1
S ementara itu, satu dari (hanya) lima kardio- logis di dunia, Taruna Ikrar, adalah pemegang paten metode pemeta- an otak manusia, yakni metode yang menggambarkan dinamika pada otak manusia secara ter- perinci. Kemampuannya me- rupakan gabungan cardiovascular system dan neuroscience. Dia juga penemu gene therapy, teknik ter- baru pengobatan penyakit epi- lepsi.Kepakarannyadiakuisecara internasional. Priayangmendapatkanpeng- hargaan extraordinary ability dari Pemerintah AS ini pun seorang pakar farmasi, jantung, sistem saraf, dan elektro- psikologi. Dia menjadi dokter pertama dari Indonesia yang bisa menerbitkan karya ilmiah- nya di Jurnal Nature, jurnal ilmiah internasional ternama. Karya jurnal ilmiahnya ber- sama Kuhlman SJ, Olivas ND, Tring E, Xu X, dan Trachtenberg JT berjudul “A disinhibitory microcircuit initiates critical period plasticity in visual cortex (2013). Proyek terbarunya adalah mengembangkan otak virtual. Taruna menjelaskan, dalam otak manusia terdapat 100 miliar sel yang berasal dari se- luruh tubuh. Satu sel memiliki 10.000 jaringan. Dengan be- gitu, jaringan keseluruhan da- lam tubuh manusia mencapai 100-1.000 triliun. Dengan ke- ahliannya di pemetaan otak, Taruna sedang mencoba me- lakukan akselerasi terhadap ke- mampuan berpikir dengan membuat otak virtual. Peme- rintah AS tahun lalu meng- gelontorkan dana USD100 miliar dengan target proyek ini rampung dalam waktu 10 tahun. Dia menjadi salah satu ahli yang terlibat. Kegunaan otak virtual, lanjut pria kelahiran Makassar, 15 April 1969, ini adalah sebagai pengganti sementara otak ma- nusia yang bisa letih.Otak virtual adalah robot yang tidak ada capainya sehingga banyak produksi ilmiah yang bisa di- jalankan. Dalam konteks lain, kualitas hidup orang yang lum- puh, tetapi otaknya masih ber- fungsi, bisa ditingkatkan. “Di aspek lain, kita bisa membaca pikiran orang lain. Sebenarnya, kami sudah memadukan dan mulai berjalan, tapi dasarnya adalah bagaimana menuntas- kan 100 triliun jaringan tadi,” papar Wakil Presiden Inter- national Indonesian Scientists Association periode 2011-2015 ini. Menurut Taruna, sebelum- nya dia sangat ingin tahu dan terus bertanya-tanya bagaimana cara otak mengontrol jantung. Setelah bekerja siang dan malam akhirnya terjawab. Dia berinovasi dengan alat baru yang disebut voltage sensitive dye imaging and laser scanning photostimulation. Taruna meng- gabungkan kedua teknik itu dan berhasil. Dia mematenkan temuannya di AS pada akhir 2009. Seharusnya Taruna sudah kembali ke Indonesia setelah itu, tapi pihak AS terus mem- perpanjang masa kerjanya. Dia pun melanjutkan spesialisasi di School of Medicine, University California, AS mengambil neuroscience. Pria yang menye- lesaikan pendidikan hingga post-doctoral di Divisi Neuro- sciences, School of Medicine, University California, Irvine, AS ini bekerja sama dengan para penerima penghargaan Nobel. Dokter Udang Ilmuwan lainnya adalah Sidrotun Naim yang dikenal sebagai dokter udang. Staf pengajar Program Studi Agro- bisnis Surya University, Ser- pong, Tangerang, ini merupa- kan orang Indonesia pertama yang menyelesaikan program PhD di laboratorium referensi dunia tentang penyakit udang di University of Arizona, AS. Ketertarikannya pada studi penyakit udang didasarkan atas keprihatinan karena merosot- nya ekspor udang yang telah menyebabkan para petani udang di Indonesia menderita kerugian besar. Berkat kon- sistensinya, Naim mendapat banyak penghargaan, di antara- nyaL’Oreal-UNESCOFWISInter- national 2012 di Paris, Anugerah Menristek 2012, Telkom Indo- nesia 2013, dan Global Innovation Initiative 2014. Anggota tim ahli Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkung- an, Kementerian Kelautan dan Perikanan, ini meraih gelar PhD untuk bidang mikrobiologi ling- kungan melalui program PhD Fulbright Presidential. Dia juga mempunyai tiga gelar master sekaligus, dua dari Universitas Arizona pada 2012 dan satu dari University of Queensland, Australia, pada 2005. Disertasi doktoral Naim membahas masalah penyakit udang dan pencegahannya. Dia melakukan riset lanjut- an di Harvard Medical School mengenai virus udang. Naim yang juga Direktur Center for