Upload
smkn-36-jakarta-utara
View
288
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
belajar mengetahui kepuasan kerja
Citation preview
KEPUASAN KERJA
MULYONO
Page 2
PENGERTIAN KEPUASAN KERJA
Suatu efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek kerjaan.
Page 3
FUNGSI KEPUASAN KERJA
Sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara
jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya
mereka terima.
Kepuasan kerja (job satisfaction) sangat ditentukan oleh apakah pekerjaan dan kondisi
yang dihadapi dilingkungan kerja dapat memenuhi kebutuhan pekerja, sehingga merasa
puas dalam bekerja.
Page 4
KEPUASAN KERJA DENGAN PERILAKU KERJA
Rasa suka dan tidak suka;
Kecelakaan kerja (cerobah – hati-hati)
Kegembiraan – kesedihan;
Rajin/tepat waktu – malas/terlambat;
Hadir dan tidak hadir kerja;
Turnover dan sebagainya.
Page 5
TEORI KEBUTUHAN MASLOW
Kebutuhan manusia berjenjang dan manusia cenderung
memenuhi kebutuhan paling dasar sebelum meningkat
pada pemenuhan yang lebih tinggi.
Page 6
DEFINISI KEPUASAN KERJA
Kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaan
secara keseluruhan dan memuaskan kebutuhannya.
Kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan itu
sendiri, situasi kerja, kerja sama antar pemimpin dan sesama keryawan.
Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap
khusus terhadap faktor- faktor pekerjaan, penyesuian diri dan hubungan sosial individu
diluar kerja.
Page 7
SEGI-SEGI KEPUASAN KERJA
a. Segi sosial ekonomi (gaji dan jaminan sosial).
b. Segi sosial psikologi:
- Kesempatan untuk maju
- Kesempatan mendapatkan penghargaan
- Berhubungan dengan masalah pengawasan
- Berhubungan dengan pergaulan antara karyawan dengan karyawan dan
antara karyawan
dengan atasannya.
Page 8
KEBUTUHAN KEPUASAN INDIVIDU
Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan individu sudah
terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan
ketidaksukaan dikaitkan dengan pegawai;
Merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai yang erat
kaitannya dengan imbalan yang mereka yakini akan mereka
terima setelah melakukan sebuah pengorbanan.
Page 9
DUA DIMENSI KEPUASAN
Kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota
masyarakat.
Kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai.
Page 10
LIMA ASPEK YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA (1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self),
Pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa
keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan
meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
Page 11
2. ATASAN (SUPERVISION)
Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya.
Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur
ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
Page 12
3. TEMAN SEKERJA (WORKERS)
Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan
antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain,
baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
Page 13
4. PROMOSI (PROMOTION)
Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada
tidaknya kesempatan untuk memperoleh
peningkatan karir selama bekerja.
Page 14
TIGA KATEGORI UTAMA KEPUASAN KERJA
1. Faktor Organisasi yaitu sistem imbalan (reward) meliputi; promosi, kebijakan
organisasi,dan kualitas pengawasan yang dirasakan oleh karyawan.
2. Faktor Pekerjaan dan Work Setting yaitu meliputi beban kerja secara
keseluruhan, variasi tugas, tingkat pencahayaan, jumlah sekat di sekeliling
karyawan, dan lingkungan sosial.
3. Faktor Karakteristik Personal yaitu meliputi self esteem, kepribadian, dan
usia.
Page 15
TEORI-TEORI KEPUASAN KERJA (TEORI PERTENTANGAN/DISCREPANCY THEORY)
Teori pertentangan dari locke menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap
beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan dua nilai:
1. Pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seseorang individu dengan
apa yang diterima
2. Pentingnya apa yang diinginkan bagi individu.
Page 16
TEORI PERTENTANGAN
Seorang individu akan merasa puas atau tidak puas
merupakan sesuatu yang pribadi,
Tergantung bagaimana ia mempersiapkan adanya
kesesuaian atau pertentangan antara keinginan dan
hasil keluarnya.
Page 17
Model dari Kepuasan Bidang/ Bagian (Facet Satisfication)
Model Lawler dari kepuasan bidang berkaitan erat dengan teori keadilan dari Adams,
Menurut model Lawler orang akan puas dengan bidang tertentu dari pekerjaan mereka
jika jumlah dari bidang mereka persepsikan harus mereka terima untuk melaksanakan
kerja mereka sama dengan jumlah yang mereka persepsikan dari yang secara aktual
mereka terima.
Jumlah dari bidang yang dipersepsikan orang sebagai sesuai tergantung dari
bagaimana orang mempersepsikan masukan pekerjaan, ciri-ciri pekerjaan, dan
bagaimana mereka mempersepsikan masukan dan keluaran dari orang lain yang
dijadikan pembanding.
Page 18
TEORI PROSES-BERTENTANGAN (OPPONET-PROSES THEORY)
Teori proses bertentangan dari Landy memandang kepuasan kerja dari perspektif
yang berbeda secara mendasar daripada pendekatan yang lain.
Teori ini menekankan bahwa orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan
emosional (emotional equilibrium), berdasarkan
Asumsi bahwa kepuasan kerja yang bervariasi secara mendasar dari waktu ke
waktu akibatnya ialah bahwa pengukuran kepuasan kerja perlu dilakukan secara
periodik dengan interval waktu yang sesuai.
Page 19
ASPEK-ASPEK LAIN YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA (1. Kerja yang secara mental menantang)
Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk
menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan
umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan.
Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang
menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan
perasaan gagal.
Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan
kepuasan.
Page 20
2. GANJARAN YANG PANTAS
Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka
persepsikan sebagai adil, dan segaris dengan pengharapan mereka.
Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan
individu, standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan.
Dan tidak semua orang mengejar uang.
Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi
yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai
keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja.
Page 21
Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang
dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan.
Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang
lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan.
Individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang
adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan
mereka.
Page 22
3. KONDISI KERJA YANG MENDUKUNG
Guru/TU peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk
memudahkan mengerjakan tugas.
Studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak
berbahaya atau merepotkan.
Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak
esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
Page 23
4. REKAN KERJA YANG MENDUKUNG
Guru/TU mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari
dalam kerja.
Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial.
Bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat menciptakan
kepuasan kerja yang meningkat.
Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
Page 24
5. KESESUAIAN KEPRIBADIAN DENGAN PEKERJAAN
Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun)
dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka
mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan
mereka.
Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan
tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk
mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka
Page 25
LIMA KARAKTERISTIK PENTING YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
a. Pekerjaan, sampai sejauhmana tugas kerja dianggap menarik dan memberi memberikan
kesempatan untuk belajar dan menerima tanggung jawab.
b. Upah atau gaji, yaitu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari upah atau
gaji.
c. Penyelia atau pengawasan kerja yaitu kemampuan penyelia untuk membantu dan
mendukung
pekerjaan.
d. Kesempatan promosi yaitu keadaan kesempatan untuk maju.
e. Rekan kerja yaitu sejauhmana rekan kerja bersahabat dan berkompeten.
Page 26
DEFINISI KEPUASAN KERJA
1. Kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaan secara
keseluruhan
memuaskan kebutuhannya. (Robert Hoppecl New Hope Pensyvania).
2. Kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan itu
sendiri,situasi kerja,
kerja sama, antar pemimpin dan sesama keryawan (Tiffin).
3. Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus
terhadap
faktor- faktor pekerjaan, penyesuian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja (Blum) .
Page 27
KEPUASAN KERJA PADA DASARNYA ADALAH “SECURITY FEELING”(RASA AMAN)
a. Segi sosial ekonomi (gaji dan jaminan sosial).
b. Segi sosial psikologi :
- Kesempatan untuk maju
- Kesempatan mendapatkan penghargaan
- Berhubungan dengan masalah pengawasan
- Berhubungan dengan pergaulan antara karyawan dengan karyawan dan antara
karyawan dengan atasannya.
Page 28
TIGA KATEGORI UTAMA KEPUASAN KERJA
1. Faktor Organisasi yaitu sistem imbalan (reward) meliputi; promosi, kebijakan
organisasi,
dan kualitas pengawasan yang dirasakan oleh karyawan.
2. Faktor Pekerjaan dan Work Setting yaitu meliputi beban kerja secara keseluruhan,
variasi
tugas, tingkat pencahayaan, jumlah sekat di sekeliling karyawan, dan lingkungan
sosial.
3. Faktor Karakteristik Personal yaitu meliputi self esteem, kepribadian, dan usia.
Page 29
TEORI-TEORI KEPUASAN KERJA(TEORI PERTENTANGAN/DISCREPANCY THEORY)
Teori pertentangan dari locke menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap
beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan dua nilai :
1. Pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seorang individu dengan
apa yang diterima.
2. Pentingnya apa yang diinginkan bagi individu.
Page 30
TEORI PROSES-BERTENTANGAN (OPPONENT-PROSES THEORY)
Teori proses bertentangan dari Landy memandang kepuasan kerja dari perspektif yang
berbeda secara mendasar daripada pendekatan yang lain.
Teori ini menekankan bahwa orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan
emosional (emotional equilibrium), berdasarkan asumsi bahwa kepuasan kerja yang
bervariasi secara mendasar dari waktu ke waktu akibatnya ialah bahwa pengukuran
kepuasan kerja perlu dilakukan secara periodik dengan interval waktu yang sesuai.
Page 31
ASPEK-ASPEK LAIN YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA(1. KERJA YANG SECARA MENTAL MENANTANG)
Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk
menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas,
kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan.
Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu
kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang
menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang,
kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.
Page 32
2. Ganjaran yang pantas,
Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka
persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka.
Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan
individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan
kepuasan. tidak semua orang mengejar uang.
Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi
yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai
keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja.
Page 33
Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang
dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan.
Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih
banyak, dan status sosial yang ditingkatkan.
Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi
dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami
kepuasan dari pekerjaan mereka.
Page 34
LIMA KARAKTERISTIK PENTING YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
a. Pekerjaan, sampai sejauhmana tugas kerja dianggap menarik dan memberikan kesempatan untuk belajar dan menerima tanggung jawab
b. Upah atau gaji, yaitu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari upah atau gaji.
c. Penyelia atau pengawasan kerja yaitu kemampuan penyelia untuk membantu dan mendukung pekerjaan.
d. Kesempatan promosi yaitu keadaan kesempatan untuk maju. e. Rekan kerja yaitu sejauhmana rekan kerja bersahabat dan
berkompeten.
Page 35
3 MACAM TEORI KEPUASAN KERJA (1. TEORI PERBANDINGAN INTRAPERSONAL/DISCREPANCY THEORY)
Kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan oleh individu merupakan hasil dari
perbandingan atau kesenjangan yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap berbagai
macam hal yang sudah diperolehnya dari pekerjaan dan yang menjadi harapannya.
