30
Jayalah negriku Oleh Adi Saputro (01) Walau peluru menembus tulang Aku terus menerjang dan berjuang Tanpa ragu, Aku terus maju dan satu Meski raga tak lagi mampu, Dengan tekat aku akan bertumpu Yang kumau Ku pun tahu Sungguh, Hanya demi itu Indonesia masih ada korupsi Dan diskriminasiDengan Polri dan TNI Ayo mari lindungi negri Jayalah negriku, Indonesiaku

Puisi ppkn

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Puisi ppkn

Jayalah negrikuOleh Adi Saputro (01)

Walau peluru menembus tulang Aku terus menerjang dan berjuang

Tanpa ragu, Aku terus maju dan satu

Meski raga tak lagi mampu, Dengan tekat aku akan bertumpu

Yang kumau Ku pun tahu

Sungguh, Hanya demi itu

Indonesia masih ada korupsi Dan diskriminasiDengan Polri dan TNI

Ayo mari lindungi negri

Jayalah negriku, Indonesiaku

Page 2: Puisi ppkn

NEGRIKUOleh Aditya Aria Hermawan (02)

NegrikuKurelakan nyawaku untukmu

Demi negri menyongsong pagiTiada lelah tiada putus asa

Aku anak IndonesiaSuara lantang menyuarakan

Merdeka..Merdeka..Karena hasil dari para pejuang

Suci jiwaku menghargai harapan mereka

Semangat juang para pahlawanGugur damai di medan perang

Harum namamu dikandung badanDan tak akan terlupakan

Apakah ini negriku yang kukenal?Apakah ini bangsaku yang kukenal?

Andai saja perdamaian di dunia ini adaAndai saja kemakmuran di dunia ini ada

NegrikuAndai aku bisa merubah negri ini

Akan kuubah negri ini semakmur negri di surgaDan mensejahterakan rakyatnya

Page 3: Puisi ppkn

GURUOleh Andri Prasetyo (03)

Guruku yang muliaYang tak pernah lupaYang tak kenal lelahMemberikan semua ilmumu

Ilmu yang bermanfaatUntuk generasi penerus bangsaYang belum tahu dan mengertiArti sebuah bela Negara

GuruKau relakan waktumuUntuk mendidik muridmuYang kurang ajar dan tidak tauArti berterimakasih

Kau relakan hidupmuMengerahkan seluruh tenagamuUntuk anak didikmuDemi bangsa dan Negara

Kau tetap tegapUntuk membela bangsa dan negaraMeskipun upah tak seberapaSemangatmu tak pernah padam

Berangkat pagiPulang soreDari senin hingga jumatKau tak pernah lelah berjuang

Tak patah semangatTak hilang akalUntuk mendidikMencerdaskan bangsa

Walau hujan datangWalaupun masih sakit

Page 4: Puisi ppkn

Tak kau hiraukanKaulah pahlawanPahlawan tanpa tanda jasa

Pertahanan, Bela NegaraOleh Aprilia Ayu Prawesti (04)

1945 ...Indonesia merdekaDisaat dimana pertahanan, keamanan belum terkendaliPemberontakan mengancam!Tapi, semua redup1969 ...Negara terkendali

Kesetiaan setiap insan dalam bela negaraKedaulatan pemerintahPengakuan negara lainHal tersebut, Indonesia terbentuk

Eksistensi dan kejayaanDipengaruhi pada setiap insanKembangkan!Berani dalam satu nyaliCinta tanah air, bangsa, dan negara

Bela negaraLakukan dengan pertahanan!Mengisi kemerdekaanKobarkan semangat cinta tanah airUntuk bangsa dan negaraPartisipasi masyarakatMaka, Indonesia sejahtera,Adil dan makmur

Page 5: Puisi ppkn

Ulah KoruptorOleh Aprillia Eva D (05)

Tikus – tikus negaraPemakan uang negaraYang hidup bergelimang hartaYang kenyang karena makan dana

Negaraku .. Indonesiaku..Akankah kau akan maju ?Jika pejabat – pejabat negara Terus menggerogoti uang negara

Akankah maju bangsamu ?Akankah sejahtera rakyatmu ?Akankah bangsamu makmur ?Akan kemana bangsamu hidup ?