Sustainable Aquaculture and Pathology studies (AquaPath) Surya University adalah pene- rima Pin Prince of Asturias dan Prince of Asturias Award 2014 di Spanyol untuk kategori kerja sama internasional, mewakili program Fulbright dan alumni dari seluruh dunia yang berjum- lah sekitar 360.000 orang. Di Spanyol, penghargaan Prince of Asturias adalah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada warga dunia untuk bidang yang berbeda, yang dikenal sebagai Nobel dari Spanyol. Beberapa tokoh penting yang pernah menerima penghargaan ter- sebut adalah Nelson Mandela, Muhammad Yunus, Stephen Hawking, Bill Gates, Iker Casillas, dan Xavi Hernandez. Perempuan kelahiran Suko- harjo, 29 Mei 1979, ini juga mendapatkan penghargaan Schlumberger Foundation Faculty for the Future. Sebuah peng- hargaan yang dikhususkan untuk women scientist dan engineers. robi ardianto I ndonesia memiliki banyak ilmuwan hebat, bahkan penelitian mereka sudah diakui dunia internasional dan diaplikasikan. Salah satunya adalah Rahmiana Zein. Guru besar yang juga Kepala Laboratorium Kimia Lingkungan Fakultas MIPA Universitas Andalas, Padang, ini merupakan penemu teknik kromatografi tercepat di dunia. Teknik ini adalah teknik pemisahan senyawa kimia yang memanfaatkan pelarut sampel yang akan dipisahkan, fase diam (stationary phase), dan fase bergerak (mobile phase). Teknik kromatografi saat ini tidak hanya dipakai untuk ilmu kimia. Dalam perkem- bangannya, teknik ini telah dipakai untuk berbagai bidang keilmuan lain seperti kedokteran, pertanian, peternakan, biologi serta lingkungan. Umumnya para peneliti memerlukan waktu 100-1.000 menit untuk mendiagnosis dan memisahkan senyawa kimia. Namun Rahmiana hanya membutuhkan waktu 10 menit. Teknik ini ditemukan olehnya pada 1998 saat sedang melakukan penelitian untuk disertasi doktor bidang kimia di Universitas Gipu, Jepang. Saat itu perem- puan kelahiran Maninjau, 25 Desember 1956, ini dibimbing Prof Toyohide Takeuchi. Dari temuannya tersebut, Rahmi juga menemu- kan teori mengenai penciptaan manusia dari tanah hingga menjadi makhluk hidup. “Tanah mengan- dung zat kimia, salah satunya protein, kemudian sesuai dengan cara kerja kromatografi, protein akan berproses menjadi fisik manusia. Bahkan, makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia pun mengalami proses kromatografis,” urainya. Proses ini menghasilkan ion yang berguna untuk tubuh manusia dan sisanya terbuang melalui feses dan urine. Air, misalnya. Zat yang terdapat dalam air yang diminum manusia secara otomatis akan diserap tubuh apabila dibutuhkan. Air yang tidak dibutuh- kan akan dikeluarkan melalui urine. Di dunia medis, penderita ginjal yang melakukan cuci darah atau hemodialisis menggunakan teknik kroma- tografi, termasuk dalam kehidupannya sehari- hari. Teknik kromatografi bukanlah teknik per- tama yang ditemukan Rahmi. Istri Edison Munaf ini telah me- mublikasikan puluhan karya ilmiah baik di lingkup internasional maupun nasional seperti analytic chimica acta, chromatographia, dan environmental technology. Brain Spa Sementara itu, Kepala RSPAD Gatot Subroto Brigjen TNI dr Terawan Agus Putranto berhasil mengembangkan teknik melancarkan pembuluh darah di otak dengan teknologi modifikasi digital substraction angiography (DSA). Terawan dikenal memimpin teknik cuci otak (brain wash ) atau dalam bahasa medis adalah teknik DSA. Dengan teknik yang dikembangkannya sejak 2004 itu, dokter spesialis radiologi intervensi ini telah menyembuhkan ribuan penderita stroke, ringan ataupun berat. Menurut pria kelahiran Citi Sewu (utara Stasiun Tugu), Yogyakarta, 5 Agustus 1964, ini, sebenarnya teknologi DSA sudah ada sejak 1990-an. Dia memodifikasinya agar pasien lebih aman dari ancaman radiasi, termasuk pasien penderita ginjal. “Modifikasi dilakukan dengan menurunkan proses radiasi dari 300 miligray jadi hanya 25 miligray . Saya juga menurunkan kontras dari 100 cc menjadi kurang dari 10 cc dengan hasil gambaran yang sama,” sebut pria kelahiran Yogyakarta, 5 Agustus 1964, ini. Teknik modifikasi DSA saat ini sudah diterapkan hampir di seluruh rumah sakit di Indonesia. Sudah puluhan ribu pasien tertangani. Mereka datang