pada
saat itu, kini siarannya sudah dapat menjangkau semua rakyat
Indonesia yang berjumlah sekitar 210 juta jiwa.Sejak tahun 1989
TVRI mendapatkan saingan siaran televisi lainnya, yakni Rajawali
Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. Secara
berturut-turut berdiri stasiun televisi, Surya Citra Televisi (SCTV),
Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV),
Indosiar, TV7, Lativi, Metro TV, JakTV, Bali TV, dan lain-lain.
Setelah Undang-undang Penyiaran disahkan pada tahun
2002, jumlah televisi baru di Indonesia diperkirakan akan terus
bermunculan, khususnya di daerah, yang terbagi kedalam empat
kategori yaitu televisi publik, swasta, berlangganan dan
komunitas. Hingga Juli 2002, jumlah orang yang memiliki pesawat
televisi di Indonesia mencapai 25 juta.Kini penonton televisi
Indonesia benar-benar memiliki banyak pilihan untuk menikmati
berbagai program televisi.
Televisi merupakan medium favorit bagi para pemasang
iklan di Indonesia.Media televisi merupakan industri yang padat
21
modal, padat teknologi, dan padat sumber daya manusia.Namun
sayangnya kemunculan berbagai stasiun televisi di Indonesia tidak
diimbangkan dengan tersedianya sumber daya manusia yang
memadai.Pada umumnya televisi dibangun tanpa pengetahuan
pertelevisian yang memadai dan hanya berdasarkan semangat dan
modal yang besar saja.
Satu hal yang perlu diingat, meskipun 11 stasiun televisi
sudah beroperasi, tetapi televisi siaran tidak akan pernah
menggeser kedudukan radio siaran, karena radio siaran memiliki
karakteristik tersendiri. Televisi siaran dan Radio siaran, juga
media lainnya berperan saling mengisi.Televisi siaran hanya
menggeser radio siaran dalam porsi iklan.
E. SISTEM PENYIARAN DI INDONESIA
Perjalanan Regulasi Penyiaran di Indonesia
Regulasi yang mengatur penyiaran di Indonesia telah ada jauh
sebelum negara Indonesia hadir sebagai negara yang berdaulat.Ini
dapat dilihat dari adanya Radiowet (Undang-Undang tentang Radio)
yang diterbitkan Pemerintah Kolonial Belanda pada 1934.Setelah
Indonesia merdeka, pemerintah kemudian menerbitkan Peraturan
Pemerintah (PP) No. 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran Non-
Pemerintah.Barulah pada 1997, pemerintah bersama DPR RI
menerbitkan sebuah Undang-Undang Penyiaran yang diharapkan
dapat mengatur dan mengelola kehidupan penyiaran.Undang-undang
ini karena napasnya adalah bahwa penyiaran berada di bawah
kendali dan kontrol kekuasaan, maka pemerintah dalam undang-
undang ini membentuk sebuah badan pengawas yang dibentuk
pemerintah yang bernama Badan Pertimbangan dan Pengendalian
22
Penyiaran Nasional (BP3N).Tugasnya memberi pertimbangan kepada
pemerintah, pertimbangan itu oleh pemerintah digunakan sebagai
bahan dalam mengambil dan menyusun kebijakan penyiaran
nasional.
Kuatnya desakan masyarakat terhadap kebebasan dan inginnya
masyarakat melepaskan penyiaran dari kontrol kekuasaan, maka
ketika ada kesempatan itu yakni pada saat rezim Orde Baru tumbang
bergulirlah wacana pentingnya membuat undang-undang penyiaran
yang progresif, reformis, dan berpihak pada kedaulatan publik. Maka,
DPR RI kemudian menangkap semangat zaman ini dan membuat
Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.Harapan
dengan adanya UU ini, kehidupan penyiaran menjadi lebih tertata dan
tertib.
