View
6.097
Download
24
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ini adalah tugas kuliah aku...perkelompok nih,,tugasnyaa
Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia
Oleh:
Disusn oleh :
Miftahul Ilmi (1105120024)
Leny Marlina (1105113640)
Shintia Minandar (1105113581)
Siska Amelia (1105113645)
Yeni Fajar Fitria (1105113712)
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Bahasa dan Seni
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas Riau
2011
Latar Belakang
Untuk mengetahui tentang peristiwa penting yang berupa peritiwa
kesusastraan yang berkaitan dengan lahirnya karya-karya sastra, pengarangnya,
kualitas karya-nya, munculah konsep-konsep baru, dengan berbagai tema, alur , latar
belakang, penokohan, bahkan peristiwa sosial budya yang melatar- belakangi
terjadinya peritiwa pada suatu rentan waktu tertentu. Hal ini melahirkan periode-
periode perkembangan sastra Indonesia, maka tumbuhlah periodisasi sejarah sastra
Indonesia.
Hal ini sangat penting untuk kita pelajari, mengingat begitu banyak
perkembangan sastra Indonesia sejak dulu hingga sekarang. Perkebangan sastra saat
ini sangat di pengaruhi oleh perkembangan sastra sebelum nya (sejarah sastra).
Adapun tujuan kami membuat makalah ini, selain untuk menambah wawasan
kita tentang “ periodisasi sejarah sastra Indonesia” saja, namun juga untuk
meningkatkan kecerdasan serta cinta dari dalam diri kita semua untuk mengenal
sastra Indonesia yang merupakan salah satu kekayaan dan ragam pesona bangsa
Indonesia yang harus kita jaga dan lestarikan.
Pembahasan
Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia
1. PENGERTIAN PERIODISASI
Periodisasi ialah suatu rentang waktu tertentu yang di dalamnya terdapat
tonggak-tonggak penting suatu peristiwa
2. PENGERTIAN SASTRA
Menurut Kamus BesarBahasa Indonesia (2008) sastra merupakan “karya tulis
yang jika dibandingkan dengan tulisan lain, memiliki berbagai cirri
keunggulan seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan
ungkaapannya.”
Menurut Wellek dan Warren (1989) sastra adalah sebuah karya seni yang
memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1. Sebuah ciptaan, kreasi, dan bukan imitasi
2. Luapan emosi yang spontan
3. Bersifat otonom
4. Otonomi sastra bersifat koheren(tidak ada keselarasan
bentuk dan isi)
5. Menghadirkan sintesis terhadap hal-hal yang bertentangan
6. Mengungkapkan sesuatu yang tidak terungkap dalam bahasa
sehari-hari.
3. PENGERTIAN PERIODISASI SEJARAH SASTRA INDONESIA
Penggolongan sastra berdasarkan pembabakan waktu dari awal kemunculan
sampai dengan perkembangannya
4. BENTUK-BENTUK PERIODISASI SEJARAH SASTRA INDONESIA
A. SECARA UMUM
Kesusastraan Indonesia berdasarkan waktu:
1. Lama (klasik)
1. Purba
2. Hindu
3. Islam
2. Peralihan (zaman Abdullah bin A. kadir Munsyi)
3. Modern (baru)
a. Balai pustaka
b. Pujangga baru
c. Angkatan ‘45
d. Angkatan ‘66
e. Kontemporer
Kesusastraan Indonesia berdasarkan bentuk :
1. Prosa
a. Lama :-Dongeng -Tambo -Mythe
-Legenda -Fabel -Hikayat
b. Peralihan :-Biografi -Hikayat -Riwayat
-Otobiografi
c. Baru :-Roman -Novel -Cerpen
-Prosa Liris
2. Puisi
a. Lama :-Pantun -Bidal -Gurindam
-Mantera -Seloka -Syair
b. Baru :-Soneta -Puisi Bebas -Kontemporer
3. Drama
a. Lama :-Opera -Wayang -Ludruk
-Ketoprak -Reog -Randai
b. Baru :-Sandiwar -Frase -Komedi
-Tragedi -Pntomim
B. MENURUT PARA AHLI
Periodisasi sastra, selain berdasarkan tahun kemunculan, juga
berdasarkan ciri-ciri sastra yang dikaitkan dengan situasi sosial, serta
pandangan dan pemikiran pengarang terhadap masalah yang dijadikan objek
karya kreatifnya.
