55
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam saya curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta kelauargnya. Adapun tujuan dari makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bioetika dalam ranah Rekayasa Genetika. Sadar akan kekurangan dan keterbatasan yang saya miliki, saya mohon maaf jika ada penulisan yang kurang berkenan dihati bapak dosen dan juga para pembaca yang membaca isi dari makalah saya ini. Saran dan kritik sangat saya harapkan untuk meningkatkan bobot dari makalah ini agar isi dari makalah ini dapat bernilai lebih baik lagi dan bermanfaat buat kita semuanya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Medan, September 2011 Penulis (RAHMADINA )

Rekayasa genetika dalam bioetika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Rekayasa genetika dalam bioetika

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmatnya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik. Sholawat serta salam saya curahkan kepada Nabi besar

Muhammad SAW beserta kelauargnya. Adapun tujuan dari makalah ini

dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bioetika dalam ranah Rekayasa

Genetika.

Sadar akan kekurangan dan keterbatasan yang saya miliki, saya mohon

maaf jika ada penulisan yang kurang berkenan dihati bapak dosen dan juga

para pembaca yang membaca isi dari makalah saya ini. Saran dan kritik

sangat saya harapkan untuk meningkatkan bobot dari makalah ini agar isi

dari makalah ini dapat bernilai lebih baik lagi dan bermanfaat buat kita

semuanya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Medan, September 2011

Penulis

(RAHMADINA )

Page 2: Rekayasa genetika dalam bioetika

BAB I

PENDAHULUAN

Genetika disebut juga dengan ilmu keturunan, berasal dari kata

genos (bahasa latin) yang artinya bersuku – suku bangsa atau asal usul.

Secara “etimologi” artinya asal mula kejadian. Namun, genetika bukan

merupakan ilmu tentang asal mula kejadian meskipun pada batas – batas

tertentu memang ada kaitannya dengan hal itu. Genetika adalah ilmu yang

mempelajari tentang seluk beluk alih informasi hayati dari generasi ke

generasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi hayati tersebut

mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara individu

organism, maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika

adalah ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat. Dalam ilmu ini

dipelajari tentang bagaimana sifat keturunan itu diwariskan pada anak

cucunya, serta kemungkinan variasi yang timbul didalamnya.

Genetika perlu dipelajari, agar kita dapat mengetahui sifat – sifat

keturunan kita sendiri serta setiap makhluk hidup yang ada disekitar

lingkungan kita. Kita sebagai manusia tidak hidup autonom dan terisolir

dari makhluk hidup disekitar kita tetapi kita menjalin ekosistem dengan

mereka. Oleh karena itu, selain kita harus tau sifat – sifat yang menurun

dari tubuh kita sendiri, kita juga harus tau pada tumbuhan dan hewan.

Lagi pula prinsip – prinsip genetika itu sama saja bagi semua makhluk.

Perkembangan genetika ini dimulai sejak perkembangan

bioteknologi berkembang, hal ini dengan di temukannya teknologi DNA

rekombinan. Oleh sebab itu, perkembangan genetika semakin maju.

Dengan adanya perkembangan DNA rekombinan ini maka optimasi

biotransformasi dalam suatu proses bioteknologi dapat diperoleh dengan

Page 3: Rekayasa genetika dalam bioetika

lebih terarah dan langsung. Teknologi DNA rekombinan atau rekayasa

genetik memungkinkan kita mengkonstruksi, bukan hanya mengisolasi,

suatu galur yang sangat produktif. Sel prokariot atau eukariot dapat

digunakan sebagai "pabrik biologis" untuk memproduksi insulin,

interferon, hormon pertumbuhan, bahan anti virus, dan berbagai macam

protein Lainnya. Teknologi DNA rekombinan juga memungkinkan

produksi senyawa-senyawa tertentu yang jumlahnya secara alami sangat

sedikit, sehingga tidak ekonomis bila diekstrak langsung dari sumber

alaminya.

Oleh karena itu sangatlah diharapkan agar berbagai disiplin ilmu

yang ada membuka pintu lebar-lebar untuk mendisain kurikulum yang

dapat menampung minat mahasiswa yang bersifat interface ini, yang

merupakan aspek intrinsik dari Bioteknologi Moderen atau Bioteknologi

Molekuler salah satunya mengenai rekayasa genetika ini yang

perkembangannya harus sesuai dengan bioetika yang ada di Negara kita ini

agar penggunaannya tidak di salahgunakan oleh pihak – pihak tertentu

sehingga pemanfaatannya dapat digunakan dengan baik.

Page 4: Rekayasa genetika dalam bioetika

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH REKAYASA GENETIKA

Rasa ingin tahu manusia dan keinginan untuk selalu mendapatkan

yang terbaik dalam memecahkan semua masalah kehidupan membawa

manusia untuk berfantasi dan mengembangkan imajinasinya. Hal inilah

yang dialami oleh para ilmuwan di bidang biologi ketika mereka

dihadapkan pada masalah kesehatan dan biologi. Mereka berimajinasi

dan berandai-andai adanya suatu makhluk hidup yang merupakan

perpaduan dari sifat-sifat positif makhluk hidup yang sudah ada.

Pada awalnya, proses rekayasa genetika ditemukan oleh Crick

dan Watson pada tahun 1953. Rekayasa genetika merupakan suatu

rangkaian metode yang canggih dalam perincian akan tetapi sederhana

dalam hal prinsip yang memungkinkan untuk dilakukan pengambilan gen

atau sekelompok gen dari sebuah sel dan mencangkokkan gen atau

sekelompok gen tersebut pada sel lain dimana gen atau sekelompok gen

tersebut mengikat diri mereka dengan gen atau sekelompok gen yang

sudah ada dan bersama-sama menaggung reaksi biokimia penerima.

Secara sederhana, proses rekayasa genetika tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut. Setiap makhluk hidup terdiri atas jutaan sel individu

yang masing-masing sel tersebut mengandung satu set gen yang identik.

Gen-gen tersebut berfungsi memberikan perintah-perintah biologi yang

hanya mengeluarkan satu dari ribuan perintah yang diperlukan untuk

membangun dan menjaga kelangsungan suatu makhluk hidup serta

menentukan penampakan yang dimunculkan dalam bentuk fisik suatu

makhluk hidup.

Setiap gen mengandung ribuan rantai basa yang tersusun menjadi

sebuah rangkaian dimana gen tersebut berada dalam kromosom sebuah sel.

DNA mudah diekstraksi dari sel-sel, dan kemajuan biologi molekuler

sekarang memungkinkan ilmuwan untuk mengambil DNA suatu spesies

dan kemudian menyusun konstruksi molekuler yang dapat disimpan di

Page 5: Rekayasa genetika dalam bioetika

dalam laboratorium. DNA rekombinan ini dapat dipindahkan ke makhluk

hidup lain bahkan yang berbeda jenisnya. Hasil dari perpaduan tersebut

menghasilkan makhluk hidup rekombinan yang memiliki kemampuan baru

dalam melangsungkan proses hidup dan bersaing dengan makhluk hidup

lainnya. Dengan kata lain makhluk hidup rekombinan memiliki sifat

unggul bila dibandingkan dengan makhluk asalnya. Perkembangan

rekayasa genetika sebagai bagian dari perkembangan bioteknologi.

Bioteknologi ini semakin mencapai puncaknya ketika diciptakannya

‘rekayasa genetika’ sekitar tahun 70-an, dengan ditemukannya cara

pencangkokan sepotong ‘informasi’ genetika asing ke dalam mikroba.

Penemuan ini memberikan sentuhan baru terhadap pandangan Haldane

yaitu; apabila tidak dapat menemukan mikroorganisme yang dapat

membuat apa yang Anda inginkan maka ciptakanlah makhluk tersebut

dengan cara perekayasaan genetika.

Teknologi rekayasa genetika merupakan transplantasi atau

pencangkokan satu gen ke gen lainnya dimana dapat bersifat antar gen

dan dapat pula lintas gen. Rakayasa genetika juga diartikan sebagai

perpindahan gen. Misalnya gen pankreas babi ditransplantasikan ke

bakteri Escheria coli sehingga dapat menghasilkan insulin dalam jumlah

yang besar.

B. REKAYASA GENETIKA

Secara tradisional, pemuliaan tanaman, dan rekayasa genetika

sebenarnya telah dilakukan oleh para petani melalui proses penyilangan

dan perbaikan tanaman. Misalnya melalui tahap penyilangan dan seleksi

tanaman dengan tujuan tanaman tersebut menjadi lebih besar, kuat, dan

lebih tahan terhadap penyakit. Selama puluhan bahkan ratusan tahun yang

lalu, para petani dan para pemulia tanaman telah berhasil memuliakan

tanaman padi, jagung, dan tebu, sehingga tanaman-tanaman tersebut

mempunyai daya hasil tinggi dan memiliki kualitas panen yang lebih baik.

