19
PESONA NIAS Andi Herdiansyah Fakhri Nashrudin Haq M. Aulia Rahman Niky Kurniasari XI TKJ 1 SMK Negeri 13 Bandung 2014

Pesona nias

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1. PESONA NIAS Andi Herdiansyah Fakhri Nashrudin Haq M. Aulia Rahman Niky Kurniasari XI TKJ 1 SMK Negeri 13 Bandung 2014

2. LETAK GEOGRAFIS SUKU NIAS BUDAYA NIAS OBJEKWISATA 3. LETAK GEOGRAFIS DAN IKLIM Kabupaten Nias merupakan salah satu wilayah kabupaten di Sumatera Utara yang disebut Pulau Nias. Keadaan iklim Kabupaten Nias di pengaruhi oleh Samudra Hindia. Suhu udara dalam satu tahun rata-rata 26C dan rata-rata maksimum 31C. Kecepatan rata-rata dalam satu tahun 14 knot/jam dan bisa mencapai rata-rata maksimum sebesar 16 knot/jam dengan arah angin terbanyak berasal dari arah utara. Kondisi alam daratan Pulau Nias sebagian besar berbukit- bukit dan terjal serta pegunungan dengan tinggi di atas laut bervariasi antara 0-800 m,yang terdiri dari dataran rendah hingga bergelombang sebanyak 24% dari tanah bergelombang hingga berbukit-bukit 28,8% dan dari berbukit hingga pegunungan 51,2% dari seluruh luas daratan. Akibat kondisi alam yang demikian mengakibatkan adanya 102 sungai-sungai kecil, sedang, atau besar ditemui hampir diseluruh kecamatan. 4. SISTEM PEMERINTAHAN NIAS Sejak dahulu suku Nias telah memiliki sistem pemerintahan sendiri, tepat sebelum kedatangan Belanda di pulau Nias 1670M. Dahulu suku Nias terpecah menjadi beberapa bagian, yang terbesar disebut negara "ori" dan yang terkecil disebut desa "banua". Negeri dipimpin oleh seorang raja "tuhenori", sedangkan desa dipimpin kepala desa "salawa". Dapat disimpulkan sistem pemerintahan Nias adalah monarki. 5. PAKAIAN ADAT NIAS Dinamakan Baru Oholu untuk pakaian laki-laki dan Orba Sili untuk pakaian perempuan. Pakaian adat tersebut biasanya berwarna emas atau kuning yang dipadukan dengan warna lain seperti hitam, merah, dan putih. 6. Upacara kematian adat Nias 1. Upacara "Famalakhisi" Upacara ini disebut juga dengan perjamuan terakhir kalinya, yang diadakan bagi seorang ayah yang hampir tiba ajalnya bersama putera-puteranya, terutama yang sulung. Dalam upacara ini dihidangkan daging babi untuk makan perjamuannya. Semua putera dari ayah haruslah datang, sebab sang ayah akan memberkati putera-puteranya, agar para puteranya tidak mengalami rintangan hidup yang berat. 7. 2. Upacara "Fanr Satua" Upacara ini dimaksudkan untuk menghantarkan roh/arwah yang telah meninggal ke alam baka "teteholi ana" dengan tenang. Dalam upacara ini akan disajikan daging babi yang amat banyak, biasanya 200-300 ekor babi. Dan semakin banyak daging babi yang disajikan, menandakan ia orang kaya atau dari keluarga bangsawan. 8. PANTANGAN/HAL YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN DALAM BUDAYA NIAS - Memberikan dengan jumlah 3 karena dianggap sebagai penghinaan atau memaki karena melambangkan kelamin pria. - Memberi/menerima/bersalaman dengan tangan kiri. - Menggoda atau mengganggu perempuan Nias karena pergaulan antara pria dan wanita di Nias sangat dibatasi. - Bila berkendara harap hati-hati karena di Nias tidak ada rambu lalu lintas. - Harus memakai pakaian yang sopan (boleh celana dibawah lutut). 