26
KONSEP LUKA DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LUKA Dosen Pembimbing : Yuni Sapto Edhy Rahayu, M.Kep Disusun Oleh : Kelompok 1 : 1. Kharisma Ladynda 2. Erni Yunia Nugroho 3. Widian Listanti 4. Aisah Fitriani 5. Esty Apriani 6. Ariyanti 7. Aprilianto 8. Ade Panji Nugroho 9. Muharom 10. Ginta Septiana 11. Duaji Iftinan 12. Marfenda Dila S1-KEPERAWATAN

Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

KONSEP LUKA

DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LUKA

Dosen Pembimbing : Yuni Sapto Edhy Rahayu, M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 1 :

1. Kharisma Ladynda

2. Erni Yunia Nugroho

3. Widian Listanti

4. Aisah Fitriani

5. Esty Apriani

6. Ariyanti

7. Aprilianto

8. Ade Panji Nugroho

9. Muharom

10.Ginta Septiana

11.Duaji Iftinan

12.Marfenda Dila

S1-KEPERAWATAN

STIKES AL – IRSYAD AL – ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN AJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Page 2: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala atas segala

anugerah dan kenikmatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Kardiovascular dengan

membahas Anatomi dan Fisiologi jantung. Penulisan makalah ini merupakan salah

satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan

Keperawatan Kardiovaskuler Program Study S1 Keperawatan Stikes Al-irsyad Al-

islamiyyah Cilacap.

Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit

hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari pula bahwa kelancaran dalam

penyusunan tugas ini tidak lain berkat rahmat dari Allah Subhanahu wata’ala.

Kemudian bantuan, dorongan dan bimbingan rekan–rekan juga memudahkan kami

sehingga kendala–kendala yang dihadapi dapat teratasi dengan baik. Untuk itu, kami

ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dan semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah

ini.

Selanjutnya, kami merasa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang tersaji mengingat

keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari

semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.

Kami berharap semoga Allah Subhanahu wata’ala memberikan imbalan

yang setimpal pada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan

bimbingan kepada kami. Amiin ya Rabbal ‘alamiin.

Cilacap, 17 November 2015

Page 3: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perawatan luka merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai oleh perawat.

Prinsip utama dalam menejemen perawatan luka adalah pengendalian infeksi karena

infeksi menghambat proses penyembuhan luka sehingga menyebabkan angka

morbiditas dan mortalitas bertambah besar disamping masa perawatan yang lebih lama,

sehingga biaya perawatan di rumah sakit menjadi lebih tinggi (Morison, 2003).

Proses fisiologis penyembuhan luka dapat dibagi ke dalam 4 fase utama yaitu

inflamasi yang ditandai dengan adanya mengeluaran mediator nyeri akibat kerusakan

integritas kulit sehingga mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah, hal ini

mengakibatkan aliran darah di sekitar luka tinggi dan muncul tanda kemerahan, hangat,

edema serta nyeri. Fase berikutnya adalah destruksi, proliferasi sel dan maturasi

(Morison, 2003).

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari luka?

2. Apa saja jenis – jenis luka?

3. Bagaimana proses penyembuhan luka?

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka?

5. Masalah apa saja yang sering terjadi pada luka?

6. Apa tanda – tanda infeksi pada luka?

7. Bagaimana proses asuhan keperawatan pada luka?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari luka.

2. Untuk mengetahui jenis – jenis luka.

3. Untuk mengetahui proses penyembuhan luka.

4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka.

5. Untuk mengetahui masalah yang sering terjadi pada luka.

6. Untuk mengetahui tanda – tanda infeksi pada luka.

7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada luka

Page 4: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP LUKA

1. Pengertian Luka

Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997).

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh

trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik

atau gigitan hewan (R.Sjamsu Hidayat, 1997).

Luka adalah terganggunya (disruption) integritas normal dari kulit dan jaringan

dibawahnya yang terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih

atau terkontaminasi, superfisial atau dalam (Koiner & Taylan).

