14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lokasi Indonesia yang terletak pada 3 tumbukan (konvergensi) lempeng kerak bumi, yakni lempeng Benua Eurasia, lempeng Benua India-Australia dan lempeng Samudra Pasifik melahirkan suatu struktur geologi yang memiliki kekayaan potensi pertambangan yang telah diakui di dunia. Namun, potensi yang sangat tinggi ini masih belum tergali secara optimal. Disamping itu, tingkat investasi di sektor ini relatif rendah dan menunjukkan kecenderungan menurun akibat terhentinya kegiatan eksplorasi di berbagai kegiatan pertambangan. Menurut studi yang dilakukan Fraser Institute dalam Annual Survey of Mining Companies (December 2002), iklim investasi sektor pertambangan di Indonesia tidak cukup menggairahkan. Banyak kalangan menghawatirkan bahwa dengan kondisi seperti ini maka masa depan, industri ekstraktif khususnya pertambangan di Indonesia akan segera berakhir dalam waktu 5 sampai 10 tahun. Kondisi ini patut disayangkan karena industri ini memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perekonomian nasional maupun daerah. Dampak ekonomi dari keberadaan industri pertambangan antar lain penciptaan output, penciptaan tenaga kerja, menghasilkan devisa dan memberikan kontribusi fiskal. Pada makalah ini akan dibahas mengenai gambaran kondisi pertambangan mineral, iklim investasi pertambangan, tinjauan manfaat ekonomi kegiatan pertambangan, permasalahan yang dihadapi industri pertambangan dan rekomendasi kebijakan. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimanakah jenis klasifikasi Batu Bara ? 2. Dimana saja lokasi persebaran Batu Bara ? 3. Bagaimanakah Pemanfaatan Batu Bara ? 4. Bagaimanakah Upaya Pelestarian Batu Bara ?

Makalah batu bara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah batu bara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lokasi Indonesia yang terletak pada 3 tumbukan (konvergensi) lempeng kerak

bumi, yakni lempeng Benua Eurasia, lempeng Benua India-Australia dan

lempeng Samudra Pasifik melahirkan suatu struktur geologi yang memiliki

kekayaan potensi pertambangan yang telah diakui di dunia. Namun, potensi yang

sangat tinggi ini masih belum tergali secara optimal. Disamping itu, tingkat

investasi di sektor ini relatif rendah dan menunjukkan kecenderungan menurun

akibat terhentinya kegiatan eksplorasi di berbagai kegiatan pertambangan.

Menurut studi yang dilakukan Fraser Institute dalam Annual Survey of Mining

Companies (December 2002), iklim investasi sektor pertambangan di Indonesia

tidak cukup menggairahkan. Banyak kalangan menghawatirkan bahwa dengan

kondisi seperti ini maka masa depan, industri ekstraktif khususnya pertambangan

di Indonesia akan segera berakhir dalam waktu 5 sampai 10 tahun. Kondisi ini

patut disayangkan karena industri ini memberikan sumbangan yang cukup besar

bagi perekonomian nasional maupun daerah. Dampak ekonomi dari keberadaan

industri pertambangan antar lain penciptaan output, penciptaan tenaga kerja,

menghasilkan devisa dan memberikan kontribusi fiskal. Pada makalah ini akan

dibahas mengenai gambaran kondisi pertambangan mineral, iklim investasi

pertambangan, tinjauan manfaat ekonomi kegiatan pertambangan, permasalahan

yang dihadapi industri pertambangan dan rekomendasi kebijakan.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimanakah jenis klasifikasi Batu Bara ?

2. Dimana saja lokasi persebaran Batu Bara ?

3. Bagaimanakah Pemanfaatan Batu Bara ?

4. Bagaimanakah Upaya Pelestarian Batu Bara ?

Page 2: Makalah batu bara

1.3. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui sumber daya alam yang tidak

dapat diperbaharui yaitu Batu bara. .

