23
1 BAHAN AJAR TEKNIK PENGUMPULAN BAHAN KETERANGAN DIKLAT PEMBENTUKAN POLHUT ANGKATAN XXXI TAHUN 2012 Oleh : Sudirman Sultan, SP., MP. KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN BALAI DIKLAT KEHUTANAN MAKASSAR 2012

Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Disampaikan pada DIKLAT PEMBENTUKAN POLHUT

Citation preview

Page 1: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

1

BAHAN AJAR

TTEEKKNNIIKK PPEENNGGUUMMPPUULLAANN BBAAHHAANN KKEETTEERRAANNGGAANN

DDIIKKLLAATT PPEEMMBBEENNTTUUKKAANN PPOOLLHHUUTT AANNGGKKAATTAANN XXXXXXII

TTAAHHUUNN 22001122

OOlleehh ::

SSuuddiirrmmaann SSuullttaann,, SSPP..,, MMPP..

KKEEMMEENNTTEERRIIAANN KKEEHHUUTTAANNAANN BBAADDAANN PPEENNYYUULLUUHHAANN DDAANN PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN SSDDMM

PPUUSSAATT PPEENNDDIIDDIIKKAANN DDAANN PPEELLAATTIIHHAANN KKEEHHUUTTAANNAANN

BBAALLAAII DDIIKKLLAATT KKEEHHUUTTAANNAANN MMAAKKAASSSSAARR

22001122

Page 2: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Polisi Kehutanan (POLHUT) adalah pejabat tertentu dalam

lingkungan instansi kehutanan pusat dan daerah yang sesuai dengan sifat

pekerjaannya, menyelenggarakan dan atau melaksanakan usaha

perlindungan hutan yang oleh kuasa UU diberikan wewenang kepolisian

khusus di bidang kehutanan dan konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya.

Seorang Polhut dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

selalu mendapatkan keterangan/informasi mengenai tindak pidana

kehutanan. Untuk memastikan keterangan yang diperolehnya, seorang

Polhut harus mampu melakukan pengumpulan bahan keterangan dan

menilai bahan keterangan yang diperolehnya.

B. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat ini, peserta diklat

mampu menjelaskan cara pengumpulan bahan keterangan/informasi bidang

kehutananan khususnya tindak pidana kehutanan.

C. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat ini, peserta diklat

mampu:

1. Menjelaskan pengertian, tujuan dan manfaat pengumpulan bahan dan

keterangan.

2. Menjelaskan tata cara pengumpulan bahan dan keterangan.

3. Menjelaskan cara menganalisa bahan dan keterangan.

Page 3: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

3

BAB II

PULBAKET

A. Pengertian

1. Pulbaket adalah segala usaha kegiatan dan pekerjaan yang

dilakukan secara berencana dan terarah dalam mencari,

mengumpulkan berbagai bahan keterangan tentang sasaran tugas

POLRI/Alat-Alat Kepolisian Khusus, untuk selanjutnya diolah dan

disajikan kepada pimpinan sebagai bahan masukan pimpinan dalam

menentukan kebijaksanaan dengan resiko yang telah diperhitungkan

terlebih dahulu.

2. INTELIJEN adalah orang yang bertugas untuk mencari bahan

keterangan untuk kebutuhan organisasi, kelompok atau perorangan.

B. Tujuan

Tujuan pengumpulan bahan dan keterangan adalah :

1. mendapatkan data dan informasi akurat.

2. mencari, dan menemukan bukti-bukti awal terhadap dugaan telah

terjadinya suatu tindak pidana kehutanan

3. mencari fakta/kejadian, barang bukti dan alat bukti yang

mengindikasikan dan mengarahkan pada pembuktian unsur-unsur

tindak pidana kehutanan.

4. menentukan apakah hasil PULBAKET tersebut layak ditindaklanjuti

dengan kegiatan penyidikan atau bentuk lainnya

C. Manfaat

Manfaat pengumpulan bahan dan keterangan adalah :

1. menyediakan bahan-bahan keterangan yang diperlukan dalam upaya

melakukan kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan.

