Upload
dadang-solihin
View
3.092
Download
19
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Capacity Building kerjasama LAN dengan Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam di Royal Safari Garden Hotel-Puncak28 November 2011
Citation preview
dadang-solihin.blogspot.com 2
3dadang-solihin.blogspot.com
Nama : Dr. Dadang Solihin, SE, MATempat/Tgl Lahir : Bandung 6 November 1961Pekerjaan : Direktur Evaluasi Kinerja
Pembangunan Daerah Bappenas
Alamat Kantor : Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310
Telp/Fak Kantor : (021) 392 6248HP : 0812 932 2202PIN BB : 277878F0Email : [email protected] :
http://dadang-solihin.blogspot.com
Materi• SPPN, Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam • Rencana Pembangunan Jangka
Menengah • Rencana Strategis K/L • Rehabilitasi Hutan dan Konservasi
SDA
4dadang-solihin.blogspot.com
5dadang-solihin.blogspot.com
Apa itu SPPN
SPPN adalah Satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan Untuk menghasilkan rencana-
rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan
Yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.
6dadang-solihin.blogspot.com
Tujuan SPPN
1. Mendukung koordinasi antar-pelaku pembangunan.
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah.
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
7dadang-solihin.blogspot.com
Proses PerencanaanPendekatan Politik: Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan hasil proses politik (public choice theory of planning), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM/D.Proses Teknokratik: Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu.
Partisipatif: Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara lain melalui Musrenbang.
Proses top-down dan bottom-up: Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.
8dadang-solihin.blogspot.com
NASIONAL DAERAHDokumen Penetapan Dokumen Penetapan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional(RPJP-Nasional)
UU (Ps. 13 Ayat 1)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-Daerah)
Perda (Ps. 13 Ayat 2)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJM-Nasional)
Per Pres (Ps. 19 Ayat 1)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-Daerah)
Peraturan KDH (Ps. 19 Ayat 3)
Renstra Kementerian / Lembaga (Renstra KL)
Peraturan Pimpinan KL
(Ps. 19 Ayat 2)
Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)
Peraturan Pimpinan SKPD (Ps. 19 Ayat 4)
Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Per Pres (Ps. 26 Ayat 1)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Peraturan KDH (Ps. 26 Ayat 2)
Rencana Kerja Kementerian / Lembaga (Renja KL)
Peraturan Pimpinan KL
(Ps. 21 Ayat 1)
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)
Peraturan Pimpinan SKPD( Ps. 21 Ayat 3)
Status Hukum Dokumen Perencanaan
9dadang-solihin.blogspot.com
Keterkaitan SPPN dengan Keuangan Negara
RPJM Daerah
RPJP Daerah
RKP RPJM Nasional
RPJP Nasional
RKP Daerah
Renstra KL
Renja -KL
Renstra SKPD
Renja -SKPD
RAPBN
RAPBD
RKA-KL
RKA -SKPD
APBN
Rincian APBN
APBD
Rincian APBD
Diacu
PedomanPedoman Dijabarkan
Dijabarkan PedomanPedoman
PedomanPedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diperhatikan
Dijabarkan
PedomanPedoman
Pedoman
PedomanPedoman
Pedoman
DiacuDiacu
Diacu
Diserasikan melalui Musrenbang
UU SPPN
Pemerintah
PusatPem
erintah Daerah
UU KN
20 Tahunan 5 Tahunan Tahunan
10dadang-solihin.blogspot.com
Syarat Dokumen PerencanaanS.M.A.R.T
1. Specific: Sifat dan tingkat kinerja dapat diidentifikasi denganjelas;
2. Measurable: Target kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur baik bagi indikator kuantitif maupun kualitatif;
3. Achievable: Target kinerja dapat dicapai terkait dengankapasitas dan sumber daya yang ada;
4. Relevant: Mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target output dalam rangka mencapai target outcome yang ditetapkan; serta antara target outcome dalamrangka mencapai target impact yang ditetapkan;
5. Time Bond: Waktu/periode pencapaian kinerja ditetapkan.
11dadang-solihin.blogspot.com
Syarat PerencanaanSyarat PerencanaanHarus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan:1. Tujuan akhir yang dikehendaki.
2. Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).
3. Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.
4. Masalah-masalah yang dihadapi.
5. Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya.
6. kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.
7. Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.
8. Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya.
12dadang-solihin.blogspot.com
Fungsi/Manfaat PerencanaanFungsi/Manfaat Perencanaan
• Sebagai alat koordinasi seluruh stakeholders
• Sebagai penuntun arah• Minimalisasi ketidakpastian• Minimalisasi inefisiensi
sumberdaya• Penetapan standar dan
pengawasan kualitas
13dadang-solihin.blogspot.com
• Prinsip partisipatif: masyarakat yang akan memperoleh manfaat dari perencanaan harus turut serta dalam prosesnya.
• Prinsip kesinambungan: perencanaan tidak hanya berhenti pada satu tahap; tetapi harus berlanjut sehingga menjamin adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan, dan jangan sampai terjadi kemunduran.
