57

Modifikasi perilaku

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Modifikasi perilaku
Page 2: Modifikasi perilaku

Sebagaimana dikemukakan bahwa pendekatan modifikasi perilaku tidak pernah lepas dari data, untuk mengevaluasi apakah perilaku individu sudah berubah meningkat atauberkurang. Secara khusus Martin dan Pear (2003) mengemukakan bahwa asesmen perilaku meliputi proses pengumpulan dan analisis terhadap data atau informasi untuktujuan-tujuan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi perilaku target, yaitu perilaku yang menjadi sasaran.2. Mengidentifikasi penyebab-penyebab munculnya perilaku tertentu3. Menentukan metode intervensi yang dilakukan.4. Mengevaluasi hasil tritmen. 

Page 3: Modifikasi perilaku

Teknik asesmen yang sangat populer digunakan dalam modifikasi perilaku adalah Analisis Fungsional. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa proses modifikasi perilaku yang berhasil paling tidak melalui fase-fase berikut: (a) skrining atau intake phase, (b) baseline, (c) tritmen, dan (d) tindak lanjut. Untuk memperjelas pemahaman mengenai asesmen ini baik kiranya diamati terlebih dahulu aktivitas yang dilakukan pada setiap fase dari program modifikasi perilaku.

Page 4: Modifikasi perilaku

1. Skrining atau intake phase.lstilah fase intake biasanya dikenakan pada tahap awal dari proses pertemuan seorang klien dan terapis. Pada fase ini terapis memberi kesempatan pada klien untuk mengisi formulir yang disediakan ataupun hanya wawancara umum dengan maksud agar terapis memperoleh informasi mengenai nama, alamat, usia, status perkawinan dll. Pada fase ini, terapis juga dapat mengumpulkan informasi awal mengenai hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang mendorong klien datang menemui terapis.

Page 5: Modifikasi perilaku

Fase ini sering juga disebut skrining karena fase ini berfungsi untuk memberi kesempatan pada terapis untuk menimbang apakah klien telah datang kepada terapis atau biro yang tepat untuk masalah yang dialaminya. Fungsi kedua, terapis atau biro tersebut dapat menginformasikan layanan-layanan yang diberikan, serta kode etik profesi. Fungsi ketiga, mendeteksi apakah klien yang datang masuk kategori krisis (misalnya dorongan bunuh diri atau penyalah gunaan obat) sehingga membutuhkan tindakan segera atau tidak. Bagi terapis tertentu, skrining ini memiliki fungsi keempat yaitu mengumpulkan data melalui tes-tes psikologi yang dapat digunakan untuk memperkuat diagnosa. Fungsi kelima dari fase skrining ini adalahuntuk menentukan perilaku mana yang perlu diukur baseline nya.

Page 6: Modifikasi perilaku

2. Fase BaselineFase baseline adalah fase penilaian awal terhadap perilaku klien, yang merupakan sampel dari perilaku target. Fase ini dilakukan dengan beberapa kali pengukuran terhadap sampel perilaku tersebut pada situasi-situasi yang berbeda.Pengukuran dihentikan apabila hasil pengukuran sudah menunjukkan hasil yang konsisten.

Page 7: Modifikasi perilaku

Selama fase baseline, terapis menilai seberapa jauh gap antara sampel perilaku yang ditunjukkan klien dengan perilaku perilaku target untuk menentukan level perilaku yang saat ini dimiliki klien. Pada fase ini, terapis juga melakukan pengamatan dan penilaian terhadap lingkungan tempat di mana klien hidup sehari-hari sehingga dapat mengumpulkan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang mungkin potensial mendukung atau menghambat proses modifikasi perilaku terhadap klien. Setelah diamati, terapis dapat memprediksi variabel apa saja yangperlu dikontrol untuk mencapai tujuan program modifikasi perilaku.

Page 8: Modifikasi perilaku

3. Fase Tritmensetelah baseline dilakukan, terapis memperoleh data yang lebih lengkap mengenai klien. ldealnya, pada saat ini terapis mulai merancang program modifikasi perilaku yang tepat bagi klien. Pada masalah-masalah kesulitan belajar, umumnya program dalam bentuk pelatihan atau program pengajaran. Untuk masalah-masalah klinis atau komunitas, program yang lebih sering diusulkan adalah terapi atau intervensi komunitas. Dalam modifikasi perilaku, beberapa metode dapat disarankan pada beberapa klien dengan masalah-masalah tertentu. Namun demikian selama metode ini diterapkan, sebagaimana pendekatan perilaku lainnya asesmen tetap terus menerus dilakukan.

Page 9: Modifikasi perilaku

4. Fase Tindak LanjutFase tindak lanjut dilakukan untuk mengevaluasi mengenai keberlangsungan suatu perubahan perilaku tertentu. Bila perubahan tersebut dapat bertahan selama periode tertentu mengikuti perubahan perilaku yang terjadi setelah klien dikenaimetode modifikasi perilaku, maka dapat disimpulkan bahwa metode tersebut efektif. Sebaliknya, bila perubahan itu tidak permanen maka dapat dikatakan bahwa problem yang sesungguhnya tidak terpecahkan secara tuntas.

