23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang sangat penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya tumbuh dari batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla), umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur). Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan daun? 2. Apakah fungsi daun pada tumbuhan? 3. Apakah perbedaan daun tunggal dan daun majemuk? 4. Bagaimanakah bentuk daun berdasarkan tepi daun? 5. Bagaimanakah daun berdasarkan tulang daun? 6. Apakah daun dapat bermodifikasi?

Makalah morfologi daun

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah  morfologi daun

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang sangat penting dan pada umumnya tiap

tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya tumbuh dari batang saja dan tidak

pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau

melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat diatas daun yang

merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla), umumnya berwarna

hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya

matahari untuk fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain,

misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna

merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga

warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang

gugur). Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya

karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya

sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.

B.     Rumusan  Masalah

1.    Apakah yang dimaksud dengan daun?

2.    Apakah fungsi daun pada tumbuhan?

3.    Apakah perbedaan daun tunggal dan daun majemuk?

4.    Bagaimanakah bentuk daun berdasarkan tepi daun?

5.    Bagaimanakah daun berdasarkan tulang daun?

6.    Apakah daun dapat bermodifikasi?

C.     Manfaat Dan Tujuan

1.      Agar kita dapat mengetahui dan memahami morfologi daun.

2.      Agar kita dapat mengetahui fungsi daun pada tumbuhan.

3.      Agar kita dapat membedakan antara daun tunggal dan daun majemuk.

4.      Untuk lebih mengetaui bentuk daun berdasarkan tepi daun dan tulang daun.

5.      Untuk lebih mengetahui perkembangan daun dan bentuk-bentuk modifikasi daun.

Page 2: Makalah  morfologi daun

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Daun

Dalam bidang botani, daun ialah sebuah organ tumbuhan yang bertumbuh di atas tanah dan

yang mengkhusus dalam fotosintesis. Untuk tujuan ini, daun biasanya berbentuk lever untuk

menghasilkan permukaan yang luas supaya sel-selnya yang mengandungi kloroplas bukan

saja dapat didedahkan kepada cahaya, tetapi juga untuk membenarkan cahaya melintasi

sepenuh tisu-tisunya. Dalam kebanyakan, daun-daun juga merupakan bagian tumbuhan untuk

respirasi, transpirasi, dan gutasi. Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh

dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari

cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan

dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus

memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.

Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran

dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun

membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk

ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya

pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun

tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ

penyimpan air. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil

adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang

energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya

karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru,

atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya

berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).

Morfologi daun dapat dipengaruhi oleh lingkungan, yaitu; dipengaruhi oleh: Suhu, unsur hara

dalam tanah, kelembapan, keadaan tanah. Contohnya:

1. Daun yang berlubang-lubang atau bolong, disebabkan oleh ulat yang memakan daun

tersebut.

2. Daun yang kecil-kecil dan berkerut, disebabkan oleh struktur tanah yang kering dan

kurangnya unsure hara dalam tanah.

3. Daun yang warnanya kuning, disebabkan oleh suhu yang tinggi atau panas dan tanah

yang kering.

4. Daun yang lebar dan hijau, disebabkan oleh keadaan tanah yang lembab dan

tersedianya suplai air yang cukup.

Page 3: Makalah  morfologi daun

5. Daun yang mempunyai bagian pelepah atau upih daun (Vagina), tangkai daun

(petiolus) dan helaian daun (lamina), ujung daun, tepi daun, tulang rusuk daun, tulang

daun, tangkai daun, penumpu, dan tunas.

B.  Fungsi Daun

Daun mempunyai fungsi:

1. Tempat Pembuatan Makanan (Fotosintesis)

Daun berguna sebagai dapur tumbuhan. Di dalam daun terjadi proses pembuatan

makanan (pemasakan makanan). Makanan ini digunakan tumbuhan untuk

kelangsungan proses hidupnya dan jika lebih disimpan. Tempat terjadinya fotosintesis

pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade,

sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.

2. Sebagai organ pernapasan (Respirasi).

Di permukaan daun terdapat mulut daun (stomata). Melalui stomata inilah, pertukaran

gas terjadi. Daun mengambil karbondioksida dari udara dan melepas oksigen ke

udara. Proses inilah yang menyebabkan kamu merasa nyaman saat berada di bawah

pohon pada siang hari.

