Upload
pipit03
View
242
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PERANGKAT PEMBELAJARAN KTSP
MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH
KELAS XI
Oleh :
...........................................
SILABUS
Nama Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XI/IPA
Semester : 2
Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas
Kompetensi Dasar Materi Pokok/Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
AlokasiWaktu(menit)
Sumber/Bahan/Alat
3.8 Menjelaskan mekanisme per-tahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.
Antigen dan antibodi. Menemukan penerapan istilah antigen dan antibodi melalui diskusi penularan virus influenza pada diri seseorang.
Mengkaji literatur/penelusuran internet menemukan fungsi antigen dan antibodi bagi pertahanan tubuh.
Diskusi kelas tentang mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing.
Membedakan antigen dan antibodi.
Menjelaskan fungsi antigen dan antibodi pada mekanisme pertahanan tubuh.
Jenis tagihan:Tugas individu, unjuk kerja, ulangan.
Bentuk instrumen:Produk pengamatan sikap, kuis, tes pilihan ganda, tes uraian
3 X 45’ Sumber:
Buku acuan yang relevan, internet.
Alat:
OHP/komputer, LCD,
Bahan:
LKS, bahan
Kompetensi Dasar Materi Pokok/Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
AlokasiWaktu(menit)
Sumber/Bahan/Alat
presentasi.
Mekanisme pertahanan tubuh.
Mendiskusikan tentang imunisasi dengan proses terbentuknya kekebalan tubuh.
Melakukan kajian literatur/penelusuran internet menemukan proses pembuatan vaksin untuk imunisasi melalui penugasan mandiri tidak berstruktur.
Menjelaskan proses mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing.
Menjelaskan akibat yang terjadi bila pertahanan tubuh lemah.
Jenis tagihan:Tugas individu, ulangan harian.
Bentuk instrumen:Produk pengamatan sikap, kuis, tes pilihan ganda, tes uraian
3 X 45’ Sumber:
Buku acuan yang relevan, internet.
Alat:
OHP/komputer, LCD,
Bahan:
LKS, bahan presentasi, charta/gambar kegiatan imunisasi.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA Negeri ....Mata Pelajaran : BiologiKelas/Semester : XI / IIMateri Pokok : Sistem Pertahanan TubuhAlokasi Waktu : 6 X 45 menit
A. Standar kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
B. Kompetensi dasar : 3.8 Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi : Mensyukuri keberadaan sistem kekebalan tubuh sebagai nikmat Tuhan Yang Maha
Esa. Berprilaku santun saat melaksanakan diskusi (seperti: menghargai pendapat orang
lain, tidak memaksakan kehendak, mengajukan pendapat dengan sopan, sepakat dengan hasil diskusi kelompok).
Membedakan sistem pertahanan tubuh nonspesifik dengan pertahanan tubuh spesifik. Membedakan antigen dan antibodi. Menjelaskan fungsi antigen dan antibodi pada mekanisme pertahanan tubuh. Menjelaskan proses mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing. Menjelaskan akibat yang terjadi bila pertahanan tubuh lemah.
D. Tujuan Pembelajaran : Melalui diskusi kelompok, peserta didik mampu mendeskripsikan sistem pertahanan
tubuh manusia, menjelaskan mekanisme sistem pertahanan tubuh, menunjukkan perilaku santun dalam berdiskusi, dan mengetahui akibat akibat yang terjadi bila pertahanan tubuh lemah.
E. Materi Ajar :1. Pertahanan Tubuh Nonspesifik
Secara garis besar, sistem pertahanan tubuh dibedakan atas sistem pertahanan tubuh nonspesifik dan spesifik. Sistem pertahanan tubuh nonspesifik tidak membedakan mikroorganisme patogen satu dengan lainnya. Sistem ini merupakan pertahanan pertama terhadap infeksi. Adapun sistem pertahanan tubuh spesifik bekerja hanya jika patogen tertentu memasuki tubuh dan telah melewati sistem pertahanan tubuh nonspesifik internal. Sistem pertahanan tubuh nonspesifik terbagi atas dua jenis, yaitu eksternal dan internal. Sistem pertahanan tubuh nonspesifik eksternal meliputi jaringan epitel,mukosa, dan sekresi jaringan
tersebut. Sementara itu, sistem pertahanan nonspesifik internal meliputi pertahanan tubuh yang dipicu oleh sinyal kimia (kemotaksis) dan menggunakan protein antimikroba serta sel fagosit.
2. Pertahanan Tubuh SpesifikPertahanan tubuh spesifik ini dipicu oleh antigen (antibody generating),
zat asing yang menjadi bagian permukaan virus, bakteri, atau patogen lain. Semua zat asing yang memicu sistem kekebalan tubuh disebut antigen. Antigen dapat berupa karbohidrat, lemak, atau protein.
3. Struktur Sistem Kekebalan TubuhMeliputi Limfosit B, Limfosit T dan Antibodi, Sistem kekebalan tubuh
pada organisme tingkat tinggi, terutama burung dan Mammalia, bertumpu pada sel-sel darah putih (leukosit). Leukosit dibentuk di dalam sumsum tulang oleh sebuah jaringan meristematik yang disebut stem cells (sel induk darah).
4. Mekanisme Sistem PertahananTubuhKetika terjadi luka, histamin dilepaskan oleh mast cell (mastosit), dan sel
basofil yang tersebar di seluruh jaringan. Histamin yang diterima reseptor pada otot polos dan endotelium di dinding kapiler darah menyebabkan kapiler darah mengalami vasodilatasi (penambahan diameter), sementara vena menyempit. Hal ini menyebabkan kapiler darah menjadi lebih permeabel. Daerah tersebut akan terlihat memerah dan membengkak
5. Kelainan Sistem Kekebalan TubuhSistem kekebalan tubuh dapat tidak berfungsi jika sistem ini bereaksi
dengan molekul asing dengan berlebihan. Beberapa contoh di antaranya alergi, autoimunitas, dan AIDS.
F. Metode pembelajaran :Pendekatan pembelajaran : CTL (Contextual Teaching and Learning)Model pembelajaran : Kooperatif (Diskusi kelompok)
G. Media, Dan Sumber Pembelajaran :
1. Mediaa) Buku ajar Biologi InterPlus SMA kelas Xb) Buku Biologi Campbellc) Slide berbasis PPT (Power Point)
2. Sumber Belajara) Buku Siswab) LKS c) Internet
H. Kegiatan Pembelajaran :1. Pertemuan ke-1 ( 2 X 45 menit)
Tahap/
Komponen
Kegiatan Nilai
Karakter
Budaya
Alokasi
Waktu
(menit)Guru Siswa
Awal Memberi salam
Berdoa
Mengecek kebersihan
kelas
Mengecek kehadiran
siswa
Memberi salam
Berdoa
Menjaga
kebersihan
kelas
4
Religius
Religius
Peduli
lingkunga
Disiplin
5 menit
Inti:
eksplorasi
Melibatkan siswa secara
aktif dalam mencari
informasi yang luas
tentang sistem kekebalan
tubuh.
Memfasilitasi siswa dalam
memahami sistem
kekebalan tubuh terkait
dalam kehidupan sehari-
hari
Melibatkan siswa dalam
penemuan istilah antigen
dan antibodi dalam kasus
penularan virus influenza
pada diri seseorang.
Terlibat secara
aktif dalam
mencari
informasi
tentang sistem
kekebalan tubuh.
