30
MATERI KIMIA DASAR REAKSI KIMIA [email protected] PRODI FARMASI FIK UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR - INDONESIA

REAKSI KIMIA

Embed Size (px)

Citation preview

MATERI KIMIA DASAR

REAKSI KIMIA

[email protected]

PRODI FARMASI FIK UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR - INDONESIA

Reaksi Kimia Dalam Air

Sifat umum larutan berair

Banyak reaksi kimia dan hampir semua proses biologis berlangsung

dalam lingkungan berair.

Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat.

Zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zatZat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat

yang jumlahnya lebih banyak disebut pelarut

Semua zat terlarut yang larut dalam air terbagi menjadi larutan elektrolit

dan nonelektrolit.

Elektrolit adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan

menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan

larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik.

lanjutan

Untuk mengetahui suatu larutan bersifat elektrolit atau

nonelektrolit, dapat diuji dengan alat penguji elektrolit.

Lanjutan

Suatu rangkaian alat untuk membedakan antara larutan lektrolit dan

nonelektrolit.

Kemampuan larutan untuk menghantarkan arus listrik bergantung

pada jumlah ion yang dikandungnya.

a. Larutahn nonlektrolit tidak mengandung ion, sehingga bola lampua. Larutahn nonlektrolit tidak mengandung ion, sehingga bola lampupijar tidak dapat menyala.

b. Larutan elektrolit lemah mengandung sedikit ion, dan bola lampupijar menyala redup.

c. Larutan elektrolit kuat mengandung ion dalam jumlah besar danbola lampu pijar menyala terang

Jumlah molar zat terlarut yang larut adalah sama.

Penggolongan Zat TerlarutDalam Larutan Berair

Elektrolit Kuat Elektrolit lemah Nonelektrolit

HClHNO3

HClO4

CH3COOHHFHNO2

(NH2)2CO (urea)CH3OH (metanol)C2H5OH (etanol)

H2SO4

NaOHNH3

H2OC6H12O6 (glukosa)C12H22O11 (sukrosa)NaOH H2O C12H22O11 (sukrosa)

Ba(OH)2

Senyawa-senyawa ionik

H2SO4 memiliki 2 ion H+

yang dapat terionisasi

Air murni merupakan

Elektrolit sangat lemah

Senyawa yang termasuk elektrolit kuat: asam kuat, basa

kuat dan garam yang mudah larut dalam air

ASAM BASA GARAM

HNO3

HBr

NaOH

KOHNaClKNOHBr

HCl

H2SO4

KOH

LiOH

Ba(OH)2

KNO3

K2SO4

Ca(NO3)2

Senyawa yang termasuk elektrolit lemah: asam lemah, basa

lemah dan garam yang sukar larut dalam air

ASAM BASA GARAM

H2CO3

HF

CH3COOH

HCOOH

NH4OH

Al(OH)3

Zn(OH)3

ELEKTROLIT NON ELEKTROLIT

1.

2.

Dapat menghantarkan listrik

Terjadi proses ionisasi(terurai menjadi ion-ion)

1.

2

Tidak dapat menghantarkanlistrik

Tidak terjadi proses ionisasi

Perbedaan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik

2.

3.

(terurai menjadi ion-ion)

Lampu dapat menyala terangatau redup dan adagelembung gas

3. Lampu tidak menyala dan tidakada gelembung gas

Elektrolit dapat berupa:

1. Senyawa ion (antara atom logam dengan1. Senyawa ion (antara atom logam dengannon logam)Contoh: NaCl,NaOH, MgBr2, KF

2. Senyawa kovalen polar (antara atom non logamdengan non logamContoh: HCl, HF, NH4OH, CH3COOH

Elektrolit Kuat dan Lemah

Elektrolit kuat adalah elektrolit yang dapat menguraikan semua

zat terlarut (100%) menjadi ion-ionnya.

Perbandingan antara zat yang terionisasi dengan zat mula-mula

disebut sebagai derajat ionisasi yang diberi lambang .

100%teruraiyangzatbanyaknya

100%mula-mulazatbanyaknya

Elektrolit kuat mempunyai harga = 1. Contohnya larutan NaCl

dan larutan HCl.

Nonelektrolit = 0, contohnya larutan glukosa dan larutan urea.

Harga elektrolit lemah mendekati 0, misalnya asam asetat

(CH3COOH) dan amonium hidroksida (NH4OH).

