26
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2012

Senandung rumpun padi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Senandung rumpun padi

Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKementerian Pertanian

2012

Page 2: Senandung rumpun padi

ii Badan Litbang Pertanian iiiBadan Litbang Pertanian

SENANDUNG RUMPUN PADI

Page 3: Senandung rumpun padi

iv Badan Litbang Pertanian vBadan Litbang Pertanian

Prakata

iv

Buku ini merupakan salah satu dari lima belas bahan bacaan yang

dipersembahkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

kepada masyarakat dalam rangka menyebarluaskan informasi mengenai

pentingnya pertanian.

Pertanian adalah salah satu pilar bagi kehidupan bangsa, karena dari

kegiatan ini masyarakat memperoleh pangan, papan dan penghasilan

serta sarana penyimpanan air tanah, pencegahan banjir dan kehidupan

yang layak. Pertanian juga menghasilkan udara yang menyejukkan serta

menjaga kelestarian sumberdaya alam.

Melalui bahan bacaan ini, diharapkan anak-anak sebagai generasi penerus

bangsa dapat ditumbuhkan minatnya untuk membaca dan memahami

dunia pertanian, agar termotivasi untuk mengembangkan sektor

pertanian sebagai salah satu penyangga kehidupan manusia. Selanjutnya

diharapkan kepedulian generasi penerus terhadap sektor pertanian

dapat dioptimalkan guna memajukan dan menjaga keberlanjutan hidup

bangsa Indonesia. Buku ini juga bermanfaat untuk penyuluh, pengajar,

dan anak-anak sekolah.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Haryono

Cetakan ke-1, 2012

Hak cipta dilindungi undang-undang©IAARD Press, 2012

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin tertulis dari IAARD Press.

Hak cipta pada IAARD Press, 2012

Katalog dalam terbitan

SENANDUNG RUMPUN PADI Senandung Rumpun Padi/Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian - Jakarta: IAARD Press, 2012 vi, 44 hlm.:ill.; 23 cm 1. I.

ISBN 978 979 8191 85 5

IAARD PressBadan Penelitian dan Pengembangan PertanianJalan Ragunan No. 29, Pasarminggu, Jakarta 12540Telp: +62 21 7806202, Faks.: +62 21 7800644

Alamat Redaksi:Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122Telp: +62 251 8321746, Faks.: +62 251 8326561e-mail: [email protected]

Page 4: Senandung rumpun padi

vi Badan Litbang Pertanian 1Badan Litbang Pertanian

“Hoi..... hoi....., teman-teman! Di mana kalian.....?”

Hilangnya Kampung Ari

“Iya Bu, maaf, Ari lupa kalau tetangga kampung kita sudah tidak sebanyak dulu lagi.”

“Hus.....jangan teriak-teriak, Ari. Nanti para tetangga terganggu suaramu. Teman-temanmu kan tidak ada yang jauh lagi. Mereka semua

ada di dekat kita. Kampung kita kan tidak seluas dulu lagi.”

Itulah cuplikan pembicaraan Ari dengan ibunya yang berasal dari keluarga padi pulen di kampung Sawah. Ari merasa kesepian karena sekarang jumlah temannya tidak sebanyak dulu lagi.

Prakata ......................................................... v

Hilangnya Kampung Ari ........................... 1

Masa Lalu Keluarga Ari ............................ 17

Impian Ari ..................................................... 33

Penutup ........................................................ 44

Daftar Isi

Page 5: Senandung rumpun padi

2 Badan Litbang Pertanian 3Badan Litbang Pertanian

Kini, di seberang jalan kampung Ari sudah dibangun pabrik konveksi, yaitu pabrik pembuatan pakaian untuk diekspor ke Eropa.

Di sisi lain kampung Ari, juga sudah berdiri pusat perbelanjaan yang besar. Pusat perbelanjaan itu menyediakan aneka kebutuhan orang-orang yang melintas di sepanjang jalan kampung Ari.

Pakaian yang dibuat di pabrik itu ukurannya besar-besar dan modelnya berupa jaket dan sweater (baju hangat).

