31
Sistem Saraf II St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah 15020130364 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem control utama tubuh, selain sistem endokrin. Sistem saraf dibentuk oleh jaringan interaktif kompleks dari tiga jenis darah sel saraf yaitu neurin aferen, neuron eferen, maupun antarneuron. Susunan sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis yang menerima masukan mengenai lingkungan internal dan eksternal dari neuron aferen. Sistem saraf menyortir dan mengolah masukan ini kemudian memulai pengaruh yang sesuai di neuron-neuron eferen yang membawa instruksi ke kelenjar atau otot untuk melaksanakan respons yang diinginkan beberapa jenis sekresi atau gerakan. Banyak aktvitas yang dikontrol oleh sistem saraf diarahkan untuk mempertahankan homestatis. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat dibagi menjadi beberapa golongan besar, yakni psikotropika, jenis obat untuk gangguan neurologis, seperti antieleptika, MS, penyakit parkinson, dan demensia, jenis obat yang menghalau atau memblokir perasaan

SIstem Saraf Pusat II

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem control utama

tubuh, selain sistem endokrin. Sistem saraf dibentuk oleh jaringan

interaktif kompleks dari tiga jenis darah sel saraf yaitu neurin aferen,

neuron eferen, maupun antarneuron. Susunan sistem saraf pusat

terdiri dari otak dan medulla spinalis yang menerima masukan

mengenai lingkungan internal dan eksternal dari neuron aferen.

Sistem saraf menyortir dan mengolah masukan ini kemudian

memulai pengaruh yang sesuai di neuron-neuron eferen yang

membawa instruksi ke kelenjar atau otot untuk melaksanakan

respons yang diinginkan beberapa jenis sekresi atau gerakan.

Banyak aktvitas yang dikontrol oleh sistem saraf diarahkan untuk

mempertahankan homestatis.

Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat dibagi menjadi

beberapa golongan besar, yakni psikotropika, jenis obat untuk

gangguan neurologis, seperti antieleptika, MS, penyakit parkinson,

dan demensia, jenis obat yang menghalau atau memblokir perasaan

Page 2: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

sakit : analgetika, antiradang/rematik dan narkotika, anastetik umum

dan lokal, dan jenis obat vertigo dan obat migrain.

Untuk mengetahui efek-efek yang bekerja pada sistem saraf

pusat ini maka dilakukanlah percobaan pada kali ini dengan sampel

dari antiiflamsi, antipiretik, dan analgetik yang diuji cobakan pada

hewan coba.

B. Maksud Percobaan

Adapun maksud percobaan adalah mengetahui dan

memahami efek yang ditimbulkan dari antiinflamsi, antipiretik, dan

analgetik pada hewan coba mencit dan kelinci.

C. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan adalah untuk mengetahui efek

farmakodinamik yang ditimbulkan dari antiinflamasi dan analgetik

pada hewan coba mencit, serta antipiretik pada hewan coba kelinci.

D. Prinsip Percobaan

Memberikan obat-obat dari sistem saraf pusat, yakni

antiinflamasi dan analgetik kepada mencit (Mus musculus) serta

antipiretik kepada hewan coba (Oryctolagus cuniculus) kemudian

Page 3: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

mengamati efek farmakodinamik yang ditimbulkan pada menit ke 0,

15, 30, 45, dan 60.

Page 4: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Saraf yang mengontrol dan mengoordinasikan fungsi fisiologis tubuh

manusia dibedakan atas 2 divisi utama (Staf Pengajar 2008 : 327) :

1. Sistem saraf pusat (SSP)

2. Sistem saraf perifer

(Stringer 2008 : 37)

Sistem saraf pusat berfungsi untuk menerima, memproses,

menginterpretasikan, dan menyimpan informasi sensoris yang dating

seperti informasi mengenai rasa, suara, bau, warna, tekanan pada kulit,

kondisi organ internal, dan lain-lain. Sistem saraf pusat juga mengirimkan

pesan untuk otot, kelenjar, dan organ internal. Secara konseptual, sistem

Sistem Saraf Pusat

Otak Medula Spinalis

Page 5: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

saraf pusat dapat dikatakan memiliki dua komponen: otak (sebagaimana

yang akan diskusikan lebih rinci) dan saraf tulang belakang (spinal cord).