2. memperjelas, menambah, dan menyempurnakan suatu data,

informasi, laporan, dan atau pengaduan yang diterima atau

ditemukan, bahwa telah terjadi tindak pidana bidang kehutanan.

Page 4: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

4

BAB III TATA CARA PULBAKET

A. Observasi

Observasi yaitu “meninjau atau mengamat-amati suatu tempat,

keadaan atau orang untuk mengetahui baik hal-hal yang biasa maupun

yang tidak biasa dan kemudian hasilnya dituangkan dalam suatu

laporan”. Dari observasi yang dilakukan dapat diketahui kondisi suatu

tempat dan orang-orang yang ada ditempat tersebut. Setiap apa yang

dilihat dan diamati oleh observer akan dicatat sehingga dapat

menentukan langkah-langkah berikutnya.

Dalam melaksanakan observasi haruslah diperhatikan hal-hal

yang lain atau terdapat perbedaan dari hal-hal biasa yang tidak

diketahui masyarakat umum. Cara melakukan observasi adalah

bermacam-macam ragamnya antara lain apa yang tersebut di bawah

ini.

1. Observasi sepintas lalu, ialah observasi yang dilakukan secara

sambilan, dilakukan disamping sehari-hari atau disamping tugas

lainnya.

2. Observasi secara teratur , yaitu yang dijalankan oleh perorangan

atau kelompok dan merupakan tugas berdiri sendiri.

3. Observasi selayak pandang, ialah observasi dilakukan sccara umum

dengan perhatian yang berpindah-pindah tidak mendalam hanya

menghasilkan gambaran dalam garis besar, bersifat umum dan luas.

4. Observasi khusus, yaitu yang ditujukan khusus kepada suatu hal

yang tertentu.

B. Wawancara

Interview atau wawancara adalah suatu percakapan yang

diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses tanya

jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara

fisik.

Dalam proses interview terdapat 2 (dua) pihak dengan kedudukan

yang berbeda. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula

sebagai interviewer, sedang pihak kedua berfungsi sebagai pemberi

Page 5: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

5

informasi (Information supplyer), interviewer atau informan. Interviewer

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta keterangan atau

penjelasan, sambil menilai jawaban-jawabannya. Sekaligus ia

mengadakan paraphrase (menyatakan kembali isi jawaban interviewee

dengan kata-kata lain), mengingat-ingat dan mencatat jawaban-

jawaban. Disamping itu dia juga menggali keterangan-keterangan lebih

lanjut dan berusaha melakukan “probing” (rangsangan, dorongan).

Pihak interviewee diharap mau memberikan keterangan serta

penjelasan, dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan

kepadanya. Kadang kala ia malahan membalas dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan pula. Hubungan antara interviewer dengan

interviewee itu disebut sebagai “a face to face non-reciprocal relation”

(relasi muka berhadapan muka yang tidak timbal balik). Maka interview

ini dapat dipandang sebagai metoda pengumpulan data dengan tanya

jawab sepihak, yang dilakukan secara sistematis dan berdasarkan

tujuan research.

Wawancara dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu wawancara

terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Terstruktur apabila

pertanyaan yang diajukan pewawancara dilakukan secara ketat sesuai

daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Pertanyaan-pertanyaan,

runtunannya, dan perumusan kata-katanya sudah “harga mati”, artinya

sudah ditetapkan dan tak boleh diubah-ubah. Tidak terstruktur apabila

pertanyaan yang diajukan bersifat fleksibel tetapi tidak menyimpang dari

tujuan wawancara yang telah ditetapkan. Dalam wawancara dikenal

adanya teknik wawancara mendalam (in depth interview).