Kepuasan akan dirasakan oleh individu tersebut bila perbedaan atau kesenjangan
antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan kecil,
sebaliknya ketidakpuasan akan dirasakan oleh individu bila perbedaan atau kesenjangan
antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan besar.
Page 36
TEORI KEADILAN (EQUITY THEORY)
Seseorang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah
ia merasakan adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi.
Perasaan equity atau inequity atas suatu situasi diperoleh
seseorang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang
lain yang sekelas, sekantor, maupun ditempat lain.
Page 37
TEORI DUA FAKTOR (TWO FACTOR THEORY)
Prinsip dari teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang
berbeda.
Menurut teori ini, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yang
satu dinamakan Dissatisfier atau hygiene factors dan yang lain dinamakan satisfier atau
motivators.
Satisfier atau motivators adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber
kepuasan kerja yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang, tanggungjawab dan promosi.
Dikatakan tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak
puas, tetapi kalau ada, akan membentuk motivasi kuat yang menghasilkan prestasi kerja
yangbaik.Oleh sebab itu faktor ini disebut sebagai pemuas.
Page 38
HYGIENE FACTORS
Faktor yang terbukti menjadi sumber kepuasan, terdiri dari gaji,
insentif, pengawasan, hubungan pribadi, kondisi kerja dan status.
Keberadaan kondisi ini tidak selalu menimbulkan kepuasan bagi
karyawan, tetapi ketidakberadaannnya dapat menyebabkan
ketidak puasan bagi karyawan.
Page 39
Theory of Work Adjustment
Didasarkan pada hubungan antara individu dengan lingkungan kerjanya.
Hubungan tersebut dimulai ketika individu memperlihatkan kemampuan atau keahlian yang
memungkinkan untuk memberikan tanggapan terhadap kebutuhan kerja dari suatu lingkungan
kerja.
Lingkungan kerja menyediakan pendorong atau penghargaan tertentu seperti gaji, status,
hubungan pribadi, dan lain-lain dalam hubungannya dengan kebutuhan individu.
Jika individu memenuhi persyaratan kerja, maka karyawan akan dianggap sebagai pekerja yang
memuaskan dan diperkenankan untuk tetap bekerja di dalam badan usaha.
Page 40
Jika kebutuhan kerja memenuhi kebutuhan individu atau memenuhi kebutuhan kerja, pekerja
dianggap sebagai pekerja yang puas.
Individu berharap untuk dievaluasi oleh penyelia sebagai pekerja yang memuaskan ketika
kemampuan dan keahlian individu memenuhi persyaratan kerja.
Apabila pendorong dari pekerjaan memenuhi kebutuhan kerja dari individu, mereka diharapkan
untuk jadi pekerja yang puas.
Seorang karyawan yang puas dan memuaskan diharapkan untuk melaksanakan pekerjaannya.
Kemampuan dan persyaratan kerja tidak seimbang, maka pengunduran diri, tingkat
pergantian, pemecatan dan penurunan jabatan dapat terjadi.
Page 41
Model Theory of Work Adjustment mengukur 20 dimensi yang
menjelaskan 20 kebutuhan elemen atau kondisi penguat spesifik yang penting dalam menciptakan kepuasan kerja.
Page 42
MODEL THEORY OF WORK ADJUSTMENT MENGUKUR 20 DIMENSI KEPUASAN KERJA
a. Ability Utilization adalah pemanfaatan kecakapan yang dimiliki oleh
karyawan.
b. Achievement adalah prestasi yang dicapai selama bekerja.
c. Activity adalah segala macam bentuk aktivitas yang dilakukan dalam
bekerja.
d. Advancement adalah kemajuan atau perkembangan yang dicapai selama
bekerja.
Page 43
e. Authority adalah wewenang yang dimiliki dalam melakukan pekerjaan.
f.Company Policies and Practices adalah kebijakan yang dilakukan adil bagi
karyawan.
g. Compensation adalah segala macam bentuk kompensasi yang diberikan
kepada para karyawan.
h. Co-workers adalah rekan sekerja yang terlibat langsung dalam
pekerjaan.
Page 44
i. Creativity adalah kreatifitas yang dapat dilakukan dalam melakukan pekerjaan.
j. Independence adalah kemandirian yang dimiliki karyawan dalam bekerja.
k. Moral values adalah nilai-nilai moral yang dimiliki karyawan dalam melakukan
pekerjaannya
seperti rasa bersalah atau terpaksa.
l. Recognition adalah pengakuan atas pekerjaan yang dilakukan.
m. Responsibility, tanggung jawab yang diemban dan dimiliki.
n. Security, rasa aman yang dirasakan karyawan terhadap lingkungan kerjanya.
Page 45
o. Social Service adalah perasaan sosial karyawan terhadap lingkungan kerjanya.
p. Social Status adalah derajat sosial dan harga diri yang dirasakan akibat dari pekerjaan.
q. Supervision-Human Relations adalah dukungan yang diberikan oleh badan usaha
terhadap pekerjanya.
r. Supervision-Technical adalah bimbingan dan bantuan teknis yang diberikan atasan kepada karyawan.
s. Variety adalah variasi yang dapat dilakukan karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
t. Working Conditions, keadaan tempat kerja dimana karyawan melakukan pekerjaannya.
Page 46
HIPOTESIS POKOK DARI THEORY OF WORK ADJUSTMENT
Kepuasan kerja merupakan fungsi dari hubungan
antara sistem pendorong dari lingkungan kerja
dengan kebutuhan individu.