Terlibat secara
aktif dalam
menemukan
penerapan istilah
antigen dan
antibodi dalam
proses penularan
virus influenza
Berpartisifasi
aktif dalam
kegiatan
pembelajaran
Rasa ingin
tahu
Kerja keras
Mandiri
Disiplin
15 menit
Elaborasi Memfasilitasi siswa dalam
pembelajaran kooperatif
diskusi kelas mengenai
fungsi antigen dan
antibodi bagi pertahanan
tubuh serta mekanisme
pertahanan tubuh dengan
Berperan aktif
dalam proses
kegiatan
pembelajaran
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
Kerja keras
Disiplin
45 menit
bantuan LKS yang berisi
tentang persoalan yang di
hadapi seseorang yang
tertular virus HIV.
Memfasilitasi siswa
melalui pemberian tugas:
Tugas terstruktur: membuat
ringkasan mengenai hasil
diskusi bersama kelompok
dan mempresentasikan di
depan kelas untuk
menumbuhkan sikap percaya
diri, kebersamaan dan
kebanggaan
Tugas Mandiri: membuat
ringkasan hasil diskusi dan
hasil pembelajaran
Mengerjakan
tugas-tugas yang
diberikan guru
Bertanggung
jawab
Disiplin
Mandiri
Konfirmasi Memberikan umpan balik
positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat
terhadap keberhasilan siswa
serta agar siswa
berpartisifasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
Memfasilitasi siswa
melakukan refleksi
mengenai tema yang telah
dipelajari
Membimbing siswa yang
mengalami kesulitan dalam
memecahkan masalah atau
menjawab pertanyaan yang
belum terpecahkan.
Memperhatikan
uraian penguatan
materi dari guru
Melakukan
refleksi
mengenai tema
yang telah
dipelajari
Memecahkan
masalah atau
menjawab
pertanyaan yang
belum
terpecahkan
Menguatkan
penguasaan
materi dengan
menjawab
pertanyaan
teman.
Kerja keras
Rasa ingin
tahu
10 menit
Penutup Guru bersama siswa
menyimpulkan
pembelajaran yang telah
dilakukan
Guru memberikan kuis
terkait materi yang telah
disampaikan
Mandiri
Bertanggung
jawab
Komunikatif
15 menit
2. Pertemuan ke-2 ( 2 X 45 menit)
Tahap/
Komponen
Kegiatan Nilai
Karakter
Budaya
Alokasi
Waktu
(menit)Guru Siswa
Awal Memberi salam
Berdoa
Mengecek kebersihan
kelas
Mengecek kehadiran
siswa
Memberi
salam
Berdoa
Menjaga
kebersihan
kelas
4
Religius
Religius
Peduli
lingkunga
Disiplin
5 menit
Inti:
eksplorasi
Melibatkan siswa
secara aktif dalam
memahami informasi
yang disajikan tentang
imunisasi yang
diberikan pada seorang
bayi
Terlibat secara
aktif dalam
memahami
informasi
tentang
imunisasi.
Berpartisipasi
aktif dalam
kegiatan
pembelajaran
Rasa ingin
tahu
Kerja keras
Mandiri
Disiplin
15 menit
Elaborasi Memfasilitasi siswa
dalam pembelajaran
kooperatif diskusi kelas
untuk mendiskusikan
tentang imunisasi
dalam proses
Berperan aktif
dalam proses
kegiatan
pembelajaran
Komunikatif
Rasa ingin
tahu
Kerja keras
Disiplin
45 menit
pembentukan
kekebalan tubuh
Memfasilitasi siswa
melalui pemberian
tugas:
Tugas
terstruktur:membuat
ringkasan mengenai hasil
diskusi bersama kelompok
dan mempresentasikan di
depan kelas untuk
menumbuhkan sikap
percaya diri, kebersamaan
dan kebanggaan
Tugas Mandiri:
menemukan proses
pembuatan vaksin untuk
imunisasi
Mengerjakan
tugas-tugas yang
diberikan guru
Bertanggung
jawab
Disiplin
Mandiri
Konfirmasi Memberikan umpan
balik positif dan
penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat
terhadap keberhasilan
siswa
Memfasilitasi siswa
melakukan refleksi
mengenai tema yang
telah dipelajari
Membimbing siswa
yang mengalami
kesulitan dalam
memecahkan masalah
atau menjawab
pertanyaan yang belum
terpecahkan
Memotivasi siswa agar
berpartisifasi aktif dalam
Memperhatikan
uraian
penguatan
materi dari guru
Melakukan
refleksi
mengenai tema
yang telah
dipelajari
Memecahkan
masalah atau
menjawab
pertanyaan yang
belum
terpecahkan
Menguatkan
peguasaan
materi dengan
menjawab
Kerja keras
Rasa ingin
tahu
10 menit
kegiatan pembelajaran. pertanyaan
teman.
Penutup Guru bersama siswa
menyimpulkan
pembelajaran yang telah
dilakukan
Guru memberikan kuis
terkait materi yang telah
disampaikan
Mandiri
Bertanggung
jawab
Komunikatif
15 enit
3. Pertemuan ke- 3 (2 X 45 menit) : Ulangan Harian Materi Sistem Pertahanan Tubuh dan Mengumpulkan Tugas Mandiri yang Diberikan
I. Penilaian :
Jenis penilaian Jenis tagihanBentuk instrumen
(tagihan)
Nilai
karakter
Hasil belajarPenilaian
kognitif
Ulangan
Harian/Tengah
semester/ Mid
Tugas
Individu/kelompok
Jawaban hasil diskusi
kelompok/ kelas
Tes pilihan ganda
Tes uraian
Jujur
Mandiri
Kerjasama
Penilaian Afektif Sikap serta keaktifan
siswa saat proses
pembelajaran
Lembar pengamatan sikap Peduli
sosial
Toleransi
Lamongan, 2015
Mengetahui Kepala SMAN 1 Sukodadi Guru Kelas X
SOEPRAPTI, M.Pd DWI PIPIT INDRIYANTI, S.PdNIP. NIP.
BUKU SISWA
Struktur Sel dan Penyusun Jaringan pada Sistem Pertahanan Tubuh
A. Antigen dan AntibodiAntigen adalah zat-zat asing yang pada umumnya merupakan protein yang
berkaitan dengan bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh. Beberapa berupa olisakarida atau polipeptida, yang tergolong makromolekul dengan BM > 10.000. Antigen bertindak sebagai benda asing dan akan merangsang timbulnya antibodi.
Antibodi merupakan protein-protein yang terbentuk sebagai respon terhadap antigen yang masuk ke tubuh, yang bereaksi secara spesifik dengan antigen tersebut. Konfigurasi molekul antigen-antibodi sedemikian rupa sehingga hanya antibodi yang timbul sebagai respon terhadap suatu antigen tertentu saja yang ccocok dengan permukaan antigen itu sekaligus bereaksi dengannya.
Gambar 1. Antigen dan antibodi
Sel-sel kunci dalam respon antigen-antibodi adalah sel limfosit. Terdapat dua jenis limfosit yang berperan, yaitu limfosit B dan T. Keduanya berasal dari sel tiang yang sama dalam sumsum tulang. Pendewasaan limfosit B terjadi di Bursa Fabricius pada unggas, sedangkan pada mamalia terjadi di hati fetus, tonsil, usus buntu dan jaringan limfoid dalam dinding usus. Pendewasaan limfosit T terjadi di organ timus.