dari berbagai belahan dunia. Teknik ini juga sudah digunakan di Rumah Sakit Augusta di Kota Dusseldorf, Jerman, dengan nama DSA Modification Terawan. Meski begitu, di kalangan masyarakat umum, teknik ini dikenal dengan istilah bermacam-macam seperti brain spa atau brain wash . Sejak 2006 hingga kini, Terawan telah mentransfer ilmu modifikasi DSA ini kepada sekitar 85 dokter radiologi intervensi. Berkat keberhasilannya, Terawan telah banyak mendapatkan penghargaan, salah satunya dari Hendropriyono Strategic Consulting (HSC). robi ardianto/ dina angelina D alam usia 34 tahun Sri Fatmawati sudah meng- gondol gelar S-3 di bidang kimia dari universitas ternama di Jepang. Pada 2013 lalu, dia berhasil menyisihkan ribuan perempuan peneliti dari ber- bagai negara dan mengantongi bea- siswa senilai USD40.000 dari ajang LLoreal-UNESCO For Women in Science. Penelitian Sri tentang spons potensial menghasilkan senyawa obat untuk me- nyembuhkan berbagai penyakit seperti malaria, infeksi, kanker, diabetes, alzeimer, bahkan diharapkan bisa berkembang untuk mengobati HIV. Fatma berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangsih berarti dalam pengobatan penyakit-penyakit serius yang selama ini menjadi tantangan bagi umat manusia. Lebih dari itu, penerima Faculty for the Future Award 2012 dari Schlumberger Foundation ini ingin me- nunjukkan Indonesia sebagai negara yang luar biasa. Yang jelas, tujuan setiap peneliti adalah membuat sesuatu yang berguna bagi kemaslahatan umat manu- sia serta bermanfaat bagi banyak orang. Selama dua tahun penuh mulai 2014 lalu, jebolan S-1 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) ini melakukan penelitian di Institute of Natural Products Chemistry, National Center for Scientific Research (CNRS) di Guf-sur-Yvette, Prancis, atas proposal risetnya mengenai spons. Spons yang diteliti Fatma berasal dari hewan multiseluler jenis invertebrata atau hewan tanpa tulang belakang paling primitif dan sederhana yang ditemukan di Samudra Indo-Pasifik. Apabila di- keringkan, hewan itu akan seperti spons. Fatma yang sudah 12 tahun menjadi dosen Jurusan Teknik Kimia ITS ini mengaku tertarik meneliti spons karena wilayah laut di Indonesia sangat luas, yakni 2/3 dari wilayah keseluruh- an. Indonesia punya harta karun berlimpah yang negara lain tidak punya, termasuk biodiversitas yang luar biasa. Ketika berkunjung ke Yordania pada 2010, Fatma bertemu dengan seorang profesor yang mendalami biota laut dari Institute of Natural Products Chemistry, National Center for Scientific Research (CNRS), Guf-sur-Yvette, Prancis. Mereka pun terlibat diskusi seru hingga topiknya mengarah pada potensi laut Indonesia yang memiliki banyak spons. Saat itulah Fatma mengusulkan untuk melakukan penelitian spons yang ada di Indonesia. Profesor itu sangat mendukung dan memberi dorongan positif. Tak lama, perempuan kelahiran Sampang, 3 November 1980, ini pun menyerahkan proposal penelitian kepada sang profesor mengingat dalam melakukan penelitian harus ada partner atau mitra dari luar. Selain banyak berdiskusi dengan sang profesor tadi, dia juga melahap banyak jurnal sebagai bahan bacaan. Dari sana Fatma mengetahui bahwa peluang untuk mendapatkan senyawa baru dari spons sangat besar. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa senyawa-senyawa dari spons yang sudah diisolasi bisa dijadikan antitumor. “Saya pikir, dengan potensi yang besar tersebut, peluang untuk mendapatkan senyawa aktif sebagai antikanker juga semakin besar. Itu goal saya,” jelasnya. Proses dari spons hingga ditemukan senyawa baru panjang dan rumit. Pertama, spons tersebut diisolasi dengan ekstraksi, yakni proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutan- nyaterhadapduacairantidaksalinglarut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Dengan kata lain, diambil sarinya. Kedua, proses fraksinasi, yaitu prosedur pemisahan komponen-komponen berdasarkan perbedaan kepolaran tergantung dari jenis senyawa yang terkandung dalam tumbuhan. Setelah itu, masih ada lagi proses panjang hingga didapatkan senyawa baru. Setelah senyawa baru didapatkan lalu dielusidasi struktur, yaitudilihatstrukturdankandungannya