20
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN LATIHAN IV PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN Disusun oleh : Nama : Anna Argiyanti NIM : A420120039 Kelompok : 6 Korektor : Ina Noviyana Nilai : LABORATORIUM BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

LATIHAN IV

PENGARUH CAHAYA MATAHARI

TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

Disusun oleh :

Nama : Anna Argiyanti

NIM : A420120039

Kelompok : 6

Korektor : Ina Noviyana

Nilai :

LABORATORIUM BIOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

BAB I

PEDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia adalah cahaya

matahari. Bagi tumbuhan khususnya tumbuhan yang memiliki zat klorofil daun, cahaya

matahari sangat menentukan proses fotosintesis, dimana cahaya matahari merupakan salah

satu faktor abiotik untuk tumbuhan melakukan proses fotosintesis. Fotosintesis itu sendiri

merupakan proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Dimana makanan

yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan. Jadi cahaya merupakan salah faktor terpenting untuk tumbuhan

dalam proses fotosintesis.

Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3, dan

CAM memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan

lama penyinaran oleh cahaya matahari (Onrizal, 2009). Pada setiap tanaman memiliki sifat

yang berbeda dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang

diterima tanaman atau dapat disebut sebagai perbedaan respon tumbuhan terhadap lama

penyinaran. Sehingga tanaman dapat dikelompkan menjadi tanama hari netral, tanaman hari

panjang, dan tanaman hari pendek.

Kekurangan cahaya matahari akan mempengaruhi proses fotosintesis dan

pertumbuhan. Etiolasi itu sendiri adalah pertumbuhan tumbuhan sangat cepat di tempat yang

gelap, namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan

tampak pucat. Hal ini dapat terjadi karena tanama kekurangan cahaya atau karena tanaman

berada di tempat yang gelap. Apabila dilihat dari proses metabolisme tanaman, etiolasi

berkaitan erat dengan kinerja hormon endogen (hormon yang diproduksi sendiri) hormone

yang berperan terjadinya etiolasi yaitu hormon auksin. Dimana hormon auksin sangat peka

terhadap cahaya matahari.

Untuk mengetahui dan membuktikan lebih lanjut tentang pengaruh cahaya matahari

terhadap pertumbuhan tanaman, maka dilakukan praktikum latihan V tentang “Pengaruh

Cahaya Matahari terhadap Pertumbuhan Tanaman.”

Page 3: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

B. PERMASALAHAN

a. Apa pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman ?

b. Apa perbedaan tanaman yang diberi cahaya matahari dengan tanaman yang tidak diberi

cahaya matahari ?

C. TUJUAN

a. Praktikan mampu memahami pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman.

b. Praktikan mampu membedakan tanaman yang diberi cahaya matahari dengan tanaman

yang tidak diberi cahaya matahari.

D. MANFAAT

a. Praktikan dapat memahami pengaruh cahaya maahari terhadap pertumbuhan tanaman.

b. Praktikan mampu membedakan tanaman yang diberi cahaya matahari dengan tanaman

yang tidak diberi cahya matahari.

Page 4: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Suiatna (2010), menyatakan bahwa hormon yang dapat perangsang pertumbuhan

tanaman adalah : 1) Auksin, merupakan senyawa asam idol asetat (IAA/Indol-3-AceticAcid), 2)

Giberelin, merupakan jenis hormone tumbuh yang mula-mula diketemukan di Jepang oleh

Kurosawa pada tahun 1926, 3) Sitokinin, bentuk dasar dari sitokinin adalah adenine (6-amino

purine), 4) Etilen, merupakan hormone tumbuh yang secara umum berlainan dengan auksin,

giberelin, dan sitokinin. Dalam keadaan normal etilen akan berbentuk gas dan struktur kimia

sangat sederhana sekali, 5) Florigen, 6) Kalin, hormone pertumbuhan organ (rhizokalin,

kaulokalin, filokalin, dan antokalin), 7) Asam traumalin atau cambium luka, dapat merangsang

pembelahan sel di daerah luka sebagai mekanisme untuk menutupi luka.

Lakitan (2007), menyatakan bahwa fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti

cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu

penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya

alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan

bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum

mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga

berbeda. Untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis

dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi

cahaya matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ untuk

memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel. Organisasi dan fungsi

suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini

tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti

ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam

sel-selnya.

