27
1 STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR DENGAN MENGUNAKAN MEDIA PERMAINAN MAKALAH Oleh: WinahyuArifWicaksono K7112269 / 1C PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS VI KEBUMEN

Strategi pembelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

free download. untuk memajukan pendidikan indonesia

Citation preview

Page 1: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

1

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

DI SEKOLAH DASAR

DENGAN MENGUNAKAN MEDIA PERMAINAN

MAKALAH

Oleh:

WinahyuArifWicaksono

K7112269 / 1C

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

KAMPUS VI KEBUMEN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Page 2: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-

Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua. Sehingga saya dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Di Sekolah Dasar Dengan Mengunakan Media Permainan”.

Dalam menyusun makalah ini saya mendapat dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Bapak dan Ibu yang telah member semangat dan mengingatkan

saya untuk belajar,

3. Bapak Suhartono,M.Pd selaku Dosen Pembimbing bahasa

Indonesia,

4. Pengurus Perpustakaan PGSD Kebumen,

5. Saudara Yoseph yang member pinjaman buku referensi

6. Teman teman semua yang telah member dukungan dalam

penyelesaian makalah ini.

Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari

ketidaksempurnaan, untuk itu saya mengharapkan adanya saran yang dapat

membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.

Kebumen, 20 November 2012

Penulis

Page 3: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Zaman sekarang, pendidikan merupakan batu pijakan untuk

mencapai suatu negara dan bangsa yang berkualitas baik itu di lihat dari

aspek psikomotorik, afektif serta kognitif yang dimiliki oleh individu

dalam suatu kelompok atau masyarakat. Sehingga diperlukan suatu

pendidikan yang mengairahkan dan menarik perhatian suatu individu agar

dapat mengembangkan ketiga aspek tersebut sehingga tercapainya kualitas

yang unggul dari suatu bangsa dan negara. Pengajaran yang konvensional

saat ini membuat siswa merasa jenuh akan proses pembelajaran sehingga

diperlukan suatu pembelajaran yang menarik perhatian siswa khususnya

pada pendidikan Sekolah Dasar, karena siswa pada Sekolah Dasar masih

dalam tahap oprasional kongkrit yang membutuhkan media pembelajaran

yang kreatif dan sesuai dengan umur siswa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimasud media pembelajaran ?

2. Apa manfaat dan fungsi media pembelajaran ?

3. Bagaimana kriteria memilih media yang baik ?

4. Apa saja klasifikasi media menurut para ahli ?

5. Bagaimana strategi pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

menggunakan permainan sebagai media belajar?

C. Tujuan

1. Menjelaskan apa yang dimasud media pembelajaran

2. Menjelaskan fungsi dan kriteria memilih media yang baik

3. Memberi gambaran pada pengajar (guru) strategi pembelajaran di

sekolah dasar dengan mengunakan permainan sebagai media belajar.

Page 4: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang berarti

tengah’,’perantara’atau’pengantar’. Sedang menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia media pembelajaran adalah alat dan bahan yg digunakan dalam proses

pengajaran atau pembelajaran. Menurut Gagne (dalam Sadiman

dkk,1986:6)menyatakan bahwa “media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.” Jadi dapat

disimpulkan bahwa “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan minat sertaperhatian siswa sedemikian rupa

sehingga proses belajar terjadi.”(Sadiman dkk,1986:7). Sehingga media

pembelajaran adalah alat penunjang dalam proses belajar mengajar guna

mempermudah pengirim pesan (guru) menyampaikan materi kepada penerima

(siswa). Menurut definisi di atas media pembelajaran mengandung lima unsur

penting yaitu guru sebagai pengirim pesan, media penyampaian, materi yang

disampaikan, siswa sebagai penerima dan komunikasi. Santyasa(2007:3)

menyatakan bahwa “Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi,

guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan),

dan tujuan pembelajaran.”

B. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Santyasa(2007:4)“Dalam proses pembelajaran, media memiliki

fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima

(siswa).Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam

menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.”

