53
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karbohidrat sangat akrab dengan kehipuan manusia. Karena sebagai sumber energi utama manusia. Contoh makanan sehari- hari yang mengandung karbohidrat adalah pada jagung, gandum, tepung, beras, kentang dan sayur-sayuran. Karbohidrat yang berasal dari makanan dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolismea karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Karbohidrat dibagi dalam tiga golongan yaitu: 1. Monosakarida; adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi, dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya, dan gugus aldehid atau keton yang dikandung berubah menjadi aldosa dan ketosa. Monosakarida merupakan gula sederhana yang memiliki satu atom karbon asimetrik, contoh : glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan ribosa. 2. Oligosakarida; adalah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh molekul monosakarida yang digabungkan oleh 1

Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat sangat akrab dengan kehipuan manusia. Karena sebagai sumber energi

utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah pada

jagung, gandum, tepung, beras, kentang dan sayur-sayuran.

Karbohidrat yang berasal dari makanan dalam tubuh mengalami perubahan atau

metabolisme. Hasil metabolismea karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah,

sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan oleh sel-sel

pada jaringan otot sebagai sumber energi. Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat

berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air (kecuali

beberapa polisakarida). Karbohidrat dibagi dalam tiga golongan yaitu:

1. Monosakarida; adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih

sederhana lagi, dapat dibedakan berdasarkan banyaknya atom C pada molekulnya, dan gugus

aldehid atau keton yang dikandung berubah menjadi aldosa dan ketosa. Monosakarida

merupakan gula sederhana yang memiliki satu atom karbon asimetrik, contoh : glukosa,

galaktosa, fruktosa, manosa, dan ribosa.

2. Oligosakarida; adalah karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh molekul

monosakarida yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Biasanya dikenal dengan disakarida,

contoh : maltosa, laktosa, dan sukrosa.

3. Polisakarida; adalah karbohidrat yang mengandung lebih dari sepuluh monosakarida yang

berikatan. Bila dihidrolisis dapat menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida, contoh :

glikogen dan amilum (pati) merupakan polimer glukosa. Berfungsi untuk penyimpanan

karbohidrat.

Oleh karena itu, kami melakukan uji karbohidrat pada berbagai sampel, agar kita bisa

mengetahui apakah sampel tersebut mengandung karbohidrat atau tidak. Serta bisa

mengetahui  termasuk golongan karbohidrat yang mana.

1

Page 2: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah menentukan/mengidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida, disakarida, polisakarida) pada bahan uji?

2. Untuk menunjukkan adanya polisakarida (terutama amilum), dan dapat membedakan amilium dari glikogen.

3. Bagaimanakah menunjukkan adanya zat – zat yang mereduksi dalam suasana alkalis, dan dapat membedakan sakarida ( gula ) yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak mereduksi?

4. Bagaimanakah menunjukkan adanya fruktosa?5. Bagaimana cara menguji/menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum

dikenal secara umum komposisinya ?

1.3 Tujuan

1. Untuk menentukan/mengidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida, disakarida, polisakarida) pada bahan uji. (uji molish)

2. Untuk menunjukkan adanya polisakarida (terutama amilum), dan dapat membedakan amilium dari glikogen.(uji iodine)

3. Untuk menunjukkan adanya zat – zat yang mereduksi dalam suasana alkalis, dan dapat membedakan sakarida ( gula ) yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak mereduksi.(uji benedict)

4. Untuk menunjukkan adanya fruktosa.(uji seliwanof)5. Untuk menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal secara umum

komposisinya.

1.4 Manfaat

2 Mahasiswa dapat menunjukkan adanya zat-zat yang mereduksi dalam suasana alkalis

serta dapat membedakan sakarida (gula) yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak

mereduksi.

3 Mahasiswa dapat menentukan atau mengidentifikasi adanya karbohidrat (monosakarida,

disakarida, polisakarida) pada suatu uji.

4 Mahasiswa dapat menunjukkan adanya polisakarida (amilum).

5 Mahasiswa dapat menunjukkan adanya Fruktosa.

6 Mahasiswa dapat menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan yang belum dikenal

secara umum komposisinya.

2

Page 3: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Karbohidrat itu sendiri merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen

yang terdapat di alam. Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbon”, sehingga

disebutlah karbohidrat. Pada tahun 1880 dinyatakan bahwa gagasan “hidrat dari

karbon” merupakan gagasan yang salah dan sebenarnya karbohidrat adalah

polihidroksi aldehida dan keton atau turunan keduanya (Fessenden 1986).

Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus

molekul Cn(H2O)n. Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alkohol

polihidroksi atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks (Girinda

1986).

Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan

yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat dalam

tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol lemak, dan

sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

(Sirajuddin dan Najamuddin 2011). Karbohidrat ditemukan pada setiap sel makhluk

hidup yang berperan antara lain sebagai alat komunikasi sel (Winarno 2008).

Ada 3 jenis karbohidrat berdasarkan penggolongan ini, yaitu, Monosakarida,

Disakarida (oligosakarida), dan Polosakarida (Wardiana dan Santoso 2010). Baik

pada hewan maupun manusia, energi disimpan sebagai glikogen dan pada tanaman

sebagai pati. Kedua jenis karbohidrat tersebut merupakan polisakarida (Sumarlin

2006).

a. Uji Molish

Uji molish adalah reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi adanya

karbohidrat. Pada percobaan ini asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik

(ikatan yang menghubungkan monosakarida satu dengan monosakarida yang lain)

menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi fultural dan

turunannya.

Pada percobaan uji molish dengan menguji keenam larutan karbohidrat yang

telah ditetesi dengan pereaksi molish selanjutnya dihidrolisis dengan asam sulfat

pekat (H2SO4) maka terjadi pemutusan ikatan glikosidik dari rantai karbohidrat

polisakarida menjadi disakarida dan monosakarida. Dimana berdasarkan hasil yang

didapatkan menunjukkan bahwa semua larutan yang diuji (glukosa, fruktosa, sukrosa,

3

Page 4: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

laktosa, dan maltosa) adalah karbohidrat. Hal ini terlihat jelas dengan adanya

perubahan warna pada kelima tabung reaksi yang berisikan larutan karbohidrat

tersebut.

Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu

ketika direaksikan dengan alfa-naftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi

asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk

membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan alfa-

naftol untuk membentuk produk berwarna. Reaksi pembentukan furfural ini adalah

reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa. Dimana pereaksi

molish membentuk cincin berwarna ungu pada larutan glukosa, fruktosa, laktosa,

sukrosa, dan maltosa. Cincin ungu pada glukosa dan fruktosa lebih banyak karena

merupakan monosakarida. Berdasarkan prinsip percobaan dengan uji molish, hasilnya

(fulfural) mengalami sulfonasi dengan alfa naftol dan memberikan senyawa berwarna

ungu kompleks.

b. Uji Iodine

Pati (starch) atau amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian

besar tanaman, terbagi menjadi dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa

(kurang lebih 20 %) memilki struktur linier dan dengan iodium memberikan warna

biru serta larut dalam air. Fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (kurang lebih 80

%) dengan struktur bercabang. Dengan penambahan iodium fraksi memberikan warna

ungu sampai merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis

menjdi senyawa-senyawa yang lebih sedrhana. Hasil hidrolisis dapat dengan iodium

dan menghasilkan warna biru samapi tidak berwarna. Dari hasil uji hidrolisis

menggunakan pereaksi iodium hasil positif dihasilkan pada amilum yang dihidrolisis

dengan air dan asam (HCl). Dengan ditunjukannya perubahan warna dari bening

menjadi biru menunjukkan bahwa amilum dapat terhidrolisis oleh air dan asam

menjadi amilosa dan amilopektin. Mungkin juga dengan bantuan panas, amilum bisa

terhidrolisis menjadi monosakarida-monosakarida. Tetapi praktikum tidak sampai

mengidentifikasi karbohidrat hasil hidrolisis dari amilum.

