26
MAKALAH PENGANTAR STUDI ISLAM Aspek Ajaran Islam Tentang Tasawuf disertai Dalil Al-Qur’an , Al- Hadits , dan Sejarah Disusun Oleh : Khairotun Nihlah (1113016100045) Dosen : Drs. H. Abdul Shomad, MA. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Ppt tasawuf

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH PENGANTAR STUDI ISLAMAspek Ajaran Islam Tentang Tasawuf disertai Dalil Al-Qur’an , Al- Hadits , dan

Sejarah

Disusun Oleh :Khairotun Nihlah(1113016100045)

Dosen :Drs. H. Abdul Shomad, MA.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA2014

MUQADDIMAHTasawuf merupakan salah satu unsur

penting dalam kehidupan umat islam. Iamerupakan unsur spiritual dari ajaran islam yangmenyebabkan kehidupan lebih bermakna.Tasawuf memang belum terdefinisikan secarategas dimasa awal kelahiran islam. Namun,indikasi adanya tasawuf sudah dirasakan sejakzaman Nabi. Tasawuf berkembang setelah islamtersebar ke berbagai pelosok dunia, bahkankemudian menjadi unsur yang dominan dalamislam.

Pengertian dan Asal Usul Tasawuf

• Tasawuf atau Sufisme berasal dari bahasa arab: تصوف

• Tasawuf memiliki banyak pengertian sesuai dengan asal-usul kata tersebut antara lain : • Shafa (Suci) (صفا), Disebut shafa (suci) karena kesucian batin sufi dan kebersihan tindakannya.

• Shaff (Barisan) Karena para sufi memiliki iman yang kuat, jiwa yang bersih, dan senantiasa memilih barisan terdepan dalam shalat berjamaah.

• Shaufanah Yakni sejenis buah-buahan kecil berbulu yang banyak tumbuh di padang pasir jazirah Arabia.

• Shuffah (Serambi tampak duduk) Yakni shufah masjid nabawi di madinah yang disediakan bagi para tunawisma dan kalangan muhajirin dimasa Rasulullah SAW .

• Shafwah (Yang terpilih atau terbaik)Sufi adalah orang yang terpilih diantara hamba-hamba Allah SWT .

• Shuf (Bulu domba) Karena para shufi memakai pakaian dari bulu domba yang kasar, sebagai lambang kerendahan hati, untuk menghindari sikap sombong disamping untuk menerangkan jiwa serta meninggalkan usaha-usaha yang bersifat duniawi.Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, Zakaria Al-Anshari (852-925/1448-1515M) seorang penulis tasawuf, meringkas tasawuf sebagai cara menyucikan diri, meningkatkan akhlak, dan membangun kehidupan jasmani dan rohani untuk mencapai kebahagiaan abadi.

Dua hal pokok tentang tasawuf yang disepakati semua pihak yaitu : 1. Kesucian jiwa untuk menghadap Allah SWT sebagai Zat yang Maha Suci. 2. Upaya pendekatan diri secara individual kepadanya.Kedua pokok tasawuf itu mengacu pada pesan dalam Al-Qur’an :

Artinya : “ Sesungguhnya beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman) dan mengingat nama tuhannya, lalu dia shalat. (QS. Al-A’la / 87: 14-15)

Asal-usul Tasawuf

Sebagian pendapat mengatakan bahwa paham tasawuf merupakan paham yang sudah berkembang sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasulullah, khususnya orang-orang Islam di daerah Irak dan Iran sekitar abad 8 M. Mereka sebelumnya merupakan orang-orang yang memeluk agama non Islam atau menganut paham-paham tertentu dan menjauhkan diri dari

kemewahan dan kesenangan keduniaan. Sebagian pendapat lagi mengatakan bahwa asal-usul

ajaran tasawuf berasal dari zaman Nabi Muhammad. Berasal dari kata (suffa), dan pelakunya disebut dengan ahl al-suffa, seperti telah disebutkan di atas. Mereka dianggap sebagai penanam benih paham tasawuf yang berasal dari pengetahuan Nabi Muhammad.

Sejarah Perkembangan Tasawuf• Fase dalam perkembangan tasawuf:

1.Pada masa awal era Islam dakwah kepada tasawuf itu belum diperlukan, karena pada era itu, semua orang adalah ahli takwa, waraa dan ahli ibadah. Mereka semua berlomba mengikuti dan meneladani Rasulullah dalam setiap aspek. Oleh karena itu, mereka belum membutuhkan tasawuf karena segala sesuatunya didasarkan pada perkataan, perbuatan dan ketetapan Rasulullah.2.Pada masa sahabat dan tabi’in sudah menggunakan tasawuf, tetapi belum mengggunakan istilah tasawuf, karena para sahabat dan tabiin merupakan sufi yang sesungguhnya. Tasawuf merupakan sifat-sifat umum yang terdapat pada hampir seluruh sahabat Nabi tanpa terkecuali dan adanya perasaan takut dan cintanya mereka kepada Allah dan Rasulullah melebihi dirinya sendiri.

