Upload
iffa-tabahati
View
1.512
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PELAKSANAAN OFFICE CHANNELING
TERHADAP PERTUMBUHAN BANK
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia khususnya dalam dunia
perbankan semakin hari semakin mengalami kemajuan yang sangat pesat, dan
seperti telah memulai kejayaanya. Hal ini terlihat setidaknya dari dua aspek, yakni
aspek aset perbankan syariah dan regulasi. Dilihat dari aset perbankan syariah,
saat ini industri perbankan syariah terus menggeliat. Aset bank syariah bergerak
naik meski tak terlalu pesat. Berdasar data Bank Indonesia (BI), per Juli lalu aset
perbankan syariah mencapai Rp 43,47 triliun atau tumbuh tak lebih dari Rp 500
miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu membuat pangsa aset bank syariah
dalam industri perbankan secara umum sebesar 2,11%. Sayang, angka itu masih
jauh dibandingkan target 5% yang dicanangkan tahun ini,1 sedangkan dari aspek
regulasi, dengan disahkanya UU No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah,
hal ini menjadi bukti bahwa perbankan syariah telah diakui oleh hukum positif di
Indonesia.
Bila melihat sejarah perkembangan perbankan syariah di Indonesia,
banyak sekali tantangan yang harus dihadapi, ini terjadi karena pada awal
kemunculan perbankan syariah sekitar tahun 80 an – 90 an, kondisi politik saat itu
belum memungkinkan, karena pemerintahan saat itu belum sepenuhnya menaruh
1 http://www.rmexpose.com
1
perhatian terhadap ekonomi syariah, sehingga perjuangan untuk menghidupkan
perbankan syariah mengalami hambatan yang sangat berarti dari pemerintah pada
waktu itu. Disamping itu, masyarakat masih sangat awam dengan istilah-istilah
perbankan syariah (perbankan dengan sistem bagi hasil), ini karena masyarakat
sudah terbiasa dengan bunga. Juga sebagian masyarakat memahami Islam secara
parsial, yakni memahami islam dalam aspek ibadah saja, sehingga aspek lain
terutama muamalah kurang diperhatikan, dan pada akhirnya muamalah hanya
dipahami sebatas teori tanpa aspek praktis yang tersentuh.
Salah satu tonggak perkembangan perbankan syariah adalah dengan
didirikannya Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1975 yang berpusat di
Jeddah. Lahirnya bank ini memicu berdirinya bank-bank Islam di dunia termasuk
di Indonesia. Gagasan dan wacana bank syari'ah di Indonesia belum bisa
terealisasi sekalipun gagasan tersebut sudah muncul pada tahun 70-an.
Pelaksanaan keinginan untuk menerapkan prinsip syari'ah dibidang lembaga
keuangan di Indonesia dimulai dengan berdirinya lembaga keuangan Bait al-
Tamwil yang berstatus badan hukum koperasi pada tahun 1980 yang kemudian
disusul dengan didirikannya Bank Perkreditan Rakyat Syari'ah (BPRS) pada
tahun 1988 di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Bandung beroperasi BPRS
Berkah Amal Sejahtera, BPRS Dana Mardhatillah dan BPRS Amanah Rabaniah,
sedangkan di Aceh beroperasi BPRS Hareukat yang kemudian mendorong
didirikannya Bank Umum Syari'ah pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat
Indonesia pada tanggal 1 Mei 1992. Lahirnya Bank Muamalat Indonesia memicu
2
pertumbuhan bank-bank syari'ah di Indonesia, disamping beberapa bank baru
yang lahir dengan prinsip syari'ah, beberapa bank konvensional seperti BRI, Bank
Mandiri, Bank Bukopin, BNI, BRI, juga berinisiatif membuka unit usaha syari'ah.
Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan bank syari'ah sudah menjadi
sesuatu yang dibutuhkan oleh umat Islam, bahkan pada tataran praktis banyak
kalangan non muslim yang bergabung di dunia perbankan syari'ah baik sebagai
investor maupun sebagai nasabah. Mereka beranggapan bahwa bank syari'ah lebih
memberikan jaminan keamanan terhadap uang mereka serta lebih resisten
terhadap resesi ekonomi, kendati motif mereka didasarkan hanya pada
keuntungan belaka.