Asam, Basa, dan Garam

Menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang jika

dilarutkan ke dalam air dapat menghasilkan ion H+.

Basa adalah suatu zat yang jika dilarutkan ke dalam air dapat

menghasilkan ion OH–.

Bagian anion yang dilepaskan oleh asam di samping H+ Bagian anion yang dilepaskan oleh asam di samping H+

disebut sebagai sisa asam.

Asam kuat adalah asam yang dalam larutannya mudah

melepaskan ion H+. Asam-asam ini merupakan elektrolit kuat.

Asam lemah adalah asam yang dalam larutannya sukar

melepaskan ion H+. Asam-asam ini merupakan elektrolit

lemah.

Basa kuat adalah basa yang mudah melepaskan ion OH–

dalam larutannya. Basa-basa ini merupakan elektrolit kuat.

Basa lemah adalah basa yang sukar melepaskan ion OH–

dalam larutannya. Basa-basa ini merupakan elektrolit lemah.

Garam adalah persenyawaan yang terbentuk antara ion

logam atau ion amonium (NH4+) dengan sisa asam.

Larutan garam yang mudah larut dalam air juga merupakan

elektrolit kuat.

Reaksi Asam, Basa, dan Pembentukan Garam

Reaksi-reaksi yang melibatkan asam, basa, dan garam

dapat ditulis sebagai persamaan reaksi molekuler maupun

reaksi ion.

Reaksi antara ion H+dan ion OH– membentuk H2O disebut

reaksi penetralan.

Pada saat ion H+ tepat habis bereaksi dengan ion OH–

disebut titik ekuivalen.

Reaksi antara Logam dan Asam

Reaksi antara besi (Fe) dengan larutan asam klorida.

Reaksi molekuler:

Fe(s) + 2 HCl(aq) → FeCl2(aq) + H2(g)

Reaksi ion:

Fe(s) + 2 H+(aq) + 2 Cl–(aq) → Fe2+(aq) + 2 Cl–(aq) + H2(g)

Fe(s) + 2 H+(aq) → Fe2+(aq) + H2(g)

Reaksi antara Logam dan Garam

(Reaksi Penggantian Logam oleh Logam Lain dari Suatu Garam)

Reaksi antara logam Zn dengan larutan CuSO4(aq).

Reaksi molekuler:

Zn(s) + CuSO4(aq) → Cu(s) + ZnSO4(aq)

Reaksi ion:

Zn(s) + Cu2+(aq) → Cu(s) + Zn2+(aq)

Reaksi antara Oksida Asam dan Basa

Reaksi antara gas SO3 dengan larutan KOH.

Reaksi molekuler:

SO3(g) + 2 KOH(aq) → K2SO4(aq) + H2O(l)

Reaksi ion:

SO3(g) + 2 OH–(aq) → SO42–(aq) + H2O(l)

Reaksi antara Oksida Basa dan Asam

Reaksi antara CaO dan larutan HCl.

Reaksi molekuler:

CaO(s) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l)

Reaksi ion:

CaO(s) + 2 H+(aq) → Ca2+(aq) + H2O(l)

Reaksi antara Oksida Basa dan Oksida Asam

Oksida basa + oksida asam → garam

Contoh, reaksi antara CaO dengan gas CO2.

Reaksi molekuler:

CaO(s) + CO2(g) → CaCO3(s)

Reaksi ion: tidak ada (sama dengan reaksi molekuler karena

spesi-spesi yang terlibat dalam reaksi tidak terionisasi).

Reaksi antara Logam dan Nonlogam

Logam + nonlogam → garam

Contoh, reaksi pembakaran magnesium oleh oksigen.

Reaksi molekuler:

2 Mg(s) + O2(g) → 2 MgO(s)

Reaksi ion: tidak ada

Contoh:

Sebanyak 1,12 liter gas karbon dioksida (0 oC, 1 atm) dialirkan ke

dalam larutan kalsium hidroksida jenuh. Berapa gram endapan

kalsium karbonat yang dapat dihasilkan (Ar : Ca = 40, C = 12, O =16)?

Jawab:

Gas CO2 yang ada = 1,12 L = mol = 0,05 mol22,4

1,12

Ca(OH)2(aq) + CO2(g) → CaCO3(s) + H2O(l)

mula-mula : 0,05 mol 0 molyang bereaksi : 0,05 mol –setelah reaksi : 0 mol 0,05 mol

CaCO3 yang dihasilkan = 0,05 mol = 0,05 x Mr (CaCO3) g= 0,05 x 100 g = 5 g.

