27
Rancangan Strategi Peningkatan Pemasaran Usaha Keripik Dangke Di Kabupaten Enrekang Muhammad Rahmat Prof. Dr. Ir. MulyatiTahir, MS Dr. Ir. Jumriah Langkong, MP

Muh. rahmat

Embed Size (px)

Citation preview

Rancangan Strategi Peningkatan

Pemasaran Usaha Keripik Dangke

Di Kabupaten Enrekang

Muhammad Rahmat

Prof. Dr. Ir. MulyatiTahir, MSDr. Ir. Jumriah

Langkong, MP

Latar Belakang

Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan.

Dangke adalah makanan tradisional yang berasal dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, Indonesia. Dangke terbuat dari fermentasi susu kerbau yang diolah secara tradisional. Dangke memiliki tekstur seperti tahu dan memiliki rasa yang mirip dengan keju.

Mengembangkan startegi pemasaran produksi susu untuk mendukung kegiatan pengolahan Keripik dangke yang merupakan makanan khas Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Enrekang.

1. Bagaimana strategi pemasaran produk Keripik Dangke sebagai makanan tradisional di Kabupaten Enrekang ?

2. Apa faktor kendala pemasaran produk Keripik Dangke di Kabupaten Enrekang ?

Rumusan Masalah

Tinjauan Pustaka

Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya. Sehingga dalam menjalankan usaha diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya.

Menurut The American Marketing Association, pemasaran didefinisikan sebagai proses perencanaan dan eksekusi konsep, penentuan harga (pricing), promosi (promotion), dan pendistribusian ide (distribution ideas) barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat memuaskan pelanggan dan tujuan perusahaan.

Faktor yang mempengaruhi pemasaran :1.Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat2.Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.

STRATEGI PEMASARAN

ANALISIS SWOT

(Strengths) / Kekuatan

(Weaknes) / Kelemahan

(Opportunities) / Peluang

(Threats) / Ancaman

TINJAUAN UMUM DANGKEDangke terbuat dari fermentasi susu sapi yang diolah secara tradisional dengan nilai gizi yang tinggi karena di dalamnya terkandung zat-zat gizi seperti protein, lemak, vitamin dan mineral. Makanan khas dari Kabupaten Enrekang itu diolah dari susu sapi, kerbau atau kambingdengan penambahan getah papaya (enzim papain) melalui proses pemanasan sederhana

Produksi dangke Enrekang mampu memenuhi permintaan konsumen yang peminatnya tersebar di Makassar, Kalimantan, Papua, Jakarta hingga Malaysia. Dengan harga jual antara Rp 8 - 15 ribu per potongnya, peternak bisa mendapat keuntungan antara Rp 6 - 8 juta untuk setiap ekor sapi .

KABUPATEN ENREKANG

KUANTITATIF, KUALITATIF DESKRIPTIF ANALISISANALISA SWOT

DATA PRIMERDATA SEKUNDER

OBSERVASIWAWANCARADOKUMEN/ARSIP

REDUKSI, SAJIAN DATA, PENARIKAN KESIMPULAN

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian :

Tipe dan Dasar Penelitian :Sumber Data :

Teknik Pengumpulan Data: Teknik Analisa Data:

Analisis SWOTStrength (Kekuatan)Weakness (Kelemahan)Opportunities (Peluang)Threat (Ancaman)

STRATEGI PEMASARAN

KERIPIK DANGKE

ProductPricePlacePromotion

Kerangka Pikir

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi Pemasaran Keripik Dangke dengan Product, Price, Place, dan Promotion

1. ProductKinerja produk sebagai salah satu dimensi persepsi kualitas, seringkali disikapi secara berbeda oleh konsumen masing-masing produk karena faktor kepentingan konsumen yang berbeda satu sama lain, yang juga akan memberikan pengaruh pada jumlah konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut.