3.Setelah masa Sahabat dan Tabiin beragam bangsa mulaimemeluk Islam. Bidang ilmu pengetahuan semakin meluas danterspesialisasi, muncullah ilmu fiqih, ilmu tauhid, ilmu hadits,ilmu ushul fiqih, ilmu faraid dan ilmu-ilmu lainnya.

4.Setelah fase tersebut pengaruh spiritual Islam sedikit demisedikit melemah. Manusia mulai lupa akan kewajibannya kepadaAllah, sehingga ahli uhud terdorong untuk mengkodifikasikanilmu tasawuf serta menerangkan kemuliaan dan keutamaannyadiantara ilmu-ilmu lainnya. Mulai dari fase inilah ilmu tasawufberkembang.

Karakteristik Tasawuf

• Ajarannya benar-benar menurut al-qur’an dansunnah , terikat dan tidak keluar dari ajaran-ajaran syariah islamiah.

• Lebih cenderung pada prilaku atau moralkeagamaan dan pada pemikiran.

• Banyak dikembangkan oleh kaum salaf.• Termotivasi untuk membersihkan jiwa yang lebih

berorientasi pada aspek dalam yaitu cara hidupyang lebih mengutamakan rasa,dan lebihmementingkan keagungan tuhan dan bebas dariegoisme.

Dasar-dasar dari Al-Qur’an

• Meskipun terjadi perbedaan makna dari kata shufy akan tetapi jalan yang ditempuh kaum sufi berlandasakan Islam. Diantara ayat-ayat Allah yang dijadikan landasan akan kezuhudan dalam kehidupan dunia adalah firman Allah dalam al-Qur’an yang berbunyi:Artinya:

ه في حرثه ومن من كان يريد حرث اآلخرة نزد ل ها وما له في اآلخرة من كان يريد حرث الدنيا نؤته من

نصيب

Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat. (Q.S Asy-Syuura [42] : 20)

Sumber-Sumber Tasawuf dari sisi Keislaman

Para pengkaji tentang tasawuf sepakat bahwasanyatasawuf berazaskan kezuhudan sebagaimana yangdipraktekkan oleh Nabi Saw, dan sebagian besar darikalangan sahabat dan tabi’in. Kezuhudan inimerupakan implementasi dari nash-nash al-Qur’andan Hadis-hadis Nabi Saw yang berorientasi akhiratdan berusaha untuk menjuhkan diri dari kesenanganduniawi yang berlebihan yang bertujuan untukmensucikan diri, bertawakkal kepada Allah Swt, takutterhadap ancaman-Nya, mengharap rahmat danampunan dari-Nya dan lain-lain.

Diantara nash-nash al-Qur’an yang mememerintahkan orang-orang beriman agar senantiasa berbekal untuk akhirat adalah

firman Allah dalam Q.S al-Hadid [57] ayat: 20

• فاخر عب ولهو وزينة وت اعلموا أنما الحياة الدنيا ل

األوالد كمثل غيث بينكم وتكاثر في األموال و

ا ثم هيج فتراه مصفر أعجب الكفار نباته ثم ي

شديد ومغفرة يكون حطاما وفي اآلخرة عذاب

ورضوان وما الحياة الدنيا إال متاع من الل

الغرور

Artinya:Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalahpermainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentangbanyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itumenjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudianmenjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras danampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan duniaIni tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjadi Landasan sebagian Tingkatan dan Keadaan para sufi.

1. Tingkatan zuhud, misalnya (yang banyak diklaim sebagai awal beranjaknya tasawuf), telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 77 yang artinya:“Katakanlah kesenangan di dunia ini hanya sementara, dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa”.

2. Tingkatan takwa berlandaskan pada firman Allah pada surat Al-Hujurat ayat 13 yang artinya:

“Sesungguhnya, orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu”.

3. Tingkatan tawakal, menurut para sufi, berlandaskan pada firman-firman Allah antara lain surat At-Thalaq ayat 3 yang

artinya: “Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah

mencukupkan (keperluan)nya”;dan surat Az-Zumar ayat 39 yang artinya:

“Dan hanya kepada Allah-lah orang-orang yang beriman itu bertawakal”.

Tingkatan syukur antara lain berlandaskan kepada firman Allah surat Ibrahim ayat 7 yang artinya:

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu”.

4. Tingkatan sabar berlandaskan pada firman Allah surat Al-Mu’minun ayat 55 yang artinya:

“Maka bersabarlah kamu karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah

seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi”.dan surat Al-Baqarah ayat 155 yang artinya:

“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.

