Upload
sylvester-saragih
View
1.287
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
RESUME
TUGAS MATA KULIAH
MANAJEMEN KURIKULUM DAN PROGRAM PENDIDIKAN
Oleh :
Nama : Sylvester Saragih
Nim : AFC 110 041
Jurusan : Ilmu Pendidikan dan Keguruan
Prody : Administrasi Pendidikan
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
2011
0
BAB I
DASAR – DASAR PENGELOLAAN KURIKULUM
A. Aspek-aspek Utama Kurikulum
Berikut ini aspek utama kurikulum ada lima yaitu sebagai berikut,:
1. Masalah – masalah belajar-mengajar2. Kedudukan dan peranan sekolah di masyarakat3. Tuntutan masyarakat terhadap sekolah4. Kebijaksanaan politik dan,5. Pengetahuan
Aspek lain yang juga perlu diketahui untuk keperluan pengelolaan kurikulum adalah isi, proses kurikulum, dan dipandang sebagai pengalaman. Isi dan proses kurikulum merupakan perangkat studi, mata pelajaran, atau pokok-pokok bahasan/kajian, sedangkan dipandang sebagai pengalaman berfungsi sebagai langkah dalam menyusun keperluan kurikulum,agar kurikulum tersebut dapat berjalan dengan semestinya.
Didalam kurikulum terdapat 4 komponen yang terdiri dari:
1. Tujuan Instutisional2. Struktur program3. Garis-garis besar program pengajaran dan contoh-contoh 4. Satuan acara pengajaran
B. Desain Kurikulum
Ada enam desain kurikulum secara garis besarnya, yaitu sebagai berikut :
1. Desain yang Berpusat pada Masa Pelajaran atau Disiplin Ilmu2. Desain yang Berpusat pada Kompetensi Khusus atau Teknologi3. Desain yang Menekankan pada Sifat Manusia atau Proses4. Desain yang Menekankan pada Fungsi Sosial atau Kegiatan Sosial5. Desain yang Menekankan pada Kebutuhan dan Minat Individu atau Kegiatan6. Padanan Model Pengajaran dan Desain Kurikulum
1
C. Landasan dan Tujuan Kurikulum
Landasan utama Kurikulum adalah Pancasila dan UUD 1945 ,yang mana landasan berfungsi sebagai tempat tumpuan dan titik tolak kurikulum. Didalam Pancasila dan UUD 1945 telah dijelaskan dari tujuan kurikulum tersebut, yaitu ;
1. Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
2. Kecerdasan dan ketrampilan,
3. Mempertinggi budi pekerti,
4. Memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
D. Pokok-pokok Pelaksanaan Program
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pelaksanaan kurikulum yaitu:
1. Kegiatan Pokok KurikulumAda tiga bentuk utama dalam kegiatan ini, yaitu sebagai berikut:a. Kegiatan intrakurikuler
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyampaikan bahan pelajaran secara langsung dalam waktu yang relatif tetap dan mapan.
b. Kegiatan kokurikuler
Kegiatan di luar jam biasa, yang bertujuan agar siswa lebih memperdalam dan lebih menghayati apa yang dipelajari dalam intrakurikuler.
c. Kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran biasa, disekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, atau mengupayakan pembinaan siswa seutuhnya.
2. Pengorganisasian
Dalam pengorganisasian ada beberapa urusan yang mencakup dalam program kurikulum yaitu sebagai berikut:
- Urusan kesiswaan, mencakup perencanaan dan pelaksanaan penerimaan siswa, ekstrakurikuler, tata tertib siswa, lulusan.
2
- Urusan kurikulum mencakup pengelolaan sistem kredit, tugas guru kegiatan belajar-mengajar, penilaian, kokurikuler.
- Urusan sarana dan prasarana meliputi investarisasi, pendayagunaan, pemeliharaan, keuangan, dan pangkat lainnya.
- Urusan hubungan masyarakat mencakup kerja sama dengan pihak luar, sumber daya untuk kegiatan koordinat dan ekstrakurikuler, kegiatan sosial lainnya.