Page 47
DAMPAK KEPUASAN KERJA DAN KETIDAKPUASAN KERJA (PRODUKTIFITAS ATAU KINERJA (UNJUK KERJA))
Produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika
tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan ganjaran ekstrinsik yang
diterima kedua-duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang
unggul.
Tenaga kerja tidak mempersepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang berasosiasi
dengan unjuk kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan
kenaikan dalam kepuasan kerja.
Page 48
KETIDAKHADIRAN DAN TURN OVER
Ketidakhadiran dan berhenti bekerja merupakan jenis jawaban yang secara kualitatif
berbeda.
Ketidakhadiran lebih bersifat spontan sifatnya dengan demikian kurang mungkin
mencerminkan ketidakpuasan kerja.
Berhenti bekerja atau keluar dari pekerjaan, lebih besar kemungkinannya berhubungan
dengan ketidakpuasaan kerja.
Ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau karyawan dapat diungkapkan ke dalam
berbagai macam cara. Misalnya, selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat
mengeluh, membangkang, mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian dari
tanggung jawab pekerjaan mereka.
Page 49
PENDEKATAN UMUM TENTANG KEPUASAN KERJA
1. Mengadakan pengkajian mendalam apa saja factor eksternal karyawan yang mempengaruhi
kepuasan kerja, motivasi kerja, dan kinerja.
2. Melakukan kajian kekuatan dan kelemahan perusahaan dilihat dari penerapan sistem manajemen
sumberdaya manusia kaitannya dengan strategi bisnis termasuk dalam hal analisis pekerjaan
dan beban
kerja karyawan.
3. Melakukan perbaikan fungsi MSDM mulai dari fungsi rekrutmen dan seleksi karyawan, program
orientasi, manajemen pelatihan dan pengembangan, penempatan karyawan, manajemen
kompensasi, dan
manajemen karir.
Page 50
4. Mengefektifkan keterkaitan strategi bisnis secara sinergis dengan strategi-strategi
lainnya seperti strategi SDM, strategi finansial, strategi produksi, strategi pemasaran,
dan strategi informasi sebagai suatu kesatuan yang utuh.
5. Melakukan reposisi gaya kepemimpinan yang dinilai tepat diterapkan di perusahaan.
Page 51
EMPAT CARA MENGUNGKAPKAN KETIDAKPUASAN KARYAWAN
1. Keluar (Exit): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan
pekerjaan.Termasuk mencari pekerjaan lain.
2. Menyuarakan (Voice): Ketidakpuasan kerja yang diungkap melalui usaha aktif dan
konstruktif untuk memperbaiki kondisi termasuk memberikan saran perbaikan,
mendiskusikan masalah dengan atasannya.
3. Mengabaikan (Neglect): Kepuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan
keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen atau datang terlambat,
upaya berkurang, kesalahan yang dibuat makin banyak.
Page 52
4. Kesetiaan (Loyalty): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara
pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik, termasuk membela perusahaan terhadap
kritik dari luar dan percaya bahwa organisasi dan manajemen akan melakukan hal yang
tepat untuk memperbaiki kondisi.
5. Kesehatan Meskipun jelas bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kesehatan,
hubungan kausalnya masih tidak jelas.
6. Diduga bahwa kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik mental dan kepuasan
sendiri merupakan tanda dari kesehatan.
Page 53
LIMA ASPEK YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA (PEKERJAAN ITU SENDIRI /WORK IT SELF)
Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya
masing-masing.
Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya
dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi
kepuasan kerja.
Atasan (Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan
bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan
sekaligus atasannya.
Page 54
Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan
antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun
yang berbeda jenis pekerjaannya.
Promosi(Promotion),Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya
kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
Gaji/Upah(Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap
layak atau tidak.
Page 55
Aspek-aspek lain yang terdapat dalam kepuasan kerja (1. Kerja yang secara mental menantang)
Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka
kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan
menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka
mengerjakan.
Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu
kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang
menciptakan frustasi dan perasaan gagal.
Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai
kesenangan dan kepuasan.
Page 56
GANJARAN YANG PANTAS
Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka
persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka.
Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan
individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan
kepuasan. tidak semua orang mengejar uang.
Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi
yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai
keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja.
Page 57
Tetapi kunci yang menakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang
dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan.
Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih
banyak, dan status sosial yang ditingkatkan.
Karena itu individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara
yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan
mereka.
Page 58
KONDISI KERJA YANG MENDUKUNG
Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk
memudahkan mengerjakan tugas.
Studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak
berbahaya atau merepotkan.
Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak
esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
Page 59
REKAN KERJA YANG MENDUKUNG
Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud
dari dalam kerja.
Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial.
Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat
menciptakan kepuasan kerja yang meningkat.
Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
Page 60
KESUAIAN KEPRIBADIAN DENGAN PEKERJAAN
Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun)
dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka
mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan
mereka.
Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan
tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk
mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.
Page 61
Kerja merupakan aktivitas memungkinkan terwujudnya kehidupan sosial dan
persahabatan.
Seseorang pekerja merasakan pekerjaannya.
Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang
didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya.
Perasaan menyenangkan merupakan hasil dari persepsi individu dalam rangka
menyelesaikan tugas atau memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh nilai-nilai kerja
yang penting bagi dirinya.
Page 62
CARA SESEORANG PEKERJA MERASAKAN PEKERJAANNYA
Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan
atas aspek-aspek pekerjaannya.
Sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaan.
Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan penilaian atau cerminan dari perasaan
pekerja terhadap pekerjaannya.
Page 63
SIKAP YANG DIMILIKI PEKERJA TENTANG PEKERJAAN MEREKA
Job satisfaction is the way an employee feels about his or her job. Ini berarti kepuasan
kerja sebagai “perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
Kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang dilakukan individual terhadap
pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja sebagai pemikiran, perasaan, dan kecenderungan tindakan seseorang,
yang merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaan.
Page 64
Perasaan senang atau tidak senang yang relatif berbeda dari pemikiran yang objektif,
dan keinginan perilaku. Biasanya mengacu pada sikap seorang pegawai.
Sikap umum individu terhadap pekerjaannya, makna kepuasan kerja tersebut dapat
diperluas menjadi suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan
hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya.
Page 65
KEPUASAN KERJA BERSIFAT INDIVIDUAL
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai nilai
yang berlaku dalam dirinya, implikasinya makin tinggi penilaian
terhadap kegiatan dirasakan sesuai keinginan individu, makin tinggi
kepuasan terhadap kegiatan tersebut.
Kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas
perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas
dalam aktivitas bekerja.
Page 66
PENILAIAN KEPUASAN KERJA
Penilaian pekerjaan individu merupakan pencapaian kepuasan pekerjaan individu akan
memberikan kepuasan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar individu.
Penilaian dari pekerjaan mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan
memuaskan kebutuhannya.
Sikap atau reaksi yang meliputi kognitif, afektif dan evaluatif, yang merupakan emosi positif
hasil dari penghargaan pekerjaan atau pengalaman pekerjaan yang menyenangkan.
Kepuasan kerja tampaknya memang mengurangi tingkat kemangkiran, pergantian pegawai,
dan barangkali juga tingkat kecelakaan yang terjadi.
Page 67
TEORI KETIDAKSESUAIAN (DISCREPANCY THEORY)
Teori ini mengukur kepuasan kerja dengan menghitung selisih
antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang
dirasakan.
Kepuasan kerja seseorang bergantung pada selisih antara
sesuatu yang didapatkan dengan apa yang dicapai.
Page 68
TEORI KEADILAN (Equity Theory)
Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas tergantung
pada ada atau tidaknya keadilan (equity) dalam situasi khususnya situasi kerja.
Menurut teori ini komponen utama dalam teori keadilan adalah input, outcome, dan
comparison.
Input diartikan sebagai segala sesuatu yang sangat berharga untuk dirasakan pegawai
sebagai sumbangan terhadap pekerjaan, contohnya pendidikan, pengalaman,
keterampilan, jumlah jam kerja, dan alat-alat kerja.
Page 69
Outcome diartikan sebagai segala sesuatu yang berharga untuk dirasakan pegawai dari
hasil pekerjaannya, contohnya gaji, bagian keuntungan, status, pengakuan, dan
kesempatan berprestasi.
Comparison diartikan sebagai perbandingan dengan pegawai lain mau pun pegawai
yang bersangkutan pada waktu lalu
Page 70
TEORI DUA FAKTOR (TWO FACTORS THEORY)
Teori kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja itu merupakan hal yang berbeda.
Teori merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi dua kelompok yaitu satifies atau motivator dan
dissatisfies.
Satifies ( motivator ) ialah faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai sumber kepuasan
kerja yang terjadi dari: pekerjaan yang menarik penuh tantangan, kesempatan untuk berprestasi,
kesempatan penghargaan dan promosi.
Page 71
Adanya faktor-faktor tersebut akan menimbulkan kepuasan, tetapi tidak adanya faktor
inipun tidak selalu mengakibatkan ketidakpuasan.
Dissatisfies adalah faktor-faktor yang menjadi ketidakpuasan yang terdiri dari: gaji atau
upah, pengawasan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja dan status.
Faktor-faktor ini diperlukan untuk memenuhi dorongan biologis serta kebutuhan dasar
karyawan.
Namun jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi, karyawan tidak akan puas. Namun
besarnya faktor ini memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, karyawan tidak akan
kecewa tetapi dia belum terpuaskan.
Page 72
DEFINISI/PENGERTIAN DARI KEPUASAN KERJA
1. Newstrom : mengemukakan bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with
employes view their work”.
Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami (pegawai) dalam
bekerja.
2. Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her
job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya,
dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong
dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang
berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan
karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi.
Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi
kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
3. Handoko : Keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang
pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini
dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di
lingkungan kerjanya.
4. Stephen Robins : Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan indivi-
du sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan
Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-
imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan. Apabila
dilihat dari pendapat Robin tersebut terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan yang dirasakan
individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain adalah kepuasan yang
merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai makan nasi goreng.
Page 73
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu Pekerjaan itu sendiri (Work It self), Setiap pekerjaan memerlukan suatu
keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
Atasan (Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
Promosi (Promotion), Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
Gaji/Upah(Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
Page 74
ASPEK-ASPEK LAIN YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA
Kerja yang secara mental menantang, kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk meng-gunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.
Ganjaran yang pantas, Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.
Kondisi kerja yang mendukung, Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
Rekan kerja yang mendukung, Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenagkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.
