90
PENATAAN KAWASAN TAMBAK PANTURA JAWA DALAM UPAYA REVITALISASINYA

Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tambak udang di pantura jawa sudah lama tidak berproduksi yang disebabkan kerusakan lingkungannya. untuk revitalisasinya maka diperlukan penataan kawasan-nya sesuai dengan daya dukung lingkungannya

Citation preview

Page 1: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

PENATAAN KAWASAN TAMBAK PANTURA JAWA

DALAM UPAYA REVITALISASINYA

Page 2: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

OUTLINE

• PENDAHULUAN• ANALISIS PERENCANAAN• RENCANA ZONASI RINCI • INDIKASI PROGRAM

Page 3: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura) merupakan kawasan pertambakan yang terluas di Indonesia, pernah mengalami kejayaan dalam produksi udang pada era tahun 1990-an, dengan menerapkan teknologi ekstensif, semi-intensif dan intensif. Dengan timbulnya berbagai masalah, seperti penurunan daya dukung lingkungan, serangan penyakit udang, dan menurunnya mutu induk/benih udang, mengakibatkan kegagalan pada produksi udang di Pantura.

Oleh karena itu, untuk membangkitkan kembali produksi udang di Pantura perlu dilakukan upaya-upaya khusus, antara lain melalui “Revitalisasi Tambak Udang di Pantura” terhadap tambak-tambak uang idle atau yang beroperasi tetapi tidak secara optimal.

Secara ideal, kegiatan perikanan budidaya haruslah dikembangkan secara berkelanjutan. Dalam artian, kegiatan budidaya tersebut haruslah menghasilkan produktivitas yang sebanding dengan upaya, tidak menciptakan konflik sosial, serta selaras dengan daya dukung dan daya tampung lingkungannya.

Rendahnya tingkat produktivitas perikanan budidaya di Kabupaten Gresik saat ini masih dapat ditingkatkan. Dengan melakukan revitalisasi melalui perencanaan zonasi kawasan pesisir, akan tercipta keseimbangan tata ruang kawasan perikanan yang mampu mendukung keberlanjutan perikanan budidaya

LATAR BELAKANG

Page 4: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

TUJUAN

• Mengurangi Kemiskinan, (Pro Poor) • Mengurangi Pengangguran, (Pro Job)• Meningkatkan Daya Saing Kegiatan

Dan Produk Perikanan (Pro Growth), • Membangun Ketahanan Pangan,

Membangun Daerah Dan Mengurangi Ketimpangan Antar Wilayah,

• Membangun Kesinambungan Kegiatan Perikanan, Serta

• Melestarikan Lingkungan Hidup (Blue Carbon).

Page 5: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

SASARAN

• Tersedianya seluruh data potensi, daya dukung dan kondisi existing baik teknis maupun non teknis sebagai bahan acuan rencana revilaisasi tambak udang di Pantura Jawa

• Terumuskannya rencana pengembangan revitalisasi tambak udang di Pantura jawa

• Terumuskannya rekomendasi pola pelaksanaan revilaisasi tambak udang di Pantura Jawa

Page 6: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

Dukungan Sarana Prasarana

Revitalisasi

Penerapan Teknologi

Penataan Ruang yang seimbang

StrategiRencana Zonasi

Indikasi Program

• Analisis Kesesuaial dan Daya Dukung Lingkungan• Analisis Daya Tampung Lingkungan• Analisis Skenario-skenario penerapan Teknologi• Analisis Kebutuhan Bibit dan Sarana Budidaya • Analisis Kebutuhan Investasi

Kondisi Eksisting

Teori

POLA PIKIR

Page 7: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

III. KAJIAN DAYA DUKUNG DAN POTENSI REVITALISASI

FAKTOR TEKNIS

Aspek kesesuaian lokasi sesuai standar kelayakan budidaya udang

Aspek daya dukung lingkungan

Kesesuaian lokasi dengan penerapan teknologi yang akan dikembangkan (teknologi anjuran)

FAKTOR NON TEKNIS

• Kelembagaan kelompok • Aspek sosial budaya• Aspek kemudahan

(Aksesibilitas, sumber benih dan pasar)

• Kondisi sarana dan prasarana penunjang

• Komitmen pelaku dan dukungan pemerintah daerah

TOLAK UKUR

Page 8: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

PROFIL KABUPATEN GRESIK

• Luas wilayah 1.191,25km²• Jumlah penduduk: 1.072.190 jiwa (2009)• PDRB unggulan: Industri dan Perikanan.

Kabupaten Gresik

Kota Surabaya

Kabupaten Bangkalan

Kabupaten Lamongan

Page 9: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

KAWASAN PERENCANAAN ZONASI RINCI

Kawasan Perencanaan• Kabupaten Gresik terdiri dari 18 Kecamatan, dengan hanya 7

Kecamatan yang berada di kawasan pesisir, yaitu sepanjang Kec. Kebonmas, Sebagian Kec. Gresik, Kec Manyar, Kec. Bungah, dan Kec. Ujung Pangkah.

• Memiliki akses perdagangan regional, nasional bahkan internasional sebagai alternatif terbaik untuk investasi atau penanaman modal.

• RTRW Kab Gresik dan Kepmen KP No.41/2009 tentang Penetapan Lokasi Minapolitan dengan merevitalisasi tambak di Kab. Gresik, kawasan perikanan budidaya tambak di wilayah utara. Kaw. Minapolitan dipusatkan di Kec. Sidayu dengan kecamatan penyangga (hinterland)nya di Kec. Dukun, Bungah, Ujung Pangkah dan Panceng. Dengan komoditas unggulan Udang vaname dan bandeng.

• Lahan budidaya perikanan tersebut sebagian besar merupakan pertambakan yang bersalinitas (18,82-28,11 ppt), namun dengan derajat keasaman yang tinggi (8.08-10.34).

• Sumber air tambak berasal dari laut dengan tingkat kekeruhan tinggi dan salinitas yang bervariasi. Pemasok utaman S. Bengawan Solo, S. Lamong, yang bercabang ke sungai-sungai kecil S. Ketode, Lengok, Kakus dan Celeng.. Saluran primer, sekunder, tersier dan kuarter berasal dari sodetan S. Bengawan Solo yaitu Bengawan Manyar (Anonim, 2011)

Page 10: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

PERTIMBANGAN PEMILIHAN KECAMATAN PRIORITAS

Batas Kecamatan

Kecamatan Ujung PongkahKecamatan Panceng

Kecamatan SedayuKecamatan Dukun

Sedimentasi yang sangat tinggi

Peta Kecamatan sebelum Sedimentasi

Peta Kecamatan sesudah Sedimentasi

Pertimbangan terpilihnya Kecamatan Ujung Pangkah:1) Mayoritas penggunaan lahan adalah areal budidaya,2) Memiliki isu tingkat perubahan bentang alam yang sangat

tinggi. Karena perubahan bentang alam akan sangat mempengaruhi tidak hanya kegiatan perikanan budidaya, termasuk juga perubahan pada kawasan perairan lautnya.

Perubahan ini membawa dampak negatif:1) Rusaknya jaringan irigasi/drainase,2) Turunnya kualitas air (kekeruhan dll),3) Meningkatnya tingkat kematian budidaya,4) Menurunnya produktifitas perikanan,5) Konflik sosial kepemilikan tanah tumbuh.

Page 11: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

ANALISIS

•ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN•ANALISIS KOMODITAS YANG SESUAI•ANALISIS DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN•ANALISIS SKENARIO-SKENARIO PENERAPAN TEKNOLOGI•ANALISIS KEBUTUHAN BIBIT DAN SARANA BUDIDAYA •ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI

(S1): 799,53 Ha(S2): 31.140,21 HaTotal: 31.939,74 Ha

Page 12: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

KONDISI FISIK TAMBAK DI KAB. GRESIK

Hasil Kajian BPPBAP Maros, 2011

Page 13: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

ANALISIS KESESUAIAN• Di sepanjang kawasan pesisir Gresik, terdapat vegetasi

mangrove yang semakin menipis, perlu tindakan merehabilitasi hutan mangrove, sebagai daerah penyangga dan green belt (sempadan sungai dan sempadan pantai) untuk melindungi pertambakan di sekitarnya

• Kondisinya selalu tergenang atau tereduksi, bahan organik tanah dan N total tanah yang relatif rendah. Pada Kawasan Tambak yang terletak pada kawasan rawan bencana gelombang pasang, disarankan melakukan adaptasi dengan cara pendalaman tambak, pergentaian komoditi/spesies yang lebih tahan, dan penerapan teknologi

• Kondisi jaringan irigasi tambak saat ini sangat dangkal sehingga memerlukan upaya pengerukan untuk memperlancar penyediaan air tambak yang cukup baik dan berkualitas

• Pada Kawasan tambak yang mengandung unsur atau senyawa beracun, potensi kemasaman (pH) dan kandungan besinya tinggi, disarankan melakukan upaya perbaikan tanah berupa remediasi dengan tahapan pengeringan, peredaman, pencucian, atau pembilasan dan pengapuran yang dilakukan pada saat persiapan tambak sebelum pemupukan dan penebaran ikan atau udang.