E. Pokok-pokok Pengelolaan Pengajaraan
Pokok – pokok pengelolaan pengajaran ada enama bagian,yaitu sebagai berikut:
1. Adanya Tujuan Intruksional Umum,2. Adanya Tujuan Intruksional Khusus,3. Adanya Materi Pelajaran,4. Sarana dan sumber belajar,5. Penilaian
3
BAB II
DASAR – DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. Pendahuluan
1. Pengertian
Pengertian kurikulum menurut pandangan lama dan baru adalah sebagai berikut:Kurikulum lama adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah.Pendapat barunya (modern):“Curiculum is interpreted to mean all of the organized cources, activites, and experiences which pupils have under direction of the school,whether in the classroom or not.
Implikasi kurikulum lama:
a. Kurikulum terdiri dari atas sejumlah mata pelajaran . Mata pelajaran pada hakikatnya adalah pengalaman masa lampau.
b. Membentuk siswa menjadi manusia intelektualitis.c. Pengajaran berarti penyampaian kebudayaan kepada generasi muda.d. Tujuannya adalah membentuk memperoleh ijazah.e. Keharusan bagi setiap siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang sama.f. Sitem penyampaian adalah sitem penuangan.
Impilikasi kurikulum baru:
a. Kurikulum tidak hanya trdiri atas mata pelajaran , tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman.
b. Tidak ada pemisahan antara intra dan ekstrakurikulum.c. Pelaksanaan kurikulum, baik di dalam maupun di luar kelas.d. Guru perlu menggunakan berbagai kegiatan belajar mengajar secara
bervariasi.e. Tujuan pendidikan adalah membentuk pribadi dan belajar cara hidup.
4
Perbedaan antara kurikulum lama dan kurikulum baru :
a. Kurikulum lama berorientasi kepada masa lampau, sedangkan kurikulum baru berorientasi kepada masa sekarang.
b. Kurikulum lama tidak berdasarkan suatu filsafat pendidikan yang jelas, sedangkan kurikulum baru berdasarkan filsafat pendidikan yang jelas yang dapat diajarkan ke dalam serangkaian tindakan yang nyata.
c. Kurikulum lama berdasarkan tujuan pendidikan yang mengutamakan perkembangan pengetahuan dan keterampilan, sedangkan kurikulum baru bertujuan untuk mengembangkan keseluruhan pribadi siswa agar mampu hidup didalam masyarakat .
d. Kurikulum lama berpusat pada mata pelajaran, sedangkan kurikulum baru disusun berdasarkan masalah atau topik, dimana siswa belajar dengan mengalami sendiri. Kurikulum disusun dalam bentuk bidang studi yang luas atau dalam bentuk integrasi semua mata pelajaran.
e. Kurikulum lama semata – mata didasarkan atas buku pelajaran sebagai sumber bahan, sedangkan kurikulum baru bertitik tolak dari masalah dalam kehidupan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan, minat, dan kebutuhan individu.
f. Kurikulum lama dikembangankan oleh guru secara perseorangan, sedangakan kurikulum baru dikembangkan oleh tim atau suatu departemen tertentu.
2. Peranan Kurikulum
a. Peranan Konservatif. Tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan warisan sosial kepada generasi muda.
b. Peranan kritis atau evaluatif. Lembaga Pendidikan tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, tetapi juga menilai dan memilih unsur – unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Kurikulum turut aktif berpatisipasi dalam kontrol sosial dan menekankan unsur berpikir kritis.
c. Peranan kreatif. Kurikulum melakukan kegiatan – kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti menciptakan dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang di dalam masyarakat.