seperti apa. Untuk memisahkannya itu membutuhkan kemampuan khusus. Isolasi senyawa dari penelitian ini bisa diaplikasikan sebagai obat malaria, infeksi, kanker, dan alzeimer. Karena ini masih proposal riset, kemungkinan untuk berkembang masih mungkin sekali. Fatma berharap penelitian ini dan hasilnya nanti bisa juga untuk mengobati lebih banyak penyakit. Personalize Medicine Tak banyak orang Indonesia yang menjadi ahli genetika statistika. Mereka mengidentifikasi gen yang ber- hubungan dengan penyakit manusia untuk menemukan obatnya. Di antara segelintir nama, ada Beben Benyamin yang kini berkarier di Centre for Neuro- genetics and Statistical Genomics (CNSG), Queensland Brain Institute, The University of Queensland, Brisbane, Australia. Menggunakan metode matematika dan statistika, Beben Benyamin meng- identifikasi gen yang berhubungan dengan penyakit manusia. Visiting Scientist di Queensland Institute of Medical Research (QIMR) ini telah memublikasikan puluhan paper yang antara lain dimuat di berbagai jurnal internasional bergengsi seperti Nature, PloS Medicine, American Journal of Human Genetics, Molecular Psychiatry, dan and Human Molecular Genetics . Beben adalah penerima beasiswa NHMRC Peter Doherty Fellowship (2009-2012), 2013 UQ Indonesia Partnership Award, dan finalis Australian Society of Medical Research Postdoctoral Award 2010. Dengan keahliannya di bidang genetika statistika, Beben Benyamin meyakini bahwa meski penyakitnya sama, setiap pasien memiliki reaksi berbeda terhadap obat yang diberikan dokter. Itu karena gen manusia tak ada yang sama. Dengan begitu, dosis obat- nya pun harus berbeda. Dia berobsesi mengembangkan personalize medicine diTanah Air. Pemberian obat yang benar-benar cocok untuk pasien. Genetika statistika atau statistical genetic merupakan bidang penelitian genetika untuk kedokteran dengan menggunakan metode matematika dan statistika. Tujuannya adalah untuk mencari gen yang berhubungan dengan penyakit manusia. Penelitian Beben berfokus pada basic science yang dari hasil temuannya bisa dilakukan penelitian lebih lanjut. Beben dan tim lebih pada menyediakan ilmu dasar- nya. Karena bernaung di Queensland Brain Institute, penelitiannya pun lebih berhubungan dengan mental health seperti skizofrenia, alzeimer, dan autisme. Peraih PhD dari University of Edin- burgh, Inggris, ini mencontohkan, misalnya telah ditemukan gen yang berhubungan dengan penyakit jantung. Dengan begitu, penelitian bisa di- fokuskan untuk menemukan obat de- ngan menjadikan gen tersebut sebagai target penelitian. Selain itu, gen tersebut juga bisa dijadikan alat untuk memprediksi apakah seseorang ber- potensi mengidap penyakit jantung atau tidak. Ke depannya, lanjut pria kelahiran Tasikmalaya, 12 Oktober 1976, ini, akan ada apa yang disebut personalize medicine. Maksudnya, obat yang diberikan akan disesuaikan de- ngan gen si pasien. Itu karena setiap pasien memiliki reaksi berbeda ter- hadap obat yang diterima. Saat ini, Beben dan timnya sedang meneliti motor neuron diseases atau MND, yaitu suatu penyakit yang me- nyebabkan kerusakan pada motor neuron. Dia berkolaborasi dengan peneliti di China karena China memiliki jumlah pasien MND terbesar. dina angelina/arif ardliyanto/ ananda nararya Dengan daya intelektualnya yang tinggi, sosok-sosok ini mengharumkan nama bangsa. Mereka menghasilkan sejumlah temuan baru di bidang sains untuk menjawab berbagai soal dalam kehidupan umat manusia. Temuan mereka merupakan sumbangan yang luar biasa besar bagi kebaikan hidup khalayak. Mereka mengawal kewibawaan ilmu pengetahuan. FOTO-FOTO:KORAN SINDO/RAMADHAN ADIPUTRA, AZIZ INDRA, ALI MASDUKI, DOK PRIBADI KORAN SINDO/ALI MASDUKI KORAN SINDO/RAMADHAN ADIPUTRA Senyawa Penawar Berbagai Penyakit Berat Pengawal Kewibawaan Ilmu Pengetahuan 9 MINGGU 21 JUNI 2015 8 MINGGU 21 JUNI 2015 Ilmuwan Indonesia di Pentas Dunia PERISKOP Akselerasi Berpikir dengan Otak Virtual SRI FATMAWATI BEBEN BENYAMIN ”Saya yakin inovasi sains dan teknologi di berbagai bidang mutlak dibutuhkan untuk mendong- krak sosioekonomi Indonesia.” SIDROTUN NAIM SIDROTUN NAIM BEBEN BENYAMIN SRI FATMAWATI TERAWAN A PUTRANTO TARUNA IKRAR RAHMIANA ZEIN