Sebenarnya saraf tulang belakang merupakan perpanjangan dari otak.

Saraf tulang belakang bermula dari dasar otak, kemudian menjulur di

sepanjang bagian tengah punggung dan dilindungi oleh tulang punggung.

Saraf tulang belakang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan

otak dengan bagian-bagian lain dari tubuh yang terletak di bawah leher

(Carole 2008 : 112).

Saraf tulang belakang sendiri dapat menghasilkan beberapa

perilaku, tanpa bantuan apa pun dari otak. Refleks saraf tulang belakang

atau refleks spinal ini bekerja secara otomatis, tanpa melibatkan usaha

yang disadari. Sebagai contoh, seandainya Anda secara tiba-tiba

menyentuh setrika panas, dengan segera Anda akan menarik tangan dari

setrika tersebut, bahkan sebelum otak Anda sempat memproses peristiwa

yang telah terjadi. Impuls saraf membawa pesan ke saraf tulang belakang

(panas!), dan saraf tulang belakang mengirimkan perintah berupa impuls

saraf ke otot tangan Anda untuk menarik tangan agar menjauh dari setrika.

(Refleks di bagian atas leher seperti bersin dan mengedipkan mata, lebih

melibatkan bagian bawah otak daripada saraf tulang belakang) (Carole

2008 : 113).

Page 6: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

Jaringan saraf yang melandasi berbagai refleks tulang belakang

berhubungan dengan jalur-jalur saraf yang terbentang ked an dari saraf

tulang belakang, ked an dari otak. Karena hubungan inilah refleks

terkadang dapat dipengaruhi oleh pikiran dan emosi kita. Contohnya adalah

ereksi pada pria., di mana refleks tulanh belakang dapat dihambat oleh

kecemasan atau pikiran yang mengganggu dan dipicu oleh pikiran erotis.

Beberapa refleks dapat dikendalikan secara sadar. Jika berkonsentrasi,

Anda mungkin dapat mengusahakan agar lutut Anda tidak tertarik ketika

diketuk, seperti yang biasanya akan terjadi secara normal. Demikian pula,

sebagian besar pria dapat belajar menunda ejakulasi. Ini merupakan bentuk

refleks tulang belakang lainnya. ( Ya ada banyak pria yang bisa

melakukannya) (Carole 2008 : 133).

Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa

golongan besar, yakni (Tjay 2007 : 311) :

1. Psikotropika, yang meliputi :

a. Psikoleptika : jenis obat yang pada umumnya menekan dan/

menghambat fungsi-fungsi tertentu dari SSP, yakni hipnotika,

sedative dan tranquilizers, dan antipsikotika.

b. Psiko-analeptika : jenis obat yang menstimulasi seluruh SSP,

yakni antidepresive dan psikostimulansia

Page 7: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

2. Jenis obat untuk gangguan neurologis, seperti antieleptika, MS,

penyakit parkinson, dan demensia.

3. Jenis obat yang menghalau atau memblokir perasaan sakit :

analgetika, antiradang/rematik dan narkotika, anastetik umum dan

local

4. Jenis obat vertigo dan obat migraine

Analgetika

Analgetika adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa

nyeri tanpa mwnghilangkan kesadaran (Tjay 2007 : 312).

Penggolongan (Tjay 2007 : 313)

a. Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang

tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Analgetika

antiradang termasuk kelompok ini

b. Analgetika narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri

hebat, seperti pada fractura dan kanker.