3. Fungsi Kurikulum
a. Penyesuaianb. Integrasi
5
c. Diferensiasid. Persiapane. Pemilihanf. Diagnostik
B. Pendekatan Studi Kurikulum
Pendekatan studi kurikulum terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
1. Pendekatan mata pelajaran2. Pendekatan interdisipliner
Pendekatan interdisipliner terbagi menjadi tiga jenis , yaitu :a. Pendekatan strukturalb. Pendekatan fungsionalc. Pendekatan daerah
3. Pendekatan Integratif atau Pendekatan Terpadu4. Pendekatan sistem
C. Falsafah dan Tujuan Pendidikan
1. Falsafah Pendidikan
Falsafah pendidikan menyatakan sesuatu yang sangat penting karena mengandung keyakinan berupa serangkaian cita – cita dan nilai – nilai yang sangat baik menurut pandangan masyarakat. Kriteria yang digunakan dalam rangka merumuskan atau menilai suatu filsafat pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Clarity (Kejelasan)b. Consistency with the facts ( Konsistensi dengan fakta )c. Consistency with experience ( Konsistensi dengan pengalaman )d. Consistency with other beliefs ( Konsistensi dengan lain kepercayaan )e. Utility ( Kegunaan )f. Simplicity ( Kesederhanaan )
6
2. Tujuan Pendidikan dan Tujuan Kurikulum
Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan umum pendidikan nasional adalah membimbing warga negara Indonesia menjadi manusia Pancasila yang berpribadi, berkesadaran masyarakat, dan mampu membudayakan alam sekitarnya. Tujuan kurikulum adalah tujuan yang pencapaiannya dibebankan kepada program suatu bidang pelajaran, didasarkan pada tujuan institusional, dan sinkron dengan tujuan umum pendidikan.
3. Implikasi Falsafah Pendidikan tentang Penyusunan Kurikulum
a. Falsafah pendidikan mengambarkan tentang manusia yang diharapkan. Oleh karena itu, pendidikan harus didasarkan atas falsafah tersebut.
b. Sekolah sebagai institusi sosial jarus memiliki program yang relevan dengan tuntutan – tuntutan filsafat, masalah – masalah dalam kehidupan masyarakat, dan kebutuhan serta masalah dan minat siswa.
c. Setiap guru dan petugas pendidikan harus memahami sebaik-baiknya tujuan-tujuan tersebut serta kegiatan-kegiatan belajar yang perlu direncanakan demi tercapainya tujuan itu sehingga rencana kegiatan belajar menjadi fungsional dan efektif.
D. Kemasyarakatan
1. Subsitem
Masyarakat adalah suatu sistem, suatu totalitas, dimana terdapat berbagai subsitem yang secara struktural berjenjang dimulai dari:
a. Subsistem Kepercayaanb. Subsistem nilaic. Subsistem kebutuhand. Subsistem permintaan
7
2. Implikasi Kemasyarakatan terhadap Penyusunan Kurikulum
a. Kurikulum seharusnya mempertimbangkan segi sosiologis, baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksaaan.
b. Penyusunan dan pengembangan kurikulm relevan dengan kondisi masyarakat.
c. Pembinaan dan pengembangan kurikulum sejalan dengan sifat dinamis dalam masyarakat.
E. Sosial Kultural
1. Konsep Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil dari karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan,rasa meliputi jiwa manusia yang diwujudkan dalam norma – norma dan nilai – nilai, cipta merupakan cara berpikir orang – orang dalam hidup bermasyarakat.
Konsep kebudayaan meliputi tiga bagian yaitu :
a. Keluarga sebagai dimensi kebudayaan.b. Pendidikan sebagai dimensi kebudayaanc. Teknologi sebagai dimensi kebudayaan
2. Sebab-sebab Perubahan Kebudayaan
a. Perubahan berkat hasil-hasil penemuanb. Perubahan berkat difusi kebudayaanc. Perubahan kebudayaan karena cita-cita dan ideologid. Faktor geografis dalam perubahan kebudayaane. Pertambahan penduduk dan perubahan kebudayaan
3. Implikasi terhadap Penyusunan Kurikulum
a. Kurikulum harus disusun berdasarkan kondisi sosial kultural masyarakat.b. Kurikulum harus disusun dengan memperhatikan unsur keluwesan dan
bersifat dinamis sehingga senantiasa relevan dengan masyarakat.c. Kurikulum disusun dan mengandung materi sosial budaya didalam
masyarakat.d. Kurikulum harus disusun berdasarkan kebudayaan nasional yang
berlandaskan pancasila.