Page 6: Senandung rumpun padi

4 Badan Litbang Pertanian 5Badan Litbang Pertanian

Dulu, Ari tumbuh dalam hamparan kampung yang luas bersama teman, saudara, dan kaumnya. Kini kampungnya tidak luas lagi.

Ari sering mengenang kampungnya yang indah dulu. Sejauh mata memandang, terhampar pemandangan indah seperti permadani hijau.

Jika kampung Ari menghijau, itu pertanda keluarga Ari masih muda. Saat itu, Pak Tani baru selesai membersihkan rumput pengganggu sambil memberi pupuk.

Tidak jauh dari situ, juga telah dibangun stasiun pengisian bahan bakar kendaraan. Bahkan di sisi lain kampungnya, sudah dibangun rumah dan gedung yang bagus.

Page 7: Senandung rumpun padi

6 Badan Litbang Pertanian 7Badan Litbang Pertanian

Tiga bulan kemudian, hamparan kampung mulai menguning dan akhirnya tampak kemilau diterpa sinar matahari. Jika sudah menguning, Pak Tani pun siap untuk memanen.

Page 8: Senandung rumpun padi

8 Badan Litbang Pertanian 9Badan Litbang Pertanian

Pak Tani pun yang dulu merasa bahagia dengan lumbung padi yang dimiliki, kini selalu tercekik kebutuhan. Sawahnya yang dulu sangat luas, secara bertahap berkurang. Jika dulu satu kali panen dapat disimpan untuk persediaan makan sampai tahun berikutnya, kini hanya cukup untuk satu tahun saja.

Bahkan, petani di desa itu memiliki lumbung desa yang digunakan untuk kepentingan bersama. Mereka menyimpan, menggunakan, dan menjaga bersama. Biasanya sebelum panen dimulai, para petani membuat kenduri bersama. Mereka mengucapkan syukur atas keberhasilan panen yang diberikan Tuhan.

Page 9: Senandung rumpun padi

10 Badan Litbang Pertanian 11Badan Litbang Pertanian

Ari sering melihat Pak Tani termenung di halaman belakang rumahnya. Anak Pak Tani minta dibelikan sepeda motor.

Pak Tani sedang memikirkan permintaan anaknya yang sulung itu.

Pak Tani bingung, padahal tahun lalu ia sudah membeli televisi untuk memenuhi permintaan anak bungsunya.

Page 10: Senandung rumpun padi

12 Badan Litbang Pertanian 13Badan Litbang Pertanian

Sedangkan hasil panen musim lalu, sudah dihabiskan untuk membeli telepon genggam permintaan anaknya yang sulung. Saat itu, ia sebenarnya tidak ingin membelikan telepon genggam.

Baginya, barang seperti itu terlalu mahal. Namun akhirnya, ia memenuhi juga permintaan anaknya karena tidak tega dengan rengekan anaknya.

Page 11: Senandung rumpun padi

14 Badan Litbang Pertanian 15Badan Litbang Pertanian

Kini, anaknya meminta sepeda motor agar lebih mudah sampai ke tempat kerjanya di kota. Ya... anak sulung Pak Tani memang sudah bekerja di pabrik di dekat kota.

Pak Tani tidak memiliki banyak pilihan untuk memenuhi keinginan anaknya. Akhirnya, Pak Tani pun menjual sebagian sawahnya.

Page 12: Senandung rumpun padi

16 Badan Litbang Pertanian 17Badan Litbang Pertanian

Apa yang dialami Pak Tani, dialami juga oleh petani lainnya. Ada yang karena ingin naik haji atau menikahkan anaknya, mereka menjual sebagian sawah atau ladang yang dimiliki. Itulah sebabnya mengapa tetangga kampung Ari satu demi satu menghilang.

Suatu hari, Ibu Ari berkata pada Ari, “Nak, tahukah kamu bahwa kesenian yang kita lihat di panggung seberang kampung kita itu berasal dari

kehidupan nenek moyangmu.”

Masa LaluKeluarga Ari

Page 13: Senandung rumpun padi

18 Badan Litbang Pertanian 19Badan Litbang Pertanian

Terlihat di sebuah panggung, sekelompok anak muda sedang menari tarian Lesung Padi.