Suatu polisakarida dapat dibuktikan dengan   terbentuknya kompleks adsorpsi

yang spesifik pada setiap jenis polisakarida ini. Di mana amilum dengan iodium

menghasilkan larutan berwarna biru pekat yang menandakan hasil positif terhadap

kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji monosakarida dan disakarida tidak

4

Page 5: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

menghasilkan warna larutan yang spesifik, oleh karena itu hasil yang ditunjukkan

negatif. Terbentuknya warna biru disebabkan molekul amilosa dan amilopektin yang

membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan iodium. Oleh karena itu,

monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik karena

tidak mengandung amilosa dan amilopektin.

c. Uji Benedict

Dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji

dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif

ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau

kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada.

Dalam uji ini, suatu gula reduksi dapat dibuktikan dengan terbentuknya

endapan yang berwarna merah bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan atau

endapan yang terbentuk berwarna merah bata, hal ini bergantung pada konsentrasi

atau kadar gula reduksi yang dikandung oleh tiap-tiap larutan uji.

Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil reduksi ion Cu2+ menjadi

ion Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung dalam gula

reduksi yang berlangsung dalam suasana alkalis (basa). Sifat basa yang dimilki oleh

pereaksi Benedict ini dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat. Selain itu,

amilum dan sukrosa tidak membentuk endapan merah bata dan warna larutan setelah

dipanaskan menjadi biru. Hal ini membuktikan amilum dan sukrosa tidak

mengandung gula pereduksi, oleh karena itu amilum dan sukrosa memperlihatkan

hasil yang negatif.

d. Uji Seliwanof

Uji seliwanoff dilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa).

Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil

positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna merah orange.

Pada uji ini sukrosa dan fruktosa yang menghasilkan warna larutan yang

spesifik yakni warna merah orange yang mengidentifikasikan adanya kandungan

ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida itu. HCl yang terkandung dalam

pereaksi Seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural

sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk

larutan yang berwarna merah orange.

5

Page 6: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

BAB III

PROSEDUR PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

a. Uji Molish

b. Uji Iodine

6

Alat : Tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung

reaksi, penjepit

tabung reaksi, gelas ukur.

Bahan : H2SO4 pekat, pereaksi molish

( larutan α-naphtol 10 % dalam etanol / metanol ),

larutan karbohidrat 1 %.

Alat : Tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung

reaksi, penjepit tabung

reaksi, gelas ukur.

Bahan : larutan amilum 1 % larutan selulosa 1 % larutan glikogen 1 % HCl 6 N NaOH 6 N Larutan Iodine 1 M

(10 gram KI dalam 1 liter air + 2,5 gram Iodine)

Ekstrak buah mentah, ranum dan matang.

Page 7: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

c. Uji Benedict

d. Uji Seliwanof

B. Prosedur Praktikum

a. Uji Molish

a) Siapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan menjadi konsentrasi 1 %

b) Masukkan 2 ml karbohidrat 1 % kedalam tabung reaksi yang berbeda.

c) Tanbahkan 2 – 3 tetes pereaksi molish, kocok perlahan – lahan selama 5 detik.

7

Alat : Tabung

reaksi, pipet tetes, rak tabung

reaksi, penjepit

tabung reaksi,

Bahan : pereaksi benedict larutan karbohidrat

( glukosa 1 %, fruktosa 1 %, laktosa 1 %, sukrosa 1 %, maltosa 1 % )

Ekstrak buah mentah, ranum dan matang.

Alat :

Tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung

reaksi, penjepit

tabung reaksi, gelas ukur. Waterbath Pencatat waktu

Bahan : Pereaksi seliwanoff yang

baru dibuat ( 0,05% resorsinol dalam HCl 3 N )

larutan karbohidat 1% (glukosa, fruktosa, selulosa, sukrosa, laktosa, amilum ).

Ekstrak buah mentah, ranum dan matang.

Page 8: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

d) Miringkan tabung reaksi, teteskan 1 ml ( ± 20 tetes ) H2SO4

melalui dinding tabung reaksi. Tegakkan tabung reaksi dan amati apakah ada cincin berwarna merah ungu pada perbatasan kedua larutan.

b. Uji Iodine1) siapkan tabung reaksi 3 buah, masing-masing diberi 3 ml

larutan amilum 1 % .2) tambahkan 2 tetes air ke dalam tabung pertama 2 tetes

HCl kedalam tabung kedua, 2 tetes NaOH kedalam tabung ketiga. Kocok semua tabung, lalu tambahkan 1 tetes larutan iodine kedalam masing – masing tabung. Perhatikan perubahan warna yang terjadi.

3) panaskan tabung yang berwarna lalu dinginkan. Perhatikan perubahan – perubahan yang terjadi.

4) lakukan pengujian terhadap larutan selulosa 1 % dan larutan glikogen 1 %.

untuk uji iodine ekstrak buah : i. masing – masing 1 tetes ekstrak buah mentah, ranum dan

masak ditempatkan pada cawan petri.ii. Beri 1 tetes iodine pada masing – masing ekstrak tadi,

kemudian catat perubahan warna yang terjadi.

c. Uji Benedict1) Siapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan dengan

konsentrasi 1 %.2) Masukkan 2 ml pereaksi benedict kedalam tabung reaksi.3) tambahkan 5 tetes larutan glukosa 1 %, kemudian

panaskan dalam waterbath (penangas) selama 5 menit, biarkan dingin dan bendingkan perubahan warna yang terjadi.

4) lakukan pengujian dengan cara yang sama terhadap larutan karbohidrat 1 % yang lain.

8

Page 9: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

d. Uji Seliwanof1) siapkan semua jenis karbohidrat menjadi larutan dengan

konsentrasi 1 %.2) masukkan 1 ml pereaksi seliwanoff kedalam tabung reaksi.3) tambahkan 2 tetes larutan amilun 1%. Pada waktu

bersamaan tabung reaksi dari larutan tersebut ditempatkan ke dalam waterbath sampai terbentuk warna ( catat kecepatan terbentuknya warna dari masing – masing tabung reaksi).

4) lakukan pengujian dengan caraa yang sama terhadap larutan karbohidrat 1% yang lain.

BAB IVHASIL dan PEMBAHASAN

1. Dataa.Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Molish

No

Bahan Karbohidrat yang

diuji

Kegiatan Hasil PengamatanSebelum Sesudah

1 Glukosa 2ml glukosa 1%+P.molish+ H2SO4 pekat

Tidak berwarna, setelah ditambah pereaksi molish larutan menjadi pink pucat (+)

- pink pucat (+)- terbentuk cincin warna ungu (+)- warna ungu

2 Fruktosa 2ml fruktosa 1%+P.molish+ H2SO4 pekat

Tidak berwarna, setelah ditambah pereaksi

- pink muda (++)- terbentuk cincin warna ungu (++)

9

Page 10: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

molish larutan menjadi pink muda (++)

- warna ungu

3 Sukrosa 2ml sukrosa 1%+P.molish+ H2SO4 pekat

Tidak berwarna, setelah ditambah pereaksi molish larutan menjadi pink bening (+)

- pink bening (+)- terbentuk cincin warna ungu (++)- warna ungu

4 Maltosa 2 ml maltosa 1%+P.molish+ H2SO4 pekat

Tidak berwarna, setelah ditambah pereaksi molish larutan menjadi pink pucat (+)

- pink pucat (+)- terbentuk cincin warna ungu (+)- warna ungu keruh

5 Laktosa 2 ml laktosa +P.molish+ H2SO4 pekat

Tidak berwarna, setelah ditambah pereaksi molish larutan menjadi pucat (+)

-pink pucat (+)-terbentuk cincin warna ungu (++)- berwarna keruh

6 Nanas mentah

2 ml nanas mentah +P.molish+ H2SO4 pekat

Nanas mentah=kuning (+)P.Molish= coklat (+)H2SO4 pekat=

2 ml nanas mentah+ 2 tetes p.molish=coklat (+)2ml sawo

10

Page 11: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

coklat pekat (+)

ranum+ 2 tetes p.molish+ 1 ml H2SO4 pekat= warna coklat pekat (+), terbentuk cincin ungu.

