43
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN LABORATORIUM PRODUKSI TANAMAN LAPORAN PRAKTIKUM NAMA : BAYU GUSTI SAPUTRA NIM : 111510501152 GOLONGAN/KEL : SENIN / 6 ANGGOTA : 1. FRANSISKA ADE (091510601069) 2. TEGUH BAGUS (091510601074) 3. KHARISMA AGRI (091510601081) 4. PUTRI SEPTIANI (111510501016) 5. DAWUD LUTAMA (111510501065) 6. NISA ATIN (111510501071) JUDUL ACARA : TEKNIK PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays) TANGGAL PRAKTIKUM : 1 OKTOBER 2012 TANGGAL PENYERAHAN : 4 DESEMBER 2012 ASISTEN : 1. DEDI EKO S. 2. MEIDA WULANDARI 3. NOVITA FIRDA S. 4. IFTITAH FIKA F 5. HAIKAL WAHONO

Laporan produksi tanaman jagung

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Produksi Tanaman Jagung

Citation preview

Page 1: Laporan produksi tanaman jagung

UNIVERSITAS JEMBERFAKULTAS PERTANIANJURUSAN BUDIDAYA PERTANIANLABORATORIUM PRODUKSI TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA : BAYU GUSTI SAPUTRA

NIM : 111510501152

GOLONGAN/KEL : SENIN / 6

ANGGOTA : 1. FRANSISKA ADE (091510601069)

2. TEGUH BAGUS (091510601074)

3. KHARISMA AGRI (091510601081)

4. PUTRI SEPTIANI (111510501016)

5. DAWUD LUTAMA (111510501065)

6. NISA ATIN (111510501071)

JUDUL ACARA : TEKNIK PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

(Zea mays)

TANGGAL PRAKTIKUM : 1 OKTOBER 2012

TANGGAL PENYERAHAN : 4 DESEMBER 2012

ASISTEN : 1. DEDI EKO S.

2. MEIDA WULANDARI

3. NOVITA FIRDA S.

4. IFTITAH FIKA F

5. HAIKAL WAHONO

6. AHMAD NUR H.G.A

7. ULIL ABROR P.Y

8. ADI RACHMAT

9. ANSAUL AZIZAH S

10. SHOLIFA

11. LUSIANA

Page 2: Laporan produksi tanaman jagung

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan di Indonesia yang

merupakan famili dari gramineae. Jagung merupakan tanaman semusim (annual),

dengan satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari

siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap

pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi, meskipun

tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang

dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah

hingga ruas teratas sebelum bunga jantan..Taksonomi tanaman jagung adalah

sebagai berikut: Kingdom: Plantae (tumbuh-tumbuhan), Divisio: Spermatophyta

(tumbuhan berbiji), Sub Divisio: Angiospermae (berbiji tertutup), Classis :

Monocotyledone (berkeping satu), Ordo: Graminae (rumput-rumputan),Familia:

Graminaceae, Genus : Zea, Species : Zea mays L.

Dalam budidaya jagung terdapat beberapa faktor umum yang harus

diperhatikan. Faktor umum yang harus diperhatiakan antara lain seperti faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal menyangkut sifat genetis yang

terkandung pada tanaman yang akan dibudidayakan. Faktor genetis pada tanaman

yaitu keunggulan-keunggulan tertentu yang dimiliki oleh tanaman itu sendiri,

seperti genetis yang mendukung jumlah produksi tanaman, mendukung tanaman

agar toleran terhadap faktor biotik dan abiotik yang kurang menguntungkan.

Sedangkan faktor eksternal mencakup keadaan lingkungan di sekitar tempat

tanaman tumbuh, baik itu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan

biotik meliputi makhluk hidup yang ada disekitar jagung yang berperan positif

ataupun berperan negatif sebagai hama bagi jagung, sedangkan lingkungan

abiotik, meliputi iklim, tanah, tinggi tempat, intensitas cahaya, curah hujan dan

lain sebagainya.

Jagung dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang beriklim panas,

dengan curah hujan 100-200mm/bulan. Tanah yang cocok untuk tanaman jagung

adalah tanah yang gembur dengan pH optimal mendekati netral, tidak bisa tumbuh

Page 3: Laporan produksi tanaman jagung

secara optimal dalam kondisi asam. Ketinggian yang paling tepat untuk budidaya

tanaman jagung adalah antara 0-1300 m di atas permukaan laut. Untuk varietas

yang digunakan sebaiknya varietas-varietas unggul. Namun pada dasarnya ada

beberapa varietas jagung yang biasa digunakan, antara lain Abimanyu, Arjuna,

Bromo, Bastar Kuning, Bima, Genjah Kertas,dll. Untuk pemberian unsur hara,

perlu dilakukan sesuai dengan dosis dan kebutuhan jagung. Sedangkan

pemeliharaan dilakukan secara rutin, termasuk dalam hal pengairan dan

pemberantasan organisme pengganggu tanaman yang bisa mengurangi hasil

produksi jagung.

Tanaman jagung merupakan komoditi tanaman pangan yang dibutuhkan

dalam jumlah yang sangat banyak, di Indonesia jagung banyak digunakan sebagai

produk konsumsi maupun sebagai pakan ternak. Sekarang ini telah banyak

informasi yang menyebutkan bahwa harus ada bahan makanan pengganti beras.

Selain gandum, singkong, dan sagu, sebenarnya jagung memiliki  potensi yang

sangat besar untuk menggantikan beras. Karena, jagung merupakan sumber 

karbohidrat sebagaimana beras, dan dapat dijadikan bahan baku untuk aneka

ragam produk  olahan. Di beberapa daerah di Indonesia, misalnya Nusa Tenggara,

telah  menggunakan jagung sebagai bahan pangan pokok Sehubungan dengan

tingginya permintaan terhadap tanaman jagung dan produksi jagung di Indonesia

yang kurang maksimal, maka dibutuhkan inovasi-inovasi baru yang bisa

meningkatkan produksi tanaman ini.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan menghitung produktivitas tanaman jagung.

2. Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman jagung yang baik sesuai dengan

kondisi tanah.

Page 4: Laporan produksi tanaman jagung

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman jagung cocok ditanam di Indonesia, karena kondisi tanah dan

iklim yang sesuai. Disamping itu tanaman jagung tidak banyak menuntut

persyaratan tumbuh serta pemeliharaanyapun lebih mudah, maka banyak jika

petani yang selalu mengusahakan lahannya dengan tanaman jagung. Jagung

dimanfaatkan oleh warga indonesia untuk kebutuhan pangan dan atau ntuk lain-

lainnya sesuai dengan keinginan konsumen. Sebagai pemenuhan kebutuhan

pangan, jagung merupakan salah satu alternative pengganti beras. Di wilayah

Jawa Timur masih banyak pedagang yang menjual nasi jagung maupun beras

jagung, baik itu yang berupa jagung biasa yang sudah dirontokkan dari

tongkolnya maupun jagung yang telah digiling menjadi beras jagung. Jadi banyak

para petani yang menggunakan lahannya untuk dimanfaatkan sebagai lahan

pembudidayaan jagung (AAK,1993).

