28
SEGI-SEGI SASTRA BANDINGAN

Segi-segi Sastra Bandingan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Segi-segi Sastra Bandingan

SEGI-SEGI SASTRA BANDINGAN

Page 2: Segi-segi Sastra Bandingan

Lima pendekatan dlm penelitian menurut Clements (1978)

Page 3: Segi-segi Sastra Bandingan

A. GENRE SASTRA

1) Drama

2)Puisi

3)Fiksi

Drama adalah genre yg paling tua, sedang fiksi merup. genre yg paling modern.

Dlm drama dikenal adanya teater, opera, pantomim, selain jg drama2 tradisional yg ada di seluruh wilayah/negara di dunia, spt kabuki (Jepang), wayang (Jawa), dll.

Perkemb. genre puisi & fiksi yg melahirkan bentuk2 baru spt: puisi naratif, puisi kredo, puisi konkret, fiksi absurd, fiksi popular, dsb. tidak dapat dianggap sebagai genre baru, melainkan hanya sebagai subgenre.

Page 4: Segi-segi Sastra Bandingan

Permasalahan dlm studi sastra bandingan

Bagaimana perkembangan bentuk-bentuk baru itu berlangsung,

Bagaimana proses pengaruh antara suatu bentuk genre/subgenre di wilayah/negara tertentu terhadap bentuk genre/subgenre di wilayah/negara lain.

Page 5: Segi-segi Sastra Bandingan

Drama Awal mulanya di Yunani dikenal sbg suatu bentuk

ekspresi upacara keagamaan, kemudian berkembang mjd sebuah seni pertunjukkan.

Di wilayah-wilayah tertentu selalu mengalami adaptasi, akulturasi, transformasi setelah disadur atau diterjemahkan dlm bhs & budaya setempat.

Studi bandingan dua lakon yg sama dua versi yg berbeda memerlukan penguasaan kode budaya yg melahirkan masing-masing versi.

Page 6: Segi-segi Sastra Bandingan

Dg penguasaan kode budaya itu sekurang2 nya akan dpt dipelajari adanya konversi (pengubahan), substitusi (penggantian), delisi (penghilangan), & improvisasi (pengayaan) dlm dua lakon itu.

Misalnya, dlm drama2 wiracarita. Sbg nilai simbolik, byk tokoh pahlawan dlm drama2 Barat yg jg trdpt dlm kekayaan budaya Nusantara spt: Oedipus, Hamlet, Don Juan, dsb.

Konsep2 simbolik di blkg tokoh2 itu merup. bahan bandingan yg sangat menarik.

Page 7: Segi-segi Sastra Bandingan

Puisi Di Indonesia dikenal adanya pantun,

gurindam, talibun, karmina; di Arab dikenal adanya nazam, gazal, kithah; di Jepang ada haiku; di Eropa ada soneta

Menurut Damono, puisi naratif sesungguhnya tdk berasal dari Asia Tengah spt diduga byk org, tetapi berasal dari Arab. Bentuk tafsir paraphrase syair2 Arab dlm bhs Asia Tengah berubah mjd panjang shg ketika masuk Asia Tengah syair2 Arab mjd puisi yg panjang2.

Page 8: Segi-segi Sastra Bandingan

Di Eropa, bentuk dasar soneta prinsipnya adlh jumlah baris, tetapi dlm perkembnya ternyata berubah. Jumlah baris tiap bait tidak lagi empat-empat-tiga-tiga & dua sbg koda, melainkan bisa empat-empat-empat-empat-dua, atau bermacam-macam variasi yg lain.

Begitu pula pantun di Indonesia, dlm perkembnya di daerah2 bentuk tetap (jumlah baris tiap bait & pola persajakan) bisa berubah.

Dari segi isi, menurut Damono dlm perkembnya puisi2 dunia Timur (Jepang, Korea, Cina, India, Philipina, & Malaysia) mengalami perubahan besar. Perubahan itu disebabkan oleh kontak kebudayaan, ilmu penget, & teknologi dg dunia Barat yg berlangsung sangat intensif.

Page 9: Segi-segi Sastra Bandingan

Contoh haiku klasik karya Matsuo Basho (1644–1694)

古池や蛙飛込む水の音Furu ike yakawazu tobikomumizu no oto(terjemahan bebas)di kolam tuakatak melompatkecipak air

Page 10: Segi-segi Sastra Bandingan

Fiksi Jenis2 cerita fiksi di dunia secara umum adlh

novel, cerpen, novela atau novelet, tetapi konsep ttg bentuk2 itu tdk sll sama antara wilayah budaya satu dg budaya lain.

Konsep novel Amerika tentu berbeda dg konsep novel Jepang.

Misalnya, novel2 Kawabata tdk dpt dipahami spt halnya memahami novel2 Barat spt Ernest Hemingway, Frederich Forsyth, dll. Sebab, hakikatnya semua novel & cerpen Jepang bernafaskan haiku.