Di sini ku korbarkan semangatkuBerteriak bak demonstran anti korupsiMenggedor – gedor hati pemerintahUntuk memberantas dan membasmi koruptor

Bersama – sama kita memajukan bangsa,Mensejahterakan rakyat,Memakmurkan bangsa,Bersama membawa Indonesia yang lebih baik

Sampai kapanpun dan dimanapunAku akan membela negara ini, mempertahankan negara ini

Page 6: Puisi ppkn

Sampai darah titik penghabisan Demi tanah airku tercinta, Indonesia

Pahlawan IndonesiakuOleh Dini Ratna Dewanti (06)

Untuk negara iniKau korbankan seluruh waktumuUntuk bangsa iniKau pertaruhkan nyawamu

Tanpa rasa takutDan semangat yang membaraKau taklukan merekaMeski maut menghadang

Hari-hari penuh pembunuhanPenuh darah perjuanganmuMeski hanya ditemani bambu runcingSemangatmu tak pernah padam

Pahlawan IndonesiakuHanya jasamu yang bisa kami kenangPerjuanganmu yang besarMembawa Indonesia ke dalam istana kemerdekaan

Demi negri iniDemi bangsa iniAkan kami teruskan perjuanganmuPahlawan Indonesiaku

Page 7: Puisi ppkn

KUPERTAHANKAN KAUOleh Dwi Yuniawati (07)

Semua yang telah ku saksikanSemua kejayaan yang kau punyaApakah itu semua tak cukupBangsaku ini memang tak sejaya dirimu

Teganya kau melakukan semua iniTidakkah kau punya harga diri?Tidakkah kau malu dengan tindakanmu?Tidakkah kau sadar akan risikonya?

Berabad-abad lamanya nenek moyangku berjuangBeribu-ribu pahlawan telah terenggut nyawanyaSemua mereka lakukan untuk mempertahankan bangsa ini

Dahulu memang berbeda dengan sekarangPenjajah dahulu memang berbeda dengan penjajah sekarangDahulu, angkat senjata tembaki para pembela bangsaPahlawan dahulu memang berbeda dengan sekarangDahulu, ada jiwa rela mati didalam diri para pahlawanSekarang, tidak ada jiwa rela mati demi bangsa

Merah darah putih tulangku

Page 8: Puisi ppkn

Bangsaku seperti diriku sendiriYang harus diperjuangkan sampai titik darah penghabisan

NEGERIKUOleh Febrian Wahyu S (08)

Robek-robek kulit tubuhkuPotong-potonglah badan tubuhkuTapi jangan pernah kau rendahkan negri iniDengan keterbatasan industrinya

Negriku bukan negri hasil minta-mintaNegriku adalah hasil perjuangan pahlawankuBanyak korban yang tewas dan terbunuh percumaItu semua untuk satu kesatuan NKRI yang utuh

Andai rakyatku pandai mengolah SDAKami takkan meminta pekerja ahli untuk menembangkannyaDan negriku akan menjadi negara maju no.1 di duniaTapi memang begini, SDM kami kurang berkualitasAkan tetapi kami akan trus berusaha memperbaiki citra bangsa

Page 9: Puisi ppkn

Bangsa dan Negara Adalah AkuOleh Gerarda Tania Yudhanti (11)

Pahlawan…Kau membelaku dengan jiwamuRakyat…Kau membelaku dengan kesetiaanmu

Wilayah…Kau membelaku dengan kemakmuranBerantaslah awan hitam di tubuhku dengan hujan badaiJiwa dan raga ini pun pasti akan selalu mendukung

