Upload
agustinsoetopo
View
475
Download
21
Embed Size (px)
Citation preview
Lecture 1
BRYOPHYTA
Adtri Agustin Angga Yanti
Ciri-ciri Lumut Secara Umum
• Dapat berfotosintesis, merupakan tumbuhan yang eukariotik dan multiseluler.
• Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati (talus).• Struktur tubuhnya masih sederhana sehingga tidak
memiliki berkas pembuluh angkut (xylem dan floem).• Lumut umumnya merupakan tumbuhan kecil, biasanya
hanya beberapa mm sampai beberapa cm saja.• Ukuran tinggi tubuh bervariasi.• Mengalami pergiliran keturunan (dari gametofit ke sporofit)
yang disebut metagenesis.• Reproduksi secara seksual dan aseksual.• Habitatnya di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun
disebut sebagai epifit (organisme yang hidup menempel pada tumbuhan lain). Jika pada hutan banyak pohon epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut.
• Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai plastida yang menghasilkan klorofil a dan b sehingga lumut bersifat autotrof.
• Tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus (talofita) dengan tumbuhan berkormus (kormofita). Karena tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati.
• Lumut melekat dengan perantaraan rhizoid (akar semu). Rizoid berbentuk seperti benang /rambut untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air dan garam-garam mineral.
• Dinding sel lumut terdiri dari selulosa.• Spora lumut tumbuh dan berkembang menjadi protonema
(filament yang berwarna hijau)• Kromosom tumbuhan lumut bersifat haploid.• Batang dan daun tegak pada lumut memiliki susunan yang
berbeda.• Lapisan lumut yang tebal dipermukaan batang dapat membantu
menangkap dan menyimpan air serta menjaga kelembaban hutan.
Reproduksi• Perkembangbiakannya : dapat melalui vegetatif
dan generatif• Secara vegetatif, yaitu melalui pembentukan
spora yang dibentuk dalam sporangium Dari spora akan tumbuh individu baru
• Secara generatif, yaitu melalui peleburan gamet-gamet Gamet dibentuk dalam gametangium
• Baik Sporangium maupun gametangium hanya terdiri dari satu sel saja
• Perkembangan pada lumut melalui pergiliran sistem reproduksi dari aseksual dan seksual : METAGENESIS
Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding
arkegonium.2. Seta atau tangkai.3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang
merupakan peralihan antara seta dan kotak spora.4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding
arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.
Menurut letak gametangia, lumut dibedakan menjadi :
1. HOMOTALUS (berumah satu) jika anteridium dan arkegoniumnya berada pada satu talus (satu individu)
2. HETEROTALUS (berumah dua) jika pada satu talus (individu) hanya memiliki arkegonium saja atau anteridium saja
• Pada Bryophyta alat kelamin berupa anteridium dan arkegonium. Sporangiumnya selalu terdiri atas banyak sel.
• Pada semua tumbuhan yang tergolong dalam Bryophyta, terdapat kesamaan bentuk dan susunan gametangiumnya, baik mikrogametangium (anteridium) maupun makrogametangium (arkegonium)nya.
• Arkegoniumnya mempunyai bentuk susunan dan karakteristik yang juga kita jumpai pada Pteridophyta, oleh sebab itu Bryopyta beserta Pteridophyta ada yang menjadikan satu golongan dengan nama Archegoniata.
Arkegonium adalah gametangium ♀ yang bentuknya seperti botol. Bagian yang lebar disebut perut, dengan bagian sempit leher.Baik bagian perut maupun bagian leher mempunyai dinding yang terdiri atas selapis sel. Dalam bagian perut terdapat satu sel pusat yang besar, yang sebelum arkegonium masak (siap untuk dibuahi) membela menjadi sel telur dan satu sel yang terdapat pada pangkal leher dan dinamakan sel saluran perut.Pada Bryophyta terdapat beberapa sel saluran leher, sedangkan pada Pteridophyta hanya satu sel saja. Pada Spermatophyta, arkegonium mengalami reduksi yang lebih jauh.