Nanas ranum

2 ml nanas ranum +P.molish+ H2SO4 pekat

Nanas ranum = kuning (++)P.Molish= coklat tua (++)H2SO4 pekat= coklat pekat(++)

2 ml nanas ranum+ 2 tetes p.molish=coklat tua (++) 2ml nanas ranum+ 2 tetes p.molish+ 1 ml H2SO4 pekat= warna coklat pekat, terbentuk cincin ungu (++)

Nanas matang

2 ml nanas matang +P.molish+ H2SO4 pekat

Nanas matang: kuning (+++)Molish : coklat tua (++)H2SO4 : coklat pekat (+++)

2ml nanas matang + 2 tetes p.molish= coklat tua (++)2ml nanas matang+2 tetes p.molish+ 1ml H2SO4 pekat = berwarna coklat pekat, terbentuk cincin ungu (+++)

7 Tomat mentah

2 ml tomat mentah +P.molish+ H2SO4

Buah : hijauMolish : coklat

2ml tomat mentah + 2

11

Page 12: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

pekat muda (+)H2SO4 : coklat keruh (+)

tetes p.molish= coklat muda2ml tomat mentah+2 tetes p.molish+ 1ml H2SO4 pekat = berwarna coklat keruh, terbentuk cincin ungu (+)

Tomat ranum

2 ml tomat ranum +P.molish+ H2SO4 pekat

Buah : orangeMolish : coklat tua (++)H2SO4 : coklat tua(++)

2ml tomat ranum + 2 tetes p.molish= coklat tua (++)2ml tomat ranum+2 tetes p.molish+ 1ml H2SO4 pekat = berwarna coklat tua, terbentuk cincin ungu (++)

Tomat matang

2 ml tomat matang+P.molish+ H2SO4 pekat

Tomat matang = merahP Molish=merah mudaH2SO4

=berwarna merah

Tomat matang +P Molish berwarna merahTomat matang +P Molish+ H2SO4 berwarna merah ,terdapat cincin berwarna ungu(+++)

8 Mangga ranum

2 ml manga ranum +P.molish+ H2SO4 pekat

Mangga ranum :kuning (+)

Mangga ranum +P Molish merah muda(+)

12

Page 13: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

P Molish : merah muda(+)H2SO4

berwarna cokelat (+)

Mangga ranum +P Molish+ H2SO4 ,terdapat cincin berwarna ungu (++)

Mangga matang

2 ml manga matang +P.molish+ H2SO4 pekat

Mangga matang :orangeP Molish : orangeH2SO4

berwarna cokelat bening

Mangga matang +P Molish berwarna orangeMangga matang +P Molish+ H2SO4 berwarna coklat bening,terdapat cincin berwarna ungu(+++)

Mangga mentah

2 ml mangga mentah +P.molish+ H2SO4 pekat

Mangga mentah = kuning (-)p.molish = kuning keruh H2SO4 = berwarna

Mangga mentah+P Molish kuning keruhMangga mentah +P Molish+ H2SO4 ,terdapat cincin berwarna ungu (+++)

9 Belimbing mentah

2 ml belimbing mentah +P.molish+ H2SO4 pekat

Warna : hijau mudaP.Molish= coklat tua(+)H2SO4 pekat= coklat

Belimbing mentah +P Molish coklat tua(+)Mangga ranum +P Molish+

13

Page 14: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

kekuningan H2SO4 coklat kekuningan,terdapat cincin berwarna ungu cerah (+)

Belimbing ranum

2 ml belimbing ranum +P.molish+ H2SO4 pekat

Warna: kuning (+)P.Molish= coklat tuaH2SO4 pekat= coklat kekuningan

Belimbing ranum+P Molish=coklat tuaBelimbing ranum+P Molish+ H2SO4 ,terdapat cincin berwarna ungu (++)Atas: coklat keruh (+)Bawah: kuning bening

Belimbing matang

2 ml belimbing matang +P.molish+ H2SO4 pekat

Warna : coklat muda keruhP.Molish= coklat tuaH2SO4 pekat= coklat kekuningan

Belimbing matang +P Molish=coklat tuaBelimbing matang+P Molish+ H2SO4 ,terdapat cincin berwarna ungu (+++)Atas: warna keruh (++)Bawah: kuning bening

14

Page 15: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

10

Papaya mentah

2 ml papaya mentah + 2-3 tetes P.Molish + 1 ml H2SO4

Buah mentah : Hijau jernihp.molish =merah muda(+)H2SO4 = berwarna coklat keorangenan(+)

Papaya mentah +P Molish=merah muda (+)Pepaa mentah +P Molish+ H2SO4 berwarna coklat keorangenan,terdapat cincin berwarna ungu (+)

Pepaya ranum

2 ml papaya ranum + 2-3 tetes P.Molish + 1 ml H2SO4

Buah ranum : Orange P. molish = merah muda (+)H2SO4 =orange kecoklatan

Papaya ranum +P Molish= merah muda (+)Papaya ranum +P Molish+ H2SO4 orange kecoklatan,terdapat cincin berwarna ungu (++)

Pepaya matang

2 ml papaya matang + 2-3 tetes P.Molish + 1 ml H2SO4

Buah masak :Merah bataP. molish = orange H2SO4=orange kecoklatan

Papaya matang+P Molish= orangePapaya matang+P Molish+ H2SO4 orange kecoklatan,terdapat cincin berwarna ungu (+++)

15

Page 16: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

b. Analisis dan Pembahasan uji molishPada uji Molish 2 ml larutan glukosa 1% yang mulanya bening ditambah 2-3 tetes

pereaksi Molish lalu dikocok berubah menjadi pink muda kemudian ketika ditambahkan

H2SO4 pekat, terbentuk cincin warna ungu dengan ketebalan (++++) dan terdapat endapan.

Uji berikutnya pada 2 ml larutan fruktosa 1% yang mulanya bening ditambah 2-3

tetes pereaksi Molish lalu dikocok berubah menjadi berwarna pink muda, kemudian ketika

ditambahkan H2SO4 pekat, terbentuk cincin warna ungu dengan ketebalan (++++) dan

terdapat endapan.

Lalu pada 2 ml larutan sukrosa 1% yang mulanya bening ditambah 2-3 tetes pereaksi

Molish lalu dikocok berubah menjadi pink muda kemudian ketika ditambahkan H2SO4 pekat,

terbentuk cincin warna ungu dengan ketebalan (+++).

Kemudian pada 2 ml larutan maltosa 1% yang mulanya bening ditambah 2-3 tetes

pereaksi Molish lalu dikocok berubah menjadi warna pink muda kemudian ketika

ditambahkan H2SO4 pekat, terbentuk cincin warna ungu dengan ketebalan (++).

Dan pada 2 ml larutan laktosa 1% yang mulanya bening ditambah 2-3 tetes pereaksi Molish

lalu dikocok berubah menjadi berwarna pink muda kemudian ketika ditambahkan H2SO4

pekat, terbentuk cincin warna ungu dengan ketebalan (++) dan terdapat endapan.