• Pengelolaan tambak tidak disarankan menggunakan air tanah sebagai sumber air untuk tambak, disamping banyak kandungan besi fero (Fe2+ ) juga dalam kurun waktu relatif lama dapat menurunkan permukaan tanah.

(S1): 799,53 Ha(S2): 31.140,21 HaTotal: 31.939,74 Ha

Page 14: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

NO. TOLOK UKUR KATAGORI DAYA DUKUNG SKOR1. Tipe dasar pantai Sangat Landai, tekstur tanahnya lempung berliat,

lempung liat berpasir hingga lempung berpasir1

2. Tipe garis pantai Konsistensi tanah stabil 33. Arus perairan Sedang 24. Amplitudo Pasut rataan 11-21 dm 25. Elevasi Dapat diairi pada saat Pasang tinggi rataan, Dapat

dikeringkan total pada saat surut rendah rataan3

6. Mutu tanah Tekstur, sandy clay-loam, tidak bergambut, kandungan pirit rendah

2

7. Air Tawar Dekat sungai dengan mutu air dan jumlah memadai

3

8. Permukaan air tanah Di bawah LLWL 39. Jalur Hijau Tipis/tanpa jalur hijau , didominasi Avicennia sp.

Dan Sonneratia sp.1

10. Curah hujan 2000-2500 mm/tahun 2NILAI 22/30

Page 15: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN

PARAMETER SATUAN KISARAN/ AMBANG BATAS OPTIMUM

Salinitas ppt 5-35 15-25Kekeruhan NTU 150 20-30Alkalinitas ppm 75-200 100-150pH 7,5-8,7 8,0-8,5NH4+3(Total Amonium) ppm 1.0 0.1NH3 ppm 0,25 0NO2 ppm 0,25 0H2S ppm 0,25 0

Logam BeratAir Raksa/Merkuri (Hg) ppm 0,0025Tembaga (Cu) ppm 0,1Besi (Fe) ppm 0,01Timbal (Pb) ppm 0,25Cadmium (Cd) ppm 0,15

Jenis PestisidaMalathion ppb 0,0004Parathion ppb 0,001Arzodine ppb 0,01Paraquat ppb 0,01Butachlor ppb 10,00

No Kelas Kesesuaian Lahan LuasHa %

1 S1 67.8 54.632 S2_Sal 28.4 22.883 S3_TSS 9.1 7.334 S3_Sal 7.6 6.125 S3_SalpH 11.2 9.02

Jumlah 124.1 100.00

Berdasarkan hasil analisis kelas kesesuaian lahan untuk komoditas udang, menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan di kawasan ini cukup beragam, yaitu, S1 (sesuai), S2 (cukup sesuai), S3 (sesuai marginal), dan N (tidak sesuai). Sementara itu, faktor pembatas lahan yang ada adalah salinitas (Sal), kekeruhan (NTU), dan keasaman (pH). Dari hasil analisis tanah yang dilakukan, diperoleh data bahwa di beberapa tempat, tanah-tanahnya memiliki pH tanah berkisar dari 8 sampai 10. Selain itu, rata-rata pada kedalaman > 50 cm terdapat potensi pirit (FeS2).

Page 16: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

SEBARAN DAYA DUKUNG

No Kelas Kesesuaian Lahan

Luas

Ha %

1 S1 67.8 54.63

2 S2sl 28.4 22.88

3 S3B 9.1 7.33

4 S3sl 7.6 6.12

5 S3sl.pH 11.2 9.02

Jumlah 124.1 100.00

Page 17: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

ANALISIS DAYA TAMPUNGPerhitungan daya tampung diturunkan dari Peta Kesesuaian Lahan (Daya Dukung). 52% merupakan persentase penggunaan lahan dengan memperhitungkan keseimbangan penggunaan ruang untuk produktivitas perikanan budidaya yang berkelanjutan.

No Kelas Kesesuaian LahanLuas (Ha)

Luas Daya Dukung Daya Tampung (52%) 1 S1 67.8 35.252 S2sl 28.4 14.763 S3B 9.1 4.734 S3sl 7.6 3.955 S3sl.pH 11.2 5.82

Jumlah 124.1 64.53

Kawasan Konservasi Kawasan Pemanfaatan Umum Alur

1. Zona Inti: Sempadan Sungai & Sempadan Pantai

2. Zona Penyangga Pantai

1. Petak Tandon2. Petak Steril Air3. Petak Tambak4. Petak Pengendali Hama5. Bangunan

1. Saluran Masuk2. Saluran Keluar

20% 52% (+12%) 13%

Dengan demikian perkiraan luas daya tampung bagi kegiatan budidaya udang adalah sebagai berikut.

Page 18: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

KOMPOSISI ALOKASI RUANG ZONASI

KK KPU AlurTotal

Jalur Hijau Tambak Tandon Saluran Irigasi20% 52% 15% 13% 100%

13.56 35.256 10.17 8.814 67.85.68 14.768 4.26 3.692 28.45.58 14.508 4.185 3.627 27.9

24.82 64.532 18.615 16.133 124.1

Page 19: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

ANALISIS SKENARIO PENERAPAN TEKNOLOGI

Dengan menggunakan data daya tampung, dapat diperkirakan produktivitas perikanan budidaya dengan menggunakan berbagai macam skenario agar dapat diketahui bagaimana aplikasi teknologi terhadap kondisi eksisting saat ini:

1) Skenario 1. Kondisi eksisting, yaitu pelaku budidaya menggunakan metode tradisional, dengan padat penebaran 80.000 ind/Ha/Thn dan survival rate sebesar 40%,

2) Skenario 2. Perlakuan 1, yaitu penerapan teknologi semi intensif dengan dengan padat penebaran 240.000 ind/Ha/Thn dan survival rate sebesar 50%,

3) Skenario 3. Perlakuan 2, yaitu penerapan teknologi intensif dengan dengan padat penebaran 500.000 ind/Ha/Thn dan survival rate sebesar 50%.

Page 20: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

Keterangan:• Luas merupakan lahan daya tampung yang sebesar 52% dari lahan daya dukung.• Produksi, merupakan hasil kali dari luas lahan dengan ton produksi per hektar• Harga, merupakan hasil kali dari produksi dengan harga udang windu size 30 senilai Rp 42.000 per

kilogram.

ANALISIS PRODUKTIVITAS BERDASARKAN SKENARIO

URAIAN BUDIDAYA TAMBAK TEKNOLOGI TRADISIONAL

BUDIDAYA TAMBAK TEKNOLOGI SEMI INTENSIF

BUDIDAYA TAMBAK TEKNOLOGI INTENSIF

Padat Tebar (1000xind/ha/th) 80

5,160,000.00 240 15,480,000.00 500

32,250,000.00

SR 40% 2,064,000.00 50%

7,740,000.00 50% 16,125,000.00

Size 30 61,920,000.00 35

270,900,000.00 40 645,000,000.00

Estimasi Produksi (ton/ha/th) 1.07

66.25 3.43 929.19 6.25

4,031.25

Estimasi pakan (ton/ha/th) 1.92

118.89 6.86 1,858.37 12.5

8,062.50

FCR 1.8 111.46 2

541.80 2 1,290.00

Harga /Kg 54000 3,577,737,600.00 54000

50,176,098,000.00 54000 217,687,500,000.00

Page 21: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

• Hatchery merupakan unit penyediaan benur dalam jumlah yang mencukupi dengan kualitas yang memadai.

• Kegiatan perikanan budidaya udang di kawasan perencanaan saat ini masih mengandalkan pasokan benur dari luar Kabupaten Gresik.

• Hal ini dikarenakan pada saat ini unit pembenihan yang ada masih belum mampu menyediakan benur sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

• Dengan demikian diperlukan unit penyediaan benur yang berlokasi dekat dengan kawasan produksi.

• Perhitungan kebutuhan benur disampaikan sebagai berikut.

ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA HATCHERY

Lahan LuasKebutuhan Benur Kebutuhan Hatchery Lengkap

Tradisional Semi-Intensif Intensif Tradisional Semi-Intensif Intensif

Padat Tebar (1000xind/ha/th) 80 240 500

Sesuai (S1) 35.3 2,824,000 8,472,000 17,650,000

1 2 3Cukup Sesuai (S2) 14.8 1,184,000 3,552,000 7,400,000

Kurang Sesuai (S3) 14.5 1,160,000 3,480,000 7,250,000

Total 64.5 5,160,000 15,480,000 32,250,000

Page 22: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

LAHAN YANG DIPERLUKAN 70 HA, TERDIRI DARI 65 HA LAHAN TAMBAK DAN 5 HA BANGUNAN

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI TAMBAK UDANG

Teknik Produksi

Skala Usaha : 65 Ha untuk lahan tambak, 5 Ha untuk infrastruktrur dan emplassemen

Status Usaha : Kemitraan

Sifat Usaha : Semi Intensif

Jenis Udang : Udang vaname (Penaeus vannamei)

Kepadatan Bibit : 15.480.000 ekor/kepadatan 240.000 ekor per Ha

Target Panen : 4 Bulan atau satu tahun 2 kali panen

Kapasitas Produksi : 929.19 Ton/Tahun atau 464.59 Ton per panen

Volume Panen : 30 gram per ekor udang

Mortalitas Udang : 50%

Page 23: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

KEBUTUHAN SARANA PRODUKSI PER TAHUN/ DUA KALI PANEN

Bibit/Benur : 15.480.000 ekor/kepadatan 240.000 ekor per Ha Pakan : 1.858,37 Ton/tahun atau 929.19 Ton/panenPupuk Urea : 20 TonPupuk TSP : 20 TonSaponin : 10 TonKapur : 100 Ton

Page 24: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA

Gedung Kantor : 100 M2 Gudang : 100 M2 Pos Keamanan : 4 Unit (16 M 2 ) Aerator/Kincir : 650 Unit atau 10 Unit/Ha Kendaran Operasional : Unit Jenis Box Motor : 5 Unit Mobil Angkutan : 1 Unit pick upPerahu motor tempel : 5 unitKebutuhan Listrik : 5 Unit

Page 25: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

TABEL JUMLAH DAN GAJI TENAGA KERJA PER TAHUN

No. Jabatan Jumlah Gaji Per Bulan Jumlah Per Tahun(Rp) (Rp)

1 Teknisi Kepala 1 7,500,000.00 7,500,000.00

2 Teknisi 8 5,000,000.00 40,000,000.00

3 Operator 128 3,000,000.00 384,000,000.00

4 Staf Administrasi Keuangan 1 3,500,000.00 3,500,000.00

5 Straf HRD 1 3,500,000.00 3,500,000.00

6 Satpam 10 2,500,000.00 25,000,000.00

Jumlah 149 463,500,000.00

Keterangan :• 2 orang teknisi mengelola 16 ha, dengan operator 32 orang (2 org/Ha). • Upah belum termasuk lembur, intensif dan bonus. • Gaji disesuaikan dengan UMR setempat

Page 26: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

ANALISIS BIAYA PRODUKSI No. Uraian Volume Unit Harga/Unit

(Rp 1.000) Total (Rp)

A Modal Tetap

1. Pembebasan Lahan 55 Ha 250.000 1.375.000.000

2. Konstruksi Lahan Tambak 50 Ha 250.000 2.500.000

3. Bangunan Emplasemen 200 M 2 500. 100.000

4. Genset (Merk Perkins) 2 Unit 500 KVA US$ 57.950 956.175

5. Aerator 300 Unit 1.856,25 556.875

6. Kendaraan Operasional 1 Unit 80.000 80.000

7. Motor 1 Unit 12.000 12.000

8. Instalasi Listrik 153.375

Jumlah A 6.858.425

B Modal Kerja

1. Bibit (Benur) 14.000.000 Ekor 0,045 630.000

2. Pakan 420.000 Kg 7,5 3.150.000

3. Obat-obatan

Page 27: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

Analisis Biaya Produksi

No. Uraian Volume Unit Harga/Unit (Rp) Total (Rp)

B Modal Kerja 1. Bibit (Benur) 14.000.000 Ekor 0,045 630.000 2. Pakan 420.000 Kg 7,5 3.150.000 3. Obat-obatan

- Urea 20.000 Kg 1,5 30.000 - TSP 20.000 Kg 1,5 30.000 - Saponin 10.000 Kg 7 70.000 - Kapur 100.000 Kg 1 100.000 4. Gaji Karyawan 438.000 5. Biaya Panen 150.000 6. Transportasi 50.000 7. Wareng Setrimin 600 M 7,5 4.500 8. Wareng Hijau 2.000 M 4 8.000

Page 28: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

ANALISIS BIAYA PRODUKSI

No. Uraian Volume Unit Harga/Unit (Rp) Total (Rp)

C 9. Bahan bakar 96.000 Liter 4.500 192.000

10. Rehabilitasi 50 Ha 5.000. 250.000

Jumlah B 5.002.500

Modal Investasi (A+B) 11.860.925

Catatan : • Modal Kerja satu tahun dihitung untuk dua kali panen, modal kerja untuk satu kali

panen 50% dari modal kerja selama satu tahun • Harga Genset atas dasar harga pasaran Surabaya, Juli 2011, dengan nilai dolar• Harga tanah lahan tambak Rp. 250.000,-/m2 atas dasar Nilai Jual Objek Pajak di

daerah pantai Gresik

Page 29: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

MULTIPLAYER EFECT

• Manfaat langsung: menambah petani tambak dan menyerap tenaga kerja lokal

• Manfaat tidak langsung: perbaikan transportasi seperti jalan, jembatan, angkutan; perbaikan sarana perekonomian seperti pasar, warung, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI); dan sarana keamanan seperti pos polisi

• Manfaat yang diterima oleh pemerintah daerah lebih bersifat intang

Page 30: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

Fasilitas Fungsi Kebutuhan

Hatchery Menyediakan bibit dalam jumlah yang mencukupi dengan kualitas yang memadai

1 Hatchery Lengkap (HL) untuk skenario Tradisional, 2 Hatchery Lengkap (HL) untuk skenario Semi-Intensif, dan 3 Hatchery Lengkap (HL) untuk skenario Intensif

Tanggul, Pintu Air, Pompa, dan Aerasi

Meningkatkan produktivitas budidaya Sesuai masing-masing skenario

Kios Minasaprodi Menyediakan dan menyalurkan sarana produksi perikanan seperti bibit ikan, pupuk, obat-obatan dan sarana perikanan budidaya lainnya untuk mendukung peningkatan produksi dalam upaya penyediaan pangan dan pengembangan minabisnis

1 Kios Minasaprodi setara Lini 3

Unit Pelayanan Jasa Alat dan Mesin perikanan/Alsintan (UPJA)

Menyediakan sarana mekanisasi pra-panen yang mampu melayani seluruh kawasan

• 1 Depo peralatan pra panen • 1 Pusat Perbengkelan dan Gudang Suku

Cadang Alsintan (tranktor, kincir)

Saluran Irigasi Tersier dan Tandon

Menjaga ketersedian dan kualitas air untuk keberlangsungan budidaya perikanan

• Normalisasi saluran irigasi• Pembuatan tandon sebagia inlet air laut

dan air tawar

Sentra Pengolahan Hasil Perikanan

Menyediakan peralatan untuk pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.

3 Sentra Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, berupa: pembangunan rumah pengolahan beserta pengadaan alat-alat pengolahan

Balai Latihan dan Keterampilan (BLK)

Memberikan pendidikan dan pelatihan budidaya (pra, proses dan pasca budidaya; hama & penyakit; penyediaan pakan alami, pembuatan pakan buatan), pengolahan hasil perikanan

1 Balai Latihan dan Keterampilan

ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA BUDIDAYA

Page 31: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

ANALISIS SWOT STRATEGIS

Permasalaha

n intern

al

Teknologi pembenihan dan pembesaran untuk beberapa komoditas belum sepenuhnya dikuasai.Jaringan irigasi teknis untuk pembudidayaan tambak masih belum merata.Mutu sarana produksi dan produktivitas usaha budidaya masih relatif rendah.Pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan belum terintegrasi.Lemahnya kelembagaan kelompok pembudidaya.

Permasalaha

n ekster

nal

Belum mantapnya tata ruang lahan utnuk perikanan budidaya.Lemahnya dukungan perbankan bagi usaha budidaya.Mekanisme penyuluhan berjalan secara baik serta kurangnya tenaga penyuluh perikanan.Infrastruktur pendukung seperti telekomunikasi, listrik dll belum memadai.Keamanan, terutama pada kawasan pertambakan dan budidaya mutiara.Hambatan tarif dan non tarif pada produk perikanan Indonesia.Belum mantapnya tata ruang lahan untuk perikanan budidaya

Kekuatan (Strength-S) 1) Lahan masih sangat luas. 2) Daya dukung lahan sangat baik.

Kelemahan (Weakness-W) 1) Masih bersifat tradisional dalam upaya

pembenihan dan pembesaran.2) Jaringan irigasi teknis untuk pembudidayaan

tambak masih tidak merata.3) Mutu sarana produksi dan produktivitas

usaha budidaya masih relatif rendah.4) Lemahnya kelembagaan kelompok

pembudidaya.Peluang (Opportunity-O)

1) Faktor kedekatan lokasi dengan Pelabuhan Tanjung Perak,

2) Industri perikanan budidaya membutuhkan udang dalam jumlah besar.