Sistem kebal atau imun terdiri dari dua macam, yaitu sistem kebal humoral dan seluler. Limfosit B bertanggung jawab terhadap sistem kebal humoral. Apabila ada antigen masuk ke dalam tubuh, maka limfosit B berubah menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi humoral. Antibodi humoral yang terbentuk di lepas ke darah sebagai bagian dari fraksi γ-globulin. Antibodi humoral ini memerangi bakteri dan virus di dalam darah.Sistem humoral merupakan sekelompok protein yang dikenal sebagai imunoglobulin (Ig) atau antibodi (Ab). Limfosit T bertanggung jawab terhadap kekebalan seluler. Apabila ada antigen di dalam tubuh, misalnya sel kanker atau jaringan asing, maka limfosit T akan berubah menjadi limfoblast yang menghasilkan
limphokin (semacam antibodi), namun tidak dilepaskan ke dalam darah melainkan langsung bereaksi dengan antigen di jaringan. Sistem kekebalan seluler disebut juga “respon yang diperantarai sel”.
Gambar 2. Reseptor antigen sel B dan antibodi
Apabila ada antigen masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan terangsang dan memunculkan suatu respon awal yang disebut sebagai respon imun primer. Respon ini memerlukan waktu lebih lama untuk memperbanyak limfosit dan membentuk ingatan imunologik berupa sel-sel limfosit yang lebih peka terhadap antigen. Kalau antigen yang sama memasuki tubuh kembali maka respon yang muncul dari tubuh berupa respon imun sekunder. Respon ini muncul lebih cepat , lebih kuat dan berlangsung lebih lama daripada respon imun primer.
Gambar 3. Aktifitas Sel B dalam Reaksi Antigen-antibodi (Soegiri, Soegiri, 1988).
B. Mekanisme Pertahanan Tubuh
Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan masuk
ke dalam tubuh dengan berbagai cara. Secara umum mikroorganisme yang dapat
menimbulkan penyakit disebut patogen. Patogen yang telah masuk akan menimbulkan
penyakit dengan berbagai mekanisme. Segala macam mikroorganisme yang menginvasi
vertebrata akan berhadapan dengan imunitas innate sebagai pertahanan pertama yang
terjadi beberapa menit setelah infeksi. Imunitas adaptif akan timbul apabila pertahanan
pertama ini tidak mampu mengeliminasi patogen yang masuk.
Gambar 4. Imunitas innate dan imunitas adaptif
Gambar 5. Respon terhadap infeksi terdiri dari tiga fase. Fase tersebut adalah fase imunitas innate spontan, fase imunitas innate tidak spontan, dan fase imunitas adaptif. Dua fase pertama tidak memerlukan spesifikasi antigen, artinya semua antigen akan dikenali oleh sistem imun yang bekerja pada dua fase pertama ini. Fase ketiga adalah fase imunitas adaptif. Fase ini memerlukan reseptor yang spesifik yang terbentuk dari gene rearrangement. Imunitas adaptif bekerja pada fase akhir, sebab sangat sedikit sel B dan sel T yang mengenali antigen yang masuk. Sebelum sel B dan sel T berdiferensiasi menjadi sel efektor yang dapat mengeliminasi patogen, sel limfosit tersebut melakukan proliferasi.
Mekanisme pertahanan tubuh terjadi karena masuknya patogen atau antigen ke dalam tubuh dan tubuh akan melakukan respon meliputi produksi sel-sel atau zat kimia yang berfungsi untuk mempertahankan tubuh melawan patogen. Responnya dibedakan menjadi dua macam, respon kekebalan Non-spesifik dan Spesifik.
a. Respon Kekebalan Non-spesifikKekebalan non spesifik bekerja tanpa membeda-bedakan antigen tertentu dan
langsung memberikan respon ketika tubuh terpapar antigen. Kekebalan non spesifik disebut juga kekebalan bawaan atau alami, artinya kekebalan ini dimiliki seseorang sejak lahir dan sifatnya selalu bersiap menghadapi infeksi apapun yang masuk ke dalam tubuh. Jika tubuh terpapar oleh benda asing maka yang akan merespon pertama kali adalah kekebalan non-spesifik ini. Kekebalan non-spesifik meliputi kekebalan eksternal dan internal.
1) Kekebalan eksternalKekebalan eksternal terdiri dari jaringan epitelium yang melindungi tubuh
kita (kulit dan kelenjar mukus) beserta sekresi yang dihasilkannya, selain sebagai penghalang masuknya penyakit, epitelium tersebut juga menghasilkan zat-zat pelindung. Misalnya hasil sekresi kulit bersifat asam sehingga beracun bagi bakteri. Air ludah (saliva) dan air mata juga dapat membunuh bakteri. Mukus (lendir) menjebak mikroorganisme sehingga tidak dapat masuk ke dalam saluran pencernaan dan pernapasan.
Gambar 6. Tahapan respon inflamatory
2) Kekebalan internal
Kekebalan internal akan melawan bakteri, virus, atau zat-zat asing yang
mampu melewati kekebalan eksternal. Kekebalan internal berupa rangsangan
kimiawi yang melibatkan sel-sel fagositik, sel natural killer (sel pembunuh
alami), protein anti mikroba yang melawan zat asing yang telah masuk dalam
tubuh, serta peradangan (inflamasi) dan demam. Proses yang melibatkan sel-sel
fagositik disebut proses fagositosis.
Selain proses fagositosis, kekebalan internal dapat berupa respon
peradangan (inflamasi). Peradangan terjadi sebagai respon karena adanya
kerusakan jaringan. Respon peradangan dapat menimbulkan tanda sebagai
berikut:
a) Timbul warna kemerahan
Diakibatkan oleh membesarnya pembuluh darah untuk meningkatkan
aliran darah ke jaringan yang rusak.
b) Timbul panas
Diakibatkan oleh semakin cepatnya laju aliran darah.
c) Terjadi pembengkakan
Diakibatkan oleh banyaknya cairan (dibawa aliran darah) yang masuk
ke dalam jaringan yang rusak
d) Timbul rasa sakit
Diakibatkan jaringan yang membengkak menekan reseptor saraf, dan
zat kimia yang dihasilkan di sekitar jaringan yang rusak menstimulasi
saraf.
b. Respon Kekebalan Spesifik
Kekebalan ini dikatakan spesifik karena hanya bekerja spesifik terhadap antigen
tertentu, dan disebut juga sebagai kekebalan adaptif yang artinya respon kekebalan ini
terjadi jika ada antigen tertentu yang merangsangnya. Berdasarkan cara perolehannya
kekebalan ini disebut juga kekebalan buatan atau adaptif karena kekebalan baru akan
terbentuk setelah dipicu oleh antigen dari luar. Kekebalan spesifik akan bekerja jika
kekebalan non spesifik tidak berhasil mengatasi antigen. Kekebalan spesifik dapat
diperoleh secara aktif maupun pasif.
Kekebalan spesifik dikatakan aktif jika kekebalan dibentuk oleh tubuh secara
aktif akibat rangsangan antigen tertentu sehingga tubuh membentuk antibodi.
Kekebalan ini dapat sengaja dibentuk dengan cara memasukkan antigen tertentu
(disebut vaksin). Masuknya vaksin ke dalam tubuh akan mengaktifkan sel B plasma
yang sesuai untuk mensekresikan antibodi. Contohnya adalah vaksinasi atau imunisasi
(BCG (TBC), DPT, cacar, dll). Kekebalan spesifik dikatakan pasif karena kekebalan
yang diperoleh dari pemberian antitoksin atau antibodi dari luar tubuh. Antibodi dapat
diperoleh dengan cara menyuntikkan antigen tertentu ke hewan yang sesuai dan akan
terbentuk antibodi dalam tubuh hewan yang selanjutnya diambil dan disuntikkan
kepada manusia. Pengambilan antibodi dari darah hewan dilakukan dengan
mengekstrak darah yang telah mengandung antibodi.Kemudian antibodi tersebut
dimasukkan ke dalam tubuh manusia.