Pada uji ekstrak buah yang kedua yaitu buah papaya, 2 ml ekstrak buah pepaya masak

yang mulanya berwarna orange kemerahan ditambah 2-3 tetes pereaksi Molish lalu dikocok

berubah menjadi berwarna orange kecoklatan kemudian ketika ditambahkan H2SO4 pekat,

terbentuk cincin berwarna ungu pekat dengan ketebalan (++++). Lalu pada 2 ml ekstrak

pepaya ranum yang mulanya berwarna kuning ditambah 2-3 tetes pereaksi Molish lalu

dikocok berubah menjadi berwarna kuning kemudian ketika ditambahkan H2SO4 pekat,

terbentuk cincin warna merah keunguan dengan ketebalan (++++). Kemudian pada 2 ml

ekstrak pepaya mentah yang mulanya berwarna kuning kehijauan ditambah 2-3 tetes pereaksi

Molish lalu dikocok berubah menjadi berwarna ungu kemudian ketika ditambahkan H2SO4

pekat, terbentuk cincin warna ungu dengan ketebalan (++++).

Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji

Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia.

16

Page 17: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

Uji ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural

yang berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di permukaan

antara lapisan asam dan lapisan sampel.

Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu α-naphthol yang terlarut

dalam etanol. Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat perlahan-lahan

dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau

hanya membentuk lapisan.

H2SO4 pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis

ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan

reagent Molisch, α-naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu.

Dalam hasil percobaan,  seluruhnya larutan karbohidrat yang direaksikan dengan

asam sulfat pekat membentuk larutan menjadi dua lapisan dan pada bidang batas kedua

lapisan tersebut terbentuk cincin ungu yang disebut kwnoid.

Dan hal ini terbukti pada percobaan yang telah kami lakukan. Yaitu semua bahan-

bahan (larutan karbohidrat) yang kami uji memberikan reaksi yang sesuai (sama) dengan

prinsip tersebut. Dimana semua bahan memberikan reaksi berupa warna ungu kompleks. Hal

ini menunjukkan bahwa pengujian dengan molish sangat spesifik untuk menunjukkan adanya

golongan monosakarida (glukosa dan fruktosa) dan disakarida (sukrosa, maltosa, dan laktosa)

pada larutan karbohidrat.

Pada uji buah kami menggunakan ekstrak nanas mentah, ranum, dan matang. Dan

hasilnya menunjukan bahwa ekstrak nanas terbentuk cincin berwarna ungu menandakan

bahwa ekstrak nanas mengandung karbohidrat.

a. Pada pentosa

H O │ ║CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4 → ─C—H +

│ OH

(Pentosa) ( Furfural ) (α-naftol)

b. Pada heksosa

17

Page 18: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

H │ CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4

Heksosa

O ║

H2C─ ─C—H + │ │ OH OH5-hidroksimetil furfural α-naftol

Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah sebagai berikut: O ║

║ __SO3HH2C ─────C───── ─OH

(Cincin ungu senyawa kompleks)

2. Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji IodineNo. Bahan yang

di uji

kegiatan Hasil pengamatan

sebelum sesudah

1. Amilum 1% Tabung 1 : 3 ml amilum

1% + 2 tetes air + 3 tetes

larutan iodine, kocok

diamati perubahan yang

terjadi. Kemudian

dipanaskan, lalu di

dinginkan amati

perubahan yang terjadi

- Jernih tidak

berwarna

- Kuning (+

+)

- Ada

endapan

(+)

- Semakin

jernih

- Jernih tidak

berwarna

- Ada

endapan (+)

Tabung 2 : 3 ml amilum

1% + 2 tetes HCl + 3

tetes larutan iodine,

kocok amati perubahan

yang terjadi. Di

panaskan, lalu di

dinginkan amati

- Jernih tidak

berwarna

- Kuning (+)

- Ada

endapan(+)

- Jernih tidak

berwarna

- Kuning

jernih

- Endapan (+

+)

18

Page 19: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

rerubahan yang terjadi

Tabung 3 : 3 ml amilum

1% + 2 tetes NaOH + 3

tetes iodine, kocok

amati perubahan yang

terjadi. Kemudian

panaskan dan dinginkan

amati perubahan yang

terjadi

- Jernih tidak

berwarna

- Jernih

- Endapan (+

+)

- Tetap jernih

dan tidak

berwarna

- Endapan (+

+)

2. Selulosa 1% Tabung 1 : 3 ml selulosa

1% + 2 tetes air + 3 tetes

larutan iodine, kocok

diamati perubahan yang

terjadi. Kemudian

dipanaskan, lalu di

dinginkan amati

perubahan yang terjadi

Ada buih (++

+), berubah

warna kuning

(++)

ada

endapan(+)

Tetap ada

buih, semakin

kuning dan

jernih.

Ada endapan

(+)

Tabung 2 : 3 ml selulosa

1% + 2 tetes HCl + 3

tetes larutan iodine,

kocok amati perubahan

yang terjadi. Di

panaskan, lalu di

dinginkan amati

rerubahan yang terjadi

Ada buih (++

+), tidak

berubah

warna kuning

(++)

ada

endapan(+++)

Buih (++)

Kuning jernih

(+)

Endapan (++)

Tabung 3 : 3 ml selulosa

1% + 2 tetes NaOH + 3

tetes iodine, kocok

amati perubahan yang

terjadi. Kemudian

panaskan dan dinginkan

amati perubahan yang

terjadi

Kuning jernih

Buih (+)

Endapan (+)

Buih (+)

Jernih

Endapan (+)

3. Laktosa 1% Tabung 1 : 3 ml laktosa Berwarna Jernih, tidak

19

Page 20: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

1% + 2 tetes air + 3 tetes

larutan iodine, kocok

diamati perubahan yang

terjadi. Kemudian

dipanaskan, lalu di

dinginkan amati

perubahan yang terjadi

kuning,

jernih, ada

endapan

berwarna, ada

endapan.

Dingin :

jernih, tidak

berwarna dan

tidak ada

endapan

Tabung 2 : 3 ml laktosa

1% + 2 tetes HCl + 3

tetes larutan iodine,

kocok amati perubahan

yang terjadi. Di

panaskan, lalu di

dinginkan amati

rerubahan yang terjadi

Kuning (+) Tidak

berwarna,

endapan

berkurang

Dingin :

jernih, tidak

ada endapan

Tabung 3 : 3 ml laktosa

1% + 2 tetes NaOH + 3

tetes iodine, kocok

amati perubahan yang

terjadi. Kemudian

panaskan dan dinginkan

amati perubahan yang

terjadi

Tidak

berwarna

Jernih

jernih

4 Nanas 1 tetes Mentah + 1 tetes iodine

Ranum + 1 tetes iodine

Matang + 1 tetes iodine

Kuning(+)

Kuning (++)

Kuning (+++)

Hijau (+)

Hijau (++)

Hijau (+++)

5 Mangga 1

tetes

Mentah + 1 tetes iodine

Ranum + 1 tetes iodine

Matang + 1 tetes iodine

Kuning (+)

Kuning (++)

Orange (+)

Jernih,

Endapan ungu

Hijau,

Endapan

hitam

Orange ,

20

Page 21: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

Kehijauan

Papaya 1

tetes

Mentah + 1 tetes iodine

Ranum + 1 tetes iodine

Matang + 1 tetes iodine

Hijau (+)

Orange (++)

Orange (+++)

Hijau jernih

Orange (+)

Orange (+)

Belimbing 1

tetes

Mentah + 1 tetes iodine

Ranum + 1 tetes iodine

Matang + 1 tetes iodine

Hijau (+++)

Kuning (++)

Kuning

kecoklatan (+

+)

Hijau (+)

Kuning (+)

Kuning

kecoklatan

(+)

Tomat 1 tetes Mentah + 1 tetes iodine

Ranum + 1 tetes iodine

Matang + 1 tetes iodine

Hijau (++)

Orange (+)

Merah (++)

Hijau (+)

Orange (+)

Merah (+)

3. Pembahasan dan analisis uji iodinePada 3 ml larutan amilum 1%+ 3 tetes air (dikocok perlahan), sebelum dilakukan

pengamatan warna amilum putih keruh dan warna air bening, sesudah dilakukan

pengamatan amilum+air kemudian dikocok secara perlahan berubah warna menjadi putih

keruh.