3. Tempat terjadinya transpirasi.

Tidak semua air yang diserap akar dipakai oleh tumbuhan. Kelebihan air ini jika tidak

dibuang dapat menyebabkan tumbuhan menjadi busuk dan mati.

4. Tempat terjadinya gutasi.

Sebagian air yang tidak digunakan dibuang melalui mulut daun, dalam bentuk uap air.

Pada malam hari, kelebihan air dikeluarkan melalui sel-sel pucuk daun. Proses ini

disebut gutasi.

5. Alat perkembangbiakkan vegetatif.

Bagi manusia, daun dapat digunakan sebagai bahan makanan, contohnya daun pepaya

dan singkong; obat-obatan, contohnya daun jeruk dan jambu biji; rempah-rempah,

contohnya daun salam jeruk

C.  Daun Berdasarkan Jumlah Anak Daun Dalam Satu Tangkai

1.  Daun Tunggal

Gambar 2. daun tunggal (pada daun dewa)

Daun tunggal adalah daun yang memiliki satu helai daun di setiap tangkainya. Bagian dari

batang yang menjadi tempat duduknya daun disebut nodus, dan sudut atas antara daun dan

batang disebut ketiak daun. Daun tunggal dapat mempunyai bagian-bagian daun yang

berbeda antara golongan tumbuhan satu dengan yang lain. Daun yang mempunyai bagian

pelepah atau upih daun (Vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) disebut

Page 4: Makalah  morfologi daun

daun lengkap contohnya: pohon pisang, pohon pinang dan bambu. Sedangkan daun yang

tidak lengkap adalah daun yang hanya mempunyai sebagian dari daun lengkap.

Yang termasuk Daun yang tidak lengkap:

1. Daun bertangkai, adalah daun yang hanya mempunyai tangkai dan helaian daun.

2. Daun duduk, adalah daun yang hanya terdiri dari helaian daun saja.

3. Daun berupih, adalah daun yang hanya mempunyai upih daun dan helaian daun.

contohnya : daun rumput-rumputan

4. Daun yang terdiri dari tangkai saja, biasanya daun yang seperti ini melebar

menyerupai helaian daun dan disebut phyllodia. contohnya: daun Oxalis bupleurifolis.

2.   Daun Majemuk

Daun majemuk adalah daun yang memiliki beberapa helai daun di setiap tangkainya. yaitu

jika pada tumbuhan tersebut, tangkainya terlihat bercabang cabang, dan baru pada cabang

tangkai ini terdapat helaian daunnya.

Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari suatu daun tunggal, yang torehnya

sedemikian dalamnya, sehingga bagian daun diantara toreh-toreh itu terpisah satu sama lain,

dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil yang tersendiri.

ü  Bagian-bagian daun majemuk dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Ibu tangkai daun (potiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi

tempat duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing disebut anak daun

(foliolum). Ibu tangkai daun ini dapat dipandang sebagai penjelmaan tangkai daun

tunggal, ditambah dengan ibu tulangnya, oleh sebab itu kuncup ketiak pada tumbuhan

yang mempunyai daun majemuk, letaknya juga diatas pangkal ibu tangkai pada

batang.

2. Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung

anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelmaan pangkal suatu tulang

cabang pada daun tunggal. Oleh sebab itu, di dalam ketiaknya tidak pernah

diketemukan sebuah kuncup.

3. Anak daun (foliolum). Bagian ini sesungguhnya adalah bagian helaian daun yang

karena dalam dan besarnya toreh, menjadi terpisah-pisah. Anak daun pada suatu daun

majemuk lazimnya mempunyai tangkai yang pendek atau hampir duduk pada ibu

tangkai, misalnya pada daun selderi (Apium graveolens L.). Adakalanya anak daun

mempunyai tangkai yang cukup panjang dan jelas kelihatan, misalnya pada daun

mangkokan (Nothoponax scutellarium Merr).