Rekayasa genetika merupakan salah satu teknik yang dilakukan

untuk mengkombinasikan gen yang sudah ada dalam suatu makhluk

hidup sehingga susunan gennya menjadi berubah. Gen yang telah

Page 6: Rekayasa genetika dalam bioetika

direkayasa susunannya tersebut dapat menyebabkan suatu makhluk hidup

menghasilkan suatu senyawa/produk tertentu yang diinginkan kita.

Melalui rekayasa genetika manusia “menciptakan” tanaman, hewan

dan mikroorganisme baru. Para ilmuwan telah berhasil mengungkapkan

kode genetis yang menentukan sifat-sifat khusus semua makhluk hidup

dan kini telah mampu mengkombinasikan gen-gen yang kalau secara

alami, tidak akan pernah berkombinasi. Perubahan genetis bukan sesuatu

yang baru, karena secara alami dapat terjadi melalui peristiwa yang disebut

mutasi. Teknik yang paling dikenal untuk mengubah makhluk hidup secara

genetic adalah DNA rekombinan (rDNA). DNA adalah singkatan dari

Deoksiribonukleat Acid, suatu molekul yang mengkoda intruksi biologis.

Pada tahun 1978 beberapa ahli seperti Werner Arber, Hamilton Smith, dan

Daniel mendapatkan hadiah nobel untuk penemuannya tentang

Endonuklease restriksi, yaitu enzim yang dapat memotong DNA. Paul

Berg untuk hybrid SU-40-I (Simin Virus-40 bakteriofage I) dalam teknik

DNA rekombinan.

Dengan enzim tersebut, kini manusia dapat memotong-motong dan

mengeluarkan gen dari tempatnya pada kromosom, dan memindahkannya

ke sel individu lain atau jenis makhluk lain, dan dapat bekerja normal

dalam tubuh penerima atau yang mengalami rekayasa itu.

Perlengkapan yang diperlukan untuk rekayasa genetika adalah : (1)

enzim pemotong gen yaitu Endonuklease retriksi, (2) enzim penyambung

gen yang dikehendaki yaitu Ligase, (3) vektor yang membawa gen yang

akan disisipi/dititipkan dapat berupa plasmid bakteri (gen diluar kromosom

bakteri) atau virus, dan (4) inang. Adapun tahap-tahap rekayasa genetika

adalah sebagai berikut :1) mendapatkan gen yang diinginkan (gen yang

diinginkan dari suatu indifidu dipotong dengan enzim endonuklease

restriksi), (2) gen dengan enzim ligase, (3) vektor yang sudah membawa

gen titipan dimasukkan ke dalam inang, (4) vektor dalam sel inang

ditumbuhkan, (5) isolasi produk dari inang, (6) penyempurnaan produk.

Page 7: Rekayasa genetika dalam bioetika

Prinsip dasar rekayasa genetika adalah penyisipan informasi

genetika ke dalam organisme, replikasi gen, pembelahan (duplikasi) sel

dan DNA, mutagenesis (mutasi gen baik yang spontan maupun dengan

induksi), DNA rekombinan dan pengklonan gen. Prinsip dasar teknologi

rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan

susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke

dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan

organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja.

Misalnya, gen dari bakteri bisa diselipkan di khromosom tanaman,

sebaliknya gen tanaman dapat diselipkan pada khromosom bakteri. Gen

serangga dapat diselipkan pada tanaman atau gen dari babi dapat

diselipkan pada bakteri, atau bahkan gen dari manusia dapat diselipkan

pada khromosom bakteri. Produksi insulin untuk pengobatan diabetes,

misalnya, diproduksi di dalam sel bakteri Eschericia coli (E. coli) di mana

gen penghasil insulin diisolasi dari sel pankreas manusia yang kemudian

diklon dan dimasukkan ke dalam sel E. coli. Dengan demikian produksi

insulin dapat dilakukan dengan cepat, massal, dan murah. Teknologi

rekayasa genetika juga memungkinkan manusia membuat vaksin pada

tumbuhan, menghasilkan tanaman transgenik dengan sifat-sifat baru yang

khas. Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan

antara lain peningkatan produksi, peningkatan mutu produk supaya tahan

Page 8: Rekayasa genetika dalam bioetika

lama dalam penyimpanan pascapanen, peningkatan kandunagn gizi, tahan

terhadap serangan hama dan penyakit tertentu (serangga, bakteri, jamur,

atau virus), tahan terhadap herbisida, sterilitas dan fertilitas serangga

jantan (untuk produksi benih hibrida), toleransi terhadap pendinginan,

penundaan kematangan buah, kualitas aroma dan nutrisi, perubahan

pigmentasi.

Rekayasa Genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan

efektivitas kerja mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi,

pengikat nitrogen udara, meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat

proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk

makanan olahan), dan untuk menghasilkan bahan obat-obatan dan

kosmetika.

TEKNIK PLASMID

Teknik ini bertujuan untuk membuat hormone dan antibodi

Misal untuk membuat hormon insulin dengan teknik plasmid

Gen /DNA digunting dengan Enzim Endonuklease Restriksi Gen /DNA

disambung debgab Enzim Ligase DNA/gen → hormon insulin Inang/host

→ DNA. Gen sumber dari sel Bakteri : Escherricia coli dan Pancreas

manusia isolid plasmid → dipotong dengan enzim endonuklease → isolasi

Page 9: Rekayasa genetika dalam bioetika

gen sumber oleh enzim endonuklease Plasmid tunggal → Single gen/gen

gabung dengan enzim ligase → terbentuk DNA rekombinan →

dimasukkan ke sel bakteri sebagai vektor → Bakteri menghasilkan

hormone insulin Untuk lebih jelasnya Teknologi rekayasa genetika

merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke gen lainnya

dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen. Rakayasa

genetika juga diartikan sebagai perpindahan gen. Misalnya gen pankreas

babi ditransplantasikan ke bakteri Escheria coli sehingga dapat

menghasilkan insulin dalam jumlah yang besar. Sebaliknya gen bakteri

yang menghasilkan toksin pembunuh hama ditransplantasikan ke tanaman

jagung maka akan diperoleh jagung transgenik yang tahan hama tanaman.

Gen dari sel ambing susu domba ditransplantasikan ke sel telurnya sendiri

yang kemudian ditumbuhkembangkan di dalam kandungan induknya

sehingga lahirlah domba Dolly yang merupakan hewan kloning

(cangkokan ) pertama di dunia. Demikian pula gen tomat

ditransplantasikan ke ikan transgenik sehingga ikan menjadi tahan lama

dan tidak cepat busuk dalam penyimpanan. 

Rekayasa genetika dalam bibit pangan nabati telah berkembang

dengan luas begitu pula produk rekayasa genetika pada hewan misalnya

produksi hormon untk peningkatan kuantitas maupun kualitas dari pangan

hewani. Dengan adanya produk-produk rekayasa genetika tersebut dapat

dikatakan bahwa produk rekayasa genetika khususnya bahan pangan

mengintroduksi unsur toksis, bahan-bahan asing dan berbagai sifat yang

belum dapat dipastikan dan berbagai karakteristik lainnya. Oleh karena itu

muncullah berbagai kekhawatiran dalam menggunakan dan mengkonsumsi

bahan pangan transgenik. Kekhawatiran dapat bersifat ilmiah yang

dibuktikan dengan berbagai hasil percobaan, tetapi ada pula kekhawatiran

yang disebut kekhawtiran logika (public anxiety). Misalnya di Indonesia

benalu kopi adalah obat untuk kanker sebab tanaman tersebut menjadi

kanker pada tanaman kopi yang kelak suatu saat DNA Klorofil dengan

DNA kulit manusia sehingga kita tidak perlu membeli beras lagi.

Ini sebuah refrensi kemajuan pesat Rekayasa Genetika untuk improvisasi

Page 10: Rekayasa genetika dalam bioetika

imaginasi kita ke depan Tim Ilmuwan Jurusan Ilmu Kehewanan

Universitas Sydney. melakukan terobosan baru dalam hal rekayasa

genetika, baru-baru ini. Mereka dapat menentukan jenis kelamin seekor

kuda sejak masih dalam bentuk sebutir sel telur. Mereka mengaku

menggunakan Cytometer atau alat pengukur gerakan sel. Dengan alat ini

kromosom X dan Y--penentu jenis kelamin--dapat dipisahkan dan dipilih.

Selanjutnya sperma dengan kromosom yang dipilih akan ditransfer ke

embrio seekor kuda betina yang bertindak sebagai induk semang. Bayi

kuda pertama percobaan mereka adalah seekor kuda betina yang diberi

nama Ballerina. Anak kuda tersebut lahir di dekat Stasiun Kereta Api

Millamolong, di satu kota di Negara Bagian New South Wales. Seorang

anggota tim tersebut, Chris Maxwell menjelaskan tak ada tanda efek

negatif secara fisik maupun mental pada induk dan bayi kuda yang lahir.