• Mikrogametangium (anteridium) adalah gametangium ♂ yang berbentuk bulat atau seperti ganda.
• Dindingnya seperti dinding arkegonium pun terdiri atas selapis sel-sel mandul baik lumut yang masih hidup di air atau dekat dengan air, maupun yang betul-betul telah merupakan tumbuhan darat, untuk terselenggaranya pembuahan memerlukan air, karena tanpa air spermatozoid tak dapat bergerak.
• Pada Bryophyta embrio itu tumbuh menjadi satu badan kecil yang akan menghasilkan spora, yaitu sporongium.
• Sporongium tidak merupakan suatu tumbuhan yang terpisah, melainkan tetap pada induknya dan seakan-akan menjadi parasit pada tumbuhan induknya.
• Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut spora yang kecil dan haploid berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema.
Protonema Protonema pada lumut ada yang menjadi besar,
ada pula yang tetap kecil. Pada protonema ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya.
Tubuh tumbuhan lumut berupa talus seperti lembaran-lembaran daun (pada Hepaticopsida) atau telah mempunyai habitus seperti pohon kecil dengan batang dan daun-daunnya (pada Musci), tetapi padanya belum terdapat aakr yang sesungguhnya, melainkan hanya rizoid-rizoid yang berbentuk benang-benang atau kadang-kadang telah menyerupai akar.
Pada tumbuhan lumut inilah dibentuk gametangium. Setelah sel telur dibuahi oleh spermatozoid yang bentuknya seperti spriral atau alat pembuka gabus tutup botol dengan dua bulu cambuk itu, maka zigot tidak memerlukan waktu istirahat dulu, tetapi terus berkembang menjadi embrio yang diploid.
Kaki masuk ke jaringan lumut yang lebih dalam dan berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium). Embrio itu lalu tumbuh merupakan suatu badan yang bulat atau jorong dengan tangkai pendek atau panjang yang dinamakan sporogonium.
Di dalam bagian yang bulat itu dibentuk spora, oleh sebab itu bagian tersebut juga disebut kapsul spora. Jaringan dalam kapsul spora dinamakan arkespora.
Arkespora membentuk sel induk spora, dan dari satu sel induk spora dengan membelah reduksi terjadilah empat spora yang berkelompok merupakan tetrade.
Dari spora itu, bergantung pada macam sporanya, akan tubuh lumut yang berumah satu atau berumah dua. Spora itu membulat sebelum terpisah-pisah dan terlepas dari kapsul spora.
• Dinding spora terdiri atas dua lapisan, yang luar kuat disebut eksosporium, dan yang dalam lunak disebut endosporium. Jika spora berkecambah eksosporium pecah.
• Selain pembiakan dengan spora, pada lumut terdapat pula pembiakan vegetatif dengan kuncup enam, yang terjadi dengan bermacam-macam cara pada protonema, talus, atau bagian-bagian lain pada tubuh lumut.
SIKLUS HIDUP LUMUT
o Dalam daur hidupnya lumut menunjukan adanya pergiliran keturunan yang jelas. Dari spora tumbuh protonema dan seterusnya tumbuh tumbuhan lumut yang menghasilkan anteridium dan arkegonium.
o Protonema dan lumutnya sendiri adalah gametofit dan merupakan fase perkembangan yang haploid. Dari sel telur yang telah dibuahi tumbuh sporofit, yang pada lumut berupa sporogonium dan merupakan fase perkembangan yang diploid.
o Sporofit tidak hidup tersendiri, melainkan selama hidupnya tetap tinggal dan mendapatkan makanannya dari gametofitnya.
o Lumut mengalami siklus hidup diplobiontik dengan pergantian generasi heteromorfik.