Di Indonesia sejarah sastra membicarakan tentang peristiwa-peristiwa
penting yang ditulis secara kronologis sehingga menggambarkan
perkembangan sastra. Peristiwa-peristiwa penting itu dapat berupa peristiwa
kesusastraan yang berkaitan dengan lahirnya karya-karya
sastra,pengarangnya,kualitas karya,munculnya konsep-konsep baru,karya-
karya baru dengan berbagai tema,alur(plot),latar belakang(setting),penokohan
bahkan peristiwa sosial budaya yang melatarbelakangi tertjadinya peristiwa
pada suatu rentang waktu tertentu.
Namun pada kenyataannya tidak semua karya sastra mendapat
apresiasi yang tinggi,karena para penulis sejarah sastra memiliki pandangan
yang berbeda-beda. Itulah sebabnya buku tentang sejarah sastra banyak
memiliki perbedaan sesuai dengan masanya. Walaupun terjadi perbedaan
tentang sejarah sastra,itu tidak menjadi masalah.
Di bawah ini adalah beberapa penulis sejarah sastra Indonesia yang
membuat tentang periodisasi sejarah Indonesia, diantaranya :
1. HB. Jassin (1953)
2. Ajip Rosidi
3. Boejoeng Saleh (1956)
4. Nugroho Notosusanto
5. Bakti Siregar (1964)
B.1) HB. Jassin (1953)
a) Sastra Melayu Lama
b) Sastra Indonesia Moderen
i. Angkatan Balai Pustaka (angkatan 1920)
ii. Angkatan Pujangga Baru (angkatan 1930)
iii. Angkatan 1945
iv. Angkatan 1966
a) Sastra Melayu Lama
Sastra Melayu Lama merupakan sastra Indonesia sebelum abad 20.
Ciri-ciri :
Masih menggunakan bahasa Melayu.
Umumnya bersifat anonym
Bersifat istanasentris
Menceritakan hal-hal berbau mistis (dewi-dewi,peri,dsb)
Contoh :
Dongeng tentang arwah, hantu/setan, keajaiban alam, binatang jadi-
jadian, dsb.
Hikayat Sang Boma; Hikayat Mahabharata; Hikayat Ramayana
Syair perahu dan Syair Pungguk oleh Hamzah Fansuri
Syair Abdul Muluk oleh Raja Ali Haji
Gurindam Dua Belas oleh Raja Ali Haji
b) Sastra Melayu Moderen
i.Angkatan Balai Pustaka
Balai Pustaka merupakan titik tolak kesustraan Indonesia.
Ciri-ciri:
Dipengaruhi kehidupan tradisi sastra daerah/lokal.
Cerita yang diangkat seputar romantisme
Persoalan yang diangkat persoalan adat kedaerahan dan kawin paksa
Menggunakan bahasa Indonesia yang masih terpengaruh bahasa Melayu
Contoh:
Roman Siti Nurbaya (Marah Rusli)
Salah Asuhan (Abdul Muis)
Belenggu (Armyn Pane)
Azab dan Sengsara (Merari Siregar)
Muda Teruna (M. Kasim)
Salah Pilih (Nur St. Iskandar)
Dua Sejoli (M. Jassin, dkk.)
ii.Angkatan Pujangga Baru
Angkatan Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang
dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa
tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme
dan kesadaran kebangsaan.
Angkatan Pujangga Baru (1933) dilatarb elakangi kejadian bersejarah
“Sumpah Pemuda” pada 28 Oktober 1928. Melihat latar belakang sejarah
pada masa Angkatan Pujangga Baru, tampak Angkatan Pujangga Baru ingin
menyampaikan semangat persatuan dan kesatuan Indonesia, dalam satu
bahasa yaitu bahasa Indonesia.
Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis
menjadi "bapak" sastra modern Indonesia.
Ciri-ciri:
Sudah menggunakan bahasa Indonesia
Menceritakan kehidupan masyarakat kota, persoalan intelektual,
emansipasi (struktur cerita/konflik sudah berkembang)
Pengaruh barat mulai masuk dan berupaya melahirkan budaya nasional
Menonjolkan nasionalisme, romantisme, individualisme,
intelektualisme, dan materialisme.
Contoh:
Layar Terkembang (Sutan Takdir Alisjahbana)
Puisi Menuju ke Laut (Sultan Ali Sjahbana)
Puisi Dalam Gelombang (Sanusi Pane)
Bunda dan Anak, Lagu Waktu Kecil (Rustam Effendi)
Rindu, Hidup Baru (Asmoro Hadi)
Sunyi, Dalam Matamu (Amir Hamzah)
Bagaimana Sebab Aku Terdiam (O.R. Mandank)
Amanat, Kupu-kupu (Mozasa)
iii.Angkatan 1945
Angkatan 1945 lahir dalam suasana lingkungan yang sangat prihatin dan serba
keras, yaitu lingkungan fasisme Jepang dan dilanjutkan peperangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Ciri-ciri:
Karangan prosa berkurang, puisi berkembang
Terbuka
Pengaruh unsur sastra asing lebih luas
Corak isi lebih realis, naturalis
Individualisme sastrawan lebih menonjol, dinamis, dan kritis
Penghematan kata dalam karya
Ekspresif
Sinisme dan sarkasme
Karangan prosa berkurang, puisi berkembang
Contoh:
Deru Campur Debu (Chairil Anwar).
Pembebasan Pertama (Amal Hamzah)
Tiga Menguak Takdir (Chairil Anwar-Asrul Sani-Rivai Apin)
Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (Chairil Anwar)
Kata Hati dan Perbuatan (Trisno Sumarjo)
iv Angkatan 1966
Tandus (S. Rukiah)
Puntung Berasap (Usmar Ismail)
Suara (Toto Sudarto Bakhtiar)
Surat Kertas Hijau (Sitor Situmorang)
Dalam Sajak (Sitor Situmorang)
Rekaman Tujuh Daerah (Mh. Rustandi Kartakusumah)
Angkatan ’66 ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison. Semangat
avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada
angkatan yang sangat beragam dalam aliran sastra, seperti munculnya karya
sastra beraliran surrealistik, arus kesadaran, arketip, absurd, dan lainnya.
Ciri-ciri:
Mencintai nusa, bangsa, negara dan persatuan.
Protes sosial dan politik
Bercorak perjuangan anti tirani proses politik, anti kezaliman dan
kebatilan
Bercorak membela keadilan
Berontak
Pembelaan terhadap Pancasila
Contoh:
Pabrik (Putu Wijaya)
Telegram (Putu Wijaya)
Stasiun (Putu Wijaya)
Ziarah (Iwan Simatupang)
Kering (Iwan Simatupang)
Merahnya Merah (Iwan Simatupang)
Sarip Tambak-Oso (Djamil Suherman)
Perjalanan ke Akhirat (Djamil Suherman)
B.2) Ajib Rosidi
a. Masa Kelahiran dan Masa Penjadian(1900-1945)
1. Periode awal hingga 1933
Contoh
2. Periode 1942-1945
Contoh
b. Masa Perkembangan (1945 hingga sekarang)
1. Periode 1945-1953
Contoh
2. Periode 1953-1961
Contoh
3. Periode 1961 sampai sekarang
Contoh
Ruapanya ajib terpengaruh model periodisasi Nugroho Notosusanto. Ajib tidak
menguraikan ciri-ciri periode-periode tersebut karena sesungguhnya periode-
periode itu tidak tersusun mutlak sebagai balok batu yang dideretkan , yaitu
periode satu diganti dengan periode yang lain dengan batas tegas, periode-periode
itu saling bertumpang tindih sebab sebelum periode angkatan sastra satu habis atau
lenyap sudah timbul angkatan sastra yang lain, bahkan pada periode itu angkatan
sastra lama masih menunjukan kekuatan atau integrasi.