Petunjuk umum interview adalah :

a. Interviewer harus berpenampilan yang menarik. Tujuan utama interviu adalah untuk mendapatkan informasi yang yang akurat sebagaimana diinginkan. Untuk itu interviewer harus membekali diri dengan cara-cara yang dapat menarik perhatian, misalnya cara berbicara yang enak, familier, menyenangkan, termasuk cara berpakaian yang menarik;

b. Interviewer harus menguasai materi pertanyaan; jangan sering-sering melihat catatan, karena akan mengganggu suasana interviu.

Page 6: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

6

Untuk itu pewawancara harus menguasai materi interviu, kalau perlu harus hafal di luar kepala.

c. Arahkan pertanyaan sehingga yang diinterview menjawab dengan jawaban “ya” dari pada menjawab “tidak”;

d. Segera melakukan pencatatan terhadap jawaban-jawaban saat interview; gunakan alat perekam elektronik. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan pewawancara tidak ingat akan jawaban yang diberikan, padahal jawaban tersebut sangat penting;

e. Probing question: pertanyaan lebih mendalam untuk melakukan elaborasi terhadap jawaban; pertanyaan untuk menggali informasi lebih mendalam. Untuk menggali pertanyaan yang lebih mendalam, pewawancara harus menguasai betul materi interviu, sehingga suasana interviu tidak terjadi secara formal, akan tetapi lebih santai, ibaratnya seperti dialog saja.

f. Untuk dapat melakukan interviu dengan baik, pewawancara harus terampil dalam berbahasa, dan menguasai materi interviu. Untuk memenuhi maksud tersebut, pewawancara harus memperoleh latihan dan pengalaman yang cukup memadai.

C. Pembuntutan (Surveillance)

Surveillance adalah pengawasan terhadap orang , kendaraan

dan tempat atau obyek yang dilakukan secara rahasia ,terus-menerus

dan kadang-kadang berselang untuk memperoleh informasi kegiatan

dan identifikasi oknum. Informasi yang diperoleh dalam melakukan

pembuntutan digunakan untuk mengidentiflkasi sumber ,kurir dan

penadah hasil hutan illegal.

Operasi surveillance dilakukan secara terus-menerus dan kadang

berganti-ganti agar tidak menimbulkan kecurigaan bagi pelaku tindak

pidana kehutanan. Adapun tujuan pembututan adalah :

a. Untuk melindungi petugas atau untuk menguatkan kesaksian.

b. Untuk memperoleh bukti kejahatan.

c. Untuk melokalisir orang dengan mengawasi tempat yang sering ia

kunjungi dan orang-orang yang berhubungan dengannya.

d. Untuk mengecek kejujuran informan.

Page 7: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

7

e. Untuk melokalisir harta benda atau barang-barang terlarang yang

disembunyikan.

f. Untuk mendapatkan kemungkinan dasar yang bisa digunakan untuk

melakukan penggeledahan

g. Untuk mendapatkan kemungkinan dasar yang bisa digunakan untuk

melakukan penggeledahan.

h. Untuk memperoleh informasi untuk digunakan nanti dalam

interogasi.

i. Untuk mengembangkan petunjuk dan informasi yang diterima dari

sumber-sumber lain.

j. Untuk mengetahui secara terus-menerus dimana seseorang itu

berada.

k. Untuk memperoleh barang bukti sah untuk digunakan dipengadilan.

Sedangkan tinjauan dari fungsi operasi pembuntutan dapat digolongkan

menjadi:

a. Pembuntutan untuk mengumpulkan data intelijen ( inteligence

seeking surveillance ) dimana penyidik perlu mempelajari segala

sesuatu yang bisa ia lakukan mengenai suatu kejahatan atau

kegiatan. Ia berusaha mempelajari sumber pemasok barang bagi

tersangka, siapakah kurirnya dan siapa saja yang mungkin menjadi

kaki tangannya.

b. Pembuntutan sebelum dilakukan pembelian ( prepurchase

surveillance) dilakukan untuk menghimpun data yang akan

membantu petugas dalam usahanya melakukan pembelian dari

tersangka. Penyidik berusaha mengenali orang-orang yang

berhubungan dengan tersangka. Ia juga berusaha mengetahui

sumber pemasok dan kurir-kurimya.

c. Pembuntutan selubung ( cover surveillance ) dilakukan terutama

untuk melindungi petugas, pembuntutan jenis ini juga dimaksudkan

untuk menguatkan kesaksian sipetugas.

d. Pembuntutan pasca pembelian ( post purchase surveillance )

dilakukan untuk alasan-alasan sebagai berikut:

Untuk memastikan larinya uang setelah penjualan.