Reaksi Oksidasi dan Reduksi

Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi Reduksi

Konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan

dan pelepasan oksigen

Oksidasi : reaksi antara suatu zat dan oksigen.

Contoh:

2 Mg(s) + O2 (g) → 2 MgO(s)

Reduksi : reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat.

Contoh:

CuO(s) + H2 (g) → Cu(s) + H2O(g)

Konsep oksidasi reduksi ditinjau dari pelepasan dan

penerimaan elektron

Oksidasi : melepaskan elektron

Reduksi : menerima elektron

Contoh:

2 K(s) + Cl2(g) → 2 K+Cl–(s)2 K(s) + Cl2(g) → 2 K+Cl–(s)

Satu atom K melepaskan 1 elektron.

K → K+ + e– (oksidasi)

Satu atom Cl menerima 1 elektron.

Cl + e– → Cl– (reduksi)

Konsep oksidasi reduksi ditinjau dari perubahan

bilangan oksidasi

Oksidasi : peningkatan bilangan oksidasi

Reduksi : pengurangan bilangan oksidasi

Bilangan oksidasi (biloks) : muatan yang dimiliki oleh suatu

atom dalam suatu ikatannya dengan atom lain.

Biloks positif ditunjukkan oleh banyaknya elektron yang dilepas Biloks positif ditunjukkan oleh banyaknya elektron yang dilepas

oleh satu atom unsur

Biloks negatif ditunjukkan oleh banyaknya elektron yang

diterima oleh satu atom unsur.

Atom yang lebih kuat menarik elektron (elektronegativitasnya

lebih besar) mempunyai bilangan oksidasi negatif.

Atom yang kurang kuat menarik elektron (elektronegativitasnya

kecil) bilangan oksidasinya positif.

Aturan penentuan biloks:

1. Biloks unsur bebas (unsur tidak membentuk senyawa dengan

unsur lain, misalnya Mg, K, Fe, Cl2, dan O2 ) = 0.

2. Biloks ion sesuai dengan muatan ionnya (misalnya, biloks Cl– = –

1, SO42– = –2, PO4

3– = –3).

3. Jumlah biloks unsur-unsur dalam suatu molekul atau ion sama

dengan muatan molekul (0) atau muatan ionnya.

4. Dalam senyawanya:4. Dalam senyawanya:

a. Biloks O = –2 (kecuali dalam F2O, biloks O = +2 dan dalam

peroksida seperti H2O2 dan BaO2, biloks O = –1).

b. Biloks H = +1 (kecuali dalam hidrida seperti NaH dan KH,

biloks H = –1).

c. Unsur yang elektronegativitasnya lebih besar ditandai

berbiloks negatif, sedangkan unsur yang elektronegativitasnya

lebih kecil ditandai berbiloks positif.

d. Biloks golongan alkali (golongan IA), Li, Na, K, Rb, dan Cs =

+1.

e. Biloks golongan alkali tanah (golongan IIA), Mg, Ca, Sr, dan

Ba = +2.

f. Senyawa biner (senyawa yang hanya terdiri atas dua unsur),

biloks unsur-unsur golongan VIIA (F, Cl, Br, dan I) = –1, dan

golongan VIA (O dan S) = –2.

5. Unsur nonlogam dapat memiliki beberapa biloks bergantung5. Unsur nonlogam dapat memiliki beberapa biloks bergantung

pada atom lain yang diikatnya.

Contoh, belerang (S) dapat menerima dua elektron (misalnya,

Na2S), tetapi mungkin juga belerang membentuk senyawa

dengan unsur yang lebih elektronegatif sehingga pasangan

elektronnya lebih tertarik ke arah unsur yang lain. Misalnya,

dalam SO2 biloks S = +4 dan dalam SO3 biloks S = +6. Dengan

demikian, biloks S = –2, +4, dan +6.