Susu sebagai bahan baku pembuatan keripik dangke diperoleh dari sapi perah laktasi. Ternak sapi perah banyak dijumpai di Kabupaten Enrekang, seperti di Kecamatan Cendana, Enrekang, Anggeraja, Alla’ dan Baraka

Populasi ternak sapi perah di sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Enrekang sebanyak 1.413 ekor. Dari populasi tersebut mampu memproduksi susu murni sebesar 7.065 liter per hari (rata-rata sapi perah menghasil 5 liter/ekor/hari). Artinya produk dangke yang dihasilkan setiap harinya di Kabupaten Enrekang sebanyak 7.710 biji (1 biji dangke diproduksi dari 1,5 liter susu)

Pada pembuatan keripik dangke, bahan utama yang digunakan adalah dangke. Dangke dapat diperoleh di daerah Kabupaten Enrekang karena sebagian besar masyarakat yang memiliki sapi perah mengolah susu sapinya menjadi dangke. Tidak sulit memperoleh dangke untuk memproduksi keripik dangke karena usaha Resky tersebut juga memproduksi dangke sehingga kesinambungan produk keripik

No Alat JumlahMasa Pakai

(Bulan)1 Basok 1 242 Blender 1 363 Cetakan 3 484 Kompor gas 2 605 Lemari kaca 1 1206 Mesin pengaduk 1 607 Mesin press 1 608 Panci besar 4 1209 Penjepit 2 4810 Penyaring 2 4811 Sendok kayu 1 6012 Sendok kerupuk 3 12013 Timbangan 2 6014 Wajan 2 120

NoWaktu

Produksi (Kg)

Jumlah produksi( bungkus)

1 perHari 20 1452 perMinggu 60 4353 perBulan 240 1740

NoJumlah Produksi ( Bungkus)

Harga satuan (Rp)

Total (Rp)

1 900 5.000 4.500.000 2 600 10.000 6.000.000 3 245 20.000 4.900.000

Jumlah 15.400.000

Alat

Berat Kemasan

Jumlah Produksi

No Bahan KebutuhanHarga Satuan

(Rp)1 Dangke 5 buah 17.000 2 Tepung ketan putih 20 kg 6.000 3 Telur 35 butir 1.000 4 Gula pasir 3 1/2 liter 10.000 5 Masako 250 g 8.000 6 Susu segar 3 liter 6.000 7 Minyak goring 20 liter 13.000

Bahan

2. PriceAnalisis kelayakan finansial adalah suatu metode menentukan kelayakan usaha dari aspek keuangan mulai dari penggunaan dana pra investasi sampai mendapatkan keuntungan melakukan suatu kajian secara finansial dalam usaha keripik dangke sangat perlu sebab penentuan kelayakan suatu usaha harus dilakukan melalui analisa financial yaitu dengan menghitung semua unsur biaya masukan dan semua unsur pemasukan.

Modal awal dalam usaha kerupuk dangke adalah modal sendiri sehingga pengusaha tidak perlu mengembalikan keuntungan kepada orang lain. Sebagai usaha berskala kecil/rumah tangga, keripik dangke menggunakan modal sedikit. Harga perkemasan keripik dangke Rp 10.000.- / kemasan, produksiperbulan 40-50 kg / bulan, pendapatan per bulanRp 3 jt-Rp 5 jt/bulan dengan sapi perah 7 ekor.

Dalam hal pengelolaan dana meurut data yang didapat, belum adanya sistem pencatatan pengakuntansian yang baik dalam menjalankan usaha keripik dangke sehingga tingkat pendapatan dari hasil keripik dangke masih bersifat relatif.

No Alat JumlahMasa Pakai

(Bulan)Harga

Satuan (Rp)

Biaya(Rp)

BiayaPenyusutan

(Rp)1 Baskon 1 24 20.000 20.000 833 2 Blender 1 36 350.000 350.000 9.722 3 Cetakan 3 48 40.000 120.000 2.500 4 Kompor gas 2 60 400.000 800.000 13.333 5 Lemari kaca 1 120 2.000.000 2.000.000 16.666 6 Mesin pengaduk 1 60 10.000.000 10.000.000 166.666 7 Mesin press 1 60 5.000.000 5.000.000 83.333 8 Panci besar 4 120 100.000 400.000 3.333 9 Penjepit 2 48 7.000 14.000 291 10 Penyaring 2 48 15.000 30.000 625 11 Sendok kayu 1 60 10.000 10.000 166 12 Sendok kerupuk 3 120 15.000 45.000 375 13 Timbangan 2 60 75.000 150.000 2.000 14 Wajan 2 120 120.000 240.000 2.500 Total penyusutan 302.343

Biaya Investasi

Biaya Operasional Biaya tetap ( Fix Cost )Penyusutan barang investasi = Rp 302.343 x 1 bulan = Rp 302.343,-Jadi biaya penyusutan barang investasi dalam satu bulan Rp 302.343,-