Sebuah tarian yang indah dengan para penari pria bergerak lincah mengelilingi para penari wanita. Sedangkan penari wanita dengan wajah gembira bernyanyi sambil membunyikan lesung seolah menumbuk padi.

Page 14: Senandung rumpun padi

20 Badan Litbang Pertanian 21Badan Litbang Pertanian

“Bagaimana ceritanya, Bu?” tanya Ari kepada ibunya. Ibu Ari pun mulai bercerita.

“Dulu kala, Bu Tani sedang menumbuk padi di halaman belakang rumah dan Pak Tani sedang beristirahat di bawah pohon setelah selesai mencangkul di kebunnya.

Saat menikmati semilir angin, terdengar suara antan menumbuh lesung. Makin lama suara lesung dan antan itu makin menarik untuk didengar.”

“Aha...Pak Tani merasa mendapat ilham untuk menjadikan suara tumbukan antan dan lesung menjadi irama yang indah. Akhirnya, jadilah musik lesung.”

Page 15: Senandung rumpun padi

22 Badan Litbang Pertanian 23Badan Litbang Pertanian

“Ketika ada arak-arakan karnaval budaya Nyi Pohaci di Jawa Barat, tarian lesung dipertunjukkan. Semua turis terkesima dan para pembesar pun dengan bangga memperkenalkan tarian itu sebagai seni budaya bangsa,” lanjut Ibu Ari.

“Arak-arakan itu pun menjadi berita di surat kabar dan radio, tapi sayang sekali tidak ada yang mengingat pentingnya mempertahankan kampung kita,” kata Bu Ari setengah mengeluh.

“Namun sekarang, tarian itu sering dipertunjukkan oleh orang kota dan menjadi salah satu kekayaan seni budaya Indonesia.”

“Wah hebat ya Bu, nenek moyang kita menjadi ilham kelahiran kesenian Indonesia.”

“Iya Nak..., tapi masih ada lagi kehebatan nenek moyang kita. Kamu mau mendengarkan lagi?”

“Mau Bu..., apalagi Bu...?”

Page 16: Senandung rumpun padi

24 Badan Litbang Pertanian 25Badan Litbang Pertanian

Menurut Bu Ari, dulu setiap ada gotong royong potong padi, para petani bekerja sambil bersenandung lagu “Potong Padi” ditingkahi canda dan tawa mereka.

Anak-anak mereka juga ikut ke sawah membantu orang tuanya sambil bermain.

Kadang mereka juga bermain layang-layang. Mereka asyik menaikkan layang-layang dan sesekali mengejar layangan yang putus.

Selain itu, mereka juga memainkan lomba tiup terompet batang padi. Terompet siapa yang paling nyaring, ia yang menang.

Page 17: Senandung rumpun padi

26 Badan Litbang Pertanian 27Badan Litbang Pertanian

Namun kini, petani ingin memanen keluarga Ari dengan lebih cepat sehingga mereka tidak sempat lagi saling bercanda. Mereka harus cepat menyelesaikan panen karena sewa mesinnya cukup mahal.

Page 18: Senandung rumpun padi

28 Badan Litbang Pertanian 29Badan Litbang Pertanian

Meski sudah bekerja lebih cepat, belum bisa membuat Pak Tani tersenyum lebar. Saat Pak Tani panen, justru banyak tengkulak membeli hasil panennya dengan harga yang murah.

Pemerintah mempunyai program untuk membeli gabah hasil panen petani dengan harga yang layak, namun program tersebut belum terlaksana di kampung Ari.

Page 19: Senandung rumpun padi

30 Badan Litbang Pertanian 31Badan Litbang Pertanian

Pak Tani pun tidak bisa bertahan untuk menunda penjualan hasil panennya. Akhirnya, ia terpaksa menjual keluarga Ari dengan harga murah. Akibatnya, Pak Tani mengalami kerugian.

30 31Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian

Page 20: Senandung rumpun padi

32 Badan Litbang Pertanian 33Badan Litbang Pertanian

“Ibu, kasihan Pak Tani. Apakah kita bisa menolong Pak Tani, Bu?” tanya Ari pada ibunya.