Jagung merupakan pokok penting yang menyumbang sekitar 64% dari

total asupan kalori harian pedesaan orang dan menyumbang sekitar 15,4% dari

protein yang dihasilkan oleh tanaman di dunia. Tanaman ini tumbuh subur di

tumpangsari dan tanam relay di tanam sistem, dan memiliki pemulihan cepat dan

biomassa rendahnya ekonomi produksi. Cukup dan seimbang pasokan hara tanah

terutama N, P dan K elemen yang penting untuk produksi jagung (I., Ezeaku P.,

2010).

Di Indonesia rata-rata produksi jagung manis pada tahun 2006 mencapai

2,89 ton tongkol segar/ha (BPS, 2005). Produksi tersebut masih rendah jika

dibandingkan dengan hasil jagung manis lembah Locyer Australia yang mencapai

hasil 7–10 ton tongkol segar/ha.Secara umum rendahnya produksi jagung manis

tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya serangan hama

dan penyakit. Hama yang selalu dijumpai pada pertanaman jagung manis adalah

penggerek tongkol jagung Helicoverpa armigera Hubner. Di Sulawesi Tengah

hama ini menyerang lahan petani pada setiap musim tanam dengan intensitas

serangan pada musim tanam tahun 2001 berkisar 15–69,3% (Khasanah,2008).

Page 5: Laporan produksi tanaman jagung

Tanaman jagung dapat tumbuh baik hampir disemua macam tanah. Tetapi

tanaman ini akan tumbuh baik pada tanah yang gembur, kaya akan humus. Tana

yang padat serta kuat menahan air tidak baik untuk untuk ditanami jagung, karena

pertumbuhan akarnya akan kurang baik atau akar-akarnya akan menjadi busuk.

Pengaturan jarak tanam juga akan berpengaruh pada pertumbuban dan produksi.

Peningkatan kerapatan tanaman per satuan luas sampai batas tertentu dapat

meningkatkan hasil. akan tetapi penambaban jumlah tanaman selanjutnya akan

menurunkan hasil karena teIjadi kompetisi harn, air, radiasi matahari dan ruang

tumbuh (Suprapto,1982).

Jagung telah digambarkan sebagai tanaman emas karena setiap bagian

tanaman yang berguna untuk manusia dan nya hewan. Ini adalah tanaman lintas -

penyerbukan dan seperti setiap tanaman diserbuki lainnya silang, yang fenotipik

dan atribut genotipik yang dikendalikan oleh kualitatif dan gen kuantitatif dan

dengan demikian, dapat diubah melalui manipulasi genetik dan pilihan

(O.,Okporie E., 2008).

Varietas-varietas jagung yang ada di Indonesia memiliki sifat biji yang

keras karena dikembangkan dalam rangka proteksi terhadap serangan hama

penyakit. Varietas sejenis ini memiliki karakteristik kandungan protein yang

rendah karena tidak memiliki gen opaque-2 yang mengendalikan kadar protein.

Menurut Weingartner (2002) adanya gen opaque-2, dapatmeningkatkan

kandungan protein, tetapi dilainpihak menyebabkan biji jagung lunak, dan

rapuh.Ahli pemuliaan mulai mengembangkan tanamanjagung yang memiliki

kadar protein yang tinggidengan cara menginduksi gen opaque-2 kedalamsuatu

varietas, tetapi cara tersebut memunculkansifat yang tidak diinginkan seperti

rendahnya produksi dan sifat kerapuhan biji (Wijaya dkk,2007).

Lokasi usaha adalah salahsatu faktor yang perlu mendapatkan perhatian

karena menyangkut tempat tumbuh tanaman. Tanaman jgung merupakan tanaman

yang berfotosintesis C4, maksudnya mempunyai kapasitas fotosintesis tinggi.

Selain jagung, yang termasuk dalam tanaman C4 adalah sorgum dan tebu.

Berdasarkan pengamatan, jagung dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu jagung

komposit, jagung Hibrida dan jagung Transgenik (Tim Penulis PS,2001).

Page 6: Laporan produksi tanaman jagung

Peneliti mencatat bahwa konsentrasi nitrat jagung pada akhir

musim adalah indikator yang dapat menggambarkan status N tanaman selama

pertumbuhannya. Tanaman jagung memiliki NO3 yang lebih besar yang

terakumulasi pada tanaman tersebut. Dengan meningkatnya tingkat N, mungkin

menunjukkan N yang terakumulasi dalam tangkai dari aplikasi N kelebihan.

Beberapa studi telah menunjukkan bahwa konsentrasi N dalam tunas dapat lebih

besar dari persyaratan minimum tanaman agar dapat tumbuh maksimum. Studi

yang dilakukan oleh Plenet dan Lemaire (1999) menunjukkan bahwa N

konsentrasi bahan kering tunas (DM) bisa sampai 65% lebih tinggi dari

persyaratan minimum untuk pertumbuhan maksimum dalam tanaman jagung pada

sistem irigasi (Liu.P,2011).

Plasma nutfah tanaman jagung yang tumbuh didunia mempunyai banyak

jenis atau varietas. Para ahli botani mengidentifikasi keragaman genetik tanaman

jagung kedalam ras-ras. Identifikasi ras-ras jagung petama kali dilakukan di

Meksiko. Penelitian yang sama juga dilakukan di Amerika Serikat. Di benua

Amerika sendiri tercatat ada 276 jenis jagung (Rukmana,1997).

Dua butir jagung yang ditanam perlubang dapat tumbuh tegak dalam 2

minggu masa pertumbuhannya. Setelah tanaman dipanen, dikeringkan, ditumbuk,

ditimbang dan data hasil disesuaikan dengan 14% kadar air. Percobaan digunakan

untuk menguji sisa efek dari limbah dan diulang dalam musim tanam kedua dan

ketiga, dengan menggunakan prosedur yang sama seperti pada musim tanam

pertama. Teryata tanaman jagung dapat dijadikan indikator pada tanah tercemar

limbah (Mbah C.N.2008).

Jagung Hibrida adalah jagung yang pada proses pembuatannya dengan

cara pemuliaan dan penyilangan antara jagung induk jantan dan jagung induk

betina sehingga menghasilkan jagung jenis baru yang memiliki sifat keunggulan

dari kedua induknya. Ada beberapa faktor utama yang yang sangat vital bagi

pertumbuhan dan perkembangbiakan jagung hibrida. Walaupun beberapa syarat

tumbuh lainnya terpenuhi, jika masih ada syarat lainnya yang tidak terpenuhi,

maka cukup sulit mendapatkan hasil yang maksimal (Warisno,1998).