Page 8: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

8

Untuk mengambil orang-orang lain yang menjadi pelanggan

sipenjual tersebut.

Agar tetap bisa mengawasi sipenjual dalam petugas

mendapatkan barang tidak sesuai dengan kenyataan.

Operasi pembuntutan yang dilakukan harus juga didukung oleh

perlengkapan komunikasi dan transportasi yang memadai. Sebelum

dilakukan operasi pembuntutan maka petugas harus memperoleh

data orang yang akan dibuntuti. Dalam mempelajari informasi yang

berkaitan dengan tersangka, penyidik hendaknya memusatkan

perhatiannya pada nama-nama dan alias-alias yang digunakan oleh

tersangka, gambaran fisik yang terinci, termasuk foto jika ada, dan

ciri-ciri serta tabiat lain yang bisa dikenali. Kebiasaan dan kegiatan

sehari-harinya yang telah biasa dilakukan dan kemampuan

menghindari, pembuntutan. Dan juga harus diketahui identitas dan

gambaran kotak-kotak dan kawan-kawan tersangka yang sudah

diketahui atau dicurigai hendaknya diketahui.

D. Penyamaran

Penyamaran (undercover) adalah suatu operasi yang sifatnya

tertutup dan dirahasiakan. Kegiatan-kegiatan undercover semuanya

disamarkan ( Belanda : vermond ) sedemikian rupa. Sehingga orang-

orang yang melakukan dan segala kegiatannya tidak boleh

menimbulkan kecurigaan pada orang atau obyek yang disusupi.

Penyusupan ini akan sangat efektif jika digunakan dalam hal

telah diketahui lebih dahulu, bahwa beberapa orang terlihat dalam suatu

kejahatan berkomplot, tetapi bukti-bukti yang diperlukan masih kurang.

Dengan adanya informasi-informasi yang didapat melalui teknik-teknik

yang disebut di atas tersebut dapat disusun perencanaan guna

penangkapan pelaku tindak pidana dengan pembuatan TKP.

Perekayasaan TKP bertujuan untuk menciptakan suasana tertangkap

tangan sehingga pelaku tidak dapat mungkir dari sidang pengadilan dan

memudahkan penangkapan.

Page 9: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

9

E. Laporan dan Informasi

Bahan keterangan juga bisa diperoleh berdasarkan laporan dan

informasi. Berdasarkan laporan dan informasi yang diperoleh tentang

tindak pidana kehutanan, maka Polhut membuatkan laporannya berupa

laporan informasi.

F. Survey Secara Cepat

Survei sumber daya alam hayati secara cepat adalah suatu

tehnik pengumpulan data tentang vegetasi, satwa liar, habitat dan

lingkungannya serta pengaruh aktifitas manusia yang terjadi di dalam

kawasan hutan atau kawasan konservasi. Pengumpulan data ini

dilakukan secara cepat namun tetap memiliki nilai informasi yang

akurat.

Page 10: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

10

BAB IV ANALISA BAHAN KETERANGAN

A. Pencatatan

Pencatatan adalah kegiatan mencatat secara sistematis dalam

bentuk tulisan atau gambar agar memudahkan dalam kegiatan

penilaian dan penafsiran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pencatatan :

1. Mudah untuk dicatat (dikelompokkan berdasarkan bidang dan

masalahnya)

2. Sederhana, mudah dimengerti.

3. Memungkinkan kecepatan dalam pekerjaan penyusunan.

4. Penyajian keterangan-keterangan yang diperlukan tidak terpengaruh

oleh situasi dan kondisi.