Secara kimia, analgetika perifer dapat dibagi dalam beberapa

kelompok, yakni (Tjay 2007 :314) :

a. Parasetamol

b. Salisilat : asetasol, salisilamida, dan benorilat

c. Penghambat prostaglandin : ibuprofen, dll

Page 8: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

d. Derivat-antranilat : mefenaminat, glafenin

e. Derivat-pirozolinon : propifenazon, isoprpilaminofenazon, dan

metamizol

f. Lainnya : benzidamin

Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri

tanpa memengaruhi SSP atau kesadaran, juga menimbulkan ketagihan.

Kebanyakan zat ini juga berdaya antipiretis dan antiradang. Oleh karena itu

tidak hanya digunakan sebagai obat antinyeri, melainkan juga pada demam

dan peradangan seperti rema dan encok (Tjay 2007 : 314).

Ibuprofen

Nonopiat (analgesik non narkotik) termasuk obat AINS seperti aspirin

dan ibuprofen. Nonopiat mengurangi nyeri dengan bekerja di ujung saraf

perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat mediator inflamasi yang

dihasilkan di daerah yang luka (Berman 2009 : 427).

Antipiretik

Antipiretik ialah obat yang berkhasiat menurunkan suhu tubuh yang

tinggi kembali ke normal (Sumardjo 2008 : 33).

Parasetamol

Memblok pembentukan mediator nyeri khususnya PG, yaitu dengan

pemberian analgetik steroid maupun nonsteroid (parasetamol). Analgetik

Page 9: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

steroid (NSAID) ini lebih menonjol adalah sifat antiinflamasinya, sementara

nonsteroid sebagian besar selain bersifat analgetik antipeiretik juga

beberapa memilki sifat antiinflamasi (Puspitasari 2006 : 23).

B. Uraian Obat

1. Asam Mefenamat (Mefinal) (Theodorus 1996 : 17-18)

Nama Dagang : Alpain, Bonapons, Mefantan,

Pistan, Ponstan, Dolfenal,

Dolodon, Ponalar, Pehastan, dsb.

Sediaan : Tablet, kapsul, kaplet, sirup,

suspense

Kelompok Obat : Antireumatik (analgesi anti-

inflamasi nonsteroid)

Mekanisme Kerja : Menghambat enzim siklo-

oksigenase sehingga konversi

asam arakidonat menjadi PGG2

terganggu

Indikasi : Analgesik-antipiretik, demam

reumatik akut, artritis rheumatoid,

dismenorea.

Page 10: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

Kontraindikssi : Ulkus peptikum, penyakit gagal

hati dan ginjal serta wanita hamil

Efek Samping : Iritasi lambung, dyspepsia, reaksi

alergi

Interkasi Obat : Memperpanjang waktu

protrombin bila diberikan bersama

antikoagulan

Dosis : Dewasa = 3 x 250-500 mh/hari

2. Ibuprofen (Tim Penyusun 2013 : 128)

Indikasi : Menurunkan demam pada anak,

meredakan nyeri dengan

intensitas ringan sampai dengan

sedang.

Dosis : Suspensi anak 8-12 tahun 10 mL,

3-7 tahun 5 mL, 1-2 tahun 2,5 mL.

Dosis diberikan 3-4 kali/hari

Kontraindikasi : Tukak lambung atau duodenum

berat dan aktif, hipersensitif

terhadap OAINS lain, riwayat

asma, rhinitis, atau urtikaria

Page 11: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

sesudah menggunakan asam

asetil salisilat atau OAINS lainnya

Efek Samping : Gangguan GI termasuk mual,

muntah, diare, konstipasti, nyeri

lambung, kuam kulit, kontriksi

bronkus, trombositopenia,

limfopenia. Penurunan ketajaman

penglihatan, gangguan dalam

mebedakan warna (sangat jarang)

