Upload
ilham-pratama
View
3.472
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah suatu mata kuliah (Kewarganegaraan) tentang bahasan Wawasan Nusantara
Citation preview
BAB II
1.1 Teori-Teori Kekuasaan
A . Teori Machiavelli (Abad XVII)
Dalam bukunya tentang politik yang diterjemahkan kedalam bahasa
dengan judul “The Prince”, Machiavelli memberikan pesan tentang cara
membentuk kekuatan politik yang besar agar sebuah negara dapat berdiri dengan
kokoh. Didalamnya terkandung beberapa postulat dan cara pandang tentang
bagaimana memelihara kekuasaan politik. Menurut Machiavelli, sebuah negara
akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil berikut: pertama, segala cara
dihalalkan dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan; kedua, untuk menjaga
kekuasaan rezim, politik adu domba (divide et impera) adalah sah; dan ketiga,
dalam dunia politik (yang disamakan dengan kehidupan binatang buas ), yang
kuat pasti dapat bertahan dan menang. Semasa Machiavelli hidup, buku “The
Prince” dilarang beredar oleh Sri Paus karena dianggap amoral.
Selain itu, dia mengemukakan beberapa teori yaitu sebagai berikut :
1) Menitikberatkan pada sifat pribadi raja, agar dapat cerdik seperti
kancil dan menakut-nakuti rakyatnya seperti singa.
2) Pemerintah / penguasa boleh berbuat apa saja, asal untuk
kepentingan negara dalam mencapai kekuasaaan negara yang
sebesar-besarnya.
3) Siapa pun yang melawan pemerintah / raja harus ditindak tanpa
kompromi.
4) Pemerintah menghalalkan segala cara, meskipun harus melanggar
sendi-sendiri kesusilaan serta kebenaran.
5) Seorang penguasa yang cermat tidak memegang kepercayaannya jika
kepercayaan itu berlawanan dengan kepentingannya.
B . Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (abad XVIII)
1 | P a g e
Kaisar Napoleon merupakan tokoh revolusioner di bidang cara pandang,
selain penganut baik dari Machiavelli. Napoleon berpendapat bahwa perang di
masa depan akan merupakan perang total yang mengerahkan segala upaya dan
kekuatan nasional. Kekuatan ini juga perlu didukung oleh kondisi sosial budaya
berupa ilmu pengetahuan teknologi demi terbentuknya kekuatan hankam untuk
menduduki dan menjajah negara-negara disekitar Perancis. Ketiga postulat
Machiavelli telah diimplementasikan dengan sempurna oleh Napoleon, namun
menjadi bumerang bagi dirinya sendiri sehingga akhir kariernya dibuang ke Pulau
Elba.
C . Paham Jendral Clausewitz (XVIII)
Pada era Napoleon, Jenderal Clausewitz sempat terusir oleh tentara
Napoleon dari negaranya sampai ke Rusia. Clausewitz akhirnya bergabung dan
menjadi penasihat militer Staf Umum Tentara Kekaisaran Rusia. Sebagaimana
kita ketahui, invasi tentara Napoleon pada akhirnya terhenti di Moskow dan diusir
kembali ke Perancis. Clausewitz, setelah Rusia bebas kembali, di angkat menjadi
kepala staf komando Rusia. Di sana dia menulis sebuah buku mengenai perang
berjudul Vom Kriege (Tentara Perang). Menurut Clausewitz, perang adalah
kelanjutan politik dengan cara lain. Baginya, peperangan adalah sah-sah saja
untuk mencapai tujuan nasional suatu bangsa. Pemikiran inilah yang
membenarkan Rusia berekspansi sehingga menimbulkan perang Dunia I dengan
kekalahan di pihak Rusia atau Kekaisaran Jerman.
D . Paham Feuerbach dan Hegel
Paham materialisme Feuerbach dan teori sintesis Hegel menimbulkan dua
aliran besar Barat yang berkembang didunia, yaitu kapitalisme di satu pihak dan
komunisme di pihak yang lain. Pada abad XVII paham perdagangan bebas yang
merupakan nenek moyang liberalisme sedang marak. Saat itu orang-orang
berpendapat bahwa ukuran keberhasilan ekonomi suatu negara adalah seberapa
besar surplus ekonominya, terutama diukur dengan emas. Paham ini memicu
nafsu kolonialisme negara Eropa Barat dalam mencari emas ke tempat yang lain.
Inilah yang memotivasi Columbus untuk mencari daerah baru, kemudian
2 | P a g e
Magellan, dan lain-lainnya. Paham ini juga yang mendorong Belanda untuk
melakukan perdagangan (VOC) dan pada akhirnya menjajah Nusantara selama
3,5 abad.
E . Paham Lenin (XIX)
Lenin telah memodifikasi paham Clausewitz. Menurutnya, perang adalah
kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Bagi Leninisme/komunisme, perang
atau pertumpahan darah atau revolusi di seluruh dunia adalah sah dalam kerangka
mengkomuniskan seluruh bangsa di dunia. Karena itu, selama perang dingin, baik
Uni Soviet maupun RRC berlomba-lomba untuk mengekspor paham komunis ke
seluruh dunia. G.30.S/PKI adalah salah satu komoditi ekspor RRC pada tahun
1965. Sejarah selanjutnya menunjukkan bahwa paham komunisme ternyata
berakhir secara tragis seperti runtuhnya Uni Soviet.