• Prinsip holistik: masalah dalam perencanaan dan pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi (atau sektor) tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, dan dalam keutuhan konsep secara keseluruhan.
• Mengandung sistem yang dapat berkembang (a learning and adaptive system).
• Terbuka dan demokratis (a pluralistic social setting).
Perencanaan yang Ideal
14dadang-solihin.blogspot.com
15dadang-solihin.blogspot.com
RPJMN 2010 - 2014
dadang-solihin.blogspot.com 16
Buku I Memuat strategi, kebijakan umum, dan kerangka ekonomi makro yang merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Aksi serta sebelas prioritas pembangunan nasional dari Presiden-Wakil Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dengan visi: TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DANBERKEADILAN.
Buku II Memuat rencana pembangunan yang mencakup bidang-bidang kehidupan masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam RPJPN 2005—2025 dengan tema: MEMPERKUAT SINERGI ANTARBIDANGPEMBANGUNAN” dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Buku I.
Buku III Memuat rencana pembangunan kewilayahan yang disusun dengan tema: MEMPERKUAT SINERGI ANTARA PUSAT DAN DAERAHDAN ANTARDAERAH dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Buku I.
Buku I
Buku II
Buku III
Keterkaitan Buku I, Buku II, dan Buku III
dadang-solihin.blogspot.com 17
Visi-MisiSBY-Boediono
RPJMN 2010-1014
11 Prioritas Nasional+ 3 Prioritas Nasional Lainnya
Prioritas Bidang:Sosbud, Ekonomi, IPTEK, Sarana Prasarana, Politik,
Hankam, Hukum & Aparatur, Wilayah & Tata Ruang, SDA &
LH
Prioritas Regional:Sumatera, Jawa-Bali,
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua
Buku I
Buku II
Buku III
V I S IINDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN
M I S I1. MELANJUTKAN PEMBANGUNAN MENUJU INDONESIA YANG SEJAHTERA2. MEMPERKUAT PILAR-PILAR DEMOKRASI3. MEMPERKUAT DIMENSI KEADILAN DI SEMUA BIDANG
AGENDA1. PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT2. PERBAIKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN3. PENEGAKAN PILAR DEMOKRASI4. PENEGAKAN HUKUM DAN PEMBERANTASAN KORUPSI5. PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN
RPJMN 2010-2014
18dadang-solihin.blogspot.com
Prioritas Nasional
dadang-solihin.blogspot.com 19
Prioritas 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Prioritas 2 PendidikanPrioritas 3 KesehatanPrioritas 4 Penanggulangan KemiskinanPrioritas 5 Ketahanan PanganPrioritas 6 Infrastruktur Prioritas 7 Iklim Investasi dan BisnisPrioritas 8 Energi Prioritas 9 Lingkungan Hidup dan
Penanggulangan BencanaPrioritas 10 Pembangunan Daerah Tertinggal,
Terdepan, dan PascakonflikPrioritas 11 Kebudayaan, Kreativitas dan
Inovasi Teknologi
Percepatan Pembangunan
Infrastruktur Fisik
Perbaikan Infrastruktur Lunak
Penguatan Infrastruktur Sosial
Pembangunan Kreativitas
Perbedaan RPJMN 2004-2009 dengan RPJMN 2010-2014 (1/2)
RPJMN 2004-2009 RPJMN 2010-2014Terdiri dari 1 buku: Bagian I Permasalahan dan agenda
pembangunan nasional Bagian II, III, IV Agenda pembangunan
nasional (bab-bab berdasarkan permasalahan dan prioritas pembangunan yang ditentukan)
Bagian V Kerangka Ekonomi Makro Bagian VI Kaidah Pelaksanaan
Pembangunan nasional serta penyusunan rancangan rencana kerja pemerintah tahun 2010
Terdiri dari 3 buku: Buku satu, mencerminkan prioritas
pembangunan nasional Buku Dua, mencerminkan
pembangunan pada bidang dan lintas bidang
Buku Tiga, mencerminkan pembangunan dengan berbasis kewilayahan
www.dadangsolihin.com 20
Struktur Buku
Perbedaan RPJMN 2004-2009 dengan RPJMN 2010-2014 (2/2)
Substansi RPJMN 2004-2009 RPJMN 2010-2014Perencanaan Perencanaan berdasarkan isu
permasalahan (issue based) selama 5 tahun
Perencanaan pada RPJMN berdasrkan pembagian bidang
Perencanaan spasial Belum mencantumkan perencanaan spasial
Perencanaan spasial terdapat dalam buku tiga
Program dan Kegiatan
Open Program Linkage dengan struktur organisasi
Pengukuran Kinerja Tidak Terdapat tool menentukan kinerja yang akan dicapai dan mengevaluasinya
Dilengkapi dengan indikator untuk memudahkan pengukuran kinerja dan evaluasi
Target Belum seluruhnya mencantumkan target yang akan dicapai
Terlihat target yang akan dicapai selama 5 tahun
Penganggaran Belum mencantumkan anggaran
Mencantumkan anggaran bagi pelaksanaan pembangunan untuk 5 tahun
www.dadangsolihin.com 21
Hubungan Dokumen Perencanaan Pembangunan
RENCANA JANGKAPANJANG & MENENGAH
STRATEGI
KEBIJAKSANAAN
KERANGKA EKONOMI MAKRO
NASIONAL-DAERAH
PROGRAM
KEGIATAN
RENCANA STRATEGIS
VISI, MISI
TUJUAN DAN SASARAN
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
K/L-SKPD
PROGRAM
KEGIATAN
Hubungan Keterkaitan Dokumen untuk Menjamin Terciptanya Sinergitas antara Pusat dan Daerah dalam Rangka Mewujudkan Sasaran Pembangunan Nasional sesuai RPJMN
TUPOKSIK/L-SKPD(2010-2014)
PERANK/L-SKPD
(2010-2014)
KEWENANGAN
22dadang-solihin.blogspot.com
23dadang-solihin.blogspot.com
Renstra-KL• Renstra K/L merupakan dokumen perencanaan pembangunan
untuk jangka waktu lima tahun yang akan dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga.