Page 7: Laporan produksi tanaman jagung

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Teknik Produksi Tanaman Jagung ini dilakukan pada hari

Senin, 1 Oktober 2012 pada pukul 13:45 sampai selesai, di lahan

Agroklimatologi, Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

1. Benih jagung

2. Tanah

3. Pupuk (Urea, SP-36, KCl)

4. Bahan Organik

3.2.2 Alat

1. Cangkul

2. Tugal

3. Roll meter

4. Tali rafia

5. Papan nama

6. Ayakan

7. Timba

8. Polibag ukuran 40x60

9. Kertas label

3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Menyiapkan media tanam dengan cara mengayak tanah, dan menjemur sampai

kerig angin.

3. Mengambil sampel tanah kemudian dianalisis sidik cepat untuk mengetahui

kondisi tanah melalui pH, C-Organik, dan sifat fisik tanah.

Page 8: Laporan produksi tanaman jagung

4. Memasukkan tanah sebanyak 10 kg ke dalam polibag, untukperlakuan dengan

penambahan BO berat tanah disesuaikan, kemudian menyiram dengan air.

5. Menanam benih jagung pada masing-masing perlakuan.

6. Pemupukan SP-36 dan KCl serta penambahan bahan organik seeseui dengan

dosis anjjuran sidik cepat sedangkan untuk pupuk urea sesuai dengan perlakuan

7. Melakukan pengamatan secara rutin.

Page 9: Laporan produksi tanaman jagung

BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan praktikum dan pengamatan yang dilakukan pada tanaman jagung

dapat diperoleh hasil berupa tabel sebagai berikut :

PerlakuanMinggu

KeRerataTinggi

Tanamancm

Rerata Jumlah Daun

Rerata Diameter Batang

cm

RerataPanjang

Akarcm

Rerata Jumlah

Akar

1

kelompok 1 dan 4

1 3,85 4,51

4,17 85,95 28,52

2 35,04 5,52

3 30,25 8

4 65,91 8,58

5 106,23 9,73

6 140,1 10,75

7 179,1 12,5

8 169,55 14,05

2

kelompok 2 dan 5

1 8,25 4,75

8,62 77,83 31,1

2 27,54 5,25

3 55,63 7,55

4 78,93 9,87

5 119,93 10,08

6 143,98 9,3

7 161,3 10,47

8 176,71 12,56

1 4,05 10,5

2 6,4 3,5

3 14,7 5,1

Page 10: Laporan produksi tanaman jagung

3

kelompok 3 dan 6

3,12 16,15 3,17

4 21,8 5,5

5 39 5,75

6 95,5 6,87

7 57,87 7,8

8 61 8,2

Tabel 1. Tabel Data Golongan Hasil Pengamatan Jagung

4.2 Pembahasan

Pada tanggal 22 sampai 24 November 2012 telah terselenggara Konferensi

Jagung Internasional atau Internasional Maize Conference (IMC) yang telah

digelar di Indonesia. Provinsi Gorontalo selaku provinsi penghasil jagung telah

berhasil menjadi tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Jagung Internasional

atau Internasional Maize Conference (IMC). Konferensi tersebut dihadiri pihak

Kementerian Pertanian, para gubernur se-Sulawesi, dan sejumlah pengusaha baik

nasional maupun internasional. Pertemuan tersebut membahas berbagai hal

khususunya menyangkut seminar tentang integrasi agribisnis jagung dan ternak,

selain itu dibahas juga upaya peningkatkan ketahanan jagung pada iklim tropis,

pengembangan teknologi jagung, peluang menjadikan komoditi jagung

memberantas kemiskinan, beserta tantangan dan peluang pengembangan jagung di

Indonesia dan di seluruh dunia.

Berdasarkan hasil keputusan oleh ilmuwan, peneliti, tenaga ahli khusus,

pemerintah setempat, perusahaan industri benih, pupuk, dan pestisida, organisasi

pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat, serta pengusaha jagung,

menyatakan konferensi itu akan menjadi penggerak ekonomi Sulawesi-Indonesia

di bidang pertanian melalui produk jagung. Hal tersebut dikarenakan jagung

merupakan produk biji-bijian ketiga yang paling banyak diminati dunia dan

diperdagangkan setelah gandum dan beras sebagai bahan pangan. Jagung yang

berasal dari daerah Gorontalo Sulawesi-Indonesia, saat ini paling banyak diminati

negara-negara Amerika Latin dan Afrika. Seandainya di masa yang akan datang

tingkat produksi jagung di Indonesia mencapai 828 juta ton maka komoditi

Page 11: Laporan produksi tanaman jagung

tersebut akan mampu memberi efek pembangunan ekonomi diIndonesia di bidang

pertanian.

Jagung memiliki nama latin Zea mays, adalah tanaman rerumputan tropis

yang sangat adaptif terhadap perubahan iklim dan memiliki masa hidup 70-210

hari. Jagung dapat tumbuh hingga ketinggian 3 meter. Tidak seperti tanaman biji-

bijian lain, tanamn jagung merupakan satu satunya tanaman yang bunga jantan

dan betinanya terpisah. Untuk mengetahui lebih dalam tentang tanaman jagung,

perlu adanya pemahaman morfologi, anatomi, dan faktor-faktor yang berkaitan

dengan tanaman jagung, mulai dari kondisi iklim, lahan tanam, cara penanaman

serta pertumbuhannya. Berikut morfologi dan anatomi tanaman Jagung yang

disebutkan oleh Arghya Narendra (2011) Mahasiswa S-1 Beasiswa Unggulan

Program Studi Agroteknologi 2011 Fakulas Pertanian UNEJ dalam Blogspotnya.

1. Biji

Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama,

yaitu dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini merupakan bagian yang

terpenting dari hasil pemaneman. Bagian biji rata-rata terdiri dari 10% protein,

70% karbohidrat, 2.3% serat. Biji jagung juga merupakan sumber dari vitamin A

dan E. (Belfield dan Brown, 2008).

Embrio pada tanaman jagung terletak dibawah endosperma. Jaringan

endosperma bersifat padat. Embrio terdiri dari radicula dan plumula. Radikula

pada embrio dilindungi oleh sel-sel colerorhiza. Plumula dilindungi oleh sel-sel

aleuron sel. Sel aleuron bertipe kecil, padat dan berbentuk persegi. Lapisan

pelindung paling luar yang menutupi seluruh biji adalah pericarp (Malti et al.,

2011).

2. Daun

Pada awal fase pertumbuhan, batang dan daun tidak bisa dibedakan secara

jelas. Ini dikarenakan titik tumbuh masih dibawah tanah. Daun baru dapat

dibedakan dengan batang ketika 5 daun pertama dalam fase pertumbuhan muncul

dari tanah. Daun terbentuk dari pelepah dan daun (leaf blade & sheath). Daun

muncul dari ruas-ruas batang. Pelepah daun muncul sejajar dengan batang.