o Yang dimaksud diplobiontik adalah suatu siklus hidup dimana individu penghasil gamet (gametofit) yang bersifat haploid dan individu penghasil spora (sporofit) yang bersifat diploid. Gamet-gamet yang dihasilkan dapat menyatu membentuk zigot yang tidak mengalami masa dormansi. Zigot ini kemudian tumbuh menjadi sporofit yang bersifat diploid. Dalam hal ini, meiosis terjadi pada saat pembentukan spora (sporogenesis), Spora yang dihasilkan bersifat haploid dan kemudian berkembang menjadi gametofit. Baik sporofit maupun gametofit masing-masing dapat memperbanyak dirinya dengan cara aseksual. Dikatakan isomorfik bilamana gametofit dan sporofit memiliki kesamaan bentuk, sedangkan disebut heteromorfik bilamana gametofit dan sporofit masing-masing bentuknya berbeda.
o Bryophyta mengalami dua fase dalam siklus hidupnya, yaitu fase gametofit dan sporofit. Dalam siklus hidupnya, fase gametofit lebih dominan dibandingkan fase sporofitnya.
o Fase gametofit adalah lumut yang biasa kita lihat sehari-hari. Gametofit merupakan lumut yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Fase sporofit merupakan lumut yang berada dalam keadaan menghasilkan spora.
Klasifikasi Bryophyta
Lumut (Bryophyta) diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu :1) Lumut daun (Bryopsida)2) Lumut hati (Hepaticopsida)3) Lumut tanduk
(Anthocerotopsida)
Lumut Daun (Bryopsida)
• Lumut daun terdiri atas lebih kurang 12.000 jenis dan tersebar dimana-dimana. Lumut ini dapat kita temukan di antara rumput-rumput, di atas cadas, pada batang-batang dan cabang-cabang, bahkan ada yang ada pada daun-daun pohon-pohonan, di rawa-rawa, tetapi jarang di dalam air.
• Mengingat tempat tumbuhnya yang bermacam-macam itu, maka tak mengherankan jika tubuhnya menunjukkan struktur yang bermacam-macam pula.
• Kebanyakan dari lumut daun suka pada tempat yang basah, tetapi ada juga yang suka akan tempat- tempat yang kering. Beberapa macam diantaranya dapat sampai berbulan-bulan menahan kekeringan sampai bertahun-tahun.
Ciri-ciri Umum Bryopsida
• Lumut daun juga disebut lumut sejati. • Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan
bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun. • Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup
pada cabang-cabang batang. • Protonema berbentuk daun kecil, tiap protonema
hanya akan membentuk gametafora.• Gametafora terdiri dari batang – batang yang
bercabang.• Sporongium mempunyai kaki yang lebar, seta
hanya berupa lekukan antara kaki dari kapsul.
Gametofit danSporofit
Siklus Hidup Lumut Daun
Moss Lifecycle
PROSES PERKEMBANGAN LUMUT DAUN
Lumut yang berumah satu :
• Spora berkecambah; merupakan protonema yang terdiri dari benang-benang berwarna hijau bersifat fototrop positif, banyak cabang-cabang seperti hifa, kemudian di sisi lain mengeluarkan rizoid-rizoid tidak berwarna dan bersekat-sekat dan bersifat fototrop negatif yang percabangannya menuju ke bawah (tanah)
• Rhizoid terbentuk pada awal pembelahan spora, tumbuh di pinggir yang tidak kena cahaya
• Dengan bantuan cahaya, pada protonema tumbuh kuncup (gemma cup), yaitu berupa tonjolan ke samping pada sel-sel bawah dari cabang protonema, setelah kuncup membentuk 1-2 sel tangkai, ujungnya membentuk piramid yang bersekat (membentuk segmen) dan merupakan bagian yang meristematik
• Segmen-segmen dapat memisah, setiap kali memisahkan segmen, maka tumbuh berupa sel-sel anakan baru yang akan membentuk individu tumbuhan lumut yang baru.
• Kuncup-kuncup sering membentuk rumpun namun masih dapat dibedakan antara bentuk batang, daun dan rizoid.