Dengan keberhasilan ini, para ilmuwan tersebut berencana bakal

mengkomersialkan teknologi dan penerapannya terhadap spesies selain

kuda, seperti unggas untuk pengembangan produk peternakan.

Dengan rekayasa genetika akan menghasilkan enzim tertentu serta

senyawa protein penting lain. Rekayasa ini telah menghasilkan berbagai

mikroba yang menghasilkan senyawa penting seperti antibiotika, insulin

(untuk pengobatan penyakit diabetes), interferon (untuk pengobatan

penyakit kanker dan penyakit karena virus), antibodi monoklonal dan lain-

lainnya.

Contoh lain rekayasa genetika adalah teknologi kultur sel yang

memungkinkan dilakukannya pengembangbiakan jaringan tanaman atau

hewan. Kloning yang sudah berhasil, dilakukan pertama kali pada ternak

domba. Dampak dari adanya rekayasa genetika adalah dimungkinkannya

pemuliaan tanaman atau ternak dalam waktu yang lebih singkat dan

dengan mutu yang lebih unggul.

F. MANFAAT REKAYASA GENETIKA

Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan

organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat

Page 11: Rekayasa genetika dalam bioetika

tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling

banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini. Sementara itu bidang

lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk

peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan

ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-masing.

Rekayasa genetika ini memiliki manfaat bagi kehidupan yaitu:

a. Meningkatnya derajat kesehatan manusia, dengan diproduksinya

berbagai hormone manusia seperti insulin dan hormone pertumbuhan.

b. Tresedianya bahan makanan yang lebih melimpah.

c. Tersedianya sumber energy yang terbaharui.

d. Proses industry yang lebih murah.

e. Berkurangnya polusi.

Manfaat dari rekayasa genetika ini terdapat dalam bidang tertentu

seperti:

A. Rekayasa Genetik dibidang Pertanian

Pada tumbuhan/tanaman Teknologi produksi tanaman transgenic.

Ahli rekayasa genetik tanaman melakukan transformasi gen dengan tujuan

untuk memindahkan gen yang mengatur sifat-sifat yang diinginkan dari

satu organisme ke organisme lainnya. Beberapa sifat yang banyak

dikembangkan untuk pembuatan tanaman transgenik misalnya (1) gen

resistensi terhadap hama, penyakit dan herbisisda, (2) gen kandungan

protein tinggi, (3) gen resistensi terhadap stres lingkungan seperti kadar

alumium tinggi ataupun kekeringan dan (4) gen yang mengekspresikan

suatu ciri fenotipe yang sangat menarik seperti warna dan bentuk bunga,

bentuk daun dan pohon yang eksotik.

Dalam hubungannya dengan pembuatan tanaman transgenik

terdapat tiga komponen penting yaitu:

Page 12: Rekayasa genetika dalam bioetika

1. Isolasi gen target.

Gen target yang kita inginkan misalnya gen Bt (gen tahan terhadap

penggerek yang diisolasi dari bakteri Bacillus thurigenensis) diekstrak

kemudian dipotong dengan enzim restriksi. Gen yang sudah terpotong-

potong kemudian diseleksi bagian gen mana yang menyandikan gen Bt

dan diisolasi. Potongan gen Bt kemudian disisipkan ke dalam DNA

sirkular (plasmid) sebagai vektor menghasilkan molekul DNA rekombinan

gen Bt. Vektor yang sudah mengandung molekul DNA rekombinan gen Bt

dimasukkan kembali ke dalam sel inang yaitu bakteri untuk diperbanyak.

Sel inang akan membelah membentuk progeni baru yang sudah merupakan

sel DNA rekombinan gen Bt.

2. Proses transfer gen ke tanaman target.

Agar sel DNA rekombinan get Bt dapat terintegrasi pada inti sel

tanaman maka diperlukan vektor yang lain lagi untuk memindahkan gen

Bt ke dalam inti sel tanaman. Vektor tersebut adalah bakteri

Agrobacterium tumefaciens. Bakteri ini menyebabkan penyakit tumor

pada tanaman. Penyakit ini akan terjadi bila terdapat luka pada batang

tanaman sehingga memungkinkan bakteri menyerang tanaman tersebut.

Luka pada tanaman mengakibatkan tanaman mengeluarkan senyawa opine

yang merangsang bakteri untuk menyerang tanaman dimana senyawa ini

merupakan sumber carbon dan nitrogen dari bakteri. Akibat masuknya

bakteri menyebabkan terjadinya proliferasi sel yang berlebihan sehingga

menimbulkan penyakit tumor pada tanaman. Kemampuan untuk

menyebabkan penyakit ini pada tanaman ternyata ada hubungannya

dengan DNA sirkular (plasmid) Ti (Tumor inducing plasmid) dalam sel

bakteri A. tumefaciens. Sifat yang menyolok pada plasmid Ti ialah bahwa

setelah infeksi oleh A. tumefaciens, sebagian dari molekul DNAnya

berintegrasi dalam DNA kromosom tanaman. Segmen ini dikenal dengan

nama T-DNA (transfer DNA) Metode kerjasama antara tanaman dan A.

tumefaciens ini digunakan oleh ahli rekayasa genetika tanaman untuk

Page 13: Rekayasa genetika dalam bioetika

memindahkan gen Bt agar dapat terintegrasi dalam sel tanaman. Oleh

karena itu langkah selanjutnya adalah menyisipkan DNA rekombinan yang

sudah membawa gen Bt ke dalam plasmid Ti dari A. tumefaciens. Setelah

itu A. tumefaciens yang membawa gen Bt diinokulasikan pada tanaman.

Proses inokulasi tersebut dilakukan pada tanaman target yang sedang

diregenerasikan dalam kultur jaringan. Hal ini memudahkan bagi proses

transfer gen Bt ke dalam inti jaringan tanaman dimana tanaman masih

dalam proses pembelahan sel yang sangat aktif .

3. Expresi gen pada tanaman transgenik.

Gen yang sudah dimasukkan ke dalam tanaman target dalam hal

ini adalah gen Bt yang mengekspresikan tanaman transgenik tahan

terhadap hama penggerek harus dapat diexpresikan. Untuk mengetahui

apakah gen tersebut terekspresi atau tidak digunakan penanda yaitu

selectable and scoreable marker, dimana apabila tanaman target dapat

tumbuh pada media yang mengandung antibiotika atau tanaman target

menampakan warna khusus (warna biru untuk penanda gen gus) maka

tanaman target itu adalah tanaman transgenic sehingga setiap tanaman

dapat dibuat menjadi varietas unggul yang membuat hasil tanaman

tersebut meningkat, juga ketahanan terhadap hama penyakit. Kekhawatiran

Dampak Organisme atau Pangan Produk Transgenik Penerapan

bioteknologi seperti manipulasi gen pada tanaman budidaya telah

memberikan manfaat yang tidak terbatas. Secara alamiah tumbuhan

mengalami perubahan secara lambat sesuai dengan keberhasilan adaptasi

sebagai hasil interaksi antara tekanan lingkungan dengan variabilitas

genetika. Campur tangan manusia melalui rekayasa genetik telah

mengakibatkan “revolusi” dalam tatanan gen. Perubahan drastis ini telah

menimbulkan kekhawatiran akan munculnya dampak produk transgenik

baik terhadap lingkungan, kesehatan maupun keselamatan

keanekaragaman. Dalam banyak hal bahaya produk transgenik yang

diduga akan muncul terlalu dibesar-besarkan. Tidak ada teknologi yang

tanpa resiko, demikian pula dengan produk rekayasa genetik. Resiko dari

Page 14: Rekayasa genetika dalam bioetika

produk transgenik tidak akan lebih besar dari produk hasil persilangan

alamiah. Beberapa resiko pangan transgenik yang mungkin terjadi antara

lain resiko alergi, keracunan dan tahan antibiotik. Pangan transgenik

berpotensi menimbulkan alergi pada konsumen yang memiliki sensitivitas

alergi tinggi. Keadaan itu dipengaruhi sumber gen yang ditransformasikan.

Kasus ini pernah terjadi pada kedelai transgenik dengan kandungan

methionin tinggi, sehingga produknya tidak diedarkan setelah penelitian

menunjukkan adanya unsur alergi. Kekhawatiran keracunan didasarkan

pada sifat racun dari gen Bt terhadap serangga. Kecemasan tersebut tidak

beralasan karena gen Bt hanya aktif bekerja dan bersifat racun bila

bertemu sinyal penerima dalam usus serangga yang sesuai dengan kelas

virulensinya. Gen tersebut tidak stabil dan tidak aktif lagi pada pH di

bawah 5 dan suhu 65° C , artinya manusia tidak akan keracunan gen Bt

terutama untuk bahan yang harus dimasak terlebih dahulu. Kemungkinan

lain adalah resistensi mikroorganisme dalam tubuh menjadi lebih “kuat”.