Pemerintah…Belalah aku dengan kepemimpinanmu dan kebijakanmuBurung Garuda…Belalah aku dengan keangkuhanmu dan kegagahanmu

Jadikanlah air ini menjadi air yang mengaliri di setiap penjuruHindari hambatan dengan arusmu yang kencang Agar kau sampai di laut

Jadikanlah gunung ini menjadi gunung yang abadiMemperkuat dengan letusannya yang tajamYang menjadi sumber dari beberapa gunung

Alam…

Page 10: Puisi ppkn

Jagalah aku agar tetap seperti dahuluTeknologi…Menyebarlah di seluruh tubuhku agar menjadi berkah

“Pemuda dan Perubahan”

Indonesiaku menangisBahkan hatinya tersakitiTapi hebatnya penguasanya korupsiDan biarkan rakyatnya mengemis

Kesejahteraan-ku hanyalah khayal semataKeadilan negri ini hanya angan-anganKemerdekaanku pun terjajah lagiMalah datang kebodohan disana-sini

Indonesia, IndonesiakuAyolah kita bersatuJangan hanya tinggal diam Jangan biarkan rakyat ini menderita

Ayolah kawan ..............

Marilah kita bersatu

Page 11: Puisi ppkn

Perjuangkan bangsa iniRubah bangsa kitaMenjadi bangsa yang luar biasa

Ayolah kawan ...............

Kita adalah Pemuda untuk perubahan

Pesan Prajurit Tua Oleh Icasia Jauharah I (12)

Aku ini seorang prajurit tuaTanganku tertancap panahKulitku tertembus peluruBahkan, tidak hanya sekali,Mereka mengacungkan pisau di leherku

Aku ini seorang prajurit tuaMataku semakin rabunTelingaku semakin lemah menangkap suara

Page 12: Puisi ppkn

Tangan–kakiku semakin manjaOtotku sudah hilangRagaku lemah–rapuh

Tapi, disiniDi tanah para pemilik darah garudaDan di gudang pembelaan demi NusantaraHati dan pikirku mudaBatinku masih mudaMasih dan akan selalu muda

Disini, dalam suratkuAku–Sang Prajurit Tua, memintaKepada mereka disana–putra Soekar no-HattaKepada mereka pejuang kecilkuTolong,

Bawalah negara ini terbang lebih tinggiTinggi dan lebih tinggiMenembus lima lapisan ozon bumiMelampaui cakrawala semestaMelintas garis lintang dan bujur Tuhan

Tidak lupa untuk mereka–putri KartiniRajutlah negeri ini dengan ilmuLebih luas dari samudra terluasLebih dalam dari semua palung terdalamLebih tinggi dari gunung tertinggiLebih lebar dari sayap garuda kita

Untuk laskar mudaku–kalianLukamu tidak seperti milikkuTidak sesakit milik mereka para garuda yang sudah gugur

Dengan ini,Aku mengatakan,Kutitipkan negeri ini padamu

Page 13: Puisi ppkn

Kita Bela Bumi Pertiwi

Para pahlawan yang telah tiada

Meninggalkan kebahagiaan untuk Indonesia

Proklamasi 17 Agustus ’45..

Telah mengubah negeri kita..

Kini.. hidup damai dan tak tersakiti..

Kini.. mentari pun senyum ‘pada bumi pertiwi..

Karena, tak ada lagi..

Rakyat tempur harus mati..

Mari kita teruskan,

Misi pahlawan yang gugur perang..

Mari kita tanamkan,

Peribudi dan semangat juang..

Kita bela negeri kita..

Negara Kesatuan Republik Indonesia..

Krisanty Amelia Andriyani 13 IXC

Puisi bertema ‘Bela Negara’

Page 14: Puisi ppkn

Kita bulatkan tekad serta ambisi..

Agar tak dapat goyah lagi..