Sumber-sumber lnformasi untuk AsesmenPentingnya data yang dikumpulkan melalui fase-fase dalam modifikasi perilaku merupakan ciri yang menonjol dari pendekatan perilaku. Data akurat dan lengkap merupakan kunci keberhasilan suatu proses modifikasi perilaku, terutama dalammenentukan perilaku target. Dengan demikian perlu ditentukan prosedur yang tepat untuk mengumpulkan data ini.

Page 10: Modifikasi perilaku

Beberapa prosedur yang biasa dilakukan untuk pengumpulan data, dapat dikelompokkan ke dalam tiga prosedur.

Prosedur pertama adalah penilaian tidak langsung. Penilaian tidak langsung dapat dilakukan dengan cara mewawancarai orang-orang terdekat dengan klien, misalnya orang tua, saudara-saudara klien, teman-teman, guru, dan orang-orang yang banyak berhubungan dengannya. Sumber informasi lain yang dapat diminta datanya adalah konselor profesional dari sekolah. Cara lain yang masuk kategori asesmen yang tidak langsung ini adalah kuesioner yang didesain khusus seperti misalnya life history, self report problem checklist, dan role play.

Page 11: Modifikasi perilaku

Prosedur kedua adalah penilaian langsung pada klien, dilakukan dengan cara melakukan observasi terhadap sampel perilaku yang diperlihatkan klien. Prosedur penilaian langsung ini memberikan data yang akurat karena ditampilkan langsung oleh klien, tetapi tentu saja kelemahannya adalah dari segi waktu yang harus disediakan lebih banyak. Dalam prosedur penilaian langsung ini beberapa hal yang menjadi sasaran untuk dinilai, adalah frekuensi dimunculkannya perilaku tertentu, bagaimanapula dengan durasi munculnya perilaku tersebut, intensitas, dan kualitas.

Prosedur penilaian eksperimen dilakukan dengan cara melakukan kontrol pada situasi yang ada pada klien (antecedent) untuk kemudian diamati perilaku apa yang akan dimunculkan (consequence). Prosedur ini disebut juga dengan analisis fungsional.

Page 12: Modifikasi perilaku

Analisis Fungsionallstilah analisis fungsional seringkali disamakan dengan asesmen fungsional. Beberapa buku memang menyebut dua istilah ini secara bergantian. Namun demikian Martin dan Pear (2003) demikian pula halnya dengan Cone (1997) membedakan definisikeduanya. Martin dan Pear (2003) mengemukakan bahwa asesmen fungsional adalah beberapa pendekatan yang digunakan untuk mengidentifikasi antecedents danconsequences dari suatu perilaku tertentu. Sementara itu, analisis fungsional adalah manipulasi yang sistematis dari suatu situasi untuk menguji perannya sebagai antecedents yang mengontrol suatu perilaku tertentu, atau sebagai consequences yang memperkuat terbentuknya perilaku tertentu.

Page 13: Modifikasi perilaku

FADING

Adalah perubahan secara gradual pada successlye trials dari stimulus yang mengontrol respon, sehingga respon yang dihasilkan sedikit demi sedikit akan berubah seiring dengan semakin lengkapnya stimulus.

Faktor - faktor yang mempengaruhi Keefektivitasan Fading :1. Memilih stimulus akhir yang diinginkanSangat penting memilih stimulus akhir yang tepat untuk dapat menghasilkan perilaku (respon) akhir yang diinginkan.2. Memilih stimulus awalPada permulaan fading, sangat penting menentukan stimulus awal yang mungkin memunculkan perilaku yang diinginkan.Prompt adalah stimulus yang diperkenalkan utuk mengontrol perilaku yang diinginkan selama masa awal program belajar dan kemudian dihilangkan setelah perilaku yang diinginkan diperkuat.

Page 14: Modifikasi perilaku

Prompt dibedakan menjadi :a. Physical PromptMisal : orang tua memegangi anaknya ketika belajar berjalan.b. Gestural PromptMisal : trainer menujukkan materi pada peserta denganmenggunakan pointerc. Modeling PromptMisal : pelatih renang menunjukkan gerakan tangan dalam gaya bebas.d. Verbal PromptMisal : pelatih mengendarai mobil mengatakan pada siswa "hati - hati, jangan terlalu cepat”!e. Environmental PromptMisal : orang yang ingin mengurangi berat badan menempel fotonya yang gemuk di depan pintu kulkas.