Page 5: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

5

Dalam bagan diatas dapat disimpulkan bahwa pengajar (guru) dalam

menyampaikan pesan pada siswa dengan cara mengunakan media tertentu

melalui sebuah prosedur tertentu (metode).Pengunaan media pembelajaran dapat

mempermudah penyampaian materi sekaligus dapan meningkatkan pemahaman

siswa akan materi yang disampaikan terutama untuk siswa kelas bawah sehingga

dapat megoptimalkan hasil bejajar siswa. Sudjana dan Rivai (2007:2) menyatakan

bahwa :

“…Ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan media pengajaran dalam proses belajar siswa antara laina.Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan

motivasi belajar;b. Bahan pengjaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih mudah

dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa mengusahai tujuan pengajaran lebih baik;

c.Metode belajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan;d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain lain….

…Alasan kedua mengapa penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil belajar adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks…”

Menurut Edgar Dale,dkk (dalam Padmono,2011:12) menyatakan bahwaaa: fungsi dan manfaat media meliputi :

a. Memberikan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir (tidak verbalistis)b. Menarik perhatian siswa terhadap pelajaran.c. Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,

sehingga memungkinkan hasil belajar lebih tahan lama.

Gambar 1

Page 6: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

6

d. Memberi pengalaman-pengalaman nyata pada siswa sehingga usaha belajar sendiri dapat berkembang.

e. Mengembangkan keteraturan dalam kontinyunitas berpikir.f. Ikut membantu pertumbuhan pengertian yang berakibat pula pertumbuhan

kosa kata.g. Membuat kegiatan belajar menjadi mendalam efisien, dan beraneka ragam.

Secara umum media pendidikan menurut Sadiman,dkk (1986:17)

mempunyai kegunaan sebagai berikut :

1.Memperjelas penyajian pesan agartidak terlalu verbalitas (dalam bentuk

kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2.Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya

a. Objek yang terlalu besar – untuk mengatasi pengunaan media asli

yang terlalu besar dan tidak memungkinkan ditunjukan langsung

ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung

contoh : sapi diganti dengan bonekah sapi atau gambar sapi,

pesawat terbang bisa diganti dengan model mainan atau foto

pesawat terbang;

b. Objek yang kecil – pengunaan media difungsikan untuk

menunjukan obyek obyek yang berukuran kecil dan mikroskopis

contoh: bakteri dapat digantikan dengan video bakteri, semut dapat

diperbesar melalui gambar atau menggunakan alat bantu seperti

kaca pembesar untuk dapat melihat secara langsung. ;

c. Gerak yang terlalu lamban atau terlalu cepat --, gerakan obyek

yang diamati jika terlalu cepat kita dapat memanfaatkan media

video untuk merekam dan memperlambatnya atau mengunakan

timelapse dan high-speed photography;

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu -- bisa untuk

penyampaian mengenai peristiwa masa lalu dapat mengunakan

film dan gambar sebagai medianya, ;

e. Objek yang terlalu kompleks -- untuk model yang terlalu rumit

dapat disajikan melalui model gambar, rancangan maupun

diagram, dan

Page 7: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

7

f. Konsep yang terlalu luas -- jika media yang digunakan terlalu luas

dan global maka pengajar dapat mengunakan media study tour

maupun dapat juga divisualisasikan melalui gambar dan film.

3.Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi

sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk

a. Menimbulkan kegairahan belajar;

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik

dengan lingkungan dan kenyataan (siswa lebih aktif melaui kontak

langsung dengan lingkungan, tidak hanya duduk di kelas);

c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya (member kesempatan siswa untuk

mengembangkan pendidikannya).

4.Dengan latar belakang siswa dan pengajar yang berbeda maka akan muncul

angapan dan persepsi yang berbeda terhadap suatu masalah, padahal

kurikulum yang ditentukan sama untuk seluruh siswa maka media

berperan untuk:

a. Memberikan perangsangan yang sama;

b. Mempersamakan pengalaman

c. Menimbullkan persepsi yang sama

C. Kriteria Memilih Media

Ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang

penjajar untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Namun tidak semua media

dapbat dipergunakan secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar.

Seorang pengajar harus mampu memilih media yang sesuai untuk penyampaian

materi pengajaran supaya peserta didik lebih mudah memahami materi. Tidak

semua materi yang disampaikan perlu mengunakan media sehingga pengajar tidak

perlu memaksakan diri untuk mengunakan media dalam setiap penyampaian

materi karena pada hakekatnya media digunakan untuk mempermudah proses

belajar mengajar.