Pada 3 ml larutan amilum 1%+ 3 tetes HCL (dikocok perlahan), sebelum

dilakukan pengamatan warna amilum putih keruh dan warna HCL bening, sesudah

dilakukan pengamatan amilum+HCL kemudian dikocok secara perlahan berubah warna

menjadi putih keruh.

Pada 3 ml larutan amilum 1%+ 3 tetes NaOH (dikocok perlahan), sebelum

dilakukan pengamatan warna amilum putih keruh dan warna NaOH bening, sesudah

dilakukan pengamatan amilum+NaOH kemudian dikocok secara perlahan berubah warna

menjadi putih keruh.

Pada pereaksi benedict+5 tetes ekstrak pepaya mentah kemudian dipanaskan,

sebelum dilakukan suatu pengamatan warna ekstrak pepaya mentah : kuning kehijauan,

warna pereaksi benedict : biru, sesudah dilakukan suatu pengamatan pereaksi benedict+5

tetes ekstrak pepaya mentah kemudian dipanaskan berubah warna menjadi warna tengah

biru (+), warna bawah orange (+) dan terdapat endapan merah bata (++)

21

Page 22: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

Pada pereaksi benedict+5 tetes ekstrak pepaya ranum kemudian dipanaskan,

sebelum dilakukan suatu pengamatan warna ekstrak pepaya ranum : kuning, warna

pereaksi benedict : biru, sesudah dilakukan suatu pengamatan pereaksi benedict+5 tetes

ekstrak pepaya ranum kemudian dipanaskan berubah warna menjadi warna tengah biru (+

+) dan warna bawah hijau dan terdapat endapan kuning (++).

Pada pereaksi benedict+5 tetes ekstrak pepaya masak kemudian dipanaskan,

sebelum dilakukan suatu pengamatan warna ekstrak pepaya masak: orange kemerahan,

warna pereaksi benedict : biru, sesudah dilakukan suatu pengamatan pereaksi benedict+5

tetes ekstrak pepaya matang kemudian dipanaskan berubah warna menjadi warna tengah

biru (+++), warna bawah kuning dan terdapat endapan kuning (++).

Percobaan uji iodium ini bertujuan untuk memisahkan antara polisakarida,

monosakarida dan disakarida. Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida.

Amilum memberikan warna biru pada iodium, sedangkan glikogen dan tepung yang

sudah dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat

dengan iodium.

Berbeda dengan teori, justru amilum tidak memberikan warna biru, hal ini

dikarenakan larutan amilum yang akan diujikan tidak diaduk terlebih dahulu, akibatnya

larutan amilum mengendap sehingga tidak menghasilkan warna seharusnya.

Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis sakarida yang lain seperti monosakarida,

disakarida, dan oligosakarida karena struktur mereka masih sederhana. Dengan demikian

pada percobaan tes iodium terbukti bahwa amilum adalah polisakarida. Karena hanya

polisakarida yang bisa cepat bereaksi dengan iodium dengan memberikan perubahan

warna yang kompleks. Pada uji buah kami menggunakan ekstrak nanas mentah, ranum,

dan matang sebagai uji coba. Pada buah masak masih ditemukan adanya karbohidrat dalam bentuk polisakarida karena monosakarida yang terdapat pada buah yang masih muda berikatan menjadi polisakarida sebagai cadangan energi tanaman buah. Proses hidrolisis amilum secara enzimatis sebagai berikut: Amilum dihidrilisis oleh enzim amilase menjadi dekstrin lalu menjadi maltosa dan akhirnya menjadi glukosa

4. Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji Benedict

22

Page 23: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

NO

BAHAN YANG DIUJI KEGIATAN HASIL PENGAMATANSEBELUM SESUDAH

1 Glukosa 1% - pereaksi benedict kedalam tabung reaksi 2Ml- tambahkan 5 tetes larutan glukosa 1%- panaskan selama 5 menit - amati perubahan warna setelah keadaan dingin

- setelah larutan benedict dicampur dengan glukosa warna biru, tidak ada endapan

- terdapat endapan merah bata (++++)- warna larutan biru (++) dan hijau (++)

2 Fruktosa 1% - pereaksi benedict kedalam tabung reaksi 2Ml- tambahkan 5 tetes larutan fruktosa 1%- panaskan selama 5 menit - amati perubahan warna setelah keadaan dingin

- setelah larutan benedict dicampur dengan fruktosa warna biru, tidak ada endapan

- terdapat endapan merah bata (+++)-warna larutan biru (++) dan hijau (+)

3 Sukrosa 1% - pereaksi benedict kedalam tabung reaksi 2Ml- tambahkan 5 tetes larutan sukrosa 1%- panaskan selama 5 menit - amati perubahan warna setelah keadaan dingin

- setelah larutan benedict dicampur dengan sukrosa warna biru, tidak ada endapan

- tidak mengalami perubahan warna tetap biru (+++)

4 Maltosa 1% - pereaksi benedict kedalam tabung reaksi 2Ml- tambahkan 5 tetes larutan maltose 1%- panaskan selama 5 menit - amati perubahan warna setelah keadaan dingin

- setelah larutan benedict dicampur dengan maltosa warna biru, tidak ada endapan

- terdapat endapat warna merah bata(+)- warna biru (+)

5 Laktosa 1% - pereaksi benedict kedalam tabung reaksi 2Ml- tambahkan 5 tetes larutan laktosa 1%- panaskan selama 5 menit - amati perubahan

- setelah larutan benedict dicampur dengan laktosa warna biru, tidak ada endapan

- terdapat endapan merah bata (++) - warna berubah menjadi biru(+)

23

Page 24: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

warna setelah keadaan dingin

No. Buah Mentah Ranum Matang

1. Nanas -endapan = (+)

Warna = merah bata

-warna tengah= hijau

(+++)

-warna atas = orange

(+++)

-endapan = (++)

Warna=merah bata

-warna tengah=

hijau (+++)

-warna atas=

orange (++)

Endapan (+++)

Warna = merah

bata

Warna tengah =

hijau (++)

Warna atas =

coklat (++)

2. Papaya Endapan (+++)

Warna = merah bata

Warna tengah =biru

(+)

Warna atas = orange

(+)

Endapan (+)

Warna = merah

bata(+) dan kuning

(+)

Warna tengah =biru

(++)

Warna atas =hijau

(+)

Endapan (+)

Warna = merah

bata(++) dan

kuning (++)

Warna tengah

=biru (+++)

Warna atas

=kuning (+)

3. Tomat Endapan (+)

Warna = merah bata

Warna tengah = biru

(+)

Warna atas = orange

(+)

Endapan (++)

Warna = merah

bata

Warna tengah =biru

(++)

Warna atas =

orange (++)

Endapan (+++)

Warna = merah

bata

Warna tengah =

hbiru (+++)

Warna atas =

orange (+++)

4. Belimbing Endapan (+)

Warna = merah bata

Warna tengah = hijau

(++)

Warna atas = orange

(++)

Endapan (++)

Warna =merah bata

Warna tengah = -

Warna atas =

orange (+++)

Endapan (+++)

Warna = merah

bata

Warna tengah =

hijau (+)

Warna atas

=orange (+)

5. Mangga Endapan (+)

Warna = merah bata

Endapan (+++)

Warna =merah bata

Endapan (++)

Warna = merah

24

Page 25: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

Warna tengah = hijau

(+)

Warna atas = orange

(+)

Warna tengah = -

Warna atas =

orange (+)

bata

Warna tengah = -

Warna atas

=orange (++)

6. Pembahasan dan analisis uji benedictPada pereaksi benedict +5 tetes glukosa 1% kemudian dipanaskan, sebelum

dilakukan pengamatan warna glukosa 1% : bening, warna pereaksi benedict : biru

tidak ada endapan, glukosa 1% + pereaksi benedict : biru, sesudah dilakukan suatu

pengamatan pereaksi benedict +5 tetes glukosa 1% kemudian dipanaskan berubah

warna menjadi merah bata (++) dan terdapat endapan.