8
BAB III
PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM
A. Kurikulum dan landasan Pengembangan Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Kata “ kurikulum” berasal dari satu kata bahasa Latin yang berarti “jujur
pacu” dan secara tradisional, kurikulum sekolah disajikan seperti itu (ibarat
jalan) bagi kebanyakan orang ( Zais, 1976:6).
Berikut merupakan penyimpulan dari konsep-konsep kurikulum, yang
terdiri dari :
a. Kurikulum sebagai Jalan Meraih Ijasah
b. Kurikulum sebagai Mata dan Isi Pelajaran
c. Kurikulum sebagai Rencana Kegiatan Pembelajaran
d. Kurikulum sebagai Hasil Belajar
e. Kurikulum sebagai Pengalaman Belajar
Dalam UU Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 pasal 1 (9)
menyebutkan bahwa : “kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan serta cara yang di gunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar” sedangkan dalam
pasal 37 menyebutkan : “kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan
peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan
pembangunan nasional,perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan
pendidikan” (Depdikbud, 1989 :15).
2. Landasan pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum yang terbaik adalah proses yang meliputi banyak
hal yakni :
9
1. Kemudahan-kemudahan suatu analisis tujuan
2. Rancngan suatu program
3. Penerapan serangkaian pengalaman yang terhubungan.
4. Peralatan dalam evaluasi proses ini.
Agar pengembangan kurikulum dapat berhasil sesuai dengan yang
diinginkan, maka dalam pengembangan kurikulum. Seperti yang tercantum
dalam kurikulum SD : Landasan Program dan Pengembangan di
kemukakan bahwa dalam pengembangannya, kurikulum mengacu pada tiga
unsure, yaitu :
a. Nilai dasar yang merupakan falsafah dalam pendidikan manusia
seutuhnya.
b. Fakta empiric yang tercermin dari pelaksanaan kurikulum baik
berdasarkan penilaian kurikulum, studi, maupun survei lainnya.
c. Landasan teori yang menjadi arahan pengembangan dan kerangka
penyorotan ( Depdibud, 1986 : 1). Hal yang di kemukakan dalam
landasan program dan pengembangan kurikulum merupakan contoh
adanya landasan-landasan pengembangan kurikulum, yang acapkali di
sebut sebagai determinan (faktor-faktor penentu) pengembangan
kurikulum.
a. Landasan Filosofis.
Landasan folosifis pengembangan kurikulum adalah hakikat
realitas, ilmu pengetahuan, sistem nilai, nilai kebaikan,
keindahan,dan hakikat pikiran yang ada dalam masyarakat. Untuk
landasan filosofis pengembangan kurikulum di Indonesia secara
cepat dan tepat kita pastikan, yakni nilai dasar yang merupakan
falsafat dalam pendidikan manusia seutuhnya yakni pancasila.
b. Landasan Sosial-Budaya-Agama.
Masyarakat sebagai kelompok individu-individu mempunyai
pengaruh terhadap individu-individu dan sebaliknya individu-
individuitu pada tarap tertentu juga mempunyai pengaruh
terhadap masyarakat. Kebersamaan individu-individu dalam
10
masyarakat diikat dan terikat oleh nilai-nilai yang menjadi
pegangan hidup dalam interaksi di antara mereka. Nilai-nilai
yang perlu di pertahankan dan di hormati oleh individu-individu
dalam masyarakat tersebut, mencakup nilai-nilai keagamaan dan
nilai-nilai sosial budaya.nilai-nilai keagamaan berhubungan erat
dengan kepercayaan masyarakat terhadap ajaran dan nilai-nilai
agama yang mereka anut. Oleh karena itu nilai keagamaan
berhubungan kepercayaan , maka pada umumnya bersifat
sementara bila di banding dengan nilai-nilai keagamaan.