Page 15: Modifikasi perilaku

Selain itu, Prompt juga dibedakan menjadi :1. Extra stimulus promptsesuatu yang ditambahkan pada lingkungan untuk membentukrespon yang diinginkan.2. Within stimulus promptperubahan karakteristik dari stimulus untuk membuatnya lebih mudahdiperhatikan/dibedakan.3. Memillih tahapan fadingJika respon dapat terjadi dengan prompt yang diberikan,maka prompt dapat secara bertahap dihilangkan. Jangan terlalu cepat dan jangan terlalu lambat, tetapi harus disesuaikan dengan perkembangan subjek.4. Memilih reinforcer yang sesuaiPemilihan reinforcer yang tidak sesuai bisa menyebabkan perilaku yang dihasilkan sebagai respon tidak terkuatkan.5. Menerapkan rencana pada efek programUntuk memperkecil terbentuknya efek negatif dan memperbesar efek positif sebagai hasil program fading yang dilakukan.

Page 16: Modifikasi perilaku

Contoh Penerapan Fading1. Belajar mengendarai sepeda2. Menuntun anak belajar menggambar lingkaran, segitiga, menulis angka dan huruf3. Mengajarkan kemampuan verbal pada anak autis4. Memunculkan perilaku tidak merokok

Page 17: Modifikasi perilaku

 MODELINGPengertianModeling adalah prosedur dimana contoh perilaku diberikan kepada individu untuk membujuk individu tersebut melakukan perilaku yang sama.

Cirinya:1. Memamerkan perilaku seorang/sekelompok orang kepada subjek2. Memanfaatkan proses belajar melalui pengamatan

Page 18: Modifikasi perilaku

Tahap dalam Modeling 1.Pemilikan (masuknya perilaku ke dalam perbendaharaan subjek

- Pengamatan intensif dan mengesankan - Berulang-ulang

2.Pelaksanaan (melakukan perilaku yang telah dipelajari) terwujud jika ada:

- Penunjang - Pengukuhan (dialami melalui pengamatan)

 Efek Modeling1.Memperoleh perilaku yg belum pernah dilakukan2.Melepaskan perilaku yg dimiliki tetapi belum dimanfaatkan3.Menahan perilaku yg tadinya bebas dilakukan4.Mempermudah timbulnya perilaku

Page 19: Modifikasi perilaku

Penerapan modeling 1.Memusatkan perhatian subjek2.Memilih media pameran

- Live models, participant modeling- Film models (video tape, movies)- Imagery characters (kartun, boneka, komik)

3. Memilih model (berpengalaman, popular, sukses, dikagumi)

Page 20: Modifikasi perilaku

Beberapa Pedoman dalam menggunakan Modeling1. Jika mungkin, pilih model yang merupakan teman atau kawan

sebaya dari klien dan orang yang dilihat klien sebagai orang yang kompeten dengan status atau gengsi.

2. Jika mungkin, gunakan lebih dari satu model.3. Kompleksitas dari perilaku model sebaiknya sesuai dengan tingkat

perilaku klien4. Kombinasikan modeling dengan aturan5. Klien melihat perilaku model dan diperkuat (lebih baik dengan

penguat natural)6. Jika mungkin, rencanakan pelatihan sehingga imitasi yang tepat

dari perilaku model yang mengarah pada penguat natural pada klien.

7. Jika perilaku cukup kompleks, modeling sebaiknya dirangkai dari yang paling mudah hingga ke yang sulit pada individu yang diberi perlakuan.

8. Untuk menggeneralisasikan stimulus, modeling harus serealistis mungkin

9. Gunakan fading jika perlu sehingga stimuli selain model dapat mengambil kontrol pada perilaku yang diinginkan

Page 21: Modifikasi perilaku

 PUNISHMENTPengertianPemberian stimulus yg mengikuti suatu perilaku mengurangi kemungkinan berulangnya perilaku tersebut Prinsip PunishmentJika dalam situasi yang diberikan. seseorang melakukan sesuatu yang segera diikuti oleh hukuman, kemudian orang tersebut akan mengurangi perilaku yang sama ketika dia berada pada situasi yang sama nantinya,

Page 22: Modifikasi perilaku

Keunggulan Hukuman :1.Menghentikan dg cepat2.Memudahkan diskriminasi

Hukuman yg bersifat spesifik memudahkan subjek membedakan dalam situasi mana perilakunya harus dihilangkan3. Merupakan pelajaran bagi orang lain 

Kelemahan Hukuman:1.Reaksi subjek mengundurkan diri

mogok, melarikan diri, membolos2. Reaksi subjek agresi3.Reaksi subjek tergeneralisasi4.Reaksi subjek diskriminatif5.Tindakan menghukum dijadikan contoh6.Perilaku terhukum dicontoh7.Reaksi subjek thd diri sendiri & lingkungan menjadi negatif8.Reaksi lingkungan thd penghukum negatif 

Page 23: Modifikasi perilaku

 Tipe - tipe Hukuman1. Physical (Aversive) Punisher

Segala jenis hukuman yang mengikuti perilaku yang mengaktifikan reseptor sakit atau reseptor rasa lain yang menimbulkan rasa tidak nyaman

2. ReprimandsAdalah stimuli verbal negative yang kuat, misalnya “Tidak!" 'ltu buruk!" dapat juga mengandung tatapan kasar dan genggaman keras.

