14
Perang Batak Disusun Oleh Eko Nur R. (10) Puji Nur Astuti (17) Yufika Dwi R. (21) XI IPS 4 SMA Negeri 1 Jetis 2015/2016

Perang Batak

  • Upload
    eko-nur

  • View
    7.774

  • Download
    92

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perang Batak

Perang Batak

Disusun Oleh Eko Nur R. (10)

Puji Nur Astuti (17)Yufika Dwi R. (21)

XI IPS 4 SMA Negeri 1 Jetis

2015/2016

Page 2: Perang Batak

PendahuluanPerang Batak atau perang Tapanuli atau perang Si Singa Mangaraja dimulai

dari tahun 1878 – 1907 yang terjadi selama 29 tahun. Perang batak ini terjadi disebabkan kedatangan bangsa Belanda ke Batak. Daerah Batak ini terletak di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara, Batak merupakan sebuah daerah yang tentram dan damai karena terhindar dari pertentangan dan ketegangan dan juga masyarakat disekitar ini percaya kepada pemimpin mereka yang akan menjaga kesalamatan mereka semuanya.

Pada saat perang raja yang memimpin Batak adalah Sisingamangaraja XII yang memiliki nama asli Pantuan Besar Ompu Pulo Batu. Agama yang dianut oleh Sisingamangaraja XII adalah agama asli Batak. Namun sudah sejak zaman Belanda terdengar isu bahwa menjelang tahun 1880-an Sisingamangaraja memeluk agama Islam. Ia lahir di Bakkara, Batak, Sumatra Utara, 17 Juni 1849. Ayah dan Ibunya bernama Sisingamangaraja XI (Ompu Sohahuaon) dan Boru Situmorang. Ayahnya wafat pada tahun 1876, sehingga Sisingamangaraja XII dinobatkan menjadi penerus ayahnya di usia yang baru 19 tahun. Gelarnya adalah Sisingamangaraja XII. Sisingamangaraja berasal dari tiga kata, yaitu ‘si’, ‘singa’, dan ‘mangaraja’. ‘Si’ adalah kata sapaan, ‘singa’ merupakan bahasa Batak yang berarti bentuk rumah Baka, sedangkan ‘mangaraja’ sama maksudnya dengan kata ‘maharaja’. Jadi Sisingamangaraja berarti Maharaja orang Batak.

Page 3: Perang Batak

Gambar Letak Suku Batak

Page 4: Perang Batak

Faktor-Faktor penyebab terjadinya Perang Batak

A. Sebab umum.1. Adanya tantangan raja Batak Batak yang masih menganut agama Batak kuno

(Animisme dinamisme) atas penyebaran agama Kristen di Batak.2. Adanya siasat Belanda dengan menggunakan gerakan Zending untuk

menguasai daerah Batak.B. Sebab Khusus.

3. kemarahan Sisingamangaraja atas penempatan pasukan Belanda di Tarutung dan hampir seluruh Sumatera sudah dikuasai Belanda kecuali Aceh dan tanah Batak yang masih berada dalam situasi merdeka di bawah pimpinan Raja Sisingamangaraja XII.

Page 5: Perang Batak

Jalanya Perang

Puncak meledaknya perang ini dimana orang – orang dari Si Singa Mangaraja membakar zeding atau tempat penyebaran ajaran kristen Protestan dan juga membakar rumah – rumah, hal ini juga dipacu oleh pihak Belanda dimana terdengar bahwa pasukan Si Singa Mangaraja XII dengan batuan Aceh telah siap untuk perang di Slindung. Sehingga inilah yang menyebabkan Belanda panas dan langsung pergi ke Silindung untuk menyelamatkan rakyat yang beragama Keristen disana, masukan pasukan meliter Belanda disambut oleh Si Singa Mangaraja dengan pernyataan perang maka tahun itu juga meletus perang di Silidung.