STRATEGI S-O 1) Potensi pasar dan keberadaan industri perikanan

di Gresik dan Surabaya dapat dijadikan modal untuk mencari investor yang dapat mendukung aplikasi teknologi untuk memanfaatkan potensi lahan yang masih sangat luas.

STRATEGI W-O 1) Potensi pasar dan keberadaan industri dapat

di Gresik dan Surabaya menjadi modal untuk menarik investor untuk meningkatkan teknologi, kapasitas sumberdaya manusia, dan dukungan kelembagaan yang dibutuhkan..

Ancaman (Threat-T)

1) Keberadaan Sungai Bengawan Solo, Sodetan dan Curah Hujan yang cukup tinggi, dapat membawa limpasan limbah industri berbahaya

2) Keamanan kawasan masih rendah,

3) Perizinan untuk lahan dirasakan sulit.

STRATEGI S-T 1) Pemerintah Daerah harus berkoordinasi

dengan .Pemerintah Pusat dalam mengupayakan penanggulangan sedimentasi dan limpasan limbah dari Sungai Bengawan Solo, dan Sodetannya.

2) Pemerintah Daerah dapat membuat sistem perijinan satu atap untuk mempercepat proses perizinan lahan budidaya

STRATEGI W-T 1) Lingkungan harus menjadi perhatian penting

agar dampak dari pencemaran dan sedimentasi dapat diminimalkan pengaruhnya pada kualitas air.

Page 32: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

PERTIMBANGAN DALAM REVITALISASI

Revitalisasi mengacu pada konsep tata ruang wilayah setempat dan kebijakan pemerintah serta daerah

Revitalisasi bertitik tolak pada daya dukung dan kesesuaian lahan dan perairan setempat serta dampak yang akan ditimbulkan;

Revitalisasi memperhatikan faktor aksesibilitas dan akseptabiltas dari sosial masyarakat setempat agar tercipta suatu kondusifitas yang terjamin;

Revitalisasi memperhatikan nilai manfaat bagi masyarakat sekitar dan pemerintah daerah;

Revitalisasi mengunakan pola kemitraan yang mengacu pada peningkatan kesejahteraan petambak baik jangka pendek maupun jangka panjang ;

Page 33: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

PT = Petak TreatmentPAS = Petak air siap pakai berisi ikan omnivora- herbivora (bandeng-

mujair jantan/nila jantan - belanak)U = Petak pembesaran udangSS = Saluran sedimentasiSPN = Saluran penyerapan nutrient terlarut (rumput laut)UPL = Petak pengolahan limbah (oksidasi dan pohon bakau)

SS

PU PU PU

PAS

UPL

SPN

PTSungai/Laut(Air Payau)

Mempertahankan jalur hijau sesuai ketentuan yang berlaku, ditambah dengan lahan penyangga.

Mengembangkan Saluran Pengairan, petak steril/Inlet dan petak pengolahan limbah/Outlet. Kualitas air buang tambak harus relatif sama dengan kualitas air pasok

Membangun tandon (petak karantina, petak pengendapan, petak biofilter) dan menerapkan biosecurity

Menghindari penggunaan pestisida dan atau obat-obatan berbahaya atau bila terpaksa peggunaannya seselektif mungkin.

Meningkatkan keseimbangan lingkungan/habitat budidaya dengan penggunaan probiotik (terutama budidaya intensif).

STRATEGI REVITALISASI

Page 34: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

REALISASI REVITALISASI TAMBAK UDANG

Manajemen Kesehatan Budidaya Udang (SCHM), melalui:a. Perbaikan Persiapan Petak Tambak dan Kawasan Tambak Persiapan Tambak,

Persiapan kawasan tambak, Penyiapan Air Tawar Siap Tebar)b. Pencegahan Pengelolaan Kualitas Air -> Pencegahan Masuk Kembali Patogen

(Pengadaan benur ”Bebas Patogen” dan Pencegahan masuknya kembali patogen melalui air)

c. Peningkatan Pengelolaan Pemberian Pakand. Pencegahan Penyebaran Penyakite. Rekayasa Sosial

Page 35: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

TATA LETAK TAMBAKTATA LETAK TAMBAK HARUS MEMENUHI:• Menjamin kelancaran mobilitas operasional • Menjamin kelancaran dan keamanan pasok air dan

pembuangannya. • Menekan biaya kontruksi tanpa mengurangi fungsi teknis dari

unit tambak yang dibangun dan mempertahankan kelestarian lingkungan.

ASPEK TATA LETAK TAMBAK: Konstruksi petakan dan pintu air tergantung teknologi Sistem Irigasi, Saluran pemasukan & pembuangan terpisah Tandon air sumber dan air buangan (limbah) Sistem pararel bukan seri

(perbaikan kualitas air, ramah lingkungan, biremediator, mencegah patogen & cerrier, serta menetralisir ekses racun)

Daerah penyangga, sempadan pantai (lebarnya min 130 x nilai rata2 perbedaan pasang tertinggi dan terendah) & sempadan sungai (min 100 dari kanan kiri sungai besar dan 50 m kanan kiri sungai kecil)

Areal sarana penunjang (gudang pakan, gudang kapur, gudang pestisida, gudang peralatan, bengkel, rumah genset, rumah jaga, rumah pompa),

Pematang yang mampu dilalui kendaran roda empat

1. PERBAIKAN PERSIAPAN PETAK TAMBAK DAN KAWASAN TAMBAK

Page 36: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

RENCANA ZONASI RINCI

No Kelas Kesesuaian Lahan

Luas

Ha %

1 S1 67.8 54.63

2 S2sl 28.4 22.88

3 S3B 9.1 7.33

4 S3sl 7.6 6.12

5 S3sl.pH 11.2 9.02

Jumlah 124.1 100.00

Page 37: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

RENCANA ZONASI RINCI

Page 38: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

4. PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT

Konsepsi Aksi Dan Pelaku Serta Persyaratan Operasi Manajemen Kesehatan Budidaya Udang

Konsepsi Aksi Pelaku Syarat Operasi1. Eradikasi Patogena. Di petakb. Di hamparan

a. Desinfektan petakb. Desinfektan saluran +peralatan

a. Petani (P)b. KelompokTani (KT)

Diperlukan bahan dari SOP (standard operation

procedure) yang semuanya harus dapat

dilaksanakan dalam kerjasama kelompok tani

tambak yang Kompak

2. Eradikasi Patogena. Di petakb. Di hamparan

a. Gunakan “PatogenFree Seed”b1. Desinfeksi air masukb2. Gunakan karnivorasebagai filter ”carrier”

a. P/KTb. Pa. Pb. P

3. Eradikasi Patogena. Di petakb. Di hamparan

a. Gunakan teknologi resirkulasib. Probiotik/Bioremediasi

a. KTb. P

4. Eradikasi Patogena. Di petakb. Di hamparan

a. Kontrol kualitas + jumlah petak >> FCR kecil

b. Pemupukan untuk pakan alami >> peningkatan daya tahan

P

5. Eradikasi Patogena. Di petakb. Di hamparan

Page 39: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

5. REKAYASA SOSIAL

Kemandirian Agribisnis Budidaya Udang

“integrated bisnis” dari mulai hulu sampai hilir

Page 40: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAUNo. Program Stakeholder Tahun

2013 2014 2015 2016 20171 Rehabilitasi iriigasi Pemda, Dis-KP, Dis-PU, Petambak2 Rehabilitasi Green belt (Sempadan pantai dan

sempadan sungai)Pemda, Dis-KP, Dis-Hut, Dis-PU, Petambak

3 Rehabilitasi tambak Pemda, Dis-KP, Dis-PU, Petambak4 Rehabilitasi balai-balai benih udang Dis-KP, Petambak5 Menarik investor untuk

Pemda, BKPMD, Dis-KP, Dis-Perindag

a. membangun “cold storage” a. membangun pabrik esa. membangun pabrik pakan

6 Rehabilitasi LBAP Dis-KP7 Operasionalisasi LBAP Dis-KP8 Menjadikan LBAP Ujung Batee sebagai

“broodstock center” udang vannameiDis-KP

9 Memberikan pelatihan cara-carabudidaya di wilayah endemik penyakit viral (SCHM)

Dis-KP, Petambak, Pakar

10 Menghidupkan/membentuk kelompok – kelompok tani agar memiliki pola tanam yang teratur sehingga ada kontinuitas sarana dan hasil panen

Dis-KP, Petambak, Pengusaha

11 Operasionalisasi budidaya udang vannamei intensif Dis-KP, Petambak, Pengusaha12 Operasionalisasi budidaya udang windu ekstensif Dis-KP, Petambak, Pengusaha12 Operasionalisasi budidaya udang windu, Mangrove

dan Wisata (Minawisata)Dis-KP, Petambak, Pengusaha

Page 41: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

TERIMA KASIH

Page 42: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

DESAIN & KONTRUKSI TAMBAK UDANG

Page 43: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

KONTRUKSI TAMBAKSyarat konstruksi tambak:1. Tahan terhadap damparan ombak besar, angin

kencang dan banjir. Jarak minimum pertambakan dari pantai adalah 50 meter atau minimum 50 meter dari bantara sungai.