Kejadian ini peluangnya kecil karena gen yang ditranfer melalui rekayasa

genetik akan terinkorporasi ke dalam genom tanaman.

Kekhawatiran bahaya terhadap keselamatan sumber daya hayati diduga

terjadi melalui beberapa cara seperti 1) terlepasnya organisme transgenik

ke alam bebas, dan 2) tranfer gen asing dari produk transgenik ke tanaman

lain sehingga terbentuk gulma yang dapat merusak ekosistem yang ada

sehingga mengancam keberadaan sumber daya hayati. Perubahan tatanan

gen dapat mengakibatkan perubahan perimbangan ekosistem hayati

dengan perubahan yang tidak dapat diramalkan . Prinsip dasar biologi

molekuler menunjukkan 2 sumber utama resiko yang mungkin timbul.

Pertama, perubahan fungsi gen melalui proses rekayasa genetik.

Penyisipan gen berlangsung secara acak sehingga sulit untuk dikontrol dan

diprediksikan apakah gen tersebut akan rusak atau berubah fungsi.

Kedua, transgen dapat berinteraksi dengan komponen seluler.

Kompleksitas kehidupan organisme mengakibatkan kisaran interaksi

tersebut tidak dapat di ramalkan atau dikontrol. Secara teoritis tanaman

transgenik merupakan bagian dari masa depan karena sampai saat ini

Page 15: Rekayasa genetika dalam bioetika

bukti-bukti ilmiah menunjukkan tidak ada alasan “kuat” untuk

mempercayai adanya resiko “unik“ yang berkaitan dengan produk

transgenik. Produk bioteknologi modern sama aman atau berbahayanya

dengan makanan yang dihasilkan melalui teknik-teknik tradisional.

Bagaimanapun di masa yang akan datang, bioteknologi modern berpotensi

sebagai alat untuk menjawab tantangan dan membuka kesempatan dalam

mengembangkan bidang pertanian terutama untuk memperoleh bahan

makanan yang lebih banyak dengan kualitas yang lebih baik.

Dengan menggunakan rekayasa genetika (digunakan penyinaran

dengan panjang gelombang tertentu pada saat hewan dan tumbuhan masih

dalam bentuk benih) dihasilkan kelapa hibrida, jagung hibrida, sapi bibit

unggul, ayam berkaki pendek namun berdaging tebal, dan

sebagainya.sebagai contohnya adalah jagung. Pada umumnya jagung

dibudidayakan untuk digunakan sebagai pangan, pakan, bahan baku

industri farmasi, makanan ringan, susu jagung, minyak jagung, dan

sebagainya. Di negara maju, jagung banyak digunakan untuk pati sebagai

bahan pemanis, sirop, dan produk fermentasi, termasuk alcohol. Di

Indonesia jagung merupakan bahan pangan kedua setelah padi. Selain itu,

jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri pakan dan industri

lainnya. perbaikan genetik jagung melalui rekayasa genetik akan menjadi

andalan dalam pemecahan masalah perjagungan di masa mendatang.

Seperti diketahui, pemuliaan secara konvensional mempunyai

keterbatasandalam mendapatkan sifat unggul dari tanaman. Dalam

rekayasa genetic jagung, sifat unggul tidak hanya didapatkan dari tanaman

jagung itu sendiri, tetapi juga dari spesies lain sehingga dapat dihasilkan

tanaman transgenik. Jagung Bt merupakan tanaman transgenik yang

mempunyai ketahananterhadap hama. Jagung ini setelah proses

transgenic,akan tahan terhadap hama,sebab gen;gen jagung tersebut telah

diteliti dulu sekaligus hasilnya akan meningkat dari jagung organik. Sekira

20 produk pertanian hasil modifikasi genetik telah beredar di pasaran

Amerika, Kanada, bahkan Asia Tenggara. Dalam enam tahun ke depan,

berbagai perusahaan telah menyiapkan 26 produk lainnya, mulai dari

Page 16: Rekayasa genetika dalam bioetika

kedelai, jagung, kapas, padi hingga stroberi. Dari yang tahan hama,

herbisida, jamur hingga pematangan yang dapat ditunda.  

Pada dasarnya prinsip pemuliaan tanaman, baik yang modern

melalui penyinaran untuk menghasilkan mutasi maupun pemuliaan

tradisional sejak zaman Mendel, adalah sama, yakni pertukaran materi

genetik. Baik seleksi tanaman secara konvensional maupun rekayasa

genetika, keduanya memanipulasi struktur genetika tanaman untuk

mendapatkan kombinasi sifat keturunan (unggul) yang diinginkan.

Bedanya, pada zaman Mendel, kode genetik belum terungkap. Proses

pemuliaan dilakukan dengan ”mata tertutup” sehingga sifat-sifat yang

tidak diinginkan kembali bermunculan di samping sifat yang diharapkan.

Cara konvensional tidak mempunyai ketelitian pemindahan gen.

Sedangkan pada new biotechnology pemindahan gen dapat dilakukan lebih

presisi dengan bantuan bakteri, khususnya sekarang dengan

dikembangkannya metode-metode DNA rekombinan.

B. Rekayasa genetic Dibidang Hewan

Rekayasa genetic adalah proses mengidentifikasi dan mengisolasi

DNA dari suatu sel hidup atau mati dan memasukkannya dalam sel hidup

lainnya. Sebelum dimasukkan, materi genetic tersebut dapat direkayasa di

lab. Setelah proses rekayasa enetic berhasil, DNA yang baru tergabung

secara genetic dalam kromosom sel baru, dan tampak pula dalam DNA

sel-sel keturunannya. Bagaimana para ilmuwan melakukan rekayasa

genetic? Mereka menggunakan teknologi DNA rekombinan. Yang

dimaksud dengan teknologi DNA Rekombinan yaitu metode mengisolasi,

memanipulasi, menggandakan, memotong dan menggabungkan urutan

DNA yang teridentifikasi secara keseluruhan.

Page 17: Rekayasa genetika dalam bioetika

I. Ungas

Ayam adalah unggas yang biasa dipelihara orang untuk

dimanfaatkan untuk keperluan hidup pemeliharanya. Ayam dapat

dimanfaatkan daging dan telurnya. Selain itu juga, ayam yang selalu

berkokok di pagi hari ini bisa digunakan untuk menentukan datangnya

pagi. Sehingga kita dapat bangun di pagi hari. Ayam menunjukkan

perbedaan morfologi di antara kedua tipe kelamin (dimorfisme seksual).

Ayam jantan (jago, rooster) lebih atraktif, berukuran lebih besar, memiliki

jalu panjang, berjengger lebih besar, dan bulu ekornya panjang menjuntai.

Ayam betina (babon, hen) relatif kecil, berukuran kecil, jalu pendek atau

nyaris tidak kelihatan, berjengger kecil, dan bulu ekor pendek. Sebagai

hewan peliharaan, ayam mampu mengikuti ke mana manusia

membawanya. Hewan ini sangat adaptif dan dapat dikatakan bisa hidup di

sembarang tempat, asalkan tersedia makanan baginya. Karena kebanyakan

ayam peliharaan sudah kehilangan kemampuan terbang yang baik, mereka

lebih banyak menghabiskan waktu di tanah atau kadang-kadang di pohon.

Sedangkan burung beo, mamiang atau tiong emas merupakan

(Gracula religiosa) adalah sejenis burung anggota suku Sturnidae (jalak

dan kerabatnya). Wilayah persebaran alaminya adalah mulai dari Sri

Lanka, India, Himalaya, ke timur hingga Filipina dan Jawa. Burung ini

dapat ditemukan di dataran rendah hingga dataran tinggi lebih dari 2000

m. Karena kemampuannya menirukan bahasa manusia, burung ini menjadi

hewan peliharaan populer. Semua beo termasuk hewan dilindungi oleh

undang-undang.

Rekayasa genetika merupakan salah satu teknik bioteknologi yang

dilakukan dengan cara pemindahan gen dari satu mahluk hidup ke mahluk

hidup lainnya atau dikenal juga dengan istilah transgenik. Tujuan rekayasa

genetika adalah menghasilkan tanaman atau hewan atau jasad renik yang

memiliki sifat-sifat tertentu sehingga mendatangkan keuntungan yang

Page 18: Rekayasa genetika dalam bioetika

lebih besar bagi manusia. Adapun gen merupakan suatu unit biologis yang

menentukan sifat-sifat makhluk hidup.

Penggabungan gen ayam dan burung beo dapat bermanfaat

semaksimal mungkin jika dilakukan dengan sebaik-baiknya. Jika

dioptimalkan sebaik mungkin, maka reaksi dari penggabungan ini akan

berlangsung dengan baik dan akan menghasilkan produk yang baik pula

Keunggulan

Dengan rekayasa genetika ini dapat memberikan berbagai keuntungan

diantaranya :

• Membantu orang-orang yang harus bangun pagi agar tidak terlambat.