Interkasi Obat : Asam asetil salisilat, ibuprofen,

antikoagulan warfarin

3. Parasetamol (Tim Penyusun 2013 : 129)

Indikasi : Menghilangkan demam dan nyeri

Dosis : Dewasa 1-2 tablet 3-4 x/hari ,

anak-anak 6-12 tahun 1/2-1 tablet

tiap 4-6 jam; 2-5 tahun 1/4-1/2

tablet tiap 4-6 jam

Kontraindikasi : Penyakit hati dan ginjal

Efek Samping : Reaksi hematologi, erupsi kulit,

mual, muntal, nekrosis tubulus

Page 12: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

ginjal, hiperglikemia, Dosis besar

mengakibatkan kerusakan ginjal.

Interkasi Obat : Antikoagulan, antihipertensi,

aminopirin, phenobarb,

vasophesin

4. Piroxicam (Tim Penyusun 2013 : 145)

Indikasi : Lihat dosis

Kontraindikasi : Ulkus peptikum, riwayat

serangan asma, rhinitis,

angioedema, urtikaria, aspirin,

polip nasal

Efek Samping : Gangguan GI, sakit kepala, iritasi

dan ulkus gaster

Interaksi Obat : Antikoagulan

C. Uraian Hewan

1. Kelinci

a. Klasifikasi (Jasin , 1991)

Kingdom : Animalia

Phylum : Cordata

Sub Phylum : Vertebrata

Page 13: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

Class : Mamalia

Sub class : Theria

Ordo : Cogomorpha

Family : Oryctolagidae

Genus : Oryctolagus

Spesies : Oryctolagus cuniculus

b. Karakteristik (Ningsih , 2011)

Berat badan dewasa - jantan : 2,0-5,0 kg

Luas permukaan tubuh : 2,5 kg : 1270,0 cm2

Temperatur tubuh : 38,0-39,6°C

Mulai dikawinkan : - jantan : 6 -10 bulan

- betina : 5-9 hari

Lamanya siklus : tidak ada siklus (ovulasi

sesudah kawin)

Jumlah anak/kelahiran : 4-10

Produksi anak : 4-6/bulan

Jumlah pernafasan : 32-60/menit

Volume tidal : 4,6 ml/kg

Volume darah : 57-65 ml/kg

Tekanan darah : 90-130/60-90 mmHg

Glukosa serum : 75-150 mg/dL

Cholesterol : 35-53 mg/dL

Page 14: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

2. Mencit

a. Klasifikasi (Maskoeri , 1987)

Mencit (Mus musculus)

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Ordo : Rodentia

Family : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

b. Karakteristik (Malole , 1989)

Hewan penggerak yang cepat berniak, mudah

dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetik cukup besar.

Denyut jantung 600/menit. Berat lahit 0,5 – 1, 5 g berat jantan

dewasa yaitu 20-40 gr adalah 25 – 40 gr. Luas permukaan

tubuh 20 g adpalah 36 cm2. Dan siklus birahi 19 – 21 hari.

Jumlah anak perkelahiran 10-12. Mus musculus digunakan

Page 15: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

dilaboratorium, umumnya ditempatkan dikotak dan plastic

diberi alas kandang.

Page 16: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat yang digunakan adalah benang godam, kanula,

lap kasar, penggaris, plat panas, spoit, stopwatch, dan termometer.

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah ibuprofen, karagen

1%, mefinal, Na-CMC, parasetamol, pepton 1%, piroxicam, dan

renadinal.

C. Hewan Coba

Adapun hewan coba yang digunakan adalah mencit (Mus

musculus) dan kelinci (Oryctolagus cuniculus).