Page 8: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

8

Menurut sudjana dan Rivai (2007:4) dalam memilih media untuk

kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai

berikut:

1. Ketepatan dalam tujuan pengajaran artinya media pengajaran harus sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran artinya media pengajaran yang

digunakan harus mendukung materi yang diajarkan. Sehingga media

pengajaran dapat memperjelas dan mempermudah penyampaian serta

penyerapan materi.

3. Kemudahan memperoleh media artinya media yang digunakan sebaiknya

mudah diperoleh, sederhana dan jika memungkinkan dapat dibuat oleh

guru.

4. Keterampilan guru dalam mengunakannya. Syarat utama dalam

mengunakan media adalah keterampilan guru. Dalam penggunaan media

seorang pengajar haruslah mampu menguasai dan mengoprasionalkan

media yang digunakan.

5. Tersedia waktu untuk mengunakannya, untuk mengunakan media pengajar

haruslah memperhatikan alokasi waktu, apakah media yang digunakan

tersebut akan menyita banyak waktu dan menganggu penyampaian materi

yang lain atau tidak.

6. Sesuai dengan taraf berpikir siswa, media yang digunakan haruslah

sederhana (SD) sehingga siswa mudah memahami maksud dari media

tersebut.

Pengunaan media pembelajaran oleh guru/ pengajar memang menunjang

pembelajaran, namun yang perlu diperhatikan bahwa media pembelajaran

merupakan jembatan menuju tujuan pengajaran bukan tujuan pengajaran sehingga

pengajar dituntut untuk memahami karakteristik setiap media yang akan

digunakan sehingga lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Sebagai contoh dalam

memberi penjelasan mengenai macam-macam bentuk surat, pengajar lebih

dianjurkan mengambar di papan tulis disbanding menunjukan macam macam

Page 9: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

9

surat melalui video yang ditampilkan di kelas. Karena pengunaan papan tulis lebih

efisien dan menghemat biaya selain itu siswa dapat melihat secara langsung

proses pembuatan surat yang benar.

D. Klasifikasi Media Pembelajaran

Terdapat bermacam macam jenis media pembelajaran yang dapat

digunakan oleh pengajar dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Klasifikasi

media pembelajaran menurut para ahli (Santyasa,2007,10) adalah sebagai berikut :

1. Menurut Schramm, media digolongkan menjadi

a. Media rumit: media yang dalam pembuatan maupun penyajiannya

memerlukan keahlian kusus dan memiliki tingkat kesulitan yang

cukup tinggi. Contoh: Mikroskop

b. Media Mahal; media yang dalam penyediaan maupun

pembuatannya membutuhkan biaya yang relatif besar. Contoh: alat

peraga, teleskop, teropong.

c. Media Sderhana: media yang dalam pembuatan dan penyajiannya

relatif mudah dan tidak berbelit belit. Contoh: gambar, film.

2. Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu

a. benda untuk didemonstrasikan media yang berupa semacam benda

yang kemudian oleh pengajar atau siswa menerangkan maksud dari

benda tersebut. Contoh: bonekah sapi, guru menerangkan bahwa

sapi memiliki empaat kaki, berdaun telinga dua dan berekor satu.

b. komunikasi lisan merupakan media yang sering digunakan oleh

pengajar dalam menyampaikan materi. Pengajar langsung

menjelaskan secara lisan materi yang ada.

c. media cetak media yang berupa tulisan hasil cetakan. Contoh:

buku diktat, Koran, majalah.

d. gambar diam, media yang berupa gambar benda (materi) yang

ingin disampaikan. Contoh: gambar sapi untuk menjelaskan ciri-

ciri Sapi.

Page 10: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

10

e. gambar bergerak: gambar yang terdiri dari berbagai rangkaian

gambar jika di ganti satu persatu seolah olah gambar tersebut

bergerak. Sering digunakan pada taman kanak kanak maupun SD

kelas rendah.

f. film bersuara contoh: film peristiwa 1998 untuk menjelaskan

siswa peristiwa sejarah masa lalu.

g. mesin belajar. Berupa serangkaian alat peraga proses belajar

mengajar. Contoh: mesin belajar aliran listrik.

3. Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual diam,

film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram,

demonstrasi, buku tekscetak, dan sajian lisan….

4. Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri

fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya (benda kongkrit),

presentasi verbal (penyampaian materi dengan media lisan atau ceramah),

presentasi grafis (melalui penjelasan dengan bantuan grafik maupun

diagram),gambar diam (mengunakan gambar), gambar bergerak

(mengunakan rangkaian gambar sehingga jika digerakan dengan cepat

seolah olah bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi

(melalui praktik langsung).

5. Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta

kompleks tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu

media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi;

media audio; media proyeksi; televisi, video, komputer.

E. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Menggunakan

Media Permainan

Bermain bagi seorang anak adalah sesuatu yang sanggat penting. Seperti

halnya orang dewasa bagi seorang anak bermain adalah suatu pekerjaan. Bermain

adalah kebutuhan wajib bagi anak untuk mengembangkan diri dalam proses

pendewasaan. Namun dalam kenyataannya banyak siswa yang kehilangan waktu

bermainnya dikarenakan setiap pagi mereka harus bersekolah, duduk diam

berjam-jam mendengarkan penjelasan dari pengajar yang terkadang terasa

Page 11: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

11

membosankan. Sesampainya dirumah kebanyakan orang tua memerintahkan

putranya untuk tidur siang dengan alasan kesehatan, di sore hari siswa disibukan

dengan kegiatan belajar seperti Les, kursus, maupun mengaji di masjid. Di malam

hari mereka harus mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru

mereka. Sehingga siswa kita (SD) banyak kehilangan waktu bermain mereka. Tak

jarang dikarenakan hal tersebut anak menjadi stress dan centderung bertindak

agresif. Padahal menurut Hetheriongton dan Parke (dalam Djuanda,2006:86)

menyatakan bahwa “bermain bagi anak berfungsi untuk mempermudah

perkembangan kognitif anak. Dengan bermain akan memungkinkan anak meneliti

lingkungannya dan mempelajari segala sesuatu , serta memecahkan masalah yang

dihadapinya.” Sehingga menurut peryataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

bermain memiliki fungsi yang penting dalam pendewasaan anak.Seorang pendidik

dapat memanfatkan media permainan sebagai media pembelajaran yang efektif.

Sugianto (dalam Djuanda, 2006:87) mengemukakan “Froebel seorang pendidik dari jerman, ia percaya salah satu alat terbaik untuk mendidik anak-anak ialah melalui permainan. Menurut pendapatnya, anak-anak lebih siapdan berpotensi untuk brmain daripada cara lain. Sedang Lhon Locke meyakini bermain dapat membantu usaha mencapai tujuan pendidikan, Rousseau dan Emile menekankan pentingnya bermain yang dapat bermanfaat dalam perkembangan anak”

Dengan demikian pengunaan media permainan dapat menambah waktu

bermain siswa dan meningkatkan kreatifitas dan minat siswa terhadap materi yang

disampaikan. Selain sebagai penyampaian materi, seorang pendidik mampu

mamanfaatkan permainan untuk mengkondusifkan suasana belajar, hal ini

dikategorikan sebagai permainan murni. Dalam permainan murni berfungsi untuk

mencairkan suasana yang tegang, mengembalikan konsentrasi siswa melalui teka-

teki maupun permainan lain.Dalam kegiatan bermain maupun permainan seorang

siswa secara tidak sadar telah melakukan kegiatan berbahasa yang diwujudkan

melalui percakapan, argumen-argumen, perdebatan, penjelasan bahkan tidak

jarang menemukan kosakata baru yang belum mereka pahami. Melalui bermain

siswa secara tidak sadar mengunakan bahasa secara nyata dan

kontekstual.Bagaimana intonasi ketika sedang menerangkan, bertanya, maupun

Page 12: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

12

marah. Dengan dasar tersebutlah seorang pengajar dapat mengembangkan

permainan sebagai media belajar bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Permainan Bahasa

Pada hakekatnya permainan bahasa adalah suatu aktifitas yang bertujuan

memperoleh keterampilan berbahasa dengan cara yang menyenangkan. Jadi dalam

permainan bahasa tujuan utamanya adalah keterampilan berbahasa (fungsi

pendidikan) yang diajarkan melalui cara yang menyenangkan (fungsi bermain).