Page 12: Laporan produksi tanaman jagung

Pelepah daun bewarna kecoklatan yang menutupi hampir semua batang

jagung(Belfield dan Brown, 2008).

Daun baru akan muncul  pada titik tumbuhnya. Titik tumbuh daun jagung

berada pada ruas batang. Daun jagung berjumlah sekitar 20 helai tergantung  dari

varietasnya. Sejalan dengan pertumbuhan jagung, diameter batang akan

meningkat. Pertumbuhan diameter pada tanaman jagung menyebabkan 7-8 daun

pada bagian bawah tanaman jagung mengalami kerontokan

Anatomi dari daun tanaman jagung adalah berkarakter sama dengan

rerumputan yang hidup didaerah iklim sedang (mesophytic grass). Jaringan paling

luar disebut epidermis yang memiliki kutikula sehingga bersifat kasar. Bentuk

selnya adalah batang. Jaringan epidermis selalu berada di luar. Silika kristal

terdapat pada beberapa tipe daun yang bervarietas berbeda. Silika kristal

bersebelahan dengan jaringan epidermis yang berfungsi sebagai pengikat. Pada

tanaman monokotil seperti jagung, daun tidak memiliki jaringan palisade. Setiap

sistem vaskular, dikelilingi oleh jaringan parenkim yang keras namun tipis. Sistem

vaskular dikelilingi bundle sheath. Jagung adalah tipe tanaman C4. Tanaman C4

memiliki sel kloroplas yang besar dan tersebar secara kaku. Kloroplas terletak

didaerah mesofil daun yang terletak pada bagian tengah jaringan daun. (Malti et

al., 2011).

3. Batang

Jagung berbentuk ruas. Ruas-ruas berjajat secara vertikal pada batang

jagung. Pada tanaman jagung yang sudah tua, jarak antar ruas semakin berkurang

(Belfield dan Brown, 2008). Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah

10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang. Batang memiliki dua

fungsi yaitu sebagai tempat daun dan sebagai tempat pertukaran unsur hara. Unsur

hara dibawa oleh pembuluh bernama  xilem  dan  floem. Floem bergerak dua arah

dari atas kebawah dan dari bawah ke atas. Floem membawa sukrose menuju

seluruh bagian tanaman  dengan bentuk cairan.

Pada potongan melintang, jaringan epidermis berbentuk persegi. Sel

epidermal mengandung bagian kristal yang  memanjang. Di dalam setelah

jaringan epidermis, terdapat jaringan sklerenkim yang tebal. Sklerenkim pada

Page 13: Laporan produksi tanaman jagung

batang saling berselang-seling dengan jaringan klorenkim.  Sklerenkim sebagian

mengandung kumpulan sistem vaskular yang melingkari batang. Terdapat 3-5

sistem vaskular yang mengitari batang.  Bagian sistem vaskular yang terluar

merupakan yang terkecil. Bagian utama sistem vaskular yangterdiri dari xilem dan

floem menyebar di bagian  dalam tengah pada batang. Sistem vaskular yang

berada di tengah tidak seluas sistem vaskular yang berada pada bagian periferal

(pinggir). Sistem vaskular yang terletak pada bagian tengah batang tidak memiliki

jaringan sklerenkim. Pada bagian tengah batang. Sklerenkim digantikan oleh

jaringan keran bernama parenkim (Malti et al., 2011).

4. Akar

Pada tanaman jagung, akar utama yang terluar berjumlah antara 20-30

buah. Akar lateral yang tumbuh dari akar utama mencapai ratusan dengan panjang

2,5-25 cm. Botani tanaman jagung termasuk tanaman monokotil (Tim Kerja

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, 2011). Sistem perakaran tanaman jagung

terdiri atas akar-akar seminal, koronal, dan akar udara. Akar utama muncul dan

berkembang kedalam tanah saat benih ditanam. Pertumbuhan akar melambat

ketika batang mulai muncul keluar tanah dan kemudian berhenti ketika tanaman

jagung telah memiliki 3 daun.

Pertumbuhan akar kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan akar

adventif yang berkembang pada ruas pertama tanaman jagung. Akar adventif yang

tidak tumbuh dari radikula tersebut kemudian melebar dan menebal. Akar adventif

kemudian berperan penting sebagai penegak tanaman dan penyerap unsur hara.

Akar adventif juga ditemukan tumbuh pada bagian ruas ke 2 dan ke 3 batang,

namun fungsi utamanya belum diketahui secara pasti (Belfield dan Brown, 2008).

Akar pada tanaman jagung terdiri dari epidermis, ground tissue, endodermisyang

mengelilingi sistem vaskular akar. Sistem vaskular terdiri dari xilem dan floem.

Epidermis tersusun atas sel-sel eliptik dan perhadapan dengan 2 lapis hypodermis.

5. Bunga

Tanaman jagung memiliki bunga jantan dan betina yang letaknya terpisah.

Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga

betina  terdapat pada tongkol jagung. Tangkai kepala putik merupakan rambut

Page 14: Laporan produksi tanaman jagung

yang terjumbai di ujung tongkol yang selalu dibungkus kelobot yang jumlahnya

6-14 helai. Pada bunga betina, terdapat sejumlah rambut yang ujungnya

membelah dan jumlahnya cukup banyak (Tim Kerja Laboratorium Fisiologi

Tumbuhan, 2011).

6. Struktur Reproduksi Tanaman Jagung

Jagung merupakan tanaman monoecious dimana setiap individu tanaman 

memiliki  bunga jantan  dan  betina. Bunga jantan terletak  pada  titik tumbuh

tanaman  jagung.  Ketika fase pertumbuhan  terhenti, bentuk untuh  dari bunga

betina  akan terlihat jelas. Bunga  betina terletak pada bagian tengah tanaman.

Penyerbukan terjadu pada bagian kelobot yang  kemudian akan berkembang

menjadi jagung.Bunga jantan memiliki central spike dan beberapa cabang lateral.

Setiap spike memiliki banyak bunga. Bunga tersebut disebut spikelet. Spikelet

membawa serbuk sari. Serbuk sari mulai berterbangan selama 2 hari sebelum

bunga  betina siap untuk  menerima. Lepasnya serbuk sari dari bunga jantan  akan

terus berlangsung selama 8 hari dimana bunga betina sudah siap  menerimanya.

Bagian bunga betina muncul pada daerah sumbu daun (leaf axis). Tidak

semua sumbu daun dapat mengeluarkan bunga  betina,  hanya 1 atau 2 sumbu

daun yang dapat  menjadi tempat tumbuhnya bunga betina.Pada tanaman jagung,

bunga betina muncul pada bagian tengah batang. Bunga betina mirip dengan

bunga jantan dalam bentuk berambut.Serbuk sari dari dari bunga  jantan 

tertambat  oleh silk atau bagian  utama  bunga betinayang b erbentuk seperti 

rambut. Serbuk  sari kemudian membuahi telur.