5. Memudahkan pelaksanaan penilaian dan penafsiran.

6. Memudahkan dan menjamin kecepatan mempersiapkan laporan.

Sarana Pencatatan antara lain :

1. Buku harian

2. Tabulasi data.

3. Peta situasi.

4. File intelijen.

5. Lembaran kerja.

Beberapa cara pencatatan informasi : memakai buku catatan,

map, lembar laporan kemajuan/lapju, dokumen pengolah kata dan

lembar lajur di komputer (ms word, ms excel, lotus, qpro, dll) serta basis

data (ms access, dll). Cara yang paling sering dipakai oleh lembaga

penegakan hukum adalah laporan informasi, dan penyimpanan

informasi dalam database.

Tujuan dari laporan informasi adalah untuk mencatat tiap bagian

dari informasi yang diperoleh dan sebagai media untuk menilai

informasi yang telah diperoleh. Laporan informasi biasanya

dihubungkan ke sebuah data base yang mengijinkan anggota tim

pengamat dan atasannya untuk melihat informasi.

Beberapa bagian dari laporan informasi yang universal :

Page 11: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

11

Menulis tanggal informasi itu diberikan pada kita.

Menjelaskan sumber/ individu yang memberikan informasi.

Mencatat detail informasi.

Detail pengamatan yang kita buat ketika mengumpulkan

informasiatau detail tentang metode yang digunakan untuk

mengumpulkan informasi (anda mungkin ingin untuk memberikan

komentar tentang sumber atau individu itu sendiri dan informasi lain

apayang mungkin dapat disajikan).

Menulis tingkat keabsahan informasi atau tingkat kepercayaan kita

terhadap sumber / individu yang memberikan informasi, dan.

Memberikan sebuah referensi untuk mengaitkan dengan

laporaninformasi lainnya yang berhubungan dengan informasi yang

kita miliki.

Contoh Format laporan informasi terlampir.

B. Penilaian

Suatu kegiatan yang dilakukan secara beriringan atau

bersamaan dengan kegiatan pencatatan. Kegiatan ini dilakukan dengan

menilai suatu bahan keteragan secara kritis, yang akan digunakan

sebagai dasar kegiatan penafsiran. Penilaian adalah menentukan

“tingkat kebenaran” bahan keterangan dan “tingkat kepercayaan”

sumber bahan keterangan.

Ukuran penilaian bahan keterangan terdiri atas dua hal, yaitu :

1. Penilaian tingkat kepercayaan terhadap sumber diklasifikasikan

dengan huruf A, B, C, D, E dan F.

Penilaian tingkat kepercayaan terhadap sumber:

A = Dapat dipercaya sepenuhnya

B = Biasanya dapat dipercaya

C = Agak dapat dipercaya

D = Biasanya tak dapat dipercaya

E = Tidak dapat dipercaya

F = Kepercayaan tidak dapat dinilai

Page 12: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

12

2. Penilaian kebenaran suatu keterangan diklasifikasikan dengan

angka 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.

Penilaian keterangan atau tingkat kebenaran suatu keterangan yaitu

:

1 = Dibenarkan oleh sumber lain.

2 = Sangat mungkin benar.

3 = Mungkin benar.

4 = Kebenarannya diragukan.

5 = Tidak mungkin benar.

6 = Kebenarannya tidak dapat dinilai.

C. Penafsiran

Merupakan proses transformasi bahan keterangan menjadi

intelijen dengan cara mencocokkan dan membandingkan keterangan

yang satu dengan yang lainnya. Disamping itu penafsiran juga

merupakan pertimbangan yang kritis terhadap keterangan melalui

analisa, integrasi dan penentuan kesimpulan.