• Renstra K/L tidak boleh memiliki kebijakan yang bertentangan dengan RPJMN karena Renstra K/L harus berpedoman dan merupakan penjabaran lebih lanjut dari RPJMN.
• Renstra K/L merupakan kontrak kinerja Menteri kepada Presiden yang seluruh program dan kegiatannya mencerminkan target kinerja yang akan dicapai oleh Presiden.
dadang-solihin.blogspot.com 24
Muatan Renstra-KL
dadang-solihin.blogspot.com 25
1. Visi2. Misi3. Tujuan dan Sasaran Strategis 4. Arah Kebijakan Pembangunan5. Program dan Kegiatan6. Kebutuhan Pendanaan
Renstra K/L memuat paling tidak antara lain:
Renstra-KL memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian/ Lembaga
Informasi tentang keluaran (output) dan sumberdaya bersifat indikatif
Substansi Renstra-KL
dadang-solihin.blogspot.com 26
Perbedaan Renstra 2004-2009 dengan Renstra 2010-2014
Substansi Renstra 2004-2009 Renstra 2010-2014
Susunan Buku Bervariasi di setiap Renstra Kementerian Lembaga
Terdiri dari 4 Bab:1. Pendahuluan 2. Visi, Misi, dan Tujuan K/L3. Arah Kebijakan dan Strategi4. Penutup
Visi dan Misi Cakupan misi dan visi masih belum jelas
Terdapat Ketentuan dan cara menentukan visi dan misi
Program/Kegiatan Open Program dan Kegiatan Tidak jelas pada setiap level
outcome dan output
Program dan kegiatan disesuaikan dengan hasil restrukturisasi program dan kegiatan bagi setiap K/L
Terdapat Ketentuan jelas bagi pengguna program dan kegiatan
dadang-solihin.blogspot.com 27
1/2
Perbedaan Renstra 2004-2009 dengan Renstra 2010-2014
Substansi Renstra 2004-2009 Renstra 2010-2014
Outcome, Output Masih belum menggunakan outcome dan output
Menggunakan outcome dan output yang telah ditentukan sesuai unit organisasi
Indikator Penyusunan dengan indikator yang masih belum terukur
Masih belum ada yang menggunakan indikator
Indikator bagi outcome dan output telah ditentukan
Sasaran Sasaran masih belum disesuaikan dengan dokumen yang menjadi acuan (RKP dan RPJM)
Sasaran disesuaikan dengan dokumen yang terkait dengan penyusunan Rensta seperti RPJM dan RKP
Anggaran Kerangka pendanaan masih bervariasi pada tingkatan program dan kegiatan
Jangka waktu anggaran bervariasi
Alokasi anggaran selama 5 tahun
dadang-solihin.blogspot.com 28
2/2
Alur Penyusunan Renstra-KL
dadang-solihin.blogspot.com 29
Penetapan Renstra-KL
Proses Politik
Proses Teknokratik
Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah
Trilateral meeting antara K/L, Bappenas, dan Kementerian Keuangan
Mengacu pada rancangan teknokratik RPJMN dan RPJPN 2005-2025
Renstra-KL ditetapkan dengan Peraturan Pimpinan K/L
Proses penyusunan Renstra-KL yang disesuaikan dengan visi, misi, dan program prioritas (platform) Presiden
Alur Penyusunan Renstra-KL
dadang-solihin.blogspot.com 30
Renstra-KL bagi Lembaga Tinggi Negara
dadang-solihin.blogspot.com 31
ORGANISASI KEMENTERIAN/
LEMBAGA
LEMBAGA TINGGI NEGARA
ESELON I
ESELON II
Program-program Teknis dilaksanakan
oleh organisasi Lembaga Tinggi
Negara
Renstra-KL bagi Kementerian
dadang-solihin.blogspot.com 32
ORGANISASI KEMENTERIAN/
LEMBAGA
KEMENTERIAN
ESELON I
ESELON II
Program Teknis dilaksanakan oleh 1 (satu) unit organisasi
Eselon 1A yang bersifat memberikan pelayanan eksternal
Renstra-KL Bagi bagi Kementerian Koordinator
dadang-solihin.blogspot.com 33
ORGANISASI KEMENTERIAN/
LEMBAGA
KEMENTERIAN KOORDINATOR
ESELON I
ESELON II
• Disarankan untuk 1 (satu) Program Teknis digunakan oleh seluruh Eselon 1A terkait
• Indikator kinerja masing-masing Eselon 1A muncul dalam indikator kinerja program
Renstra-KL bagi LPND
dadang-solihin.blogspot.com 34
ORGANISASI KEMENTERIAN/
LEMBAGA
LPND & LEMBAGA NON STRUKTURAL
ESELON I
ESELON II
LPND dan Lembaga Non-Struktural akan
menggunakan 1 (satu) Program Teknis untuk
Lembaganya
Sistematika Penulisan Renstra-KL