Jadi negara pertama-tama tidak bertindak demi kepentingan umum,
melainkan demi kepentingan kelas-kelas atas (F.M. Suseno, 199: 120). Dengan
dasar-dasar inilah kemudian Lenin dalam level praktis merumuskan teori Marxis
ketika terjadi perdebatan dengan kaum anarkis dan kaum sosialis reformis yang
dituangkan dalam buku berjudul Negara dan Revolusi.
Maka dari itu, Lenin menambahkan bahwa revolusi adalah festival dari
kaum tertindas dan terhisap. Tidak akan pernah massa rakyat sanggup tampil ke
depan dan berperan aktif sebagai pencipta sistem sosial baru, kecuali pada waktu
revolusi (hal 122).
1.2 Teori Geopolitik
Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala politik dari aspek
geografi. Arti geopolitik secara harfiah adalah geo asal dari geografi dan politik
artinya pemerintahan jadi geopolitik artinya cara menyelenggarakan suatu
pemerintahan yang disesuaikan / ditentukan oleh kondisi / konfigurasi
geografinya (contoh NKRI memilih Negara Kesatuan karena kondisi/konfigurasi
geografinya berupa Negara Kepulauan). Beberapa teori Geopolitik menurut Para
3 | P a g e
ahli yaitu emahaman tentang kekuatan dan kekuasaan yang dikembangkan di
Indonesia disasarkan pada pemahaman tentang paham perang dan damai serta
disesuaikan dengan kondisi dan konstelasi geografi Indonesia, sedangkan
pemahaman tentang Negara Indonesia menganut paham Negara kepuauan , yaitu
paham yang diembangkan dari asas archipelago yang memang berbeda dengan
pemahaman archipelago di Negara – Negara Barat pada umumnya. Perbedaan
yang esensial dari pemahaman ini adalah bahwa menurut paham Barat, laut
berperan sebagai “pemisah” pulau, sedangkan menurut paham Indonesia Laut
adalah “penghubung” sehinnga wilayah Negara menjadi satu kesatuan yang utuh
sebagai “Tanah air” dan disebut Negara kepulauan.
1. Teori Frederick Ratzel (Teori Ruang; 1897)
Ratsel menyatakan bahwa negara dalam hal-hal tertentu dapat disamakan
dengan organism, yaitu mengalami fase kehidupan dalam kombinasi dua atau
lebih antara lahir, tumbuh, berkembang, mencapai puncak, surut dan mati. Inti
ajaran Ratzel adalah teori ruang yang ditempati oleh kelompok-kelompok politik
(negara-negara) yang mengembangkan hukum ekspansionisme baik di bidang
gagasan perutusan maupun produk.
Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik
dalam arti kekuatan. Makin luas potensi ruang makin memungkinkan kelompok
politik itu tumbuh (teori ruang). Suatu bangsa dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang
unggul yang dapat bertahan hidup terus dan langgeng. Semakin tinggi budaya
bangsa semakin besar kebutuhan atau dukungan sumber daya alam. Apabila tidak
terpenuhi maka bangsa tersebut akan mencari pemenuhan kebutuhan kekayaan
alam diluar wilayahnya (ekspansi).
2. Teori Karl Haushofer
Pandangan Karl Haushofer berkembang di Jerman ketika negara ini berada
di bawah kekuasaan Adolf Hitler. Pandangan ini juga dikembangkan di Jepang
4 | P a g e
dalam ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan fasisme.
Pokok-pokok teori Haushofer ini pada dasamya menganut teori/ajaran/pandangan
Kjellen, yaitu:
Kekuasaan Imperium Daratan yang kompak akan dapat mengejar
kekuasaan Imperium Maritim untuk menguasai pengawasan di laut.
Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa,
Afrika, Asia Barat (Jerman dan Italia) serta Jepang di Asia Timur Raya.
Rumusan ajaran Haushofer lainnya adalah sebagai berikut: Geopolitik
adalah doktrin negara yang menitikberatkan soalsoal strategi perbatasan.
Ruang hidup bangsa dan tekanantekanan kekuasaan dan sosial yang rasial
mengharuskan pembagian baru kekayaan alam di dunia. Geopolitik adalah
landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan mendapatkan ruang
hidup.
3. Teori Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan
Kedua ahli ini mempunyai gagasan "Wawasan Bahari", yaitu kekuatan di
lautan. Ajarannya mengatakan bahwa barang siapa menguasai lautan akan
menguasai "perdagangan". Menguasai perdagangan berarti menguasai "kekayaan
dunia" sehingga pada akhimya menguasai dunia.
4. Teori W. Michel dan John Frederick Charles Fuller (Wawasan Dirgantara)
Mitchel dan Fuller berpendapat bahwa kekuatan udara merupakan
kekuatan yang paling menentukan penguasaan dunia. Keunggulan yang dimiliki
dirgantara adalah pengembangan kekuatan di udara, memiliki daya tangkis yang
andal dari berbagai ancaman lawan dalam tempo cepat, dasyat dan dampaknya
sangat mengerikan lawan sehingga tidak ada kesempatan bagi lawan untuk
bergerak. Kekuatan di udara justru yang paling menentukan. Kekuatan di udara
mempunyai daya tangkis terhadap ancaman dan dapat melumpuhkan kekuatan
lawan dengan penghancuran dikandang lawan itu sendiri agar tidak mampu lagi
bergerak menyerang.