• Alat reproduksi terkumpul di ujung cabang-cabang yang dikelilingi daun-daun yang letaknya paling atas bersifat hemaprodit
• Lumut yang berumah dua :
• Adanya anteridium dan arkegonium.
• Perkembangan anteridium, sel pemulanya berupa pasak, segmen yang dipisahkan segera membelah menjadi sel-sel yang letaknya dipinggir dan membentuk jaringan spermatogen
• Perkembangan arkegonium, mula-mula sejalan dengan anteridium, tetapi kemudian ujung selnya berubah dengan munculnya dinding pemisah secara periklinal, membentuk tiga sel dipinggir dan satu sel ditengah berbentuk tetraeder yang kemudian akan membentuk sekat melintang dan terbentuklah sel telur beserta saluran-saluran selnya.
• Pematangan anteridium ditandai dengan terbukanya sel tutup diujung, berlendir, mengembang, kemudian pecah, demikian juga pada arkegonium.
• Pematangan arkegonium sama seperti anteridium, yaitu dinding tepinya terbuka, membengkok keluar dan membentuk corong atau robek menjadi empat bagian yang masing-masing menggulung keluar dan terjadilah pembuahan.
• Setelah pembuahan terbentuk zigot yang berbentuk sekat-sekat melintang dan berkembang menjadi embrio yang bentuknya memanjang terdiri dari sel-sel memanjang juga. Sel yang berada diujung akan membentuk sekat-sekat baru membentuk sel pemula untuk membentuk pasak.
• Sel pasak bersegmen kekiri dan kekanan, mengadakan pembelahan membentuk spora.
Embriogenesis
• Spora lumut daun di tempat yang cocok berkecambah merupakan protonema, yang terdiri atas benang-benang bewarana hijau, bersifat fototrop positif, banyak bercabang-cabang dan dengan mata biasa kelihatan seperti hifa cendawan yang berwarna hijau.
• Protonema itu mengeluarkan rizoid-rizoid yang tidak berwarna, terdiri atas banyak sel dengan sekat-sekat miring, fototrop negatif, masuk kedalam tanah dan bercabang-cabang. Rizoid mulai terbentuk pada pembelahan spora yang pertama pada sisi yang tidak terkena cahaya.
Anteridium dan arkegonium Musci mempunyai tangkai dan perkembangan berbeda dengan perkembangan alat-alat yang sama pada Archegoniata lainnya. Perkembangan arkegonium mula-mula sejalan dengan anteridium, tetapi kemudian sel ujungnya berubah menjadi sel induk arkegonium, dan dengan dinding-dinding pemisah yang periklinal lalu membentuk 3 sel pinggir, dan satu sel ditengah berbentuk tetrader. Sel di tengah berbentuk tetrader itu lalu membentuk sekat melintang, dan dengan demikian terjadilah sel tutup, sel-sel calon dinding arkegonium, dan satu sel yang letaknya di pusat. Sel pusat itulah yang nantinya membentuk sel telur dan sel saluran perut.
• Jika sudah masak, anteridium membuka pada ujungnya. Hal itu terjadi karena sel-sel didinding yang letaknya di ujung menjadi berlendir dan mengembang, hingga kutikulanya pecah. Hal yang serupa terjadi pula dengan arkegonium yang sel telurnya telah siap untuk dibuahi. Pada arkegonium, tepi bagian dinding yang terbuka itu lalu membengkok keluar dan mebentuk seperti corong, atau robek menjadi 4 bagian yang masing-masing juga tergulung keluar.
• Sehabis pembuahan, zigot membentuk sekat-sekat melintang dan berkembang menjadi embrio yang bentuknya memanjang, terdiri atas sel-sel yang berderet membujur.