4. Karena daun majemauk dapat dipandang berasal dari daun tunggal, pada daun

majemuk dapat pula kita temukan bagian-bagian lain, seperti pada daun tunggal,

misalnya : Upih Daun (vagina), yaitu bagian dibawah ibu tangkai yang lebar dan

biasanya memeluk batang, seperti dapat kita lihat pada daun pinang (Area catechu L).

Page 5: Makalah  morfologi daun

5. Sama halnya dengan daun tunggal, pada pangkal ibu tangkai daun mejemuk atau di

dekat pangkal ibu tangkai itu, dapat pula ditemukan sepasang daun penumpu, seperti

misalnya pada daun mawar (Rosa sp.), yang berupa dua daun kecil melekat pada daun

kiri pangkal ibu tangkai daun , dan pada daun kacang kapri (pisum sativum L.), yang

disini merupakan sepasang daun yang lebar dan ikut serta menunaikan tugas daun

sebagai alat untuk berasimilasi.

6. pada daun majemuk, semua anak daun terjadi bersama-sama dan biasanya gugur juga

bersama-sama pula, sedangkan cabang dengan daun-daun tunggal mempunyai daun

yang tak sama umur maupun besarnya, dan tentu saja daun-daun tadi, tidak runtuh

bersama-sama pula.

7. seperti halnya pada daun tunggal, pertumbuhan daun majemuk, juga terbatas, artinya

tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak mempunyai kuncup. Suatu cabang,

biasanya selalu bertambah panjang dan mempunyai sebuah kuncup diujungnya.

8. pada daun majemuk tidak terdapat kuncup dalam ketiak anak daun, sedang pada suatu

cabang, biasanya dalam ketiak daunnya terdapat satu atau mungkin lebih dari satu

kuncup.

9. Meskipun demikian, selalu ada hal-hal yang jika kurang saksama pemeriksaannya,

dapat menyesatkan, seperti misalnya pada pohon cerme (Phyllanthus acidus Skeels)

dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Kedua pohon ini mempunyai daun

majemuk, tetapi daun majemuk ini sampai agak lama, masih memperlihatkan

pertumbuhan memanjang, sehingga anak daunnya mempunyai umur yang berbeda.

Sering terlihat anak daun pada pangkal ibu tangkai sudah runtuh, sedang pada

ujungnya masih ada anak daun yang kelihatan segar (masih hijau).

10. Pada tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L.) dan kartu (Sauropus androgynus

Merr.) terdapat cabang-cabang dengan daun tunggal yang berseling, yang tumbuh

mendatar dari batang pokok, dan terbatas pertumbuhannya atau (tidak bertambah

panjang lagi). Cabang-cabang berdaun ini sering dianggap sebagai daun majemuk,

tetapi ternyata salah karena dari ketiak-ketiaknya, pada waktu-waktu tertentu, akan

tampak keluar bunga yang kemudian jadi buah pula. Jika itu daun majemuk, tidak

mungkin akan ditemukan bunga atau buah.

E. Daging Daun (Intervenium)

Yang dinamakan daging daun ialah: bagian daun yang terdapat diantara tulang-tulang daun

dan urat-urat daun. Bagian inilah yang merupakan dapur tumbuhan yang sesungguhnya. Di

bagian ini zat-zat yang diambil dari luar diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan

keperluan kehidupan tumbuh-tumbuhan tadi.

Tebal atau tipisnya helaian daun, pada hakekatnya juga bergantung pada tebal tipisnya daging

daun. Bertalian dengan sifat ini dibedakan daun yang:

Page 6: Makalah  morfologi daun

a.    Tipis seperti selaput (membranaceus), misalnya daun paku selaput

b.    Seperti kertas (Papyraceus), tipis tetapi cukup tegar misalnya daun pisasng

c.    Tipis lunak (herbaceus), misalnya daun selada air

d.   Seperti perkamen (perkamenteus), tipis tetapi cukup kaku misalnya daun kelapa

e.    Seperti kulit/belulang (coriaceus), yaitu jika helaian daun tebal daun kaku, misalnya daun

nyamplung

f.     Berdaging (carnosus), yaitu jika tebal dan berair, misalnya daun lidah buaya

F. Sifat-sifat Lain Pada Daun

a.    Warna daun

Walaupun umum telah maklum, bahwa daun itu biasanya berwarna hijau, tetapi tak jarang

pula kita jumpai daun yang warnanya tidak hijau, lagi pula warna hijau pun dapat

memperlihatkan banyak variasi atau nuansa. Sebagai contoh dapat disebut daun yang

berwarna:

1. Merah, misalnya daun bunga buntut anjing (Acalypha wilkesiana M.Arg.)

2. Hijau bercampur atau tertutup warna merah, misalnya bermacam-macam daun puring

(Colophyllum inophyllum L.)