dadang-solihin.blogspot.com 35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Kondisi Umum 1.2 Potensi dan Permasalahan
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN/LEMBAGA2.1 Visi Kementerian/Lembaga2.2 Misi Kementerian/Lembaga2.3 Tujuan 2.4 Sasaran Strategis
Kementerian/Lembaga
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Sesuai dengan penugasan RPJMN
pada K/L, terkait dengan prioritas nasional/ bidang (Buku I dan/atau Buku II dan/atau Buku III).
Uraian mencakup indikatif pendanaan dilengkapi dengan indikator-indikator kinerja outcome dari masing-masing Program
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi K/L Uraian bersifat lengkap (tidak hanya
mencakup yang dilakukan langsung oleh K/L tetapi juga mempertimbangkan keterlibatan daerah dan swasta berikut pendanaan yang diperlukan untuk melaksanakannya)
Uraian kebijakan yang dilaksanakan melalui Program dan/atau Lintas Program dalam K/L yang bersangkutan
Uraian dilengkapi dengan indikator-indikator kinerja outcome dari masing-masing Program
Uraian dilengkapi dengan penjelasan mengenai penataan aparatur K/L, meliputi sumber daya manusia, ketatalaksanaan, kelembagaan, dan struktur organisasi sebagai bagian dari kebijakan K/L dalam mencapai Visi, Misi, dan Tujuan.
BAB IV PenutupLAMPIRANMatriks Kinerja K/L Matriks Pendanaan K/L
dadang-solihin.blogspot.com 36
Persiapan
Identifikasi Kondisi Umum,
Potensi dan Permasalahan K/L
Penyusunan Visi dan Misi K/L
Penyusunan Tujuan dan
Sasaran Strategis K/L
1Penyusunan
Arah Kebijakan dan Strategi
Penyusunan Program dan
Kegiatan
3
5
2 4 6
Step by Step Penyusunan Renstra K/L
Step by Step Penyusunan Renstra K/L
Penyusunan Target dan
Pendanaan K/L (berbasis KPJM)
7
Tahap Penyusunan Renstra-KL
1. Identifikasi isu-isu strategis atau pilihan-pilihan strategis yang akan dihadapi;
2. Identifikasi asas legal bagi K/L dalam pelaksanaan tugas dan justifikasi fungsi dan kewenangannya,;
3. Identifikasi struktur organisasi beserta tugas pokok dan fungsinya.
4. Identifikasi data-data dan informasi yang diperlukan sebagai bahan pengambilan keputusan selama proses penyusunan Renstra-KL.
1. Kondisi Umum K/L Hasil evaluasi terhadap
pencapaian program dan kegiatan
Hasil aspirasi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan barang publik, layanan publik, dan regulasi dalam lingkup kewenangan K/L
2. Identifikasi Potensi dan Permasalahan K/L
Uraian kondisi umum serta potensi dan permasalahan K/L dituangkan dalam Bab I. Pendahuluan pada subbab 1.1 Kondisi Umum K/L, dan 1.2 Potensi dan Permasalahan K/L.
1. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang ingin dicapai oleh K/L pada akhir periode perencanaan.
2. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
Uraian Visi dan Misi K/L dituangkan dalam dokumen Renstra-KL Bab II. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis K/L, pada subbab 2.1 Visi K/L, dan 2.2 Misi K/L.
dadang-solihin.blogspot.com 37
(3) Penyusunan Visi dan Misi K/L
(2) Identifikasi Kondisi Umum, Potensi dan Permasalahan K/L
(1) Persiapan
1/3
Tahap Penyusunan Renstra-KL
dadang-solihin.blogspot.com 38
(5) Penyusunan Arah Kebijakan dan Strategi
(4) Penyusunan Tujuan dan Sasaran Strategis K/L
1. Tujuan: Sejalan dengan visi dan misi organisasi K/L dan
berlaku pada periode jangka menengah; Dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin
dicapai pada periode jangka menengah; Dapat dicapai dengan kemampuan yang dimiliki
oleh K/L; dan Dapat mengarahkan perumusan sasaran
strategis, strategi dan kebijakan, serta program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi K/L
2. Sasaran: Merupakan ukuran pencapaian dari Tujuan K/L; Mencerminkan berfungsinya outcomes dari
semua program dalam K/L; Dirumuskan dengan jelas dan terukur; dan Dilengkapi dengan target kinerja.