Januari

Page 3: Makalah batu bara

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis Klasifikasi Batubara

2.1.1 Batubara sebagai Energi

Istilah batubara merupakan hasil terjemahan dari “coal”. Disebut batubara

mungkin karena dapat terbakar seperti halnya arang kayu. Defenisi dari batubara

itu sendiri menurut Muchjidin (2005).

“Batubara adalah batuan sedimen yang secara kimia dan fisika adalah heterogen

dan mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen sebagai unsur utama

dan belerang serta nitrogen sebagai unsur tambahan. Zat lain, yaitu senyawa

organik pembentuk “ash” tersebar sebagai partikel zat mineral dan terpisah-pisah

di seluruh senyawa batubara. Beberapa jenis batu meleleh dan menjadi plastis

apabila dipanaskan, tetapi meninggalkan residu yang disebut kokas. Batubara

dapat dibakar untuk membangkitkan uap atau dikarbonisasikan untuk membuat

bahan bakar cair atau dihidrogenisasikan untuk membuat metan. Gas sintetis atau

bahan bakar berupa gas dapat diproduksi sebagai produk utama dengan jalan

gasifikasi sempurna dari batubara dengan oksigen dan uap atau udara dan uap”.

Dari defenisi yang lengkap ini salah satunya adalah selain batubara dapat

dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit uap di PLTU, beberapa jenis

batubara juga dapat diubah menjadi bahan bakar minyak melalui cara pencairan

batubara atau tersebut liquifaksi (coal liquiefaction).

Pemakaian batubara sebagai energi telah dilakukan pada abad 19 yaitu untuk

menggerakkan lokomotif dan mesin uap. Perkembangan selanjutnya tahun 1949

di Pengaron sebuah dusun di sepanjang Sungai Mahakam (Kaliman Timur) oleh

perusahaan Belanda “Oost Borneo Ma’atsc Happij” dioperasikan tambang

batubara.

Page 4: Makalah batu bara

2.1.2 Sumber Daya Batubara

Batubara makin hari makin menjadi komoditas yang penting karena

meningkatnya kebutuhan energi. Tahun 1999 sumber daya batubara mencapai

38,9 miliar ton dan hasil survey sampai tahun 2003 sumber daya batubara

mencapai 57,85 miliar ton dan angka ini akan bertambah karena masih terus

dilakukan ekplorasi di daerah yang baru. Sumber daya batubara Indonesia terdapat

di Sumatera 45 persen, Kalimantan 54 persen, sisanya adalah Jawa, Sulawesi dan

Irian Jaya.

2.2 Pemanfaatan Batubara

Dewasa ini penggunaan batubara di dalam negeri adalah sebagai sumber energi

panas dan bahan bakar, terutama dalam pembangkit tenaga listrik dan industri

semen serta dalam jumlah yang terbatas pada industri kecil, seperti pembakaran

batu gamping, genteng , sebagai reduktor dan industri pelabuhan timah dan nikel.

Selain itu batubara Indonesia digunakan untuk ekspor ke berbagai negara antara

lain Afrika, Eropa , Amerika dan Asia (Jepang, Taiwan, Hongkong, Korea) dan

lain-lain. Pemakaian batubara terbesar sesuai urutannya adalah PLTU yang

menggunakan bahan bakar batubara, disusul oleh industri aemen yang secara

keseluruhan telah beralih ke batubara, kemudian industri kimia, kertas, metalurgi,

briket batubara dan penggunaan industri kecil lainya. Penggunaan batubara untuk

PLTU pada tahun 1999 sebesar 26,9 juta ton, tahun 2004 sebesar 61,5 juta ton dan

sampai tahun 2008 perkiraan pemakaian batubara mencapai 71,8 juta ton.

Sedangkan produksi batubara Indonesia sampai tahun 2006 sebesar 160,4 juta ton,

ekspor 120,8 juta ton dan pemakaian dalam negeri 35,95 juta ton dengan total

produksi 156,75 juta ton.