Pada pereaksi benedict +5 tetes fruktosa 1% kemudian dipanaskan, sebelum

dilakukan suatu pengamatan warna fruktosa 1% : bening, warna pereaksi benedict :

biru, fruktosa 1% + pereaksi benedict : biru dan tidak ada endapan, sesudah dilakukan

suatu pengamatan pereaksi benedict + 5 tetes fruktosa 1% kemudian dipanaskan

berubah warna menjadi merah bata dan terdapat endapan (+).

Pada pereaksi benedict + 5 tetes sukrosa 1% kemudian dipanaskan, sebelum

dilakukan suatu pengamatan warna sukrosa 1% : bening, warna pereaksi benedict :

biru, sukrosa 1% + pereaksi benedict : biru, sesudah dilakukan suatu pengamatan

pereaksi benedict + 5 tetes sukrosa 1% kemudian dipanaskan ternyata tidak

mengalami perubahan warna dan tidak ada endapan.

Pada pereaksi benedict + 5 tetes maltosa 1% kemudian dipanaskan, sebelum

dilakukan suatu pengamatan warna maltosa 1% : bening, warna pereaksi benedict :

biru, maltosa 1% + pereaksi benedict : biru, sesudah dilakukan suatu pengamatan

pereaksi benedict + 5 tetes maltosa 1% kemudian dipanaskan berubah warna menjadi

menjadi warna hijau (+) dan terdapat endapan.

Pada pereaksi benedict + 5 tetes laktosa 1% kemudian dipanaskan, sebelum

dilakukan suatu pengamatan warna laktosa 1% : bening, warna pereaksi benedict :

biru, laktosa 1% + pereaksi benedict : biru, sesudah dilakukan suatu pengamatan

pereaksi benedict + 5 tetes laktosa 1% kemudian dipanaskan berubah warna menjadi

hijau (++) dan tidak terdapat endapan.

Pada 1 tetes ekstrak pepaya mentah+1 tetes iodine (dikocok perlahan),

sebelum dilakukan pengamatan warna ekstrak papaya mentah kuning kehijauan,

25

Page 26: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

sesudah dilakukan pengamatan ekstrak pepaya mentah+iodine berubah warna menjadi

jernih. Pada 1 tetes ekstrak pepaya ranum+1 tetes iodine (dikocok perlahan), sebelum

dilakukan pengamatan warna ekstrak papaya ranum kuning, sesudah dilakukan

pengamatan ekstrak pepaya ranum+iodine berubah warna menjadi jernih kekuningan.

Pada 1 tetes ekstrak pepaya masak+1 tetes iodine (dikocok perlahan), sebelum

dilakukan pengamatan warna ekstrak papaya masak oranye kemerahan, sesudah

dilakukan pengamatan ekstrak pepaya mentah+iodine berubah warna menjadi oranye

kehijauan.

Uji benedict bertujuan untuk menunjukan adanya gugus karbonil pada

karbohidrat, uji ini dilakukan pada karbohidrat (gula) pereduksi (yang memiliki gugus

aldehid atau keton bebas). Pada uji benedict ini didasarkan pada reduksi Cu2+ yang

berwarna biru menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana

alkalis membentuk Cu2O yang berwarna merah bata, yang dijadikan indikasi reaksi

positif pada uji ini.

Pada uji ini karbohidrat yang diuji yaitu glukosa, sukrosa, amilum, hasil

hidrolisis amilum dan hasil hidrolisis sukrosa. Uji ini seharusnya memberikan hasil

positif terhadap glukosa, hasil hidrolisis sukrosa dan hasil hidrolisis amilum. Hal ini

dikarenakan pada glukosa terdapat gugus aldehid sehingga glukosa merupakan

senyawa monosakarida jenis aldosa dan merupakan gula pereduksi yang akan

mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+.

Sedangkan pada hidrolisis sukrosa seharusnya didapatkan campuran D-

glukosa dan D-fruktosa yang keduanya merupakan gula pereduksi hanya saja pada

fruktosa merupakan monosakarida jenis ketosa, sehingga hasil hidrolisis ini akan

memberikan hasil positif pada uji benedict ini, begitu pula pada hasil hidrolisis

amylum, jika amylum terhidrolisis total maka akan menghasilkan D-glukosa,

sehingga akan memberikan hasil positif pada uji ini. Namun pada percobaan ini tidak

terbentuk endapan yang berwarna merah bata hal ini mungkin dikarenakan proses

hidrolisis amylum yang tidak sempurna, sehingga belum dihasilkan D-glukosa.

Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, namun pada

percobaan endapan yang terbentuk berwarna orange kekuningan bukan merah bata,

hal ini dimungkinkan karena endapan yang terbentuk sangatlah sedikit sehingga sulit

dalam pengamatan, selain itu larutannya yang berwarna biru juga mempengaruhi

dalam pengamatan warna endapan yang terbentuk.

26

Page 27: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

Pada reaksi ini monosakarida jenis aldosa mudah mereduksi ion Cu2+ (dengan

kata lain mudah dioksidasi) karena berada dalam kesetimbangan dengan bentuk

aldehid dalam rantai terbukanya, selain itu meskipun fruktosa adalah monosakarida

jenis ketosa, namun fruktosa mudah teroksidasi karena dalam larutan basa fruktosa

berada dalam kesetimbangan dengan dua aldehiddiastereomerik.

Pada uji benedict ini sukrosa memberikan hasil negatif, yaitu tidak terbentuk

endapan berwarna merah bata. Ion Cu2+ yang berwarna biru tidak tereduksi menjadi

Cu+ hal itulah yang menyebabkan warna larutannya tetap berwarna biru. Menurut

teori sukrosa tidak menunjukan mutatorasi dan bukan merupakan gula pereduksi,

sukrosa dalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan suatu bentuk aldehida

atau keton, oleh karena itulah sukrosa memberikan hasil negatif pada percobaan ini.

Meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha

hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam

suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict.

Sedangkan pada pati, sekalipun terdapat glukosa rantai terbuka pada ujung

rantai polimer, namun konsentrasinya sangatlah kecil, sehingga warna hasil reaksi

tidak tampak oleh penglihatan.

O O ║ ║R—C—H + Cu2+ 2OH- → R—C—OH + Cu2OGula Pereduksi Endapan Merah Bata

Uji ini dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada buah, karena sejalan dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidrat dalam buah dapat mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah yang masak dan manis akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan pada buah mentah banyak ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak menutup kemungkinan akan ditemukan bentuk karbohidrat lain. Tapi dalam percobaan kami menggunakan buah ekstrak buah nanas mentah, ranum, dan matang. Dan hasilnya semua ekstrak buah nanas memiliki endapan merah bata yang berarti ekstrak nanas mengandung karbohidrat (gula) pereduksi.