3. Hijau kekuningan, misalnya daun tanaman guni (Corcehorus capsularis L.)

Perlu dicatat, bahwa dalam menyebut warna daun sangat besar pengaruh perseorangan,

mengingat mengenai warna tidak ada ukuran yang obyektif, lagi pula warna daun suatu jenis

tumbuhan dapat berubah menurut keadaan tempat tumbuhnya dan erat sekali hubungannya

dengan persediaan air dan makanan serta penyinaran.

b.  Permukaan Daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah jelas berbeda, biasanya sisi atas tampak

lebih hijau, licin, atau mengkilat, jika dibandingkan dengan sisi bawah daun. Kadang-kadang

pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan yang berupa sisik-sisik, rambut-rambut,

dan duri. Melihat keadaan permukaan daun itu orang lalu membedakan permukaan daun yang

licin, gundul, kasap, berkerut, berbingkul-bingkul, berbulu, berbulu halus dan rapat, berbulu

kasar, serta bersisik.

G. Perkembangan Daun

Daun baru berkembang dari primordial daun yang dibentuk pada meristem apeks. Setiap

primordial daun terbentuk pada bagian panggul meristem apeks pucuk. Ketika primordial

daun baru terbentuk, primordial daun sebelumnya (yang lebih tua) telah melebar secara

progresif, sebagai akibat aktifitas meristem di dalam daun itu sendiri. Interval waktu antara

pembentukan primordial daun sebelumnya dengan primordial daun berikutnya pada meristem

apeks disebut plastokron. Primordial daun pada tumbuhan dikotil biasanya terbentuk pada

Page 7: Makalah  morfologi daun

sebagian kecil dari diameter meristem apeks pucuk, sedangkan pada tumbuhan monokotil,

primordial daun terbentuk dan berkembang pada sekeliling meristem apeks pucuk. Jadi, daun

dikotil yang sangat muda tampak berbentuk seperti pasak, sedangkan daun monokotil tampak

seperti kerah baju yang menutupi seluruh aspek pucuk .

Primordial daun akan terus berkembang ukurannya secara berangsur-angsur sehingga

mencapai ukuran dan bentuk tertentu. Bertambahnya ukuran daun terjadi sebagai akibat

bertambahnya jumlah sel yang diikuti dengan penambahan ukuran sel. Pembelahan sel

berbeda-beda pada daerah tertentu dari meristem daun, sehingga terjadi aktifitas diferensial

dari meristem daun yang menyebabkan terbentuknya bentuk-bentuk daun yang berbeda.

Selain itu, ada faktor lain yang menyebabkan terbentuknya bentuk-bentuk daun yang

berbeda, yaitu perbedaan fase hidup, gen dan kondisi lingkungan. Perbedaan dibentuknya

bentuk-bentuk daun agar kita mudah mengenali ciri khas dari setiap spesies.Berikut

perubahan struktur epidermis dan mesofil jika ditinjau dari kondisi lingkungannya :

1.      Tumbuhan Xerofit hidup pada kondisi lingkungan kering

1. Ukuran daun kecil  ukuran sel kecil, dinding sel lebih tebal, jaringan pembuluh rapat.

2. Stomata terlindung di bagian yang lebih dalam dari epidermis.

3. Jaringan palisade umumnya lebih dari satu lapisan sel.

4. Pada permukaan daun terdapat kutikula dan trikoma.

5. Pada tumbuhan sukulen, terdapat banyak sel parenkim yang berfungsi untuk

menyimpan air.