Sel ini memisahkan segmen-segmen berturut-turut ke kiri dan ke kanan, yang seterusnya dapat mengadakan pembelahan sel lagi. Dalam segmen yang akan membentuk kapsul spora, baik yang letaknya disebelah kiri maupun kanan, terbentuk dinding pemisahradial yang berdiri tegak lurus pada dinding segmen, sehingga pada penampang melintang pada embrio kelihatan ada 4 kuadran.Dalam ke 4 kuadran itu terbentuklah dinding pemisah periklinal sehingga terjadilah diferensiasi dalam sel-sel luar (amfitesium) dan sel-sel dalam (endotesium). Lapisan endotesium yang terluar menjadi arkespora, yang kemudian membentuk sel-sel induk spora, dan akhirnya masing-masing sel induk spora dengan pebelahan reduksi akan menghasilkan spora. Lapisan dalam endotesiumtidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan arkespora tetapi merupakakan jaringan steril, yang disebut kolumela. Kolumela diselubungi oleh jaringan yang menghasilkan spora.
Jadi pada Musci kapsul sporanya mempunyai kolumela yang letaknya sentral, dan disekitarnya terdapat ruang yang berisi spora. Kolumela itu berfungsi sebagai pemberi makanan dan penyimpan air bagi spora yang baru dibentuk.Pada sporogononium yang masih muda ruang spora diliputi oleh jaringan asimilasi, yang dengan udara luar dibatasi dibatasi oleh satu epidermis.Pada kebanyakan Musci terdapat mulut-mulut kulit di bagian bawah kapsul sporanya.Tangkai kapsul dinamakan seta. Seta mengangkat kapsul ke atas, hingga spora yang dikeluarkan mudah teruap angin dan tersebar kemana-mana.
Contoh lumut daun adalah Sphagnum sp.Protonema tidak berbentuk benang, melainkan merupakan suatu badan berbentuk daun kecil, tepinya bertoreh-toreh dan hanya terdiri atas selapis sel saja.Arkespora pada Sphagnum tidak berasal dari endotesium, tetapi berasal dari lapisan terdalam amfitesium. Kapsul spora mempunyai tutup yang akan membuka, jika spora sudah masak. Sporogonium dengan kakinya akan melebar dan merupakan haustorium terdapat dalam suatu perpanjangan ujung batang. Sehabis pembuahan kaki lalu memanjang seperti tangkai dan dinamakan pseudopodium.
Contoh lain dari lumut daun adalah Pogonatum sp.• Sporogoniumnya mempunyai suatu tangkai yang elastis, yang
dinamakan seta. Tangkai dengan kaki sporogoniumnya tertanam dalam jaringan tumbuhan gametofitnya. Pada ujung tangkai terdapat kapsul sporanya yang bersifat radial atau dorsifentral dan mula-mula diselubungi oleh kaliptra.
• Kaliptra ini berasal dari bagian atas dinding arkegonium sel-sel yang menyusun kaliptra tidak merupakan sel diploid akan tetapi terdiri atas sel-sel gametofit yang haploid.
• Sel-sel kaliptra yang masih memperoleh zat-zat makanan dari sporogonium, dapt berkembang terus dan menghasilkan rambut-rambut yang menyerupai benang-benang protonema dengan pertumbuhan yang terbatas. Bagian atas seta dinamakan apofisis.
• Bagian atas dinding kapsul spora tersusun merupakan tutup (operkulum). Dibawah tepi operkulum itu terdapat suatu mintakat berbentuk lingkaran sempit dan dinamakan cincin. Sel-selnya mengandung lendir yang dapat mengembang dan menyebabkan terbukanya operkulum.
• Pada Pogonatum sp., dibawah operkulum terdapat suatu organ berupa gigi-gigi yang menutupi lubang kapsul spora. Gigi-gigi ini yang dinamakan peristom.
• Gigi-gigi peristom dapat mengadakan gerakan higroskopik keluar dan kedalam, dan dengan demikian , tergantung pada keadaan cuaca membuka atau menutup kapsul spora. Jika udara kering gigi-gigi peristom mengarah keluar dengan posisi demikian itu spora dapat keluar dari kapsul spora.