Salah satu peraturan yang membuat kalangan industri perbankan syariah
berbesar hati adalah dengan telah ditetapkanya UU Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) yang diakui akan dapat mengangkat laju pertumbuhan perbankan
syariah di tanah air. Karena keberadaan peraturan ini akan mendorong masuknya
para investor Timur Tengah yang diyakini mempunyai sumber dana investasi
yang besar. Dengan demikian industri perbankan syariah dapat menggunakan
instrument ini sebagai salah satu upaya penggalangan dana-dana jangka panjang
(long terms investment) untuk keperluan aktivitas pembiayaan dalam negeri.
Selain itu dana-dana ini juga memiliki jangka waktu yang cukup panjang
sehingga bagi bank akan lebih aman dari sisi likuiditas, dan dapat menghindarkan
bank syariah dari risiko mismatch sebagai akibat dari gap antara pendanaan dan
pembiayaan.
3
Disamping peraturan diatas, penghapusan double tax (pajak ganda) bagi
produk murabahah menjadi suatu kabar baik bagi kemajuan perbankan syariah di
Indonesia. Karena dengan diberlakukanya pajak ganda disinyalir sebagai salah
satu penyebab tidak kompetitifnya salah satu produk yang ditawarkan oleh bank
syariah sebagai akibat dari harga yang tinggi. Karena itu, kehadiran surat edaran
BI yang menyatakan bahwa transaksi murabahah bukanlah transaksi perdagangan
murni, tapi hanya merupakan transaksi produk perbankan. Dengan demikian
transaksi ini tidak termasuk kategori perdagangan yang merupakan salah satu
objek pajak.
Dari sisi aset, dibandingkan dengan total aset perbankan nasional yang
berada pada kisaran 1,9 % atau sekitar 40 Triliun, aset perbankan syariah masih
terlalu kecil. Namun masyarakat sudah cukup mengenal perbankan syariah yang
ini diharapkan agar menjadi pendorong bagi perkembangan perbankan nasional
ke masa mendatang. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI)
hingga Agustus tahun 2009, terctatat jumlah Bank Umum Syariah (BUS)
sebanyak 5 (lima) bank, kemudian Unit Usaha Syariah (UUS) mencapai 24 buah
dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai 135 buah.2
Pada tahun 2006, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan bagi industri
perbankan syariah, yaitu PBI No 8/3/PBI/2006. dalam rangka akselerasi
pencapaian market share bank syariah. Pada peraturan tersebut terdapat materi
penerapan office channeling bagi bank-bank syari’ah. Kebijakan ini merupakan
2 www.bi.go.id, “Statistik Perbankan Syariah”
4
sebuah inovasi dan terobosan baru bagi pengembangan industri perbankan syariah
di Indonesia. Kebijakan office channeling juga dimaksudkan untuk meningkatkan
akses masyarakat kepada jasa perbankan syariah. Dengan sistem baru ini bank
syariah tidak perlu lagi membuka cabang UUS di banyak tempat dalam
memberikan pelayanan perbankan syariah. Sehingga biaya ekspansi jauh lebih
efisien. Kebijakan office channeling ini juga dimaksudkan untuk mengarahkan
aktivitas perbankan agar mampu menunjang pertumbuhan ekonomi nasional
melalui kegiatan perbankan syariah. Penerapan office channeling, akan semakin
memudahkan masyarakat melakukan transaksi syariah. Dengan kata lain, kendala
terhadap lokasi bank syariah yang selama ini menjadi masalah akan dapat teratasi,
karena selama ini masyarakat yang mau bertransaksi dengan bank syariah
mengalami kesulitan karena belum banyak bank syariah yang beroperasi di
Indonesia. Dengan office channneling kendala tersebut bisa teratasi. Berdasarkan
realita di atas, maka pelayanan office channelling ini, seyogianya berpengaruh
positif terhadap perkembangan industri bank syariah di masa depan. Dengan
semakin mudahnya masyarakat mendapatkan akses layanan perbankan syariah,
diperkirakan pertumbuhan bank syariah akan semakin besar secara signifikan.