3. Timeout (Penyisihan sesaat)Memindahkan sumber pengukuhan utk sementara waktu tertentu, bila perilaku sasaran yg akan dihilangkan muncul, kesempatan mendapat pengukuh ditiadakan sementara waktu.

4. Response Cost (denda)Penarikan kembali sejumlah pengukuh yang telah diberikan untuk suatu perilaku sasaran.

Page 24: Modifikasi perilaku

 Penerapan Hukuman :1.Menghalangi lolos dari hukuman2.Konsisten & diberikan seketika3.Penyajian dg intensitas kuat4.Kombinasi dg prosedur lain5.Kombinasi dg pengaturan lingkungan 

Page 25: Modifikasi perilaku

Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektifitas Hukuman1. Memaksimalkan kondisi untuk respon alternatif yang diinginkan

Harus mengidentifikasi beberapa respon diinginkan yang akanberkompetisi dengan perilaku tidak diinginkan yang akan

dihilangkan. Untuk menjaga perilaku diinginkan, kita sebaiknya memiliki reinforcemen positif yang diberikan pada jadwal efektif.2. Minimalisir penyebab respon yang dihukum

Kita harus mengenali kontrol stimulus dari perilaku yang akan dihukum, lalu kita juga harus mengetahui reinforcer yang menjaga perilaku tidak diinginkan tersebut.3. Pemilihan hukuman

Pemilihan tipe hukuman sangat penting dalam mempengaruhi efektivitas pelaksanaan modifikasi perilaku.4. Pelaksanaan hukuman

Punishmen paling efektif ketika hukuman diberikan segera setelah

perilaku yang tidak diinginkan muncul.5. Penggunaan aturan

Penggunaan aturan yang tepat akan membantu menurunkan perilaku tidak diinginkan dan meningkatkan perilaku alternatif lebih cepat.

Page 26: Modifikasi perilaku

SELF CONTROL

Self Control atau pengelolaan diri adalah prosedur dimana seseorang mengarahkan atau mengatur perilakunya sendiri. Masalah yang ada pada self control biasanya ada dua, yaitu masalah akan adanya perilaku yang berlebihan (problems of behavior excesses), atau adanya perilaku yang kurang sehingga harus ditambah (problems of behavioral deficiencies). 

Page 27: Modifikasi perilaku

A. Problems Of Behavior Excesses1. lmmediate Reinforcers VS Delayed PunishersMelakukan sesuatu yang mendapatkan pengukuhan yang segera, namun ada hukuman yang tertunda atas tercapainya pengukuh segera tersebut. Misalnya: seorang anak yang berbohong pada orangtuanya agar dapat pergi bersama teman-temannya, padahal pekerjaan rumahnya masih belum selesai.2. lmmediate Reinforcers VS Cummulative Significant PunishersMelakukan sesuatu yang akan mendapatkan pengukuh dengan segera, namun akan mendapatkan hukuman yang tertunda dengan jumlah hukuman yang berlipat.Misalnya: makan makanan yang rasanya enak tapi berkadar kolesteroltinggi.3. lmmediate Reinforcers (For Problem Behavior) VS Delayed ReinforcesPengukuhan langsung versus pengukuhan yang tertunda.Mlsalnya : seorang mahasiswa akan ujian, namun teman kostnyameminjam film bagus yang ingin ia tonton. Apabila mahasiswa itu memilh belajar, maka ia akan mendapatkan nilai bagus nantinya. Namun apabila mahasiswa itu memilih untuk menonton film, maka ia akan mendapatkan kesenangan yang segera. 

Page 28: Modifikasi perilaku

 B. Problems Of Behavioral Deficiencies

1. lmmediate Small Punisher VS Reinforcers That Are Cummulatively Significant

2. lmmediate Small Punishers For A Behavior VS lmmediate But Highly lmprobable Major Punisher if The Behavior Doesn’t Occur

3. lmmediate small punisher for a behavior vs a Delayed major punisher if the behavior doesn't occur