Mengawal Kewibawaan Ilmu Pengetahuan (Koran Sindo 21 Juni 2015 hal8

Embed Size (px)

Citation preview

Sementara itu, satu dari(hanya) lima kardio-logis di dunia, TarunaIkrar, adalah pemegangpaten metode pemeta-

an otak manusia, yakni metodeyang menggambarkan dinamikapada otak manusia secara ter-perinci. Kemampuannya me-rupakan gabungan cardiovascularsystem dan neuroscience. Dia jugapenemu gene therapy, teknik ter-baru pengobatan penyakit epi-lepsi. Kepakarannya diakui secarainternasional.

Pria yang mendapatkan peng-hargaan extraordinary abilitydari Pemerintah AS ini punseorang pakar farmasi, jantung,sistem saraf, dan elektro-psikologi. Dia menjadi dokterpertama dari Indonesia yangbisa menerbitkan karya ilmiah-nya di Jurnal Nature, jurnalilmiah internasional ternama.Karya jurnal ilmiahnya ber-sama Kuhlman SJ, Olivas ND,Tring E, Xu X, dan Trachtenberg

JT berjudul “A disinhibitorymicrocircuit initiates criticalperiod plasticity in visual cortex “(2013).

Proyek terbarunya adalahmengembangkan otak virtual.Taruna menjelaskan, dalamotak manusia terdapat 100miliar sel yang berasal dari se-luruh tubuh. Satu sel memiliki10.000 jaringan. Dengan be-gitu, jaringan keseluruhan da-lam tubuh manusia mencapai100-1.000 triliun. Dengan ke-ahliannya di pemetaan otak,Taruna sedang mencoba me-lakukan akselerasi terhadap ke-mampuan berpikir denganmembuat otak virtual. Peme-rintah AS tahun lalu meng-gelontorkan dana USD100miliar dengan target proyek inirampung dalam waktu 10tahun. Dia menjadi salah satuahli yang terlibat.

Kegunaan otak virtual,lanjut pria kelahiran Makassar,15 April 1969, ini adalah sebagai

pengganti sementara otak ma-nusia yang bisa letih.Otakvirtual adalah robot yang tidakada capainya sehingga banyakproduksi ilmiah yang bisa di-jalankan. Dalam konteks lain,kualitas hidup orang yang lum-puh, tetapi otaknya masih ber-fungsi, bisa ditingkatkan. “Diaspek lain, kita bisa membacapikiran orang lain. Sebenarnya,kami sudah memadukan danmulai berjalan, tapi dasarnyaadalah bagaimana menuntas-kan 100 triliun jaringan tadi,”papar Wakil Presiden Inter-national Indonesian ScientistsAssociation periode 2011-2015ini.

Menurut Taruna, sebelum-nya dia sangat ingin tahu danterus bertanya-tanya bagaimanacara otak mengontrol jantung.Setelah bekerja siang danmalam akhirnya terjawab. Diaberinovasi dengan alat baruyang disebut voltage sensitivedye imaging and laser scanning

photostimulation. Taruna meng-gabungkan kedua teknik itudan berhasil. Dia mematenkantemuannya di AS pada akhir2009.

Seharusnya Taruna sudahkembali ke Indonesia setelahitu, tapi pihak AS terus mem-perpanjang masa kerjanya. Diapun melanjutkan spesialisasi diSchool of Medicine, UniversityCalifornia, AS mengambil

neuroscience. Pria yang menye-lesaikan pendidikan hinggapost-doctoral di Divisi Neuro-sciences, School of Medicine,University California, Irvine,AS ini bekerja sama dengan parapenerima penghargaan Nobel.

Dokter Udang Ilmuwan lainnya adalah

Sidrotun Naim yang dikenalsebagai dokter udang. Stafpengajar Program Studi Agro-bisnis Surya University, Ser-pong, Tangerang, ini merupa-kan orang Indonesia pertamayang menyelesaikan programPhD di laboratorium referensidunia tentang penyakit udangdi University of Arizona, AS.

Ketertarikannya pada studipenyakit udang didasarkan ataskeprihatinan karena merosot-nya ekspor udang yang telahmenyebabkan para petaniudang di Indonesia menderitakerugian besar. Berkat kon-sistensinya, Naim mendapat

banyak penghargaan, di antara-nyaL’Oreal-UNESCO FWIS Inter-national 2012 di Paris, AnugerahMenristek 2012, Telkom Indo-nesia 2013, dan GlobalInnovation Initiative 2014.Anggota tim ahli DirektoratKesehatan Ikan dan Lingkung-an, Kementerian Kelautan danPerikanan, ini meraih gelar PhDuntuk bidang mikrobiologi ling-kungan melalui program PhDFulbright Presidential. Dia jugamempunyai tiga gelar mastersekaligus, dua dari UniversitasArizona pada 2012 dan satu dariUniversity of Queensland,Australia, pada 2005. Disertasidoktoral Naim membahasmasalah penyakit udang danpencegahannya.

Dia melakukan riset lanjut-an di Harvard Medical Schoolmengenai virus udang. Naimyang juga Direktur Center forSustainable Aquaculture andPathology studies (AquaPath)Surya University adalah pene-

rima Pin Prince of Asturias danPrince of Asturias Award 2014 diSpanyol untuk kategori kerjasama internasional, mewakiliprogram Fulbright dan alumnidari seluruh dunia yang berjum-lah sekitar 360.000 orang. DiSpanyol, penghargaan Prince ofAsturias adalah penghargaantertinggi yang diberikan kepadawarga dunia untuk bidang yangberbeda, yang dikenal sebagaiNobel dari Spanyol. Beberapatokoh penting yang pernahmenerima penghargaan ter-sebut adalah Nelson Mandela,Muhammad Yunus, StephenHawking, Bill Gates, IkerCasillas, dan Xavi Hernandez.