Pertamawati (2010), menyatakan bahwa laju fotosintesis akan berjalan maksimum bila

terdapat banyak cahaya. Dalam percobaan terlihat bahwa eksplan (bahan tanam) yang

ditumbuhkan dalam intensitas cahaya yang tinggi daunnya berwarna lebih hijau daripada eksplan

yang ditumbuhkan dalam intensias cahaya yang rendah, selain itu daun eksplan yang

Page 5: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

ditumbuhkan dalam intensitas cahaya tinggi lebih berat daripada daun eksplan (bahan tanam)

yang ditumbuhkan dalam intensitas cahaya rendah.

Onrizal (2009), menyatakan bahwa pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis

tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh

intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari.

Jumin (2008), menyatakan bahwa tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi

oleh tanaman. Hanya cahaya tampak saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan

fotosintesisnya. Cahaya itu disebut dengan PAR (Photosynthetic Activity Radiation) dan

mempunyai panjang gelombang 400 mili mikron sampai 750 mili mikron (Jumin, 2008:9).

Tanaman juga memberikan respon yang berbeda terhadap tingkatan pengaruh cahaya yang

dibagi menjadi tiga yaitu, intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran.

Craig (2006), said that any understory plants rely on diffuse light for photosynthesis

because direct light is usually scattered by upper canopy layers before it strikes the forest floor.

There is a considerable gap in the literature concerning the interaction of direct and diffuse light

with leaves. Some understory plants have well-developed lens-shaped epidermal cells, which

have long been thought to increase the absorption of diffuse light. To assess the role of epidermal

cell shape in capturing direct vs. diffuse light, we measured leaf reflectance and transmittance

with an integrating sphere system using leaves with flat (Begonia erythrophylla, Citrus reticulata,

and Ficus benjamina) and lens-shaped epidermal cells (B. bowerae, Colocasia esculenta, and

Impatiens velvetea). In all species examined, more light was absorbed when leaves were

irradiated with direct as opposed to diffuse light. When leaves were irradiated with diffuse light,

more light was transmitted and more was reflected in both leaf types, resulting in absorptance

values 2–3% lower than in leaves irradiated with direct light. These data suggest that lens-shaped

epidermal cells do not aid the capture of diffuse light. Palisade and mesophyll cell anatomy and

leaf thickness appear to have more influence in the capture and absorption of light than does

epidermal cell shape.

Malbeck (2005), said that auxin (indole-3-acetic acid, IAA) and abscisic acid (ABA) are

plant hormones with contrasting biological functions. Whereas IAA stimulates growing

Page 6: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

processes such as cell elongation and division, ABA controls plant senescence and responses to

stress. However, IAA and ABA exhibit many similar chemical properties which can be exploited

for their chromatographic purification. Both IAA and ABA are relatively hydrophobic

compounds containing a carboxylic group. Therefore, when IAA and ABA are extracted and

purified from plant material by common chromatographic techniques they very often end up in

the same fraction.

Page 7: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

BAB III

METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

1) 4 buah Polybag

2) 1 buah Cethok

3) 1 buah Gunting

4) 1 buah Pisau

5) 4 buah Kertas label

6) 1 set Alat tulis

7) 1 paket Tabel data pengamatan

b. Bahan

1) Tanah

2) Kompos

3) Pasir

4) Arang sekam

5) Air

6) Beberapa jenis biji yang mudah berkecambah

B. CARA KERJA

Pada praktikum latihan IV tentang “Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman”

dilaksanakan pada :

Hari dan Tanggal : Sabtu, 23 November 2013

Waktu : 10.20 - Selesai

Tempat : Green House UMS

1. Mengecambahkan biji yang akan diamati.

2. Menyiapkan polybag, kemudian mengisi polybag tersebut dengan media tanam

(campuran antara tanah, kompos, pasir dan arang sekam dengan perbandingan 3 : 1 : 1

:1).

3. Menanam kecambah dalam polybag.

Page 8: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

4. Melakukan penyiraman setiap hari pada waktu pagi selama satu bulan.

5. Melakukan pengamatan pertumbuhan tanaman dengan interval waktu 1 minggu selama

satu bulan.

6. Memasukan hasil pengamatan ke dalam tabel.

C. PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATA

Pada praktikum latihan IV tentang “Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap

Pertumbuhan Tanaman” pengumpulan data dilakukan dengan metode eksperimen dan

metode observasi.