6. Perkecambahan

Biji jagung akan tumbuh optimum jika ditanam pada tanah yang

berkelembapan 21 derajat Celcius. Dengan suhu tersebut. Biji akan berkecambah

dalam waktu 2-3 hari. Jika temperatur tanahnya rendah yaitu kurang dari 18

derajat Celcius, tanaman jagung akan sulit untuk berkecambah. Secara

keseluruhan jika suhu tinggi dan kelembapan kurang, dimungkinkan dapat

menghambat atau membunuh biji yang akan ditanam (Belfield dan Brown, 2008).

7. Fase Vegetatif

Page 15: Laporan produksi tanaman jagung

Akar yang tumbuh awal (akar adventif) akan tumbuh dari ruas batang

bertama yang berada di bawah permukaan tanah,dan akan menjadi akar utama

setelah 10 hari setelah muncul. Daun akan muncul dalam jumlah sedikit dan

berbentuk kecil. Dikarenakan titik tumbuhnya masih berada di bawah tanah, daun

yang muncul pada minggu ke 2 dan ke 3 ini masih rentan terhadap banjir. Pada 3

minggu awal ini, tanaman jagung  telah memunculkan lebih dari 5 daun dan mulai

nampak  bakal tempat bunga jantan dan bakal tempat bunga betina (Belfield dan

Brown, 2008).

Pada minggu ke 5 sampai ke 7, merupakan fase paling kritis pada tanaman

jagung. Batang dan akar tumbuh secara cepat, dengan kebutuhan akan zat hara

dan air cukup tinggil. Pada minggu ke 5, pertumbuhan daun sudah sempurna dan

sistem perakaran telah kompleks.  Pada vase ini, bunga jantan mulai berkembang 

diikuti oleh perkembangan bunga betina. Satu atau dua bauh bunga betina akan

tumbuh. Sikitar minggu ke 7, bunga betina akan berada pada ukuran penuh.

Serangan kekeringan dan hama penyakit akan berdampak besar pada hasil panen.

Pada fase ini, tanaman jagung sangat membutuhkan air untuk tumbuh (Belfield

dan Brown, 2008).

9. Fase Generatif

Fase generatif pertama adala pembungaan, dapat diindikasi apabila daun

telah berjumlah lebih dari 20 helai. Fase ini juga diindikasikan dengan bunga

jantan yang berkembang penuh. pada masa ini, tanaman tidak membutuhkan

unsur Kalium, namun masih membutuhkan unsur hara lain serta jumlah pengairan

yang banyak. Jumlah panen yang sedikit sebenarnya dikarenakan pada masa

pembungaan tanaman kekurangan air. Penyerbukan sering terjadi pada sore hari.

Hal ini dikarenakan pada terik matahari yang terlalu panas, dapat merusak serbuk

sari yang akan menuju bunga betina (Belfield dan Brown, 2008).

Biji atau buah jagung akan tumbuh 7 hari setelah pembungaan. Tanaman

kini menggunakan energinya untuk memperbesar buah. Pada masa ini, biji pada

buah jagung terasa berair seperti susu bila ditekan. Pada masa ini unsur hara N

dan P sangat dibutuhkan. Pengerasan pada biji akan terjadi sekitar 20 hari setelah

penyerbukan (Belfield dan Brown, 2008). Sekitar 30 hari setelah penyerbukan,

Page 16: Laporan produksi tanaman jagung

tanaman telah mencapai berat kering maksimum. fase ini disebut fase kematangan

fisiologis. Pada fase ini, biji telah berwarna kuning, dan garis berwarna  putih

yang membatasi tiap biji  telah  tertutup oleh biji jagung yng masak.  Kelembapan

kernel (biji)  pada masa ini  adalah 30%. Masa siap panen ditandai dengan daun

yang telah kering dan kelembapan biji kurang dari 20% (Belfield dan Brown,

2008).Masa pemanenan ditandai dengan daun tanaman jagung yang telah

menguning dan bonggol terlihat kering. Pada umumnya dilakukan saat jagung

berumur 70-210 hari, tergantung varietas yang ditanam. Jika pemanenan pada saat

musim hujan, masa panen dilakukan saat hujan tidak turun selama 2 hari guna

menjaga tanaman agar tetap kering ketika dipanen dan memudahkan

penyimpanan.

Jagung adalah tanaman yang sensitif terhadap faktor cekaman banjir.

Akibat dari banjir, tanaman jagung tidak dapat dipanen. Ini dikarenakan banjir

mengurangi kadar oksigen dalam tanah dan menggantikannya dengan air. Akibat

dari banjir, metabolisme tanaman akan terganggu dari bersifat aerob menjadi

unaerob. Hal ini menyebabkan kerusakan pada pertumbuhan tanaman jagung

(Souza, 2009). Selain itu terdapat beberapa faktor yang sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhan jagung, diantaranya adalah

1. Faktor internal (dalam) , Faktor internal meliputi faktor sel (sifat

genetik,hereditas, hormonal dan enzim dsb)

2. Faktor Eksternal (luar), Faktor eksternal meliputi air tanah dan mineral,

kelembapan udara, suhu udara, cahaya dan sebagainya.

3. Faktor budidaya, faktor ini meliputi teknik-teknik dalam membudidayakan

jagung seperti pola tanam, jarak tanam, kedalaman tanam, lubang tanam, waktu

tanam dan pemeliharaan serta pengendalian organisme pengganggu tanaman.

Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan jagung telah dimiliki

saat oleh induknya kemudian diturunkan kepada anakannya atau benih-benih

jagung yang dihasilkan. Faktor tersebut diantaranya adalah;

1).Sifat menurun atau gen benih jagung.

Page 17: Laporan produksi tanaman jagung

Ukuran, bentuk keseluruhan, ketahanan terhadap cekaman, dan beberapa sifat lain

banyak dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor genetik dapat digunakan sebagai

dasar seleksi bibit unggul.

2).Hormon di dalam tanaman jagung

Hormon merupakan hasil sekresi dalam tubuh yang dapat memacu

pertumbuhan, tetapi adapula yang dapat menghambat pertumbuhan . Hormon-

hormon pada jagung, sama seperti pada tumbuhan lain yaitu auksin, giberilin, gas

etilen, sitokinin, asam absisat dan kalin.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung

adalah keadaan lingkungan sekitar jagung, baik biotik maupun abiotik. Faktor ini

dapat dimodifikasi oleh manusia sehingga pertumbuhan jagung dapat maksimal.

Faktor ini diantaranya adalah :

1) Cahaya matahari

Cahaya jelas pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Cahaya

merupakan sumber energi untuk fotosintesis. Daun dan batang tanaman jagung

yang tumbuh ditempat gelap atau kekurangan cahaya akan kelihatan kuning pucat.