• Menambah nilai jual harga ayam.

• Menambah nilai jual harga burung beo.

• Menghasilkan hewan-hewan ternak yang bermanfaat bagi kehidupan

manusia.

• Memperindah bentuk hewan-hewan yang di gabungkan gennya.

• Meningkatkan jual beli hewan ternak unik ke luar negeri.

• Menambah penghasilan peternak menjadi lebih banyak karena pembelian

burung beo dan ayam semakin meningkat.

Efek Samping

Dalam proses rekayasa genetika terhadap hewan ayam dan burung

beo ini yang mengubahnya menjadi ayam dan burung beo yang memiliki

Page 19: Rekayasa genetika dalam bioetika

kelebihan dan manfaat tinggi menimbulkan beberapa efek samping

diantaranya :

Para peternak yang tidak mengembangkan hasil rekayasa genetika

ini akan merugi dan bangkrut karena konsumen beralih mencari

ayam dan burung beo hasil penggabungan.

Penelitian yang dilakukan memakan waktu yang lama dan biaya

yang banyak

Membuat para produsen jam beker merugi.

C. Rekayasa Gentik Pada Mamalia

I. Kloning

Kloning merupakan suatu teknik untuk menghasilkan banyak

salinan dari satu gen tunggal, kromosom, atau keseluruhan individu. Klon

(clone) berasal dari kata Yunani yang berarti ranting. Jaringan-jaringan

non reproduktif digunakan untuk pengklonan keseluruhan individu. Secara

alami, seringkali proses kloning terjadi. Misalnya pada tanaman kentang

yang mampu berkembang biak secara vegetatif yaitu mampu

menghasilkan tanaman baru dari tuber (umbi). Dalam hal ini, kentang bisa

dikatakan mengalami proses kloning.

Kloning juga terjadi karena pengaruh atau campur tangan manusia.

Kultur jaringan atau mikropropagasi merupakan salah satu cara

perbanyakan tanaman dengan menempatkan sejumlah kecil sel yang

berasal dari tanaman induk yang kemudian ditumbuhkan dalam medium

kaya nutrien yang mengandung hormon pertumbuhan. Kloning inidividu

pada hewan dapat terjadi melalui campur tangan manusia di laboratorium.

Contoh yang paling terkenal adalah domba Dolly yang lahir di Inggris

pada tahun 1996 melalui teknik transfer sel.

Page 20: Rekayasa genetika dalam bioetika

Kelahiran Domba Dolly

Domba Dolly yang lahir pada 5 Juli 1996 diumumkan pada 23

Februari 1997 oleh majalah Nature. D0mba hasil kL0N Yang

pertama,memang sebuah kejadian yg penting. Tekn0l0gi genetik telah

mencApai titik dimana kita dapat menciptakan duplikat yg sama dari

hewan-hewan tingkat tinggi. Kita telah mengHasilkan kL0n d0mbA dan

m0nyet, dan embrio manusia telah berhasil diduplikasi dalam

laB0rat0rium. Dolly direpR0duksi tanpa bAntUan d0mbA jantan, dari

sebuah sel kelenjar susu, bukan dari sel repR0duksi, yang diambil secAra

aCak dari seEk0r d0mbA dEwasa. HingGa saAt itU,PRoses ini diangGap

sebAgai hal yg tidak mungkin.

Penciptaan Domba Dolly

Dolly diciptakan dari sebuah kelenjar susu yang diambil dari

seEk0r d0mbA betina. Fungsi sel sel kelenjar susu adalah untUK

mempR0duksi susu, dan biasanya tidak dapat bekerja selain sesuai dg

fungsi terSebuT. Dalam pR0ses ini, nukLeus dari sel terSebuT yang

mengandung DNA dipisahkan, diletakKan dalam sel telur seEk0r d0mbA

betina lainNya, dan ditanam dalam seek0r ibu d0mbA pengGanti. DEngan

menerapkan stimulus stimulus eksternal seperti kejuTan listrik pada sel

telur yg tidak dibuahi itU, para ahli berhasil memuliHkan kemampuan sel

iTu untUk mengalami pembelahan sel berulang seperti halnya sel telur

yang telah dibuahi.

Adapun cara kloning domba Dolly yang dilakukan oleh Dr. Ian

Willmut adalah sebagai berikut.

a. Mengambil sel telur yang ada dalam ovarium domba betina,

dan mengambil kelenjar mamae dari domba betina lain.

b. Mengeluarkan nukleus sel telur yang haploid.

c. Memasukkan sel kelenjar mamae ke dalam sel telur yang

tidak memiliki nukleus lagi.

Page 21: Rekayasa genetika dalam bioetika

d. Sel telur dikembalikan ke uterus domba induknya semula

(domba donor sel telur).

e. Sel telur yang mengandung sel kelenjar mamae dimasukkan

ke dalam uterus domba, kemudian domba tersebut akan

hamil dan melahirkan anak hasil dari kloning.

Jadi, domba hasil kloning merupakan domba hasil

perkembangbiakan secara vegetatif karena sel telur tidak

dibuahi oleh sperma. Kloning juga bisa dilakukan pada seekor

katak. Nukleus yang berasal dari sebuah sel di dalam usus

seekor kecebong ditransplantasikan ke dalam sel telur dari

katak jenis lain yang nukleusnya telah dikeluarkan. Kemudian,

telur ini akan berkembang menjadi zigot buatan dan akan

berkembang lagi menjadi seekor katak dewasa. Kloning akan

berhasil apabila nukleus ditransplantasikan ke dalam sel yang

akan menghasilkan embrio (sel telur) termasuk sel germa. Sel

germa adalah sel yang menumbuhkan telur dari sperma.

Gambar 9. Proses Kloning Individu (domba Dolly)

Kloning DNA adalah memasukkan DNA asing ke dalam plasmid

suatu sel bakteri, DNA yang dimasukkan ini akan bereplikasi dan

diturunkan pada sel anak pada waktu sel tersebut membelah. Jadi gen

asing ini tetap melakukan fungsi seperti sel asalnya, walaupun berada

dalam sel bakteri. Pembentukan DNA rekombinan ini disebut juga

rekayasa genetika. Perekayasaan genetika terhadap satu sel dapat

dilakukan dengan hanya menghilangkan, menyisipkan atau menularkan

Page 22: Rekayasa genetika dalam bioetika

satu atau beberapa pasang basa nukleotida penyusun molekul DNA

tersebut. Untuk kloning ini diperlukan plasmid dan enzim untuk

memotong DNA, serta enzim untuk menyambungkan gen yang disisipkan

itu ke plasmid.

Gambar 9. Klon yang mengandung DNA rekombinan

Dalam melakukan pengklonan suatu DNA asing atau DNA yang

diinginkan atau DNA sasaran harus memenuhi hal-hal sebagai berikut.

DNA plasmid vektor harus dimurnikan dan dipotong dengan enzim yang

sesuai sehingga terbuka. DNA yang akan disisipkan ke molekul vektor

untuk membentuk rekombinan buatan harus dipotong dengan enzim yang

sesuai sehingga terbuka. DNA yang akan disisipkan ke molekul vektor

untuk membentuk rekombinan buatan harus dipotong dengan enzim yang

sama. Reaksi pemotongan dan penggabungan harus dipantau dengan

menggunakan elektroforesis gel. Rekombinan buatan harus

ditransformasikan ke E. coli atau ke vektor lainnya. Tahapan proses

kloning DNA (gambar 9) adalah melakukan isolasi DNA plasmid dan

DNA target. Kemudian dengan menggunakan enzim restriksi untuk

memotong DNA sehingga diperoleh fragment DNA target. Selanjutnya

DNA target disisipkan pada plasmid dan ditransformasikan ke dalam sel

inang. Hasilnya akan diperoleh bakteri yang mengandung DNA

rekombinan dan ada pula bakteri yang tidak engalami proses transformasi.

Untuk membedakannya, digunakan medium selektif yang mengandung

antibiotik. Bakteri yang mengandung DNA rekombinan mengandung gen

Page 23: Rekayasa genetika dalam bioetika

yang resisten terhadap antibiotik sehingga akan tetap hidup dalam medium

selektif. Kemudian bakteri rekombinan diperbanyak dengan cara kloning

sehingga diperoleh klon-klon dalam jumlah yang besar yang bisa

digunakan dalam berbagai bidang seperti untuk menemukan gen yang

resisten hama gen yang bisa membuat gen bakteri membersihkan toksis,

gen untuk menghasilkan hormone dan lain – lain.

II. Inseminasi buatan

Inseminasi buatan adalah pembuahan atau fertilisasi yang terjadi

pada sel telur dengan sperma yang disuntikkan pada kelamin betina. Jadi,

fertilisasi ini tidak membutuhkan hewan jantan, tetapi hanya

membutuhkan spermanya saja. Tahukah kamu mengapa inseminasi buatan

dilakukan?Inseminasi buatan dilakukan karena bibit pejantan unggul yang

hendak dikawinkan dengan bibit betina lokal tidak memiliki waktu masa

subur yang bersamaan. Bibit pejantan unggul dikawinkan dengan bibit

betina lokal supaya dapatmenghasilkan keturunan yang lebih baik.