Bagian-bagian Sporangium
Arkegonium Lumut Daun
Anteridium Lumut Daun
Protonema Lumut Daun
Lumut Hati (Hepaticopsida)• Kebanyakan lumut hati hidup di tempat-tempat yang basah,
oleh sebab itu tubuhnya mempunyai struktur yang higromorf. Bentuk lain jarang ditemukan, meskipun ada pula yang terdapat pada tempat-tepat yang amat kering, isalnya pada kulit-kulit pohon, diatas tanah atau batu cadas, sehingga tubuhnya perlu mempunyai struktur yang xeromorf.
• Dalam tubuh terdapat alat penyimpan air, atau dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan kematiannya.
• Diantara lumut hati ada yang tidak mempunyai klorofil, yaitu yang tidak tergolong dalam marga cryptothallud dan hidup sebagai saprofit.
• Protonema lumut hati kebanyakan hanya berkembang menjadi suatu buluh yang pendek. Sebagian besar lumut hati mempunyai sel yang mengandung minyak. Minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik, kebanyakan berupa kupulan tetes-tetes minyak atsiri.
Ciri-ciri Umum Lumut hati
• Gametofit berwarna hijau, pipih dorsiventral, menempel pada tanah dengan rizoid.
• Struktur talus ada yang berupa lembaran dan ada yang sudah dibedakan atas bagian yang menyerupai batang dan daun-daun.
• Sporofit tidak mempunyai sel-sel yang mengandung kloroplas, terdiri atas bagian kaki, tangkai (seta) dan kapsul spora. Tetapi ada golongan lumut hati yang primitif, bagian kaki dan seta ini tidak ada.
• Dalam kapsul spora berisi jaringan arkespora yang mana sel – sel arkeospora akan membelah menjadi sel – sel induk spora dan sel-sel yang panjang, lunak dan mempunyai penebalan berbentuk spiral namanya elatera.
• Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau tebing.
• Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.
• Tidak memiliki batang dan daun. • Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk
gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina.
• Gametofit berwarna hijau,pipih,dorsiventral struktur tallus sederhana.
• Sporofit tidak mengandung kloroplas.• Spora yang berkecambah tidak melalui
pembentukan protonema.
• Sel-sel induk spora melalui pembelahan reduksi akan membentuk spora. Spora yang berkecambah hanya berkembang menjadi suatu buluh yang pendek atau boleh dikatakan lumut hati tidak membentuk protonema.
• Sebagian besar mempunyai sel-sel yang mengandung minyak.
• Tubuhnya mempunyai struktur yang higromof, untuk lumut yang tumbuh pada tempat yang kelembapannya tinggi.
• Tubuhnya mempunyai struktur yang xeromorf, untuk lumut yang tumbuh pada tempat yang kering.
• Golongan yang tidak mempunyai klorofil, yaitu marga Crypthallus dan hidup sebagai saprofit.
Cara perkembangbiakan :1. Seksual
Apabila terjadi persatuan antara gamet jantan dan gamet betina maka akan terjadi sporofit yang akan membentuk banyak spora.
2. Aseksuala. Fragmentasib. Pembentukan kuncup eram (gemma)c. Pembentukan tunas cabangd. Pembentukan umbi (tuber)e. Penebalan pada ujung talusf. Daya regenerasi
Siklus Hidup Lumut Hati
• Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun yaitu dengan fase haploid dan diploid.
• Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut elatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora.
• Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit.
Embriogenesis
Contoh dari lumut hati adalah Marchantia sp.Gametangium marchantiales didukung oleh suatu cabang talus yang tumbuh tegak. Bagian bawah cabang talus ini tergulung, merupakan suatu tangkai. Didalam gulungan itu terdapat suatu saluran dengan benang-benang rizoid. Bagian atas cabang yang berulang-ulang mengadakan percabangan menggarpu, hingga akhirnya membentuk suatu badan seperti suatu bintang. Tempat anteridium dan arkegonium terpisah, jadi marchatiales berumah dua. Pendukung anteridium dinamakan anteridiofor, pendukung arkegonium disebut arkegoniofor.