27

Page 28: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

7. Pengujian Karbohidrat Menggunakan Uji SeliwanofNo. Bahan yang di

uji

kegiatan Hasil pengamatan

sebelum sesudah

1. Glukosa 1% 1 ml pereaksi

seliwanoff + 2 tetes

glukosa 1%

dipanaskan

Bening Berwarna orange (+)

setelah 9 menit 49

detik

2. Fruktosa 1% 1 ml pereaksi

seliwanoff + 2 tetes

fruktosa 1%

dipanaskan

Bening Berwarna orange (++)

setelah 3 menit 2 detik

3. Sukrosa 1% 1 ml pereaksi

seliwanoff + 2 tetes

sukrosa 1%

dipanaskan

Bening Berwarna orange (++)

setelah 3 menit 15

detik

4. Amilum 1% 1 ml pereaksi

seliwanoff + 2 tetes

amilum 1%

dipanaskan

Bening Berwarna orange (+)

setelah 7 menit 3 detik

5. Selulosa 1% 1 ml pereaksi

seliwanoff + 2 tetes

selulosa 1%

dipanaskan

Bening Berwarna orange (+)

setelah 7 menit

21detik

6. Laktos 1% 1 ml pereaksi

seliwanoff + 2 tetes

laktosa 1%

dipanaskan

Bening Berwarna orange (++)

setelah 11 menit 10

detik

7 Papaya

mentah

1 ml seliwanof + 2

tetes ekstrak papaya

mentah dan di

panaskan

Keruh 1 menit 55 detik

Merah bata

Papaya ranum 1 ml seliwanof + 2

tetes ekstrak papaya

Keruh 2 menit 37 detik

28

Page 29: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

ranum dan di

panaskan

Merah bata (++)

Papaya

matang

1 ml seliwanof + 2

tetes ekstrak papaya

matang dan di

panaskan

Orange 2 menit 19 detik

Merah bata (+++)

8 Tomat mentah 1 ml seliwanof + 2

tetes ekstrak tomat

mentah dan di

panaskan

Keruh 2 menit 53 detik

Orange muda

Tomat ranum 1 ml seliwanof + 2

tetes ekstrak tomat

ranum dan di

panaskan

Keruh 1 menit 52 detik

Orange muda (+)

Tomat matang 1 ml seliwanof + 2

tetes ekstrak tomat

matang dan di

panaskan

Keruh 1 menit 34 detik

Orange muda (++)

9 Nanas mentah 1 ml seliwanof + 2

tetes ekstrak nanas

mentah dan di

panaskan

Kuning muda 2 menit 29 detik

Orange tua (+)

Nanas matang 1 ml seliwanof + 2

tetes ekstrak nanas

matang dan di

panaskan

Kuning muda 2 menit 11 detik

Orange tua (+)

Nanas ranum 1 ml seliwanof + 2

tetes ekstrak nanas

ranum dan di

panaskan

Kuning muda 2 menit 31 detik

Orange tua (+)

10 Belimbing

mentah

1 ml seliwanof + 2

tetes ekstrak

belimbing mentah

Keruh 2 menit 3 detik

Merah bata (++)

29

Page 30: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

dan di panaskan

Belimbing

ranum

1 ml seliwanof + 2

tetes ekstrak

belimbing ranum

dan di panaskan

Keruh 2 menit 2 detik

Merah bata (++)

Belimbing

matang

1 ml seliwanof + 2

tetes ekstrak

belimbing matang

dan di panaskan

Keruh 2 menit 26 detik

Merah bata (++)

11 Mangga

mentah

1 ml seliwanof + 2

tetes ekstrak mangga

mentah dan di

panaskan

Kuning (+) 3 menit 55 detik

Orange tua (+)

Mangga

ranum

1 ml seliwanof + 2

tetes ekstrak mangga

ranum dan di

panaskan

Kuning (+) 2 menit 55 detik

Orange tua (+)

Mangga

matang

1 ml seliwanof + 2

tetes ekstrak mangga

matang dan di

panaskan

Kuning (+) 2 menit 26 detik

Orange tua (+)

8. Pembahasan dan analisis uji seliwanof Pada 2 tetes larutan glukosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum

pengamatan warna seliwanof: bening dan warna glukosa: bening, setelah pengamatan

seliwanoff+glukosa: bening dan seliwanoff+glukosa (dipanaskan): orange selama 9

menit 49 detik.

Pada 2 tetes larutan fruktosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum

pengamatan warna seliwanof: bening dan warna fruktosa: bening, setelah pengamatan

seliwanoff + fruktosa: bening dan seliwanoff + fruktosa (dipanaskan): orange(++)

dalam waktu 3 menit 2 detik.

Pada 2 tetes larutan sukrosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum

pengamatan warna seliwanof: bening dan warna sukrosa : bening, setelah pengamatan

seliwanoff + sukrosa : bening dan seliwanoff + sukrosa (dipanaskan): orange muda (+

+) dalam waktu 3 menit 15 detik.

30

Page 31: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

Pada 2 tetes larutan laktosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum

pengamatan warna seliwanof: bening dan warna laktosa: agak keruh (+), setelah

pengamatan seliwanoff + laktosa : bening dan seliwanoff + laktosa (dipanaskan):

orange muda dalam waktu 11 menit 10 detik.

Pada 2 tetes larutan selulosa 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum

pengamatan warna seliwanof: bening dan warna selulosa : bening, setelah

pengamatan seliwanoff + selulosa : bening dan seliwanoff + selulosa (dipanaskan):

orange muda dalam waktu 7 menit 21 detik.

Pada 2 tetes larutan amilum 1% ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum

pengamatan warna seliwanof: bening dan warna amilum : bening, setelah pengamatan

seliwanoff + amilum : bening dan seliwanoff + amilum (dipanaskan): orange muda

dalam waktu 7 menit 3 detik.

Pada 2 tetes pepaya mentah ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum

pengamatan warna seliwanof: kuning bening dan warna pepaya mentah : Kuning

kehijauan, setelah pengamatan dalam Seliwanoff + papaya mentah : putih keruh (+)

dan Seliwanoff + pepaya mentah (dipanaskan): orange (+) waktu 50 detik.

Pada 2 tetes pepaya ranum ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum

pengamatan warna seliwanof: kuning bening dan warna pepaya ranum : kuning,

setelah pengamatan dalam Seliwanoff + papaya ranum : putih keruh (++)dan

Seliwanoff + pepaya ranum (dipanaskan): orange (++) waktu 60 detik.

Pada 2 tetes pepaya masak ditambah 1 ml pereaksi seliwanoff , sebelum

pengamatan warna seliwanof: kuning bening dan warna pepaya masak : orange

kemerahan, setelah pengamatan dalam Seliwanoff + pepaya masak: putih kekuningan

dan Seliwanoff + pepaya masak (dipanaskan): orange (+++) waktu 40 detik.

Pada percobaan ini dengan menggunakan 1 ml saliwanoff, ditambahkan 2

tetes dari masing-masing larutan karbohidrat (glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa,

selulosa dan amillum. Untuk amilum dan kanji tidak mengalami reaksi (warna bening

atau warnanya tidak berubah). Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton. Adanya

gugus keton dapat dibuktikan melalui uji seliwanoff. Fruktosa dan sukrosa adalah

karbohidrat yang memiliki gugus keton

Jika karbohidrat yang mengandung gugus keton direaksikan dengan

saliwanoff akan menunjukkan warna merah (kuning +) sebagai reaksi positifnya.

Adanya warna merah (kuning +) merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang

sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil furfural. Proses

31

Page 32: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari konversi dari fruktosa oleh

asamklorik panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik dan hidroksi metal

furfural. Fruktosa dan sukrosa cepat bereaksi karena merupakan jenis karbohidrat

yang memiliki gugus keton (ketosa). Ketosa bila di dehidrasi oleh pereaksi saliwanoff

memberikan turunan fulfural ynag selanjutnya berkondensasi dengan resoreinol

memberikan warna merah (kuning +) kompleks. Hal tersebut diatas menunjukkan

bahwa uji saliwanof digunakan untuk membedakan antara karbohidrat yang

mengandung aldehid dan keton. Dimanapada percobaan terbukti bahwa fruktosa dan

sukrosa adalah karbohidrat yang mengandung gugus fungsi keton. Karena hanya

gugus fungsi keton yang bias cepat bereaksi dengan saliwanof.

Uji buah ini dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada buah, karena sejalan dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidrat dalam buah dapat mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah byang masak dan manis akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan pada buah mentah banyak ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak menutup kemungkinan akan ditemukan bentuk karbohidrat lain.