Uraian Tujuan dan Sasaran Strategis K/L dituangkan dalam Bab II tentang Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis K/L (subbab 2.3 dan 2.4).
1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional K/L bertanggungjawab dalam mencapai sasaran-
sasaran nasional sesuai dengan kewenangannya dalam rangka pencapaian program prioritas Presiden (sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN) selain bertanggungjawab dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategisnya sendiri.
Uraian Strategi dan Kebijakan Nasional dituangkan dalam Bab III tentang Strategi dan Kebijakan (subbab 3.1).
2. Arah Kebijakan dan Strategi K/L Memuat program-program indikatif untuk
memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam jangka menengah serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis.
Program-program tersebut harus mencakup kegiatan-kegiatan prioritas dalam RPJMN (Buku I, II, III) sesuai dengan bidang terkait.
Uraian mengenai Arah Kebijakan dan Strategi K/L dituangkan dalam Bab III tentang Arah Kebijakan dan Strategi (subbab 3.2).
2/3
Tahap Penyusunan Renstra-KL
dadang-solihin.blogspot.com 39
(7) Penyusunan Target dan Pendanaan K/L (berbasis KPJM)
(6)Penyusunan Program dan Kegiatan
1. Program K/L2. Kegiatan K/L3. Indikator Kinerja Program dan
Kegiatan K/L4. Indikator Kinerja Program (Outcome)5. Indikator Kinerja Kegiatan (Output)6. Target Kinerja
1. Penelaahan (review) program dan kegiatan.
2. Penyusunan program dan kegiatan baru untuk periode 2010-2014.
3. Penyusunan anggaran tahun dasar (2010) bagi program dan kegiatan baru
4. Menyusun Prakiraan Maju Jangka Menengah.
3/3
Merupakan program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/ masyarakat (pelayanan eksternal)
Mencerminkan tupoksi unit organisasi eselon 1 A
Nomenklatur program bersifat unik/ khusus tidak duplikatif untuk masing-masing organisasi pelaksananya
Harus dapat dievaluasi pencapaian kinerjanya berdasarkan periode waktu tertentu
Dilaksanakan dalam periode jangka menengah, perubahan hanya dapat dilakukan setelah melalui tahapan evaluasi
Merupakan program yang digunakan oleh beberapa organisasi eselon 1 A yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/ atau administrasi pemerintahan
Nomenklatur program dibuat unik untuk setiap K/ L/ LTN dengan ditambahkan nama K/ L/ LTN dan/ atau dengan membedakan kode programnya
Ditujukan untuk menunjang pelaksanaan program teknis
Program K/LProgram GenerikProgram Teknis
40dadang-solihin.blogspot.com
Kegiatan K/L Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan
kerja setingkat Eselon II Tindakan mobilisasi personil, belanja barang dan modal sebagai
masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.a. Kegiatan Teknis
Kegiatan Teknis adalah Kegiatan Prioritas Nasional, yaitu kegiatan-kegiatan dengan output spesifik dalam rangka pencapaian Sasaran Nasional.
b. Kegiatan GenerikKegiatan Generik adalah kegiatan yang digunakan oleh beberapa unit organisasi eselon 2 yang sejenis.
dadang-solihin.blogspot.com 41
Indikator Kinerja Program dan Kegiatan K/La. Relevant, indikator terkait secara logis dan langsung dengan tugas institusi,
serta realisasi tujuan dan sasaran strategis institusi.b. Well-Defined, definisi indikator jelas dan tidak bermakna ganda sehingga
mudah untuk dimengerti dan digunakan.c. Measurable, indikator yang digunakan diukur dengan skala penilaian
tertentu yang disepakati, dapat berupa pengukuran secara kuantitas, kualitas ataupun biaya.
d. Appropriate, pemilihan indikator yang sesuai dengan upaya peningkatan pelayanan/kinerja.
e. Reliable, indikator yang digunakan akurat dan dapat mengikuti perubahan tingkatan kinerja.
f. Verifiable, memungkinkan untuk dilakukan proses validasi dalam sistem yang digunakan untuk menghasilkan indikator.
g. Cost-effective, kegunaan indikator sebanding dengan biaya pengumpulan data.
dadang-solihin.blogspot.com 42
Indikator Kinerja Program (Outcome)
Outcome merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk beneficiaries tertentu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
Mencerminkan sasaran kinerja unit organisasi Eselon 1A sesuai dengan visi, misi dan tupoksinya;
Outcome Program harus dapat mendukung pencapaian kinerja K/L (visi, misi dan sasaran strategis K/L); dan
Outcome Program harus dapat dievaluasi berdasarkan periode waktu tertentu.
dadang-solihin.blogspot.com 43
Indikator Kinerja Kegiatan (Output)
Output merupakan keluaran berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian outcome program.