Hilangkan jua rasa benci,

Terhadap sesama rakyat bumi pertiwi..

Ayo terus berjuang!

Jangan mengekang!

Jangan biarkan para penjajah

Mengulang ‘tuk menjarah

Mari bela Negara kita!

Dengan segenap cinta rakyat Indonesia!

Page 15: Puisi ppkn

Nama = Lachesa Chairul Anam

Kelas = IX C

No. Absen = 14

Ingatan Seorang Veteran

Aku Ingat saat 68 tahun yang lalu

Saat negara ini baru didirikan

Aku ingat saat 85 tahun yang lalu

Saat para pemuda mengikrarkan janjinya

Mereka berikrar bahwa

Mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia

Mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia

Page 16: Puisi ppkn

Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Aku ingat saat 68 tahun yang lalu

Saat aku mempertahankan kedaulatan NKRI dari tangan penjajah

Saat timah panas menusuk dadaku

Tetapi aku tetap tegar

Aku tetap mengibarkan Sang Merah Putih

Walau harus mengorbankan jiwa dan raga

Hanya satu yang terdengar saat itu

Satu kata yang membangkitkan semangat juang para pemuda

Satu kata yang masih berkumandang di kepalaku

Maju..serang..merdeka atau mati

Sampai saat ini kata itu masih berkumandang

Membakar semangat juang para pemuda

Untuk melindungi bumi pertiwi

Penyakit dan Bangkit

Badannya tak seindah dulu

Mukanya tak secantik dulu

Kulitnya tak semenawan dulu

Semua menambah bebannya

Hamparan kulit mulus yang dulu ku lihat

hancur tercabik-cabik luka

Luka karena bakteri yang memiliki otak pintar

Pintar membuat luka di dalam hatinya

Page 17: Puisi ppkn

Jantung yang tertusuk amarah

Namun hanya ada bencana dan polusi yang merajalela

Biarkan aku menjadi ulat

walaupun menjijikkan namun bisa menjadi

kupu-kupu yang memperindah parasmu

Biarkan aku menjadi pohon

yang akan tumbuh kokoh untuk menopqng rasa sakitmu

Biarkan aku menjadi diriku

yang mencintaimu apa adanya

karena hanya turut menanggung hutang

dari orang yang tidak merasa harus

bertanggung jawab

Biarkan doaku menyelimutimu

biarkan cintaku membakar semua kelam

sejarahmu

Sekarang kita akan bangkit bersama

menyongsong hari esok yang cemerlang

yang tiada luka

matilah semua durjana

perusak bangsa, penyakit semesta.

damailah bangsaku!!

Page 18: Puisi ppkn

SERUAN PEJUANG

Dalam kenangan pergolakan bumi pertiwiMendung pertandakan hujan derasMenbanjiri asa yang haus kemerdekaanDia dan semua yang adaMenunggu keputusan sakral

Serbu...

Page 19: Puisi ppkn

Merdeka atau matiterdengar kian merasuk dalam jiwaDalam serbuan bambu runcngKau teriakan semangat juangDemi negeri iniRelakan terkasih menahanmuTerpaan belati untuk Ibu Pertiwi