Page 29: Modifikasi perilaku

Langkah-langkah Dalam Prosedur Self Control1. Spesifikasi Masalaha. Tentukan tujuan perilaku dengan rinci, konkrit, dan wajarb. Buat daftar bukti yang menyatakan bahwa program control diri telah

berhasil.c. Cantumkan beberapa orang yang punya tujuan sama. Amati, dan

berikan alasan mengapa mereka berhasil dan mengapa mereka tidak berhasil,

d. Buat daftar perilaku yang dapat membantu tercapainya tujuan 2. Membuat Komitmen Untuk Berubaha. Buat daftar keuntungan apabila program ini berhasilb. Atur lingkungan : ada orang lain yang mengingatkanc. Siapkan waktu dan energi untuk melakukan programd. Rencanakan cara untuk mengatasi gangguan 3. Mengambil Data dan Analisis Penyebaba. Ambil data tentang munculnya masalah : kapan, dimana, seberapa

sering?b. Catat frekuensi permasalahanc. Analisis anteseden & konsekuensi yang memelihara perilaku : dasar

untuk menyusun strategi berikutnya

Page 30: Modifikasi perilaku

4. Merancang Programa. Manage The Situation

i. Self lnstructionii. Modellingiii. Mengatur lingkunganiv. Mengurangi kontak dengan orang lainv. Menentukan waktu

b. Manage The Behaviori. Chaining : tiap perilaku kecil merupakan syarat bagi perilaku

selanjutnya.ii. lncompatible Behavior : Perilaku bermasalah diganti perilaku

lainyang lebih tepat.

iii. Shaping : Membentuk perilaku secara bertahapc. Manage The Consequences

i. Utilizing Feedback : cermin, tape recorder, video, self monitoring

ii. Menyediakan self rewardiii. Mencatat keuntungan melakukan programiv. Administering Punishment

 

Page 31: Modifikasi perilaku

 Keunggulan Self Control1. Klien aktif2. Perubahan yang diperoleh lebih tahan lama Kelemahan Self Control1. Tergantung kesadaran, ketelatenan, dan motivasi klien2. Perilaku yang bersifat pribadi sulit dideskripsikan (malu, cemas), sulit dimonitor dan dievaluasi3. Pengukuh imajinasi hanya disarankan untuk klien yang baik daya khayalnya4. Penggunaan imajinasi sebagai pengukuh hukuman dapat melebihi takaran tanpa Diketahui orang lain. 

Page 32: Modifikasi perilaku

SYSTEMATIC DESENSITIZATIONPengertianTeknik untuk mengurangi / mengambat / menghilangkan respon kecemasansecara bertahap dengan cara memunculkan respon yang berlawanan Dasar PemikiranReciprocal lnhibition

Penekanan munculnya suatu reaksi dg memberikan pemunculanReaksi yang berlawananan

Refleks simpatetis ditekan dan secara simultan dimunculkan Refleks yang

antagonistis (refleks parasimpatetis)Terjadi kombinasi

Counter conditioningMenyajikan stimulus yg menyenangkan (relaksasi) -- membuat kondisi baru -- cemas diganti rileks

ExtinctionTerjadi penghilangan respon kecemasan -- karena sudah dicounter dengan relaksasi 

Page 33: Modifikasi perilaku

Prosedur1. Asesmen

- Wawancara- Observasi / self monitoring- Skala / inventory

2. ldentifikasi stimulus penyebab kecemasan- Golongkan dalam tema- Susun hirarkhi kecemasan

3. Melatih bentuk-bentuk respon penghambat kecemasan- Relaksasi- Asertif

4. Proses terapi- Dibuat santai- Membayangkan situasiyg menimbulkan kecemasan -- mulai

yang paling rendah- Sambil membayangkan situasi yg menimbulkan kecemasan ia

juga diminta rileks -- menolong individu untuk rileks dalam situasiyg mencemaskan

 

Page 34: Modifikasi perilaku

 Hambatan- Penyusunan hirarkhi- Kurang dapat berimaginasi- Kesulitan dalam relaksasiContoh :Klien yang takut pada tikus diminta untuk membuat daftar hierarki ketakutannya pada tikus tersebut, kemudian terapis meminta klien untuk membayangkan ketakutannya dari tingkat hierarki yang paling rendah, setelah itu terapis memberikan kesempatan kepada klien untuk melakukan relaksasi, proses ini terus berjalan sampai pada tingkat hierarki yang paling tinggi.

Page 35: Modifikasi perilaku

TOKEN ECONOMYToken economy adalah sebuah program dimana sekelompok individu bisa mendapatkan token untuk beberapa perilaku yang diharapkan muncul, dan token yang dihasilkan bisa ditukar dengan back up reinforcer.Token economy dibuat berdasarkan prinsip conditioning reinforcement. Conditioning reinforcement adalah stimulus yang tidak secara langsung menguatkan prilaku, namun stimulus tersebut bisa menjadi penguat jika dipasangkan dengan reinforcer lain. 

Page 36: Modifikasi perilaku

Ada tiga karakteristik dasar yang dimiliki token economy sebagai suatu program dalam modifikasi perilaku, yaitu :1. Perilaku yang akan diperkuat dipaparkan dengan jelas.2. Prosedur yang digunakan adalah dengan memberikan reinforcing stimuli (token) saat perilaku target muncul.3. Aturan yang ada direncanakan untuk mengatur pertukaran token untuk setiap objek atau peristiwa yang akan diperkuat.