Mencerminkan sasaran kinerja unit organisasi Eselon 2 sesuai dengan tupoksinya;
Output kegiatan harus bersifat spesifik dan terukur; Output kegiatan harus dapat mendukung pencapaian outcome
program; dan Output kegiatan harus dapat dievaluasi berdasarkan periode waktu
tertentu.
dadang-solihin.blogspot.com 44
Target Kinerja SMART
a. Specific: Sifat dan tingkat kinerja dapat diidentifikasi dengan jelas;b. Measurable: Target kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur
baik bagi indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan biaya;
c. Achievable: Target kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas dan sumber daya yang ada;
d. Relevant: Mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target output dalam rangka mencapai target outcome yang ditetapkan; serta antara target outcome dalam rangka mencapai target Impact yang ditetapkan; dan
e. Time Bond: Waktu/periode pencapaian kinerja ditetapkan.
dadang-solihin.blogspot.com 45
Penyusunan Pendanaan K/L
dadang-solihin.blogspot.com 46
Program danKegiatan
2005-2009
Evaluasi (PP 21/2004)
Prakiraan Maju
2011 2012
1
3
Struktur Program dan Kegiatan2010-2014
Struktur
Kinerja
2
Penyusunanbased year
2010
2013 2014
4
PaguDefinitif
2010
Program dan kegiatan
2010-2014Pagu
Definitif2010
Program
KegiatanPagu
Definitif2010
Program danKegiatan
2005-2009
Evaluasi (PP 21/2004)
Prakiraan Maju
2011 2012
1
3
Struktur Program dan Kegiatan2010-2014
Struktur
Kinerja
2
Penyusunanbased year
2010
2013 2014
4
PaguDefinitif
2010
Program dan kegiatan
2010-2014Pagu
Definitif2010
Program
KegiatanPagu
Definitif2010
Sumber danTarget Pendanaan
SUMBER PENDANAAN
Berasal dari: Pemerintah (Pusat dan Daerah) Swasta (Investasi Swasta Dalam dan Luar Negeri) Melalui Mekanisme Public Private Partnership
TARGET PENDANAAN MERUPAKAN BESARAN DALAM ANGKA
47dadang-solihin.blogspot.com
48dadang-solihin.blogspot.com
Pencapaian Renstra 2005-2009
dadang-solihin.blogspot.com 49
1. Sampai 2004, lahan kritis di seluruh wilayah Indonesia tercatat seluas 30,19 juta ha, meliputi kategori kritis seluas 23,31 juta ha dan sangat kritis seluas 6,89 juta ha.
2. Laju degradasi hutan, yang meliputi deforestrasi dan degradasi fungsi, seluas 1,08 juta ha per tahun, atau menurun dari 2,8 juta ha per tahun pada priode akhir 1990-an sampai awal 2000-an.
3. Pada 2008 telah disusun rancangan PP tentang Pengelolaan DAS. Secara keseluruhan, sampaiakhir 2014 diharapkan sebanyak 108 unit DAS Prioritas di Indonesia dapat diselesaikan penyusunan rencana pengelolaan DAS terpadunya.
4. Dalam rangka pemulihan kondisi dan fungsi lahan kritis, khususnya pada DAS prioritas, sejak 2003 telah dicanangkan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan).
5. Pelaksanaan kegiatan konservasi sumberdaya alam di kawasan hutan konservasi seluas 27,2 juta ha, atau kurang lebih 20% dari luas kawasan hutan di Indonesia.
6. Pemanfaatan kawasan konservasi lebih banyak diarahkan pada pemanfaatan “produk” jasa dari ekosistem hutan, berupa:a. Jasa penyediaan untuk menghasilkan
berbagai komoditas kebutuhan manusia termasuk obat-obatan, sumber genetik, air, dll,
b. Jasa pengaturan untuk menjaga kualitas iklim, udara, air, erosi dan mengontrol berbagai aspek biologis di muka bumi,
c. Jasa kultural dalam membentuk identitas budaya, hubungan sosial, peninggalan pusaka, wisata, dll, dan
d. Jasa pendukung dalam membentuk formasi tanah, produk oksigen, habitat, dan siklus mineral.
7. Kegiatan penanaman pada kawasan hutanyang dilaksanakan sampai 2008 adalah seluas 906.969 ha. Kegiatan rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan melalui kegiatan penghijauan telah dilakukan pembuatan hutan rakyat seluas 1.102.912 ha dan penghijauan lingkungan pada lahan-lahan publik sebanyak 504,2 juta bibit pohon.
1/4
Pencapaian Renstra 2005-2009
dadang-solihin.blogspot.com 50
8. Pada 2008 dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam Gerhan, telah dilakukan gerakan penanaman pohonsebanyak 108,95 juta bibit pohon.