Page 75
Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas suatu organisasi secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung. Beberapa ahli memberikan definisi mengenai kepuasan kerja. Devis dan Newstrom (1985:109) mengemukakan: “Job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with which employees view their work.” (Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang pekerja terhadap pekerjaannya). Definisi lain tentang kepuasan kerja dikemukakan oleh Wexley dan Yukl (1977:98), yang mengatakan: “Is the way an employee feel about his or her job, it is a generalized attitude toward the job based on evaluation of different aspect ofthejob. A person’s attitude toward his job reflect plesant and unpleasant experiences in the job and his expectation about future experiences.” (Kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja secara umum merupakan sikap terhadap pekerjaan yang didasarkan pada evaluasi terhadap aspek-aspek yang berbeda bagi pekerja.
Page 76
Sikap seseorang terhadap pekerjaannya tersebut
mengambarkan pengalaman-pengalaman menyenangkan atau
tidak menyenangkan dalam pekerjaan dan harapan-harapan
mengenai pengalaman mendatang). Sementara itu, Osborn
(1982:40) mendefinisikan kepuasankerja sebagai berikut:
“Kepuasan kerja adalah derajat positif atau negatif perasaan
seseorang
mengenai segi tugas-tugas pekerjaannya, tantanan kerja serta
hubungan
antar sesama pekerja”.
Page 77
Berdasarkan survei yang dilakukan Herzberg (1959), ia berkesimpulan bahwa pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh para peneliti untuk memecahkan masalah kepuasan kerja tidaklah lengkap. Sebagian dari penelitian tersebut hanya mencoba mencari-cari faktor-faktor yang mempengaruhi sikap kerja, yaitu “faktor-faktor apa saja yang menyebabkan sikap karyawan menjadi suka atau tidak menyukai pekerjaannya?” Sedangkan peneliti-peneliti yang lain hanya mencoba melihat pengaruh sikap terhadap kinerja, yaitu “apakah karyawan yang puas lebih produktif dari karyawan yang tidak puas?” Menurut Herzberg, diperlukan suatu pendekatan yang telah dilakukan tersebut. Untuk membuktikan pendapatnya itu, Herzberg dan sejawatnya pada tahun 1959 melakukan penelitian terhadap 200 orang insinyur dan akuntan Pittsburg. Kepada mereka diminta untuk mengambarkan secara detail bilamana
mereka merasa puas dan tidak puas denganpekerjaannya. Dari analisa yang dilakukan terhadap data yang terkumpul, Herzberg dan sejawatnya menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda dengan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja.
Page 78
Motivator factor berhubungan dengan aspek-aspek yang
terkandung dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan
dengan job content atau disebut juga sebagai aspek intrinsik
dalam pekerjaan.
Page 79
Faktor-faktor yang termasuk disini adalah: Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas) Recognition (penghargaan) Work it self (pekerjaan itu sendiri) Responsibility (tanggung jawab) Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri) Advancement(kesempatan untuk maju) Herzberg (1966) berpendapat bahwa,
hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan rasa puas bagi karyawan, akan tetapi pula tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan.
Hygiene factor ini adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan; berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. faktor-faktor yang termasuk disini adalah:
Working condition (kondisi kerja) Interpersonal relation (hubungan antar pribadi) Company policy and administration (kebijaksanaan perusahaan dan
pelaksanaannya) Supervisi on technical (teknik pengawasan)
Page 80
Job security (perasaan aman dalam bekerja) Menurut Herzberg (1959), perbaikan terhadap faktor-faktor ini akan
mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan kerja karena ini bukan sumber kepuasan kerja. Prinsip dasar dari dinamika faktor ini adalah sebagai berikut:
Hygiene factor dapat mencegah atau membatasi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak dapat memperbaiki kepuasan kerja. Perbaikan dalam motivator factor dapat mencegah kepuasan kerja, tetapi
tidak dapat mencapai ketidakpuasan kerja. Menurut Wexley and Yukl (1977), kepuasan kerja ditentukan atau
dipengaruhi oleh sekelompok faktor. Faktor-faktor itu dapat dikelompokan ke dalam tiga bagian, yaitu yang termasuk dalam karakteristik individu, variabel situasional, karakteristik pekerjaan.
Karakter individu, yang meliputi: kebutuhan-kebutuhan individu, nilai-nilai yang dianut individu (values), dan ciri-ciri kepribadian (personality traits). Variabel-variabel yang bersifat situasional, yang meliputi: perbandingan
terhadap situasi sosial yang ada, kelompok acuan, pengaruh dari pengalaman kerja sebelumnya.
Karakteristik pekerjaan, yang meliputi: imbalan yang diterima, pengawasan yang dilakukan oleh atasan, pekerjaan itu sendiri, hubungan antara rekan sekerja, keamanan kerja, kesempatan untuk memperoleh perubahan status.
Page 81
Berkaitan dengan kepuasan kerja, Terri G. Winardi (1986), mengemukakan bahwa seseorang bekerja dengan penuh semangat bila kepuasanya yang diperoleh dari pekerjaannya tinggi dan pekerjaan tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan pegawai. Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Secara etiomologis, kata“disiplin”berasaldarikata Latin “diciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat (Moukijat 1984). Pengertian disiplin dikemukakan juga oleh Nitisemito (1988), yang mengartikan disiplin sebagai suatu sikap, perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan, baik tertulis maupun tidak tertulis. Dari beberapa pengertian di atas, disiplin terutama ditinjau dari perspektif organisasi, dapat dirumuskan sebagai ketaatan setiap anggota organisasi terhadap semua aturan yang berlaku di dalam organisasi tersebut, yang terwujud melalui sikap, perilaku dan perbuatan yang baik sehingga tercipta keteraturan, keharmonisan, tidak ada perselisihan, serta keadaan-keadaan baik lainnya. Menurut Nitisemito (1988) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya perilaku disiplin kerja, yaitu: tujuan pekerjaan dan kemampuan pekerjaan, teladan pimipin, kesejahteraan, keadilan, pengawasan melekat (waskat), sanksi hukum, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan. Perilaku disiplin karyawan merupakan sesuatu yang tidak muncul dengan sendirinya, tetapi perlu dibentuk. Oleh karena itu, pembentukan perilaku disiplin kerja, menurut Commings (1984) dapat dilakukan melalui dua cara,yaitu:
Page 82
1) PREVENTIVE DICIPLINE
Preventive dicipline merupakan tindakan yang diambil untuk
mendorong
para pekerja mengikuti atau mematuhi norma-norma dan
aturan-aturan
sehingga pelanggaran tidak terjadi.