Page 11: Segi-segi Sastra Bandingan

Di negara2 yg seni sastranya didominasi Epos, spt India, Persia, & Indonesia, novel2nya & cerpen2nya sebenarnya bersandar pd bentuk epos yg sifatnya lebih puitis dibanding novel2 modern dr Barat.

Menurut Damono, prinsip dasar Epos sebenarnya tdk membenarkan pengarang berurusan dg plot & karakter. Ia hny bisa mengemb teknik menampilkan plot & karakter itu. Sebaliknya, di Barat pengarang harus menciptakan plot & karakter, ttg siapa tokoh & di mana tjd peristiwa tdk mjd persoalan.

Page 12: Segi-segi Sastra Bandingan

Pengaruh fiksi modern Barat thdp fiksi Asia, Afrika, & Amerika Latin berlangsung intensif sejak zaman kolonial

Satu fenomena yg menarik adlh ttg fiksi2 Asia Timur & Tengah. Pengaruh konsep fiksi modern Barat ternyata tdk bisa menembus karya2 fiksi kawasan itu.

Page 13: Segi-segi Sastra Bandingan

B. FORM (BENTUK) Form atau bentuk yg dimaksud dlm kajian sastra

bandingan adlh cara pengungkapan (representasi). Dengan demikian, analisis dlm kajian ini lebih

ditujukan pd struktur karya sastra. Misalnya, pengaruh filsafat confusius Cina yg

muncul pd karakter tokoh lakon Sam Pek Eng Tay dibandingkan dg pengaruh filsafat positivisme Eropa muncul pd karakter tokoh lakon Romeo & Juliet; pengemb plot lakon Oedipus Di Colonus dibandingkan dg pengemb plot lakon Sangkuriang, dsb.

Page 14: Segi-segi Sastra Bandingan

Dlm bidang puisi, kajian bandingan dari segi bentuk jg sangat menarik.

Membandingkan struktur mungkin dpt ditemukan hub pengaruh, tahap2 perkemb & penyebarannya, smp pd bentuknya yg skg.

Misalnya, pola baris & persajakan dlm syair (Arab) dibandingkan dg pola baris & persajakan dlm seloka India; tipografi puisi konkret Paul Verlaine (Perancis) dibandingkan dg tipografi puisi mantra Sutardji Calzoum Bachri, dsb.

Page 15: Segi-segi Sastra Bandingan

Dlm bidang prosa, kajian bandingan dari segi bentuk dpt mencakup masalah tema, amanat, pengaluran, penggambaran watak, penggambaran latar, sudut pandang & teknik penceritaan.

Misalnya, konvensi penggunaan pencerita “dia-an” (org ketiga) dg sudut pandang “tak terbatas”(serba/maha tahu) dlm novel2 Indonesia (baca: novel2 Balai Pustaka & Pujangga Baru) mungkin berhub erat dg konsep epos.

Page 16: Segi-segi Sastra Bandingan

C. Style (Stilistika) kajian segi stilistika dlm sastra bandingan dianggap sangat

penting & menarik. kekayaan kosa kata suatu bahasa, yg mencakup bentuk2

sinonim, antonim, idiom, dsb apabila dimanfaatkan untuk mengungkapkan makna, maka ungkapan itu mampu menimbulkan asosiasi & nuansa2 yg sangat kaya.

kajian bandingan segi stilistika jg dpt menemukan gejala arkaisme (pemakaian kosa kata kuno), neologisme (pemakaian butir leksikal lama secara baru), anomali (penyimpangan struktur & makna ungkapan), & bentuk ujaran khas seperti free indirect style (gaya ujaran tak langsung yg bebas)

Page 17: Segi-segi Sastra Bandingan

D. Periode, Generasi, Angkatan, Gerakan, dan Mazhab Menurut Sapardi Djoko Damono, zaman juga dapat

dikaitkan dengan pandangan dunia (vision du monde).

Misalnya, sekarang adalah zaman “strukturalisme” di mana di segala bidang ada kecenderungan dilandasi oleh konsep relasi antarunsur. Pandangan dunia ini setiap kurun waktu selalu bergerak, tetapi adakalanya suatu zaman didominasi oleh pemikiran dikotomis

Page 18: Segi-segi Sastra Bandingan

Zaman penentuannya didasarkan pd suatu kecenderungan kuat yg mengisi rentang waktu, sdgkn periode penentuannya bergantung kita, misalnya puluhan tahun atau ratusan tahun.

Generasi lebih bersifat biologis, yaitu menunjuk pd kesejajaran usia. Dalam arti khusus yaitu sekelompok pengarang yg mempunyai usia, pandangan, & ciri-ciri relatif sama.

lebih akurat apabila generasi itu dikaitkan dg usia & karyanya shg rentang waktunya tidak melebihi usia suatu generasi, yakni lebih kurang tiga puluh tahun.

Page 19: Segi-segi Sastra Bandingan

Pengertian mazhab lebih mengacu pd pengarang daripada karyanya. Ciri-cirinya adalah persamaan usia & prinsip kepengarangan.