1. Metode eksperimen adalah cara memperoleh data dengan cara uji coba atau

melakukan percobaan langsung terhadap tanaman yang diujikan dengan begitu

akan adanya keakuratan penelitian. Kali ini dengan melakukan penanaman

langsung tanaman kacang tolo yang diberikan perlakukan yang berbeda-beda

pada setiap tanamannya.

2. Metode observasi adalah cara memperoleh data dengan cara melakukan

pengamatan langsung terhadap objek percobaan. Kali ini dengan melakukan

pengamatan setiap seminggu sekali terhadap objek percobaan berupa kacang tolo

yang diberi perlakukan berbeda-beda pada setiap tanamannya.

Page 9: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Tabel

Waktu

Pengamatan

(T)

Perlakuan

Indikator

Tinggi

Tanaman

Jumlah

Daun Warna Daun Batang

T0

Penyungkup 6 cm 9 cm 2 Hijau Tua Kokoh

Penyungkup 4 cm 14 cm 2 Hijau Tua Kokoh

Penyungkup 2 cm 14 cm 2 Hijau Tua Kokoh

Tertutup

sempurna

12 cm 2 Hijau Tua Kokoh

Kontrol 10 cm 2 Hijau Tua Kokoh

T1

Penyungkup 6 cm 12 cm 2 Menguning Kokoh

Sedang

Penyungkup 4 cm 15 cm 2 Coklat

Mengering

Lemah

Penyungkup 2 cm 14 cm 2 Coklat

Mengering

Lemah

Tertutup

sempurna

14 cm 2 Menguning Lemah

Kontrol 11,5 cm 2 Hijau Tua Kokoh

T2

Penyungkup 6 cm Mati Mati Mati Mati

Penyungkup 4 cm Mati Mati Mati Mati

Penyungkup 2 cm Mati Mati Mati Mati

Tertutup

sempurna

Mati Mati Mati Mati

Kontrol 15,3 cm 8 Hijau Muda Kokoh

Page 10: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

2. Hasil Diskusi

a. Pengaruh tekanan cahaya terhadap tanaman

Tekanan cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, dimana saat

tekanan tinggi hormon auksin akan terhambat sehingga akan menghambat

pertumbuhan tanaman. Sebaliknya apabila tekanan cahaya rendah hormon auksin

akan aktif membelah, sehingga pertumbuhan tanaman akan sangat cepat, namun

batang yang dimiliki tanaman tidak kokoh, warna daun pucat, meskipun tinggi

tanaman tinggi dibandingkan tanaman yang mendapatkan tekanan tinggi atau

tekanan optimal, bisa dikatakan tanaman tersebut mengalami gejala etiolasi.

b. Dua macam respon morfologi yang terjadi pada tanaman dalam praktikum yang

dilakukan.

Dengan Penyungkup Tanpa Penyungkup

(Kontrol)

Batang Tinggi

Warna Pucat

Lemah

Lebih Pendek

Warna hijau segar

Kokoh

Daun Warna pucat

Jumlah daun sedikit

Warna hijau segar

Jumlah daun banyak

c. Pengaruh temperatur yang tinggi terhadap pertumbuhan tanaman.

Saat temperatur tinggi tanaman akan mengalami kekeringan pada

tanaman, sehingga air yang berada disekeliling tanaman akan mengalami evaporasi

yang menyebabkan lingkungan kehilangan air dimana air adalah salah satu faktor

abiotik dalam proses fotosintesis. Sehingga apabila lingkungan sekitar tanaman

kehilangan air (kekeringan) maka tanaman akan mengalami kematian karena tidak

bisa melakukan proses fotosintesis.

Sedangkan saat temperatur rendah akan mengalami pertumbuhan tanaman

menjadi lambat bahkan terhenti, karena kegiatan enzimatis dikendalikan oleh suhu.

Suhu tanah yang rendah akan berakibat absorpsi air dan unsur hara terganggu,

karena transpirasi meningkat. Di samping itu, suhu tanah yang rendah akan

berpengaruh langsung terhadap populasi mikroba tanah. Laju pertumbuhan

populasi mikroba menurun dengan menurunnya suhu sampai di bawah 0oC.

Page 11: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

Sehingga banyak proses penguraian bahan organik dan mineral esensial dalam

tanah yang terhalang. Aktivitas nitrobakteria menurun dengan menurunnya suhu,

sehingga proses nitrifikasi berkurang. Suhu rendah pada kebanyakan tanaman

mengakibatkan rusaknya batang, daun muda, tunas, bunga dan buah. Tanaman pun

akan mengalami pembusukan dan akhirnya mengalami kematian.

