24
MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI PERKULIAHAN TGL 3 FEBRUARI

MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI

PERKULIAHAN TGL 3 FEBRUARI

Page 2: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

Conflict can be compared to an iceberg…

Dalam kebanyakan kasus konflik hanya perilaku, pernyataan dan posisi yang terlihat oleh orang lain.

Sedangkan Aspek tak terlihat dari konflik adalah latar belakang pihak individu atau kelompok, sikap, harapan, impian, keinginan, sakit hati, ketakutan, kebutuhan, perasaan, emosi, rencana tersembunyi dan strategi.

Page 3: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

HUBUNGAN KONFLIK DENGAN KUALITAS KINERJA

Tinggi

Rendah

Kinerja

Tinggi

Tingkat KonflikStephen Robbins(1996)

A B C

Page 4: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

Situasi Tingkat Konflik

Tipe Konflik Karakteristik Internal Organisasi

Kualitas Layanan

A Rendah / Tidak ada konflik

Disfungsional - Apatis- Stagnan- Tdk Responsif- Kekurangan ide

Rendah

B Optimal Fungsional - Hidup- Kritis-diri- Inovatif

Tinggi

C Tinggi Disfungsional - Mengganggu- Kacaubalau- Tidak Kooperatif

Rendah

Page 5: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2
Page 6: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2
Page 7: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

Eskalasi Konflik - Sembilan Tahapan Manusia memiliki hubungan khusus dengan hukum gravitasi. bilamana sesuatu yang tampaknya sulit dan terasa berat maka itu benar-benar akan menarik manusia ke tanah. Gangguan Eskalasi konflik dapat menarik manusia ke bawah seperti pasir hisap, dan jika tidak ada titik balik, akan berakhir di jurang.

Page 8: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

Unjuk Kekuatan/ posisi ketegangan dan bentrokan tapi kerjasama masih lebih besar dari persaingan

Polarisasi perasaan, berpikir dan bertindak, berupaya untuk mendominasi posisi tanpa ada perantara

Tidak ada lagi kata-kata tetapi tindakan kehilangan empati rivalitas atau persaingan lebih besar dari kerja sama

Page 9: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

Pencitraan/image kelompok membangun koalisi mengutamakan kepentingan kecurigaan /prasangka tinggi

Kehilangan muka , tdk berkedok langsung dan saling serang di depan publik, Baik vs Jahat bijaksana vs kejam mencerca dan menghujat

strategi mengancam ancaman bertubi-tubi dan saling ultimatum, pernyataan sanksi dan potensi mendapatsanksi

Page 10: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

perusakan terbatassinisme manusia moral terabaikan

berupaya intervensi ekstrim

Pertikaian,saling melumpuhkan dan memecah belah sistem bermusuhan kehancuran: Fisik, mental spiritual, sosial dan ekonomis

jatuh ke jurang kehancuran total konfrontasi Tidak ada jalan kembali tidak terkendaliKebijakan hilang dr sifatmanusia

Page 11: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

Tahap I

Potensi pertentangan

Atau ketidakselarasan

Tahap IV

Perilaku

Tahap III

Maksud

Tahap II

Kognisi danPersonalisasi

Tahap V

Akibat

PROSES KONFLIK

Kondisi – kondisipendahulu :KomunikasiStrukturVariabel * pribadi

Konflik yg

dipersepsi

Konflik ygdirasa

Maksud – maksud penanganankonflik :BersaingBekerjasamaBerkompromiMenghindariMenampung

Konflik terbuka :ΩPerilaku satu pihak ΩReaksi pihak lain

Menurunnya

Kinerjakelompok

Meningkatnya

kinerja kelompok

Page 12: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

STRATEGI INTERVENSI KONFLIK

1. NEGOSIASIPara Pihak bertemu (biasanya tanpa bantuan pihak ke-3) untuk menyelesaikan perbedaan

2. Fasilitasi Pihak ke 3 yg Netral atau profesional membantu untuk meningkatkan komunikasi antara pihak, biasanya dalam pertemuan

3. Konsiliasi Pihak ke-3 bertindak sebagai "perantara" parapihak untuk mempertemukan dan menyelesaikan perbedaan atau perselisihan

4. Mediasi Pihak ke-3 yg netral membantu para pihak untuk menyelesaikan perbedaan itu sendiri, meningkatkan

hubungan antara pihak

5. ArbitrasiPihak ke-3 netral mendengar kedua sudut pandang dan kemudian membebankan keputusan

6. Ajudikasi/litigasiMengadili/menghakimi membebankan keputusan setelah mendengar argumen hukum dari kedua belah pihak sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku

7.Kekerasan/PemaksaanKekuatan atau kekerasan digunakan dengan cara yang dominan untuk memaksakan keputusan atau untuk memaksa 'solusi'

Page 13: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

McGraw-Hill/Irwin © 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-13

Matriks Penyelesaian-KonflikMatriks Penyelesaian-Konflik

Mengakomodasi atau Memperlancar

Menyelesaikan Masalah atau Berkolaborasi

Menghindar Mendominasi

Membiarkan kelompok lain menang

Bekerja sama menyelesaikan masalah

Mengabaikan atau menghindari kelompok lain

Berupaya untuk mendominasi dan mengontrol

Berkompromi

Mencari solusi yang dapat diterima semua orang

TINGGI

TINGGI

RENDAH

FOKUS EKSTERNAL

FOKUS INTERNAL

RENDAH

Page 14: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

Penggunaan Berbagai Pendekatan Resolusi-Konflik (1 dari 3)

Pendekatan mendominasi – digunakan pada hal-hal penting Ketika diyakin pasti benar, dan keuntungan resolusi melebihi kerugian perasaan negatif dari kelompok yang terdominasi

Pendekatan mengakomodasi – digunakan pada perselisihan yang lebih penting bagi kelompok lain daripada bagi kelompok Anda

Page 15: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

Pendekatan menyelesaikan-masalah – digunakan bila kedua kelompok bersedia meluangkan waktu dan usaha untuk mencapai resolusi yang memaksimalkan hasil semua orang

Pendekatan menghindar – digunakan terutama untuk mendapatkan lebih banyak waktu

Page 16: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

Pendekatan berkompromi – digunakan sebagai jalan tengahPendekatan jalan-tengah ketika pendekatan lain gagal menyelesaikan masalah

Page 17: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

NEGOSIASI

proses penetapan keputusan secara bersama dimana pihak-pihak yang terlibat memiliki preferensi yang berbeda.

suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang.

Page 18: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

Karakteristik utama negosiasi

1. Senantiasa melibatkan orang ;

2. terdapat ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi;

3. menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu –baik berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar menukar (barter);

4. berbentuk tatap-muka –yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun ekspresi wajah;

5. negosiasi menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan diinginkan terjadi;

6. ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak sepakat.

Page 19: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

Unsur-unsur Negosiasi

Ketergantungan dalam suatu tingkatan, antara pihak pihak yang terlibat

Ketidaksepakatan atau konflik (baik konflik nyata atau yang tersembunyi)

Interaksi yang oportunistik (setiap pihak punya keinginan untuk berusaha mempengaruhi orang lain)

Kesepakatan.

Page 20: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

TUJUAN NEGOSIASI

Tujuan agresif - berusaha memperoleh keuntungan dari kerugian (damage) pihak lawan.

Tujuan kompetitif - berusaha memperoleh sesuatu yang lebih (getting more) dari pihak lawan

Tujuan kooperatif - berusaha memperoleh kesepakatan yang saling menguntungkan (mutual gain)

Tujuan pemusatan diri - berusaha memperoleh keuntungan tanpa memperhatikan penerimaan pihak lain

Tujuan defensif - berusaha memperoleh hasil dengan menghindari yang negatif

Tujuan kombinasi

Page 21: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam negosiasi

Latar belakang terjadinya konflikKategori pihak-pihak yang terlibat dalam

konflik.Kompleksitas masalah yang akan dipecahkanKompleksitas organisasi

Page 22: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

Persiapan danperencanaan

Penentuan aturandasar

Klarifikasi dan justifikasi

Tawar menawar dan

Pemecahan masalah

Penutupan dan implementasi

Page 23: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

McGraw-Hill/Irwin © 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-23

Negosiasi Menang-KalahNegosiasi Menang-Kalah

• Pandangan klasik bahwa negosiasi adalah bentuk zero-sum game• yakni, bila salah satu pihak menang, pihak

lain kalah

• Juga disebut negosiasi distributif • yakni, proses “mendistribusikan” sumber

daya yang terbatas

Page 24: MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 2

McGraw-Hill/Irwin © 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.

11-24

Negosiasi Menang-MenangNegosiasi Menang-Menang

• Pendekatan positive-sum • Situasi di mana tiap pihak mendapat keuntungan tanpa

menyebabkan kerugian pada pihak lain• Tidak berarti semua orang dapat apa yang diinginkan• Kesepakatan telah dicapai yang membuat semua

pihak lebih baik daripada sebelum ada kesepakatan