5 | P a g e
5. Teori Nocholas J. Spykman (Teori Daerah Batas/Rimland)
Teori Spykman juga disebut Wawasan Kombinasi, yaitu teori
menghubungkan kekuatan darat, laut dan udara, yang dalam pelaksanaannya
disesuikan kondisi dan kebutuhan. Nocholas mengatakan bahwa siapa yang
mampu mengkombinasi kekuatan darat, laut dan udara akan menguasai daerah
batas antar bangsa secara permanen dan abadi. Teori daerah batas (rimland) yaitu
teori wawasan kombinasi,yang menggabungkan kekuatan darat, laut, udara dan
dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara.
1.3 Wawasan Nasional Indonesia
Wawasan nasional Indonesia dikembangkan berdasarkan wawasan
nasional secara universal sehingga dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan
dan geopolitik yang dipakai negara Indonesia.
1. Paham kekuasaan Indonesia
Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut
paham tentang perang dan damai berdasarkan : “Bangsa Indonesia cinta damai,
akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”. Dengan demikian wawasan nasional bangsa
Indonesia tidak mengembangkan ajaran kekuasaan dan adu kekuatan karena hal
tersebut mengandung persengketaan dan ekspansionisme.
2.Geopolitik Indonesia
Indonesia menganut paham negara kepulauan berdasar Archipelago
Concept yaitu laut sebagai penghubung daratan sehingga wilayah negara menjadi
satu kesatuan yang utuh sebagai Tanah Air dan ini disebut negara kepulauan.
1.4 Pengertian Wawasan Nusantara
Menurut Prof.Dr. Wan Usman, Wawasan Nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan
6 | P a g e
dengan semua aspek kehidupan yang beragam. Kata wawasan berasal dari kata
“wawas” (bahasa jawa) yang berarti penglihatan, penolangan, dan tinjauan. Akar
kata ini membentuk kata “wawas” berarti melihat, memandang dan meninjau. Jadi
wawasan berarti cara pandang cara melihat dan cara tinjau. Sedangkan Nusantara
sebuah kata majemuk yang diambil dari bahasa jawa kuno yakni “nusa” yang
berarti pulau dan “antara” artinya lain. Wawasan nusantara merupakan wawasan
nasional yang bersumber pada pancasila. Wawasan adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional.
Pengertian wawasan nusantara berdasarkan Tap MPR Tahun 1993 dan
1998. Wawasan nusantara merupakan wawasan nasional yang bersumber pada
pancasila dan berdasarkan UUD 1945 yaitu : cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam sumber lain wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah kesatuan republik Indonesia yang
meliputi darat, laut dan udara diatasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan pertahanan keamanan. Secara umum wawasan nusantara
berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungnya yang dijabarkan
dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi
geografi negaranya untuk mencapai tujuan dan cita-cita basional. Dengan
demikian wawasan nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia
dalam penyelenggaran kehidupan serta sebagai rambu-rambu dalam perjuangan
mengisi kemerdekaannya. Wawasan nusantara sebagai cara pandangan juga
mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam
segenap aspek kehidupan bangsa dan Negara dalam mencapai tujuan dan cita-
citanya.
7 | P a g e
Kehidupan suatu bangsa dan negara senantiasa dipengaruhi oleh
perkembangan lingkungan strategis. Karena itu, wawasan itu harus mampu
memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan
tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategis dan dalam mengejar
kejayaannya.
Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan, suatu bangsa perlu memperhatikan
tiga faktor utama:
1. Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup.
2. Jiwa, tekad, dan semangat manusianya atau rakyatnya.
3. Lingkungan sekitarnya
1.5 Tujuan dan Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh
seluruh rakyat dengan tujuan agar yang diyakini kebenaranya oleh seluruh rakyat
dengan tujuan agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam rangka
mencapai dan mewujudkan tujuan nasional.
Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan
bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan
sosial".
Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan
baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa
Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan
kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan
budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia. Atau dengan kata lain tujuan
wawasan nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala bidang
dari rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan nasional dari pada kepentingan
orang perorangan, kelompok, golongan, suku bangsa/daerah.
8 | P a g e
Fungsi Wawasan Nusantara adalah pedoman, motivasi,dorongan serta
rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan,tindakan dan
perbuatan,baik bagi seluruh rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara
dan berbangsa.
1.6 Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara
Dalam menentukan membina dan mengembangkan wawasan nasionalnya,
bangsa Indonesia menggali dan mengembangkan dari kondisi nyata yang terdapat
di lingkungan Indonesia sendiri. Wawasan nasional Indonesia dibentuk dan
dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa Indonesia yang berlandaskan
pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu, pembahasan
latar belakang filosofis sebagai dasar pemikiran pembinaan dan pengembangan
wawasan nasional Indonesia ditinjau dari:
1. Pemikiran berdasarkan falsafah Pancasila
Wawasan Nasional merupakan pancaran dari Pancasila oleh karena itu
menghendaki terciptanya persatuan dan kesatuan dengan tidak menghilangkan
ciri, sifat dan karakter dari kebhinekaan unsur-unsur pembentuk bangsa (suku
bangsa,etnis dan golongan). Berdasarkan falsafah Pancasila, manusia Indonesia
adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak dan daya pikir dan
sadar akan keberadaannya yang serba terhubung dengan sesamanya, lingkungan
alamnya dan dengan Penciptanya. Kesadaran ini menumbuhkan cipta, karsa dan
karya untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya dari generasi
ke generasi demi terciptanya suasana damai dan tenteram menuju kebahagiaan
demi terselenggaranya keteraturan dalam berhubungan dengan sesamanya.