Page 12: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

B. PEMBAHASAN

Pada praktikum IV Ekologi Tumbuhan tentang “Pengaruh Cahaya Matahari

Terhadap Pertumbuhan Tanaman” yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya

matahari terhadap pertumbuhan tanaman yang sudah diberikan perlakukan yang berbeda

pada setiap tanaman. Pada dasarnya apabila tanaman kekurangan atau kelebihan cahaya

matahari akan berdampak negatif pada masing-masing tanaman, diantaranya kematian pada

tanaman itu sendiri.

Pada praktikum kali ini menggunakan objek percobaan berupa tanaman kacang tolo

yang ditanam pada setiap polybag yang sudah diberikan media tanam. Dan setiap kacang

tolo yang ditanam pada setiap polybag diberikan perlakuan yang berbeda-beda, yaitu dengan

menutupnya dengan sebuah penyungkup. Dimana penyungkup masing-masing diberikan

lubang yang berbeda-beda, berupa : 6 cm, 4 cm, 2 cm, dan tanpa lubang. Tanaman I ditutup

oleh penyungkup dengan lubang 6 cm, tanaman II ditutup oleh penyungkup dengan lubang 4

cm, tanaman III ditutup oleh penyungkup dengan lubang 2 cm, tanaman III ditutup dengan

penyungkup tanpa lubang dan tanaman V sebagai kontrol.

Setelah melakukan pengamatan pada minggu pertama tanaman yang ditutup

menggunakan penyungkup didapatkan hasil pertumbuhan tinggi tanaman cepat, namun

warna daun menguning dan batang tidak kokok (lemah) ini merupakan gejala etiolasi.

Dibandingkan dengan tanaman kontrol yang memiliki batang kuat dan warna daun hijau

cerah. Dimana etiolasi adalah pertumbuhan tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap

namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak

pucat. Dimana dikarenakan ketiadaan cahaya matahari. Kloroplas yang tidak terkena

matahari disebut etioplas. Kadar etioplas yang terlalu banyak menyebabkan tumbuhan

menguning. Ada pula faktor yang mempengaruhi etiolasi yakni :

1. Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan

Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang,

reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan

adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih

Page 13: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat

atau berhenti

2. Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara

Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan

tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat

mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada

pembentukan sel yang lebih cepat.

3. Faktor Cahaya Matahari

Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan

fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya

matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan

(etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.

4. Faktor Hormon

Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses

perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan

sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk

menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi

matang.

Pada tanaman memiliki hormon diantaranya hormon auksin yang berfungsi dalam

pemanjangan dan pembesaran sel pada tumbuhan. Hormon auksin sangat peka terhadap

cahaya. Jika hormon auksin terkena cahaya matahari, maka hormon auksin akan

terdegradasi (terurai) dan tidak aktif sehingga pemanjangan sel terhambat. Auksin adalah zat

hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar, dan pembentukan bunga yang

berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah

belakang meristem ujung

Sedangkan hormon auksin pada tempat gelap tidak terurai dan akan terus melakukan

fungsinya dalam pembelahan sel. Peristiwa ini disebut dengan etiolasi. Etiolasi adalah

pertumbuhan tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap namun kondisi tumbuhan lemah,

batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat.

Page 14: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

Setelah melakukan pengamatan pada minggu kedua, tanaman yang ditutup

menggunakan penyungkup mengalami kematian sedangkan tanaman kontrol tetap tumbuh.

Hal ini dikarekan tanaman yang ditutup dengan menyungkup tidak dapat melakukan proses

fotosintesis, dimana mereka hanya sedikit mendapatkan cahaya matahari bahkan tidak

mendapatkan cahaya matahari. Dimana cahaya matahari merupakan salah satu faktor

komponen abiotik yang mempengaruhi proses fotosintesis pada tumbuhan hijau. Tanaman

yang ditutup dengan menyungkup terus mengalami pertumbuhan sedangkan dia tidak bisa

melakukan proses fotosintesis untuk mendapatkan makanannya. Sehingga tanaman yang

ditutup dengan penyungkup pada minggu kedua mengalami kematian. Adapun peran cahaya

matahari terhadap tanaman berupa :

1. Fotoperiodisme adalah respon dari suatu organisme terhadap lamanya penyinaran sinar

matahari.

2. Fotoenergetic adalah pertumbuhan yang dipengaruhi oleh banyaknya energi yang diserap

dari sinar matahari oleh bagian tanaman.