1 Februari 1987 untuk memperkuat pasukan Belanda di Slindung pasukan Belanda diberangkatkan dari Sibolga dibawah pimpinan Kapten Scheltes yang terdiri dari 2 opsir, 25 orang prajurit Eropa dan 35 orang Prajurit Pribumi dll. 6 Februari mereka sampai di Pea Raja kepala kampung dikumpulkan dan meraka menuu Sipoholong dangan tujuan menduduki Bahal Batu, dalam hal ini rakyat Batak memiliki 2 macam benteng yaitu benteng alam terletak didaratan tinggi Toba dan Silindung terdiri dari pergunungan baik yang berhutan gundul maupun lebat dan juga benteng yang dibuat sendiri yaitu benteng kampung.

Page 6: Perang Batak

Lanjutan

Bulan februari 1987, ketika Si Singa Mangaraja megetahui bahwa pasukan Belanda telah sampai di Bahal Batu ia segera ke Balige untuk mengumpulkan rakyat dan menyusun kekuatan untuk melawan musuh. 700 orang pasukan Si Singa Mangaraja langsung menyerang kubu – kubu pertahanan musuh. Pihak Belanda melakukan serangan balik sehingga terjadilah pertempuran yang sengit di Bahal Batu. Namun melihat persenjataan yang berbanding terbalik pihak Si Singa Mangaraja berserta pasukannya mundu, hasilnya Belanda berhasil menduduki tempat tersebut.

Perperang dari tahun - ketahun semakin menjadi. Tahun 1887 timbul perlawanan dari Kota Tuo dengan bantuan pejuang – pejuang Aceh yang datang dari daerah Bebas di Trumor. Perlawana ini dapat dipatahkan oleh Belanda dibawah pimpinan JA Visser. Selain itu tahun ini juga terjadi penyerbuah dibawah pimpinan Sarbut, pos – pos zeding dibakar karena peristiwa ini Lobu Si Reger diduduki oleh Belanda. Dipihak lain Belanda semakin membabi buta dngan membakar kampung – kampung yang menolak mebayar denda. Pada saat yang bersamaan Hindia Belanda juga melawan Aceh sehingga Belanda menfokuskan diri untuk menghadapi Aceh yang kekuatanya jauh lebih besar sedangkan perlawan terhadap tanah Batak dikurangi oleh Belanda.

Page 7: Perang Batak

Pada saat Belanda lenga Si Singa Mangaraja menghimpun pasukan untuk kekuatanya. Tahun 1889 ia aktif didaerah bagian tenggara dan Barat Danau Toba serta Pulau Simosir. Bulan Mei Si Singa Mangaraja di daerah Huta Paong siap untuk menyerang Belanda bersamaan 90 pejuang batak, 70 orang letnal Pitlo, bulan Juli pertempuran mulai meletus. Walaupun terdesak ke Lobu Tala kemudian 8 Agustus pasukan Si Singa Mangaraja mengadakan serangan balasan dan berhasil menewaskan seprang pasukan Belanda dan mengusir mereka dari sana. Untuk mebalaskan serangan dari Si Singa Mangaraja Belanda mengirim tentara dari Padang. Perlawanan demi perlawanan yang terjadi antara Pasukan Si Singa Mangaraja dengan Belanda membuat pejuang Batak kaulahan menghadapi Belanda, sampai Simosir juga diduduki oleh Belanda, sehingga gerak Si Singa Mangaraja semakn sempit menginggat daerah kebayakan sudah jatuh ketangan Belanda. Sekarang pasukan Si Singa Mangaraja bertahan di sebelah barat Danau Toba yaitu Pak – Pak dan Dairi.

Page 8: Perang Batak

Akhir PerangMemasuki tahun 1900 kekuatan Si Singa Mangaraja semakin surut. Mereka

melakukan perang secara Gerilya. Sehingga perlawanna tidak dikerahkan untuk melakukan penyerangan sebanyak mungkin melainkan mempertahankan diri dari serangan lawan. Orang-orang yang terlibat dalam menyembunyikan Si Singamangaraja ditangkap oleh Belanda.

Berbagai usaha yang dilakukan Belanda tanggal 17 Juni 1907 Si Singa Mangaraja berhasil ditangkap didekat Aik Sibulbulon dalam keadaan lemah Si Singa Mangaraja dan pasukanya terus mengadakan perlawanan. Dalam peristiwa ini Si Singa Mangaraja tertembak oleh Belanda sehingga pada saat itu Si Singa Mangaraja gugur.