Page 37: Modifikasi perilaku

Langkah-langkah lmplementasi Token Economy1. Menentukan Perilaku Target

Semakin homogen individu kelompok yang akan dikenai token economy, maka akan semakin mudah menstandardisasikan aturan-aturan yang berlaku dalam token economy.2. Mencari Garis Basal

Yakni memperoleh data sebelum melakukan penanganan, biasanya melalui pengamatan selama dua minggu terhadap perilaku target. Sesudah program dimulai, kita bisa membandingkan data dengan data yang diperoleh saat menentukan garis basal, sehingga dapat menentukan efektivitas program.3. Memilih Back up Reinforcer

Perlu diperhatikan bagaimana karakteristik peserta program dan apa saja kira-kira barang yang dibutuhkannya. Barang yang menjadi pengukuh pendukung haruslah barang yang dapat digunakan atau consumable. Perlu diperhatikan pula tempat penyimpanan. dan dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan program.

Page 38: Modifikasi perilaku

4. Memilih Tipe Token Yang Akan DigunakanSecara umum, tipe token haruslah menarik, ringan, mudah dipindahkan, tahan lama, mudah dipegang, dan tidak mudah dipalsukan. Beberapa contoh yaitu stiker, keping logam, koin, check-mark, poin, poker chip, stempel yang dicap di buku, tanda bintang, kartu, dll.

5. Mengidentifikasi Sumber-sumber Yang Bisa MembantuBeberapa sumber yang bisa membantu adalah staf, relawan, mahasiswa,residen, orang yang akan dikenaitoken itu sendiri.

6. Memilih Lokasi Yang Tepat.Token dapat diberikan dimana saja, asal diberikan setelah perilaku targetmuncul.

Page 39: Modifikasi perilaku

7. Menyiapkan manual/ pedoman Token Economy Pada Klien Dan staf. Ada suatu prosedur spesifik dalam penerapan program token economy1. Perlu diperhatikan bagaimana cara penyimpanan data, kertas data yang akan digunakan, siapa dan bagaimana data itu akan dicatat.2. Siapa yang akan memberikan pengukuh atau agen pengukuh (rerinforcing agent), dan untuk perilaku apa.3. Menentukan jumlah token yang bisa didapat pada setiap perilaku. Pemberian token dapat mulai dikurangi bila perilaku target telah terbetuk.4. Menyusun prosedur dan menentukan jumlah token untuk memperoleh back up reinforcer. Pada awal program, frekuensi penyediaan pengukuh pendukung harus cukup tinggi, lalu berkurang secara bertahap.5. Berhati-hati terhadap kemungkinan munculnya hukuman.

Ada kemungkinan hukuman bersyarat (possible punishment contingencies).Klien membayar dengan token bila ia melakukan tindakan kontraproduktif.

6. Memastikan bahwa tugas yang harus dilakukan staf sudah jelas, dan pemberian pengukuh pada staf.7. Membuat rencana untuk menghadapi kemungkinan masalah yang akan timbul. Masalah yang biasa timbul antara lain, kebingungan, kekurangan staf, peserta merusak token, dan lain-lain.

Page 40: Modifikasi perilaku

Penerapan Token Economy1. Membantu murid yang cacat di dalam ruang kelas2. Menangani anak -anak dengan masalah antisocial3. Treatment untuk pecandu alkohol4. Menurunkan tingkat absent dan meningkatkan performa kerja5. mengurangi perilaku agresif tahanan.6. Mengelola perilaku anak dalam keluarga. Kelemahan Token Economy1. Kurangnya pembentukan motivasi intrinsik, karena token merupakandorongan dari luar diri.2. Dibutuhkan dana lebih banyak untuk penyediaan pengukuh pendukung/ back up reinforcer3. Adanya beberapa hambatan dari orang yang memberikan dan menerimatoken. 

Page 41: Modifikasi perilaku

TEORI BEHAVIORISMEPRINSIP PRINSIP TEORI BEHAVIORISME1. Obyek psikologi adalah tingkah laku2. Semua bentuk tingkah laku dikembalikan pada reflek3. Mementingkan pembentukan kebiasaan ADA DUA ALIRAN BESAR DALAM TEORI BEHAVIORISME1. Reflek bersarat dari Rusia di antaranya PAVLOV dkk2. Behaviorisme dari Amerika diantaranva THORNDIKE dkk

Page 42: Modifikasi perilaku

 A. Teori Belajar BehaviouristikAdalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.

Kerangka Berpikir TeoriCiri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis. menekankan peranan lingkungan. mementingkan pembentukan reaksi atau respon. menekankan pentingnya latihan.mementingkan mekanisme hasil belajar. mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkah laku siswa merupakanreaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar.

Page 43: Modifikasi perilaku

Tokoh-Tokoh

Edward Edward Lee Thorndike (1874-1949)Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Teori belajar ini disebut teori "connectionism". Eksperimen yang dilakukan adalah dengan kucing yang dimasukkan pada sangkar tertutup yang apabila pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop di dalam sangkar disentuh. Percobaan tersebut menghasilkan teori Trial dan Error. Ciri-ciri belajar dengan Trial dan Error yaitu : adanya aktifitas, ada berbagai respon terhadap berbagai situasi, ada eliminasai terhadap berbagai respon yang salah. Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan.