2.2.1 Batubara Sebagai Bahan Bakar Minyak

Secara umum batubara Indonesia termasuk bahan bakar. Pengubahan batubara

dapat dilakukan melalui dua cara yaitu melalui pembuatan gas atau gasifikasi dan

pencairan batubara atau liquifaksi (coal liquefaction). Dalam proses gasifikasi

semua gas organik dalam batubara diubah ke dalam bentuk gas terutama

Page 5: Makalah batu bara

karbonmonoksida, karbondioksida dan hidrogen. Gas ini kemudian dapat diubah

menjadi bahan-bahan kimia seperti pupuk dan metanol.

Proses liquifaksi tujuannya adalah mengubah batubara menjadi minyak. Penelitian

oleh SASOL (perusahaan yang mengurusi pencairan batubara) di Afrika Selatan

telah berhasil mengubah batubara menjadi minyak (Gasoline, Diesel, Jet Fuel ),

gas maupun bahan kimia lainnya sehingga Afrika Selatan telah “survive”

mengatasi masalah BBM 50 persen kebutuhan BBM Afrika dipasok dari Pabrik

Pencairan Batubara sementara SASOL sendiri terdaftar di bursa efek Afrika

Selatan dan New York. Produksi SASOL sekitar 150.000 barel/hari.

Pemerintah Indonesia pada tahun 2004 lalu telah mempunyai rencana untuk

membangun pilot plant untuk program pencairan batubara di Cirebon (Jawa

Barat). Maksud dari pilot plant ini adalah sebagai uji coba dan sekaligus untuk

meyakinkan semua pihak bahwa program pencairan batubara ini dapat dilakukan.

Teknologi yang akan digunakan adalah teknologi Improve Brown Coal

Liquefaction (IBCL) yang dikembangkan oleh Jepang. Sementara Jepang sendiri

sudah membangun pilot plant dengan teknologi ini untuk 50 ton/hari di Victoria,

Australia.

Pada tahun 2002 pemerintah China telah mengambil keputusan penting, yaitu

tidak akan menggantungkan diri pada impor minyak mentah. Sebagai pengganti

impor minyak mentah, pemerintah China membuat program pencairan batubara.

Untuk mewujudkan program ini perusahaan terbesar di China Shen Hua Group

menggandeng perusahaan Amerika Headwaters Technology Innovation (HTI)

untuk pencairan batubara secara langsung melalui teknologi yang dikembangkan

oleh HTI.

2.3 Penyebaran Batubara

Batubara merupakan sumber energi masa depan (Heriawan 2000). Batubara

merupakan batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar berasal dari tumbuhan,

berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya terkena proses fisika

dan kimia yang mengakibatkan pengkayaan kandungan karbonnya (Wolf 1984

dalam Anggayana 1999).

Page 6: Makalah batu bara

Penyebaran endapan batubara di Indonesia ditinjau dari sudut geologi sangat erat

hubungannya dengan penyebaran formasi sedimen yang berumur tersier yang

terdapat secara luas di sebagian besar kepulauan di Indonesia. Batubara di

Indonesia dapat dibedakan tiga jenis berdasarkan cara terbentuknya.

Pertama, batubara paleogen yaitu endapan batubara yang terbentuk pada

cekungan intramontain terdapat di Ombilin, Bayah, Kalimantan Tenggara,

Sulawesi Selatan, dan sebagainya.

Kedua, batubara neogen yakni batubara yang terbentuk pada cekungan

forelandterdapat di Tanjung Enim Sumatera Selatan.

Ketiga, batubara delta, yaitu endapan batubara di hampir seluruh Kalimantan

Timur (Anggayana 1999).

Menurut Amri (2000) formasi batubara tersebar di wilayah seluas 298 juta ha di

Indonesia, meliputi 40 cekungan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya

dan Jawa. Dari jumlah cekungan tersebut baru 13 cekungan dengan luas sekitar 74

juta ha (sekitar 25%) yang sudah diselidiki. Sementara cekungan yang telah

dilakukan penyelidikan terbatas sampai pada tahap penyelidikan umum,

eksplorasi maupun eksploitasi baru 3% atau seluas 2,22 juta ha.