1. Analisa

Merupakan suatu proses pemilihan dan penyaringan bahan

keterangan yang telah dinilai baik sumber maupun isinya serta

memisahkan dari bahan keterangan lain berdasarkan kepentingan

tugas pokok. Proses Analisa harus dapat mengintegrasikan antara

intelijen dasar dan intelijen aktual dalam rangka menentukan

intelijen ramalan. Dalam penganalisaan perlu mempedomani hal-hal

antara lain:

a. Kelengkapan informasi/bahan keterangan. Semakin lengkap

informasi/keterangan yang diperoleh akan lebih memudahkan

dalam menganalisa suatu masalah.

b. Memenuhi target operasi. Dalam penganalisaan bahan

keterangan/ informasi harus relevan dengan Target Operasi

yang diterima, sehingga tidak menyimpang dengan Target

Operasi yang diterima.

Page 13: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

13

c. Bahan Keterangan yang aktual. Hal ini akan berpengaruh

terhadap proses analisa sehingga dapat diperoleh kesimpulan

yang tepat.

Faktor-faktor yang berpengaruh :

Kemampuan dan pengalaman petugas.

Waktu yang tersedia.

Bahan Keterangan yang diperoleh.

Sarana dan prasarana yang tersedia.

2. Integrasi

Integrasi merupakan kegiatan mengkompilasikan keterangan

yang dipisahkan pada waktu melakukan analisis dan menghimpunnya

dengan keterangan-keterangan lain yang sudah diketahui untuk

membentuk suatu gambaran yang logis atau hipotetis tentang suatu

masalah. Langkah tersebut antara lain :

Memadukan beberapa bahan keterangan sesuai Target Operasi.

Hal ini perlu dilaksanakan untuk melengkapi atau memperkuat

antara keterangan yang satu dengan yang lainnya. Apabila ada

suatu bahan keterangan yang tidak mendukung tugas pokok,

keterangan tersebut dapat diabaikan.

Mengolah bahan keterangan yang diperoleh dengan intelijen dasar

yang tersedia. Bahan keterangan yang diperoleh selanjutnya

diolah dan diperbandingkan dengan intelijen dasar yang tersedia

sehingga keduanya dapat saling memperkuat/mendukung atau

tidak saling mendukung.

Pembuatan intelijen ramalan. Merupakan kegiatan pembuatan

perkiraan yang akan terjadi dengan cara mentransformasikan

intelijen dasar, intelijen aktual dan kecenderungan situasi yang ada

secara tepat dan benar, sehingga dapat diprediksi kemungkinan

yang akan terjadi dalam bentuk intelijen ramalan.

3. Kesimpulan

Tahap akhir dalam proses penafsiran keterangan, adalah

mengambil kesimpulan dari hipotesis-hipotesis yang dikembangkan.

Kesimpulan mencakup tafsiran atau interpretasi dari suatu keterangan.

Page 14: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

14

Kesimpulan ini selanjutnya dijadikan dasar membuat perkiraan

mengenai kemungkinan perkembangan situasi yang akan dihadapi.

Perkiraan tersebut jelas hanya merupakan hipotesis yang disampaikan

kepada pihak pimpinan/atasan. Untuk membuktikan atau untuk

memperoleh keyakinan mengenai perkiraan yang disampaikan oleh

staf intelijen, pihak pimpinan bersangkutan dapat mengajukan verifikasi.

Page 15: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

15

Lampiran :

RAHASIA DINAS KEHUTANAN UNIT INTEL SATGAS POLHUT

LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN

I N T E R V I E W

I. DASAR

1. Surat Perintah Tugas Kepala ………………………….. Nomor :

2. Laporan Informasi Kejadian Nomor :

II. YANG MENGINTERVIEW

N a m a : Pekerjaan : Alamat :

III. YANG DIINTERVIEW

N a m a : Pekerjaan : Alamat :

IV. TEMPAT DAN TANGGAL INTERVIEW

V. SEHUBUNGAN DENGAN

VI. HASIL INTERVIEW

Dalam interview tersebut yang bersangkutan menceritakan hal-hal yang

didengar, dilihat dan dialaminya serta saran-saran yang perlu dikemukakan :

1.