Khusus pada tanaman jagung panjang penyinaran mempunyai pengaruh khusus

bagi pertumbuhan dan produktivitasnya, karena jagung memerlukan cahaya

matahari lebih banyak dibandingkan tanaman lain untuk dapat berproduksi

maksimal, sehingga tanaman ini banyak ditanam padamusim-musim kemarau.

2) Kesuburan tanah

Jagung menghendaki tanah yang subur, banyak mengandung bahan

organik dan unsur-unsur hara. Jagung dapat hidup subur jika pH tanah 5,0-8,0 (pH

optimum antara 6,0-7,0). Tanah yang tergenang air tidak baik untuk pertumbuhan

jagung. Tanaman ini dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai 500 meter dari

permukaan laut, bahkan terdapat varietas unggul hibrida yang mampu tumbuh

sampai ketinggian 1.138 meter di atas permukaan laut. Tanah yang berstruktur

gembur dan tekstur lempung, lempung berdebu dan lempung berpasir sangat

sesuai untuk pertumbuhan jagung.

Jenis tanah tersebut baik untuk tanaman jagung karena air tak mudah

tergenang dan peredaran udara di dalam tanah dapat berjalan dengan baik, serta

Page 18: Laporan produksi tanaman jagung

mempunyai derajat kesamaan antara pH 5,5 sampai 7,5. curah hujan optimal

antara 100 sampai 200 milimeter per bulan dapat mendorong produksi yang baik.

Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan jagung hibrida antara 230 sampai 270

Celcius. Pada umumnya suhu di Indonesia tidak menjadi masalah pada

pertumbuhan tanaman jagung. Yang terpenting ialah distribusi curah hujan yang

merata.

3) Temperatur.

Temperatur akan mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi tanaman

jagung. Perubahan temperatur dari dingin atau panas mempengaruhi kemampuan

fotosintesis , translokasi, respirasi, dan transpirasi. Jika temperatur disekitar

jagung terlalu dingin atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jagung menjadi

terganggu. Hasil panen jagung tertinggi hanya dapat diperoleh di bawah kondisi

kelembaban optimal selama musim tanam. Kelembaban stres di salah satu tahap

pertumbuhan akan mengakibatkan penurunan hasil potensial

4) Air dan Unsur Hara

Air merupakan senyawa yang sangat penting bagi semua tumbuhan, tidak

terkecuali jagung. Jagung memiliki kebutuhan air pada umumnya tinggi dan dapat

menggunakan sekitar 0,25 inci air per hari selama pertumbuhan yang cepat.

Namun, penggunaan air dapat meningkat hingga 0,35 inci per hari selama

penyerbukan.Fungsi air antara lain sebagai media reaksi enzimatis, berperan

dalam foto sintesis, menjaga turgiditas sel dan kelembapan. Kandungan air dalam

tanah mempengaruhi kelarutan unsur hara dan menjaga suhu tanah. Semua

tanaman menyerap unsur hara dari media tempat hidupnya, yaitu dari tanah

ataupun dari air. Unsur hara merupakan salah satu penentu pertumbuhan suatu

tanaman baik atau tidaknya tumbuhan berkembangbiak.

Dari mulai tanam sampai panen, sebenarnya pemupukan terhadap jagung

dilakukan tiga kali. Dosis pupuk yang dianjurkan adalah Urea, TSP dan KCL.

Pemupukan pertama dilakukan bersamaan tanam. Pupuk dimasukkan ke dalam

lubang yang dibuat dengan tugal. Pupuk itu diletakkan di kiri kanan lubang biji

dengan jarak 7 cm, sedalam 10 cm. Pemupukan kedua dilakukan saat tanaman

berumur 4 minggu, dan hanya dengan pupuk Urea saja. Pupuk diletakkan di

Page 19: Laporan produksi tanaman jagung

dalam lubang yang berjarak 15 cm dari tanaman. Sedangkan pemupukan ketiga

atau terakhir juga dengan Urea, dilakukan setelah tanaman berumur 8 minggu

dengan cara yang sama. Pada jarak tanaman yang rapat, pupuk dapat diberikan

secara larikan dibuat di antara barisan tanaman, dan pemberiannya harus merata.

Faktor ketiga adalah faktor budidaya tanaman jagung, faktor ini

berpengaruh terhadap pertumbuhan jagung karena berkaitan dengan kondisi

penanaman dan perawatan jagung dilapangan oleh petani, sehingga faktor ini

penting diperhatikan. Faktor budidaya tanaman jagung meliputi:

1. Pengolahan lahan

Pengolahan tanah dilakukan seminggu sebelum tanam. Tujuannya

menggemburkan tanah karena tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase

yang baik. Mula-mula tanah dibajak sedalam 15-20 cm, kemudian dicangkul

sambil membenamkan sisa-sisa rumput dan tanaman lain yang ada. Setelah itu

tanah digaru sampai rata. Khusus untuk tanah berat, kalau tanah belum cukup

gembur perlu dibajak dan digaru sekali lagi. Sedangkan untuk tanah sawah

diusahakan pembuatan guludan untuk memudahkan pengairan. Bagi tanah yang

miring perlu dibangun tetas.

2. Pola Tanam

Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam

kurun waktu tertentu. Tanaman jagung dalam satu areal dapat diatur menurut

jenisnya. Ada pola tanam monokultur, yakni hanya menaman tanaman jagung

pada satu areal tanam. Ada pola tanam campuran, yakni beragam tanaman

ditanam pada satu areal. Ada pula pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman

jagung secara bergilir dengan beberapa jenis tanama pada waktu berbeda di aeral

yang sama.

3. Kedalaman tanam dan Lubang Tanam

Kedalaman lubang perlu di perhatikan agar benih tidak kesulitan tumbuh

menembus tanah Kedalaman lubang tanam jagung yang efektif adalah antara: 3-5

cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 sampai 2 butir benih. Pada umumnya lubang

tanam dibuat dengan alat tugal.

4. Waktu tanam dan Jarak Tanam

Page 20: Laporan produksi tanaman jagung

Saat yang paling tepat untuk menanam jagung hibrida adalah ketika tanah

sudah cukup lembab hal tersebut bisa saat setelah hujan, saat hujan akan berakhir,

dan apabila air cukup tersedia selama pertumbuhannya. Jangan menanam hasil

panen untuk tanam berikutnya karena hasilnya akan menurun. Setiap lubang

tanam sedalam 3-5 cm berisi 1 (satu) benih dengan jarak tanam 25 x 75 cm.

Dengan demikian setiap hektarnya memerlukan benih antara 15 sampai 20 kg.

Setelah satu minggu, perlu dilakukan pengamatan, dan kalau terdapat benih yang

belum berkecambah perlu dilakukan penanaman ulang.