Tentukan bilangan oksidasi masing-masing unsur dalam senyawa:

A. Na2O; B. K2Cr2O7.

Contoh:

Jawab:

A. Na2O

biloks O = –2 (1 atom O) x (–2) = –2

biloks Na = +1 (2 atom Na) x (+1) = +2biloks Na = +1 (2 atom Na) x (+1) = +2

Jumlah biloks = 0B. K2Cr2O7

biloks K = +1 (2 atom K) x (+1) = +2

biloks O = –2, (7 atom O) x (–2) = –14

biloks Cr = x, (2 atom Cr) x (x) = 2x

Jumlah biloks = 0

+2 – 14 + 2x = 0 maka x = +6. Jadi, biloks Cr = +6.

Reaksi Otoredoks (Disproporsionasi)

Jika dalam suatu reaksi terdapat suatu zat yang mengalami

oksidasi dan reduksi secara bersamaan, reaksi tersebut disebut

reaksi otoredoks atau reaksi disproporsionasi.

Reduksi

NaOH(aq) + Cl2(g) → NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)NaOH(aq) + Cl2(g) → NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)

Oksidasi

0 +1–1

Zat yang mengalami oksidasi berarti menjadikan zat lain

mengalami reduksi disebut reduktor.

Zat yang mengalami reduksi berarti menjadikan zat lain

mengalami oksidasi disebut oksidator.

Hubungan Reaksi Redoks dengan Tata Nama Senyawa

Untuk unsur-unsur logam yang hanya mengalami satu jenis

perubahan redoks, penamaannya langsung disebutkan nama

logam diikuti nama sisa asam.

Contoh: NaCl : Natrium klorida

CaSO4 : Kalsium sulfat

Untuk unsur-unsur logam yang mengalami beberapa macam

redoks, ada dua cara penamaannya.

1. Cara lama

Disebutkan nama Latin logam dengan akhiran:

-o untuk logam berbilangan oksidasi rendah

-i untuk logam berbilangan oksidasi tinggi

diikuti nama sisa asamnya.

Contoh:

FeCl2 : fero klorida CoCl2 : kobalto klorida

FeCl3 : feri klorida CoCl3 : kobalti klorida

Cara baru disebut sistem Stock.

Disebut nama logam diikuti tanpa jarak bilangan oksidasi unsur

dengan angka Romawi dalam tanda kurung (angka Romawi),

kemudian disebutkan nama sisa asamnya.

Contoh:

FeCl2 : besi(II) klorida CoCl2 : kobalt(II) klorida

FeCl3 : besi(III) klorida CoCl3 : kobalt(III) klorida

Hubungan Bilangan Oksidasi dengan PenamaanAsam Beroksigen (HxAOy)

Penamaan untuk unsur A dengan bilangan oksidasi rendah,

disebutkan asam diikuti nama Latin unsur A dengan akhiran -it.

Untuk unsur A dengan bilangan oksidasi tinggi, disebutkan asam

diikuti nama Latin unsur A dengan akhiran -at.

Unsur Biloks Rumus Kimia Asam Nama Asam

N

P

S

+3+5+3+5+4+6

HNO2

HNO3

H3PO3

H3PO4

H2SO3

H2SO4

Asam nitritAsam nitratAsam fosfitAsam fosfatAsam sulfitAsam sulfat

Konsep Reaksi Redoks dalam Lingkungan

1. Peruraian Zat oleh Bakteri

Zat-zat yang ada di alam ini pada umumnya dapat

diuraikan oleh bakteri aerob (perlu udara) maupun bakteri

anaerob (tidak memerlukan udara).

Pada saat bakteri aerob bekerja >> terjadi reaksi oksidasi Pada saat bakteri aerob bekerja >> terjadi reaksi oksidasi

Pada saat bakteri anaerob bekerja >> terjadi reaksi reduksi

Bakteri anaerob menghasilkan zat-zat yang berbau

sekaligus gas metana (CH4) yang dapat digunakan sebagai

bahan bakar.

Bakteri anaerob untuk mereduksi senyawa-senyawa

organik dimanfaatkan untuk pembuatan biogas.

2. Pembakaran Hidrokarbon

Pembakaran batu bara, bahan bakar minyak (BBM), dan

kayu (hutan) juga merupakan reaksi redoks.

Pembakaran sempurna akan menghasilkan gas karbon

dioksida (CO2) dan air (H2O).

Pembakaran tidak sempurna akan menghasilkan gas

karbon monoksida (CO).karbon monoksida (CO).

Gas karbon monoksida bersifat racun dan merugikan bagi

manusia karena mengganggu kerja hemoglobin.

Oksidasi

CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(g)

Reduksi