3. Fotocybernetic adalah tingginnya itensitas cahaya yang menyebabkan fotosintesis. Cahaya

merah merupakan cahaya yang paling optimal yang bisa

4. Fotodestruktif merupakan tingginya intensitas cahaya yang mengakibatkan fotosintesis

semakin tidak bertambah lagi dikarenakan tanaman mengalami batas titik jenuh cahaya

sehingga bukan menjadi sumber energy tetapi sebagai perusak.

5. Fotomorfogenesis merupakan pengendalian morfogenesis oleh cahaya.

6. Fototropisme merupakan pergerakan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh

rangsangan cahaya.

7. Fotorespirasi adalah sejenis respirasi pada tumbuhan yang dibangkitkan oleh penerimaan

cahaya yang diterima oleh daun.

Page 15: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

BAB V

KESIMPULAN

1. Etiolasi adalah pertumbuhan tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap namun kondisi

tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat.

2. Terdapat faktor yang mempengaruhi etiolasi, yaitu : faktor suhu, faktor kelembaban, faktor

cahaya matahari, dan faktor hormon.

3. Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar, dan

pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu

pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.

4. Hormon auksin sangat peka terhadap cahaya. Jika hormon auksin terkena cahaya matahari,

maka hormon auksin akan terdegradasi (terurai) dan tidak aktif sehingga pemanjangan sel

terhambat, sedangkan hormon auksin pada tempat gelap tidak terurai dan akan terus

melakukan fungsinya dalam pembelahan sel.

5. Perbedaan antara tanaman kacang tolo yang ditutup dengan penyungkup dengan kacang tolo

sebagai kontrol dapat terlihat dari warna daun, tinggi tanaman, dan batang. Pada kacang tolo

yang ditutup menggunakan penyungkup memiliki batang yang tidak kokoh, warna daun

pucat, namun memiliki tinggi tanaman lebih tinggi dari tanaman kontrol. Sementara pada

tanaman kontrol memiliki batang yang kokoh, warna daun hijau cerah.

6. Pada praktikum pengaruh cahaya matahari terhadap tanaman, tanaman kacang tolo yang

ditutup dengan penyungkup mengalami etiolasi pada minggu pertama dan mengalami

keamatian pada minggu kedua.

Page 16: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

DAFTAR PUSTAKA

Craig, Brodersen. 2006. “Do Epidermal Lens Cells Facilitate The Absorptance of Diffuse Light.”

University of Vermont, Department of Plant Biology, 120 Marsh Life Science,

Burlington, Vermont 05405 USA.

J. Malbeck, 2005. “Purification and Determination of Plant Hormones Auxin and Abscisic Acid

Using Solid Phase Extraction and Two-Dimensional High Performance Liquid

Chromatography.” Institute of Experimental otany, Academy of ciences of the C ech

epublic, o ojo a 135, 16502 Praha 6, Czech Republic.

Jumin, H.B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Onrizal. 2009. Bahan Ajar Silvika, Pertumbuhan Pohon Kaitannya dengan Tanah, Air, dan Iklim.

Sumatra Utara : Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara.

Pertamawati. 2010. Pengaruh fotosintesis terhadap Pertumbuhan tanaman kentang

(solanum tuberosum l.) Dalam lingkungan Fotoautotrof secara invitro. Jurnal Sains dan

Teknologi Indonesia Vol. 12.

Suiatna, R. Utju. 2010. Bertani Padi Organik Pola Tanam Sri. Bandung : Pustaka Darul Ilmi

Bandung.

Page 17: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

LAMPIRAN LATIHAN IV

PENGARUH CAHAYA TERHADAP

PERTUMBUHAN CAHAYA MATAHARI

Kelompok VI

1. Nurul Kqomariah A420120023

2. Dewi Dianing Tyas A420120024

3. Erviyan Tri Ambarwati A420120032

4. Ina Royani A420120038

5. Anna Argiyanti A420120039

a. Alat dan Bahan

Penyungup Tanaman Kacang Tolo

Media Tanam

Page 18: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

b. Hasil Perlakuan

Hari Penanaman Tanaman ditutup dengan penyungkup

Minggu Ke-1

Tanaman E Tanaman A Tanaman D

Page 19: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

Tanaman C Tanaman B

Minggu Ke-2

Tanaman E Tanaman A Tanaman B

Page 20: Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan "Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman"

Tanaman C Tanaman D