Dengan demikian nilai-nilai Pancasila sebenarnya telah bersemayam dan
berkembang dalam hati sanubari bangsa Indonesia termasuk dalam menggali dan
mengembangkan wawasan nasional, hal ini dapat dilihat dalam sila-sila Pancasila.
2. Pemikiran berdasarkan aspek kewilayahan
Dalam kehidupan bernegara, geografi merupakan suatu fenomena yang
mutlak di perhatikan dan diperhitungkan baik fungsi maupun pengaruhnya
9 | P a g e
terhadap sikap dan tata laku Negara yang bersangkutan. Geografi adalah wilayah
yang tersedia dan terbentuk secara alamiah. Kondisi obyektif geografis
merupakan wadah atau ruang sebagai ruang gerak hidup suatu bangsa yang
didalamnya terdapat Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia. Oleh karena
itu geografis merupakan fenomena yang mutlak diperhitungkan baik fungsi
maupun pengaruhnya terhadap sikap dan tatalaku negara yang bersangkutan.
Demikian juga sebaliknya, perlu diperhitungkan dampak sikap dan tatalaku
negara terhadap geografis sebagai tata hubungan antara manusia dan wadah
lingkungan.
Kondisi obyektif geografis nusantara merupakan untaian ribuan pulau-
pulau yang tersebar dan terbentang di katulistiwa terletak pada posisi silang yang
strategis, dengan watak atau karakteristik yang berbeda dengan negara lain.
• Wilayah Indonesia Pada Saat Proklamasi 17 Agustus 1945.
Masih berlaku TERRITORIALE ZEE EN MARITIEME KRINGEN
ORDONANTIE TAHUN 1939. Dimana lebar laut wilayah Indonesia adalah 3 mil
diukur dari garis air rendah dari masing-masing pulau Indonesia.Penetapan lebar
wilayah laut 3 mil ini, tidak menjamin kesatuan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (bila dihadapkan dengan pergolakkan-pergolakkan yang
terjadi di dalam negeri dan lingkungan keadaan alam). Atas pertimbangan tersebut
maka keluarlah:
• Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957.
Yang menyatakan tentang penentuan batas lautan teritorial (yang lebarnya
12 mil) diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada
pulau-pulau negara Indonesia. Maka sejak itu berubahlah luas wilayah Indonesia
dari: Kurang lebih 2 juta km persegi menjadi 5 juta km persegi, dimana kurang
lebih 65 % wilayahnya terdiri dari laut atau perairan (negara maritim), dan 35 %
adalah daratan. Terdiri dari 17.508 buah pulau dengan 5 (lima) buah pulau besar :
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya dan 11.808 pulau-pulau
10 | P a g e
kecil yang belum diberi nama. Dengan luas daratan : kurang lebih 2.028.087 km
persegi. Dengan panjang pantai : kurang lebih 81.000 km persegi. Topografi
daratannya : merupkan pegunungan dengan gunung-gunung berapi, baik yang
masih aktif maupun yang sudah tidak aktif.
Jadi pengertian Nusantara adalah kepulauan indonesia yang terdiri dari
17.508 pulau-pulau baik pulau besar dan pulau kecil dan diantara batas-batas
astronomis sebagai berikut :
Utara : 06o 08o lintang utara
Selatan : 11o 15o lintang selatan
Barat : 94o 45o bujur barat
Timur : 141o 05o bujur timur
Dengan jarak Utara – Selatan : kurang lebih 1.888 km persegi.
Jarak antara Barat – Timur : kurang lebih 5.110 km persegi.
• Konferensi PBB tentang Hukum Laut Internasional yang ke-3 Tahun 1982.
Melalui konferensi tersebut maka pokok-pokok asas negara kepulauan
diakui dan dicantumkan dalam UNCLOS 1982(United Nation Convention On The
Law Of The Sea). Indonesia meratifikasi UNCLOS 1982 melalui Undang Undang
No. 17 th 1985 pada tanggal 13 desember 1985. Berlakunya UNCLOS 1982, akan
berpengaruh dalam upaya pemanfaatan laut bagi kepentingan kesejahteraan
seperti , bertambah luasnya Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Landas Kontinen
Indonesia (200 mil). UNCLOC 1982 memberikan keuntungan bagi pembangunan
nasional, yaitu:
Bertambah luasnya perairan yuridiksi nasional berikut kekayaan alam
yang terkandung dilaut dan dasar lautnya, serta terbukanya peluang untuk
memanfaatkan laut sebagai medium transportasi namun dari segi kerawanan juga
bertambah. Perjuangan Indonesia selanjutnya menegakkan kedaulatan dirgantara
11 | P a g e
terutama dalam rangka memanfaatkan wilayah Geo Stationery Orbit (GSO) yang
dapat dijadikan wilayah kepentingan ekonomi maupun pertahanan dan keamanan
negara dan bangsa Indonesia.
3. Pemikiran Berdasarkan Aspek Sosial Budaya
Budaya/kebudayaan secara etimologis adalah segala sesuatu yang
dihasilkan oleh kekuatan budi manusia. Kebudayaan diungkapkan sebagai cita,
rasa dan karsa (budi, perasaan dan kehendak). Sosial budaya adalah faktor
dinamik masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan pola tingkah laku lahir batin
yang memungkinkan hubungan sosial diantara anggota-anggotanya. Kebudayaan
diungkapkan sebagai cipta, rasa dan karsa manusia (budi, perasaan dan kehendak).