Teknologi ini menggunakan metode penyimpanan sperma pada suhu

rendah (−80o sampai −20o). Jadi, untuk mendapatkan bibit pejantan

unggul untuk mengawini bibit betina lokal tidak perlu dengan membawa

individunya tetapi cukup dengan membawa spermanya. Hal ini juga

memudahkan proses pengiriman dari suatu negara ke negara lain.

III. Bayi tabung

Bayi tabung adalah bayi yang merupakan hasil pembuahan yang

berlangsung di dalam tabung. Teknologi ini sebenarnya kelanjutan dari

teknologi inseminasi buatan, hanya proses pembuahan pada bayi tabung

terjadi di luar sedangkan inseminasi terjadi di dalam tubuh. Kedua-duanya

sama-sama merupakan perkembangbiakan generatif. Kita biasanya sering

mendengar istilah bayi tabung bagi pasangan yang kesulitan untuk

mendapatkan keturunan. Hal ini merupakan jalan pintas bagi mereka untuk

segera mendapatkan keturunan.

Proses pembuatan bayi tabung adalah sebagai berikut.

Page 24: Rekayasa genetika dalam bioetika

a. Sel telur yang mengalami ovulasi pada induk atau wanita diambil

dengan suatu alat dan disimpan di dalam tabung yang berisi medium

seperti kondisi yang ada pada rahim wanita hamil.

b. Sel telur dipertemukan dengan sperma di bawah mikroskop dan

diamati sehingga terjadi fertilisasi.

c. Sel telur yang sudah dibuahi tersebut dikembalikan kedalam tabung.

d. Jika sel telur yang sudah dibuahi disebut zigot. Zigot berkembang

dengan baik dan menjadi embrio, maka embrio tersebut akan

disuntikkan kembali ke dalam rahim induknya semula.

DAMPAK REKAYASA GENETIKA TERHADAP KEHIDUPAN

Rekayasa teknologi tidak semuanya berdampak positif bagi kehidupan

manusia maupun bagi makhluk hidup lain dan lingkungan. Teknologi yang

diciptakan dengan tujuan untuk memakmurkan umat manusia bisa saja

menghancurkan manusia itu sendiri jika tidak diikuti dengan keimanan dan

ketaqwaan.

Dampak positif rekayasa genetik sebagai berikut. Menciptakan bibit unggul

Meningkatkan gizi masyarakat.

Melestarikan plasma nutfah.

Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sesuai

dengan keinginan manusia.

Membantu pasangan yang kesulitan mendapatkan anak

dengan jalan pintas yaitu bayi tabung.

Dampak negatif rekayasa reproduksi sebagai berikut:

Pada perbanyakan keturunan dengan kultur jaringan yang

memiliki materi genetis yang sama akan mudah terkena

penyakit.

Merugikan petani dan peternak lokal yang mengandalkan

reproduksi secara alami.

Page 25: Rekayasa genetika dalam bioetika

Dikhawatirkan adanya penyalahgunaan teknologi

reproduksi untuk kepentingan pribadi yang merugikan

orang lain. Misalnya misi sebuah negara yang hendak

menguasai dunia dengan menciptakan prajurit tangguh

dengan teknik pengkloningan.

Mengganggu proses seleksi alam.

Berdasarkan kajian ilmiah ISIS (GM Food Nightmare Unfolding in

the Regulatory Sham) menyampaikan tentang bagaimana pengambil

kebijakan dan lembaga penasihat seperti European Food Safety Authority

telah mengabaikan prinsip kehati-hatian (precautionary principle),

menyalahgunakan ilmu, tidak mematuhi hukum, dan membantu

mempromosikan teknologi rekayasa genetik dengan fakta yang

berlawanan dengan keamanan pangan dan pakan rekayasa genetik.

Setelah 30 tahun Organisme Hasil Rekayasa Genetik (OHRG) atau

Genetically Modified Organism (GMO), lebih dari cukup kerusakan yang

ditimbulkannya terdokumentasikan dalam laporan ISP. Di antaranya:

1. Tidak ada perluasan lahan, sebaliknya lahan kedelai rekayasa genetic

menurun sampai 20 persen dibandingkan dengan kedelai non-rekayasa

genetik. Bahkan kapas Bt di India gagal sampai 100 persen.

2. Tidak ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya penggunaan

pestisida tanaman rekayasa genetik meningkat 50 juta pound dari 1996

sampai 2003 di Amerika Serikat.

3. Tanaman rekayasa genetik merusak hidupan liar, sebagaimana hasil

evaluasi pertanian Kerajaan Inggris.

4. Bt tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan dua

tanaman rekayasa genetik terbesar praktis tidak bermanfaat.

Page 26: Rekayasa genetika dalam bioetika

5. Area hutan yang luas hilang menjadi kedelai rekayasa genetik di

Amerika Latin, sekitar 15 hektar di Argentina sendiri, mungkin

memperburuk kondisi karena adanya permintaan untuk biofuel. Meluasnya

kasus bunuh diri di daerah India, meliputi 100.000 petani antara 1993-

2003 dan selanjutnya 16.000 petani telah meninggal dalam waktu setahun.

6. Pangan dan pakan rekayasa genetik berkaitan dengan adanya kematian

dan penyakit di lapangan dan di dalam tes laboratorium.

7. Herbisida roundup mematikan katak, meracuni plasenta manusia dan sel

embrio. Roundup digunakan lebih dari 80 persen semua tanaman rekayasa

genetik yang ditanam di seluruh dunia.

8. Kontaminasi transgen tidak dapat dihindarkan. Ilmuwan menemukan

penyerbukan tanaman rekayasa genetik pada non-rekayasa genetik sejauh

21 kilometer.

RESIKO KESEHATAN

Dr. Irina Ermakova menunjukkan bagaimana kedelai rekayasa

genetik menyebabkan tikus betina melahirkan bayi kerdil dan tidak normal

dengan lebih dari setengahnya meninggal dalam tiga minggu. Ratusan

penduduk dan pemetik kapas di India mengalami alergi. Ribuan domba

mati setelah merumput di lahan yang mengandung residu kapas Bt, begitu

pun kambing dan sapi dilaporkan tahun ini. Protein buncis berbahaya

pindah ke kacang polong, ketika diuji coba pada tikus menyebabkan

radang paru-paru hebat dan secara umum menimbulkan sensitif makanan.

Sejumlah penduduk di selatan Philipina jatuh sakit ketika lahan

jagung sekitarnya berbunga pada tahun 2003, lima meninggal dan

sebagian masih sakit hingga sekarang. Sejumlah sapi mati setelah makan

jagung rekayasa genetik di Hesse, Jerman dan beberapa lainnya dibunuh

Page 27: Rekayasa genetika dalam bioetika

karena penyakit misterius. Arpad Pusztai dan rekannya menemukan tomat

rekayasa genetik dengan snowdrop lectin merusak setiap sistem organ

tikus muda. Jagung rekayasa genetik Mon 863 yang dinyatakan aman

seperti jagung non-rekayasa genetik oleh perusahaan dan diterima oleh

EFSA, tetapi ketika dianalisa oleh ilmuwan indipenden CriiGen, mereka

menemukan tanda keracunan pada liver dan ginjal.

Fakta mendorong kita untuk mempertimbangkan bahwa risiko

GMO mungkin melekat pada teknologinya, ilmuwan ISIS mengingatkan

untuk sepuluh tahun ke depan.

RESIKO POTENSIAL

1. Gen sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun

dan atau imunogenik untuk manusia dan hewan.

2. Rekayasa genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan

bergabung, adanya kelainan bentuk generasi karena racun atau

imunogenik, yang disebabkan tidak stabilnya DNA rekayasa genetik.

3. Virus di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit

mungkin diaktifkan oleh rekayasa genetik.

4. Penyebaran gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen

horizontal, membuat tidak menghilangkan infeksi.

5. Meningkatkan transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama

penyebab penyakit.

6. DNA rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan

sebagai promoter sintetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan

pengaktifan oncogen (materi dasar sel-sel kanker).

7. Tanaman rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida

Page 28: Rekayasa genetika dalam bioetika

dan meningkatkan residu herbisida sehingga meracuni manusia dan

binatang seperti pada tanaman.

BIOTEK BIOFUEL HIJAU

Hati-hati dengan tanaman bioenergi rekayasa genetik untuk

menghasilkan biofuel. Biofuel bukan karbon netral. Mereka langsung

berlomba dengan pakan ternak seperti jagung, kedelai dan lain-lain,

membuat harga makanan melambung. Mereka juga berlomba mendapat

lahan, menyebabkan petakan luas hutan hujan tropis rata secara perlahan

melepas karbondioksida ke atmosfir, mempercepat pemanasan global.