Anteridium dan Arkegonium
• Anteridium pada lumut hati ini terjadi sebagai berikut :
• Salah satu sel pada permukaan membelah menjadi beberapa segmen dengan perantaraan sekat-sekat melintang. Masing-masing sekmen membelah lagi menjadi 4 sel oleh sekat-sekat yang lurus pada sekat-sekat yang dibuat pertama-tama. Sel-sel yang letaknya di pinggir kemudian menjadi dinding anteridium, yang letaknya dibagian dalam merupakan sel-sel spermatogen yang kemudian menghasilkan spermatozoid. Jika anteridium telah masak, sel-sel dindingnya menjadi lendir dan mengembang. Hingga spermatozoid-spermatozoid dapat keluar dan terkumpul dalm suatu tetes air hujan yang terdapat terdapat di atas cakram pendukung gametangium tadi.
Anteridium terpancang pada permukaan atas, bentuknya seperti cakram. Dasar bunga betina agak melebar dan berbentuk paying dengan cuping berbentuk jari umumnya berjumlah 9.Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah. Anteredium merekah, mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola) bagian pangkal dari embrio membentuk kaki masuk ke jaringan reseptakel. Bagian terbesar dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan dari bagian kaki oleh zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul berisi sel-sel induk spora yang berkelompok yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam terpilin.Setelah meiosis terbentuklah tetraspora tangkainya memanjang, arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke bawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul di bantu oleh elater yang sifatnya higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul, elater menggulung, menjadi kering dan menggandakan gerakan sentakan yang melemparkan spora ke udara.
• Pembuahan berlangsung dalam cuaca hujan. Oleh percikan air hujan yang mengandung spermatozoit terlempar dari anteridiofor ke arkegoniofor. Sel-sel epidermis badan pendukung arkegonium mempunyai papila dan membentuk suatu sistem kapilar pada permukaan alat tersebut, yang memudahkan tergelincirnya spermatozoit masuk kedalam arkegonium. Spermatozoit itu bereaksi komotaksis terhadap zat putih telur.
• Setelah selesai pebuahan, zigot berkembang embrio yang terdiri atas banyak sel, dan akhirnya merupakan suatu sporogonium bertangkai pendek, kecil, berbentuk jorong, dan berwarna hijau.
Pada marchantia kapsul spora itu mempunyai dinding yang terdiri atas selapis sel, dengan penebalan- penebalan seperti serabut. Pada ujung kapsul, dindingnya terdiri atas dua lapis sel. Di tempat itu kapsul pada waktu masak mulai robek, tutup terpecah, dan dinding berkerut membentuk gigi-gigi. Kapsul spora mula-mula nasih diselubungi oleh bekas dinding arkegonium yang ikut terangkat pada perkembangan sporogonium, yaitu pada pembentangan tangkai sporogonium.Selain dari itu tiap kapsul juga diselubungi suatu selaput tipis yang berasal dari tangkai arkegonium. Kapsul spora Marchantiales dapat menghasilkan beberapa ratus ribu spora. Spora itu jika jatuh ditempat yang cocok akan berkecambah menjadi protonema yang mengandung klrofil, dan selanjutnya berkembang membentuk talus yang karakteristik bagi Marchantiales tersebut.
Marchantia polymorpha
Protonema Lumut Hati
Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
• Tempat hidup : Dijumpai di tepi-tepi sungai atau danau dan seringkali di sepanjang selokan, di tepi jalan yang basah atau lembab.
• Susunan tubuh :Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantaraan rizoid.
• Susunan talusnya masih sederhana sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid besar. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup berbentuk ginjal.
• Sporofit umumnya berupa kapsul yang berbentuk silinder dengan panjang antara 5 sampai 6 cm. Pangkal sporofit dibungkus dengan selubung dari jaringan gametofit.
Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya.