c. Landasan Ilmu Pengetahuan teknologi dan Seni
Nilai yang ada dalam masyarakat untuk dikembang melalai
proses pendidikan ada tig yaitu : pikiran ( logika), perasaan
(estetika), dan kemauan (etika). Ilmu pengetahuan dan teknologi
adalah nilai-nilai yang bersumber pada pikiran atau logika,
sedangkan seni bersumber pada perasaan atau estetika. Ilmu
pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung memberikan
tugas kepada pendidikan untuk membekali masyarakat dengan
kemampuan pemecahan yang di hadapi sebagai pengaruh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Landasan Kebutuhan Masyarakat
Kebutuhan masyarakat pada umumnya juga berpengaruh terhada
individu-individu anggota masyarakat. Oleh karena itu,
pengembangan kurikulum yang hanya berdasarkan pada
keterampilan dasar saja tidak akan dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat modern yang bersifat teknologis. Pengembangan
kurikulum juga harus ditekankanpada pengembangan individu
yang mencakup keterkaitannya dengan lingkungan social
setempat
e. Landasan Perkembangan Masyarakat
Perkembangan masyarakat dipengaruhi oleh falsafat hidup,
IPTEKS, dan kebutuhan yang ada dalam masyarakat. IPTEKS
11
mendukung perkembangan masyarakat, dan kebutuhan
masyarakat atau membantu menetapkan perkembangan yang
dilaksanakan. Perkembangan masyarakat akan menuntut
tersedianya proses pendidikan yang sesuai. Juga diperlukan
rancangan berupa kurikulum yang landasannya
pengembangannya berupa perkembangan masyarakat itu sendiri.
B. Komponen dan Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
1. Komponen Kurikulum
a. Tujuan. Tujuan sebagai sebuah komponen kurikulum merupakan
kekeuatan-kekuatan fundamental yang peka sekali, karena hasil
kurikuler yang diinginkan tidak hanya sangat mempengaruhi bentuk
kurikulum, tapi memberikan arah dan fokus untuk seluruh program
pendidikan
b. Materi / Pengalaman Belajar
Isi atau materi kurikulum adalah semua pengetahuan, keterampilan,
nilai-nilai, dan sikap yang terorganisasi dalam mata pelajaran /
bidang studi. Sedangkan pengalaman belajar dapat diartikan sebagai
kegiatan belajar tentang atau belajar bagaimana disiplin berpikir dari
suatu disiplin ilmu.
c. Organisasi
Materi dan pengalaman belajar dalam kurikulum diorganisasikan
untuk mengefektifkan pencapaian tujuan. Pengorganisasian
kurikulum merupakan kegiatan yang sulit dan kompleks. Sukar an
kompleksnya pengorganisasian kurikulum di karenakan kegiatan
tersebut bertalian dengan aplikasi semua pengetahuan yang ada
tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, dan masalah
proses pembelajaran.
d. Evaluasi
Evaluasi bukanlah komponen atau kegiatan pendidikan yang kecil.
Sebagian komponen kurikulum, evaluasi akan memberikan informasi
12
dan data tentang perkembangan belajar siswa maupun keefektivan
kurikulum dan pembelajaran, sehingga dapat dibuat keputusan-
keputusan pembelajaran dan pendidikan secara tepat.
2. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Ada berbagai prinsip pengembangan kurikulum yang merupakan kaidah
yang menjiwai kurikulum tersebut. Berbagai prinsip pengembangan
kurikulum tersebut di antaranya: prinsip berorentasi pada tujuan, prinsip
relevansi, prinsip efektivitas, prinsip fleksibilitas, prinsip integritas,prinsip
kontinuitas, prinsip sinkronisasi, prinsip oektivitas, prinsip demokrasi dan
prinsip praktis.
C. Model- model Pengembangan Kurikulum
Model-model pengembangan kurikulum tersebut seringkali dinamakan dengan
nama ahli yang melontarkan gagasan tentang model pengembangan tersebut.
1. Model administratif (line-staff)
Model administrative atau garis komando merupakan pola pengembanagan
kurikulum yang paling awal dan mungkin yang paling dikenal. Berdasarkan
pada cara kerja atasan-bawahan yang dipandang efektif dalam pelaksanaan
perubahan, termasuk perubahan kurikulum. Model administrative/garis-
komando membutuhkan kegiatan penyiapan para pelaksana kurikulum
melalui berbagai bentuk pelatihan agar dapat melaksanakan kurikulum
dengan baik.