Berdasarkan sel yang terlibat dalam mekanisme, kekebalan adaptif dibagi
menjadi dua, yaitu kekebalan humoral dan kekebalan yang diperantai sel (cell mediated
immunity).
1) Kekebalan Humoral
Respon kekebalan humoral adalah respon kekebalan yang diperantarai
antibodi (antibody mediated immunity) bukan diperantarai sel. Kekebalan ini
bekerja ketika ada antigen di luar sel atau dipermukaan sel. Sel-sel yang berperan
dalam kekebalan humoral adalah limfosit B atau sel B yang berasal dari stem sel .
Fungsi utamanya adalah mempertahankan kondisi tubuh dari infeksi bakteri, virus
dan melakukan netralisasi toksin. Dibuat di sumsum tulang yaitu stem sel yang
sifatnya pluripotensi (pluripotent stem cells) dan dimatangkan di sumsum
tulang(Bone Marrow). Limfosit B menyerang antigen yang ada di cairan antar
sel. Terdapat 3 jenis sel limfosit B yaitu : limfosit B plasma memproduksi
antibodi, limfosit B pembelah menghasilkan limfosit dalam jumlah banyak secara
cepat, limfosit B memori mengingat antigen yang pernah masuk ke tubuh.
Dalam sistem kekebalan humoral terdapat lima kelas immunoglobulin.
a) ImunoglobulinG (IgG) : reaksi imun yang diproduksi terbanyak
sebagai antibodi utama dalamproses sekunder dan merupakan
pertahanan inang yang penting terhadap bakteri yang terbungkus
dan virus.
b) Imunoglobulin A (IgA) : Imunoglobulin utama dalam sekresi
selektif, misalnya pada susu, air liur,air mata dan dalam sekresi
pernapasan, saluran genital serta saluran pencernaan atau
usus.Melindungi selaput mukosa dari serangan bakteri dan virus.
c) Imunoglobulin M (IgM) : Imunoglobulin utama yang pertama
dihasilkan dalam respon imunprimer. Terdapat pada semua
permukaan sel B yang tidak terikat.
d) Imunoglobulin E (IgE) : Didalam serum ditemukan dalam
konsentrasi sangat rendah. Apabila IgE disuntikkan ke dalam kulit
akan terikat pada Mast Cells dan Basofil.
e) Imunoglobulin D (IgD) : fungsi keseluruhannya belum diketahui
secara jelas. Dalam serum IgD ditemukan dalam jumlah yang sangat
sedikit dan Ig D merupakan antibodi inti sel. Zat ini juga terdapat
pada sel penderita leukemia getah bening.
2) Kekebalan yang Diperantarai Sel (The Cell Mediated Immune Response)
Kekebalan yang diperantarai sel merupakan respon kekebalan yang
melibatkan sel. Kekebalan ini bekerja ketika antigen berada di dalam sel. Sel
yang berperan di dalam imunitas seluler adalah limfosit T atau sel T. Limfosit T
menyerang sel yang terinfeksi antigen. Fungsi utama sistem imun spesifik seluler
ialah untuk pertahanan tubuh terhadap serangan bakteri, virus , jamur dan patogen
lain. Sel Limfosit Tsetelah teraktivasi akan mematikan mikroorganismedengan
cara menyerang sel-sel tubuh yang terifeksi. Sel Limfosit juga bereaksi terhadap
antigen yang spesifik.
Ketika suatu patogen menginfeksi tubuh pertama kalinya, setiap antigen
yang terdapat pada permukaan sel patogen tersebut akan menstimulasi satu sel
limfosit T untuk membelah (proliferasi) membentuk klon. Beberapa klon akan
menjadi sel-sel memori yang tetap bertahan dalam tubuh untuk mempersiapkan
respon kekebalan sekunder bila terjadi infeksi lagi oleh patogen yang sama. Klon
yang lainnya akan berkembang menjadi salah satu dari tiga jenis sel T.
Jika tubuh terpapar oleh suatu antigen, maka akan terjadi respon kekebalan.
Jika antigen terpapar untuk yang pertama kalinya maka akan membangkitkan
respon kekebalan primer, dan paparan selanjutnya dengan antigen yang sama
setelah beberapa waktu, maka tubuh akan memunculkan respon kekebalan
sekunder.Respon kekebalan sekunder yang muncul bersifat lebih cepat, lebih
tahan lama, dan lebih efektif daripada respon sebelumnya.Hal itu disebabkan
sistem kekebalan telah siap terhadap antigen karena sel-sel memori bersiap
melawan antigen. Sel-sel memori ini yang pada akhirnya akan menimbulkan
memori imunologis.
C. Imunisasi
1. Defenisi Imunisasi
Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang telah berhasil menurunkan
morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi pada
bayi dan anak. (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah memberikan kekebalan dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
terhadap suatu penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk
merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui
suntikan, seperti vaksin, BCG, DPT, campak dan melalui mulut seperti vaksin polio.
(IGN Ranuh, 2008). Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja
memberikan kekebalan (imunitas) sehingga terhindar dari penyakit. Pentingnya
imunisasi didasarkan pada pemikiran bahwa pencegahan penyakit merupakan upaya
terpenting dalam pemeliharaan kesehatan.
2. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada
imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenis
penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti penyakit difteria
(Matondang, C.S, & Siregar, S.P, 2008, hlm.10). Tujuan imunisasi untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu pada seeorang dan menghilangkan penyakit tertentu
pada sekelompok masyarakat atau populasi atau bahkan menghilngkan penyakit
tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih
mungkin terjadi pada jenis penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia,
seperti misalnya penyakit difteria. Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan
(pertusis), campak (measles), polio, dan tuberculosis. (Notoatmodjo, 2007, hlm.46).
3. Manfaat Imunisasi
Manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dengan menurunnya
angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
tetapi juga dirasakan oleh :
a. Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.
b. Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga sejahtera apabila orang tua yakin
bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman. Hal ini
mendorong penyiapan keluarga yang terencana, agar sehat dan berkualitas.
c. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara. (Proverati 2010).
4. Imunisasi Dasar
a. Jenis-jenis Imunisasi
Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh
pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan. Imunisasi wajib di
Indonesia sebagaimana yang diwajibkan oleh WHO yaitu BCG, DPT,
Polio, Campak, dan Hepatitis B. (Hidayat, 2005, hal 46). Imunisasi dasar
adalah imunisasi pertama yang diberikan pada semua orang, terutama bayi
dan balita sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari penyakit-penyakit
yang berbahaya. Lima jenis imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah
adalah imunisasi terhadap tujuh penyakit yaitu TBC, difteri, pertusis,
tetanus, poliomyelitis, campak dan hepatitis B. Ke-lima jenis imunisasi
dasar yang wajib diperoleh adalah:
1) Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis
(TBC), yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular yang
dilakukan sekali pada bayi sekali pada bayi usia 0-11 bulan
2) Imunisasi DPT yaitu merupakan imunisasi dengan memberikan
vaksin mengandung racun kuman yang telah dihilangkan racunnya
akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toxoid)
untuk mencegah terjadinya penyakit difteri,pertusis,dan
tetanus,yang diberikan 3 kali pada bayi usia 2-11 bulan dengan
interval minimal 4 minggu.