George Bush telah menargetkan substitusi 20 persen biofuel untuk

petrolium pada 2017. Uni Eropa (UE) mengatakan 10 persen energi

transportasi harus berasal dari biofuel pada 2020.

Berkembang pula tekanan untuk komersialisasi sejumlah spesies pohon

rekayasa genetik yang telah dimodifikasi dengan sejenis transgen,

sehingga pohon rekayasa genetik diusulkan untuk ditanam dengan asumsi

yang salah bahwa tanaman rekayasa genetik itu dapat mengimbangi emisi

karbon, salah satu syarat dari Clean Development Mechanism (CDM) dari

Protokol Kyoto.

Industri Bioteknologi secara tidak langsung telah bersiap atas nama

biofuel, berharap publik menerima tanaman transgenik. Dalam hal ini,

bioteknologi ini juga mengharapkan tindakan pemerintah untuk

menyampaikan bahwa keamanan bukan masalah karena tanaman bioenergi

rekayasa genetik tidak digunakan sebagai makanan. Tetapi penanaman

rekayasa genetik dan tanaman biofuel akan memperburuk masalah dengan

meningkatkan kontaminasi rekayasa genetik.

Fakta bahwa tanaman rekayasa genetik tidak aman nampak pula

dari sistem peradilan. Di antaranya putusan pengadilan terhadap

Page 29: Rekayasa genetika dalam bioetika

Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) atas kegagalan

pelaksanaan kajian dampak lingkungan dan pengeluaran ijin ilegal.

Putusan tentang GMO terhadap sebuah badan di negara pengembang

rekayasa genetik terbesar di dunia yang telah mempromosikan rekayasa

genetik secara agresif.

REKAYASA GENETIKA DALAM BIOETIKA

Hukum Kloning Reproduksi Manusia

Cloning pada manusia termasuk isu besar, namun respon dari

ulama Indonesia melalui ijtihād jamā'i maupun individual belum cukup

representatif. Fatwa terhadap cloning, antara lain, datang dari Bahtsul

Masail yang diberikan sangat singkat dan belum tuntas, sehingga

diperlukan fatwa lanjutan. Fatwa yang cukup memadai datang dari MUI

(2000). Belumnya lembaga fatwa yang lain menetapkan hukumnya, diduga

karena hal tersebut belum terjadi dan kemungkinan terjadinya masih

sangat jauh sehingga dianggap tidak mendesak, atau karena 'illat hukum

cloning manusia sangat jelas sehingga tidak perlu ditetapkan hukumnya

secara khusus, dapat dikiyaskan kepada hukum inseminasi buatan atau

bayi tabung. Memproduksi atau melipatgandakan anak manusia melalui

proses cloning akan meniadakan berbagai pelaksanaan hukum Islam,

seperti tentang perkawinan, nasab, nafkah, hak dan kewajiban antara orang

tua dan anak, waris, perawatan anak, hubungan kemahraman, dan lain-lain

Dilihat dari segi teknis dan dampak hukum yang ditimbulkannya,

cloning embrio dapat disamakan dengan bayi tabung. Karena itu, jika

batas-batas diperkenankannya bayi tabung, seperti asal pemilik ovum,

sperma, dan rahim terpenuhi, tanpa melibatkan pihak ketiga (donor atau

sewa rahim), dan dilaksanakan ketika suami-isteri tersebut masih terikat

Page 30: Rekayasa genetika dalam bioetika

pernikahan maka hukumnya boleh. Dengan begitu, anak kembar yang

dilahirkan akan berstatus sebagai anak sah pasangan tersebut.

Hukum cloning, dilihat dari teknis dan dampaknya dapat

dipersamakan dengan  inseminasi buatan atau bayi tabung, Ulama sepakat

bahwa setiap upaya mereproduksi manusia yang berdampak dapat

merancukan nasab atau hubungan kekeluargaan, lebih-lebih kalau

kontribusi  ayah tak ada dalam cloning ini, maka hukumnya lebih haram.

Dari dampak teringan tingkat kerancuannya pada praktik inseminasi

buatan dan bayi tabung adalah praktik penitipan zigot yang berasal dari

pasangan poligamis di rahim isterinya yang lain hukumnya haram, apalagi

cloning manusia yang lebih merancukan hubungan nasab dan

kekeluargaan. Kerancuan nasab yang ditimbulkan dari cloning reproduksi

manusia yang teringan, meskipun sel tubuh diambil dari suaminya, tetap

menghadirkan persoalan rumit, yaitu menyangkut status anaknya kelak,

sebagai anak kandung pasangan suami-isteri tersebut atau 'kembaran

terlambat' dari suaminya, atau dia tidak berayah, mengingat sifat

genetiknya 100 % sama dengan suaminya. Jika demikian, maka anak

tersebut lebih tepat disebut sebagai kembaran dari pemberi sel. Jika

sebagai kembaran atau duplikat terlambat suaminya, bagaimana

hubungannya dengan wanita itu dan keturunannya serta anggota

keluarganya yang lain. Apalagi jika cloning diambil dari pasangan yang

tidak terikat pernikahan yang sah, atau anak klon yang berasal dari sel

telur seorang wanita dengan sel dewasa wanita itu sendiri atau dengan

wanita lain, maka tingkat kerancuannya lebih rumit. Tidak berasal dari

mani (sperma). Di samping itu, yang masih diperdebatkan mengenai usia

anak klon, dugaan terkuat menyatakan akan sama dengan usia dari

pemberi sel.

Bahtsul Masail pada Munas NU (Lombok Tengah, 17-20

Nopember 1997) menyepakati tentang hukum cloning gen pada manusia

hukumnya haram. Alasannya, proses tanasul (berketurunan) harus melalui

pernikahan secara syar'i, Bisa mengakibatkan kerancuan nasab,dan

Page 31: Rekayasa genetika dalam bioetika

penanamannya kembali ke dalam rahim tidak dapat dilakukan tanpa

melihat aurat besar.

Fatwa yang sama diputuskan oleh MUI, pada Munas VI (25-29 Juli

2000) menetapkan hukum cloning terhadap manusia, dengan cara

bagaimana pun yang berakibat pada pelipatgandaan manusia hukumnya

adalah haram. Bahkan, dalam fatwa MUI tersebut mewajibkan kepada

semua pihak yang terkait untuk tidak melakukan atau mengizinkan

eksperimen atau praktik cloning terhadap manusia.

Majlis Tarjih melalui media resminya, jurnal ilmiah ke-Islaman,

Tarjih, edisi ke-2 Desember 1997 secara khusus pernah menurunkan tema

'Klonasi (Cloning) menurut Tinjauan Islam'. Kesimpulan dari sejumlah

artikel dalam jurnal tersebut menyatakan bahwa penerapan cloning untuk

memproduksi manusia akan menjadi masalah. Pembolehannya hanya jika

dalam keadaan darurat.Ulama dari sejumlah lembaga fatwa di dunia Islam

juga mengharamkan cloning manusia, antara lain, Akademi Fikih Islam

Liga Dunia Muslim dalam pertemuannya yang ke-10 di Jeddah pada tahun

1997 yang menetapkan bahwa: ”Cloning manusia, apa pun metode yang

digunakan dalam reproduksi manusia itu adalah sesuatu yang tidak Islami

dan sepatutnya dilarang keras".

Disepakati juga bahwa semua manipulasi (yang berhubungan

dengan reproduksi manusia) dengan cara melibatkan elemen pihak ketiga

(di luar ikatan perkawinan), baik berupa rahim, ovum, atau sperma adalah

tidak sah. ijtihād jamā.i dari dunia Islam. Di antaranya, Majma' Buhūts

Islāmiyyat dari Al-Azhar Mesir telah mengeluarkan fatwa dan imbauan

bahwa "cloning manusia adalah haram dan harus diperangi serta dihalangi

dengan berbagai cara".Al-Majma’ al-Fiqh al-Islāmi, Rabithat al-‘Ālam al-

Islāmi dalam sidangnya ke-15 pada 31 Oktober 1998 juga berpendapat

serupa, demikian pula orang yang melakukannya. Alasannya, termasuk

tindakan intervensi atas penciptaan manusia, hal tersebut berlawanan

dengan berbagai ketentuan ayat Alquran tentang proses penciptaan

Page 32: Rekayasa genetika dalam bioetika

manusia (Q.s. al-Hujurāt (49):13, al-Tīn (95):4, al-Sajdat (32):7-8, al-

Taghābun (64):3, al-Thāriq (86):7, al-Nisā'(4):119), akan merancukan

nasab (Q.s. al-Furqān (25):54), satu-satunya cara berketurunan yang

dibenarkan syarak hanya dengan adanya pasangan laki-laki dan perempuan

(Q.s. al-Rūm (30):21, al-Furqān (2)5:54), merusak sistem pranata

sosial berkeluarga, dan ketiadaan perbedaan serta keberagaman sunnah

Allah dalam penciptaan manusia yang merefleksikan kesempurnaan

ciptaan Allah (Q.s. al-Rūm (30):22). Di samping itu, lembaga ini merasa

perlu adanya undang-undang yang sifatnya internasional melarang

dipraktikkan cloning manusia. Penolakan serupa juga disampaikan oleh

berbagai lembaga.