2. Model Grass-Roots
Model rakyar biasa grass-roods) semua inisiatif dan upaya pengembangan
kurikulum dari bawah. Model grass cenderung berlaku dalam sistem
pendidikan yang kurikulumnya bersifat desentralisasi atau memberikan
peluang terjadinya desentralisasi sebagian.
13
3. Model Beauchamp
Pengembangan kurikulum dengan menggunakan model beauchamp
memiliki bagian pembuatan keputusan:
a. Memutuskan arena pengembangan kurikulum
b. Memilih dan melibatkan personalia pengembangan kurikulum
c. Pengorganisasian dan prosedur pengembangan kurikulum.
d. Implementasi kurikulum
e. Evaluasi kurikulum.
4. Model Arah-terbalik Taba(Taba’ Inverted Model)
Model pengembanagan ini kurikulum ini terbalik dari yang lazim
dilaksanakan yakni biasanya dilakukan secara dedukatif dibalik menjadi
indukatif. Menurut model Taba, pengembangan kurikulum dilaksanakan
dalam lima langkah:
a. Membuat unit-unit percobaan
b. Menguji unit-unit eksprimen
c. Merevisi dan mengkonsolidasi
d. Mengembangkan jaringan kerja
e. Memasang dan mendeseminasi.
5. Model Rogers
Carl Rogers adalah seorang ahli fisiologi yang berpandangan bahwa
manusia dalam proses perubahan yang mempunyai kekuatan dan potensi
untuk berkembang sendiri. Maka Rogers mengemukakan model
pengembangan kurikulum yang disebut dengan Model Rogers Relasi
Interpersonal. Model Rogers Relasi Interpersonal terdiri dari empat langkah
pengembanagn kurikulum, yakni:
a. Memilih satu sistem pendidikan sasaran
b. Pengalaman kelompok yang inisiatif bagi guru
c. Pengembangan suatu pengalaman kelompok yagng intensif bagi satu
kelas atau unit pelajaran
14
d. Melibatkan orang tua dalam pengalaman kelompok yang inisiatif.
D. Guru dan Pengembangan Kurikulum
1. Pembelajaran dan Kurikulum
Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi
kyrikulum, tapi banyak juga yang mengemukakan bahwa pembelajaran itu
sendiri merupakan kurikulum aksi/kegiatan. Pembelajaran dan kurikulum
merupakan dua konsep yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainjnya.
Sebagai dua konsep yang tidak dapat dibedakan, baik pembelajaran maupun
kurikulum dapat dalam wujud sebagai rencana juga dapat berwujud kegiatan.
Guru sebagai orang yang berkewajiban merencanakan pembelajaran selalu
mengacu pada komponen-konponen kurikulum yang berlaku.
2. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum
Keterlibatan guru dalam model-model pengembangan kurikulum tersebut
tentunya bukanlah kebetulan belaka. Guru adalah orang yang berlaku. Selain
itu guru adalah orang yang bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar
yang diinginkan. Berdasarkan kenyataan bahwa guru tahu situasi dan kondisi
serta bertanggung jawab atas tercapainya hasik belajar, maka sudah
sewajarnya guru berperan dalam pengndapan kurikulum.
Dalam pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi peran guru
lebih besar, yakni mencakup pengembangan keseluruhan komponen-
komponen kurikulum dalam perencanaan, mengimplementasikan kurikulum
yang dikembangkan, mengevaluasi implementasi kurikulum, dan merevisi
komponen-komponen kurikulum yang kurang memadai.
15
BAB IV
KONSEPSI PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
A. Arti dan tujuan pembaharuan pendidikan dan pengajaran
Pembaharuan pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif
berbeda dari hal ( yang ada sebelumnya) serta sengaja diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
Defenisi diatas dikemukakan oleh Prof. Santoso S. Hamijoyo. Selanjutnya
beliau menjabarkan beberapa istilah dalam defenisi tersebut, di antaranya sebagai
berikut.