2. Lingkungan tambak beserta airnya harus cukup baik untuk kehidupan udang sehingga dapat tumbuh normal sejak ditebarkan sampai dipanen.

3. Tanggul harus padat dan kuat tidak bocor atau merembes serta tahan terhadap erosi air.

4. Desain tambak harus sesuai dan mudah untuk operasi sehari-hari, sehingga menghemat tenaga.

5. Sesuai dengan daya dukung lahan yang tersedia.6. Menjaga kebersihan dan kesehatan hasil

produksinya.7. Saluran pemasuk air terpisah dengan

pembuangan air.

Page 44: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

Konstruksi dan pengelolaan tambak dengan sistem resirkulasi tertutup adalah sebagai berikut :• Memiliki tandon pasok dan tandon

buang yang masing-masing terdiri dari 3 – 4 petak (pengendapan/karantina, biofilter, aklimatisasi).

• Menerapkan biosecurity secara umum selama operasional pemeliharaan.

• Penggunaan ikan-ikan bioscreening multi species sebagai pemangsa inang dan sebagai biofilter.

• Bila didalam petak tandon aklimatisasi kondisi plankton belum memadai perlu dilakukan inokulasi phytoplankton pada air media pemeliharaan.

• Daerah penyangga dan jalur hijau di sekeliling unit tambak harus dipertahankan.

PP

PB

PK

PP

SPE

PAS

UPL

PP

PB

PK

PP

SPE

PAS

UPL

Keterangan :PK : Petak karantinaPAS : Saluran air pasokSPE : Saluran air buangPB : Petak (pengendapan/ karantina,

biofilter, aklimatisasi)UPL : Tempat penyaringan limbah tambak

Desain tambak sistem resirkulasi tertutup (semi tertutup) (Sumber : BBPBAP Jepara, 2003)

DESAIN TAMBAK SISTEM RESIRKULASI/SEMI TERTUTUP

Page 45: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

DISAIN PEMATANG

Ada dua macam pematang, yaitu pematang utama dan pematang antara.• Pematang utama merupakan pematang keliling

unit, yang melindungi unit yang bersangkutan dari pengaruh luar. Tingginya 0,5 m di atas permukaan air pasang tertinggi. Lebar bagian atasnya sekitar 2 m. Sisi luar dibuat miring dengan kemiringan 1:1,5. Sedangkan untuk sisi pematang bagian dalam kemiringannya 1:1.

• Pematang antara merupakan pematang yang membatasi petakan yang satu dengan yang lain dalam satu unit.

Ukurannya tergantung keadaan setempat, misalnya: tinggi 1-2 m, lebar bagian atas 0,5-1,5. Sisi-sisinya dibuat miring dengan kemiringan 1:1.Pematang dibuat dengan menggali saluran keliling yang jaraknya dari pematang 1 m. Jarak tersebut biasa disebut berm.

Page 46: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

DISAIN PEMATANG

Page 47: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

DISAIN SALURAN• Saluran air harus cukup lebar dan dalam, tergantung

keadaan setempat, lebarnya berkisar antara 3-10 m dan dalamnya kalau memungkinkan sejajar dengan permukaan air surut terrendah. Sepanjang tepiannya ditanami pohon bakau sebagai pelindung.

• Ada dua macam pintu air, yaitu pintu air utama (laban) dan pintu air sekunder (tokoan/pintu air petakan).

• Pintu air berfungsi sebagai saluran keluar masuknya air dari dan ke dalam tambak yang termasuk dalam satu unit.

• Lebar mulut pintu utama antara 0,8-1,2 m, tinggi dan panjang disesuaikan dengan tinggi dan lebar pematang. Dasarnya lebih rendah dari dasar saluran keliling,serta sejajar dengan dasar saluran pemasukan air.

• Bahan pembuatannya antara lain: pasangan semen, atau bahan kayu (kayu besi, kayu jati, kayu kelapa, kayu siwalan, dll)

• Setiap pintu dilengkapi dengan dua deretan papan penutup dan di antaranya diisi tanah yang disebut lemahan.

• Pintu air dilengkapi dengan saringan, yaitu saringan luar yang menghadap ke saluran air dan saringan dalam yang menghadap ke petakan tambak. Saringan terbuat dari kere bambu, dan untuk saringan dalam dilapisi plastik atau ijuk.

Page 48: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

DISAIN SALURAN

• Saluran tambak pada umumnya termasuk tipe terbuka dengan penampang berbentuk trapesium terbalik dan airnya mengalir secara gravitasi. Tipe tertutup biasanya dipakai untuk menyalurkan air yang dipompa dari laut

• Disain saluran meliputi: penentuan kemiringan saluran, lebar dan dalam dasar saluran serta kemiringan dinding saluran.

Page 49: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

2. PENGELOLAAN KUALITAS AIR

• Saluran pembawa (supply) harus terpisah dari saluran pembuang (drainase).• Dua sampai tiga bulan pertama tidak dilakukan pergantian air dan bulan ke empat

pergantian air hanya untuk mengganti evapotranspirasi. Pergantian air yang besar dapat bermakna memasukkan lebih banyak “carrier” penyakit.

• Sebagai konsekuensi dari butir ke dua adalah dimensi saluran pembawa tidak terlalu besar. Dengan kisaran pasang setinggi 1,10 m maka dimensi saluran selebar 10 m dan kedalaman 1,5 m cukup untuk mengairi tambak seluas 125 ha.

REHABILITASI PERTAMBAKAN DI WILAYAH ENDEMIK MBV, WSV DAN TSV

Page 50: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

PENGELOLAAN KUALITAS AIR

• Penggantian air dilakukan secara teratur, misalnya 5% setiap hari dan hindari penggantian air secara total/sampai habis kecuali ada masalah-masalah tertentu. Untuk tambak-tambak tertentu biasanya dilengkapi 2 pintu air pembuangan yaitu pipa atas dan pipa bawah.

• Untuk pipa atas diperlukan untuk membuang air pada saat sehabis hujan deras sehingga timbul dua lapisan yang berbeda yaitu lapisan air berkadar garam dan air hujan. Oleh karena itu, karena air hujan tidak cocok dengan kondisi lingkungan udang maka perlu dibuang

Page 51: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

PEMASANGAN KINCIR

• Kincir biasanya dipasang setelah pemeliharaan 1,5-2 bulan, karena udang sudah cukup kuat terhadap pengadukan air.

• Kincir dipasang 3-4 unit/ha. Daya kelarutan O2 ke dalam air dengan pemutaran kincir itu mencapai 75-90%.

A. Desain Tambak ukuran 4000 m2 lingkaran dan bujur sangkar danpengaturan Kincir 1.5 HP

B. Disain tambak dengan luas > 5000 m2

Page 52: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

PROFIL TAMBAK UDANG DI JAWA TIMUR

Total pemanfaatan lahan tambak untuk kegiatan budidaya di Pantura Jawa mencapai sebesar 180.844,96 hektar. Berdasarkan tingkat teknologi dari nilai tersebut masing-masing untuk budidaya sistem tradisional sebesar 146.757,36 hektar; semi intensif sebesar 29.992,11 hektar, dan sistem intensif sebesar 4.095, 49 hektar.

Provinsi Jawa Timur merupakan kawasan yang memiliki lahan pertambakan terluas yaitu mencapai 79.816,46 hektar, diikuti berturut-turut Provinsi Jawa Barat 50.340,64 hektar, Jawa Tengah 41.198,86 hektar, dan Banten sebesar 9.489,00 hektar. Kawasan tambak Pantura di atas meliputi 22 Kabupaten/Kota yang tersebar di 4 (empat) Provinsi.

2.1. Pemanfaatan Lahan Tambak

No Kabupaten Luas Tambak (ha)Total Tradisional Semi Intensif

1 Tuban 3.158,63

2.807,73

126,13

224,77

2 Lamongan 20.842,05

19.771,70

983,75

86,60

3 Gresik 32.464,17

32.402,17

43,00

19,00

4 Sidoarjo 15.530,41

15.530,41

-

-

5 Pasuruan 3.952,90

3.941,90

7,00

4,00

6 Probolinggo 1.999,10

1.118,60

2,10

878,40

7 Situbondo 488,20

80,00

65,50

342,70

8 Banyuwangi 1.381,00

447,00 161,00

773,00

79.816,46 76.099,51

1.388,48

2.328,47

Page 53: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

• Total produksi budidaya tambak Pantura mencapai 395.143,71 ton. Angka tersebut didominasi oleh 3 (tiga) komoditas budidaya yakni berturut-turut udang (windu dan vaname) sebanyak 86.500,07 ton , bandeng sebanyak 180.268,77 ton, Gracilaria sebanyak 66.603,99 ton dan lainnya sebanyak 61.770,87 ton.