Dalam pengunaan permainan sebagai media belajar haruslah mengandung unsur

yang melatih keterampilan berbahasa dan menyenangkan, apabila kedua unsur

tersebut tidak terpenui maka tidak dapat dikatakan sebagai permainan bahasa.ada

beberapa factor yang menentukan keberhasilan permainan bahasa menurut

soeparno (dalam Djuanda,2006:95)menyatakan bahwa “….(1)faktor situasi dan

kondisi, (2) faktor peraturan permainan, (3) faktor pemain dan (4) faktor

pemimpin permainan.”

Dalam permainan bahasa sebenarnya dapat dilakukan saat situasi apa saja.

Akan tetepi untuk mengefektifkan penyampaian materi maka seorang pengajar

perlu mengamati situasi dan kondisi baik lingkungan kelas maupun situasi siswa.

Karena tidak semua materi dapat disampaikan secara efektif mengunakan media

permainan dan seorang pendidik harus mempertimbangkan apakah suara gaduh

yang ditimbulkan dari aktifitas siswa akan mengangu kelas lain atau tidak. Factor

peraturan permainan berfungsi sebagai pengendali jalannya permainan, sehingga

peraturan perlu dibentuk dan dipahami oleh semua siswa agar permainan berjalan

sesuai yang diinginkan. Dalam permainan agar tercipta permainan yang adil harus

memperhatikan factor pemain, apabila dalam permainan dituntut untuk membagi

siswa dalam sejumlah kelompok, seorang pengajar harus mampu membagi

kelompok siswa secara adil dan memiliki tingkat kekuatan maupun kecerdasan

yang merata. Yang paling penting adalah pengajar sebagai pemimpin jalannya

permainan harus mampu mengarahkan dan mengkondisikan permainan agar tidak

Page 13: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

13

berjalan di luar kontrol maupun tujuan awal permainan, selain itu di akhir

permainan seorang pemimpin permainan harus mampu memberi kesimpulan dan

makna dari permainan yang dilaksanakan tersebut. Dalam pelaksanaannya

permainan bahasa memiliki beberapa kelebihan maupun kekurangannya. Menurut

Soeparno (dalam Djuanda,2006:95) kelebihan maupun kelemahan permainan

bahasa sebagai berikut:

“Kelebihan permainan bahasa ialah : (a) permainan bahasa sebagai metode pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, (b) aktivitas yang dilakukan siswa bukan saja fisik tetapi juga mental, (c) dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar, (d) dapat memupuk rasa solidaritas dan kerjasama, (e) dengan permaian materi lebih menegesankan sehingga sukar dilupakan.

kekurangan permainan bahasa ialah: (a) bila jumlah siswa SD terlalu banyak akan sulit utnuk melibatkan seluruh siswa dalam permainan, (b) tidak semua materi dapat dilaksanakan melalui permainan, (c) permainan panyak mengandung unsur spekulasi sehingga sulit dijadikan ukuran yang terpercaya.”

Contoh Permainan Bahasa Untuk MediaPembelajaran Bangsa Indonesia di SD

Dalam pengunaan permainan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia seorang pengajar dituntut memiliki ketrampilan dan kreatifitas guna mengembangkan media tersebut. Ada beberapa macam permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.(Djuanda,2006:96) menyatakan contoh permainan bahasa di antaranya sebagai berikut :

1. Bisik berantai. Permainan ini dilakukan dengan cara setiap siswa harus membisikan kata (untuk kelas rendah) atau kalimat atau cerita(untuk kelas tinggi) kepada pemain berikutnya pemain terakhir harus mengatakan isi kata atau kalimat atau cerita yang disampaikan. Permainan ini dapat dilombakan dengan cara berkelompok. Permainan ini melatih keterampilan menyimak/ mendengarkan.2. Kim Lihat (lihat katakana).seorang siswa angota kelompok harus melihat satu benda yang ada di dalam kotak. Setelah dilihat jelas, siswa tersebut harus menjelaskan sejelas jelasnya kepada kelompoknya baik ciri rasa warna atau apapun yang dilihatnya. Angota lain harus mengambil benda sesuai ciri-ciri yang disebutkan.permainan ini untuk melatih keterampilan berbicara dan menyimak.3. Aku seorang detektif. Permainan ini dilakukan berpasangan. Seorang siswa berperan sebagai detektif, seorang lagi sebagai penjahat, kemudian yang lain