5. Penyiangan dan Pemupukan

Tanaman jagung memerlukan penyiangan. Bila tumbuh rumput-rumputan

atau gulma segera dilakukan penyiangan. Dengan demikian tanaman pokok tidak

banyak kehilangan unsur hara karena dihisap gulma. Sesudah penyiangan

tanaman dipupuk dengan pupuk pabrik misalnya Urea, TSP, KCl. Pemupukan

TSP sebaiknya dilakukan sebelum penanaman sebagai pupuk dasar karena TSP

membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat larut. Untuk memperoleh hasil yang

tinggi, tanaman harus bersih dari berbagai macam rumput liar atau pengganggu

tanaman lainnya. Penyiangan pertama dilakukan saat tanaman pengganggu sudah

mulai tumbuh, biasanya 15 hari setelah tanam. Dalam penyiangan harus dijaga

agar jangan sampai mengganggu atau merusak akan tanaman. Penyiangan kedua

dilakukan sekaligus dengan pembumbunan. Pembumbunan ini dilakukan untuk

memperkuat batang dari serangan angin kencang. Selain itu, juga untuk

memperbaiki drainase dan

Berdasarkan data hasil pengamatan yang dilakukan hingga minggu ke-5

maka dapat diperoleh data pengamatan jagung berbagai perlakuan dan parameter

pengamatan. Parameter pengamatan yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah

daun, diameter batang, panjang akar dan jumlah akar. Sedangkan tiga perlakuan

pada praktikum ini adalah

1. Urea 450 kg/ha, Kcl 75 kg/ha dan SP36 100 kg/ha (kelompok 1 dan 3)

2. Urea 20 kg/ha, Kcl 75 kg/ha dan SP36 100 kg/ha, BO 2% (kelompok 2 dan

5)

3. Kontrol (kelompok 3 dan 6).

Page 21: Laporan produksi tanaman jagung

Setelah dilakukan pengamatan selama kurun waktu 5 minggu, maka dapat

diperoleh data hasil pengamatan kelompok (6) dan golongan. Berikut adalah

grafik data golongan .

Gambar 1. Grafik Golongan Rerata Tinggi Tanaman

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa perlakuan pemupukan

memberikan pengaruh pada rata-rata tinggi tanaman jagung. Perlakuan terbaik

ditunjukkan oleh perlakuan 2 Urea 20 kg/ha, Kcl 75 kg/ha dan SP36 100 kg/ha,

BO 2% (kelompok 2 dan 5) dengan warna garis grafik merah. Kenaikan tinggi

tanaman pada perlakuan ini dari minggu pertama hingga minggu terakhir adalah

8,25 cm ; 27,54 cm ; 55,63 cm ; 78,93 cm ;119,93 cm ;143,98 cm ;161,3

cm ;176,71 cm. Pada perlakuan ini setiap minggunya dapat dilihat kenaikan

tinggi tanaman yang nyata. Jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol

(kelompok 6) maka akan nampak perbedaan yang signifikan. Perlakuan tanpa

pemupukan ini menunjukkan hasil yang paling rendah dengan warna garis grafik

hijau. Tinggi tanaman tidak begitu mengalami kenaikan yang signifikan pada tiap

minggunya, justru turun pada minggu ke-7 hingga akhir pengamatan. Berikut

adalah rata-rata tinggi tanaman pada perlakuan kontrol 4,05 cm ; 6,4 cm ;14,7 cm

; 21,8 cm ; 39 cm ; 95,5 cm ;57,87 cm ; 61 cm.

Page 22: Laporan produksi tanaman jagung

Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui bahwa pemupukan penting

dilakukan pada budidaya jagung. Tanaman jagung sangat respons terhadap

pemupukan, tanah dengan kesuburan yang tinggi. Selaras dengan pernyataan di

atas dalam hal pengolahan tanah harus diperhatikan juga aspek pemupukan.

Dalam pemupukan ketepatan dosis, cara dan waktu pemupukan yang tepat sangat

penting agar produksi optimum. Pupuk yang diberikan dalam budidaya jagung

adalah pupuk organik (alami) dan pupuk buatan (kimia). Pupuk organik diberikan

yaitu pupuk kandang, sedangkan pupuk buatan yang umum diberikan adalah urea,

KCl, NPK dan SP 36 yang diberikan pada saat penanaman (Hardjodinomo, 1970;

Sahoo and Mahapatra, 2007 ). Pernyataan tersebut telah dibenarkan pada

praktikum ini yaitu dosis Urea 200 kg/ha, Kcl 75 kg/ha dan SP36 100 kg/ha, BO

2% (kelompok 2 dan 5) memberikan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman

jagung.

Dosis perlakuan ke-2 menunjukkan hasil terbaik karena pupuk

mengandung urea hingga 200 kg/ha. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal

berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2 dan pupuk urea adalah pupuk

kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur hara Nitrogen yang

dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk

pertumbuhan dan perkembangan, antara lain: Membuat daun tanaman lebih hijau

segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai

peranan sangat panting dalam proses fotosintesa, mempercepat pertumbuhan

tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain), menambah kandungan

protein tanaman, dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan,

holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.

Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen terlihat pada perlakuan ke-3 yaitu

Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan, pertumbuhan tanaman lambat

dan kerdil, daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pertumbuhan tanaman

lambat dan kerdil.

Selain parameter rerata tinggi tanaman yang diamati tiap minggunya,

terdapat parameter lain yang selalu diamati yaitu rerata jumlah dau. Berikut

Page 23: Laporan produksi tanaman jagung

adalah grafik rerata jumlah daun berdasarkan data golongan :

Grafik 2. Grafik golongan rerata jumlah daun tanaman jagung.

Berdasarkan grafik data tersebut maka dapat diketahui bahwa pemupukan

juga berpengaruh terhadap pertumbuhan daun pada tanaman jagung. Perbedaan

perlakuan akhirnya memperlihatkan data yang berbeda pada setiap garis grafik.

Perlakuan yang terbaik dalam menambah jumlah daun jagung adalah Perlakuan 1

dengan dosis pemupukan Urea 450 kg/ha, Kcl 75 kg/ha dan SP36 100 kg/ha

(kelompok 1 dan 3). Hal ini disebabkan karena kandungan nitrogen pada pupuk

yang lebih tinggi dibanding pupuk perlakuan lain. Fungsi nitrogen antara lain

yaitu meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan merangsang pertunasan dimana

tunas ini akan menghasilkan daun. Unsur Nitrogen yang dominan terkandung

dalam pupuk urea 2CO(NH2) berfungsi dalam meningkatkan pertumbuhan

vegetatif tanaman terut ama untuk memacu pertumbuhan daun. Diasumsikan

semakin banyak jumlah daun dan semakain besar luas daun maka makin tinggi

fotosintat yang dihasilkan, sehingga semakin tinggi pula fotosintat yang

ditranslokasikan. Fotosintat tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman, antara lain pertambahan ukuran panjang atau tinggi

tanaman, pembentukan cabang dan daun baru.