No Bahan Kebutuhan Harga

satuan (Rp) Biaya (Rp)

Biaya/bulan12 x produksi

(Rp)1 Bumbu balado 1 kg 40.000 40.000 480.000 2 Dangke 5 buah 17.000 85.000 1.020.000 3 Gula pasir 3 1/2 liter 10.000 35.000 420.000 4 Masako 250 g 8.000 8.000 96.000 5 Minyak goring 20 liter 13.000 260.000 3.120.000 6 Pewarna cokelat 2 botol 15.000 30.000 360.000 7 Susu sapi 3 liter 6.000 18.000 216.000 8 Gas ( 3kg) 2 tabung gas 17.000 34.000 408.000 9 Telur 35 butir 1.000 35.000 420.000 10 Tepung ketan putih 10 kg 12.000 120.000 1.440.000 11 Garam halus 1 bungkus 3.000 3.000 3.00012 Kemasan 2.500.000 2.500.00013 Stiker kemasan 500.000 500.00014 Gaji 2 orang 30.000 60.000 720.00015 Tranportasi 20.000

Total 3.728.000 11.723.000

Biaya Variabel per bulan

Jadi total biaya variabel dalam satu bulan = Rp 11.723.000,-Total biaya operasional ( operational cost )Biaya tetap + Biaya variable= Rp 302.343 + Rp 11.723.000= Rp 12.025.343,-Berdasarkan tabel variable cost diperoleh total biaya operasional Rp 12.025.343,-

No Produk

Hasil Produksi /

hari (bungkus)

Harga (Rp)

Masa produksi/bulan

Jumlah (Rp)

1 harga Rp 5.000 75 5.000 12 kali 4.500.000 2 harga Rp 10.000 50 10.000 12 kali 6.000.000 3 harga Rp 20.000 20 20.000 12 kali 4.800.000

Total penjualan 15.300.000

Biaya penjualan per bulan18 November -28 Desember 2014

Berdasarkan penjualan yang diperoleh selama satu bulan = Rp 15.300.000,-

Penjualan = hasil produksi (bungkus) x harga (Rp) x masa produksi

•Keuntungan

Keuntungan yang diperoleh dalam satu bulan = Rp 3.274.657,-

•BEP ( Break Event Point)

Berdasarkan BEP produksi keripik dangke “Resky” diperoleh titik impas pada produksi 343 bungkus.

•BCR (Benefit Cost Ratio)

Nilai BCR dari hasil di atas 1,27 maka keripik dangke “Resky” layak untuk dikembangkan.

2. Price

Marakat Kabupaten Enrekang melakukan penyaluran produk kepasar- pasar terdekat yang mudah dijangkau, pasar modern serta penjual makanan tradisional maupun kios-kios terdekat. Bahkan ada beberapa produsen kerupuk dangke menurut informasi responden, produk keripik dangke telah menyebar ke berbagai tempat di Sulawesi Selatan dan telah menjangkau minimarket untuk wilayah pemasarannya.

Pasar tradisional merupakan tempat pembelian keripik dangke yang paling banyak didatangi konsumen (48%), sedangkan 44% konsumen memilih membeli langsung pada pembuat keripik dangke, dan 8% konsumen membeli pada pedagang pengumpul Kemudahan lokasi dijangkau dan harga jual yang lebih murah kemungkinan menjadi alasan konsumen lebih memilih pasar tradisional dan pembuat keripik dangke sebagai tempat pembelian keripik dangke.

2. Promotion

Desain kemasan mempunyai prinsip yang diatur sedemikian rupa untuk memenuhi tujuan utamanya yaitu sebagai presentasi terakhir kepada konsumen. Kemasan adalah iklan terakhir yang dipakai untuk mengerakkan hati para calon konsumen mencoba suatu produk.

Keripik dangke merupakan hasil olahan dangke menjadi kerupuk yang telah tersentuh dengan teknologi, baik dalam teknologi pengolahan maupun teknologi pengemasan. Hanya saja masih kurangnya promosi/publikasi produk ini pada masyarakat luas menyebabkan ketidaktahuan konsumen terhadap produk keripik dangke ini. Produk dangke akan memiliki nilai jual dan selera yang tinggi jika disajikan dengan cara yang lebih modern dengan sentuhan teknologi dan tangan-tangan pemasak handal. 