Oleh karena itu perlu ditingkatkan penyelidikan tentang keberadaan batubara

tersebut. Salah satu metoda gofisika yang dapat digunakan untuk memperkirakan

keberadaan batubara adalah metoda geolistrik tahanan jenis. Metoda ini

merupakan salah satu metoda geofisika yang dapat memberikan gambaran

susunan dan kedalaman lapisan batuan, dengan mengukur sifat kelistrikan batuan

(Priyanto 1989 dalam Kalmiawan et al, 2000).

Selanjutnya Loke (1999a) mengungkapkan bahwa survey geolistrik metoda

resistivitas mapping dan sounding menghasilkan informasi perubahan variasi

harga resistivitas baik arah lateral maupun arah vertikal. Dalam penelitian ini

dilakukan pemodelan berskala laboratorium untuk mengukur tahanan jenis

beberapa sampel batubara dari Tambang Air Laya dengan peringkat yang berbeda

(Heriawan 2000).

Page 7: Makalah batu bara

2.4 Minyak Bumi

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang

danoleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental,

coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari

beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari

berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam

penampilan, komposisi, dan kemurniannya.

2.4.1 Komposisi

Komponen kimia dari minyak bumi dipisahkan oleh proses distilasi, yang

kemudian, setelah diolah lagi, menjadi minyak tanah, bensin, lilin,aspal, dll.

Minyak bumi terdiri dari hidrokarbon, senyawaan hidrogen dan karbon.

Empat alkana teringan- CH4 (metana), C2H6 (etana), C3H8 (propana), dan

C4H10 (butana) - semuanya adalah gas yang mendidih pada -161.6 °C, -88.6 °C, -

42 °C, dan -0.5 °C, berturut-turut (-258.9°, -127.5°, -43.6°, dan +31.1° F).

Rantai dalam wilayah C5-7 semuanya ringan, dan mudah menguap, nafta jernih.

Senyawaan tersebut digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci kering (dry clean),

dan produk cepat-kering lainnya. Rantai dari C6H14 sampai C12H26 dicampur

bersama dan digunakan untuk bensin. Minyak tanah terbuat dari rantai di wilayah

C10

Minyak pelumas dan gemuk setengah-padat (termasuk Vaseline®) berada di

antara C16 sampai ke C20.

Rantai di atas C20 berwujud padat, dimulai dari "lilin, kemudian tar, dan

bitumen aspal.

Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer fraksi distilasi dalam derajat Celcius:

§ minyak eter: 40 - 70 °C (digunakan sebagai pelarut)

§ minyak ringan: 60 - 100 °C (bahan bakar mobil)

§ minyak berat: 100 - 150 °C (bahan bakar mobil)

§ minyak tanah ringan: 120 - 150 °C (pelarut dan bahan bakar untuk rumah

tangga)

§ kerosene: 150 - 250 °C (bahan bakar mesin jet)

Page 8: Makalah batu bara

§ minyak gas: 250 - 350 °C (minyak diesel/pemanas)

§ minyak pelumas: > 300 °C (minyak mesin)

§ sisanya: tar, aspal, bahan bakar residu

Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik, yang berarti zat

ini tidak berasal dari fosil tetapi berasal dari zat anorganik yang dihasilkan secara

alami dalam perut bumi. Namun, pandangan ini diragukan dalam lingkungan

ilmiah.

2.4.2 Kegunaan

Di Indonesia, minyak bumi yang diolah banyak digunakan sebagai Bahan bakar

minyak atau BBM, yang merupakan salah satu jenisbahan bakar yang digunakan

secara luas di era industrialisasi.

Ada beberapa jenis BBM yang dikenal di Indonesia, di antaranya adalah:

Minyak tanah rumah tangga

Minyak tanah industri

Pertamax

Pertamax plus

Premium

Bio Premium

Bio Solar

Pertamina DEX

Solar transportasi

Solar industri

Minyak diesel

Minyak bakar

Di Indonesia, harga BBM sering mengalami kenaikan disebabkan alasan

pemerintah yang ingin mengurangi subsidi. Tujuan dari pengurangan tersebut

dikatakan adalah agar dana yang sebelumnya digunakan untuk subsidi dapat

dialihkan untuk hal-hal lain seperti pendidikan dan pembangunan infrastruktur.