3) Imunisasi polio adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis yang
dapat menyebabkan kelumpuhan pada kaki, yang diberikan 4 kali
pada bayi 0-11 bulan dengan interval minimal 4 minggu
4) Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan kekebalan aktif terhadap penyakit
campak karena penyakit ini sangat menular, yang diberikan 1 kali
pada bayi usia 9-11 bulan
5) Imunisasi hepatis B, adalah imunisasi yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B yaitu
penyakit yang dapat merusak hati, yang diberikan 3 kali pada bayi
usia 1-11 bulan, dengan interval minimal 4 minggu cakupan
imunisasi lengkap pada anak, yang merupakan gabungan dari tiap
jenis imunisasi yang didapatkan oleh seorang anak. Sejak tahun
2004, hepatitis-B disatukan dengan pemberian DPT menjadi DPT-
HB. (Proverati 2010).
D. Vaksinasi
Adalah merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan
dengan antigen yang berasal dari mikroorganisme patogen. Antigen yang diberikan
telah dibuat demikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun mampu
mengaktivasi limfosit menghasilkan antibodi dan sel memori yang menirukan infeksi
alamiah yang tidak menimbulkan sakit namun cukup memberikan kekebalan dengan
tujuan memberikan infeksi ringan yang tidak berbahaya namun cukup untuk
menyiapkan respon imun.
Vaksin diklasifikasikan menjadi dua klas, yaitu vaksin hidup dan vaksin mati.
Vaksin hidup berisi mikroorganisme yang telah dilemahkan virulensi (keganasannya).
Pengurangan virulensi dikenal dengan istilah atenuasi (perlemahan). Cara atenuasi yang
sederhana terhadap bakteri untuk keperluan vaksinasi adalah dengan pemanasan bakteri
sampai tepat di bawah titik kematian atau memaparkan bakteri pada bahan kimia
penginaktif sampai batas konsentrasi subletal. Menumbuhkan bakteri pada medium
yang tidak cocok untuk pertumbuhannya, contohnya : Vaksin kolera unggas
(Pasteurella multocida) oleh Pasteur ditumbuhkan di bawah keadaan yang kekurangan
zat makanan. Cara etenuasi terhadap virus adalah dengan membiakkan pada spesies
yang tidak sesuai untuk tumbuhnya, contoh : virus rinderpest yang patogen terhadap
sapi, dilemahkan dengan menumbuhkannya pada kambing.
Baik vaksin hidup maupun vaksin mati memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Kelebihan vaksin hidup antara lain adalah kekebalan yang dihasilkan
sama dengan kekebalan yang diperoleh karena infeksi alami. Merangsang pembentukan
antibodi yang lebih tahan lama dan juga memberi perlindungan pada pintu-pintu masuk
antigen dan tidak perlu adjuvan. Kekurangan vaksin hidup, antara lain adalah adanya
bahaya pembalikan menjadi lebih virulen selama multiplikasi antigen dalam tubuh
ternak yang divaksin. Penyimpanan dan masa berlaku vaksin yang terbatas, dperlukan
stabilisator dalam penyimpanan. Tingginya resiko tercemar dengan organisme yang
tidak diinginkan.
Kelebihan vaksin mati dibandingkan vaksin hidup antara lain adalah tidak
menyebabkan penyakit akibat pembalikan virulensi dan mudah dalam penyimpanan.
Kekurangan vaksin mati, antara lain adalah perlu perhatian yang luar biasa pada saat
pembuatan guna memastikan bahwa tidak tersisa virus virulen aktif di dalam vaksin.
Kekebalan berlangsung singkat, sehingga harus ditingkatkan kembali dengan
pengulangan vaksinasi yang mungkin menimbulkan reaksi-reaklsi hipersensitifitas.
Pemberian secara parenteral memberikan perlindungan yang terbatas. Resistensi local
pada pintu-pintu masuk alamiah/multiplikasi utama infeksi virus tidak terjadi.
Memerlukan adjuvan untuk meningkatkan antigenisitas yang efektif.
Adanya kegagalan vaksinasi menyebabkan angka morbiditas ternak yang tinggi,
penurunan produksi dan tingginya biaya yang harus dikeluarkan. Beberapa factor yang
menyebabkan kegagalan vaksinasi adalah menyangkut life span vaksin, cara vaksinasi,
antibodi maternal, kemampuan membentuk antibodi pada ternak, mikotoksin dan
kontaminan lain, seperti limbah industri, pupuk kimia, rodentisida, asap mobil, cat dan
herbisida.
Vaksin Pembatasan life span (masa berlaku) vaksin yang sudah lewat atau
kadaluwarsa menyebabkan vaksin tidak berguna apabila digunakan karena tidak akan
menghasilkan imunitas yang diharapkan. Apabila temperatur pada saat penyimpanan
dan transportasi vaksin di atas 4oC, maka vaksin akan kehilangan potensinya.
Demikian pula vial dan bahan asal vial yang tidak memenuhi syarat. Bahan pengencer
yang disediakan berkualitas rendah. Seringkali digunakan bahan pengencer berupa air
sumur, air destilasi atau garam fisiologis, hal ini tidak dibenarkan. Perlu dicatat bahwa
bahan pengencer yang digunakan adalah yang telah disediakan oleh pabrik pembuat
vaksin. Bahan pengencer tidak boleh dicampur atau ditambahkan zat apapun.
Cara Vaksinasi. Secara khusus dosis dan cara/route pemberian vaksin tertentu
sudah ditetapkan oleh produsen pembuat vaksin. Apabila hal tersebut dilakukan tidak
sesuai aturan maka terjadilah kegagalan vaksin. Jarum suntik dan dropper yang tidak
steril dan tidak stabil akan mengurangi potensi vaksin. Salah dosis, kekurangan dosis
vaksin akan menimbulkan imunitas yang kurang. Kelebihan dosis akan menimbulkan
immunotolerant dan harga vaksin menjadi mahal. Bahan pengencer yang tidak steril
menjadikan vaksin tidak murni lagi. Kadang-kadang peternak menggunakan bahan
pengencer berupa air ledeng yang mengandung chlorin, sehingga vaksin kurang
menghasilkan potensi antigenisitasnya dan menyebabkan timbulnya antibodi yang
kurang. Route pemberian vaksin yang sering digunakan antara lain : intra muskuler
(injeksi serabut otot), tetes hidung (intra nasal), tetes mata (intra oculer), subkutan (di
bawah kulit). Route pemberian vaksin harus dilakukan sesuai petunjuk produsen
vaksin. Kesalahan route pemberian vaksin menyebabkan potensi imunitas yang
dihasilkan kurang memuaskan. Jadwal pemberian vaksin seringkali tidak diperhatikan
peternak. Beberapa vaksin harus diulang pemberiannya dan dikenal dengan istilah
booster. Apabila rangkaian pemberian vaksin yang mungkin terdiri dari booster I dan
booster II dan seterusnya tidak lengkap dilakukan , maka imunitas yang diharapkan
tidak akan tercapai.
Antibodi Maternal. Antibodi maternal adalah antibodi yang berasal dari induk
yang diturunkan kepada anak, kalau pada ayam melalui kuning telur pada waktu telur
masih ada di ovarium. Kegunaan antibodi tersebut adalah untuk ketahanan tubuh anak
terutama pada awal-awal kehidupannya. Antibodi ini diperoleh secara pasif. Vaksinasi
yang dilakukan pada saat antibodi maternal masih ada dalam darah sirkulasi, artinya
belum secara total dikatabolisme, maka vaksin yang diberikan akan percuma, karena
dinetralisir oleh antibodi maternal.