“Baru” dapat diartikan apa saja yang belum di pahami, diterimaatau
dilaksanakan oleh si penerima pembaharuan, meskipun mungkin bukan baru
lagi bagi orang lain.
“Kualitatif” berarti bahwa pembaharuan itu memungkinkan adanya
reorganisasi atau pengaturan kembali unsure-unsur dalam pendidikan.
“Hal” yang dimaksudkan dalam defenisi tadi banyak sekali, meliputi semua
komponen dan aspek dalam subsistem pendidikan.
“Kesengajaan” merupakan unsure perkembangan baru dalam pemikiran para
pendidik dewasa ini.
“Meningkatkan Kemampuan” mengandung arti bahwa tujuan utama
pembaharuan ialah kemampuan sumber-sumber tenaga, uang, dan sarana,
termasuk struktur dan prosedur organisasi.
“Tujuan” yang direncanakan harus dirinci dengan jelas tentang sasaran dan
hasil-hasil yang ingin dicapai, yang sedapat mungkin dapat diukur untuk
mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dan sebelum pembaharuan
dilaksanakan.
“Halyang ada sebelumnya” luas sekali, mulai dari ide, tujuan, organisasi,
proses dan lain-lain. Namun, untuk perhatian lebih dicurahkan pada
pembaharuan yang berkisar di antara masalah:
16
a. Lebih meratanya pelayanan pendidikan
b. Lebih serasinya kegiatan belajar dengan tujuan
c. Lebih efisiensi dan ekonomisnya pendidikan
Dari uraian di atas dapat di kemukakan bahwa yang dimaksud dengan
pembaharuan di bidang pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan
dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik.
B. Sebab-sebab timbulnya pembaharuan pendidikan dan pengajaran
Pendidikan kita dewasa ini menghadapi berbagai tantangan, dan persoalan itu
timbul karena:
1. Bertambahnya jumlah penduduk yang sangat cepat sekalugus bertambahnya
keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan yang modern menghendaki dasar-dasr
pendidikan yang kokoh dan pengusahaan kemempuan terus-menerus.
3. Berkembangnya teknologi yang mempermudah manusia dalam menguasai
dan memanfaatkan alam dan lingkungan.
Keseluruhan baru sebagai hasil pemikiran kembali harusnya mampu
memecahkan persoalan yang tidak terpecahkan dengan cara yang
tradisional atau komersial. Gagasan dan pendekatan baru yang memenuhi
ketentuan inilah yang dinamakan pembaharuan pendidikan. Dengan kata
lain, timbulnya pembaharuan disebabkan oleh adanya persoalan dan
tantangan-tantangan seperti tersebut di atas.
17
BAB V
PROSES PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
A. Pendahuluan
Pembaharuan pendidikan ialah upaya dasar untuk memperbaiki aspek-aspek
pendidikan dalam praktek (termasuk pengajar). Pembaharuan ialah upaya
memperkenalkan berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apayang
sudah terbiasademi timbulnya praktek yang baru, baik dalam metode ataupun cara-
cara bekerja untuk mencapai tujuan. Sesuatu disebut pembaharuan kalau upaya yang
baru itu sudah ada tujuannya yang tercapai walaupun masih sebagian saja. Oleh
karena itu, suatu rencana atau program yang belum tentu mandapat hasil efektif pada
siswa tidak dengan sendirinya termasuk pembaharuan karena rencana, upaya, dan
maksud yang baik saja belum memadai.
B. Invention ( penemuan)
invention meliputi penemuan-penemuan /penciptaan tentang suatu hal yang baru.
Invention biasanya merupakan adaptasi dari apa yang telah ada. Akan tetapi,
pembaharuan yang terjadi dalam pendidikan kadang-kadang menggambarkan suatu
hal yang sangat berbeda dengan yang terjadi sebelumnya. Tempat terjadinya invention
bisa saja di dalam maupun diluar sekolah. Kebanyakan pembaharuan dari tipe
hardware berasal dari luar sekolah.