9. Guna memulihkan kerusakan lahan pasca kegiatan penambangan telah dilakukan upaya reklamasi lahan bekas tambang seluas 21.380 ha.
10. Dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan melalui kegiatan reboisasi, penghijauan dan reklamasi, sejak 2003-2008 telah dilakukan penanam pada areal seluas 2.009.881 ha.
11. Kegiatan konservasi sumberdaya hutan telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pengelolaan taman nasional termasuk taman nasional model dan kawasan konservasi lainnya, pengelolaan keanekaragaman hayati, dan pengembangan jasa lingkungan dan wisata alam.
12. Berdasarkan angka tahunan titik api dari 2000-2009, rata-rata jumlah hotspot dalam 5 tahunan adalah sebanyak 40.492 titik, sedangkan untuk tahun 2005-2009 adalah sebanyak 58.890 titik.
13. Kegiatan peningkatan kapasitas dan pemantapan kelembagaan antara lain dibentuknya Brigade Pengendalian KebakaranHutan (Manggala Agni) di 10 provinsi rawan kebakaran dengan jumlah personil sebanyak 1.560 orang. Dengan adanya pembentukan daerah operasi (Daops) baru Manggala Agni di Kabupaten Pasir Provinsi Kalimantan Timur, saat ini terdapat kekuatan Manggala Agni mencapai 1.590 orang.
14. Upaya untuk meningkatkan efektivitas penekanan jumlah hotspot telah dilakukan kegiatan pencegahan kebakaran melalui peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat, sampai dengan tahun 2009 telah terbentuk Masyarakat Peduli Api (MPA) sebanyak 5.157 orang.
2/4
Pencapaian Renstra 2005-2009
dadang-solihin.blogspot.com 51
15. Untuk mempertahankan kawasan konservasi di “jantung” Kalimantan telah dilaksanakan inisiatif kerjasama 3 negara yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darusalam melalui program Heart of Borneo (HoB) yang dokumennya telah ditandatangani pada 12 Februari 2007.
16. Pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan di Kalteng, sedang disusun rencana aksi pengelolaan konservasi sebagai tindak lanjut dari penerbitan Permenhut P.55/Menhut-II/2008 tentang Rencana Induk Rehabilitasi dan Konservasi Kawasan Pengembangan Lahan Gambut di Kalteng.
17. Peningkatan pengelolaan keanekaragaman hayati telah dilakukan kegiatan penerapan Sistem Manajemen Mutu dalam mendukung Program Good Governance melalui perolehan sertifikat ISO 9001:2000 pada Pebruari 2008.
18. Kegiatan pengembangan konservasi jenis dan genetik telah dilaksanakan pelepas-liaran satwa liar dilindungi/endemic ke habitat alamnya dari hasil penangkaran, sitaan, rampasan atau penyerahan langsung dari masyarakat.
19. Guna meningkatkan kapasitas pengelolaan konservasi jenis dan genetik, telah disusun:a. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) 2007-2017 yang telah ditetapkan dengan Permenhut P.42/Menhut-II/2007)
b. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Gajah Sumatera dan Gajah Kalimantan 2007-2017 (Permenhut P.44/Menhut-II/2007)
c. Strategy and Action Plan for The Conservation of Rhinos in Indonesia 2007-2017 (Permenhut P.43/Menhut-II/2007)
d. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007-2017 (Permenhut P.53/Menhut-IV/2007)
e. Strategi Konservasi Curik/Jalak Bali (Keputusan Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor SK.150/IV/Set-3/2007).
f. Pedoman Penanggulangan Konflik Antara Manusia dan Satwa Liar melalui Permenhut P.48/Menhut-II/2008.
3/4
Pencapaian Renstra 2005-2009
dadang-solihin.blogspot.com 52
20. Dalam kaitan dengan pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar (TSL), sampai dengan 2009 tercatat sejumlah 316 perusahaan penangkar TSL Guna penyelamatan satwa liar, telah dilakukan pelestarian eksitu satwa-satwa yang dilindungi di 36 unit lembaga konservasi
21. Dalam rangka pengembangan pariwisata alam, sampai dengan pertengahan tahun 2009 terdapat 25 unit Izin Pengusahaan Pariwisata Alam (IPPA) yang berada pada 9 (sembilan) unit kawasan taman nasional, 15 unit berada di kawasan taman wisata alam, dan 1 unit berada di kawasan taman buru. Sedangkan yang masih dalam tahap pengajuan permohonan ijin berjumlah 12 pemohon, dan yang dalam tahap izin prinsip berjumlah 15 pemohon.
22. Terkait dengan pengelolaan hutan secara terpadu melalui peningkatan pemanfaatan jasa lingkungan hutan yang berpotensi mendukung pembangunan kehutanan berkelanjutan (sustainable forest management).