Keberadaan UU ini mengajak semua stakeholder penyiaran
untuk masuk dalam sebuah ruang regulasi yang sama. Undang-
undang ini ketika muncul bukan tanpa catatan penolakan. Di tahun
2003, terdapat upaya hukum yang dilakukan kalangan industri
penyiaran di antaranya adalah ATVSI, PRSSNI, Persatuan Sulih Suara
Indonesia (Persusi), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), dan
Komunitas Televisi Indonesia (Komteve). Kalangan industri ini
melakukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi yang dalam salah
satu pokok gugatannya mempertanyakan keberadaan Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) yang berpotensi menjelma menjadi
kekuatan represif ala Deppen di masa Orde Baru yang akan
mengancam kemerdekaan berekspresi insan penyiaran. Namun dari
beberapa pokok gugatan yang salah satunya ingin menghilangkan
peran KPI tidak dikabulkan oleh MK. MK hanya mengabulkan bahwa
kewenangan menyusun peraturan penjelas dari UU Penyiaran tidak
dilakukan oleh KPI bersama pemerintah melainkan cukup dilakukan
23
oleh pemerintah dalam kerangka menyusun Peraturan Pemerintah
(PP). Hal ini tertuang dalam Putusan Mahkamah konstitusi dengan
putusan perkara nomor 005/PUU-I/2003.
Pascakeputusan MK ini, perdebatan seputar regulasi penyiaran
berlanjut dalam hal penyusunan materi peraturan pemerintah (PP).
Publik penyiaran yang diwakili oleh kalangan pekerja demokrasi dan
civil society yang diwakili antara lain oleh Masyarakat Pers dan
Penyiaran Indonesia (MPPI) serta kalangan perguruan tinggi
khawatir pemberian kewenangan pembuatan peraturan pelaksana
dari UU Penyiaran kepada pemerintah akan membuat pemerintah
menyelipkan agenda kepentingannya dalam peraturan tersebut.
Kekhawatiran ini kemudian menjadi terbukti ketika pada tahun 2005
Peraturan Pemerintah (PP) tentang Penyiaran terbit.
PP-PP itu antara lain, PP No. 11 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik, PP No. 12
Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik RRI, PP No. 13 Tahun
2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik TVRI, PP No. 49 Tahun 2005
tentang Pedoman Kegiatan Peliputan Lembaga Penyiaran Asing, PP
No. 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga
Penyiaran Swasta, PP No. 51 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan
Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas, dan PP No. 52 Tahun 2005
tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran
Berlangganan.
Pemerintah dalam PP-PP tersebut menempatkan dirinya
sebagai pihak yang dominan dalam dunia penyiaran. Ini tampak
dalam penempatan menteri atas nama pemerintah sebagai pihak
yang memberi izin penyelenggaraan penyiaran. Padahal, dalam UU
Penyiaran termaktub bahwa izin penyelenggaraan penyiaran
diberikan negara melalui KPI.Dalam semangat UU ini, sebagaimana
24
dikemukakan oleh perumusnya yakni Paulus, Ketua Pansus
Penyusunan UU Penyiaran dari DPR RI pada saat penulis berdiskusi
dengannya.Ia menyatakan bahwa makna izin diberikan negara
melalui KPI dalam konteks bahwa izin penyelenggaraan penyiaran
diberikan KPI atas nama Negara.
Masih menurut dia, penempatan KPI sebagai pemberi izin
dalam pengertian bahwa di negara demokrasi modern pemberian izin
penyiaran harus diberikan oleh sebuah badan regulasi yang
independen.Hal ini untuk menempatkan penyiaran sebagai ruang
publik yang bebas dan otonom.Apalagi, penyiaran Indonesia di masa
lalu pernah berada dalam kendali kekuasaan pemerintah.Jadi, bila
kemudian pemerintah menafsirkan bahwa kata negara yang
dimaksud adalah pemerintah, menurut pandangannya, jelas
mengingkari semangat demokratisasi yang ada dalam UU Penyiaran.
Maka wajar bila kemudian KPI bersama elemen civil society
mengajukan judicial review ke Mahkamah Agung (MA) dan meminta
pemerintah membatalkan pemberlakuan PP-PP Penyiaran tersebut.