Luka adalah terganggunya integritas normal dari kulit dan jaringan di

bawahnya. Trauma dapat terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, luka dapat terbuka

atau tertutup, bersih atau terkontaminasi, superficial atau dalam. (kozier, 1992 hal.

43 Taylan, 1990).

Jadi luka merupakan sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh karena

suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.

2. Klasifikasi Luka

a. Berdasarkan sifatnya:

1) Luka Akut

Adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu yang diharapkan

atau dengan kata lain sesuai dengan konsep penyembuhan luka akut dengan

dikatagorikan sebagai:

a) Luka akut pembedahan, contoh insisi, eksisi dan skin graft

b) Luka bukan pembedahan, contoh luka bakar

c) Luka akut factor lain, contoh abrasi, laserasi, atau imnjuri pada lapisan

kulit superficial.

Page 5: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

2) Luka kronis

Adalah luka yang proses penyembuhannya mengalami keterlambatan

atau bahkan kegagalan. Contoh luka dekubitus, luka diabetes dan leg ulcer.

Luka kronis berdasarkan kehilangan jaringan :

a) Superficial : luka hanya terbatas pada lapisan epodermis

b) Parsial (partial thickness) luka meliputi epidermi dan dermis

c) Penuh(full thickness) luka meliputi epidermis, dermis dan jaringan sub

kutan bahan dengan juga melibatkn otot, tendon, dan tulang

b. Berdasarakan stadium :

1) Stage 1

Lapisan epidermis utuh, namun terdengan eritema atau perubahan warna.

2) Stage 2

Kehilangan kulit superficial dengan kerusakan lapisan epidermis dan dermis,

eritema di jaringan yang nyeri panas, dan edema.

3) Stage 3

Kehilangan jaringan sampai dengan jaringan sub kutan, dengan terbentuknya

rongga (cavity), eksudat sedang sampai banyak.

4) Stage 4

Hilangnya jaringan sub kutan dengan terbentuknya rongga yang melibatkan

otot, tendon, dan atau tulang. Eksudat sedang sampai banyak.

c. Berdasarkan mekanisme terjadinya :

1) Luka insisi (incised wounds)

Terjadi karena teriris oleh instrument yang tajam.

Misalnya yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih

(aseptic), biasanya tertutup oleh sutura atau setelah seluruh pembuluh darah

yang luka di ikat (ligasi).

2) Luka memar (contusion Wound)

Terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan

dikarakteristikan oleh cedar pada jaringan lunak,

perdarahan dan bengkak.

Page 6: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

3) Luka lecet (Abraded Wound)

Terjadi akibat kulit bergesekan dengan

benda lain yang biasanya dengan benda yang

tidak tajam.

4) Luka tusuk (punctured wound)

Terjadi akibat adanya benda seperti peluru

atau pisau  yang masuk kedalam kulit dengan

diameter yang kecil.

5) Luka gores (lacerated wound)

Terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh

kaca atau kawat

6) Luka tembus (penetrating wound)

Luka yang menembus organ tubuh biasanya

pada bagian awal luka masuk diameternya kecil

tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan

melebar.

7) Luka Bakar (Combutsio)

Luka yang disebabkan oleh trauma panas,

listrik, kimiawi, radiasi atau  suhu dingin yang

ekstrim.

d. Berdasarkan penampilan:

1) Nekrotik, (hitam), Eschar yang mengeras dan nekrotik, mungkin kering atau

lembab.

Page 7: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

2) Sloughy (kuning), jaringan mati yang fibrous

3) Terinfeksi (kehijauan), terdengan tanda-tanda klinis adanya infeksi seperti

nyeri, panas, bengkak, kemerahan dan peningkatan eksudat.

4) Granulasi (merah), jaringan granulasi yang sehat

5) Epitalisasi (pink), terjadi epitelisasi.

3. Proses Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian   jaringan yang mati

atau rusak dengan jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi.