Tujuannya adalah untuk mempertinggi kesadaran pekerja
tentang kebijaksanan dan peraturan pengalaman
kerjanya.
Page 83
2) CORRECTIVE DISCIPLINE
Merupakan suatu tindakan yang mengikuti pelanggaran dari aturan-aturan, hal tersebut
mencoba untuk mengecilkan pelanggaran lebih lanjut sehingga diharapkan untuk prilaku
dimasa mendatang dapat mematuhi norma-norma peraturan.
Pada dasarnya, tujuannya semua disiplin adalah agar seseorang dapat bertingkah laku
sesuai dengan apa yang disetujui oleh perusahaan.
Agar seseorang dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik.
Page 84
Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual.
Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda, seperti yang
didefinisikan oleh Kreitner & Kinicki (2005), bahwa kepuasan kerja sebagai efektivitas
atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan.
Definisi ini mengandung pengertian bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep
tunggal, sebaliknya seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya
dan tidak puas dengan salah satu atau beberapa aspek lainnya.
Page 85
Blum (As’ad, 2000) mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum yang
merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, karakteristik
individual,serta hubungan kelompok di luar pekerjaan itu sendiri.
Handoko (2001) mengatakan bahwa kepuasankerja sebagai respon emosional menunjukkan
perasaan yang menyenangkan berkaitan dengan pandangan karyawan terhadap pekerjaannya.
Tiffin mengemukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan
terhadap pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dan sesama pimpinan
dan sesamakaryawan.
Page 86
Locke dan Luthans berpendapat bahwa kepuasan kerja adalah perasaan pekerja atau
karyawan yang berhubungan dengan pekerjaannya, yaitu merasa senang atau tidak
senang, sebagai hasil penilaian individu yang bersangkutan terhadap pekerjaannya.
Herzberg di dalam teorinya Two Factors Theory mengatakan bahwa kepuasan kerja dan
ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang berbeda serta kepuasan dan
ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu tidak merupakan suatu variabel yang kontinyu.
Berdasarkan penelitian yang ia lakukan, Herzberg membagi situasi yang mempengaruhi
sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu kelompok
satisfiers dan kelompok dissatisfiers.
Page 87
Kelompok satisfiers atau motivator adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya
sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari achievement, recognition, work it self,
responsibility and advancement.
Herzberg mengatakan bahwa hadirnya faktor ini dapat menimbulkan kepuasan, tetapi
tidak hadirnyafaktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan.
Page 88
Sedangkan kelompok dissatisfiers ialah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber
ketidakpuasan yang terdiri dari company policy and administration, supervision
technical, salary, interpersonal relations, working conditions, job security dan status.
Perbaikan terhadap kondisi atau situasi ini akan mengurangi atau
menghilangkanketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan karena ia bukan
sumber kepuasan kerja.
Page 89
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
Faktor Psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
karyawan yangmeliputi minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap
kerja, bakat dan keterampilan.
Faktor Sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi
sosial baik sesama karyawan dengan atasan maupun karyawan yang
berbeda jenis pekerjaannya.
Page 90
Faktor Fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja
dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu
istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara,
kondisi kesehatankaryawan, umur dan sebagainya.
Faktor Finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta
kesejahteraankaryawan yang meliputi sistim dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-
macam tunjangan,fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.
Page 91
Kepuasan kerja mempunyai peranan penting terhadap prestasi kerja
karyawan, ketika seorang karyawan merasakan kepuasan dalam bekerja
maka karyawan tersebut akan berupaya semaksimal mungkin dengan
segenap kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugasnya, akhirnya
akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan.
Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
produktivitas organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Page 92
Ketidakpuasan merupakan titik awal dari masalah-masalah yang muncul dalam organisasi seperti kemangkiran, konflik manager-pekerja dan perputaran karyawan.
Dari sisi pekerja, ketidakpuasan dapat menyebabkan menurunnya motivasi, menurunnya moril kerja, dan menurunnya tampilan kerja baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Page 93
Kepuasan dapat dirumuskan sebagai respon umum pekerja berupa perilaku yang
ditampilkan oleh karyawan sebagai hasil persepsi mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan pekerjaannya.
Pekerja yang masuk dan bergabung dalam suatu organisasi mempunyai seperangkat
keinginan, kebutuhan, hasrat dan pengalaman masa lalu yang menyatu dan membentuk
suatu harapan yang diharapkan dapat dipenuhi di tempatnya bekerja.
Kepuasan kerja ini akan didapat apabila ada kesesuaian antara harapan pekerja dan
kenyataan yang didapatkan ditempat bekerja.
Tenaga kerja yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya.