2.      Tumbuhan Hidrofit tumbuhan yang hidup di air

a. Jaringan penyokong dan pelindung tereduksi, jaringan pembuluh berkurang

(terutama xilem), terbentuk ruang udara yang cukup besar à aerenkim.

b. Epidermis pengambilan nutrisi dari dalam air dan untuk pertukaran gas à Pada

banyak tumbuhan air, epidermis berklorofil.

c. Kutikula tipis.

d. Stomata pada umumnya tidak ada. Pada daun tumbuhan air yang terapung, stomata

terdapat pada permukaan atas.

e. Daun yang terendam dalam air termodifikasi menjadi bentuk silindris,

meminimalkan arus air yang melewati daun / mencegah koyaknya daun.

f. Beberapa tumbuhan air memiliki dua bentuk daun berbeda : daun darat dan daun

air  pengendalian ekspresi gen dalam pembentukan daun.

3.      Daun pada tumbuhan yang disimpan di tempat gelap

a. Lamina lebih tipis dan area permukaan yang lebih lebar dibandingkan dengan

daun yang tumbuh pada kondisi cahaya normal.

b. Laju fotosintesis rendah pada saat cahaya matahari penuh.

c. Laju fotosintesis  daun di tempat terbuka pada lingkungan terlindung.

Page 8: Makalah  morfologi daun

Pada awal perkembangan daun, aktifitas meristem daun menyebabkan terjadinya

perpanjangan daun. Perpanjangan daun berikutnya terjadi sebagai akibat aktifitas meristem

interkalar. Pelebaran daun (bifacial/dorsoventral) terjadi bila meristem tepi daun aktif

melakukan pembelahan sel. Bila aktifitas meristem tepi tersebut terbatas hanya pada daerah-

daerah tertentu saja, maka akan terbentuk daun yang berbagi menyirip atau majemuk

menyirip. Jadi, pada dasarnya bentuk daun sangat tergantung dari perkembangannya,

terutama pembelahan dan pembesaran sel. Selain itu, adanya kematian sel pada daerah-

daerah tertentu selama perkembangan daun berlangsung juga dapat menentukan bentuk akhir

dari suatu daun. Perkembangan daun seperti inilah yang merupakan dasar bagi terbentuknya

basal daun, ujung daun, tepi daun, dan bentuk geometri daun yang berbeda-beda.

H. Modifikasi Daun

Pada umumnya daun tumbuhan dikotil maupun monokotil memiliki bentuk dan ukuran yang

sangat beragam. Pada beberapa tumbuhan, keragaman tersebut semakin bertambah dengan

adanya perkembangan ke arah tertentu yang menyebabkan daun tampak berubah, baik bentuk

maupun ukurannya. Daun-daun yang demikian itu dikatakan telah mengalami modifikasi.

Modifikasi pada daun terjadi sebagai akibat adanya reduksi atau penambahan jaringan-

jaringan tertentu selama perkembangannya. Modifikasi tersebut dapat terjadi pada daun

secara keseluruhan (daun secara utuh) atau hanya bagian-bagian tertentu dari daun. Bagian

daun tambahan, seperti stipula juga dapat termodifikasi menjadi bentuk lain.

Di bawah ini merupakan beberapa contoh daun yang termodifikasi:

a.       Kantong Semar (Nephentes)

Kantong semar memiliki daun yang ujungnya termodifikasi menjadi kantung perangkap.

Kantung tanaman yang berumah dua ini memiliki dua bagian, yaitu area licin di bagian atas

dan area digesti di bagian bawah. Bibir (peristom) dan bagian bawah tutup kantung

mengandung kelenjar nektar untuk menarik mangsa.

b.       Venus flytraps 

Tanaman yang endemik di daerah Carolina Utara dan Selatan ini memiliki daun yang

termodifikasi menjadi penjebak serupa jepit dengan beberapa rambut sensor gerak di

dalamnya. Modifikasi daun dengan dua lobus yang menutup bersamaan dengan cukup cepat

untuk menangkap serangga. Mangsa yang memasuki perangkap menyentuh rambut sensoris,

yang membangkitkan impuls listrik yang memicu penutupan perangkap tersebut. Pergerakan

perangkap itu sesungguhnya adalah respons pertumbuhan yang sangat cepat di mana sel-sel

di bagian luar setiap lobus mengakumulasi air dan membesar.Keadaan ini akan mengubah

bentuk lobus tersebut, yang menyatukan pinggiran lobus secara bersama. Kelenjar dalam

perangkap itu kemudian mensekresikan enzim pencernaan, dan zat-zat makanan kemudian

diserap oleh daun yang dimodifukasi.