Cold Storage (pendingin). Vaksin harus dipertahankan tetap dingin dari mulai
dikeluarkan oleh pabrik pembuat sampai pada saat akan diberikan kepada ternak.
Vaksin dan bahan pengencer kadang-kadang menjadi satu tempat, akan tetapi kadang
juga terpisah dengan temperatur penyimpanan yang berbeda, hal ini tergantung dari
pabrik pembuat vaksin. Tindakan yang lebih hati-hati adalah apabila selama
transportasi vaksin ditempatkan di ice box sehingga temperature yang rendah dapat
selalu dipertahankan.
Kemampuan Membentuk Antibodi. Vaksin yang diberikan akan berhubungan
langsung dengan status imun ayam yang menerima vaksin. Immunocompetence adalah
istilah yang dipakai untuk menyatakan kemampuan membentuk antibody yang dimiliki
oleh ternak. Immunocompetence sangat dipengaruhi oleh factor kongenital (bawaan
lahir) dan faktor lingkungan. Faktor kongenital yang banyak berperan adalah organ-
organ limfoid, yang terdiri atas : bursa fabricius pada ayam, thymus, lien yang akan
menghasilkan sel-sel limfosit. Bursa fabricius merupakan tempat pendewasaan dan
deferensiasi sel-sel limfosit B yang berperan dalam antibodi humoral, sedangkan
thymus berperan sebagai tempat pendewasaan sel-sel limfosit T yang berperan bagi
pembentukan antibody seluler. Apabila ada gangguan pembentukan antibodi oleh
organ-organ limfoid di atas maka kekebalan tubuh yang terbentukpun akan terganggu.
Faktor lingkungan yang berperan menentukan immunocompetence ternak adalah status
nutrisi dan penyakit. Nutrisi yang jelek terutama kandungan protein yang rendah akan
menurunkan immunocompetence. Temperatur yang tinggi dan tingginya curah hujan
juga akan menyebabkan stress pada ternak yang akan menurunkan juga
immunocompetence. Penyakit-penyakit strategis pada ayam yang sering menyebabkan
hambatan imunitas (immunocompetence) adalah IBD (gumboro) dan ND.
Mikotoksin (racun dari jamur) dalam pakan. Adanya mikotoksin yang masuk ke
dalam tubuh ternak bersama dengan biji-bijian pakan ternak akan menyebabkan
keracunan dan menurunkan immunocompetence. Mikotoksin mudah berkembang pada
lingkungan dengan temperatur tinggi dan kelembaban yang tinggi pula, seperti di
negara-negara tropis, termasuk Indonesia.
Kontaminan pakan. Pestisida yang mencemari biji-bijian pakan diindikasikan
sebagai salah satu faktor penyebab rendahnya immunocompetence. Hal ini berkaitan
dengan efek pestisida yang menyebabkan limfositoksik (keracunan pada sel-sel
limfosit). Hal ini akan menyebabkan kegagalan vaksinasi. Logam berat, seperti Cu, Cd
dan Pb seringkali mencemari pakan. Logam-logam tersebut berasal dari limbah
industri, pupuk kimia, rodentisida, asap mobil, cat dan herbisida yang mencemari
udara, air dan pakan. Apabila pakan tercemar tersebut masuk ke tubuh ternak maka hal
ini merupakan faktor penghambat imunitas ternak.
Beberapa tindakan untuk mengatasi kegagalan program vaksinasi yang perlu
diketahui adalah
vaksin harus diperoleh dari sumber terpercaya, periksa batas waktu pemakaian
dan pilih vaksin yang masih panjang batas waktu pemakaiannya
selama transportasi vaksin, hindarkan vaksin dari kontaminasi dan cahaya
matahari. Tindakan yang paling aman adalah menyimpan vaksin dalam termos
atau ice box
apabila vaksin disimpan, usahakan temperatur penyimpanan sesuai petunjuk
pabrik. Baca secara hati-hati petunjuk penyimpanan. Kadang-kadang antara
vaksin dengan pengencernya terpisah dan harus harus disimpan pada
temperatur yang berbeda
vaksinasi dilakukan saat udara dingin, yaitu pada pagi hari atau sore hari untuk
mencegah stres
monitoring kualitas pakan, jangan sampai mengandung mikotoksin, karena
mikotoksin dengan kadar 30 ppb akan menunrunkan immunocompetence
pada vaksin yang dicampur air minum, maka perhitungan volume air yang
digunakan harus tepat, hal ini disesuaikan dengan umur ayam dan kondisi
iklim, karena konsumsi air bervariasi tergantung cuaca dan umur. Air yang
mengandung chlor atau desinfektan, harus dihindari. Vial vaksin harus dibuka
di dalam air minum untuk menghindari kontaminasi udara
dianjurkan diberi obat cacing pada ayam grower dan finisher, kira-kira
seminggu sebelum vaksinasi untuk mencapai hasil yang optimal
bisa diberikan adjuvant atau immunomodulator untuk mencapai
immunocompetence yang diharapkan.
E. Tanda Gejala Penyakit Sistem Kekebalan Tubuh
Alasan penyebab gangguan sistem kekebalan tubuh dapat berukuran kecil,
partikel mikroskopis seperti virus atau bakteri. Tingkat keparahan penyakit ditentukan
tergantung pada virulensi dari mikro-organisme. Masalah sistem kekebalan tubuh dapat
berbahaya karena beberapa dari mereka menyebabkan sindrom yang fatal seperti AIDS
dan kanker.
Ada sejumlah gangguan sistem kekebalan tubuh. Beberapa yang utama dibahas di
bawah ini.
Gambar 7. Tanda Gejala Penyakit Sistem Kekebalan Tubuh
1. DiGeorge Syndrome
Limfosit T, yang bertindak sebagai antibodi untuk sistem kekebalan tubuh
dan melindungi tubuh terhadap antigen asing yang matang pada kelenjar timus.
Ketika kelenjar ini tidak dikembangkan atau benar-benar tidak ada, itu
menghasilkan masalah sistem kekebalan yang disebut Sindrom DiGeorge atau
displasia thymus.
2. Severe Combined Immunodeficiency
Limfosit B juga bertindak sebagai antibodi untuk sistem kekebalan tubuh
dan dikembangkan di sumsum tulang. Ketika ada total ketiadaan baik B dan
limfosit T, sistem kekebalan tubuh yang lemah dan tidak bisa melawan segala
jenis infeksi. Kondisi ini disebut SCID atau gabungan immunodeficiency parah.
3. HIV / AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
HIV / AIDS adalah penyakit sistem kekebalan tubuh yang mengancam jiwa
saat virus menghancurkan limfosit T dan membuat sistem kekebalan tubuh tidak
berguna. Karena ini tubuh menjadi rentan terhadap infeksi lain dan situasi ini bisa
berakibat fatal.
4. Gangguan alergi
Asma dan eksim adalah gangguan alergi yang paling umum disebabkan
karena alergen. Asma adalah gangguan pernapasan yang menyebabkan masalah
pernapasan akibat peradangan saluran udara di paru-paru. Ini adalah keturunan
dan dapat bersifat akut atau kronis. Eksim adalah reaksi alergi langsung dari
sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan ruam gatal dan radang daerah yang
terkena.