Sehingga market share perbankan syariah terhadap perbankan nasional. bisa
meningkat pula. Dengan office channeling, target yang dipasang Bank Indonesia
dalam blueprint, akan seharusnya terlampaui pada tahun 2011, tetapi sejak tahun
5
office channeling diluncurkan, tanda-tanda quantum growing (loncatan
pertumbuhan) perbankan syariah belum terlihat.3
Salah satu tonggak kemajuan perbankan syariah adalah kondisi dari bank-
bank syariah itu sendiri, bagaimana bank syariah dapat meningkatkan
pertumbuhannya, bagaimana cara bank dapat meningkatkan labanya agar semakin
tumbuh berkembang, sehingga dapat meningkatkan aset perbankan syariah secara
nasional. Dengan diberlakukannya office channeling, apakah akan mempengaruhi
tingkat pertumbuhan bank syariah, dan sejauhmana pengaruhnya tersebut?
Pertanyaan inilah yang menarik perhatian penulis untuk mengetahui dan
menelitinya lebih jauh lagi.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Bermula dari uraian yang telah dipaparkan diatas, melihat wacana
mengenai layanan syariah digerai konvensional merupakan pembahasan yang
luas, maka penulis dalam hal ini memfokuskan penelitian hanya pada
Pengaruh layanan Office Channeling terhadap Pertumbuhan Bank yang
ditinjau dari profitabilitas pada Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Bukopin.
2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan langkah yang sangat penting karena
langkah ini akan menentukan kemana suatu penelitian diarahkan. Perumusan
3 http://agustianto.wordpress.com
6
masalah pada dasarnya adalah merumuskan pertanyaan yang jawabannya
akan dicari melalui penelitian. Jawaban yang benar tidak mungkin diperoleh
apabila pertanyaannya salah, walaupun jawaban yang salah masih mungkin
dihasilkan dari suatu pertanyaan yang benar.4
Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, pembahasan yang akan
dilakukan dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran pembukaan layanan syariah di Bank Bukopin Unit
Usaha Syariah?
2. Bagaimana komposisi dan pertumbuhan Bank Bukopin Unit Usaha
Syariah periode Triwulan I, II, & III 2007-2008 dari sisi profitabilitas?
3. Bagaiman pengaruh antara layanan Office Channeling terhadap
pertumbuhan Bank ditinjau dari sisi profitabilitas?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Mengetahui gambaran implementasi layanan Office Channeling di
Bank Bukopin Unit Usaha Syariah.
b. Mengetahui komposisi dan pertumbuhan Bank Bukopin Unit Usaha
Syariah periode Triwulan I, II, & III 2007-2008 dari sisi
profitabilitas.
4 Dr. Irawan Soehartono. “Metode Penelitian Sosial” (PT: Remaja Rosdakarya : Bandung, 2002) h. 23
7
c. Meneliti dan mengetahui sejauhmana pengaruh Office Channeling
terhadap tingkat pertumbuhan Bank ditinjau dari segi profitabilitas.
d. Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Islam (SEI)
2. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Dari aspek akademisi penelitian ini akan memberikan teori tentang
Pengaruh Office Channeling terhadap tingkat pertumbuhan bank
jika ditinjau dari profitabilitas.
b. Secara praktis, hasil penelitian ini akan memberikan informasi
kepada pihak bank tentang hubungan antara Office Channeling
dengan pertumbuhan bank pada Unit Usaha Syariah Bank Bukopin.
c. Bagi penulis, manfaat penelitian ini ialah untuk menambah
khazanah keilmuan sebagai wujud kontribusi positif dan dedikasi
yang dapat penulis berikan terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya ekonomi syariah.
d. Dapat dijadikan sebagai bentuk karya ilmiah yang bermanfaat,
khususnya bagi Mahasiswa Program Studi Muamalat Fakultas
Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8
D. Tinjauan Kajian Terdahulu
Agar tidak terjadi pengulangan penelitian terhadap objek yang sama,
maka disini penulis melakukan tinjauan pustaka. Adapun tinjauan pustaka yang
penulis telah kaji adalah;
1. Pengaruh Pelaksanaan Layanan Syariah (Office Channeling)
Terhadap Dana Pihak Ketiga (Studi kasus pada: UUS PT. Bank
Permata, Tbk.) – Suryanitaningrum (FSH/Muamalat/Perbankan
Syariah/2007)
Skripsi ini menjelaskan bagaimana perubahan volume jumlah dana
pihak ketiga pada Unit Usaha Syariah Bank Permata. Variabel yang
digunakan adalah variabel X: Office Channeling_ dalam hal ini jumlah
kantor yang membuka layanan dan variabel Y: Dana Pihak Ketiga periode
Maret-September 2006. dan hasil dari penelitian tersebut terlihat bahwa
pertumbuhan DPK Bank Permata Syariah cukup baik dari periode ke
periode, dan selanjutnya terus mengalami peningkatan. Hasil
penghitungan bahwa rho hitung lebih lebih besar dari rho tabel maka Ha
diterima dan Ho ditolak, artinya ada korelasi yang signifikan antara
pembukaan layanan syariah Office Channeling pada Bank Permata
Syariah dan Dana pihak ketiga yang berhasil dikumpulkan Bank Permata
Syariah.