Melihat bahwa pada luka terjadi kerusakan pada jaringan maka tubuh akan

bereaksi sama seperti yang terjadi pada peradangan. Pembuluh-pembuluh darah di

daerah yang terluka akan melebar dan mengangkut sel-sel yang mati dan rusak. Di

daerah luka akan terbentuk jaringan dari serat-serat protein (fibrin). Jaringan ini nanti

akan membentuk suatu lapisan yang keras yang melindungi luka tersebut.

Pada saat yang bersamaaan akan tumbuh pada tepi-tepi luka suatu jaringan

granulasi. Jika luka itu bersih dan karena adanya jaringan-jaringan mati (nekrosis)

yang lebih sedikit pada luka tersebut, maka pertumbuhan dari jaringan granulasi itu

yang terdiri dari pembuluh-pembuluh darah dan jaringan-jaringan ikat- akan berjalan

lebih baik. Jika pada seluruh permukaan luka sudah terbentuk jaringan granulasi

maka keropeng luka akan terlepas.

Kemudian akan terbentuk bekas luka tertutup oleh lapisan kulit yang tipis (bekas

luka yang tertutup lapisan kulit itu adalah lapisan granulasi). Tanda-tanda bekas ini

akan memudar dan berkerut.

Disamping faktor-faktor yang disebut tadi, ada masalah lain, yaitu tentang

terinfeksinya luka oleh mikroorganisme yang ada pada luka tersebut, yang nanti akan

sangat menentukan penyembuhan lukanya. Luka steril seperti luka operasi akan lebih

cepat sembuh daripada luka meradang.

Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor berikut akan berpengaruh

pada proses penyembuhan luka :

a. Pengaliran darah lokal. Ini harus seoptimal mungkin dalam proses

penyembuhan yang baik ;

b. Ada atau tidak adanya edema. Adanya edema dapat menghalangi penyembuhan

luka karena dengan demikian pengaliran darah akan terganggu ;

Page 8: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

c. Zat-zat pembakar dan pembangun. Zat-zat ini harus ada dalam kadar yang

cukup dalam makanan yang dikonsumsi ;

d. Kebersihan luka. Luka yang bersih akan lebih cepat sembuh daripada luka ynag

banyak nekrosisnya ;

e. Besarnya luka. Luka ynag besar akan lebih lama sembuhnya daripada luka yang

kecil, dimana tepi luka itu lebih berdekatan ;

f. Kering atau tidaknya luka. Luka yang kering akan lebih cepat sembuh daripada

luka yang basah, karena luka kering akan lebih cepat tumbuh lapisan granulasi

dibawah keropeng luka.

Penyembuhan luka meliputi 2 kategori yaitu:

a. Pemulihan jaringan → Regenerasi jaringan pulih seperti semula baik

struktur maupun fungsinya.

b. Repair → Pemulihan atau penggantian oleh jaringan Ikat (Mawardi Hasan,

2002).

Fase penyembuhan luka terdiri dari

a. Fase koagulasi dan inflamasi (0-3 hari)

Koagulasi merupakan respon yang pertama terjadi sesaat setelah luka

terjadi dan melibatkan platelet. Pengeluaran platelet menyebabkan

vasokontriksi. Proses ini bertujuan untuk hemostasis sehingga mencegah

perdarahan lebih lanjut.

Fase inflamasi selanjutnya terjadi beberapa menit setelah luka terjadi

berlanjut sekitar 3 hari. Fase inflamasi memungkinkan pergerakan

leukosit(utamanya Neutrifil). Neotrofil selanjutnya memfagosit dan

membunuh bakteri dan masuk ke matriks fibrin dalam persiapan

pembentukkan jaringan baru .

b. Fase proliferasi/rekonstruksi (2-24 hari)

Apabila tidak ada infeksi/kontaminasi pada fase inflamasi, maka proses

penyembuhan selanjutnya memasuki tahapan proliferasi/rekonstruksi.

Tujuan utama fase ini adalah :

1) Proses granulasi (untuk mengisi ruang yang kosong pada luka)

2) Angiogenesis (pertumbuhan kapiler baru)

Secara klinis akan tampak kemerahan pada luka. Angiogenesis

terjadi bersamaan dengan fibrioplasia. Tanpa proses angiogenesis sel-sel

Page 9: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

penyembuhan tidak dengan bermigrasi, replikasi, melawan infeksi dan

pembentukkan atau deposit komponen matriks baru.

