47
BK Pembinaan Bahasa Nasional P E N A L A R A N .

Ppt penalaran

Embed Size (px)

Citation preview

BKPembinaan Bahasa Nasional

P E N A L A R A N

.

KELOMPOK IV

1. SUWANDI2. SAUDIN3. UKHTI KAMELLA4. ERLIN WINARTI5. KHUSNUL ROBIAH6. RISKA RATNA SARI

PENALARAN ???

Pengertian Menurut Ahli

Menurut Bakry (1986:1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.

Menurut Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.

Menurut Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.

PENGERTIAN PENALARAN

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu simpulan berupa pengetahuan.

Penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.

PENGERTIAN PROPOSISI

Proposisi adalah apa yang dihasilkan dengan mengucapkan suatu kalimat.

Proposisi disebut sebagai “tempat kebenaran” bukan bahwa proposisi itu selalu benar, melainkan karena hubungan yang diakui atau diingkarinya itu dapat diuji dengan kenyataan, dan hasilnya pun dapat benar dan dapat salah.

Unsur - Unsur Proposisi

Term subyek : hal yang tentangnya pengakuan atau pengingkaran ditujukan.

Term predikat : apa yang diakui atau diingkari tentang subyek

Kopula : penghubung (adalah, bukan/tidak) antara term subyek dan term predikat, dan sekaligus member bentuk (pengakuan atau pengingkaran) pada hubungan itu.

PENGERTIAN TERM

Ungkapan pengertian dalam bentuk kata atau istilah

JENIS DAN BENTUK PROPOSISI

Dari bentuknya proposisi terbagi menjadi :

1. Proposisi Tunggal

2. Proposisi Majemuk

1. Proposisi Tunggal yaitu proporsi yang hanya memiliki atau terdiri dari satu Subjek dan satu Predikat. Contoh : Mahasiswa harus menjaga kebersihan.

2. Proposisi majemuk yaitu proporsi yang terdiri dari satu Subjek dan terdapat lebih dari satu Predikat.

Contoh:Semua kelas harus bersih

dan nyaman.

JENIS DAN BENTUK PROPOSISI

Dari sifatnya proporsi terbagi menjadi : 1. Proporsi Kategorial2. Proporsi Kondisional3. Proporsi Kualitatif

a. Proporsi Positif b. Proposisi Negatif

4. Proposisi Kuantitasa. Proposisi Universalb. Proposisi Khusus

1. Proposisi Kategorial yaitu proporsi dimana hubungan Subjek dan Predikat  tanpa membutuhkan syarat apapun.Contoh :Semua Kelinci berkaki empat

 2. Proposisi Kondisional yaitu proporsi

dimana Subjek dan Predikat memerlukan syarat tertentu.dalam proporsi ini haruslah terdapat sebab dan akibat.Contoh :Jika tidak rajin membaca,maka saya akan menjadi bodoh.

4. Proposisi Kualitatif, terbagi menjadi :a. Proposisi Positif yaitu proposisi yang

Subjek dan Predikatnya terdapat penyesuaian atau proposisi yang memiliki Predikat yang membetulkan Subjek.Contoh : Semua anak SMP adalah lulusan SD.

b. Proposisi Negatif yaitu proposisi dimana Subjek dan Predikatnya tidak memiliki hubungan atau Predikatnya tidak membetulkan Subjek.Contoh:Semua tumbuhan bukanlah manusia.

4. Proposisi Kuantitas terdiri dari :a. Proposisi Universal yaitu

proposisi yang Predikatnya membenarkan semua Subjek.Contoh :Semua mobil memiliki roda.

b. Proposisi Khusus yaitu proposisi yang Predikatnya tidak membenarkan semua Subjek.Contoh :Tidak semua daun berwarna

hijau.

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui, dan berakhir pada suatu kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus.

Penarikan kesimpulan secara deduktif

1. Menarik Simpulan secara Langsung

2. Menarik Simpulan secara Tidak Langsung

Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Misalnya:a. Semua S adalah P. (premis)

Sebagian  P adalah S. (simpulan)Contoh:Semua ikan berdarah dingin. (premis)Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)

1. Menarik Simpulan secara Langsung

b. Tidak satu pun S adalah P. (premis)Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)Contoh:Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat. (premis)Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk.

(simpulan)

c. Semua S adalah P. (premis)Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)Tidak satu pun tak-P adalah S. (simpulan)Contoh:Semua gajah adalah berbelalai. (premis)Tak satu pun gajah adalah tak berbelalai.

(simpulan)Tidak satu pun yang tak berbelalai adalah gajah. (simpulan)

Penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.

Untuk itu, kita memerlukan suatu premis (pernyataan dasar) yang bersifat pengetahuan yang semua orang sudah tahu, umpamanya setiap manusia akan mati, semua ikan berdarah dingin, semua sarjana adalah lulusan perguruan tinggi, atau semua pohon kelapa berakar serabut.

2. Menarik Simpulan secara Tidak Langsung

Jenis Penalaran Deduksi dengan Penarikan secara Tidak Langsung

Silogisme KategorialSilogisme HipotesisSilogisme AlterntifEntimen

1. Silogisme KategorialKategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan satu proposisi merupakan simpulan. Premis yang bersifat umum disebut premis mayordan premis yang bersifat khusus disebut premis minor. Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term minor dan predikat simpulan disebut term mayor.

Contoh:Semua manusia bijaksana.Semua polisi adalah bijaksana.Jadi, semua polisi bijaksana.

2. Silogisme Hipotesis

Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi kondisional hipotesis. Kalau premis minornya membernarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Kalau premis minornya menolak anteseden, simpulan juga menolak konsekuen.