9
2. Studi Komparasi Pengaruh Deposito dan Pembiayaan Terhadap
Pertumbuhan Bank (Studi kasus pada: PT. BPRS al-Salaam Salman)
– Arief Budi Yanto (FSH/Muamalat/Perbankan Syariah/2009)
Dalam skripsi ini dibahas mengenai Studi komparasi pengaruh antara
dana Deposito dan Pembiayaan terhadap Profitabilitas BPRs. Penelitian
ini, dilakukan dengan menggunakan analisis Regresi Sederhana dengan
variabel independennya dana Deposito dan Pembiayaan serta variabel
dependennya adalah rasio Profitabilitas (ROA,ROE, dan NPM).
Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan dengan menggunakan SPSS
for Windows versi 12.0 menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas BPRs
Al-Salaam Amal Salman secara nyata dipengaruhi oleh Deposito.
Sedangkan dalam penelitian ini penulis ingin meneliti bagaimana tingkat
pertumbuhan bank dari sisi profitabilitas yang disebabkan oleh layanan Office
Channeling dan sejauhmana pengaruhnya, penelitian ini menggunakan variabel
independent X: Office Channeling_ yakni jumlah kantor yang membuka layanan dan
variabel dependen Y: rasio Profitabilitas (ROA,ROE, dan NPM. Penelitian ini
menggunakan data laporan keuangan publikasi Triwulan I, II, & III 2007-2008.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows versi 12.0
10
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau
merupakan jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis
dalam penelitian kuantitatif dapat berupa hipótesis satu variabel dan
hipótesis dua atau lebih variabel yang dikenal sebagai hipótesis kausal.5
H0 : ρ = 0, tidak ada pengaruh antara Office Channeling terhadap
pertumbuhan bank (ROA, ROE, dan NPM)
H1 : ρ = 0, terdapat pengaruh antara Office Channeling terhadap
pertumbuhan bank (ROA, ROE dan NPM)
F. Kerangka Konsep
Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan
keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan utama dari
perusahaan terdiri dari Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Pemilik
Modal serta Laporan Arus Kas. Dengan mengadakan analisa terhdapa pos-
pos neraca akan dapat diketahui gambaran tentang posisi keuangannya,
sedangkan analisa terhadap laporan laba rugi akan memberikan gambaran
tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
5 Bambang Prasetyo dan Lima Miftahul Jannah, “Metodologi Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi” (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006) hal 76
11
Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur “kebaikan dan
keburukan” sebuah perusahaan adalah rasio. Rasio adalah lebih
merupakan sebuah alat yang dinyatakan dalam bentuk prosentase (%)
yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam
data keuangan. Dalam penelitian ini, penulis tidak hanya menggunakan
angka-angka rasio dalam mengambil kesimpulan, tetapi juga
menggunakan alat-alat statistik untuk menguji kebenaran hipotesis dari
penelitian ini.
G. Metode Penelitian
Penelitian merupakan sebuah metode untuk menemukan kebenaran
yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis. Penelitian meliputi pemberian
definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atas jawaban
sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian
yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk menentukan apakah cocok dengan
hipotesis
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini memadukan dua jenis penelitian, yaitu :
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Untuk menambah referensi serta kekayaan literatur, penelitian ini
mengkaji lebih dalam literatur yang ada, baik berupa buku, catatan, jurnal
ilmiah, maupun laporan hasil penelitian terdahulu.