3) Proses konstriksi (untuk menarik kedua tepi luka agar saling

berdekatan).

Menurut Hunt (2003) konstraksi adalah peristiwa fisiologi yang

menyebabkan terjadinya penutupan pada luka terbuka

c. Fase Remodilling atau Maturasi (24 hari – 3 tahun)

Fase ini merupakan fase terakhir dan terpanjang pada proses

penyembuhan luka. Aktifitas sintesis dan degradasi kolagen berada

dalam keseimbangan. Akhir dari penyembuhan didengankan parut luka

yang matang yang mempunyai kekuatan 80% disbanding kulit normal.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka

a. Timbulnya pendarahan. Sebagai akibat dari suatu kerusakan, dapat timbul

ditempat-tempat berlemak yang kurang aliran darah. Pembuluh darah itu dapat

rusak pada tempat yang berlemak tadi, akibat dari tegangan pada luka atau oleh

gerakan yang dipaksakan. Pendarahan itu dapat terjadi diluar maupaun di dalam

tubuh.

b. Adanya infeksi pada luka. Luka menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan

mikroorganisme. Oleh karena itu cara perawatan luka harus tertuju pada usaha

untuk menghindari terjadinya pencemaran luka atau sedapat mungkin

membatasinya. Meskipun demikian higiene luka merupakan satu-satunya faktor

pada perawatan luka yang menyebabkan timbulnya infeksi karena kondisi umum

pasien dan tempat terjadinya luka juga sangat menentukan dalam hal ini.

c. Vaskularisasi yaitu proses menjadi penuh dengan pembuluh darah,

pembentukan pembuluh darah secara abnormal atau berlebihan

d. Mempengaruhi luka karena luka  membutuhkan peredaran darah yang baik untuk

pertumbuhan atau perbaikan sel.

e. Usia. Kecepatan perbaikan sel berlangsung dengan pertumbuhan atau

kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya proses penuaan dapat

menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dengan memperlambat proses

penyembuhan luka.

f. Anemia. Memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel

membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu orang yang mengalami

Page 10: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

kekurangan kadar Hb dalam darah akan mengalami proses penyembuhan yang

lebih lama.

g. Penyakit. Adanya penyakit seperti diabetes melitus & ginjal dpt memperlambat

proses penyembuhan luka.

a. Nutrisi. Merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel, terutama

karena terdengan kandungan zat gizi didalamnya

b. Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stress, mempengaruhi proses

penyembuhan luka. Orang yang terlalu gemuk, banyak mengkonsumsi obat –

obatan, merokok atau stres akan mengalami proses penyembuhan yang lebih

lama.

5. Masalah atau Komplikasi yang Terjadi pada Luka

a. Infeksi, terjadi bila terdapat tanda - tanda seperti kulit kemerahan, demam atau

panas, rasa nyeri dan timbul bengkak, jaringan di sekitar luka mengeras, serta

adanya kenaikan leukosit.

b. Dehiscene, merupakan pecahnya luka sebagian atau seluruhnya yang dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kegemukan, kekurangan nutrisi,

terjadinya trauma, dsb. Sering ditandai dengan kenaikan suhu tubuh (demam),

dan rasa nyeri pada daerah luka.

c. Eviceration, yaitu menonjolnya organ tubuh bagian dalam kearah luar melalui

luka. Hal ini dapat terjadi jika luka tidak segera menyatu dengan baik akibat

proses penyembuhan yang lambat.

d. Perdarahan, ditandai dengan adanya perdarahan disertai perubahan tanda

vital seperti kenaikan denyut nadi, kenaikan pernapasan, penurunan tekanan

darah, melemahnya kondisi tubuh, kehausan, serta keadaan kulit yang dingin

dan lembab.