9. Bahasa Nias Bahasa Nias atau Li Niha merupakan salah satu bahasa di dunia yang masih belum diketahui persis darimana asal bahasa ini. merupakan salah satu bahasa dunia yang masih bertahan hingga sekarang dengan jumlah pemakai aktif sekitar 1 juta orang. dapat dikategorikan sebagai bahasa yang unik karena merupakan satu-satunya bahasa di dunia yang setiap akhiran katanya berakhiran huruf vokal. Suku Nias mengenal enam huruf vokal, bukan lima seperti di daerah di Indonesia lainnya. Suku Nias mengenal huruf vokal a,e,i,u,o dan ditambah dengan (dibaca dengan e seperti dalam penyebutan enam ). 10. Tarian adat Nias 1. Tari Moyo Menandakan keindahan dari sebuah rasa persatuan dan rasa perdamaian. Itulah sebabnya tarian ini pun dibawakan secara halus, lemah gemulai, dan penuh rasa indah. 2.Tari Maena Menandakan kebahagian atau sukacita. Misalnya saja saat pesta pembangunan Gereja, acara pernikahan, panen raya, dll. Dan sesekali tarian maena ini sering dijadikan tarian penyambutan tamu di pulau Nias. Gerakannya sederhana saja, tetapi penuh kekompakan, kesatuan, dan kebahagian. 3.Tari Baluse Merupakan tarian perang asli khas suku Nias. Para pemuda biasanya berkumpul sebanyak 50-100 orang. Pemuda Nias akan menari dan dibagi 2 kelompok layaknya sedang melangsungkan peperangan. Tarian ini juga digunakan masyarakat suku Nias dahulu saat mengusir penjajah Belanda. 11. Perkawinan adat Nias Tahap 1 "Meminang si perempuan" Tahap pertama ini terdiri dari upacara "mamebola", yaitu upacara mengantar emas tunangan kepada pihak perempuan. Pihak perempuan turut membalas pemberian pihak lelaki, dengan memberi berupa daging, jantung, rahang, dan hati babi rebus. Kemudian dilakukan upacara balasan terimakasih dari pihak lelaki, yaitu upacara "famuli mbola", yakni upacara pengembalian tempat daging babi. Tahap 2 "Menentukan hari pernikahan" Tahap kedua ini, pihak keluarga lelaki dan perempuan akan berkumpul untuk membicarakan kapan hari pernikahan dilaksanakan. Dan hari pernikahan pun akan ditentukan setelah biaya pernikahan dari kedua pihak telah terkumpul. Acara penentuan hari pernikahan ini disebuat "fangato bongi". 12. Tahap 3 "Melaksanakan upacara pernikahan" Tahap ini adalah yang utama, karena dalam tahap ini dilangsungkannya pernikahan. Upacara pernikahan disebut "fangowalu", dan dalam upacara ini akan ada banyak babi yang disembelih, yang akan disajikan kepada para tamu undangan. Semakin banyak babi yang disembelih, menandakan pihak yang mengadakan pernikahan adalah orang kaya "niha siso". Tahap 4 "Mengunjungi orang tua si perempuan" Tahap ini disebut "famuli mukhe", yaitu upacara pulang ke rumah orang tua si perempuan, dengan tujuan menjenguk. Mengunjungi orang tua si perempuan, diharuskan membawa oleh-oleh pernikahan, berupa daging babi. 13. BUDAYA MAKAN SIRIH DAN PINANG Dipercaya masyarakat suku Nias sebagai obat penguat gigi mereka. Dalam bahasa Nias Sirih dan Pinang adalah "Bo'la N'afo". Dimanapun kita menjejak kaki di pulau Nias, makanan ini pasti terus ada, karena telah menjadi budaya dari masyarakat Nias. 14. TRADISI LOMPAT BATU Ritual budaya untuk menentukan apakah seorang pemuda di Desa Bawomataluo dapat diakui sebagai pemuda yang telah dewasa atau belum. Para pemuda itu akan diakui sebagai lelaki pemberani dan memenuhi syarat untuk menikah apabila dapat melompati sebuah tumpukan batu yang dibuat sedemikian rupa yang tingginya lebih dari dua meter. Ada upacara ritual khusus sebelum para pemuda melompatinya. Sambil mengenakan pakaian adat, mereka berlari dengan menginjak batu penopang kecil terlebih dahulu untuk dapat melewati bangunan batu yang tinggi tersebut.