• Produksi Provinsi Jawa Timur Komoditas udang sebanyak 29.637,92 ton, Bandeng sebesar 70.732,17 ton, Sedangkan Gracilaria 3.911,5 ton

No

Kabupaten/Provinsi

Produksi (ton)

Total Udang Bandeng Gracilaria Lainnya

1 Tuban 6.548,32

2.176,14

3.381,29

2,00

988,89

2 Lamongan 4.411,00

2.406,00

1.405,00 -

600,00

3 Gresik 45.224,63

7.877,18

37.347,45 - -

4 Sidoarjo 56.376,80

5.459,10

23.295,00

2.725,80

24.896,90

5 Pasuruan 9.191,62

1.091,62

4.071,13

1.001,99

3.026,88

6 Probolinggo 3.720,16

1.542,88

932,50

168,30

1.076,48

7 Situbondo 2.321,20

2.041,20

266,50

13,50 -

8 Banyuwangi 7.373,10

7.043,80

33,30

-

296,00

135.166,8

3

29.637,92

70.732,17

3.911,59

30.885,15

2.2 GAMBARAN PRODUKSI BUDIDAYA

REKAPITULASI HASIL IDENTIFIKASI PRODUKSI BUDIDAYA TAMBAK DI PANTURA

Page 54: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

Aktivitas budidaya tambak telah secara nyata mempengaruhi terhadap serapan tenaga kerja bagi masyarakat di Pantura Jawa. Dengan total pemanfaatan lahan budidaya sebesar 180.844,96 hektar, jumlah rumah tangga perikanan yang aktif melakukan kegiatan usaha budidaya di tambak mencapai 69.937 RTP, dengan rincian masing-masing pelaku budidaya tradisional sebanyak 53.134 RTP, semi intensif sebanyak 13.757 RTP, dan intensif sebanyak 358 RTP. Data jumlah RTP pelaku budidaya di tambak pantura Jawa

No

Kabupaten/Provinsi

Jumlah RTP

Total Trad Semi Intensif

JAWA TIMUR 25.523,00

25.032,00

180,00

311,00

1 Tuban 1.117,00

1.117,00

-

-

2 Lamongan 851,00

703,00

117,00

31,00

3 Gresik 17.743,00

17.727,00

11,00

5,00

4 Sidoarjo 3.257,00

3.257,00

-

-

5 Pasuruan 1.438,00

1.438,00

-

-

6 Probolinggo 549,00

525,00

9,00

15,00

7 Situbondo 212,00

94,00

9,00

109,00

8 Banyuwangi 356,00

171,00

34,00

151,00

2.3 JUMLAH RUMAH TANGGA PELAKU BUDIDAYA

REKAPITULASI HASIL IDENTIFIKASI JUMLAH RUMAH TANGGA PERIKANAN

Page 55: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

Dari sisi kelembagaan Pokdakan secara umum masih didominasi oleh Pokdakan kategori pemula, yang mencapai sebanyak 1.331 buah, sedangkan kategori lainnya berturut-turut pokdakan kategori lanjut sebanyak 27 buah, madya sebanyak 84 buah dan kategori utama sebanyak 11 buah.

Kualitas pokdakan dari sisi kelembagaan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pelaku pembina, total petugas lapang yang secara langsung berperan dalam pembinaan dan pendampingan Pokdakan, masing-masing untuk Jumlah Petugas Penyuluh Lapangan (PPL PNS) sebanyak 124 orang, Petugas Penyuluh Perikanan Kontrak (PPTK) sebanyak 60 orang, Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebanyak 39 orang dan Technical Service (TS) Swasta sebanyak 15 orang. Data sebaran jumlah Pokdakan dan ketersediaan petugas lapang di masing-masing Kabupaten/Kota

No Kabupaten POKDAKAN (Buah) Petugas Lapang

Jumlah Pemula Lanjut Madya Utama Jumlah PPL PTL/PPTK UPT TS Swasta2 Tuban 24 23 0 0 1 7 3 2 2 0

3 Lamongan 0 - - - - - - - - -

4 Gresik 188 188 0 0 0 25 9 7 9 0

5 Sidoarjo 65 47 10 7 1 13 9 4 0 0

6 Pasuruan 34 0 0 0 0 4 4 0 0 0

7 Probolinggo 15 15 0 0 0 7 7 0 0 0

8 Situbondo 1 1 30 15 12 3 0

Banyuwangi 177 167 8 2 0 22 10 8 4 0

Total 504 441 18 9 2 108 57 33 18 0

2.4. KELEMBAGAAN POKDAKAN DAN KETERSEDIAAN PELAKU PEMBINA

REKAPITULASI KELEMBAGAAN POKDAKAN DAN KETERSEDIAAN PETUGAS LAPANGDI JAWA TIMUR

Page 56: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

3.1. TARGET REVITALISASI TAMBAK UDANG JAWA TIMURHasil identifikasi bahwa luas lahan tambak DI Jawa Timur yang berpotensi untuk direvitalisasi mencapai 20.879,66 hektar, dengan rincian :

-Tambak Tradisional seluas : 16.661,33 ha-Tambak Semi intensif seluas : 1.838,23 ha-Tambak intensif seluas : 2.380,10 - ha

No KABUPATEN Potensi Luas Revitalisasi (ha)

Jumlah Ekstensif Semi Intensif

1 Tuban 484,16 319,73 126,13 38,30

2 Lamongan - - - -

3 Gresik 3.240,00 - 1.675,00 1.565,00

4 Sidoarjo 15.381,51 15.381,51 - -

5 Pasuruan 394,19 394,19 - -

6 Probolinggo 351,00 346,00 5,00 -

7 Situbondo 798,60 175,40 32,10 591,10

8 Banyuwangi 230,20 44,50 - 185,70

20.879,66 16.661,33 1.838,23 2.380,10

Page 57: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

Data sementara yang dihimpun (data sekunder) bahwa kebutuhan untuk rencana pengembangan revitalisasi tambak pantura, sebagai berikut :- Rehab Saluran : Rp. 280.885.850,-- Jalan Produksi : Rp. 16.550.000,-- Kebutuhan PTL : 33 orang

3.2. RENCANA KEBUTUHAN PENGEMBANGAN REVITALISASI TAMBAK UDANG JAWA TIMUR

REKAPITULASI KEBUTUHAN PENGEMBANGANREVITALISASI TAMBAK UDANG DI PANTURA

No KABUPATEN/PROVINSI

Perkiraan Kebutuhan Pengembangan Rehab Saluran* Jaringan PLN Jalan Produksi** Petugas

Lapang (org) Vol Sat

Jumlah (Rp.000) Vol Sat

Jumlah (Rp.000) Vol Sat

Jumlah (Rp.000)

1 Tuban 16.700

3.290.000 - - -

- -

- 8

2 Lamongan -

-

- - - -

- -

- -

3 Gresik 1.288.065

193.464.600 - - -

- -

-

4 Sidoarjo 10.000

75.000.000 - - -

3,5 km

15.750.000 -

5 Pasuruan 5.500

- - -

- -

-

6 Probolinggo 27.325

6.831.250 - - -

- -

- 7

7 Situbondo -

- - - -

- -

- -

8 Banyuwangi 2.300

2.300.000 - - -

4.000 m

800.000 18

1.349.890

-

280.885.850 - - - 4.003,5 - 16.550.000 33

Page 58: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

3.3. RENCANA CALON LOKASI DEMFARM

Hasil identifikasi dan kajian teknis maupun non teknis untuk menentukan calon lokasi demfarm, didapatkan calon lokasi demfarm masing-masing sebagai berikut :

1. Kabupaten Tuban :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha2. Kabupaten Lamongan :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha3. Kabupaten Gresik :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha4. Kabupten Sidoarjo :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha5. Kabupaten Pasuruan :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha6. Kabupaten Probolinggo :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha7. Kabupaten Situbondo :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha8. Kabupaten Banyuwangi :....... Pokdakan, dengan luas demfarm : ...... Ha

Page 59: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

REKAPITULASI CALON LOKASI DEMFARM

No Kabupaten Nama Pokdakan

Potensi Pengembangan Demfarm

Luas Tambak untuk Demfarm (ha)

Teknologi dapat dikembangkan Jenis Komoditas Kondisi/

persyaratan teknis Kondisi Perlu Perbaikan Perkiraan biaya perbakan

1 Tuban Mina Lestari 8 Semi intensif Vaname Kurang baikSaluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM

Barokah 2 Semi intensif Vaname Kurang baik (air tawar tidak ada)

Saluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM

Tirto Makmur 3 Intensif Vaname BaikSaluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM

Udang Perkasa 15 Intensif Vaname Kurang baikSaluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM

Tani mandiri 10 Semi intensif Vaname BaikSaluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM

Udang Sari 1,2 Semi intensif Vaname Kurang baikSaluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM

Bina Mulya 3 Semi intensif Vaname Kurang baikSaluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM

Tambak Waru 4 Semi intensif Vaname BaikSaluran, petak budidaya, tandon, jaringan listrik dan BBM

Page 60: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

REKAPITULASI CALON LOKASI DEMFARM

No Kabupaten Nama PokdakanPotensi Pengembangan Demfarm

Luas Tambak untuk Demfarm (ha)

Teknologi dapat dikembangkan Jenis Komoditas Kondisi/

persyaratan teknis Kondisi Perlu Perbaikan Perkiraan biaya perbakan

2 Lamongan Langgeng Harjo 20 Tradisional plusUdang Vaname cukup baik

Mitra Sejati 20 Tradisional plusUdang Vaname

cukup baik

Mina Abadi 20 Tradisional plusUdang Vaname cukup baik

Mina Makmur Abadi I dan II 20 Tradisional plus

Udang Vaname & Windu

cukup baik

Bakti Usaha 20 Tradisional plus Udang Vaname cukup baik

3 Gresik Podho Rukun 112 Semi-intensif Vanname+Bandeng Cukup Saluran, petak budidaya,

sarana penunjang

Tani Pangka Wetan 3150 Semi-intensif Vanname+Bandeng Cukup Saluran, petak budidaya,

sarana penunjang

Mina Sari Asih 100 Tradisional Plus Vanname+Bandeng+Tawes Kurang Saluran, petak budidaya,

sarana penunjang

Vanname Makmur 20 Tradisional Plus Bandeng+Tawes Kurang Saluran, petak budidaya, sarana penunjang

Kampung Vanname 4 Intensif Vanname Baik Saluran, petak budidaya,

sarana penunjang

Page 61: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

LANJUTAN,..

3 Gresik Podho Rukun 112 Semi-intensif Vanname+Bandeng Cukup Saluran, petak budidaya, sarana penunjang

Tani Pangka Wetan 3150 Semi-intensif Vanname+Bandeng Cukup Saluran, petak budidaya, sarana penunjang

Mina Sari Asih 100 Tradisional Plus Vanname+Bandeng+Tawes Kurang Saluran, petak budidaya,

sarana penunjang

Vanname Makmur 20 Tradisional Plus Bandeng+Tawes Kurang Saluran, petak budidaya, sarana penunjang

Kampung Vanname 4 Intensif Vanname Baik Saluran, petak budidaya, sarana penunjang

4 Sidoarjo Sumber Mina 1 300 Ekstensif Plus Windu Baik Saluran, petak budidaya, sarana penunjang

Eco Shrimp 950 Ekstensif Plus Windu Baik Saluran, petak budidaya, sarana penunjang

Karya Makmur 152 Ekstensif Plus Windu Kurang Baik Saluran, petak budidaya, sarana penunjang

Mina Alam Lestari 475 Ekstensif Plus Windu Kurang Baik Saluran, petak budidaya, sarana penunjang

Sumber Urip 152 Ekstensif Plus dan Semi I Windu Kurang Baik Saluran, petak budidaya,

sarana penunjang 5 Pasuruan

Page 62: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

Lanjutan,..

6Probolinggo Sumber

Vaname 9 Tradisional plus dan Semi intensif

Vaname dan Bandeng Saluran, petak budidaya, tandon,

jalan akses

Sido Agung 47 Ekstensif Vaname Saluran, petak budidaya, tandon,

jalan akses

Sumber Hidup 130 Ekstennsi dg

polikultur Vaname, bandeng Saluran, petak budidaya, tandon, jalan akses

Mina Bakau 47 Ekstennsi dg

polikultur Vaname, bandeng Saluran, petak budidaya, tandon, jalan akses

Pesisir Asri 12 Ekstensif Vaname Saluran, petak budidaya, tandon,

jalan akses

Mina Mas 11 Ekstensif dg

polikultur Vaname, bandeng Saluran, petak budidaya, tandon, jalan akses

7 Situbondo - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

8Banyuwangi Sido Rukun 5 Semi-intensif Vanname Baik Salluran. Petak budidaya, tandon dan

sarana penunjang

Sabuk Hijau 10 Semi-intensif dan

intensif Vanname Baik Salluran. Petak budidaya, tandon dan sarana penunjang

Sinar Mina

Kencana 3 Semi-intensif Vanname Baik Salluran. Petak budidaya, tandon dan sarana penunjang

Sukses Abadi 2 Semi-intensif Vanname Baik Salluran. Petak budidaya, tandon dan

sarana penunjang

Mina Bangkit

Bersama 15 Semi-intensif Vanname Kurang baik

Salluran. Petak budidaya, tandon dan sarana penunjang

Tambak Asri 5 Semi-intensif Vanname Kurang

baikSalluran. Petak budidaya, tandon dan

sarana penunjang

Tirta Kencana 2 Semi-intensif Vanname Baik Salluran. Petak budidaya, tandon dan

sarana penunjang

Raja Vaname 2 Semi-intensif Vanname Baik Salluran. Petak budidaya, tandon dan

sarana penunjang

Page 63: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

Dep. PU : Pengembangan jaringan irigasi tambak dan jalan produksi

Dep. Keuangan : Dukungan pembiayaan untuk pembangunan insfratuktur tambak

Dep. Dalam Negeri : Mendorong PEMDA untuk penetapan & penegakan tata ruang

BAPEDAL dan PEMDA : Pengelolaan lingkungan perairan tambak.

Koperasi dan UKM : Pemberdayaan Kelompok melalui Koperasi

Perbankan : Penyediaan kredit program KUR, KKPE

PT. PLN : Penyediaan jaringan listrik bagi tambak udang semi/intensif dan hatchery udang

DUKUNGAN SEKTOR YANG DIPERLUKAN

Page 64: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

PROFILE KONDISI CALON LOKASI REVITAISASI TAMBAK UDANG

Page 65: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

PROVINSI BANTEN

1. Kabupaten Serang

Kelompok : Mina Gracillaria InsaniKetua : Bp. HarisAnggota : 10 orangLuas lahan : 72 haKomoditi : Bandeng, udang dan Gracilaria

Kelompok : Mina Gracillaria InsaniKetua : Bp. HarisAnggota : 10 orangLuas lahan : 72 haKomoditi : Bandeng, udang dan Gracilaria

Page 66: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

2. KABUPATEN TANGERANG

Kelompok : Bina MarepatLokasi : Kecamatan Kronjo, Kemeri dan Mekar baruKomoditi : Udang windu, Bandeng dan GracilariaAnggota : 10 orangLuas lahan 30 ha

Kelompok : Bina MarepatLokasi : Kecamatan Kronjo, Kemeri dan Mekar baruKomoditi : Udang windu, Bandeng dan GracilariaAnggota : 10 orangLuas lahan 30 ha

Page 67: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

PROVINSI JAWA BARAT

1. Kabupaten Karawang

Pokdakan : Mina KaryaAlamat : Desa karya Bakti, Batu jayaJumlah Anggota : 28 orangLuas potensi demfarm : 54Komoditas saat ini : Windu dan bandengTeknologi : tradisional, dapat dikembangkan : semi intensif

Page 68: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

2. Kabupaten Subang

Pokdakan : Cipta BahariAlamat : Patimban, Pusaka NagaraJumlah Anggota : 15Luas potensi demfarm : 20 haKomoditas saat ini : udang VanameTeknologi : Intensif

Page 69: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

3. Kabupaten Indramayu

Pokdakan : Datuk Jaya MinaAlamat : Desa Pranggon, Kec. ArahanJumlah Anggota : 42 orangLuas potensi demfarm : 44Komoditas saat ini : Windu, vaname dan bandengTeknologi : tradisional, dapat ditingkatkan menjadi semi intensif

Page 70: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

4. Kabupaten Cirebon

Pokdakan : Mina Jaya BaktiAlamat : Desa Bungko, Kec. KapetakanJumlah Anggota : 10 orangLuas potensi demfarm : 5 haKomoditas saat ini : VanameTeknologi dapat dikembangkan: semi intensif

Page 71: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

PROVINSI JAWA TENGAH

1. Kabupaten Brebes

Pokdakan : Harapan Jaya

Alamat : Desa LimbanganJumlah Anggota : 30 orangLuas tambak : 30 haKomoditas : UdangTeknologi “ Tradisional

Page 72: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

2. Kabupaten Pemalang

Pokdakan : Mina TulusJumlah Anggota : 20 0rangLuas tambak : 40 haKomoditas : udangTeknologi : Semi /intensif

Page 73: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

Pokdakan Sunter Mas IIILokasi : Desa Depok, Kec. Siwalan Kondisi Teknis :

• Teknologi budidaya ekstensif• Luas lahan 40 Ha• Secara umum sesuai standar kelayakan

teknis budidaya yang dpersaratkan• Komoditas dikembangkan saat ini Bandeng

dan gracilaria (sebagai pelengkap)• Udang Windu mengalami kegagalan sejak

tahun 3keterbatasan info teknologi• Masih ada budidaya udang windu tp relatif

sangat sedikit

Potensi Pengembangan Demfarm :