Pada tahun 2007, MA dalam keputusannya memenangkan
pemerintah dan menyatakan bahwa PP-PP penyiaran tersebut
berlaku.Pascapemberlakuan PP-PP Penyiaran ini tidak lantas
membuat PP-PP Penyiaran ini bisa langsung operasional. Saya ambil
contoh, dalam konteks perizinan penyelenggaraan penyiaran, karena
PP-PP penyiaran ini mensyaratkan adanya peraturan menteri yang
menjelaskan dari apa yang belum jelas di PP-PP penyiaran, membuat
pemrosesan izin penyiaran menjadi tertunda. Ini yang membuat para
pemohon izin penyelenggaran penyiaran menjadi kecewa karena
begitu lamanya menanti kepastian proses perizinan.
Sejak KPI daerah Jawa Barat dibentuk pada 2004, para
pemohon izin yang menempuh proses di KPI berjumlah 800-an
25
pemohon dan yang dinyatakan layak oleh KPI berjumlah 350 an.
Dalam PP-PP penyiaran, kewenangan KPI disebutkan hanya sebatas
pemberi rekomendasi kelayakan penyelenggaraan penyiaran yang
akan menjadi dasar bagi menteri dalam menerbitkan izin
penyelenggaraan penyiaran. Namun dari jumlah yang 350- an ini
hingga saat ini, belum bisa diterbitkan izin penyelenggaraan
penyiarannya oleh Menteri Komunikasi dan Informatika karena
peraturan menteri yang menjelaskan tentang prosedur perizinan
penyelenggaraan penyiaran sebagai dasar menteri memproses izin
belum ada.Yang menjadi pertanyaan, hingga kapan persoalan ini
selesai? Publik menanti begitu lama demi mendapatkan kepastian itu.
Permasalahan lain, ketika dalam PP-PP Penyiaran terjadi
pembagian kaveling kewenangan dalam memproses izin bahwa
kaveling KPI adalah dalam hal pemeriksaan kelengkapan persyaratan
program siaran dan kaveling pemerintah (menteri) dalam hal
pemeriksaan kelengkapan administrasi dan data teknik penyiaran.
Dalam hal melaksanakan tugasnya di daerah menteri dalam PP-PP
penyiaran tersebut dibantu oleh pemerintah di daerah.Permasalahan
yang muncul adalah pembagian tugas antara menteri dan pemerintah
di daerah belum jelas bagaimana pelaksanaannya mengingat
peraturan yang memayunginya belum ada.
Jadi, menteri belum dapat melakukan apa yang menjadi
tugasnya. Bahkan, penulis sempat beberapa kali didatangi pejabat
dinas infomasi dan komunikasi yang ada di daerah menanyakan
26
kepada penulis apa yang menjadi tugas, pokok, dan fungsinya dalam
membantu menteri sebagaimana tersurat dalam PP-PP Penyiaran
tersebut. Jawaban yang bisa penulis sampaikan adalah sebelum
peraturan yang menjadi dasar pembagian tugas tersebut belum ada,
maka akan sulit bagi pemerintah di daerah melaksanakan tugasnya di
lapangan. Jadi ketika peraturan penjelas dari PP-PP Penyiaran ini
tidak segera diterbitkan pemerintah, kondisi penyiaran di Indonesia
khususnya di Jawa Barat akan jauh dari tertib. Jadi, saat ini, bola ada
di tangan pemerintah. KPI dan masyarakat tinggal menunggu langkah
apayang akan segera pemerintah lakukan demi menjawab
kegelisahan masyarakat tersebut
Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 1997 Tentang Penyiaran
Penyiaran melalui media komunikasi massa elektronik dengan
kelebihan dan keunggulannya yang dapat mengatasi ruang dan waktu
dalam bentuk dengar atau audio dan pandang dengar atau
audiovisual serta grafis dan teks harus mampu melaksanakan
peranan aktif dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan
nasional sebagai pengamalan Pancasila. Oleh karena itu, bersama-
sama media massa lainnya, penyiaran harus ditingkatkan
kemampuannya melalui pembangunan yang diarahkan untuk
semakin meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam semua aspek
kehidupan bangsa, sehingga semakin meningkatkan kesadaran rakyat
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam
rangka mewujudkan Wawasan Nusantara, rnemperkuat persaman
dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, dan
27
memelihara stabilitas nasional yang mantap dan dinamis, sejalan
dengan dinamika pembangunan dan kemajuan teknologi.