Pernyataan serupa juga datang dari sejumlah tokoh di Indonesia,

misalnya Ali Yafi dan Armahaedi Mahzar. Alasannya, karena mengancam

kemanu-siaan, meruntuhkan institusi perkawinan, merosotnya nilai

manusia, kerancuan moral, budaya, dan hukum. Quraish Shihab lebih

menyorotinya dari segi moral dan hukum agama, bahwa teknologi cloning

ini mengantarkan kepada pelecehan manusia, dan dari segi hukum

berdasarkan saddudz dzarāi', bagian dari menolak yang negatif

didahulukan atas mendatangkan yang positif (manfaat).Abdul Aziz

Sachedina dari Universitas Virginia Amerika menganggap bahwa

teknologi cloning hanya akan meruntuhkan institusi perkawinan.

Mohammad Mardini dari Foundation Islamic Heritage menyebutkan

bahwa teknologi tersebut sebagai pengaburan keturunan. Abul Fadl

Mohsin Ebrahim juga berpendapat bahwa cloning akan berdampak negatif

terhadap kesucian perkawinan, maka hukumnya tidak sah menurut Islam.

Abdul Muti Basyyoumi, Ulama Al-Azhar, menuntut agar riset cloning

diakhiri karena bertentangan dengan hukum Islam, baik secara idiologis

maupun etis, dan manfaatnya lebih sedikit daripada bahayanya.

Di samping pihak yang mengharamkannya, ada satu pendapat yang

membolehkan, Sheikh Mohammad Hussein Fadlallah, tokoh muslim

Page 33: Rekayasa genetika dalam bioetika

fundamentalis dari Lebanon berpendapat, salah jika menganggap cloning

adalah suatu intervensi karya Ilahi. Si Peneliti dianggapnya tidak

menciptakan sesuatu yang baru, mereka hanya menemukan suatu hukum

yang baru bagi organisme, sama seperti ketika mereka menemuka.

fertilisasi In Vitro (IVF) dan transplantasi organ.Pendapat ini

mengandung kelemahan, sebab, alasan utama yang dipersoalkan oleh

kalangan yang menolak cloning reproduksi manusia lebih kepada

dampaknya bertentangan dengan norma Islam, bukan pada hakikat

penciptaannya.Analisis atas Dampak Cloning Reproduksi Manusia Meski

cloning reproduksi manusia ada manfaatnya bagi manusia, misalnya dapat

membantu pasangan yang bermasalah dengan alat reproduksinya, namun

karena dalam pelaksanaannya akan berbenturan dengan batasan-batasan

syar’i, maka hukumnya haram. Dari sejumlah argumen haramnya

melakukan cloning reproduksi manusia yang dikemukakan di atas, yang

paling lemah karena menilainya sebagai bentuk intervensi atas ciptaan

Allah. Adapun alasan kuat haramnya tindakan tersebut dilihat dari sumber

pemilik sel dari  siapa pun akan berakibat merancukan nasab.

Sedangkan alasan karena dalam prosesnya menuntut harus dengan

melihat alat kemaluan, dapat dikategorikan sebagai keadaan dlarūrat atau

adanya hājatdlarūrat. Terhadap praktik yang melibatkan pihak ketiga, di

luar pasangan suami-isteri pemilik sperma dan atau ovum, meskipun tidak

terjadi kontak seksual, namun dampak yang ditimbulkannya sama dengan

esensi zina, akan menimbulkan kerancuan nasab, maka hukumnya haram.

Terca-kup dalam ayat Alquran yang melarang berzina, antara lain, Q.s. al-

Muminūn (23): 5, al-Ahzāb (33):35, al-Isrā‘ (17):32, al-Furqān (25):68, al-

Mumtahinat (60):12, juga Hadits.[xxvii] sebagaimana batasan yang

diberikan para ulama dibolehkan melihat kemaluan dalam pengobatan

karena dampak teknologi cloning reproduksi manusia akan merancukan

nasab dan hal lain yang lebih luas, berbenturan dengan banyak ketentuan

syar'i, bahkan nyaris tidak ada kemaslahatannya, jika ada sangat sedikit

dan masih bersifat spekulatif. Prinsip ini bertentangan dengan kaidah fikih:

Page 34: Rekayasa genetika dalam bioetika

“Rukhshat tidak dapat dikaitkan pada yang meragukan), juga tidak dapat

dikaitkan dengan berbagai kemaksiatan. Dilihat dari dampaknya, cloning

reproduksi manusia lebih merancukan nasab, menyangkut status hubungan

kenasaban dengan pemilik ovum, rahim, sperma, atau sel. Status anak

dengan pemilik ovum, berstatus sebagai anak atau saudara kembar?

Sebaliknya, jika yang diklon adalah pihak perempuan, pemilik ovum itu

sendiri atau orang lain, lebih sulit menentukan statusnya. Demikian pula

terhadap pemilik sperma, atau sel, sebagai anak atau saudara kembar.

Bahkan seorang Seperti dikemukakan oleh Wallase, 2000, bahwa tidak

seorang pun di muka Bumi ini ingin menjadi hewan percobaan terhadap

penggunaan produk GMO. Sedangkan untuk hewan dan beberapa hewan

percobaan ada pula dijumpai di lapangan seperti adanya penggunaan GMO

pada tanaman yang digunakan sebagai bahan pakan pokok larva kupu-

kupu raja menimbulkan gangguan pencernaan, menjadi kuntet akhirnya

larva kupu-kupu mati.

Penggunaan sel punca dalam Bioetika

Penelitian sel punca perlu dipandu oleh bioetika agar tidak

melangkahi nilai-nilai kemanusiaan. Demikian pesan yang tersirat

dalam seminar "Peran Inovasi dalam Meningkatkan Kualitas Hidup

Bangsa" yang diselenggarakan oleh Biro Oktroi Rooseno serta Akademi

Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di Jakarta, Kamis (23/6). 

Ketua Komisi Bioetika Nasional Umar Anggara yang hadir di

seminar itu mengemukakan, ada empat prinsip bioetika kedokteran yakni

ketidakmudaratan (nonmaleficent), memiliki efek penyembuhan

(beneficence), menghormati otonomi pasien (autonomy), serta perlakuan

yang adil terhadap pasien (justice). "Prinsip itu berperan memandu, bukan

menghalang-halangi," kata Umar.

Komisi Bioetika Nasional sendiri telah terbentuk pada 2004,

berdasarkan kesepakatan bersama Menristek, Menkes, dan Mentan.

Fungsinya mengawal, memantau, meletakkan rambu-rambu bagi riset ilmu

Page 35: Rekayasa genetika dalam bioetika

pengetahuan yang bergerak di bidang biologi molekuler dan rekayasa

genetika.

Undang-undang No. 18/2002 tentang Sistem Nasional Penelitian

Pengembangan dan Penerapan IPTEK pada pasal 22 menyatakan bahwa

pemerintah menjamin kepentingan masyarakat, bangsa, negara, beserta

keseimbangan tata kehidupan manusia dengan kelestarian lingkungan

hidup.

Penelitian mengenai sel punca pada manusia dipicu oleh pesatnya

bioteknologi pada dekade 1980 dan 1990, yang antara lain ditandai dengan

ditemukannya teknik pengenalan  dan pengubahan material genetik serta

metode untuk menumbuhkan sel-sel manusia di laboratoriumBAB III

KESIMPULAN

Dari hasil penjelasan di atas, diperoleh bahwa rekayasa genetika

merupakan suatu teknik yang sangat dibutuhkan pada jaman modern ini

disamping dapat mempermudah dalam kebutuhan manusia dia juga

mengurangi segala resiko yang dapat terjadi secara konvensional. Oleh

sebab itu, penggunaanya harus ditingkatkan. Namun, penggunaan teknik

ini harus mendapat lisensi dari pemerintah secara resmi dan juga dalam

tidak di salahgunakan oleh pihak tertentu Karena dapat merugikan

makhluk lainnya, agama serta lingkungan.

Page 36: Rekayasa genetika dalam bioetika

DAFTAR PUSTAKA

file:///D:/rekayasa genetika/GENETIKA PEMANFAATAN DAN

DAMPAK BIOTEKNOLOGI.htm

file:///D:rekayasagenetika/GENETIKA/ContohRekayasaGenetika.htm

file:///D:/rekayasagenetika/GENETIKA/

DAMPAKNEGATIFMIKROORGANISMEHASILREKAYASAGEN

ETIKABeSmileLah.htm