Perempuan kelahiran Suko-harjo, 29 Mei 1979, ini jugamendapatkan penghargaanSchlumberger Foundation Facultyfor the Future. Sebuah peng-hargaan yang dikhususkanuntuk women scientist danengineers.

● robi ardianto

Indonesia memiliki banyak ilmuwan hebat,bahkan penelitian mereka sudah diakui duniainternasional dan diaplikasikan. Salahsatunya adalah Rahmiana Zein. Guru besaryang juga Kepala Laboratorium Kimia

Lingkungan Fakultas MIPA Universitas Andalas,Padang, ini merupakan penemu teknik kromatografitercepat di dunia. Teknik ini adalah teknik

pemisahan senyawa kimia yang memanfaatkanpelarut sampel yang akan dipisahkan, fase diam

(stationary phase), dan fase bergerak (mobilephase).

Teknik kromatografi saat ini tidak hanyadipakai untuk ilmu kimia. Dalam perkem-bangannya, teknik ini telah dipakai untukberbagai bidang keilmuan lain seperti

kedokteran, pertanian, peternakan, biologiserta lingkungan.

Umumnya para peneliti memerlukan waktu100-1.000 menit untuk mendiagnosis danmemisahkan senyawa kimia. Namun Rahmianahanya membutuhkan waktu 10 menit. Teknik ini

ditemukan olehnya pada 1998 saat sedangmelakukan penelitian untuk disertasi doktor bidangkimia di Universitas Gipu, Jepang. Saat itu perem-puan kelahiran Maninjau, 25 Desember 1956, inidibimbing Prof Toyohide Takeuchi.

Dari temuannya tersebut, Rahmi juga menemu-kan teori mengenai penciptaan manusia dari tanahhingga menjadi makhluk hidup. “Tanah mengan-dung zat kimia, salah satunya protein, kemudiansesuai dengan cara kerja kromatografi, protein akanberproses menjadi fisik manusia. Bahkan, makananyang masuk ke dalam tubuh manusia pun mengalamiproses kromatografis,” urainya.

Proses ini menghasilkan ion yang berguna untuktubuh manusia dan sisanya terbuang melalui fesesdan urine. Air, misalnya. Zat yang terdapat dalam airyang diminum manusia secara otomatis akan diseraptubuh apabila dibutuhkan. Air yang tidak dibutuh-kan akan dikeluarkan melalui urine.

Di dunia medis, penderita ginjal yang melakukancuci darah atau hemodialisis

menggunakan teknik kroma-tografi, termasuk dalam

kehidupannya sehari-hari.

Teknik kromatografibukanlah teknik per-tama yang ditemukanRahmi. Istri EdisonMunaf ini telah me-mublikasikan puluhankarya ilmiah baik di

lingkup internasional maupun nasional sepertianalytic chimica acta, chromatographia, danenvironmental technology.

Brain SpaSementara itu, Kepala RSPAD Gatot Subroto

Brigjen TNI dr Terawan Agus Putranto berhasilmengembangkan teknik melancarkan pembuluhdarah di otak dengan teknologi modifikasi digitalsubstraction angiography (DSA). Terawan dikenalmemimpin teknik cuci otak (brain wash ) ataudalam bahasa medis adalah teknik DSA.Dengan teknik yang dikembangkannya sejak2004 itu, dokter spesialis radiologiintervensi ini telah menyembuhkan ribuanpenderita stroke, ringan ataupun berat.

Menurut pria kelahiran Citi Sewu (utaraStasiun Tugu), Yogyakarta, 5 Agustus 1964,ini, sebenarnya teknologi DSA sudah adasejak 1990-an. Dia memodifikasinya agarpasien lebih aman dari ancaman radiasi,termasuk pasien penderita ginjal.“Modifikasi dilakukan denganmenurunkan proses radiasi dari 300miligray jadi hanya 25 miligray . Sayajuga menurunkan kontras dari 100cc menjadi kurang dari 10 cc denganhasil gambaran yang sama,” sebutpria kelahiran Yogyakarta, 5Agustus 1964, ini.

Teknik modifikasi DSA saat ini sudahditerapkan hampir di seluruh rumahsakit di Indonesia. Sudah puluhan ribupasien tertangani. Mereka datang dari berbagaibelahan dunia. Teknik ini juga sudah digunakan diRumah Sakit Augusta di Kota Dusseldorf, Jerman,dengan nama DSA Modification Terawan. Meskibegitu, di kalangan masyarakat umum, teknik inidikenal dengan istilah bermacam-macamseperti brain spa atau brain wash . Sejak 2006hingga kini, Terawan telah mentransfer ilmumodifikasi DSA ini kepada sekitar 85 dokterradiologi intervensi.