Dengan kemampuan yang terus-menerus ditingkatkan dan
dibina sesuai dengan arahan tersebut di atas, penyiaran memiliki
kedudukan yang penting dan strategis dalam memotivasi pendapat
dan kehendak masyarakat ke arah hal-hal yang positif agar berperan
serta secara aktif dalam setiap tahap pembangunan nasional yang
meliputi pula pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Sementara itu, kemajuan teknologi penyiaran yang berkembang
dengan cepat menyebabkan landasan hukum pembinaan dan
pengembangan penyiaran yang ada selama ini sudah tidak memadai
lagi, baik karena tingkat peraturan yang mengaturnya lebih rendah
daripada undang-undang maupun karena ruang lingkup
pengaturannya baru meliputi segi-segi tertentu dalam kegiatan
penyiaran dengan pengaturan yang belum terpadu.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, sebagai landasan
pengaturan dan pembinaan penyelenggaraan penyiaran serta untuk
menjamin ketertiban dan kepastian hukum dan ditaatinya Kode Etik
Siaran, diperlukan Undang-undang tentang Penyiaran.
Pengaturan penyiaran dalam Undang-undang ini disusun
berdasarkan pokok-pokok pikiran sebagai berikut :
1. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-garis Besar
Haluan Negara sebagai landasan filosofis, konstitusional, dan
operasional merupakan panduan dalam menumbuhkan, membina
dan mengembangkan penyiaran di Indonesia sehingga sebagai
media komunikasi massa, penyiaran menjadi sarana efektif untuk
perjuangan bangsa, penjalin persatuan dan kesatuan bangsa,
sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, pengembangan
dan pelestarian budaya bangsa, sarana informasi dan penerangan,
28
pendidikan, dan hiburan yang sehat, serta penyalur pendapat
umum dan penggerak peran serta masyarakat dalam
pembangunan.
2. Penyiaran memiliki nilai strategis sehingga perlu dikuasai oleh
negara. Untuk itu, penyiaran perlu dibina dan dikendalikan dengan
sebaik-baiknya.
3. Penyiaran mempunyai kaitan erat dengan spektrum frekuensi
radio dan orbit geostasioner yang merupakan sumber daya alam
yang terbatas, sehingga pemanfaatannya perlu diatur secara
efektif dan efisien bagi sebesar-besamya kepentingan nasional.
4. Sebagai perwujudan peran serta masyarakat dalam pembangunan,
selain Pemerintah, masyarakat dapat menyelenggarakan
penyiaran dan wajib mendukung pertumbuhan dan
perkembangan penyiaran.
5. Penyiaran yang diselenggarakan oleh masyarakat merupakan
bagian integral yang tidak terpisahkan dari sistem penyiaran
nasional.
6. Pembinaan penyiaran diarahkan pada terciptanya siaran yang
berkualitas dan mampu menyerap sera merefleksikan aspirasi
masyarakat yang positif dan beraneka ragam, serta meningkatkan
daya tangkal masyarakat terhadap pengaruh buruk nilai-nilai
budaya asing.
7. Untuk mewujudkan iklim yang sehat bagi penyelenggaraan
penyiaran, pembinaan dan pengembangan penyiaran dilaksana
secara menyeluruh dan terpadu dalam suatu mata rantai yang
bersinambungan sejalan dengan dasar, asas, tujuan, fungsi, dan
arah penyelenggaraan penyiaran.
29
8. Untuk mencegah perbuatan melawan hukum yang mungkin timbul
dari penyelenggaraan penyiaran, pelanggaran terhadap ketentuan
di dalam Undang-undang ini dikenal sanksi.
Bertitik tolak dari pokok-pokok pikiran sebagaimana
tersebut di atas, dalam Undang-undang ini terutama diatur hal-hall
yang bersifat mendasar, sedangkan yang bersifat teknis dan
operasional akan diatur dengan Peraturan Pemerintah dan
peraturan pelaksanaan lainnya.