Gametofit berupa talus yang sederhana, yaitu berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, dorsiventral, tidak ada rusuk tengah dan tidak ada percabangan menggarpu, tumbuh melekat pada tanah dengan perantara rizoid.
Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang berlekuk, berbentuk lembaran
Sporongium terdiri atas kaki dan kapsul saja Rizoid berada pada bagian ventral. Pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan
gametofit. Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini
masih berkerabat paling dekat dengan tanaman berpembuluh dibanding kelas lain pada tumbuhan lumut.
Struktur anatomi talus (gametofit) homogen, tiap sel mengandung satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar.
Pada sisi ventral dari talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal.
Ciri-ciri Umum Lumut Tanduk
Stoma tersebut hampir selalu terisi dengan lendir, dan melalui stoma tersebut dapat masuk koloni ganggang biru Nostoc.
Lumut tanduk ada yang homotalik dan ada yang heterotalik.
Spogoronium terdiri atas kaki dan kapsul (tidak ada seta), dinding sporogonium termasuk epidermis terdiri atas sel-sel yang mengandung kloroplas dan sel-sel epidermis yang mempunyai stomata.
Kapsul spora berbentuk seperti tanduk, jika masak dapat pecah dengan arah membujur seperti buah polongan.
Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri atas sel-sel steril dinamakan kolumela.
Arkespora selain membentuk spora juga membentuk sel-sel steril yang dinamakan pseudoelatera.
Habitatnya didaerah yang mempunyai kelembapan yang tinggi.contoh : Anthoceros leavis
Anthoceros laevis
Cara Berkembang Biak
Pada kelas ini dijumpai cara berkembang biak secara aseksual dan seksual seperti pada umut hati, yaitu :
1.Perkembangbiakan secara aseksualFragmentasiPembentukan kuncup (gemma)Pembentukan umbi (tuber)Penebalan ujung (tepi) talus yang
meupakan suatu cara untuk mempertahankan diri terhadap kekeringan
Peristiwa apospori.
2.Perkembangbiakan secara seksual
Dengan membentuk arteridium dan arkegonium. Anteridium dan Arkegonium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas talus. Zigot mula-mula membelah menjadi 2 sel dengan satu dinding pisah melintang.
Sel yang diatas terus membelah yang merupakan sporogonium, diikuti juga oleh sel bagian bawah yang membelah secara terus-menerus membentuk kaki sporogonium, sporogonium kaki berfungsi sebagai alat penghisap.
Siklus Hidup Lumut Tanduk
• Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkegonium. Anteridium dan arkegonium terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus.
• Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan satu dinding pisah melintang.
• Sel diatas terus membelah yang merupakan sporogonium yang diikuti oleh sel bagian bawah yang membelah terus menerus membentuk kaki yang berfungsi sebagai alat penghisap.
• Bila sporogonium masak maka akan pecah seperti buah polongan, dan menghasilkan jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumela.
• Sel-sel mandul ini diselubungi oleh sel jaringan yang kemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.
Embriogenesis Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi
bertoleh, biasanya melekat pada tanah dengan perantaraan rizoid-rizoid. Susunan talusnya masih sederhana. Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal.
Stoma itu hampir kemudian selalu terisi dengan lendir. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pemisah melintang. Sel yng diatas terus membelah-belah dan merupakan sporagonium yang bawah membelah-belah merupakan kaki sporogonium. Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus gametofitnya. Jika telah masak pecah seperti buah polongan. Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri atas beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumela.
Kolumela itu diselubungi oleh jaringan yang kemudian akan menghasilkan spora, yang disebut arkespora. Selain spora, arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang dinamak anelatera. Dinding sporogonium mempunyai stoma dengan dua sel penutup, dan selain itu sel-selnya mengandung kloroplas.
Anggota Kelompok :
1)M. Angga Saputro(4411410004)
2)Adtri Kusfitasari(4411413025)
3)Agustin Dian K.(4411413022)
4)Siti Wijayanti(4411413004)