12
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Peneliti juga langsung terjun kelapangan penelitian untuk mendapatkan
data hasil pengamatan lapangan atau informasi dari responden. Dengan
menggunakan metode eksploratif yaitu peneliti berusaha mencari tahu
dengan menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-hal yang
melatar belakangi sebuah peristiwa/gagasan.
2. Jenis data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sebagai berikut:
a. Data Primer
1)Sejarah UUS Bank Bukopin, Visi & Misi, Data Produk, dan Informasi
Keuangan Bulanan Periode 2007-2008. publikasi UUS Bank Bukopin,
data-data ini didapat dengan cara observasi, dengan meninjau langsung
ke Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Bukopin
2)Wawancara, penulis melakukan wawancara dengan pihak yang
bersangkutan.
b. Data Serkunder
1) Dokumentasi dan arsip atau data yang berhubungan dengan penelitian.
2) Penelitian Kepustakaan (Library Research) dari buku, artikel, karya-
karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian.
3. Teknik Analisa Data
Dalam menganalisa data, pendekatan yang diambil dalam penelitian
ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif untuk
13
menganalisis data yang sifatnya angka-angka yang diperoleh dari data berupa angket
dan informasi keuangan Bank Bukopin Syariah. Sedangkan analisis kualitatif untuk
menganalisa data yang diperoleh dengan metode wawancara yang kemudian
dikaitkan dengan teori-teori yang ada.
H. Sistematika Penulisan
Dalam skiripsi ini penulis menyusun lima bab uraian, dimana dalam tiap-tiap
bab dilengkapi dengan sub-sub bab masing-masing yaitu sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat,
kajian pustaka, hipotesis, sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori, dalam bab ini penulis menjelaskan teori yang
digunakan yaitu tentang Office Channeling yang meliputi pengertian, sejarah,
dasar hukum, ketentuan umum pelaksanaan, produk, pola kerjasama, dan manfaat,
selain itu dalam bab ini dibahas pula mengenai Rasio rentabilitas dan teori alat
analisa.
BAB III Gambaran Umum Perusahaan, dalam bab ini penulis menjelaskan
tentang gambaran Bank Bukopin Syariah yang meliputi sejarah, visi & misi,
struktur organisasi, produk-produk, dan gambaran umum sumber daya insani
(SDI)_nya.
BAB IV Hasil Dan Pembahasan, dalam bab ini penulis secara deskriptif
menjelaskan tentang hasil layanan Office Chaneling pada UUS Bank Bukopin
14
yang meliputi pembukaan layanan Office Channeling, Sistem informasi teknologi
dan pelaksanaannya, faktor lain penyebab tingkat pertumbuhan bank, analisa
komposisi dan tingkat petumbuhan bank, perkembangan rasio rentabilitas, dan
analisis signifikasi korelasi.
BAB V Penutup, dalam bab ini penulis membuat kesimpulan dari semua
pembahasan yang dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang
dapat penulis sampaikan dalam penulisan skiripsi ini.
15
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
Ali, Zainuddin, Hukum Perbankan Syariah, Editor: Tarmizi, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, Cet. Ke-1
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006, Cet. Ke-13
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, Cet. Ke-1
Antonio, Muhammad Syafi'i. Bank Syari'ah ; Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani, 2001, Cet. Ke-8
Hasan, Zubairi, Undang-undang Perbankan Syariah: Titik Temu Hukum Islam dan Hukum Nasional, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2009, Cet. Ke-1
Karim, Adiwarman. Bank Islam ; Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004, Cet. Cet. Ke-2.
Lewis, Mervyn dan Latifa M. Algaoud. Perbankan Syari'ah ; Prinsip, Partek dan Prospek. Trj. Burhan Wirasubrata. Jakarta: Serambi, 2003, Cet. Ke-1
Nazir, Habib, dan Muhammad Hasanuddin, Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah, Bandung: Kaki Langit, 2004, Cet. Ke-1
Peraturan Perundang-undangan.
Prasetyo, Bambang dan Lima Miftahul Jannah, “Metodologi Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi” Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2006
Soehartono ,Irawan. “Metode Penelitian Sosial” Bandung: PT: Remaja Rosdakarya, 2002
Supranto, Johanes, Statistik: Teori dan Aplikasi edisi ke-6 jilid II, Jakarta: Erlangga, 2001, Cet. Ke-1
16