Sosio budaya sebagai salah satu aspek kehidupan nasional adalah faktor dinamik
masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan pola tingkah laku lahir dan batin
yang memungkinkan hubungan sosial diantara anggotanya. Masyarakat Indonesia,
sejak awal terbentuknya dengan ciri kebudayaan yang sangat beragam oleh
pengaruh ruang hidup berupa kepulauan dengan ciri alamiah tiap-tiap pulau yang
berbeda-beda pula. Disamping perbedaan ruang hidup, masyarakat Indonesia
dibedakan pula dengan dasar Ras dan Etnik, yang memberikan perbedaan-
perbedaan secara khas kebudayaan tiap daerah dan sekaligus menampakkan
perbedaan-perbedaan daya inderawi serta pola tingkah laku kehidupan baik dalam
hubungan vertikal maupun horisontal.
Dari ciri-ciri alamiah dapat dibedakan secara lahiriah: Orang Jawa, orang
Batak, orang Madura, orang Dayak, orang Aceh dan sebagainya.
Dari ciri-ciri ruang hidup (asal-usul masyarakat) dapat dibedakan:
Masyarakat nelayan dengan sifat pemberani, agresif, terbuka dan
masyarakat agraris dengan sifat teratur (mengikuti ritme alam),
mementingkan keakraban, kurang terbuka.
Masyarakat Desa dengan sifat religius, kekerabatan dan paguyuban.
Masyarakat Kota dengan sifat materialistik, individual dan patembayan.
12 | P a g e
Kebudayaan adalah warisan yang bersifat memaksa bagi masyarakat yang
bersangkutan. Artinya generasi suatu masyarakat lahir dengan serta merta
mewarisi norma-norma dari masyarakat sebelumnya. Warisan budaya tersebut
diterima secara emosional dan mengikat ke dalan serta kuat, artinya
ketersinggungan budaya (meskipun sepele) dapat memicu antar golongan
masyarakat. Warisan budaya membentuk ikatan pada setiap individu atau
masyarakat dengan daerah asal sehingga dapat membentuk sentimen-sentimen
kelompok, suku, daerah asal (Parochial), yang seringkali dapat dijadikan sebagai
perisai terhadap ketidakmampuan individu-individu atau kelompok masyarakat
dalam menghadapi tantangan lingkungan yang dianggap mengancam eksistensi
budayanya.
Berdasarkan ciri-ciri dan sifat-sifat kebudayaan serta kondisi dan
konstelasi geografi NKRI, tergambar jelas betapa heterogen dan uniknya
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dalam prospektif budaya tata kehidupan
nasional yang berhubungan dengan interaksi antar golongan masyarakat
mengandung potensi konflik yang sangat besar. Terlebih dengan kesadaran
nasional masyarakat Indonesia yang relatif masih rendah sejalan dengan masih
terbatasnya jumlah masyarakat yang terdidik.
Dari tinjauan sosio budaya tersebut pada akhirnya dapat dipahami bahwa:
• Proses sosial dalam keseluruhan upaya menjaga persatuan nasional sangat
membutuhkan kesamaan persepsi atau kesatuan cara pandang segenap
masyarakat, tentang eksistensi budaya yang sangat beragam namun mempunyai
semangat untuk membina kehidupan bersama yang harmonis.
• Wawasan nasional atau wawasan kebangsaan indonesia diwarnai dengan
keinginan untuk menumbuhsuburkan :
4. Pemikiran Berdasarkan Aspek Kesejarahan.
13 | P a g e
Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita-citanya pada umumnya
tumbuh dan berkembang akibat latarbelakang sejarah, demikian pula dengan
sejarah Indonesia. Sebelum ada wilayah Nusantara, ada 2 kerajaan besar yang
landasannya mewujudkan kesatuan wilayah (meskipun belum timbul rasa
kebangsaan namun sudah ada semangat bernegara). Dua kerajaan tersebut adalah
Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit. Dalam perjuangan berikutnya,
nuansa kebangsaan mulai muncul sejak tahun 1900-an dengan konsep baru dan
modern. Wujud konsep baru tersebut adalah lahirnya Proklamasi Kemerdekaan
dan Proklamasi Penegakan Negara Merdeka.
Pada masa penjajahan, muncul semangat kebangsaan di wadahi dalam
organisasi Boedi Oetomo (20 Mei 1908) yang disebut Kebangkitan Nasional.
Merupakan modal dari konsepsi wawasan kebangsaan Indonesia yang dicetuskan
dalam Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Dengan perjuangan menghasilkan
Proklamasi Kemerdekaan (17 agustus 1945) dimana bangsa Indonesia mulai
menegara. Melalui proses perjuangan yang panjang Indonesia berhasil merubah
batas wilayah perairan dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut, melalui Deklarasi
Djuanda 13 Desember 1957 yang sekaligus merupakan kehendak politikRI dalam
menyatukan tanah air RI menjadi satu kesatuan hingga terwujud Kesatuan
Wilayah RI dan sejak saat itu kata Nusantara resmi mulai digunakan dalam istilah
konsepsi Nusantara sebagai nama dari Deklarasi Djuanda
1.7 Bentuk Wawasan Nusantara
1. Wawasan nusantara sebagai landasan konsepsi ketahanan nasional
Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional berarti bahwa
wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan
keamanan, dan kewilayahan.
2. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan
Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai arti cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri serta lingkungannya selalu
14 | P a g e
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara mencakup :
a) Perwujudan kepuluan nusantara sebagai satu kesatuan politik.
b) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.
c) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan
ekonomi.
d) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan
politik.
e) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan
keamanan.
3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara
Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara
mempunyai arti pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air
Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap
kekuatan negara.
4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan
Wilayah nasional perlu ditentukan batasannya, agar tidak terjadi sengketa
dengan negara tetangga. Batasan dan tantangan negara Republik Indonesia adalah:
Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara
Republik Indonesia dari beberapa pendapat para pejuang nasional. Dr. Soepomo
menyatakan Indonesia meliputi batas Hindia Belanda, Muh. Yamin menyatakan
Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Sunda Kecil, Borneo, Selebes, Maluku -
Ambon, Semenanjung Melayu, Timor, Papua, Ir. Soekarno menyatakan bahwa
kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3 mil
laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau
countour pulau / darat. Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai negara
kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat laut bebas yang berada di luar
wilayah yurisdiksi nasional.
15 | P a g e
· Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan pengumuman pemerintah
RI tentang wilayah perairan negara RI, yang isinya:
a) Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang surut
(low water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base line)
yang diukur dari garis yang menghubungkan titik - titik ujung yang terluar
dari pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.
b) Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12mil laut.
c) Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional, di mana
batasan nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut
Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal,
Indonesia menjadi utuh dan tidak terpecah lagi.
1.8 Asas Wawasan Nusantara
Asas wawasan nusantara merupakan ketentuan-ketentuan atau kaidah-
kaidah dasar yang harus dipatuhi,ditaati,dipelihara dan diciptakan demi tetap taat
dan setianya komponen pembentuk bangsa Indonesia (suku bangsa atau golongan)
terhadap kesepakatan bersama.
Asas wawasan nusantara terdiri dari :
a) Kepentingan yang sama. Ketika menegakkan dan merebut
kemerdekaan, kepentingan bersama Bangsa Indonesia adalah
menghadapi penjajahan secara fisik dari bangsa lain.
b) Keadilan. Yang berarti kesesuaian pembagian hasil dengan
andil,jerih payah usaha dan kegiatan , baik orang
perorangan,golongan,kelompok maupun daerah.
c) Kejujuran. Yang berarti keberanian berpikir,berkata dan bertindak
sesuai realita serta ketentuan yang benar biarpun realita atau
ketentuan itu pahit an kurang enak didengarnya.
d) Solidaritas. Yang berarti diperlukannya rasa seti kawan,mau
memberi dan berkorban bagi orang lain tanpa meniggalkan ciri dan
karakter budaya masing-masing.
16 | P a g e
e) Kerja sama. Berarti adanya koordinasi,saling pengertian yang
didasarka atas kesetaraan sehingga kerja kelompok,baik kelompok
yang kecil maupun kelompok yang lebih besar dapat tercapai demi
terciptanya sinergi yang lebih baik.
f) Kesetiaan/ Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama ini sangatlah
penting dan menjadi tonggak utama terciptanya persatuan dan
kesatuan dalam keBhinekaan.Jika kesetiaan terhadap kesepakatan
bersama ini goyah apalagi ambruk,dapat dipastikan bahwa
persatuan dan kesatuan dalam keBhinekaan bangsa Indonesia akan
hancur berantakan.Ini berarti hilangnya negara kesatuan Indonesia.
1.9 Landasan Wawasan Nusantara
Landasan wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari
stratifiskasinya sebagai berikut
1. Landasan Idiil
Pancasila sebagai faslafah ideologi bangsa dan dasar negara.
Berkedudukan sebagai landasan idiil darpada wawasan nusantara. Karena pada
hakikatnya wawasan nusantara merupakan perwujudan dari pancasila. Pancasila
merupakan kesatuan yang bulat dan utuh serta mengandung paham keseimbangan,
keselarasan, dan keseimbangan. Maka wawasan nusantara mengarah kepada
terwujudnya kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang politik, ekonomi,
sosial budaya dan pertahanan keamanan.
2. Landasan Konstitusional
UUD 1945 yang merupakan landasan konstitusi dasar negara, yang
menjadi pedoman pokok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia
adalah negara kesatuan yang berbentuk republik (Pasal 1 UUD 1945) yang
kekuasaan tertingginya ada pada rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
3. Landasan Visional.
17 | P a g e
Landasan visional atau tujuan nasional wawasan nusantara sebagai
wawasan nasional bangsa indonesia merupakan ajaran yang diyakini
kebenarannya oleh seluruh rakyat dengan tujuan agar tidak terjadi penyesalan dan
penyimpangan dalam rangka mencapai dan mewujudkan cita-cita dan dan tujuan
nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu :
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
Memajukan kesejahteraan umum
Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
4. Landasan Konsepsional
Ketahanan nasional, yaitu merupakan kondisi dinamis yang berisi keuletan
dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kemampuan
sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional. Dalam
upaya mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya, bangsa Indonesia mengahadapi
berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (HTAG). Agar dapat
mengatasinya, bangsa indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan daya
tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
5. Landasan Operasional.
GBHN adalah sebagi landasan wawasan operasional dalam wawasan
nusantara, yang dikukuhkan MPR dalam ketetapan Nomor : IV/MPR/1973 pada
tanggal 22 Maret1973.
2.1 Unsur Dasar Wawasan Nusantara
1) Wadah (Contour)
18 | P a g e
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi
seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan
alam dan penduduk serta aneka ragam budaya. Bangsa Indonesia memiliki
organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan
dalam wujud supra struktur politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat
adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infra struktur politik.