5. Gangguan autoimun
Kadang-kadang sistem kekebalan mengenali organ tubuh yang sehat
sebagai non-self antigen atau asing dan mengarahkan B dan limfosit T untuk
menyerang mereka, gangguan ini disebut gangguan autoimun. ‘Juvenile
rheumatoid arthritis’ adalah salah satu gangguan tersebut dimana sistem
kekebalan tubuh menyerang bagian tubuh seperti sendi dan lutut sendi lainnya,
tubuh mempertimbangkan mereka sebagai penyerbu asing. Scleroderma adalah
penyakit autoimun seperti juga yang menyebabkan peradangan kulit dan organ
internal.
6. Kanker
Kanker adalah jenis lain dari gangguan kekebalan dimana pertumbuhan
ganas sel menyebabkan kerusakan organ yang sehat. Sistem kekebalan tubuh
semakin melemah karena efek samping kemoterapi atau obat-terkait kanker
lainnya. Leukemia adalah kanker yang melibatkan pertumbuhan abnormal
leukosit yang hadir dalam aliran darah, sementara limfoma adalah pertumbuhan
berlebih dari jaringan limfoid.
Sebuah sistem kekebalan tubuh yang lemah dapat dideteksi dengan tanda-tanda
dan gejala yang diamati. Beberapa di antaranya disebutkan di bawah ini:
1. Anoreksia atau kehilangan nafsu makan karena beberapa penyakit
2. Berat badan
3. Demam kronis dan diare
4. Infeksi utama seperti pneumonia dan meningitis.
5. Reaksi alergi seperti peradangan, hipersensitivitas, anafilaksis atau reaksi
alergi berlebihan dan mengurangi kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Virus, bakteri atau patogen tertentu dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh.
HIV adalah salah satu virus tersebut yang dapat menghancurkan sistem kekebalan
tubuh dengan cara yang besar. Terkadang faktor genetik juga dapat menyebabkan
gangguan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh menjadi cacat sejak lahir. Penyebab
lain untuk melemahkan sistem kekebalan tubuh dapat menjadi alergi dan kanker.
Namun, semuanya dapat diobati dengan beberapa hal di bawah ini.
1. Vitamin
Suplemen vitamin seperti vitamin B6, E dan D membuktikan sangat
membantu untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Organ limfoid, yang
memproduksi sel-sel darah putih yang memainkan peran utama dalam
pembentukan antibodi, dipelihara karena vitamin B6. Vitamin E membantu dalam
produksi limfosit B, yang alami, sel-sel pembunuh yang menghancurkan benda
asing dan sel-sel kanker. Demikian pula vitamin D melindungi kulit dari
peradangan dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
2. Diet
Makanan seperti jamur meningkatkan metabolisme tubuh dan membantu
dalam produksi leukosit. Beberapa sayuran memiliki kimia, 3,3 ‘-
diindolylmethane (DIM) yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Yogurt
dapat dikonsumsi setiap hari untuk meningkatkan kekebalan Anda.
Masalah sistem kekebalan tubuh dapat menyebabkan penyakit dan ketika sistem
menjadi kurang atau kurang aktif dari normal, itu mewujud dalam infeksi berulang dan
mengancam nyawa. Mekanisme pertahanan yang paling penting adalah untuk
menerapkan pola makan sehat dan olahraga cukup, apalagi meremajakan sistem
kekebalan tubuh benar-benar tanggung jawab kita.
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
Pertemuan ke-1
Script :
Pembicara: Pria berusia empat puluhan, berumah tangga (dengan satu anak) dan tinggal di
kota kecil.
Sulit untuk dipercaya bahwa saya terkena HIV,tidak tahu apa yang harus saya
lakukan. Sampai lama saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saya merasa sangat tertekan dan
khawatir sekali apakah istri dan putra saya dapat bertahan hidup tanpa saya. Kesehatan saya
menjadi beban berat. Walaupun mengalami akibat sampingan yang cukup buruk, namun
pengobatan dan perawatan telah berhasil dengan baik. Sekarang saya merasa lebih sehat,
Selama saya dirumah sakit, banyak orang bertanya kepada istri saya tentang kesehatan
saya. Mereka tahu ada sesuatu yang kurang beres dan badan saya kurus sekali. Saya merasa
malu dan sedih serta kasihan terhadap istri saya. Daripada menanggung malu saya pernah
berpikir untuk bunuh diri.
Saya merasa tersiksa dalam menantikan hasil pemeriksaan istri dan putra saya. Saya
tidak ingin hal ini terjadi pada siapapun. Malangnya istri saya juga terkena positif HIV.
Tetapi syukurlah bahwa putra kami hasilnya negatif – tanpa HIV. Kami mendoakan
keselamatan dan kesehatannya. Istri saya selalu lebih sehat dibandingkan dengan saya.
Walaupun virusnya ada tetapi istri saya belum memulai pengobatan.
Seharusnya saya tidak menceritakan pada orang lain tentang keadaan kami. Walaupun
sudah diberi tahu bahwa anak kami tidak terkena HIV, masih ada saja temannya yang tidak
mau datang ke rumah kami. Di kota kecil semacam ini, dimana semua orang saling kenal,
maka berita semacam ini cepat sekali tersebar dan akhirnya semua orang tahu.
Suatu kali putraku bertanya, kenapa beberapa teman menghindar dari dia. Saya hanya bisa
menangis…dan pergi kekamar. Saya tidak tega melihatnya. Dia masih terlalu muda untuk
mengerti.
Akhirnya saya menemukan bantuan di kota lain. Saya mengetahui adanya pelayanan
semacam ini ketika mendengarkan siaran radio komunitas dalam bahasa Indonesia. Saya
menelpon pelayanan ini dengan bantuan seorang juru bahasa, yang menjamin kerahasiaan
pribadi saya.
Saya menelpon Dewan AIDS untuk mendapatkan informasi mengenai hak-hak saya
sebagai penderita dan juga keterangan lebih lanjut tentang HIV. Mereka mengirimkan
berbagai informasi yang saya perlukan dalam bahasa Indonesia dengan amplop tertutup.
Orang tua saya tidak mengetahui keadaan kami. Mereka tinggal di Indonesia dan dua
tahun yang lalu saya pulang untuk berlibur. Saya menceritakan keadaan kami pada salah
seorang adik perempuan. Dia sedih sekali, namun bisa mengerti. Sampai sekarang kita saling
kontak lewat email.
Sekarang saya lebih mengerti dan akan lebih berhati-hati untuk menceritakan keadaan
kami. Saya lebih banyak mendengarkan pendapat mereka tentang masalah HIV di negara ini.
Saya mengutuk diri saya sendiri atas nasib malang yang menimpa istri. Saya sangat
menghargainya karena dia setia dan memaafkan saya. Rasa cinta diantara kami dan rasa kasih
yang besar terhadap anak memberikan kekuatan kepada kami untuk menjalani kehidupan.
Kami belajar menjalani kehidupan ini dari hari ke hari, tanpa terlalu mengkhawatirkan masa
depan. Karena tidak seorangpun yang tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Kami
hanya mengharapkan yang terbaik bagi putra kami.
Perintah :
Diskusikanlah secara berkelompok (4-5 orang) mengenai kasus di atas terkait fungsi antigen
dan antibodi bagi pertahanan tubuh serta mekanisme pertahanan tubuh sehingga orang
tersebut dapat terkena HIV!
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)
Pertemuan ke-2
Perintah : Diskusikanlah soal di bawah ini secara berkelompok (4-5 orang), lalu
presentasikan di depan kelas.
Soal :
1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam imunisasi!
2. Bagaimana pendapat kalian jika seseorang memiliki pertahanan tubuh yang lemah?
3. Sebutkan dan jelaskan penyakit yang disebabkan oleh kelainan sistem imun yang
kalian ketahui!