2.

Makassar, 2012.

Yang Menginterview,

________________

NIP.

Page 16: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

16

Lampiran : RAHASIA

DEPARTEMEN KEHUTANAN UNIT INTEL SATGAS POLHUT KARIMUNJAWA

LAPORAN INFORMASI

No. : R./ /LA/ / /Sub Unit Intel Satgas

Bidang :

Perihal :

I. PENDAHULUAN

1. Sumber Informasi

a. Nama :

b. Pekerjaan :

c. Alamat :

2. Hubungan dengan Sasaran :

3. Cara mendapatkan Baket :

4. Tempat/ Waktu mendapatkan Baket :

5. Nilai Informasi :

II. FAKTA – FAKTA

III. PENDAPAT PELAPOR

A. Kesimpulan

B. Saran

Karimunjawa,

PELAPOR,

S U K I R NIP.

Page 17: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

17

Page 18: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

18

RAHASIA

DEPARTEMEN KEHUTANAN UNIT INTEL SATGAS POLHUT KARIMUNJAWA

LAPORAN PENUGASAN No. : R/ /lapgas/ / /Satgas Polhut

Tentang

(Nama Tugas)

IV. PENDAHULUAN

A. Dasar

1.

2.

B. Personil

No. Nama NIP Jabatan 1. 2. 3.

C. Waktu Penugasan

Tanggal

D. Daerah Lokasi

V. TUGAS POKOK

1.

2.

VI. RENCANA PELAKSANAAN TUGAS

No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Keterangan 1.

Page 19: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

19

2.

3.

VII. PELAKSANAAN

No. Hari/Tanggal Kegiatan Pelaksanaan Keterangan

VIII. HASIL YANG DICAPAI

IX. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

A. Faktor yang Menghambat

B. Faktor yang Mendukung

X. PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 20: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

20

B. Saran

Karimunjawa, Ka. Unit Intel Satgas Polhut

SAMSIDI, SH. NIP.1962022819930310

04

Page 21: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

21

RAHASIA DEPARTEMEN KEHUTANAN UNIT INTEL SATGAS POLHUT KARIMUNJAWA

LAPORAN KEGIATAN HARIAN

Tanggal :

Sub Unit : NO. Jam (WIB) Sumber Baket / Sasaran Antara Cara Mendapatkan Baket Hasil yang dicapai Keterangan

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

Karimunjawa, PELAPOR S U K I R NIP.

Page 22: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

22

DEPARTEMEN KEHUTANAN UNIT INTEL SATGAS POLHUT KARIMUNJAWA

UNSUR – UNSUR UTAMA KETERANGAN

No : R/ /UUK/ / /Unit Intel Satgas Polhut Bidang : Perihal :

NO. INDIKASI MASALAH

INTISARI BAKET YANG DIBUTUHKAN

SUMBER BAKET YANG

DIPERKIRAKAN TEKTAK

LIDIK WAKTU LIDIK

WAKTU DAN TEMPAT BAKET

DISERAHKAN

1 2 3 4 5 6 7

Karimunjawa, Kanit. Intel Satgas Polhut

SAMSIDI, SH. NIP.196202281993031004

Page 23: Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut

23

DEPARTEMEN KEHUTANAN UNIT INTEL SATGAS POLHUT KARIMUNJAWA

RENCANA PENGUMPULAN BAHAN KETERANGAN

No : R/ /RPBK/ / /Unit Intel Satgas Polhut UUK No.: R/ /UUK/ / /Unit Intel Satgas Polhut

NO. Masalah/ Persoalan

BAKET yang diminta Sasaran Lidik / Sumber Baket

Waktu/ Tempat Baket

diserahkan Catatan

Karimunjawa, Kanit. Intel Satgas Polhut

SAMSIDI, S.H. NIP. 196202281993031004