Kini kau lihatMerah hitam tanah kelahiranmuPertumpahan darah para penjajah keji

Gemulutmu tak kunjung sirnaUntuk kemerdekaan Indonesia abadi

Nama : Nurul Mutmainah Diah OktavianiNo : 16Kelas : IX C

PEJUANG REPUBLIK INDONESIA

Karya : Oktavita Nurul Hidayati

Page 20: Puisi ppkn

Waktu selalu kau abaikan

Pagi, sore, malam tetap semangat

Putus asa kau tinggalkan

Atas dukungan rakyat

Gemulai tubuhmu

Kini, seperti merah mawar

Tapi, semua tak sepertimu

Rela berkorban ‘tuk tanah air

Tapi, semua telah berakhir

Beranimu, sucimu

Menjadi satu dan berkibar

Lambang teguh negaraku

Kan kujunjung tinggi perjuanganmu

Kuhormati demi ibu pertiwi

Terlukis dalam jiwamu

‘tuk memajukan negeri ini

Kucatat sejarahmu

Kusimpan dalam ingatanku

Page 21: Puisi ppkn

Kukenang sepanjang waktu

Sebagai cinta tanah airku

INDONESIA

Kutitipkan tumpah darahku padamu

Kutitipkan alam ini padamu

Kudukung INDONESIA

Kuyakin INDONESIA pasti bisa

INDONESIA

Kuberjanji padamu

Kanku junjung tanah air ini

Kanku teruskan perjuangan bangsa

Tuk menjadi pribadi yang lebih baik

INDONESIA

Kau negeri terkaya

Kau negeri tersubur

Kau bagai surga dunia

Keindahan mu memanjakan mata

Ke elokan mu menyinari dunia

Semangat mu membara membakar jiwa dan raga

NAMA : Ovan Jati Pamulat

Page 22: Puisi ppkn

NO : 18

KELAS : 9C

Maju Terus Pantang Mundur

Masa lalu bukanlah untuk diingat

Tak berarti harus dilupakan

Masa lalu bukanlah untuk ditangisi

Bukan pula untuk dibenci, Melainkan

Perjuangan pahlawan yang harus dihargai

Keringat bercucuran ,darah berjatuhan

Korban dimana-mana

Marilah kita hargai jasa mereka

Yang telah merelakan segalanya bagi kita

Mari Kita ,sebagai generasi muda

Meneruskan perjuangan bangsa

Page 23: Puisi ppkn

Dengan belajar kelak kita akan berguna di masa depan

Masa lalu hanyalah kenangan yang indah

Yang memberikan pelajaran untuk hidup

Yang lebih berarti

Polisi

Kau bagai besi baja

Yang melindungi rakyat dari mara bahaya

Kau berani menangkap para penjahat

Walau harus mengorbankan nyawa

Polisi....

Kau abdi setia negara

Kau relakan nyawa, harta, dan tahta

Hanya untuk membela negara

Polisi....

Mengapa kini kau berbeda

Dulu sering di pujidan disanjung masyarakat

Page 24: Puisi ppkn

Kenapa sekarang kau sering dihina dan dicaci

Polisi....

Apakah masa jayamu telah runtuh

Namamu sering kami ucapkan

Mengapa kini kau sering dilupakan

Polisi....

Kau pengayom masyarakat yang terlupakan

Dulu sahabat masyarakat

Mengapa kini kau musuh masyarakat

Namun kau tetap tegar

Mengahadapi semua cobaan ini

Kau tidak pernah dendam

Karna kau punya jiwa suci

Kini kami sadar

Bahwa kau punya hati mulia

Walaupun kami melupakanmu

Namun kau tetap melindungi kami

Page 25: Puisi ppkn

Sungguh besar jasamu

Untuk negara ini

Karna jasamu ini

Membuat kami aman

Semangat untuk nusantara

Berdiri tegap, bambu runcing di tangannyaSemangatnya membara, laksana api dalam gulitaMereka korbankan jiwa, raga, serta hartaMembela bumi nusantara rayaHingga jaya merah-putihku

Page 26: Puisi ppkn

Beriringan dengan pekik merdeka

Kini berpuluh-puluh tahun terlewat sudahSuka duka negeri iniTapi, mengapa kita tak sadar?Penjajah itu datang lagi!Datang di sisi lain,Meracuni moral bangsa

Budaya kita bagai koin Yang terhempas di lautan lepasMeski masih di bangku sekolahJangan biarkan negeri ini hancurOleh kemerosotan moral bangsaJadi anak berbudaya, wujud cinta Indonesia

Nama : Skolastika Erna Tri AndariNo : 22Kelas : Ix C