9. Diskusi uji seliwanof

Prinsip dari uji seliwanoff ini adalah jika setelah pencampuran larutan lalu

dilakukan pemanasan, maka disakarida yang tergolong ketosa adalah yang berwarna

merah. Pada uji seliwanoff, hasil positif  didapat pada fruktosa, maltose, laktosa,

amilum dan sukrosa. Uji seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang

mengandung gugus keton, seperti fruktosa. Ketika semua larutan ditambahkan larutan

seliwanoff, terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi kuning. Kemudian

ketika dipanaskan, yang terjadi perubahan warna menjadi merah orange yang

menunjukan bahwa sempel termasuk ketosa dan peristiwa monosakarida ketosa

menjadi fufural lebih cepat dibandingkan dengan aldehid karena aldehid mengalami

32

Page 33: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

trasformasi menjadi ketosa sebelum dehidrasi. Ketosa yang terhidrasi  kemudian

bereaksi dengan resolsinol menghasilkan zat yang berwarna merah tua. Dari hasil

yang didapatkan hampir semua sempel mengalami perubahan kecuali glukosa.

Dengan demikian, sukrosa, maltose, laktosa, amilum dan fruktosa  termasuk kedalam

gula ketosa yang mengandung gugus keton. Sedangkan yang tidak mengalami

perubahan warna dan tidak adanya endapan pada saat pemanasan adalah glukosa,

dengan demikian glukosa bukan termasuk dalam golongan ketosa melainkan aldosa,

yakni golongan yang terdapat gugus aldehid dalam struktur kimianya.

Namun dalam beberapa jurnal lain dan buku yang kami dapat, yang terjadinya

perubahan saat uji selliwanof ini adalah fruktosa sukrosa. Dan sempel lainnya tidak

mengalami adanya endapan atau dalam kata lain sempel tersebut bukan termasuk

ketosa. Ini dapat terjadi karena mungkin adanya kesalahan teknis saat percampuran

bahan atau saat pemanasan. Bisa karena sempel terlalu lama dipanaskan atau waktu

yang tidak sesuai. Atau dapat terjadi karena tidak tepatnya pengukuran sempel dan

larutan karena adanya masalah alat yang digunakan seperti pipet dan balp yang tidak

berfungsi dengan baik.

10. Diskusi

Uji Benedict

1. Apa warna dari endapan yang terbentuk? Mengapa demikian?

Jawab : Warna dari endapan yang terbentuk adalah merah bata.Karena larutan-

larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus

aldehid atau keton yang bebas akan membentuk Cupro Oksida (Cu2O) yang berwarna

hijau, merah, oranye atau merah bata dan terbentuk endapan merah bata.

2. Pada uji Benedict mengapa sukrosa bukan termasuk gula reduksi?

Jawab : Karena sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang

terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus

aldehid bebas dan alpha hidroksi keton, bila di uji dengan benedict sukrosa bereaksi

positif, sehingga sukrosa bukan termasuk gula reduksi.

Uji Molish

1. Mengapa terbentuk cincin berwarna merah ungu p`ada bahan yang mengandung

karbohidrat?

33

Page 34: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

Jawab : Karena pada uji ini terjadi pembentukan furfural atau derivat-derivat dari

karbohidrat yang didehidrasi oleh asam sulfat pekat, kemudian bereaksi dengan α-

naphtol, sehingga terbentuk cincin berwarna merah ungu.

2. Samakah intensitas warna cincin berwarna merah ungu pada bahan uji yang anda

gunakan dalam praktikum ini? Jelaskan!

Jawab : Tidak, karena susunan ikatan karbon pada setiap bahan yang diuji berbeda-beda.

Uji Iodine1. Mengapa terjadi perubahan warna setelah dipanaskan?

Jawab : Perubahan warna pada saat pemanasan diakibatkan karena hidrolisis pati atau

amilum menjadi senyawa yang lebih sederhana.

2. Zat manakah selain amilum yang memberikan warna dengan iodine?

Jawab : Glikogen, memberikan warna merah coklat dan selulosa memberikan warna

kuning.

Uji Seliwanoff

1. Gugus apa dari karbohidrat yang memberikan reaksi positif terhadap uji seliwanoff?

Mengapa?

Jawab : Gugus keton atau ketosa.Karena pereaksi Seliwanoff hanya bereaksi dengan

karbohidrat yang memiliki gugus fungsi keton atau ketosa, yaitu fruktosa dan sukrosa

yang menghasilkan warna merah oranye.

2. Dapatkan uji seliwanoff dipakai untuk membedakan sukrosa dari fruktosa?

Jawab : Dapat,Karena sukrosa apabila dipanaskan terlalu lama dapat menunjukkan

hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini terjadi karena adanya

pemanasan berlebih menyebabkan sukrosa terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan

glukosa, sehingga fruktosa inilah yang nantinya akan bereaksi dengan pereaksi

Seliwanoff menghasilkan larutan berwarna merah orange. Dengan demikian Uji

Seliwanoff dapat digunakan untuk membedakan sukrosa dari fruktosa.

34

Page 35: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Pereaksi molish digunakan untuk mengidentifikasi ada tidaknya karbohidrat(pada larutan glukosa, maltose,laktosa,sukrosa, fruktosa, dan amilum)

b. Reaksi kondensasi antara α-naftol dan derivate larutan karbohidrat dapat membentuk cincin yang terlihat berwarna merah keunguan.

c. Bahwa pada amilum setelah ditetesi dengan iodine warnanya berubah menjadi biru pekat. Hal tersebut membuktikan bahwa pada amilum mengandung polisakarida.

d. Pada glukosa, fruktosa dan laktosa setelah dipanaskan terbentuk endapan berwarna merah bata. Hal ini membuktikan bahwa pada larutan-larutan tersebut merupakan gula pereduksi. Pada sukrosa bukan merupakan gula pereduksi.

e. Pereaksi seliwanoff digunakan untuk menentukan adanya gugus laktosa dengan adanya indikator terbentuknya warna merah (orange kekuningan).

f. Dari pengujian diatas pada fruktosa dan sukrosa terbentuk warna kuning keorangean. Hal tersebut menunjukkan bahwa fruktosa dan sukrosa mempunyai gugus laktosa.

g. Pada glukosa, maltosa dan laktosa tidak terbentuk warna kuning keorangean, warna yang terbentuk hanya jernih kekuningan . hal ini menunjukkan bahwa karbohidrat tersebut tidak memiliki gugus laktosa.

2. Saran

Pengujian harus dilakukan dengan waktu yang tepat. Sedikit saja waktu

bergeser maka kemungkinan besar hasilnya pun akan berbeda. Perlakuan terhadap

sampel yang diujikan pun harus sesuai. Ketika sampel diberi perlakuan yang tidak

seharusnya, bisa jadi sampel yang diujikan gagal dan hasilnya pun tidak sesuai.

35

Page 36: Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia

Daftar Pustaka

Ratnasari, Evi. Sri Rahayu, Y. Isnawati. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya. Laboratorium Biokimia: University Press

https://himka1polban.wordpress.com/laporan/kimia-organik/laporan-identifikasi-karbohidrat/ diakses pada tanggal 15 november 2015 pukul 9.58 WIB

http://blogs.unpad.ac.id/fajar/2014/03/21/laporan-akhir-uji-karbohidrat/ diakses pada tanggal 15 november 2015 pukul 10.02 WIB

https://www.academia.edu/9299023/

LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOKIMIA_IDENTIFIKASI_KARBOHIDRAT diakses pada

tanggal 15 november 2015 pukul 10.03 WIB

https://www.academia.edu/12151567/Laporan_Praktikum_Biokimia_Karbohidrat_I diakses pada tanggal 15 november 2015 pukul 10.05 WIB

https://vinaoktap2015.wordpress.com/uji-kualitatif-karbohidrat/ diakses pada tanggal 15 november 2015 pukul 10.07 WIB

36