Berkat keberhasilannya, Terawan telahbanyak mendapatkan penghargaan, salahsatunya dari Hendropriyono StrategicConsulting (HSC).

● robi ardianto/dina angelina

Dalam usia 34 tahun SriFatmawati sudah meng-gondol gelar S-3 di bidangkimia dari universitasternama di Jepang. Pada

2013 lalu, dia berhasil menyisihkanribuan perempuan peneliti dari ber-bagai negara dan mengantongi bea-siswa senilai USD40.000 dari ajangLLoreal-UNESCO For Women in Science.Penelitian Sri tentang spons potensialmenghasilkan senyawa obat untuk me-nyembuhkan berbagai penyakit sepertimalaria, infeksi, kanker, diabetes,alzeimer, bahkan diharapkan bisaberkembang untuk mengobati HIV.

Fatma berharap penelitian ini dapatmemberikan sumbangsih berarti dalampengobatan penyakit-penyakit seriusyang selama ini menjadi tantangan bagiumat manusia. Lebih dari itu, penerimaFaculty for the Future Award 2012 dariSchlumberger Foundation ini ingin me-nunjukkan Indonesia sebagai negarayang luar biasa. Yang jelas, tujuan setiappeneliti adalah membuat sesuatu yangberguna bagi kemaslahatan umat manu-sia serta bermanfaat bagi banyak orang.

Selama dua tahun penuh mulai 2014lalu, jebolan S-1 Jurusan Teknik KimiaFakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam (MIPA) di InstitutTeknologi Sepuluh Nopember Surabaya(ITS) ini melakukan penelitian diInstitute of Natural Products Chemistry,National Center for Scientific Research(CNRS) di Guf-sur-Yvette, Prancis, atasproposal risetnya mengenai spons.Spons yang diteliti Fatma berasal darihewan multiseluler jenis invertebrataatau hewan tanpa tulang belakang palingprimitif dan sederhana yang ditemukandi Samudra Indo-Pasifik. Apabila di-keringkan, hewan itu akan seperti spons.

Fatma yang sudah 12 tahun menjadidosen Jurusan Teknik Kimia ITS inimengaku tertarik meneliti sponskarena wilayah laut di Indonesia sangatluas, yakni 2/3 dari wilayah keseluruh-an. Indonesia punya harta karunberlimpah yang negara lain tidak punya,termasuk biodiversitas yang luar biasa.

Ketika berkunjung ke Yordania pada2010, Fatma bertemu dengan seorangprofesor yang mendalami biota laut dariInstitute of Natural Products Chemistry,

National Center for Scientific Research(CNRS), Guf-sur-Yvette, Prancis. Merekapun terlibat diskusi seru hingga topiknyamengarah pada potensi laut Indonesiayang memiliki banyak spons. Saat itulahFatma mengusulkan untuk melakukanpenelitian spons yang ada di Indonesia.Profesor itu sangat mendukung danmemberi dorongan positif. Tak lama,perempuan kelahiran Sampang, 3November 1980, ini pun menyerahkanproposal penelitian kepada sang profesormengingat dalam melakukan penelitianharus ada partner atau mitra dari luar.

Selain banyak berdiskusi dengansang profesor tadi, dia juga melahapbanyak jurnal sebagai bahan bacaan.Dari sana Fatma mengetahui bahwapeluang untuk mendapatkan senyawabaru dari spons sangat besar.Penelitian terdahulu menunjukkanbahwa senyawa-senyawa dari sponsyang sudah diisolasi bisa dijadikanantitumor. “Saya pikir, dengan potensiyang besar tersebut, peluang untukmendapatkan senyawa aktif sebagaiantikanker juga semakin besar. Itugoalsaya,” jelasnya.

Proses dari spons hingga ditemukansenyawa baru panjang dan rumit.Pertama, spons tersebut diisolasi denganekstraksi, yakni proses pemisahan suatuzat berdasarkan perbedaan kelarutan-nya terhadap dua cairan tidak saling larutyang berbeda, biasanya air dan yanglainnya pelarut organik. Dengan katalain, diambil sarinya. Kedua, prosesfraksinasi, yaitu prosedur pemisahankomponen-komponen berdasarkanperbedaan kepolaran tergantung darijenis senyawa yang terkandung dalamtumbuhan. Setelah itu, masih ada lagi

proses panjang hingga didapatkansenyawa baru. Setelah senyawa barudidapatkan lalu dielusidasi struktur,yaitu dilihat struktur dan kandungannyaseperti apa. Untuk memisahkannya itumembutuhkan kemampuan khusus.

Isolasi senyawa dari penelitian inibisa diaplikasikan sebagai obat malaria,infeksi, kanker, dan alzeimer. Karena inimasih proposal riset, kemungkinanuntuk berkembang masih mungkinsekali. Fatma berharap penelitian inidan hasilnya nanti bisa juga untukmengobati lebih banyak penyakit.