2) Isi (Content)
Adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai
aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional
seperti tersebut diatas bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan
kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional yang berupa politik,
ekonomi, social budaya dan hankam. Isi menyangkut dua hal pertama realisasi
aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan perwujudannya, pencapaian
cita-cita dan tujuan nasional persatuan, kedua persatuan dan kesatuan dalam
kebinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan nasional.
3) Tata Kelakuan (Conduct)
Hasil interaksi Antara wadah da nisi wawasan nusantara yang terdiri dari :
Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan
mentalis yang baik dari Bangsa Indonesia.
Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan, perbuatan dan
perilaku dari
Bangsa Indonesia.
Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas jati diri/kepribadian
bangsa berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga
dan cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa nasionalisme
yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.
19 | P a g e
2.2 Implementasi Wawasan Nusantara
Penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola piker, pola sikap,
dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan Negara.
a. Implementasi dalam kehidupan politik, adalah menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis, mewujudkan pemerintahan
yang kuat, aspiratif, dipercaya.
b. Implementasi dalam kehidupan Ekonomi, adalah menciptakan tatanan
ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
c. Implementasi dalam kehidupan Sosial Budaya, adalah menciptakan sikap
batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan menghormati segala
bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup disekitarnya dan merupakan
karunia sang pencipta.
d. Implementasi dalam kehidupan Pertahanan Keamanan, adalah
menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela negara
pada setiap WNI.
2.3 Tantangan Implementasi Wasasan Nusantara
1. Pemberdayaan Masyarakat
John Naisbit dalam bukunya Global Paradox menyatakan negara harus
dapat memberikan peranan sebesar-besarnya kepada rakyatnya. Pemberdayaan
masyarakat dalam arti memberikan peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi
masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan oleh
negara-negara maju dengan Buttom Up Planning, sedang untuk negara
berkembang dengan Top Down Planning karena adanya keterbatasan kualitas
sumber daya manusia, sehingga diperlukan landasan operasional berupa GBHN.
Kondisi nasional (Pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan
keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi integritas. Pemberdayaan
masyarakat diperlukan terutama untuk daerah-daerah tertinggal.
20 | P a g e
2. Dunia Tanpa Batas
Perkembangan IPTEK Mempengaruhi pola, pola sikap dan pola tindak
masyarakat dalam aspek kehidupan. Kualitas sumber daya Manusia merupakan
tantangan serius dalam menghadapi tantangan global.
Kenichi Omahe dalam bukunya Borderless Word dan The End of Nation
State menyatakan : dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah
negara dalam arti geografi dan politik relatif masih tetap, namun kehidupan dalam
satu negara tidak mungkin dapat membatasi kekuatan global yang berupa
informasi, investasi, industri dan konsumen yang makin individual. Untuk dapat
menghadapi kekuatan global suatu negara harus mengurangi peranan pemerintah
pusat dan lebih memberikan peranan kepada pemerintah daerah dan
masyarakat.Perkembangan Iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan
dengan dunia tanpa batas dapat merupakan tantangan Wawasan Nusantara,
mengingat perkembangan tersebut akan dapat mempengaruhi masyarakat
Indonesia dalam pola pikir, pola sikap dan pola tindak di dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
3. Era Baru Kapitalisme
Sloan dan Zureker dalam bukunya Dictionary of Economics menyatakan
Kapitalisme adalah suatu sistim ekonomi yang didasarkan atas hak milik swasta
atas macam-macam barang dan kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian
dengan pihak lain dan untuk berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas ekonomi
yang dipilihnya sendiri berdasarkan kepentingan sendiri serta untuk mencapai laba
guna diri sendiri.
Di era baru kapitalisme,sistem ekonomi untuk mendapatkan keuntungan
dengan melakukan aktivitas-aktivitas secara luas dan mencakup semua aspek
kehidupan masyarakat sehingga diperlukan strategi baru yaitu adanya
keseimbangan.
21 | P a g e
Lester Thurow dalam bukunya The Future of Capitalism menyatakan :
untuk dapat bertahan dalam era baru kapitalisme harus membuat strategi baru
yaitu keseimbangan (balance) antara paham individu dan paham sosialis.
Di era baru kapitalisme, Negara_negara kapitalis dalam rangka
mempertahankan eksistensinya dibidang ekonomi menekan negara-negara
berkembang dengan menggunakan isu-isu global yaitu Demokrasi, Hak Azasi
Manusia, Lingkungan hidup.
4. Kesadaran Warga Negara
Pandangan Indonesia tentang Hak dan Kewajiban Manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dapat
dibedakan namun tidak dapat dipisahkan.
Kesadaran bela negara Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang
dilakukan adalah perjuangan non fisik untuk memerangi keterbelakangan,
kemiskinan, kesenjangan sosial, memberantas KKN, menguasai Iptek,
meningkatkan kualitas SDM, transparan dan memelihara persatuan.
Dalam perjuangan non fisik, kesadaran bela negara mengalami penurunan
yang tajam dibandingkan pada perjuangan fisik. Prospek Implementasi Wawasan
Nusantara Berdasarkan beberapa teori mengemukakan pandangan global sbb:
1. Global Paradox menyatakan negara harus mampu memberikan peranan sebesar-
besarnya kepada rakyatnya.