Page 9: Makalah  morfologi daun

c.       Sundew – Drosera

Genus ini memiliki lebih dari 100 spesies dengan ukuran (mulai dari beberapa mm hingga 1

meter) dan bentuk daun yang beragam (mulai dari memanjang sampai membulat). Pada daun

terdapat kelenjar berbentuk bulat dengan tangkai panjang yang disebut tentakel. Jika ada

serangga yang tertangkap tentakel di sekitar mangsa akan bergerak mendekat. Beberapa

spesies bahkan menggulung atau menekuk daunnya untuk memperbesar area kontak dengan

mangsa. Drosera mampu menghasilkan enzim pencerna. Pada ujung rambutnya dilapisi

cairan yang sangat kental mirip embun dengan aroma yang khas untuk menarik perhatian

serangga. Serangga yang tertarik dengan aroma sundew berusaha mendekat dan hinggap pada

tumbuhan sundew. Apabila terkena rambut-rambut halus sundew, serangga tersebut langsung

menempel. Di saat serangga ingin melepaskan diri, daun sundew yang panjang justru

menggerakkan daunnya ke arah bagian dalam untuk lebih merekatkan mangsanya.

d.      Kaktus

Pada tumbuhan, duri dapat dijumpai pada berbagai organ. Duri merupakan organ aksesori

dan berfungsi sebagai alat perlindungan diri dari pemangsa (serangga maupun herbivora).

Duri dapat berasal dari modifikasi daun atau merupakan organ aksesori sejati. Kaktus adalah

nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili Cactaceae. Kaktus dapat

tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa ditemukan di daerah-daerah yang

kering (gurun). Kata jamak untuk kaktus adalah kakti. Kaktus memiliki daun yang berubah

bentuk menjadi duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu,

kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air.

I. Ujung daun

Ujung daun dapat pula memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa. Bentuk-bentuk ujung

daun yang sering kita jumpai ialah :

a.       Runcing (acutus), jika kedua tepi daun di kanan kiriibu tulang sedikit demi sedikit

menuju ke atas dan pertemuannnya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih

kecil dari 90°). Ujung daun yang runcing lazim kita dapat pada daun-daun bangun: bulat

memanjang, lanset, segitiga, delta, belah ketupat,dll. Sebagai contoh ujung daun oleander

(Nerium oleander L.).

b.      Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing tetapi titik pertemuan kedua

tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang

runcing, misalnya ujung daun sirsak (Annona muricata L.),

c.       Tumpul (obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat

menuju ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 90°),

sering kita jumpai pada daun bangun bulat telur terbalik atau bangun sudip. Misalnya ujung

daun sawo kecik (manilkara kauki Dub.)

Page 10: Makalah  morfologi daun

d.      Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut

sama sekali, hingga ujung daun merupakan semacam suatu busur, terdapat pada daun yang

bulat atau jorong, atau pada daun bangun ginjal, misalnya ujung daun kaki kuda (Centella

asiatica Urb.), ujung daun teratai besar (nelumbium nelumbo Druce),

e.       Rompang (truncatus),ujung daun tampak sebagai garis yang rata, misalnya ujung anak

daun semanggi (marsilea crenata presl.), daun jambu monyet (Anacardium Occidentale L.),

Gambar 34. ujung daun jambu monyet (Anacardium Occidentale L.)

f.       Terbelah (retusus), ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan, kadang-kadang

amat jelas, misalnya ujung daun sidaguri (Sida retusa L.), kadang-kadang terbelahnya ujung

hanya akan kelihatan jelas jika diadakan pemeriksaan yang teliti. Seperti misalnya ujung

daun bayam (Amaranthus hybridus L.)

Page 11: Makalah  morfologi daun

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna

hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya

matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam

melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus

memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.