Disaat yang bersamaan anak perempuan dan dua putra laki – lakinya juga gugur sedangkan istri, ibunya masih menjadi tawanan perang oleh Belanda . dengan gugurnya Si Singa Mangaraja maka seluruh daerah Batak menjadi milik Belanda. Sejak saat itu kerja rodi didaerah ini meraja lela struktur tradisional masyarakat semakin lama semakin runtuh.

Page 9: Perang Batak

Makam

Sisingamangaraja XII dikebumikan Belanda secara militer pada 22 Juni 1907 di Silindung, setelah sebelumnya mayatnya diarak dan dipertontonkan kepada masyarakat Toba. Makamnya kemudian dipindahkan ke Makam Pahlawan Nasional di Soposurung, Balige sejak 14 Juni 1953, yang dibangun oleh Pemerintah. Sisingamangaraja XII digelari Pahlawan Kemerdekaan Nasional dengan Surat Keputusan Pemerintah Republik Indonesia No. 590 tertanggal 19 Nopember 1961.

Page 10: Perang Batak

Dampak Perang Setelah perang kemudian dilakukan kerja rodi oleh Belanda, Orang batak

banyak yang tewas dan banyak kerugian yang ditimbulkam, rumah – rumah hancur dibakar, agama Keristen saat itu meraja lela tampa ada halangan dari pihak manapun sedangkan pihak Belanda mengalami kebangkrutan dana yang disebakan karena saat bersamaan Belanda juga menghadapi Aceh yang begitu kuat sehingga didatang pasukan – pasukan dari luar yang dibayar mahal.

Secara menyeluruh ada 3 dampak dari perang ini yaitu :a). Bidang Politik.

Seluruh daerah Tapanuli dapat dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.

b). Bidang ekonomi.Dikuasainya monopoli perdagangan di sana terutama hasil perkebunannya seperti tembakau.

c). Bidang sosial.Tersebarnya agama kristen di Tapanuli secara meluas yang menyebabkan berubahnya keyakinan masyarakat sebelumnya.

Page 11: Perang Batak

Penghargaan Si Singamangaraja XII

Kegigihan perjuangan Sisingamangaraja XII sudah menjadi inspirasi warga Indonesia, kemudian Sisingamangaraja XII diangkat menjadi Pahlawan nasional Indonesia. Untuk mengingat jasa-jasa kepahlawanannya maka lukisan SI Singamangaraja XII dicetak sebagai mata uang 1000 rupiah yang dicetak pada tahun 1987 dan juga dicetak pada perangko tahun 1962, nama SI Singamangaraja juga digunakan sebagai nama Jalan dan nama sebuah perguruan tinggi.

Page 12: Perang Batak

Hikmah

Bhineka Tunggal Ika

Page 13: Perang Batak

Kesimpulan• Sisingamangaraja XII memiliki nama asli Pantuan Besar Ompu Pulo Batu. Ia

lahir di Bakkara, Tapanuli, Sumatra Utara, 17 Juni 1849. Ayah dan Ibunya bernama Sisingamangaraja XI (Ompu Sohahuaon) dan Boru Situmorang. Sisingamangaraja XII dinobatkan menjadi penerus ayahnya di usia yang baru 19 tahun setelah ayahnya wafat pada tahun 1876.

• Perang Batak yang terjadi selama 29 tahun• Alasan Sisingamangaraja XII mengadakan perlawanan terhadap Belanda:

a) Pengaruh Sisingamangaraja semakin kecil.b) Adanya Zending atau misi penyebaran agama kristen di Batak dan sekitarnya

• Belanda memperluas kekuasaannya dalam rangka Pax Netherlandica yaitu keinginan menguasai Hindia Belanda dibawah Belanda, agar tidak ada bangsa lain yang menduduki daerah jajahannya.

• Perang ini diawali dengan permintaan bantuan para misionaris di Silindung dan Bahal Batu kepada pemerintah kolonial Belanda dari ancaman diusir oleh Singamangaraja XII. Dan berakhir dengan gugurnya Sisingamangaraja XII pada 17 Juni 1907 dalam sebuah pertempuran dengan Belanda di pinggir bukit Aek Sibulbulen, di suatu desa yang namanya Si Onom Hudon.

Page 14: Perang Batak

Terima Kasih