“Kita bisa menolong Pak Tani mendapatkan hasil panen yang bagus. Karena itu, kamu jangan malas makan, ya...,” sahut ibunya.

“Dan, jangan lupa selalu berdoa untuk kesejahteraan Pak Tani. Yah... semoga para pedagang, pemerintah, dan warga lainnya dapat menghargai Pak Tani dengan baik,” lanjut ibunya.

Setelah menyimak cerita ibunya, Ari ingin kesetiaan Pak Tani memelihara keluarganya dihargai. Ari juga ingin saat ia dan keluarganya dipanen Pak Tani, para pedagang membeli dengan harga yang layak.

Impian Ari

32 33Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian

Page 21: Senandung rumpun padi

34 Badan Litbang Pertanian 35Badan Litbang Pertanian

Ari juga ingin Pak Tani sebahagia yang lain, bisa nonton televisi, bisa naik sepeda motor, bisa naik haji, dan bahkan bisa berhubungan dengan saudaranya melalui telepon dan internet tanpa harus menjual petak sawahnya.

Ari juga ingin orang lain berwisata ke kampungnya dan ikut merasakan bagaimana Pak Tani memelihara keluarga dan merawat kampungnya, serta mengetahui bagaimana membuat kompos jerami.

Page 22: Senandung rumpun padi

36 Badan Litbang Pertanian 37Badan Litbang Pertanian

Ari ingin Indonesia menjadi terkenal karena hijaunya hamparan kaumnya. Ari juga ingin tidak ada sawah yang kekeringan karena kerusakan alam. Ari ingin ladang menghijau dengan ragam tanaman, ada padi gogo, singkong, pepaya, kacang panjang, dan juga kangkung darat.

Page 23: Senandung rumpun padi

38 Badan Litbang Pertanian 39Badan Litbang Pertanian

Ari ingin petani sejahtera karena kilau keemasan hamparan kaumnya yang siap panen.

Ari ingin petani mendapatkan panen yang melimpah dan harga jual yang layak. Meski panen dengan mesin, tetapi tetap bisa ceria.

Page 24: Senandung rumpun padi

40 Badan Litbang Pertanian 41Badan Litbang Pertanian

Ari ingin tanah tempatnya tumbuh tidak dijejali racun kimia yang menyesakkan napasnya. Jika tetangga kampungnya dipenuhi pabrik yang menghasilkan limbah kimia tidak terkontrol maka udara dan tanah di sekitar kampung Ari akan tercemar. Pencemaran logam berat di sebagian kampung Ari membuat sebagian keluarga Ari kurus.

Page 25: Senandung rumpun padi

42 Badan Litbang Pertanian 43Badan Litbang Pertanian

Ari ingin tanah tempatnya tumbuh tetap sehat dan subur. Karenanya, ia ingin Pak Tani mengikuti petunjuk bapak Penyuluh Pertanian. Bapak Penyuluh menyarankan agar Ari dan keluarganya diberi pupuk seimbang.

Page 26: Senandung rumpun padi

44 Badan Litbang Pertanian

Nah, anak-anak, jika kita menyayangi Ari dan kampungnya berarti kita juga telah membantu menyelamatkan lingkungan. Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan, tanaman padi juga banyak menyumbang oksigen untuk kesegaran udara kita.

Maukah kamu menjadi pahlawan bagi Ari? Ayo kita lindungi tanah dan keutuhan sawah. Bantulah Pak Tani agar ia tidak harus menjual sawahnya. Mari kita bayar hasil panen Pak Tani dengan layak.

Selain itu, makanlah setiap butir nasi dengan rasa syukur. Untuk mendapatkan sebutir padi, Pak Tani membutuhkan waktu 3 - 4 bulan. Ia juga harus mencangkul, memupuk, menyiangi gulma, dan memanen. Semua itu dikerjakan di bawah terik matahari.

Sekarang kalian sudah paham, bukan? Semoga cerita Senandung Rumpun Padi tadi memberi kita semangat untuk menghargai dan memperjuangkan nasib petani. Sampai jumpa!

Penutup