Luas tambak 20,5 dengan total 24 petak (tandon dan petak budidaya) Teknologi tradisional dan dapat dikembangkan menjadi semi intensif Komoditas udang windu/vaname dengan polikultur Bandeng dan Nila Teknologi diterapkan dengan sistem cluster Persyaratan teknis baik Kondisi perlu perbaikan : Saluran 0,9 km; Petak Tandon 4 ha; petak budidaya 20,5 ha

dan sarana penunjang

Kondisi Non Teknis :

• Kelembagaan baik, dan menunjukkan adanya animo dan komitmen yang tinggi dalam menerapkan teknologi anjuran

• Jumlah anggota 45 orang• Lahan cukup luas dengan status hak milik maupun

sewa• Aksesibilitas mudah• Jalan akses baik (beraspal) dan memungkinkan masuk

roda 4• Jaringan listrik (PLN) belum ada• Lahan tambak masih bisa diperluas (banyak lahan idle

dan potensi alih fungsi menjadi lahan tambak)

3. Kabupaten Pekalongan

Page 74: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

4. Kabupaten Kendal

Pokdakan : Ngudi MakaryoAlamat : Desa Kartikajaya, Kec. PatebonJumlah Anggota : 40 orangLuas tambak : 505 haKomoditas saat ini : BandengTeknologi Tradisional

Page 75: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

5. Kabupaten Demak

Pokdakan : Windu Jaya IAlamat : Desa Sidarejo Kecamatan SayungJumlah Anggota : 20 orangLuas potensi demfarm : 50 haKomoditas saat ini : udang dan bandengRekomendasi Teknologi : Polikultur udang dan bandeng

Page 76: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

6. Kabupaten Jepara

Pokdakan : Mina BarokahAlamat : Desa Surodadi, Kec. KedungJumlah Anggota : 40 orangLuas potensi demfarm : 10 haKomoditas saat ini : udang dan bandengTeknologi : Tradisional plus

Page 77: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

7. Kabupaten Pati

Pokdakan : MuryaAlamat : Desa Tunggul Sari, TayuJumlah Anggota : 122 orangLuas tambak: 98 haKomoditas saat ini : udang dan bandengTeknologi : tradisional

Page 78: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

8. Kabupaten Rembang

Pokdakan : Sidodadi Maju IIIAlamat : Desa Dasun, Kec. LasemJumlah Anggota : 30 orangLuas potensi demfarm : 20 haKomoditas saat ini : udang vanameTeknologi yang dapat dikembangkan: semi intensif

Page 79: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

9. Kota Pekalongan

Pokdakan : Mina BarokahAlamat : Kel. Degayu, Kec. Pekalongan UtaraJumlah Anggota : 15 orangLuas potensi demfarm : 1,7 haKomoditas : udang vanameTeknologi yang dapat dikembangkan: Tradisional

Page 80: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

A. KAWASAN KONSERVASI

Sempadan Pantai Sempadan Sungai

Zona Penyangga

Page 81: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

KAWASAN PEMANFAATAN UMUM

Petak Tandon

• Komposisi: 15-30% total hamparan,; biofilter Tiram (Ciredalei, Scucullata), kerang bakau (G. coacan); rak bambu > 10 cm dari dasar;kepadatan 0.75 kg/m2 (28 ekor/m2) dgn uk. Lebar cangkang 5-7 cm

Petak Steril Air• Penggunaan kaporit dengan dosis 2-5 ppm (5 ppm untuk air

keruh dan 3 ppm unutk air jernih), dengan proses netralisasi ± 3 jam. Penggunaan kaporit, pada kedalaman air satu meter 30-50 kg/ha, dan jika kedalaman air 60 cm sebesar 18-25 kg/ha.

Petak pengendali hama penyakit

• Menggunakan ikan- ikan, misalnya ikan banding, ikan kakap putih, dll. Luas petak ini yaitu 5-10% dari luas petakan seluruhnya

Petak Biofilter• Organisme : kerang bakau, tiram, dan vegetasi bakau• Kerang bakau, ukuran cangkang 4-5 cm dan kepadatan 6-8

ekor/m²• Tiram, ukuran cangkang 5-7 cm dengan kepadatan 0.75

kg/m² (28 ekor/ m²), ditempatkan dalam rak bambu pada kedalaman 10 cm

Petak Pembesaran

Page 82: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

KAWASAN PEMANFAATAN UMUM

• Fungsi: perbaikan kualitas air, ramah lingkungan, biremediator, mencegah patogen & cerrier, serta menetralisir ekses racun

• Komposisi: 15-30% total hamparan,; biofilter Tiram (Ciredalei, Scucullata), kerang bakau (G. coacan); rak bambu > 10 cm dari dasar;kepadatan 0.75 kg/m2 (28 ekor/m2) dgn uk. Lebar cangkang 5-7 cm

Petak Tandon

• Penggunaan kaporit dengan dosis 2-5 ppm (5 ppm untuk air keruh dan 3 ppm unutk air jernih), dengan proses netralisasi ± 3 jam.

• Penggunaan kaporit, pada kedalaman air satu meter 30-50 kg/ha, dan jika kedalaman air 60 cm sebesar 18-25 kg/ha.

Petak Steril Air

• Menggunakan ikan- ikan, misalnya ikan banding, ikan kakap putih, dll• Luas petak ini yaitu 5-10% dari luas petakan seluruhnyaPetak pengendali hama penyakit

• Kedalaman tambak 0.75-1.2 meter, Luas petakan sekitar 0.25 hektar• Hapa 15 m³ (5x3x1 m) , Padat tebar 3000 ekor/m³ (PL 11-17), Sanitasi air 25-30 ppm• Masa pemeliharaan 45 hari, Pemberian pakan 15-30 %/BB/hari• Pada musim kemarau sebaiknya pentokolan sistem hapa sedangkan pada musim

penghujan sebaiknya sistem bak.

Petak Pentokolan

Petak Pembesaran

Page 83: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

PERSYARATAN DISAIN & KONTRUKSI TAMBAK UDANG

Page 84: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

DISAIN TAMBAKTujuan: Mempermudah pengelolaan air dan pemanenan udang, serta mengefektifkan pengelolaan limbah

• Disain Petakan merupakan perencanaan bentuk tambak yang meliputi: ukuran panjang dan lebar petakan, kedalaman, ukuran pematang, ukuran berm, ukuran saluran keliling serta ukuran dan letak pintu air.

• Luas petakan tambak tergantung pada tingkat teknologi yang digunakan. Semakin kecil ukuran semakin mudah dalam pengelolaanny, tetapi akan lebih mahal dalam kontruksi maupun operasionalnya

• Sebaiknya dibuat dalam bentuk unit. Setiap satu unit tambak pengairannya berasal dari satu pintu besar, yaitu pintu air utama atau laban. Satu unit tambak terdiri dari tiga macam petakan: petak pendederan, petak glondongan (buyaran) dan petak pembesaran dengan perbandingan luas 1:9:90.

• Petakan pembagi air, yang merupakan bagian yang terdalam. Dari petak pembagi, masing-masing petakan menerima bagian air untuk pengisiannya. Setiap petakan harus mempunyai pintu air sendiri, yang dinamakan pintu petakan, pintu sekunder, atau tokoan. Petakan yang berbentuk seperti saluran disebut juga saluran pembagi air.

• Setiap petakan terdiri dari caren dan pelataran.

Page 85: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

DISAIN KONTRUKSI TAMBAK

(i) petak Tandon/bio filter

• Organisme : kerang bakau, tiram, dan vegetasi bakau

• Kerang bakau, ukuran cangkang 4-5 cm dan kepadatan 6-8 ekor/m²

• Tiram, ukuran cangkang 5-7 cm dengan kepadatan 0.75 kg/m² (28 ekor/ m²), ditempatkan dalam rak bambu pada kedalaman 10 cm

Page 86: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

KAWASAN PEMANFAATAN UMUM

Page 87: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
Page 88: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI

BERDASARKAN CARA PENGATURAN, PENGUKURAN DAN KELENGKAPAN FASILITAS DIBAGI DALAM 3 TIPE :

1. Jaringan Irigasi sederhana

2. Jaringan irigasi semi Teknis

3. Jaringan Irigasi Teknis

Page 89: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

MACAM MACAM SISTEM IRIGASI

Menurut sumber airnya:1. Air permukaan :

( sungai, danau, waduk )2. Air tanah : akuifer

Menurut cara pengambilan airnya:

3. gravitasi4. Pompa5. Pasang Surut

Page 90: Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya

LANJUTAN……..

Menurut cara pengaliran airnya:

1. Saluran terbuka (open channel)2. Jaringan pipa (pipe network)

Menurut cara distribusi airnya ke lahan:

3. Irigasi permukaan4. Irigasi curah5. Irigasi tetes