Penasehat Dariatmo

KetuaJuliaty

SekretarisWaty

BendaharaIin Widiaty

Tenaga Kerja 1Erna

Tenaga Kerja 2Tahir

Tenaga Kerja 3Ancong

Struktur Organisasi Usaha Keripik Dangke Resky

(1) Pembuat keripik dangke yang masih berskala rumah tangga, rata-rata hanya mampu menghasilkan 5 – 10 buah membawahnya ke pasar lokal terdekat. Penentuan harga jualnya tergantung dari jarak tempuh, dalam hal ini biaya transportasi dapat mempengaruhi penentuan harga,

(2) Pedagang pengumpul membeli keripik dangke dari beberapa kampung atau wilayah. Kemudian keripik dangke tersebut dijualnya ke pasar-pasar lokal dalam wilayah Enrekang,

(3) Pembeli langsung memesan dangke dari pedagang pengumpul dan atau langsung ke pengolah/pembuat keripik dangke.

B. Deskripsi Faktor Internal dan Eksternal Usaha Keripik Dangke dengan Pendekatan SWOT

Dalam rangka pengembangan industri keripik dangke di Kabupaten Enrekang maka perlu kiranya dideskripsikan kondisi internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pengembangan industri dangke ke depan, dengan mengidentifikasi kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknees), peluang (Oportunity), dan tantangan (Treath) atau yang biasa disingkat SWOT yang dihadapi oleh industri keripik dangke di Kabupaten Enrekang.

Kekuatan (Strength)Kekuatan yang dimiliki oleh pengolah keripik dangke adalah hasil produksi dangke senantiasa terjual habis, mengingat makanan tradisional ini sangat digemari oleh masyarakat Enrekang karena dijadikan sebagai lauk alternatif yang bernilai gizi tinggi, segar dan enak. Kekuatan lain dari industri ini adalah sumber daya manusia, karena sudah menjadi turun temurun bahwa setiap warga atau petani di Enrekang harus terampil membuat keripik dangke, apapun status social ekonominya. Selain itu, kekuatan lainnya adalah didukung oleh ketersediaan bahan baku, yaitu susu segar. Karena pada umumnya masyarakat Enrekang tidak terbiasa (familier) minum susu segar.

Kelemahan (Weaknees)Hasil identifikasi tehadap kelemahan-kelemahan yang dihadapi produk keripik dangke ini adalah sebagai berikut : (a) Kemasan produk tidak menarik, artinya tidak memiliki nilai jual karena masih menggunakan kemasan seadanya (sederhana), (b) Tidak adanya promosi produk, karena ciri khas industri kecil tidak memiliki dana yang cukup untuk promosi, (c) Pemasaran keripik dangke hanya terbatas disekitar pasar lokal yang ada di wilayah Enrekang. Bila produk keripik dangke ini keluar hanya sebatas dijadikan sebagai oleh-oleh.

Peluang (Oportunity)Bila mencermati peluang terhadap pengembangan produk ini, ada beberapa peluang yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain: (a) Permintaan pasar ada, karena dangke ini sudah mulai dikenal bahkan digemari oleh masyarakat diluar warga Enrekang, (b) Secara tehnis, proses pengolahan/pembuatannya dikuasai oleh para petani, (c) Bahan baku tersedia, karena populasi ternak sapi perah setiap tahunnya meningkat.

Ancaman (Treath)Dari hasil identifikasi dan inventarisai ancaman yang dihadapi pengolah dangke terungkap, sebagai berikut: (a) Adanya produk atau barang substitusi olahan susu dan turunannya yang merupakan pesaing dari produk dangke ini, (b) Produk ini mudah rusak sebelum sampai ke konsumen akhir, karena tidak menggunakan pengawet dan kemasannya sangat sederhana sehingga tidak bisa diproduksi dalam kapasitas banyak.

Strategi Kekuatan dan Peluang (SO) Dalam menghadapi kekuatan dan peluang usaha yang dimiliki, maka strategi pengembangan yang perlu dilakukan dalam mengelolah usaha dangke adalah (a) Pertahankan dan tingkatkan kualitas produk keripik dangke dan pelayanan untuk mempertahankan pelanggan setia. Dalam hal ini mamfaatkan kekuatan produksi yang sifatnya enak, segar dan bergizi, dengan peluang hasil produksi yang mempunyai cita rasa yang khas, (b) Dalam memanfaatkan peluang produksi keripik dangke yang selalu habis terjual, maka strategi yang digunakan adalah memanfaatkan sumber-sumber daya, dengan kekuatan usaha seperti sumber daya manusia dan ketersediaan bahan baku, (c) Pengembangan produk keripik dangke yang didukung ketersediaan bahan baku, dimana bahan baku yang digunakan dalam membuat kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap pengelolaan industri keripik dangke di Kabupaten Enrekang.