2. Borderless World dan The End of Nation State menyatakan batas wilayah geografi
relatif tetap, tetapi kekuatan ekonomi dan budaya global akan menembus batas
tsb. Pemerintah daerah perlu diberi peranan lebih berarti.
3. The Future of Capitalism menyatakan strategi baru kapitalisme adalah
mengupayakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan masyarakat
serta antara negara maju dengan negara berkembang.
4. Building Win Win World (Henderson) menyatakan perlu ada perubahan nuansa
perang ekonomi, menjadikan masyarakat dunia yang lebih bekerjasama,
memanfaatkan teknologi yang bersih lingkungan serta pemerintahan yang
demokratis.
22 | P a g e
5. The Second Curve (Ian Morison) menyatakan dalam era baru timbul adanya
peranan yang lebih besar dari pasar, peranan konsumen dan teknologi baru yang
mengantar terwujudnya masyarakat baru.
Dari rumusan-rumusan diatas ternyata tidak ada satupun yang menyatakan
tentang perlu adanya persatuan, sehingga akan berdampak konflik antar bangsa
karena kepentingan nasionalnya tidak terpenuhi. Dengan demikian Wawasan
Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia dan sebagai visi nasional yang
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa masih tetap valid baik saat
sekarang maupun mendatang, sehingga prospek wawasan nusantara dalam era
mendatang masih tetap relevan dengan norma-norma global. Dalam
implementasinya perlu lebih diberdayakan peranan daerah dan rakyat kecil, dan
terwujud apabila dipenuhi adanya faktor-faktor dominan : keteladanan
kepemimpinan nasional, pendidikan berkualitas dan bermoral kebangsaan, media
massa yang memberikan informasi dan kesan yang positif, keadilan penegakan
hukum dalam arti pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Keberhasilan Implementasi Wasantara Diperlukan kesadaran WNI untuk :
1. Mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban warganegara serta
hubungan warganegara dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia.
2. Mengerti, memahami, menghayati tentang bangsa yang telah menegara, bahwa
dalam menyelenggarakan kehidupan memerlukan konsepsi wawasan nusantara
sehingga sadar sebagai warga negara yang memiliki cara pandang.
Agar ke-2 hal dapat terwujud diperlukan sosialisasi dengan program yang teratur,
terjadwal dan terarah.
2.4 Sosialiasi Wawasan Nusantara
1. Menurut sifat atau cara penyampaiannya, dapat dilaksanakan sebagai berikut:
Langsung, yang terdiri dari Ceramah, Diskusi atau Dialog, Tatap Muka.
Tidak Langsung, yang terdiri dari Media Elektronik, Media cetak.
2. Menurut metode penyampaiannya berupa :
23 | P a g e
Ketauladanan
Melalui metode penularan ketauladanan dalam sikap perilaku sehari-hari kepada
lingkungannya terutama dengan memberikan contoh-contoh berfikir, bersikap dan
bertindak mementingkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan
pribadi dan atau golongan sehingga menimbulkan semangat kebangsaan yang
selalu cinta tanah air
Edukasi
Melalui metode pendekatan
- Formal, pendidikan umum atau pembentukan, dimulai dari tingkat TK (Taman
Kanak-kanak) sampai Perguruan Tinggi, pendidikan karir disemua strata dan
bidang profesi dan penataran atau kursus-kursus, dsb.
- Informal, dapat dilaksanakan di lingkungan rumah atau keluarga, di lingkungan
pemukiman, di lingkungan pekerjaan dan dalam lingkungan organiasi
kemasyarakatan.
- Komunikasi Melalui metode komunikasi tujuan yang ingin dicapai dari
pemasyarakatan (sosialisasi) dari Wawasan Nusantara adalah : tercapainya
hubungan komunikasi (timbal balik) secara baik akan mampu menciptakan
iklim/suasana yang saling menghargai, menghormati, mawas diri dan tenggang
rasa sehingga terjadi kesatuan bahasa dan tujuan tentang Wawasan Nusantara.
- Integrasi. Melalui metode integrasi tujuan yang ingin dicapai dari
pemasyarakatan (sosialisasi) Wawasan Nusantara adalah : terjalinnya persatuan
24 | P a g e
dan kesatuan. Pengertian serta pemahaman tentang Wawasan Nusantara yang
mampu memantapkan untuk membatasi sumber konflik di dalam tubuh bangsa
Indonesia pada saat ini maupun di masa yang akan datang, kesadaran
mengutamakan kepentingan nasional dan cita-cita serta tujuan nasional yang
didasari Wawasan Nusantara.
BAB III
Kesimpulan
Wawasan nasional Indonesia dikembangkan berdasarkan wawasan
nasional secara universal sehingga dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan
dan geopolitik yang dipakai negara Indonesia.
Menurut Prof.Dr. Wan Usman, Wawasan Nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan
dengan semua aspek kehidupan yang beragam. Kata wawasan berasal dari kata
“wawas” (bahasa jawa) yang berarti penglihatan, penolangan, dan tinjauan. Akar
kata ini membentuk kata “wawas” berarti melihat, memandang dan meninjau.
Wawasan Nusantara merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh
seluruh rakyat dengan tujuan agar yang diyakini kebenaranya oleh seluruh rakyat
dengan tujuan agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam rangka
mencapai dan mewujudkan tujuan nasional.
25 | P a g e
Fungsi Wawasan Nusantara adalah pedoman, motivasi,dorongan serta
rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan,tindakan dan
perbuatan,baik bagi seluruh rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara
dan berbangsa.
26 | P a g e