Daun mempunyai fungsi: Tempat pembuatan makanan (Fotosintesis), sebagai organ

pernapasan (Respirasi), tempat terjadinya transpirasi, tempat terjadinya gutasi, alat

perkembangbiakkan vegetatif. Adapun daun berdasarkan jumlah anak daun dalam satu

tangkai yaitu daun tunggal dan daun majemuk. Menurut susunan anak daun pada ibu

tangkainya, daun majemuk dapat di bedakan menjadi: daun majemuk menyirip (pinnatus),

daun majemuk menjari (palmatus atau digitatus), daun majemuk bangun kaki (pedatus), daun

majemuk campuran (digitato pinnatus). Berdasarkan susunan tulang daunnya, daun

dibedakan menjadi: tulang daun menyirip, tulang daun menjari, tulang daun melengkung,

tulang daun sejajar. Dalam garis besarnya tepi daun dapat di bedakan dalam 2 macam: rata

(ineger) contohnya pada daun nangka, dan bertoreh (divisus). daging daun ialah: bagian daun

yang terdapat diantara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Daun baru berkembang dari

primordial daun yang dibentuk pada meristem apeks. Setiap primordial daun terbentuk pada

bagian panggul meristem apeks pucuk. Ketika primordial daun baru terbentuk, primordial

daun sebelumnya (yang lebih tua) telah melebar secara progresif, sebagai akibat aktifitas

meristem di dalam daun itu sendiri. Primordial daun akan terus berkembang ukurannya

secara berangsur-angsur sehingga mencapai ukuran dan bentuk tertentu. Pada umumnya daun

tumbuhan dikotil maupun monokotil memiliki bentuk dan ukuran yang sangat beragam. Pada

beberapa tumbuhan, keragaman tersebut semakin bertambah dengan adanya perkembangan

ke arah tertentu yang menyebabkan daun tampak berubah, baik bentuk maupun ukurannya.

Daun-daun yang demikian itu dikatakan telah mengalami modifikasi. Modifikasi pada daun

terjadi sebagai akibat adanya reduksi atau penambahan jaringan-jaringan tertentu selama

perkembangannya. Modifikasi tersebut dapat terjadi pada daun secara keseluruhan (daun

secara utuh) atau hanya bagian-bagian tertentu dari daun.

B. SARAN

Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya

membangun sangat kami harapkan.

Page 12: Makalah  morfologi daun

DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Morfologi Tumbuhan. Jogjakarta: Gajah Mada

University

http://serbater.blogspot.com/2011/01/yang-terunik-dari-tumbuhan-karnivora.html

http://flower-2.blogspot.com/

http://nnathris.blogspot.com/

http://www.inforedia.com/2009/11/susunan-tulang-daun.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Daun

http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/01/daun-leaf.html

Page 13: Makalah  morfologi daun

MAKALAH

MORFOLOGI DAUN

DISUSUN OLEH :

NAMA : MULIASTI

NIM : 91304039

JURUSAN : AGROTEKNOLOGI

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN WUNA

( STIP WUNA )

2014

Page 14: Makalah  morfologi daun

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur yang tiada hentinya bagi ALLAH SWT yang telah menolong hamba-

Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan, rahmat dan

karunia-Nya, kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Botani Umum.

Dalam penyusunan makalah ini, saya telah berusaha semaksimal mungkin sesuai

kemampuan. Namun sebagai manusia biasa, yang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan

baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa.Tetapi walaupun demikian telah berusaha

sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.

Oleh sebab itu kami mohon untuk saran dan kritiknya yang membangun. Atas kesediaan

waktunya untuk membaca makalah ini, kami ucapkan terima kasih.

Ingatlah pepatah “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina”, artinya teruslah berlatih dan

belajar. Jangan mudah menyerah.

Raha, Mei 2014

Penulis

Page 15: Makalah  morfologi daun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………….....…........ i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………...... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………….. ………....................... 1

B. Rumusan masalah.............................................................................................. 1

C. Tujuan................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

a. Pengertian Daun............................................................................................... 2

b. Fungsi Daun....................................................................................................... 2

c. Daun Berdasarkan Jumlah Anak Daun Dalam Satu Tangkai........................... 3

d. Daging Daun (Intervenium) ................................................................................. 4

e. Sifat-sifat Lain Pada Daun.................................................................................... 5

f. Perkembangan Daun............................................................................................ 7

g. Modifikasi Daun................................................................................................. 8

h. Ujung daun.......................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan ……………………………………………………….................... 12

4.2 Saran................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 13