Page 44: Modifikasi perilaku

Thorndike menemukan hukum-hukum.1. Hukum kesiapan (Law of Readiness)

Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat untuk memperoleh stimulus maka pelaksanaan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.

2. Hukum latihanSemakin sering suatu tingkah laku dilatih atau digunakan maka asosiasi tersebut semakin kuat.

3. Hukum akibatHubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila akibat menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibanya tidak memuaskan.

Page 45: Modifikasi perilaku

Ivan Petrovich Pavlo (1849-1936) dan Watson

Pavlo mengadakan percobaan laboratories terhadap anjing. Dalam percobaan ini anjing diberi stimulus bersarat sehingga terjadi reaksi bersarat pada anjing. Contoh situasi percobaan tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu tanpa disadari menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-bunyian yang berbeda dari pedagang makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulusalami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi secaraotomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.

Page 46: Modifikasi perilaku

 Skinner (1904-1990)

Skinner menganggap reward dan reinforcement merupakan factor penting dalam belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal mengontrol tingkah laku. Pada teori ini guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebihrajin.

Teori ini juga disebut dengan operant conditioning. Operant conditing menjamin respon terhadap stimuli. Bila tidak menunjukkan stimulimaka guru tidak dapat membimbing siswa untuk mengarahkan tingkah lakunya. Guru memiliki peran dalam mengontrol dan mengarahkan siswa dalam proses belajar sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.

Page 47: Modifikasi perilaku

Skinner membagi menjadi 2 jenis respon. 1. Responden

Respon yang terjadi karena stimulus khusus misalnya Pavlo.2. Operans

Respon yang terjadi karena situasi random. Operans conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku operans yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali atau menghilang sesuai keinginan. 

Page 48: Modifikasi perilaku

 Prinsip belajar Skinners adalah :1. Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah dibetulkan jika benar diberi penguat.2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran digunakan sebagai sistem modul.3. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri, tidak digunakan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah untuk menghindari hukuman.4. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable ratio reinforcer.5. Dalam pembelajaran digunakan shapping

Page 49: Modifikasi perilaku

 Robert Gagne (1916-2002)Teori Gagne banyak dipakai untuk mendisain Software instructional (Program berupa Drill Tutorial). Kontribusi terbesar dari teori instructional Gagne adalah 9 kondisi instructional:1. Gaining attention = mendapatkan perhatian2. Intorm learner of objectives = menginformasikan siswa mengenai tujuan yang akan dicapai3. Stimulate recall of prerequisite learning = stimulasi kemampuan dasar siswa untuk persiapan belajar.4. Present new material = penyajian materi baru5. Provide guidance = menyediakan pembimbingan6. Elicit performance = memunculkan tindakan7. Provide feedback about correctness = siap memberi umpan balik langsung terhadap hasil yang baik8. Assess performance = Menilai hasil belajar yang ditunjukkan9. Enhance retention and recall = meningkatkan proses penyimpanan memori dan mengingat.Gagne disebut sebagai modern noebehaviouristik mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi.

Page 50: Modifikasi perilaku

 Albert Bandura (1925-sekarang)Teori belajar Bandura adalah teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri yang menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi tingkah laku timbal balik yang berkesinambungan antara kognitive perilaku dan pengaruhlingkungan. Factor-faktor yang berproses dalam observasi adalah perhatian, mengingat, produksi motorik, motivasi. Aplikasi teori behaviouristik terhadap pembelajaran siswaGuru yang menggunakan paradigma behaviourisme akan menyusun bahan pelajaran yang sudah siap sehingga tujuan pembelajaran yang dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak hanya memberi ceramah tetapi juga contoh-contoh. Bahan pelajaran disusun hierarki dari vang sederhana sampai yang kompleks. Hasil dari pembelajaran dapat diukur dan diamati. kesalahan dapat diperbaiki. Hasil yang diharapkan adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan.

Page 51: Modifikasi perilaku

Kekurangan dan kelebihan

Metode ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur kecepatan spontanius kelenturan daya tahan dsb.Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan peran Orang tua. Kekurangan metode ini adalah pembelajaran siswa yang berpusat pada guru bersifat mekanistis dan hanya berorientasi pada hasil. Murid dipandang pasif. Murid hanya mendengarkan. menghafal penjelasan guru sehingga guru sebagai sentral dan bersifat otoriter. 

Page 52: Modifikasi perilaku

TEORI HUMANISTIKPrinsip- prinsip belajar humanistic:A. Manusia mempunyai belajar alamiB. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentuC. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinyaD. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan bila ancaman itu kecilE. Bila ancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh caarF. Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannyaG. Belajar lancar jika siswa dilibatkan dalam proses belajarH. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalamI. kepercayaan pada diri siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diriJ. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar. 