D. Cara Kerja

a. Penyiapan Hewan Coba

1. Dipilih hewan coba yang sehat

2. Ditimbang beratnya

Page 17: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

3. Dicatat beratnya, jika berat hewan coba melebihi dari

ketentuan yang ditetapkan maka hewan coba dipuasakan

sebelum percobaan dilakukan

b. Penyiapan Bahan

1. Pembuatan mefinal

- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

- Ditimbang mefinal 0,071292 gram kemudian masukkan ke

dalam labu takar 10 mL

- Ditambahkan dengan Na-CMC hingga batas 10 mL

2. Pembuatan ibuprofen

- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

- Ditimbang mefinal 0,044928 gram kemudian masukkan ke

dalam labu takar 10 mL

- Ditambahkan dengan Na-CMC hingga batas 10 mL

3. Pembuatan piroxicam

- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

- Ditimbang mefinal 0,01951 gram kemudian masukkan ke

dalam labu takar 10 mL

- Ditambahkan dengan Na-CMC hingga batas 10 mL

4. Pembuatan parasetamol

Page 18: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

- Ditimbang mefinal 0,0277725 gram kemudian masukkan

ke dalam labu takar 10 mL

- Ditambahkan dengan Na-CMC hingga batas 10 mL

5. Pembuatan renadinal

- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

- Ditimbang mefinal 0,02164 gram kemudian masukkan ke

dalam labu takar 10 mL

- Ditambahkan dengan Na-CMC hingga batas 10 mL

Page 19: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

BAB IV

DATA PENGATAMAN

Analgetik

Obat Sebelum

Pemberian Setelah Pemberian

0’ 15’ 30’ 45’ 60’

Mefinal 18 12 8 6 3 1

Ibuprofen 7 3 6 3 2 1

Antiinflamasi

Obat Sebelum

Pemberian Diinduksi

Karogen 1% Setelah Pemberian

0’ 15’ 30’ 45’

Renadinal 0,5 1,7 2 0,9 0,8 0,6

Piroxicam 0,4 1,4 1,9 1 0,7 0,5

Antipiretik

Obat Sebelum

Pemberian

Diinduksi Pepton

1%

Setelah Pemberian

15’ 30’ 45’ 60’

Parasetamol 38℃ 38,5 ℃ 39 ℃ 38,2 ℃ 38 ℃ 37,5 ℃

Page 20: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

BAB V

PEMBAHASAN

Sistem saraf pusat merupakan sistem saraf yang mampu menerima

dan memproses semua informasi dari seluruh tubuh. Sistem saraf ini terdiri

atas otak dan medulla spinalis. Dimana obat-obat yang akan diberikan akan

merangsang otak dan medulla spinalis.

Pada sistem saraf pusat sendiri terdiri atas beberapa golongan,

namun pada percobaan kali ini dilakukan pengetahuan dan pemahaman

mengenai obat-obat sistem saraf pusat, yakni antiiflamasi (renadinal dan

piroxicam) dan analgetk (mefinal dan ibuprofen) pada hewan coba mencit

serta antipiretik (parasetamol) pada hewan coba kelinci.

Adapun hasil yang didapatkan adalah untuk analgetik yakni gerakan

kaki pada mefinal 18 dan ibuprofen 7 kali, pada menit ke 0 mefinal 12 dan

ibuprofen 3 kali, pada menit ke 15 mefinal 8 dan ibuprofen 6 kali, pada

menit ke 30 mefinal 6 dan ibuprofen 3 kali, pada menit ke 45 mefinal 3 dan

ibuprofen 2 kali, pada menit ke 60 mefinal 1 dan ibuprofen 1 kali.

Antiinflamasi yakni volume telapak kaki pada renadinal sebelum pemberian

0,5 cm dan piroxicam 0,4 cm; setelah diinduksi karogen 1% pada renadinal

1,7 cm dan piroxicam 1,4 cm; setelah pemberian obat pada menit ke 0

Page 21: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

renadinal 2 cm dan piroxicam 1,9 cm; setelah pemberian obat pada menit

ke 15 renadinal 0,9 cm dan piroxicam 1 cm; setelah pemberian obat pada

menit ke 30 renadinal 0,8 cm dan piroxicam 0,7 cm; dan setelah pemberian

obat pada menit ke 45 renadinal 0,6 cm dan piroxicam 0,5 cm. Serta

antipiretik dengan pemberian obat parasetamol yakni suhu sebelum

pemberian obat 38℃; setelah pemberian pepton 1% suhunya 38,5 ℃;

setelah pemberian obat pada menit ke 15 suhunya 39 ℃; pada menit ke 30

suhunya 38,2 ℃; pada menit ke 45 suhunya 38 ℃; dan pada menit ke 60

suhunya 37,5 ℃.