Personalize MedicineTak banyak orang Indonesia yang

menjadi ahli genetika statistika.Mereka mengidentifikasi gen yang ber-hubungan dengan penyakit manusiauntuk menemukan obatnya. Di antarasegelintir nama, ada Beben Benyaminyang kini berkarier di Centre for Neuro-genetics and Statistical Genomics(CNSG), Queensland Brain Institute,The University of Queensland,Brisbane, Australia.

Menggunakan metode matematikadan statistika, Beben Benyamin meng-

identifikasi gen yang berhubungandengan penyakit manusia. VisitingScientist di Queensland Institute ofMedical Research (QIMR) ini telahmemublikasikan puluhan paper yangantara lain dimuat di berbagai jurnalinternasional bergengsi seperti Nature,PloS Medicine, American Journal of HumanGenetics, Molecular Psychiatry, dan andHuman Molecular Genetics . Beben adalahpenerima beasiswa NHMRC PeterDoherty Fellowship (2009-2012), 2013UQ Indonesia Partnership Award, danfinalis Australian Society of Medical

Research Postdoctoral Award 2010. Dengan keahliannya di bidang

genetika statistika, Beben Benyaminmeyakini bahwa meski penyakitnyasama, setiap pasien memiliki reaksiberbeda terhadap obat yang diberikandokter. Itu karena gen manusia tak adayang sama. Dengan begitu, dosis obat-nya pun harus berbeda. Dia berobsesimengembangkan personalize medicinediTanah Air. Pemberian obat yangbenar-benar cocok untuk pasien.

Genetika statistika atau statisticalgenetic merupakan bidang penelitiangenetika untuk kedokteran denganmenggunakan metode matematikadan statistika. Tujuannya adalahuntuk mencari gen yang berhubungandengan penyakit manusia. PenelitianBeben berfokus pada basic science yangdari hasil temuannya bisa dilakukanpenelitian lebih lanjut. Beben dan timlebih pada menyediakan ilmu dasar-nya. Karena bernaung di QueenslandBrain Institute, penelitiannya punlebih berhubungan dengan mentalhealth seperti skizofrenia, alzeimer,dan autisme.

Peraih PhD dari University of Edin-burgh, Inggris, ini mencontohkan,misalnya telah ditemukan gen yangberhubungan dengan penyakit jantung.Dengan begitu, penelitian bisa di-fokuskan untuk menemukan obat de-ngan menjadikan gen tersebut sebagaitarget penelitian. Selain itu, gentersebut juga bisa dijadikan alat untukmemprediksi apakah seseorang ber-potensi mengidap penyakit jantungatau tidak. Ke depannya, lanjut priakelahiran Tasikmalaya, 12 Oktober1976, ini, akan ada apa yang disebutpersonalize medicine. Maksudnya, obatyang diberikan akan disesuaikan de-ngan gen si pasien. Itu karena setiappasien memiliki reaksi berbeda ter-hadap obat yang diterima.

Saat ini, Beben dan timnya sedangmeneliti motor neuron diseases atauMND, yaitu suatu penyakit yang me-nyebabkan kerusakan pada motorneuron. Dia berkolaborasi denganpeneliti di China karena China memilikijumlah pasien MND terbesar.

● dina angelina/arif ardliyanto/ananda nararya

Dengan daya intelektualnya yang tinggi, sosok-sosok ini mengharumkan namabangsa. Mereka menghasilkan sejumlah temuan baru di bidang sains untukmenjawab berbagai soal dalam kehidupan umat manusia. Temuan mereka

merupakan sumbangan yang luar biasa besar bagi kebaikan hidup khalayak.Mereka mengawal kewibawaan ilmu pengetahuan.

FO

TO-F

OTO

:KO

RA

N S

IND

O/R

AM

AD

HA

N A

DIP

UT

RA

, AZ

IZ IN

DR

A, A

LI M

AS

DU

KI,

DO

K P

RIB

AD

I

KO

RA

N S

IND

O/A

LI M

AS

DU

KI

KO

RA

N S

IND

O/R

AM

AD

HA

N A

DIP

UT

RA

Senyawa Penawar Berbagai Penyakit Berat Pengawal KewibawaanIlmu Pengetahuan

9

MINGGU 21 JUNI 2015

8

MINGGU 21 JUNI 2015 Ilmuwan Indonesia di Pentas DuniaPERISKOP

Akselerasi Berpikir dengan Otak Virtual

SRI FATMAWATI

BEBEN BENYAMIN

”Saya yakin inovasisains dan teknologidi berbagai bidangmutlak dibutuhkanuntuk mendong-krak sosioekonomiIndonesia.”

SIDROTUN NAIM

SIDROTUNNAIM

BEBENBENYAMIN

SRI FATMAWATI

TERAWAN A PUTRANTO

TARUNAIKRAR

RAHMIANA ZEIN