Contoh:Jika besi dipanaskan, besi akan memuai.Besi dipanaskan.Jadi, besi memuai.

3. Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Kalau premis minornya membenarkan salah satu alternatif, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.Contoh:Dia adalah seorang kiai atau profesor.Dia seorang kiai.Jadi, dia bukan seorang profesor.

4. Entimen

Silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.Contoh:Semua sarjana adalah orang cerdas.Ali adalah seorang sarjana.Jadi, Ali adalah orang cerdas.

Dari silogisme ini dapat ditarik satu entimen, yaitu “Ali adalah orang cerdas karena dia adalah seorang sarjana”.        

PENALARAN INDUKTIF

Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi.

BENTUK PENALARAN INDUKTIF

1. Generalisasi ialah proses penalaran yang megandalkan beberapa pernyataan yang

mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.

Contoh:Jika dipanaskan, besi memuai.Jika dipanaskan, tembaga memuai.Jika dipanaskan, emas memuai.Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

Hal untuk menentukan benar atau tidaknya generalisasi

1. Data itu harus memadai jumlahnya. Semakin banyak data yang dipaparkan, semakin benar simpulan yang diperoleh.

2. Data itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan simpulan yang benar.

3. Pengecualian perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat dijadikan data.

Bentuk Generalisasi

1. Generalisasi sempurnaGeneralisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki. Contoh : Perhitungan jumlah siswa disuatu sekolah.

2. Generalisasi tidak sempurnaGeneralisasi tidak sempurna adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkakn kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.Contoh: Hampir seluruh wanita dewasa gemar menggunakan sepatu hak tinggi (high-heeled).

Bentuk Generalisasi

Contoh:Nina adalah lulusan akademi A.Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.Ali adalah lulusan akademi A.Oleh sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

2. Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.

Tujuan penalaran secara analogi

Analogi dilakukan untuk meramalkan sesuatu.

Analogi diakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.

Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.

Misalnya:Tombol ditekan, akibatnya bel

berbunyi. Hujan turun dan jalan-jalan

becek. Ia kena penyakit kanker darah

dan meninggal dunia

Hubungan Kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.

Hubungan Antarmasalah yang Berkaitan dengan Hubungan Klausal

1. Sebab-AkibatSebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping itu, hubungan ini dapat pula berpola A menyebabkan B, C, D, dan seterusnya. Jadi, efek dari satu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.Misalnya:Andaikata angin tiba-tiba bertiup. (A), dan hujan yang tiba-tiba turun. (B), ternyata tidak sebuah manggapun yang jatuh. (E), tentu kita dapat menyimpulkan bahwa jatuhnya mangga itu disebabkan oleh lemparan anak-anak. (C).

2. Akibat-SebabAkibat-Sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi kedokter. Ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi, dalam penalaran jenis akibat-sebab ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.

3. Akibat-akibat Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain. Contoh :Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek. Ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah.

SALAH NALAR

Merupakan gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.

Macam-Macam Salah Nalar

1. Deduksi yang salah2. Generalisasi terlalu luas,

dan 3. Pemilihan terbatas pada

dua alternatif

1. Deduksi yang salah

Salah nalar yang disebabkan oleh deduksi yang salah merupakan salah nalar yang amat sering dilakukan orang. Contoh :Pak Ruslan tidak dapat dipilih sebagai lurah disini karena dia miskin.

2. Generalisasi Terlalu Luas

Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah. Selain itu, salah nalar jenis ini terjadi dikarenakan kurangnya data yang dijadikan dasar generalisasi, sikap “menggampangkan”, malas untuk mengumpulkan dan menguji data secara memadai, atau ingin segera meyakinkan orang lain dengan bahan yang terbatas.

Contoh :Anak-anak tidak boleh memegang barang Anak-anak tidak boleh memegang barang orselen karena barang itu cepat pecah.

Dua bentuk kesalahan generalisasi

1. Generalisasi SepintasKesalahan ini terjadi dikarenakan penulis membuat generalisasi berdasarkan data atau evidensi yang sangat sedikit. Contoh: Semua anak yang jenius akan sukses dalam belajar.

2. Generalisasi AprioriSalah nalar ini terjadi ketika seorang penulis melakukan generalisasi atas gejala atau peristiwa yang belum diuji kebenaran atau kesalahannya. Contoh:Semua pejabat pemerintah melakukan tindakan korupsi.

3. Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif

Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan “itu” atau “ini”. Contoh : Engkau harus mengikuti kehendak ayah, atau engkau harus berangkat kerumah ini.

Faktor Penyebab

salah Nalar1. Analogi yang salah2. Argumentasi bidik

orang3. Meniru-niru yang

sudah ada, dan 4. Penyamarataan para

ahli

1. Analogi yang Salah

Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.Contoh:

Sumini, seorang alumni Universitas Indonesia, dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. Oleh sebab itu, Tata, seorang alumni Universitas Indonesia, tentu dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

2. Argumentasi Bidik OrangSalah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya. Dengan kata lain, sesuatu itu selalu dihubungkan dengan orangnya.Contoh:

Peserta penataran boeh pulang sebelum waktunya karena para undangan yang mengahadiri acara pembukaan pun sudah pulang semua.

3. Meniru-niru yang Sudah Ada

Salah nalar jenis ini adalah salah nalar yang berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau atasan kita melakukan hal itu.

Contoh:Peserta penataran boleh pulang sebelum waktu nya karna para undangan yang menghadiri acara pembukaan pun sudah pulang semua.

4. Penyamarataan Para Ahli

Salah nalar ini disebapkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil simpulan. Contoh:

Perkembangan sistem pelayanan kita dapat dibahas secara panjang lebar oleh Amad Panu, seorang kayu yang terkenal itu.

47