B.3) Boejoeng Saleh (1956:8)
Periodisasi Boejoeng saleh berdasarkan persoalan-persoalan sosial, terdiri dari
4 periode, yaitu:
a. Sebelum tahun 20-an
b. Antara tahun 20-an hingga tahun 1933
Menurut boejoeng saleh, periode antara tahun 1920-an hingga 1933, para
sastrawan banyak bergulat pada bentuk. Romannya mengandung unsur-unsur
kemelayuan lama terutama dalam gaya.
c Tahun 1933 hingga mei 1942
Ciri-ciri periode 1933 sampai 1942 menurut boejoe bahwa kesusastraan telah
dengan tegas menyatakan kesusastraan Indonesia, antarala lain menggunakan
bahasa Indonesia dan bukan bahasa melayu.
d Mei 1942 hingga 1956 (ketika bukunya ditulis)
Ciri-ciri pediode 1942-1956 sayangnya belum ditemukan
B.4) Periodisasi Nugroho Noto Susanto
Periodisasi Nugroho Noto Susanto(1963:209-210) sebagian besar dipengaruhi dan
didasarkan oleh pemikiran HB Jassin.
Menurutnya keseluruhan sastra melayu adalah kesusastraan Indonesia dan
ditambah kesusastraan Indonesia, dijelaskan sabagai berikut:
1. Sastra Melayu Lama
2. Sastra Indonesia Modern:
a.Masa kebangkitan(1920-1945) : a1.Periode 1920
a2.Periode 1933
a3.Periode 1942
b.Masa perkembangan(1945-sekarang): b1.periode 1945
b2.periode 1950
Nugroho Noto Susanto tidak memberikan cirri-ciri iintrinsik karya sastra
Indonesia yang ada dalam tiap-tiap periode ia mengikuti H.B Jassin dan Boejoeng
Saleh.
Penyair dan penulis cetakan berguru kepada sastrawan Indonesia sendiri, mereka
berguru ouisi pada Chairil Anwar dan Sitor Situmorang, pengarang prosa berguru
pada Pramoegya Anata Toer/Idrus.
Unsur-unsur persajakan dari bahasa-bahasa daerah mulai digali hingga makin
kayalah bahasa Indonesia menjadi titik tolak.
B.5) Priodisasi Bakri Siregar(1964:14-15)
Bakri Siregar membarikan pendapat sebagai berikut:
1. Periode pertama sejak masa abad ke-20 sampai 1942
2. Periode kedua sejak 1942-1945
3. Periode ketiga sejak 1945, masa revolusi bergejolak sampai masa surut
revolusi 1950
4. Periode keempat dari 1950-sekarang(1964). Ia tak mengemukakan ciri0ciri
intrinsic karya sastra pada tiap-tiap.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa dalam Periodisasi Sejarah Sastra Indonesia para
penulis sejarah membuat karya berdasarkan angkatannya, mulai waktu dan bentuknya
sejak dari sejarah sastra melayu lama sampai Sastra Indonesia modern/kontemporer
sekarang.
Dengan mempelajari periodisasi Sejarah Sastra Indonesia ini mampu
menambah wawasan kita mengenai Sastra Indonesia. Dapat juga menumbuhkan dan
menambahkan kesadaran kita untuk cinta Sastra Indonesia, dan Sastra Indonesia
pantas untuk dicintai, karena banyak kekayaan budaya dan hal lain yang dapat digali
dari sebuah karya sastra.
Daftar Pustaka
Rahman, Elmustian, dan Jalil, Abdul. 2003. Sejarah Sastra.Pekanbaru: Unri Press
www.slideshare.net/fionaangelina/priodesasi-sastra-indonesia
Hamid, A. 1997. Glosarium Bahasa dan Sastra. Bandung: Angkasa Bandung.