Page 14: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

14

sebagai informan. Informan bertugas memberi ciri-ciri penjahat kepada detektif secara tertulis, kemudian detektif akan mencari penjahat diantara informan yang ada. Permainan ini untuk melatih kemampuan membaca dan menulis.4. Bertanya dan menerka. Para siswa dibagi dua kelompok. Kelompok satu sebagai penjawab dan kelompok satunya sebagai penanya. Kelompok penjawab menyembunyikan satu benda yang akan diterka kelompok penanya.setiap kelompok penjawab hanya boleh menjaab “ya” dan “tidak” dan setiap kelompok penanya diberi kesempatan bertanya. Setelah semua bertanya maka kelompok harus berunding dari hasil jawaban kelompok penjawab benda apa yang disembunyikan.permainan ini untuk melatih berbicara dan berpikir analitis5. Baca lakukan. Permainan ini untuk siswa yang dapat membaca. Dilakukan berpasangan. Seorang siswa harus membaca tulisan yang ditulis oleh guru dan pasangannya harus melakukan apa yang dibaca siswa tersebut. Permainan dilakukan secara bergantian. Permainan ini untuk melatih membaca dan menyimak.6. Bermain telepon. Siswa secara berpasangan mempersiapkan alat untuk menelpon. Siswa diminta menelpon temannya menanyakan pekerjaan rumah atau buku pelajaran yang harus dibawa besuk. Biarkan siswa mengembangkan percakapannya sendiri. Bila terhenti guru bisa membantu dengan memberi pancingan pada siswa. Guru memperhatikan cara siswa mengungkapkan gagasan dankalau perlu cara pelafalan yang benar. Permainan ini untuk melatih berbicara.7. Meloncat bulatan kata. Pengajar membuat bulatan dari ketas karton. Tulis nama susunan keluarga. Lalu dipasang di lantai lalu membentuk siswa menjadi beberapa kelompok. Selanjutnya siswa diminta meloncat ke bulatan kata yang sesuai dengan yang diucapkan guru. Missal loncat ke paman maka siswa harus meloncat pada bulatan yang bertuliskan paman. Permainan ini untuk membaca permulaan.8. Perjalan dengan denah. Mengamati denah kota atau daerah tempat tinggal.siswa menyalin dan mbegambar denah bagian tertentu dari kota pada kertas manila. Lalu menuliskan nama tempat jalan serta arah lalulintas dalam denah pada potongan kertas manila. Tempelkan denah pada papan tulis. Tentukan tempat tertentu sebagai awal berangkat serta tempat tujuan(dirahasiakan). Ceritakan arus perjalanan di jalan tertentu yang telah di tuliskan. Kemudian satu anak bertindak sebagai pemain kunci dan kelompok lain sebagai penanya. Missal apakah kamu akan melewati jalan Sudirman? Apakah belok kekiri ke jalan Abdurahman? Dan seterusnya. Pemain kunci hanya boleh menjawab ya atau tidak atau bisa kemdian kelompok penanya tadi

Page 15: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

15

harus menebak tujuan pemain kunci. Permainan ini untuk melatih menulis, membaca denah, dan menyimak. Cocok untuk kelas tinggi ( VI,V,VI)9. Mengarang gotongroyong. Tempatkan beberapa benda ke dalam tas atau kotak. Buatlah kelompok. Mintalah salah satu perwakilan sari kelompok mengambil satu benda, dan dia harus membuat kalimat berkaitan dengan benda tersebut. Misalnya benda itu bola, anjurkan dia mengantakan ‘ pada suatu hari saya menemukan bola’ lalu guru bertanya pada kelompoknya “ dimana bola itu ditemukan ?”dan seterusnya. Kelompok yang dapat menyusun karangan runtut dan gagasannya sesuai dengan yang pertama itulah yang menang. Permainan ini melatih keterampilan menulis (menyusun gagasan) dan membuat kalimat.10. Stabile kalimat. Siswa dibagi menjadi beberapa kelopok. Tujuannya agar siswa dapat menentukan kalimat yang salah dan yang benar dalam suatu waana yang dibacanya. Wacana yang harus disediakan berupa kliping wacana yang kalimat-kalimatnya ada yang benar dan yang salah. Caranya guru menjelaskan bahwa setiap kelompok harus mencari kalimat yang salah dan yang benar dari wacana yang dibacanya dengan cra memberi tanda dengan stabilo bedasarkan waktu yang telah ditentukan. Permainan ini melatih membaca cepat dan cermat serta memahami kalimat. Untuk kelas tinggi kelas tinggi V dan VI.11. Kata dari wacana. Permainan ini dimainkan secara berkelompok. Setiap kelompok mendapat fotokopi wacana yang harus dibaca. Setiap kelompok harus mengajukan satu kata(hasil diskusi) yang hrus dikatakan kepada kelompok lain. Maka kelompok lain harus mencri kata yang berkaitan. Missal musim hujan => dingin => basah. Permainan ini melatih keterampilan membaca dan kosa kata.12. Cerita berantai. Setiap kelompok (satu kelompok dua orang) harus melanjutkan cerita yang diucpkan kelompok lain. Dimulai dari guru. Kemudian cerita dilanjutkan oleh kelompok siswa secara bergantian. Permainan ini untuk melatih menyimak dan menyusun cerita yang runtut. Cocok untuk kelas IV, V dan VI.13. Siap laksanakan perintah. Permainan ini dilakukan dengan memanfaatkan lagu. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok harus menganti lirik lagu “suka hati”.dengan perintah yang harus dilakukan oleh kelompok lain. Permainan ini melatih kemampuan menyimak.