Jawab :
1. .........................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
...........................................................................................................................
2. ..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................
3. ..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
KUIS
Pertemuan ke- 1
Soal :
1. Jelaskan perbedaan antigen dan antibodi! (40 poin)
2. Jelaskan perbedaan sistem pertahanan tubuh nonspesifik dengan pertahanan tubuh
spesifik! (40 poin)
3. Apakah yang dimaksud dengan fagositosis? (20 poin)
Jawaban :
1. Antigen adalah zat-zat asing yang pada umumnya merupakan protein yang berkaitan dengan bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh. Antigen bertindak sebagai benda asing dan akan merangsang timbulnya antibodi. Antibodi adalah protein-protein yang terbentuk sebagai respon terhadap antigen yang masuk ke tubuh.
2. Kekebalan non spesifik bekerja tanpa membeda-bedakan antigen tertentu dan langsung memberikan respon ketika tubuh terpapar antigen.Sedangkan kekebalan spesifik bekerja pada antigen tertentu saja.
3. Fagositosis proses pembentukan kekebalan tubuh dengan menggunakan sel-sel fagosit
KUIS
Pertemuan ke-2
Soal :1. Jelaskankan fungsi imunisasi! (50 poin)2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan vaksin! (50 poin)
Jawaban :1. Imunisasi adalah memberikan kekebalan dengan memasukkan vaksin kedalam
tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap suatu penyakit tertentu
2. Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan
ULANGAN HARIAN (UH)
MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH
Alokasi waktu : 90 menit
A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda (√) pada jawaban
yang paling tepat! (@ 2 poin)
1. Molekul asing yang mendatangkan suatu respon spesifik dari sistem kekebalan tubuh disebut….a. Pirogenb. Limfosit T penolongc. Limfosit Bd. Antigene. Antibodi
2. Respon kekebalan yang bukan termasuk mekanisme pembuangan antigen oleh antibodi…a. Kekebalan selulerb. Kekebalan humoralc. Kekebalan buatand. Kekebalan pasife. Kekebalan nonspesifik
3. Jenis limfosit T yang berfungsi menghancurkan sel yang telah terinfeksi adalah…a. Limfosit T penolongb. Limfosit T sitotoksikc. Limfosit T supresord. Limfosit T memorie. Limfosit T pembantu
4. Mekanisme sistem kekebalan tubuh dalam melindungi tubuh dari serangan mikrobia penyebab penyakit (patogen) menggunakan komponen berikut ini, kecuali …a. Limfositb. Monositc. Mastositd. Trombosite. Protein antimikrobia
5. Fungsi limfosit B adalah untuk….a. Pembentuk antibodib. Menguraikan antigenc. Menghancurkan antigend. Menurunkan jumlah antibodie. Memakan kuman penyakit
6. Garis pertahanan pertama pada sistem pertahanan tubuh nonspesifik adalah…a. Kulit dan membran mukosab. Kulit dan sel fagosit
c. Protein anti mikroba dan membran mukosad. Limfosit dan antibodie. Kulit dan antibodi
7. Beberapa cara kerja antibody, di antara pilihan di bawah mana yang berfungsi menghalangi tempat pengikatan virus adalah . . .a. Fiksasib. Vaksinasic. Prespitasid. Netralisasie. Aglutinasi
8. Autoimunitas mengakibatkan beberapa penyakit di bawah ini, kecuali …a. Diabetes mellitusb. Myastheniac. Addison’s diseased. Lupuse. Aids
9. Apa yang dimaksud dengan vaksinisasi?a. Pembunuhan patogenb. Proses pemberian vaksin ke tubuhc. Menyalurkan patogend. Merusak tubuh patogene. Semua jawaban salah
10. Kekebalan yang didapatkan setelah terkena penyakit atau setelah vaksinasi disebut ….a. kekebalan aktifb. imunitas pasifc. kekebalan alamid. autoimunitase. kegagalan imunitas
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!1. Apa yang kalian ketahui tentang kekebalan spesifik dan kekebalan non spesifik? (15
poin)2. Apa yang dimaksud dengan antigen dan antibodi? (10 poin)3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan autoimunitas! (10 poin)4. Jelaskan mekanisme pembentukan sistem kekebalan dalam imunisasi! (25 poin)5. Jelaskan tentang kekebalan yang diperantai sel dan kekebalan humoral! ( 20 poin)
**Selamat Mengerjakan****Titik Awal Keberhasilan Adalah Impian**
KUNCI JAWABAN
ULANGAN HARIAN
A. 1. D2. A3. B4. D5. A6. A7. D8. E9. B10. A
B. 1. Kekebalan tubuh spesifik :
Sistem kekebalan yang dapat menghancurkan patogen yang lolos dari sistem kekebalan non-spesifik.
Bersifat selektif terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh Tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda asing, Memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi sebelumnya, Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia ( antibody ), Perlambatan, waktu antara eksposur dan respon maksimal.
Kekebalan non-spesifik : Dapat mendeteksi adanya benda asing dan melindungi tubuh dari kerusakan yang
diakibatkannya Tidak dapat mengenali benda asing yang masuk ke dalam tubuh
2. Antigen Zat yang merangsang respon imun,terutama dalam menghasilkan antibodi. Biasanya berupa protein atau polisakarida Dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil (hapten)yang
bergabung dengan protein-pembawa.Antibodi
Merupakan glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadisel plasma,
sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut. Dapat ditemukan pada darah atau kelenjar tubuh vertebrata lainnya Dapat digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasikan dan
menetralisasikan benda asing seperti bakteri dan virus.3. Kegagalan suatu organisme untuk mengenali bagian dari dirinya sendiri sebagai bagian
dari dirinya yang membuat respon kekebalan melawan sel dan jaringan miliknya sendiri.
Beberapa penyakit yang dihasilkan dari kelainan respon kekebalan ini dinamakan penyakit autoimun. Contohnya meliputi penyakit Coeliac, diabetes melitus tipe 1, Systemic Lupus Erythemato sus ,dll
4. Imunisasi adalah kekebalan tubuh yang diperoleh setelah melakukan vaksinasi.Vaksinasi adalah tindakan memasukan vaksin ke dalam tubuh organisme yang sehat agar tubuh menjadi kebal terhadap penyakit tertentu karena membentuk antibody.Vaksin adalah bibit penyakit (bakteri atau virus) yang telah dilemahkan atau telah mati dan dilarutkan.
5. Kekebalan yang diperantai sel:Yang berperan adalah sel limfosit T. (disebut juga kekebalan seluler)Kekebalan humoral:Melibatkan aktivasi limfosit B yang kan mensekresikan antibodi
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
No. Nama
Aspek yang dinilai Skor Nilai
Ketrampilan bertanya
Ketrampilan berkomuni
kasi
KerjasamaKetepatan
waktuPartisipasi
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1.
2.
3.
4.
Aspek yang dinilai dapat disesuaikan
Keterangan :
Skor 1 = kurang lengkap/kurang rapi/kurang ada kerja sama/kurang tepat waktu/kurang berpartisipasi
Skor 2 = cukup lengkap/cukup rapi/cukup ada kerja sama/cukup tepat waktu/cukup berpartisipasi
Skor 3 = lengkap/rapi/kerja sama baik/tepat waktu/partisipasi baik
Jumlah skor maksimum = 15
Nilai yang dicapai = x 100
Kriteria nilai : 90 − 100 = A 50 − 60 = C
70 − 80 = B kurang dari 50 = D