13
TUGAS BAHASA INDONESIA KELOMPOK V

Menulis naskah drama berdasarkan cerpen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Menulis naskah drama berdasarkan cerpen

Citation preview

TUGAS BAHASA INDONESIA

KELOMPOK V

NAMA KELOMPOK :

Aditya Permana Adrianto (01) I Gede Angga Maha Diputra (03) Made Dwi Astika Tajem (08) I Gusti Putu Kurunandana (17) I Dewa Gede Rakita Aditya (21)

MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN CERPEN

Naskah Drama adalah karangan yang berisi cerita atau lakon. Dalam naskah drama tersebut termuat nama-nama tokoh dalam cerita, dialog yang diceritakan para tokoh, dan keadaan panggung yang diperlukan. Bahkan kadang-kadang juga dilengkapi penjelasan tentang tata busana, tata lampu, dan tata suara (musik pengiring)

Sebuah naskah drama tidak selalu murni hasil dari imajinasi manusia, tapi juga bisa dihasilkan dari pengadopsian (pengambilan ide) karya sastra lain seperti novel, cerpen, dam puisi. Naskah drama, bentuk dan susunannya berbeda dengan naskah cerita pendek atau novel.

Naskah cerpen atau novel berisi cerita lengkap dan langsung tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi. Sebaliknya, naskah drama tidak mengisahkan cerita secara langsung. Penuturan ceritanya diganti dengan dialog para tokoh. Jadi, naskah drama itu mengutamakan ucapan-ucapan atau pembicaraan para tokoh. Dari drama pembicaraan para tokoh itu, penonton dapat menangkap dan mengerti seluruh ceritanya.

Hal-hal yang harus kita lakukan dalam mengubah sebuah cerpen menjadi naskah drama, yaitu :

1. Membaca cerpen secara keseluruhan.2. Menentukan topik dan inti cerita.3. Mengidentifikasi tokoh dalam cerpen serta

perwatakannya 4. Menentukan latar.5. Menggolongkan dialog disesuaikan dengan

tokoh yang berbicara.6. Memberikan pada tiap adegan

CONTOH :PERHATIKANLAH KUTIPAN CERPEN BERIKUT INI !

Setelah mencium yangan bunda dan mengucap salam , Ra berlari keluar rumah. Teman-temannya sudah menunggu di halaman depan, ada Fathia, Tary, dan Rita. Mereka akan pergi ke sekolah bersama-sama. Ra dan teman-temannya melambaikan tangan pada Bunda yang melepas kepergian mereka dengan senyum di depan pintu.

Belum jauh melangkah, anak-amak itu melihat seorang lelaki tua sedang mengaduk-aduk bak sampah. Setiap hari, Ra melihat orang itu mengambil sampah lalu menaruhnya di gerobak tanpa rasa jijik. Sampah-sampah itu bau dan busuk. Ada kulit pisang, sayuran busuk, kertas pembungkus, botol pecah dan lain-lain. Setiap hari Ra menutup hidung jika bertemu Pak Tua itu.

“Ih, bau sekali!” Kata Ra.

“Aku juga ingin muntah…,” bisik Rita.

“Eh bukankah itu sampah-sampah bekas dari rumah kita juga ?” bela Tary.

“Tapi kita kan mau lewat. Pak Tua itu harusnya berhenti dulu supaya baunya tidak menyengat,” kata Fathia.

“Iya, kita lari saja yuk begitu lewat gerobak sampahnya! Supaya tidak kena baunya,” usul Ra.

“Yuk!” Keempat gadis itu berlari sambil tertawa-tawa

….

Pak Tua Pemungut sampah Oleh : Kanianingsih

“Bunda, sampah di depan rumah bau sekali,“ ujar Ra seraya menghampiri Bunda yang sedang menggoreng nasi untuk sarapan. Ra masih menggenggam sapu. Karena hari ini hari Minggu, dia membantu Bunda menyapu lantai.

“Iya, sudah beberapa hari sampah tidak diambil. Pak Soleh sedang sakit. Nanti Ra antar Bunda menjenguk beliau ya ?” kata Bunda. Ra sebenarnya tidak mengerti apa yang dikatakan Bunda. Tapi melihat Bundanya sedang repot. RA tidak bertanya lagi dan melanjutkan pekerjaannya.

KUTIPAN CERPEN DIATAS DAPAT DIUBAH MENJADI DIALOG DRAMA BEIKUT INI !

PAK TUA PEMUNGUT SAMPAH OLEH : KARNIANGSIH

(Beranda rumah ada seperangkat kursi. Hari masih pagi. Di dekat kursi Ra mencium tangan ibu, Sementara Fathia, Tary, dan Rita menunggu di halaman depan)

Ra : (melepaskan tangan ibu) “Ra, berangkat, Bu.” (lari menuju temannya)

Ibu : “Ya, hati-hati di jlan (ibu masuk) (Ra, Fathia, Tary, dan Rita berjalan dan bertemu lelaki

tua sedang mengaduk tempat sampah.)Ra : (menutup hidung) “Ih bau sekali!”Rita : “Aku ingin muntah.”Tary : “Eh bukankah itu sampah-sampah bekas dari rumah

kita juga?” Fathia : “Tapi kita kan mau lewat. Pak Tua itu harusnya

berhenti dulu supaya baunya tidak menyengat.” Ra : “Iya, kita lari saja yuk begitu lewat gerobak

sampahnya! Supaya tidak kena baunya.” Ra, Fathia, Tary, Rita : “Yuk!” (bersamaan, berlari sambil tertawa. )

……

(Ra menghampiri Bunda yang sedang menggoreng nasi untuk sarapan. Hari ini hari Minggu, Ra membantu Bunda menyapu lantai.)

Ra : “Bunda, sampah di depan rumah bau sekali.”

Bunda : “Iya, sudah beberapa hari sampah tidak diambil. Pak Soleh sedang sakit. Nanti Ra antar Bunda menjenguk beliau ya ?”

(Ra melanjutkan menyapu sambil berlalu dari hadapan Bunda, tanpa mengerti apa yang dikatakan Bunda)

….