Menurut Krishnamoorthy (1981), Nitrogen erat hubungannya dengan

jumlah dan luas daun tumbuhan untuk menghasilkan asimilat yang selanjutnya

Page 24: Laporan produksi tanaman jagung

sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Hal tersebut terbukti dalam

praktikum ini perlakuan pemupukan urea ternyata memberikan hasil yang

siginifikan dibanding tanpa dilakukannya pemupukan atau kontrol.

Selain parameter yang diamati tiap minggunya maka terdapat parameter

yang harus diketahui pada akhir pengamatan, yaitu parameter diameter batang,

panjang akar dan jumlah akar. Berikut adalah grafik parameter perlakuan tersebut

Grafik 3. Grafik diameter batang tanaman jagung tiap perlakuan.

Page 25: Laporan produksi tanaman jagung

Grafik 4. Grafik rerata panjang akar jagung

Grafik 5. Grafik rerata jumlah akar jagung

Berdasarkan ketiga grafik tersebut dapat diketahui bahwa setiap perlakuan

pemupukan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Jika

dirata-rata pertumbuhan diameter batang, panjang akar, dan jumlah akar maka

perlakuan yang menunjukkan hasil terbaik adalah perlakuan ke-2 atau penggunaan

pupuk dengan dosis Urea 200 kg/ha, Kcl 75 kg/ha dan SP36 100 kg/ha, BO 2%.

Dosis pemakaian pupuk yang menunjukkan hasil terbaik dapat ditetapkan

sebagai regulasi (ketentuan) dosis pupuk pada budidaya jagung. Pupuk Urea

adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur

Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea

berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2,

merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah

menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan

Page 26: Laporan produksi tanaman jagung

tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan

pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen. Sehingga dosis yang

tepat adalah pemberian Urea 200 kg/ha (didukung hasil praktikum).

Sedangkan pupuk KCl yang merupakan salah satu jenis pupuk pupuk

tunggal yang merupakan satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi

pertumbuhan dan produksi tanaman. Peran utama kalium ialah sebagai aktivator

berbagai enzim. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negative dari

pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau

dan dan dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit.

Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses

pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya

mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua

sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun. Oleh karena itu regulasi

atau ketentuan yang dapat digunakan sebagai acuan pemakaian pupuk KCl adalah

75 kg/ha (didukung hasil praktikum).

Selain Urea dan KCl jenis pupuk yang dapat ditambahkan untuk

meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman adalah SP 36. Sifat dari pupuk

ini adalah tidak higroskopis, mudah larut dalam air, sebagai sumber unsur hara

Fosfor bagi tanaman, memacu pertumbuhan akar dan sistim perakaran yang baik,

memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji, mempercepat panen,

memperbesar prosentase terbentuknya bunga menjadi buah/biji dan menambah

daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan. SP 36

merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang.

Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP 36 adalah 46 % yang lebih

rendah dari TSP yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan ammonium

sulfat akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Namun kekurangannya dapat

mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan

produksi tanaman rendah. Olehkarena itu regulasi pemakaian pupuk SP 36 yang

mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman adalah SP36 100 kg/ha (didukung

hasil praktikum).

Page 27: Laporan produksi tanaman jagung

Perlakuan ke-2 dapat menunjukkan hasil terbaik pada pertumbuhan dan

produksi tanaman, hal tersebut dikarenakan selain dosis perlakuan ke-2 adalah

Urea 200 kg/ha, Kcl 75 kg/ha dan SP36 100 kg/ha pada perlakuan ini ditambahkan

Bahan Organik 2%. Bahan organik berfungsi sebagai penyimpan unsur hara yang

secara perlahan dan akan dilepaskan kedalam larutan tanah dan disediakan bagi

tanaman. Oleh karena itu dalam budidaya jagung dapat ditambahkan bahan

organik dalam tahap pemupukan dengan dosis 2% (didukung data hasil

praktikum).

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil praktikum dan pengamatan tersebut, dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanaman jagung dapat tumbuh dan berproduksi dengan maksimal jika

faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan jagung telah terpenuhi.

2. Pemupukan jelas memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman.

3. Dosis pemupukan yang tepat pada budidaya tanaman jagung adalah Urea

200 kg/ha, Kcl 75 kg/ha dan SP36 100 kg/ha dan penambahan Bahan

Organik 2%.

5.2 Saran

Saran yang diberikan untuk perbaikan kedepannya adalah meningkatkan

koordinasi dan komunikasi antar praktikan dan asisten, karena keberhasilan

praktikum ini membutuhkan komunikasi yang lancar antar sesama praktikan dan

dengan para asisten.

Page 28: Laporan produksi tanaman jagung

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta : Kanisius.

Ezeaku P I. 2010. Influence of Soil Type and Fertilizer Rate On The Yield and Yield Stability of Maize In Three Locations of South Eastern Nigeria. Journal of Tropical Agriculture, Food, Environment and Extension. Vol.9(2): 70-75.

Khasanah, Nur. 2008. Pengendalian Hama Penggerek Tongkol Jagung Helicoverpa armigera hubner. (lepidoptera : noctuidae) dengan Beauveria bassiana Strain Lokal Pada Pertanaman Jagung Manis di Kabupaten Donggala. Jurnal Agroland. vol.15(2):106-111.

Liu,K dan Wiatrak,P. 2011. Corn Production and Plant Characteristics Response to N Fertilization Management in Dry-Land Conventional Tillage System. International Journal of Plant Production. Vol.5(4):405-416.

Mbah C.N. 2008. Contributions of Organic Amendments to Exchangeable Potassium Percent and Soil Nitrate Concentration in an Ultisol and Their Effect on Maize (Zea mays l) Grain Yield. Journal of Tropical Agriculture, Food, Environment and Extension. Vol.7(3):206-210.

Okporie E.O. 2008. Characterization of Maize (zea mays l.) Germplasm with Principal Component Analysis. Journal of Tropical Agriculture, Food, Environment and Extension. Vol.7(1):66-71.

Rukmana, Rahmat. 1997. Usaha Tani Jagung. Yogyakarta : Kanisius.

Suprapto. 1985. Bertanam Jagung. Jakarta : Penebar Swadaya.

Tim Penulis PS. 2001. Sweet Corn Baby Corn. Depok : PT Penebar Swadaya.

Page 29: Laporan produksi tanaman jagung

Warisno. 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Yogyakarta: Kanisius.

Wijaya, Andi. Fasti, Resa dan Zulvica, Farida. 2007. Efek xenia pada persilangan jagung surya dengan jagung srikandi putih Terhadap karakter biji jagung. Jurnal Akta Agrosia Edisi Khusus. Vol.1(2):199-203.