Upload
purwa-dirja
View
76
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
PROFILENama : Purwa Alam DirjaTtl : Cianjur 24/02/1989Agama : IslamAlamat : RevoltcampHobi ;Membaca, fotografi dan game
Pengalaman Organisasi : Pramuka,Osis, Reisma (Remaja Islam Masjid) Ketua Umum LDK UMMIInfokom HTI Jawa BaratPresiden Mahasiswa UnikomKetua Gema Pembebasan Kota Bandung
Pekerjaan :Guru SMKWeb developer : PT.adyberkahFotografer/desainer : SaungKreasi
Purwa Alam Dirja @dierza E-mail : [email protected]
POTENSI MAHASISWA
• JIWA MUDA
Usia produktif, yakni sekitar 18-26 tahun
• DIMENSI STRUKTURAL
Idealisme dan independensi
• DIMENSI INTELEKTUAL
Pendidikan tinggi identik dengan kaum intelektual.
DERITA HIDUP DIBAWAH TIRANI DEMOKRASI
Kemiskinan & Kelaparan Korupsi Merajalela Pengangguran Tertindas & Terjajah Degradasi Moral
POTENSI MAHASISWA
• JIWA MUDA
Usia produktif, yakni sekitar 18-26 tahun
• DIMENSI STRUKTURAL
Idealisme dan independensi
• DIMENSI INTELEKTUAL
Pendidikan tinggi identik dengan kaum intelektual.
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
[845]. Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.QS.An Nahl:125
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung. QS.Ali Imron 104
[217]. Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
• sadar • Paham• punya kemauan dan kemampuan • mau berjuang dan berkorban• yang sabar• yang konsisten• yang Ikhlas
PEMUDA/MAHASIWASYUBBANUL YAUM RIJALUL GHOD
“Dan Allâh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.” (Qs an-Nûr/24:55)
IBRAH“Kelak akan datang saudaraku, dan aku sangat merindukan mereka”
Seulas senyuman yang sedia terukir dibibirnya pun terungkai. Wajahnya yang tenang berubah warna. "Apakah maksudmu berkata demikian wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu? " Saidina Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mula menyerabut fikiran.
"Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku (ikhwan)," suara Rasulullah bernada rendah.
"Kami juga ikhwanmu, wahai Rasulullah," kata seorang sahabat yang lain pula. Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum.
Kemudian baginda bersuara:"Saudaraku ialah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku sebagai Rasul Allah dan mereka sangat mencintaiku. Malahan kecintaan mereka kepadaku melebihi cinta mereka kepada anak-anak dan orang tua mereka."
• Rasulullah menceritakan tentang keimanan ‘ikhwan’ baginda: "Siapakah yang paling ajaib imannya?" tanya Rasulullah.
"Malaikat," jawab sahabat.
"Bagaimana para malaikat tidak beriman kepada Allah, sedangkan mereka sentiasa hampir dengan Allah," jelas Rasulullah. Para sahabat terdiam seketika. Kemudian mereka berkata lagi, " Para nabi."
"Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka."
"Mungkin kami," celah seorang sahabat.
"Bagaimana kamu tidak beriman, sedangkan aku berada ditengah-tengah kamu," pintas Rasulullah menyangkal hujah sahabatnya itu.
"Kalau begitu, hanya Allah dan Rasul-Nya sahaja yang lebih mengetahui," jawab seorang sahabat lagi, mengakui kelemahan mereka.
"Kalau kamu ingin tahu siapa mereka? Mereka ialah umatku yang hidup selepasku. Mereka membaca Al Quran dan beriman dengan semua isinya. Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman denganku. Dan tujuh kali lebih berbahagia orang yang beriman denganku tetapi tidak pernah berjumpa denganku," jelas Rasulullah.
"Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka," ucap Rasulullah lagi setelah seketika membisu. Ada berbaur kesayuan pada ucapannya itu.