Prosesnya, dlm suatu kelompok pengarang yg berpandangan sama jika ada salah satu yg menerobos keluar dari kelompok itu & membentuk gerakan baru di tempat lain, maka apabila gerakan itu kuat pengaruhnya dpt disebut mazhab (movement).

Page 20: Segi-segi Sastra Bandingan

E. Pengaruh Yang menjadi dasar studi pengaruh dlm kajian sastra

bandingan, menurut Noer Toegiman, adalah teori literature produce literature yg dikemukakan oleh Rene Wellek

Karya sastra itu merupakan “kolase” karya sastra sebelumnya; seorang penyair yg akan menulis sajak di kepalanya telah “antre”: ribuan sajak yg pernah dibacanya.

Wellek & Warren berpendapat bahwa studi pengaruh merupakan studi yg paling sulit dilakukan karena persoalannya menyangkut pembuktian yg amat sulit.

Page 21: Segi-segi Sastra Bandingan

Dalam kajian sastra bandingan, masalah pengaruh diarahkan untuk menjawab pertanyaan tentang analogi atau pertalian

Menurut Owen Aldridge, yg dimaksud analogi adalah kemiripan, baik dlm gaya, struktur, suasana jiwa, maupun tema & gagasan antara karya-karya yg memiliki/tidak memiliki hubngan

Page 22: Segi-segi Sastra Bandingan

Sapardi Djoko Damono menekankan bahwa dalam sastra bandingan kajian yang paling mudah adalah studi kemiripan

Studi kemiripan itu tidak ada batasnya, bisa tentang apa saja: tema, alur, watak, dan lain-lain. Dalam studi kemiripan dikenal istilah afinitas, yaitu kemiripan-kemiripan yang terdapat dalam dua karya sastra yang tidak dapat dibuktikan adanya pengaruh.

Page 23: Segi-segi Sastra Bandingan

Pengaruh dibedakan atas pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, saduran, dan terjemahan.

langsung disebut juga meminjam langsung, misalnya Rendra meminjam drama-drama Sophokles

Pengaruh tidak langsung disebut juga meminjam tidak langsung, yaitu meniru cerita dengan mengambil versinya. Misalnya, hampir semua sastra Jawa merupakan pinjaman tidak langsung sastra dari India

Page 24: Segi-segi Sastra Bandingan

Adapun saduran ialah pinjaman sastra yang terbatas pada kerangka cerita saja, misalnya petualangan seorang tokoh di suatu lingkungan sosial budaya dipindahkan ke lingkungan/wilayah/zaman yang lain tanpa membawa akar sosial budaya asalnya.

Contoh, kisah-kisah Pinokio, Robinhood, Love Story, dan sebagainya

Page 25: Segi-segi Sastra Bandingan

Terjemahan ialah alih bahasa sastra dari satu bahasa ke bahasa lain.

Menerjemahkan karya sastra tidak sekadar mengartikan bahasa secara leksikal, melainkan juga menafsirkan isi karya sastra itu dan memakai ungkapan tersendiri untuk menimbulkan efek estetik sesuai dengan aslinya.

Page 26: Segi-segi Sastra Bandingan

F. Tema, Motif, dan Mitos

Tema yang sama dapat menghasilkan amanat yang berbeda dari pengarang yang berbeda-beda, karena masing-masing pengarang mempunyai jalan keluar sendiri-sendiri.

Dalam kajian sastra bandingan pada umumnya tema dijadikan dasar persamaan yang memungkinkan dua karya sastra dapat atau layak dibandingkan, bukan dijadikan sasaran kajian

Misalnya, Pengakuan Pariyem (karya Linus Suryadi Ag.) dibandinghkan dengan Afrika yang Resah (karya Okot pBitek), karena dua puisi itu mengungkapkan tema yang sama, yaitu obsesi perempuan tertindas.

Page 27: Segi-segi Sastra Bandingan

Motif ialah unsur paling kecil yang terus diulang-ulang sehingga terbentuk tekstur. Dalam karya sastra perwujudan motif dapat berupa apa saja, misalnya lakuan, gagasan, uraian, dan lain-lain.

Motif itu muncul berkali-kali dalam karya sastra sehingga dalam kelompok besar membentuk tema.

novel Sri Sumarah (karya Umar Kayam) istilah /konsep “sumarah” atau “pasrah” itu selalu diulang, baik dalam bentuk cakapan, uraian, maupun lakuan sehingga secara akumulatif istilah/konsep itu membentuk tekstur, yaitu tema “sumarah” atau “pasrah”.

Page 28: Segi-segi Sastra Bandingan

Mitos merupakan gagasan-gagasan dasar yang ada dalam masyarakat. Mitos dapat berupa nilai, tradisi, pola pikir, kepercayaan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat.

Menurut Sapardi Djoko Damono, sebuah masyarakat di mana pun, kapan pun, dalam kehidupan selalu terikat oleh tata nilai yang disepakati. Masyarakat itu selalu berusaha menjaga kelangsungan tata nilai itu