Page 9: Makalah batu bara

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

batubara merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui,

keberadaannya sangat dikontrol oleh kondisi geologi yang tidak mengenal batas

administrasi, umumnya ditemukan di daerah-daerah terpencil yang miskin

infrastruktur, pengusahaannya harus dilakukan di tempat di mana bahan tambang

itu ditemukan. Penambangan bahan galian mineral dan batubara akan mengubah

bentang alam dan menghasilkan limbah yang berpotensi mencemari lingkungan,

oleh karena itu dalam pengelolaannya perlu melibatkan semua pihak terkait

(stakeholders). Adanya kegiatan pertambangan diharapkan dapat menjadi

lokomotif pembangunan suatu daerah.

Kelangkaan dan mahalnya harga BBM terutama minyak solar berimbas pada

seluruh lapisan masyarakat. Akibatnya semua sektor usaha industri dan

perdagangan harus mengimbangi pula dengan kenaikan harga jual barang.

Kesulitan BBM yang terus berlarut dapat pula menghambat iklim investasi di

suatu daerah, di mana perkembangan industri dan perdagangan sangat erat

keterkaitannya dengan ketersediaan BBM.

Persoalan BBM adalah persoalan pemerintah, namun kita berharap

ketergantungan pada konsumsi minyak bumi ini akan berkurang dan harus

berupaya melakukan penghematan dalam pemakaiannya dan perlu melakukan

upaya mencari bahan pengganti. Untuk mengantisipasi kebijakan kenaikan BBM

ke depan dengan semakin menipisnya cadangan minyak nasional, diharapkan

pemeritah/pemeritah daerah mulai memikirkan atau melakukan diversifikasi

energi lain yang lebih murah, salah satunya adalah batubara.

Page 10: Makalah batu bara

3.2 Saran

1. Sumber daya alam batubara dan minyak bumi semakin berkurang, kondisi

ini diperparah lagi dengan tidak dapatnya diperbaharui; untuk itu kita

harus menghemat penggunaan batu bara dan minyak bumi.

2. Lakukan pelestarian sumber daya alam dengan tidak terlalu melakukan

eksploitasi Sumber daya alam.

3. Gunakanlah peralatan hidup sehari-hari yang hemat energi dan BBM.

Page 12: Makalah batu bara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Hukum

Kepegawaian ini dengan baik.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen

dan juga untuk memberi wawasan yang lebih baik bagi setiap pembacanya

terutama bagi mahasiswa UMK Cabang Raha. Makalah ini merjudul tentang

pengolahan Batu Bara.

Penulis juga menyadari bahwa pembuatan Makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan.Maka untuk itu, penulis mohon maaf atas kekurangan dalam

makalah ini. Dan penulis juga berharap kepada pembaca atas saran dan kritk yang

membangun.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dari berbagai

pihak.

Raha, Mei 2014

Penulis

Page 13: Makalah batu bara

MAKALAH

BATU BARA

DISUSUN OLEH :

NAMA : ERNA SARI

STAMBUK : 21215070

JURUSAN : PLS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

KENDARI

2014

Page 14: Makalah batu bara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………….. i

DAFTAR ISI..............………………………………………...………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………...…............. 1

1.2 Identivikasi Masalah……………………………………...…............. 1

1.3 Tujuan…………………………….........................………...…............. 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………........…............. 3

2.1 Jenis Klasifikasi Batubara………………………….............................….............3

2.2 Pemanfaatan Batubara…………………………........…........................................4

2.3 Penyebaran Batubara…………………………...................................…............. 5

2.4 Minyak Bumi…………………………........….......................................................7

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan……………………………………………….....……........... 9

2. Saran………………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………….....………. 11