6. Tanda – Tanda Infeksi pada Luka

a. Dolor

Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami

infeksi. Ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat

tertentu sehingga menimbulkan nyeri. Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi

gangguan atau sesuatu yang tidak normal (patologis) jadi jangan abaikan rasa

nyeri karena mungkin saja itu sesuatu yang berbahaya.

b. Kalor

Page 11: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa

panas. Ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke

area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibodi dalam

memerangi antigen atau penyebab infeksi.

c. Tumor

Tumor dalam konteks gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang

umum dibicarakan  tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan

mengalami pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan

peningkatan aliran darah.

d. Rubor

Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi

karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna

kemerahan.

e. Fungsio Laesa

Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami

infeksi. Contohnya jika luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan

berfungsi dengan baik seperti sulit berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan.

B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA LUKA

1. Pengkajian Luka

a. Anamnesa

1) Tanggal dan waktu pengkajian → Mengetahui perkembangan penyakit.

2) Biodata → Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat.

3) Keluhan utama

4) Riwayat kesehatan → Kesehatan sekarang (PQRST), riwayat penyakit

dahulu, status kesehatan keluarga dan status perkembangan.

5) Aktivitas sehari-hari

6) Riwayat psikososial

b. Pemeriksaan Kulit

Menurut Bursaids (1998), teknik pemeriksaan kulit dapat dilakukan melalui

metode inspeksi dan palpasi.

1) Melihat penampilan luka (tanda penyembuhan luka) seperti :

a) Adanya perdarahan

b) Proses inflamasi (kemerahan dan pembengkakan).

Page 12: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

c) Proses granulasi jaringan (yaitu menurunnya reaksi inflamasi pada saat

pembekuan berkurang).

d) Adanya parut atau bekas luka (scar) akibat fibroblas dalam jaringan

granulasi mengeluarkan kolagen yang membentuknya serta

berkurangnya ukuran parut yang merupakan indikasi terbentuknya

koloid.

2) Melihat adanya benda asing atau bahan – bahan pengontaminasi pada luka

misalkan : tanah, pecahan kaca atau benda asing lain.

3) Melihat ukuran, kedalaman dan lokasi luka.

4) Adanya drainase, pembengkakan, bau yang kurang sedap dan nyeri pada

daerah luka.

2. Diagnosa Keperawatan

Dalam diagnosis keperawatan beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya perawatan pada daerah

luka.

b. Nyeri akibat terputusnya kontinuitas jaringan.

Contoh diagnosa Keperawatan NANDA

a. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan : Insisi bedah, cedera

akibat zat kimia, efek tekanan, sekresi dan ekskresi.

b. Risiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan : Imobilisasi fisik,

paparan sekresi.

c. Risiko infeksi yang berhubungan dengan : Malnutrisi, kehilangan jaringan dan

peningkatan paparan lingkungan.

d. Nyeri yang berhubungan dengan : Insisi bedah.

e. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan : Nyeri luka operasi.

f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan :

Ketidakmampuan menelan makanan.

g. Ketidakefektifan pola pernapasan yang berhubungan dengan : Nyeri insisi

abdomen.

h. Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan : Gangguan aliran arteri,

gangguan aliran vena.

Page 13: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

i. Gangguan harga diri yang berhubungan dengan : Persepsi terhadap jaringan

parut, persepsi terhadap dariain operasi, reaksi terhadap pengangkatan bagian

tubuh melalui pembedahan.

3. Intervensi Keperawatan

Tujuan :

a. Meningkatkan hemostasis luka.

b. Mencegah infeksi.

c. Mencegah cedera jaringan yang lebih lanjut.

d. Meningkatkan penyembuhan luka.

e. Mempertahankan integritas kulit.

f. Mendengankan kembali fungsi normal.

g. Memperoleh rasa nyaman (mengurangi nyeri).

4. Rencana Tindakan

a. Mencegah terjadinya infeksi dengan cara menjaga atau mempertahankan agar

luka tetap dalam keadaan bersih.

b. Mengurangi nyeri dan mempercepat proses penyembuhan luka dengan cara

melakukan perawatan luka secara aseptic.