Pada percobaan antiinflamasi mencit diinduksi dengan karogen 1 %

guna memberikan efek pembengkakan pada kaki mencit.

Pada percobaan antipiretik kelinci diberikan pepton 1 % diberikan

pepton 1 % guna meningktakan suhu tubuh.

Hasil yang didapatkan tentunya sesuai dengan literatur dimana

analgetik pada mencit memberikan efek yang mengurangi nyeri pada

telapak kaki, antiiflamasi pada telapak kaki mencit volumenya berkurang

setelah pemberian obat dan antipiretik pada kelinci suhu tubuhnya juga

menurun setelah pemberian obat parasetamol.

Mekanisme karja untuk obat analgetik, yaitu dangan cara merintangi

terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer. Baik analgetik

Page 22: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

maupun antipiretik pada dasarnya melakukan fungsi yang sama yaitu

menghalangi terbentuknya rangsangan pada reseptor. Hanya saja,

analgetik menghalangi terbentuknya rangsangan nyeri, sedangkan

antipiretik menghalangi terbentuknya rangsangan pada panas. Namun,

kedua rangsangan itu di atur oleh hipotalamus.

Mekanisme kerja analgetik nonsteroid memilki kerja yang sama baik

dalam bentuk paten maupun generik, yaitu bahan aktifnya mempenetrasi

ke dalam kulit, ke daerah yang mengalami inflamasi seperti peradangan

akibat trauma dan rematik dan menghambat enzim siklooksigenase 2 untuk

mengubah asam arakidonat menjadi zat –zat prostaglandin.

Page 23: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diberikan adalah

a. Analgetik memberikan efek untuk mengurangi nyeri pada mencit

b. Antiiflamasi memberikan efek untuk mengurangi peradangan

pada mencit

c. Antipiretik memberikan efek untuk menurunkan suhu tubuh pada

kelinci

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah agar praktikan

lebih memahami lagi mekanisme kerja dari obat juga mengetahui

cara perhitungan dosis yang benar.

Page 24: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

DAFTAR PUSTAKA

Berman , Audrey. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis.

Diterjemahkan OLeh : Eny Meiliya, dkk. Jakarta : EGC.

Carole , Wade. 2008. Psikologi Edisi IX. Jakarta : EGC. Jasin , Maskuri Drs. 1991. Zoologi Vertebrata. Surabaya : Sriwijaya.

Malole, M.BM. 1989. Penggunaan Hewan – Hewan Percobaan Di

Labaoratorium . Bogor Maskoeri. 1987. Sistematika Hewan. Surabaya : Sinar Wijaya.

Puspitasari , Ika. 2006. Cerdas Mengenali Penyakit & Obat. Yogyakarta :

PT. Mirzan Publika. Sumardjo , Damin. 2008. Pengantar Kimia. Jakarta : EGC.

Staf Pengajar. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta : EGC.

Stringer , Janet L. 2008. Konsep Dasar Farmakologi Edisi 3. Diterjemahkan Oleh : Huriawati Hartanto. Jakarta : EGC.

Theodorus, Dr. 1996. Penuntun Praktis Peresepan Obat. Jakarta : EGC.

Tim Penyusun. 2013. MIMS Edisi XIII. Jakarta : PT. Medidata Indonesia.