23. Gambaran mitra bina cinta alam saat ini adalah jumlah kader konservasi sebanyak 38.319 orang, kelompok pencinta alam sebanyak 1.317 unit, dan kelompok swadaya masyarakat/kelompok profesi 84 kelompok, dimana mereka berperan sebagai inisiator, motivator, fasilitator, dan dinamisator upaya konservasi sumberdaya alam hutan dan ekosistem setempat.
24. Perkembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam perspektif konservasi sumberdaya alam berupa pembinaan masyarakat desa di sekitar kawasan konservasi, saat ini terdapat sebanyak 2.931 desa dengan jumlah warga sebanyak kurang lebih 1,6 juta orang.
25. Guna pengembangan pemberdayaan masyarakat tersebut telah dibangun 132 Model Desa Konservasi, terdiri dari 77 desa binaan Balai Taman Nasional (BTN) dan 55 desa di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
4/4
Permasalahan
dadang-solihin.blogspot.com 53
1. Belum semua kawasan hutan dilakukan tata batas baik batas luar maupun batas fungsi.
2. Belum semua kawasan hutan dikelola dalam unit-unit pengelolaan, khususnya pada kawasan hutan produksi dan hutan lindung di luar Pulau Jawa.
3. Tingginya gangguan keamanan hutan baik terhadap kawasan maupun hasil-hasilnya, termasuk ancaman kebakaran hutan dan lahan.
4. Sebagian masyarakat belum memahami pentingnya upaya-upaya konservasi sumberdaya alam, khususnya dalam konteks pelestarian jenis-jenis flora dan fauna serta lingkungan abiotiknya.
5. Lahan kritis termasuk kategori sangat kritis masih luas yang berdampak pada menurunnya daya dukung DAS, terutama dalam kaitannya dengan
sistem tata air dalam hubungannya dengan masalah bencana banjir, kekeringan dan tanah longsor.
6. Kurangnya data informasi kehutanan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan para pihak.
7. Pengembangan Iptek kehutanan belum secara optimal menunjang untuk kebutuhan informasi dalam menetapkan kebijakan dan operasionalisasi teknis pengelolaan hutan di lapangan.
8. Kapasitas kelembagaan kehutanan yang masih terbatas termasuk kapasitas (kualitas dan kuantitas) sumberdaya manusia SDM, baik pada tatanan pemerintah terutama pemerintah kabupatan/kota, serta masyarakat khususnya yang berada di dalam dan sekitar kawasan hutan.
Arah Kebijakan dan Strategi• Kebijakan prioritas pembangunan Sektor Kehutanan:
1. Pemantapan Kawasan Hutan. 2. Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya Dukung Daerah Aliran
Sungai (DAS).3. Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran Hutan. 4. Konservasi Keanekaragaman Hayati.5. Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehutanan.6. Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan.
54dadang-solihin.blogspot.com
Program Kementerian Kehutanan1. Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan
Kawasan Hutan2. Program Peningkatan Usaha Kehutanan3. Program Konservasi Keanekaragaman Hayati dan
Perlindungan Hutan 4. Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung Daerah Aliran
Sungai (DAS) Berbasis Pemberdayaan Masyarakat5. Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan 6. Program Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan7. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
Kementerian Kehutanan8. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaaan Tugas Teknis
Lainnya Kementerian Kehutanan55dadang-solihin.blogspot.com
Program Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan
dadang-solihin.blogspot.com 56
Tujuan program:1. Meningkatkan ‘kemandirian’ pengelolaan
kawasan konservasi2. Terwujudnya kelestarian keanekaragaman
hayati, dan hak-hak negara atas kawasan dan hasil hutan
3. Meningkatnya penerimaan negara dan masyarakat dari kegiatan konservasi sumberdaya alam.
Beberapa kegiatan dalam program Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan sangat erat kaitannya dalam merespon terhadap isu-isu perubahan iklim, utamanya dalam hal menekan terjadinya deforestasi dan degradasi hutan.
Outcome program: 1. Biodiversity dan ekosistemnya berperan
significant sebagai penyangga ketahanan ekologis dan penggerak ekonomi riil serta pengungkit martabat bangsa dalam pergaulan global.
Indikator Kinerja Utama Program:1. Terbangunnya sistem pengelolaan BLU 12
di UPT PHKA.2. Konflik dan tekanan terhadap kawasan
taman nasional dan kawasan konservasi lainnya (CA, SM, TB) dan HL menurun sebanyak 5%.
3. Populasi spesies prioritas utama yang terancam punah meningkat sebesar 3% dari kondisi tahun 2008 sesuai ketersediaan habitat.
4. Kasus baru tindak pidana kehutanan (illegal logging, perambahan, perdagangan tumbuhan dan satwa liar(TSL) ilegal, penambangan ilegal dan kebakaran hutan) penanganannya terselesaikan minimal 75%.
5. Hotspot (titik api) di pulau Kalimantan, pulau sumatera, dan pulau sulawesi berkurang 20% setiap tahun.
6. Meningkatnya pengusahaan pariwisata alam sebesar 60% dibanding tahun 2009.
57dadang-solihin.blogspot.com