Contoh permainan di atas merupakan sebagian kecil dari penerapan permainan sebagai media belajr bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Pengajar dapat mengembangkan contoh contoh diatas agar lebih inovatif dan menyenangkan. Hal yang terpenting dalam permainan tersebut bukan menang atau kalah, akan tetapi untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan bagi siswa dan mempermudah penyampaian materi pelajaran.

Page 16: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

16

Contoh kerangka pembelajaran bahasa Indonesia mengunakan metode permainan

Tema : MembacaAlokasi Waktu : 2x60 menit (2 jam)Kelas : I semester IIJenis Permainan : Bulatan Kata

Standar Kopetensi

Siswa mampu membaca dan memahami kata dan teks pendek dengan lancer

Kopetensi Dasar

Membaca Permulaan

Indikator

Mengenal huruf dan membaca kata dan teks pendek secara lancer.

Kegiatan Pembelajaran

Guru membuat bulatan kertas yang berisi kata-kata atau kalimat pendek Membagi siswa menjadi beberapa kelompok Guru menjelaskan aturan permainan Guru meletakan bulatan kata tersebut di lantai secara tersebar Perwakilan setiap kelompok harus mencari kata atau kalimat pendek yang tersebar di lantai sesuai dengan apa yang di ucapkan oleh guru Perwakilan kelompok dilakukan secara bergantian oleh masing-masing angota kelompok sampai semua mendapat giliran Guru menghitung jumlah kata atau kalimat pendek yang dikumpulkan oleh setiap kelompok Kelompok yang mendapat jumlah kata terbanyak ialah kelompok pemenang

Evaluasi

Posttest

Page 17: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

17

BAB III

PENUTUP

A. SimpulanJadi kesimpulannya adalah dalam penyampaian materi pembeljaran kususnya

bahasa Indonesia di sekolah dasar seorang pengajar dapat mengunakan media pembelajaran yang bertujuan untuk mempermudah penyampaian materi belajar. Salah satu media belajar yang dapat digunakan ialah melalui permainan. Melalui permainan dapat menciptakan situasi belajar yang menyenangkan karena siswa kita ( SD) masih pada masa gemar bermain. Pengunaan media belajar tersebut harus diimbangi dengan kemampuan, ketrampilan serta kreatifitas guru sebagai pengajar.B. Saran

Sebaiknya dalam pengunaan permainan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar seorang pengajar harus memperhatikan tujuan, alokasi waktu, keefektifan media dan lain sebagainya sehingga tidak mengangu kurikulum yang telah di tetapkan sebelumnya.

Page 18: Strategi pembelajaran  bahasa indonesia di sekolah dasar dengan media permainan

18

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan

Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas

Padmono, H.Y. 2011. Media Pembelajaran. Surakarta: FKIP UNS

Sadiman,Arief S dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Pustekkom dikbud dan PT

RajaGrafindo Persada

Santyasa, I Wayan. 2007. Makala hlandasan konseptua lmedia pembelajaran:

Universitas Pendidikan Ganesha.

Sudjana,Nana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Cetakan ke delapan 2009.

Bandung: Sinar Baru Algensindo