C. Development ( pengembangan)
Development sering sekali bergandengan dengan riset sehingga prosedur
“research dan development” (R dan D) adalah biasanya digunakan dalam pendidikan
Research dan Develoment meliputi berbagai aktivitas, antara lain riset dasar, seperti
pencarian dan penguji teori-teori belajar.
18
D. Diffusion (penyebaran)
Defenisi diffusion menurut Reger (1962) adalah “persebaran suatu ide baru dari
sumber invention-nya kepada pemakai atau penyerap yang terakhir” kalau istilah
diffusion adalah netral dan betul-betul memaksudkan persebaran suatu pembaharuan,
dissemination digunakan di sini untuk menunjukkan suatu pola difusi yang terencana,
yang di dalamnya beberapa biro (agency) mengambil langkah-langkah khusus nutuk
menjamin agar suatu pembaharuan akan mencapai jumlah pengadopsi (penyerap
pembaharuan) paling banyak.
E. Adoption (penyerapan)
Secara lebih mendetail, Katz dan Hamiltin (1963) memberikan definisi
prosespembaharuan dan difusi dalam butir-butir berikut ini:
1. Penerimaan
2. Melebihi waktu biasanya
3. Dari beberapa item yang spesifik, ide,atau praktek/kebiasaan
4. Oleh individu-individu, group, atau unit-unit yang dapat mengadopsi lainnya .
5. Saluran komunikasi yang spesifik
6. Terhadap struktur social
7. Suatu sistem nilai atau kultur tertentu.
19
BAB VI
KONSEP BARU PENGEMBANGAN KURIKULUM
Sistem pengembangan kurikulum pendidikan dan latihan tenaga kerja didasarkan
atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Dasar historis
Pengembangan kurikulum sejalan dengan perkembangan pendidikan tenaga
kerja, sedangkan fungsi dan tujuan pendidikan sejalan dengan perkembangan
pendidikan dan pelatihan.
2. Dasar normative
Pengembangan kurikulum terkait secara sistemik dengan usaha pembudayaan
manusia Indonesia berdasarkan nilai-nilai dalam Pancasila dan kebudayaan
Nasional.
3. Dasar kebijaksanaan
Pengembangan kurikulum di arahkan untuk menunjang kebijaksanaan
pembangunan yang tertitik tolak pada pengembangan sumber daya manusia
dan alih kelola program kepada masyarakat secara bertahap dan berencana,
melalui usaha kreatif menggerakkan masyarakat dan memanfaatkannya untuk
keberhasilan program.
4. Dasar pedagogis
Pengembangan kurikulum di dasarkan atas konsep pendidikan tingkah laku
manusiawi ( behavioral humanism) yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya dan mampu belajar terus secara berkelanjutan. Untuk itu perlu
dikembangkan kurikulum diklat tenaga kerja berdasarkan “kemampuan”
(kompetensi) yang berpijak pada konsep bahwa tingkah laku manusia memiliki
dua di mensi sekaligus, yakni sebagai perbuatan yang dapat diamati dan diukur,
dan sebagai konsep, yakni kemampuan yang ada di balik perbuatan itu, yang
satu dengan yang lainnya tak dapat dipisahkan.
20
5. Dasar psikologis
Perkembangan kurikulum menganut konsep psikologi belajar sistemik yang
mengakui keseimbangan antara aspek masukan( belajar dengan penerimaan),
aspek proses (belajar dengan siklis), aspek produk (perubahan tingkah laku
dengan belajar tuntas), dan secara keseluruhan (belajar dengan model adaptif).
6. Dasar sosioekologis
Pengembangan kurikulum dilaksanakan dengan mempertimbngkan kebutuhan
secara nasional, regional, dan daerah yang sangat bervariasi. Pengembangan
merupakan keterpaduan antara model unifikasi dan dekonsentrasi-
kebhinekaankurikulum sesuai dengan kebutuhan lingkungan masyarakat.
7. Dasar okupasi dan profesionalisasi
Pengembangan kurikulum diarahkan kepada pembinaan tenaga kerja sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan yang telah ditetapkan, yang mengacu kepada
pengembangan tenaga secara professional.
21