Strategi Kekuatan Mengahadapi Ancaman (ST)Dalam upaya menghadapi berbagai ancaman dalam pengelolaan usaha dangke, perlu kiranya membangun kekuatan dengan melakukan strategi sebagai berikut: (a) Peningkatan daya saing yang dapat dilakukan dengan tetap menjaga cirri khas dangke seperti bergizi tinggi, segar, dan enak, (b) Kekuatan sumber daya peralatan yang ada meskipun masih dalam jumlah kecil dan sederhana, namun tetap merupakan penunjang unsur utama dalam menghasilkan keripik dangke, (c) Ditunjang pola manajemen yang sangat baik, karena sifatnya hanya merupakan usaha kecil skala rumah tangga, tetapi diperlukan jaringan pemasaran dengan jangkauan luas.

Strategi Menghadapi Kelemahan dan Ancaman (WT)Dalam menghadapi kelemahan dan ancaman, maka pengolah keripik dangke perlu menetapkan strategi pengembangan usaha yaitu, dalam menghadapi kelemahan dan ancaman, yang paling utama adalah dalam hal permodalan dan tidak adanya promosi terhadap produk keripik dangke ini. Maka strategi yang mungkin dilakukan adalah peningkatan modal kerja melalui berbagai cara, diantaranya mengajukan permohonan bantuan permodalan ke pihak perbankan, minta bantuan pemerintah, atau bermitra dengan pihak pemilik modal lainnya.

Strategi Peluang Menghadapi Kelemahan (WO)Inti dari strategi ini adalah meminimalisir kelemahan-kelemahan yang ada, dan selanjutnya memaksimalkan peluang-peluang yang dimiliki usaha ini. Untuk itu beberapa strategi yang perlu dilakukan dalam pengembangan usaha keripik dangke ini adalah: Karena kemasan yang digunakan hanya kemasan daun pisang yang tidak higienis dan sangat rentan terkontaminasi oleh bakteri pembusuk, maka strategi yang mungkin dilakukan adalah mengganti kemasan yang lebih baik, seperti tetap menggunakan daun pisang dengan kemasan luarnya menggunakan plastik,

KESIMPULAN DAN SARAN

Produk keripik dangke mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan ke depan, dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang yang ada, seperti kekhasan produk ini, ketersedian bahan baku, dan keterampilan petani dalam membuat keripik dangke. Usaha keripik dangke seharusnya memperhatikan mutu produk, persaingan harga, penempatan lokasi yang strategis, serta melakukan inovasi dalam setiap kemasan keripik dangke sebagai daya tarik kepada konsumen.

Meminimalkan kelemahan dan ancaman dalam pengelolaan dangke diperlukan langkah-langkah pembenahan dan perbaikan, seperti produk keripik dangke mudah rusak, dikemas dengan kemasan standar dan jangkauan pasar yang lebih luas. Masalah utama penyebab tidak populernya makanan tradisional  keripik dangke adalah karena kurangnya sentuhan teknologi produksi dan pengemasan tata saji yang lebih menarik. Kendala yang dialami dalam pengembangan keripik dangke adalah ketidak seragaman kualitas produk yang dihasilkan oleh masyarakat dan masa simpan produk yang masih singkat sehingga relative sulit dalam menjangkau wilayah pemasaran yang luas.

Perlunya keterlibatan berbagai pihak dalam pengembangan keripik dangke ini ke depan, seperti melibatkan Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah, dan pihak Perbankan. Terutama membantu dalam hal metode pengemasannya, penganekaragaman produk turunan keripik dangke, membantu untuk mempromosikan dan memasarkan, serta yang tidak kalah pentingnya adalah bantuan dalam bentuk permodalan bagi pengolah keripik dangke supaya bisa berkembang.

Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak sebaiknya manajemen pemasaran keripik dangke “Resky” diperluas sehingga masyarakat lebih mengetahui mengenai produk keripik dangke “Resky” dengan cara menambah jumlah karyawan dan memperbanyak jumlah produksi keripik dangke “Resky”.

SARAN

Sekian dan Terima Kasih