5. Evaluasi

a. Evaluasi terhadap masalah luka secara umum dapat dinilai dari sempurnanya

proses penyembuhan luka, tidak ditemukan adanya tanda radang, tidak ada

perdarahan, luka dalam keadaan bersih dan tidak ada keloid atau skiatrik.

b. Mengevaluasi penyembuhan luka secara terus menerus yang dilakukan selama

mengganti balutan, saat terapi diberikan dan saat klien berusaha melakukan

sendiri perawatan lukanya.

c. Mengevaluasi setiap intervensi yang dilakukan untuk mempercepat

penyembuhan luka dan membandingkan kondisi luka dengan data pengkajian.

d. Mencari tahu kebutuhan klien dan keluarga tentang peralatan bantuan tambahan.

Page 14: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

Contoh proses diagnostik keperawatan untuk penyembuhan luka.

AKTVITAS

PENGKAJIAN

BATASAN KARAKTERISTIK DIAGNOSA

KEPERAWATAN

Infeksi

permukaan kulit

Terdengan luka, dariainase dari

luka berwarna kuning dan berbau

busuk, tepi luka tidak saling

berdekatan, jahitan tetap berada di

tempatnya.

Kerusakan

integritas kulit yang

berhubungan

dengan luka yang

terkontaminasi.

Infeksi adanya

tanda-tanda

penyembuhan

luka

Tedengan dariainase berwarna

coklat kemerahan pada hari ke-5

setelah operasi, tepi luka tidak

saling berdekatan

Risiko infeksi yang

berhubungan

dengan luka

traumatik yang

terkontaminasi

Ukur suhu, nadi

dan jumlah sel

putih klien

Klien febris, Nadi 125x/m, jumlah

leukosit (sel darah putih)

12.000/mm3 

Contoh rencana asuhan keperawatan untuk kerusakan integritas kulit

Dx. Kep : Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan luka yang

terkontaminasi.

TUJUAN

HASIL YANG

DIHARAPKA

N

INTERVENSI RASIONAL

Integritas kulit

pada area luka

operasi

meningkat

Luka besih dan

utuh tanpa

inflamasi,

dariainase at

Jaga agar luka tetap

bersih dan kering

Ganti balutan sesuai

program termasuk

Penyembuhan luka

bergantung pada

keadaan yang bersih

dan lembab untuk

Page 15: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

pada 20 april maserase pada

18 april

Tepi luka saling

berdekatan

debridemen dan

pemberian obat –

obatan.

Intruksikan klien atau

orang yang penting

bagi klien untuk

mengkaji dan merawat

luka.

Minta klien

mendemonstrasikanny

a kembali

proses epitelialisasi

dan deposisi jaringan

Granulasi (Atwater,

1989;

Cooper,1992

).Pengkajian luka dan

kulit di sekitarnya

secara teratur dana

akurat merupakan hal

yang penting dalam

rencana asuhan

keperawatan untuk

manejemen luka

( Cooper, 1992 ).

Contoh Evaluasi untuk intervensi kerusakan integritas kulit

TUJUAN TINDAKAN EVALUATIFHASIL YANG

DIHARAPKAN

Integritas kulit

pada area luka

operasi

semakin baik

Inspeksi permukaan kulit didekat

luka & disekitar tempat dariain

Observasi kondisi luka & karakter

dariainase

Luka bersih & utuh tanpa

inflamasi, dariainase atau

maserasi

Tepi luka saling mendekat

Page 16: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997).

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma

benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan

hewan (R.Sjamsu Hidayat, 1997).

Fase penyembuhan luka terdiri dari Fase koagulasi dan inflamasi (0-3 hari) Fase

proliferasi/rekonstruksi (2-24 hari) dan Fase Remodilling atau Maturasi (24 hari – 3

tahun)

Page 17: Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka

DAFTAR PUSTAKA

Steven, P., Bordui, F., dkk. 1997. Ilmu Keperwatan Jilid 2. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran, EGC.

Murwani, Arita, 2009. Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan. Yogyakarta: Fitra

Maya.

Price & Wilson. 2001. Patofisiologi.Jakarta:EGC

http://s1-keperawatan.umm.ac.id/files/file/konsep%20luka.pdf