5. Tingkatan rida berdasarkan pada firman Allah surat Al-Maidah ayat 119 yang artinya:

“Allah rida terhadap mereka, dan merekapun rida terhadap-Nya”.

Dasar- dasar dari Hadits

1. “Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku sejengkal maka Aku mendekatinya sehasta, jika dia mendekat sehasta, maka Aku mendekat sedepa, jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku datang kepadanya berlari (H.R.Bukhari)”.

عن .2 قال أت عل سهل بن سعد الساعدي يه وسلم ى النبي صلى الل

دلني على ع مل إذا أنا عملته أحب رجل فقال يا رسول الل ني الل

صل عليه وسلم ازه وأحبني الناس فقال رسول الل د في ى الل

وازهد فيما في أ يدي الناس يحبوك الدنيا يحبك الل

Artinya: Dari sahabat Sahal bin Saad as-Sa'idy beliau berkata: datang seseorang kepada Rasulullah Saw dan berkata: 'Wahai Rasulullah !

tunjukkanlah kepadaku sutu amalan, jika aku mengerjakannya maka Allah akan mencintaiku dan juga manusia', Rasulullah Saw bersabda: "berlaku

zuhudalah kamu di dunia, maka Allah akan mencintaimu, dan berlaku zuhudlah kamu atas segala apa yang dimiliki oleh manusia, maka mereka

(manusia) akan mencintaimu".

Hadis Nabi lainnya yang menjadi pedoman tasawuf antara lain adalah anjuran Nabi untuk tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama, akan tetapi akhiratlah sebagai tujuan utama seperti yang diriwayatkan Imam Bukhari, begitu juga wasiat Rasulullah kepada Abdullah bin Umar sambil

menepuk pundaknya.

Para Tokoh Tasawuf

1. Hasan Al Bashri

Karakteristik dasar pendiriannya yang paling utama adalah zuhud terhadap kehidupan dunawi sehingga ia menolak segala kesenangan dan kenikmatan duniawi. kedua adalah al-khouf dan raja’. Dengan pengertian merasa takut kepada siksa Allah karena berbuat dosa dan sering melalakukan perintahNya. Serta menyadari kekurang sempurnaannya. Oleh karena itu, prinsip ajaran ini adalah mengandung sikap kesiapan untuk melakukan mawas diri atau muhasabah agar selalu memikirkan kehidupan yang akan datang yaitu kehidupan yang hakiki dan abadi.

2. Rabiah Al Adawiyah

• Karakteristik ajarannya adalah Ia merupakan orangpertama yang mengajarkan al hubb dengan isi danpengertian yang khas tasawuf.Cinta murni kepadaTuhan merupakan puncak ajarannya dalam tasawufyang pada umumnya dituangkan melalui syair-syairdan kalimat-kalimat puitis. Bisa dikatakan, dengan al-hubb ia ingin memandang wajah Tuhan yang ia rindu,ingin dibukakan tabir yang memisahkan dirinyadengan Tuhan.

3. Dzu Al Nun Al Misri

• Karakteristik ajaran yang paling besar dan menonjol dalam dunia tasawuf adalah sebagai peletak dasar tentang jenjang perjalanan sufi menuju Allah,yang disebut Al maqomat. Beliau banyak memberikan petunjuk arah jalan menuju kedekatan dengan Allah sesuai dengan Pandangan sufi.

4. Abu Hamid Al-Ghazali

• Inti tasawuf Al Ghazali adalah jalan menuju Allahatau ma’rifatullah. Oleh karena itu,serial Al maqomatdan al ahwal,pada dasarnya adalah rincian darimetoda pencapaian.

Manfaat Tasawuf

• 1.Dalam bidang kecerdasan emosionalApabila dapat mengamalkan tasawuf dengan baik maka

dapat mengendalikan emosionalnya dengan baik pula.2.Dalam bidang kecerdasan spiritual

Tasawuf mengingatkan manusia tentang kematian, agar umat manusia selalu beribadah, beramal shaleh, serta menjauhi perbuatan maksiat dan kejahatan.3.Dalam bidang Agama

Tasawuf diperlukan untuk mengamalkan Islam secara kaffah serta untuk mengembangkan kerukunan hidup beragama dan integrasi sosial.

4.Dalam bidang etos kerjaTasawuf dapat memperkuat etos kerja karena dalam

ajaran Islam bekerja itu wajib untuk memenuhi keperluan diri sendiri, keluarga dan umat.5.Dalam bidang Pendidikan

Tasawuf merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu diajarkan di Madrasah dan mata kuliah di Perguruan Islam untuk mengembangkan kehidupan agama yang komprehensif dan utuh serta untuk mengembangkan masyarakat dan bangsa yang bersih, sehat dan maju.

Terima Kasih