Tjay , Drs. Tan Hoan. 2007. Obat-Obat Penting Edisi VI. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Page 25: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

LAMPIRAN

A. Daftar obat yang digunakan

Adapun obat-obat yang digunakan yaitu:

1. Mefinal

2. Ibuprofen

3. Piroxicam

4. Renadinal

5. Parasetamol

B. Perhitungan dosis

Mefinal

Dik :

Dosis : 500 mg

Berat Etiket : 500 mg

Larutan stok : 10 mL

Berat rata-rata : 914

Dosis mencit

Untuk mencit 20 g = faktor konversi x dosis obat

= 0,0026 x 500

= 1,3 mg

Untuk mencit 30 g = 30 x 1,3

Page 26: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

20

= 1,95 mg

Larutan Stok = Jumlah larutan stok x Dosis max.

Volume pemberian max.

= 10 x 1,95

0,5

= 39 mg

Byd = berat dari larutan stok x berat rata-rata

Berat etiket

= 39 x 914

500

= 71,292 mg

= 0,071292 g

Ibuprofen

Dik :

Dosis : 400 mg

Berat Etiket : 400 mg

Larutan stok : 10 mL

Berat rata-rata : 576

Dosis mencit

Untuk mencit 20 g = faktor konversi x dosis obat

Page 27: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

= 0,0026 x 400

= 1,04 mg

Untuk mencit 30 g = 30 x 1,04

20

= 1,56 mg

Larutan Stok = Jumlah larutan stok x Dosis max. Volume pemberian max.

= 10 x 1,56

0,5

= 31,2 mg

Byd = berat dari larutan stok x berat rata-rata

Berat etiket

= 31,2 x 576 400

= 44,928 mg

= 0,044928 g

Piroxicam

Dik :

Dosis : 20 mg

Berat Etiket : 20 mg

Larutan stok : 10 mL

Page 28: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

Berat rata-rata : 250,13

Dosis mencit

Untuk mencit 20 g = faktor konversi x dosis obat

= 0,0026 x 20

= 0,052 mg

Untuk mencit 30 g = 30 x 0,052

20

= 0,078 mg

Larutan Stok = Jumlah larutan stok x Dosis max.

Volume pemberian max.

= 10 x 0,078

0,5

= 1,56 mg

Byd = berat dari larutan stok x berat rata-rata

Berat etiket

= 1,56 x 250,13

40

= 19,510 mg

= 0,01951 g

Parasetamol

Dik :

Page 29: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

Dosis : 500 mg

Berat Etiket : 500 mg

Larutan stok : 10 mL

Berat rata-rata : 592

Dosis mencit

Untuk kelinci 20 g = faktor konversi x dosis obat

= 0,07 x 500

= 35 mg

Untuk kelinci 30 g = 30 x 35

20

= 52,5 mg

Larutan Stok = Jumlah larutan stok x Dosis max. Volume pemberian max.

= 10 mL x 52,5 mg

20mL

= 26,25 mg

Byd = berat dari larutan stok x berat rata-rata

Berat etiket

= 26,25 x 592 mg 500

= 27,7725 mg

Page 30: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

= 0,0277725 g

Renadinal

Dik :

Dosis : 50 mg

Berat Etiket : 50 mg

Larutan stok : 10 mL

Berat rata-rata : 271,3

Dosis mencit

Untuk mencit 20 g = faktor konversi x dosis obat

= 0,0026 x 50

= 0,13 mg

Untuk mencit 30 g = 30 x 0,13

20

= 0,195 mg

Larutan Stok = Jumlah larutan stok x Dosis max. Volume pemberian max.

= 10 x 0,195

0,5

= 3,9 mg

Byd = berat dari larutan stok x berat rata-rata

Page 31: SIstem Saraf Pusat II

Sistem Saraf II

St. Mutiara Nur Azizah Muh. Khamil Amirullah

15020130364

Berat etiket

= 3,9 x 271,3

50

= 21,164 mg

= 0,02164 g

C. Brosur obat yang digunakan