Page 53: Modifikasi perilaku

Pengertian TeoriHumanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.  Kerangka Berfikir Teori BelajarTujuan belajar menurut teori ini adalah memanusiakan manusia artinya perilaku tiap orang ditentukan oleh orang itu sendiri dan memahami manusia terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.Menurut para pendidik aliran ini I penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa. Tujuan utama pendidik adalah membantu siswa mengembangkan dirinya yaitu membantu individu untuk mengenal dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu mewujudkan potensimereka. Para ahli humanistic melihat adanya dua bagian pada proses belajar yaitu : proses pemerolehan informasi baru dan personalisasi informasi ini pada individu. Tujuan utama pada pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi yang ada pada diri mereka.

Page 54: Modifikasi perilaku

Dua bagian pada proses belajar:a. Proses memperoleh informasi barub. Personalisasi informasi ini pada individu Tokoh –Tokohnya

Arthur Comb (1921-1999)Meaning adalah konsep dasar yang dipakai atau digunakan. Belajar terjadi bila siswa mempunyai arti bagi siswa itu sendiri, guru tidak bisa memaksakan materi pada siswa. Guru harus memahami perilaku siswa dengan memahami persepsi siswa apabila ingin mengubah perilaku siswa. Menurut Comb perilaku buruk itu adalah ketidakmauan siswa untuk melakukan sesuatu yang tidak menimbulkan kepuasan bagi dirinya. 

Page 55: Modifikasi perilaku

MaslowTeori ini didasarkan pada asumsi bahwa dalam diri manusia ada dua hal yaitu adalah suatu usaha positif untuk berkembang dan kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Pada diri manusia mempunyai berbagai perasaan takut tetapi manusia juga mempunyai perasaan yang mendorong untuk maju kearah keunikan diri. Kearah fungsinya semua kemampuan yang dimiliki dapat dikembangkan. Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi tujuh hierarki yang tiap hierarki tersebut memiliki tingkat penting dalam pemenuhan yang harus dipanuhi dari yang paling dasar. CARL ROGERSBelajar akan lebih baik jika dilengkapi dengan fasilitas yang baik pula.Kerangka berfikir teori Rogers membedakan 2 tipe belajar yaitu:a. Kognitif (kebermaknaan)b. Eksperimental (pengalaman atau signifikansi)yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran.

Page 56: Modifikasi perilaku

Aplikasi TeoriAplikasi pada teori ini adalah lebih menunjuk pada ruh atau spirit dalam proses belajar yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru hanya sebagai fasilitator bagi siswa dan dengan memberi motivasi, kesadaran bagi siswa, membimbing dan memfasilitasi siswa. Guru sebagai fasilitator memiliki berbagai cara untuk memberi kemudahan bagi siswa dalam belajar dan berbagai kualitas si fasilitator. Siswa berperan sebagai pelaku utama yang memaknai proses pambelajarannya.Tujuan pembelajaran lebih diutamakanpada prosesnya bukan pada hasilnya.Proses pembelajaran pada umumnya yaitu adalah merumuskan tujuan belajar yang jelas. mengusahakan adanya partisipasi siswa, mendorong inisiatif siswa untuk peka kritis, mengemukakan pendapat, guru berusaha menerima dan memberi kesempatan pada siswa serta adanya evaluasi pembelajaran. Pada teori ini lebih menekankan pada proses dari pada hasil pembelajaran sehigga siswa harus aktif. Guru berpendapat bahwa pendidikan adalah warisan kebudayaan, pertanggungjawaban sosial, dan bahan pengajaran yang khusus. Sehingga masalah tersebut tidak dapat diserahkan pada siswa tetapi perlu adanya suatu rencana pelajaran yang telah disiapkan oleh guru. Materi tersusun logis dan tujuan instruksional yang tertentu dan mereka memiliki kecenderungan memperoleh jawaban yang benar.

Page 57: Modifikasi perilaku

Kekurangan dan Kelebihan

Teori ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi yang bersifat pembentukan Kepribadian hati nurani, perubahan sikap dan analisis terhadap fenomena social. Indikator keberhasilan dari teori ini adalah siswa senang, bergairah- berinisiatif dalam belajar, dan terjadi perubahan pola pikir siswa, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Ciri-ciri guru yang baik dan kurang baik menurut humanistic.

Guru yang baik menurut teori ini adalah : Guru yang memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan wajar. Ruang kelas lebih terbuka dan mampu menyesuaikan pada perubahan. Sedangkan guru yang tidak efektif adalah guru yang memiliki rasa humor yang rendah, mudah menjadi tidak sabar ,suka melukai perasaan siswa dengan komentar yang menyakitkan, bertindak agak otoriter, dan kurang peka terhadap perubahan yang ada.