Karyawan yang terpuaskan akan lebih produktif daripada karyawan yang tak
terpuaskan merupakan suatu ajaran dasar diantara para manajer selama bertahun-
tahun.
Page 94
AKTUALISASI KEPUASAN KERJA
Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah
mencapai kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi
frustasi.
Karyawan yang seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat
kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, emosi tidak stabil, sering
absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan yang harus dilakukan.
Page 95
KARYAWAN MENDAPATKAN KEPUASAN KERJA
Biasanya mempunyai catatan kehadiran dan perputaran kerja yang lebih baik, kurang aktif
dalam kegiatan serikat karyawan, dan kadang-kadang berprestasi bekerja lebih baik daripada
karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja.
Kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi karyawan maupun perusahaan, terutama
karena menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan kerja perusahaan.
Karyawan yang rendah akan kepuasan kerja dapat menimbulkan berbagai dampak negatif
seperti mangkir kerja, mogok kerja, kerja lamban, pindah kerja dan kerusakan yang
disengaja.
Karena itu sukses tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki karena sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya
manusia yang mampu berprestasi maksimal.
Page 96
1. Pengertian Kepuasan Kerja
Newstrom mengemukakan bahwa job satisfaction is the favorableness or
unfavorableness with employes view their work. Kepuasan kerja berarti perasaan
mendukung atau tidak mendukung yang dialami (pegawai) dalam bekerja.
Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about
his or her job. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya
atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang
menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan
pekerjaan maupun kondisi dirinya.
Page 97
Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya,
kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja,
dan struktur organisasi.
Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur,
kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
Keadaan emosional menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan
mereka.
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini
dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang
dihadapi di lingkungan kerjanya.
Page 98
Robins menyatakan kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah
terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan
Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan
imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah
pengorbanan. Apabila dilihat dari pendapat Robins tersebut terkandung dua dimensi,
pertama, kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota
masyarakat, dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki
oleh pegawai makan nasi goreng
Page 99
Kepuasan kerja (job satisfaction) menunjukkan sikap umum seorang individu terhadap
pekerjaannya.
Seorang dengan sikap kepuasan tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja,
seseorang yang tidak puas terhadap pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif
terhadap pekerjaan tersebut (Robins, 2003:68).
Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah organisasi sekolah telah dikelola
dengan baik dengan manajemen yang efektif.
Menurut Riggio dalam Hadjam dan Nasiruddin (2003) kepuasan kerja banyak
didefinisikan sebagai perasaan dan perilaku individu berkenaan dengan pekerjaannnya.
Semua aspek dari pekerjaan yang baik maupun buruk, positif maupun negative akan
berperan menciptkan perasaan kepuasan ini.
Page 100
Davis dan Newstroom (2002) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah seperangkat
perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka.
Hasibuan (2001) mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap emosional yang
menyenangkan dan mencintai pekerjaannya.
Page 101
Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.
Ada perbedaan yang penting antara perasaan ini dengan unsur lainnya dari sikap
pegawai.
Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang yang relatif yang berbeda
dari pemikiran obyektif dan keinginan perilaku.
Page 102
Kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah suatu keadaan emosional guru dimana terjadi
atau tidak terjadi titik temu antara batas jasa guru dengan tingkat nilai balas jasa baik
finansial maupun nonfinansial.
Kepuasan kerja adalah tingkat di mana seseorang merasa positif atau negatif tentang
berbagai segi dari pekerjaan, tempat kerja, dan hubungan dengan teman kerja (Donely,
1985).
Page 103
Enam jenis sasaran yang harus dicapai sebelum kepuasan kerja dapat diperoleh adalah :
Uang,
Wibawa,
Kedudukan,
Keamanan,
Pengakuan,
Rasa memiliki,
Kreativitas (Frase, 1993).
Page 104
Tiffin (1974) mengatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap guru
terhadap pekerjaannya sendiri, karena makin tinggi tingkat kepuasan kerja seseorang
akan tercermin dari sikap kerja ke arah yang positif.
Hal ini tidak berarti apa yang dilakukan oleh guru yang ada pada saat ini arahnya
negatif. Sebaliknya ketidak puasan kerja akan menimbulkan sikap kerja yang negatif.
Bahwa positif dan negatifnya sikap kerja seseorang mengikuti tingkat kepuasan kerja
yang dirasakan.
Page 105
Untuk mengukur kepuasan kerja seseorang biasanya dilihat dari besaran gaji atau upah yang
diberikan, tetapi ini sebenarnya bukan satu-satunya faktor ada faktor lain seperti suasana
kerja, hubungan atasan dan guru ataupun rekan sekerja, pengembangan karier, pekerjaan
yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, fasilitas yang ada dan diberikan.
Page 106
Dua hal yang mungkin menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaannya.
1. Apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaannya.
2. Apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik. Ketidakpuasan kerja ini
berhubungan dengan dengan masalah komunikasi.
Page 107
kepuasan kerja guru dipengaruhi faktor-faktor:
(1) Balas jasa yang adil dan layak;
(2) Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian;
(3) Berat-ringannya pekerjaan;
(4) Suasana dan lingkungan pekerjaan;
(5) Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan;
(6) Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya;
(7) Sifat pekerjaan monoton atau tidak.
Page 108
Tolok ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada karena
setiap individu guru berbeda standar kepuasannya.
Indikator kepuasan kerja hanya diukur dengan kedisiplinan,
moral kerja, dan turnover besar maka secara relatif
kepuasan kerja guru baik.
Sebaliknya jika kedisiplinan, Moral kerja, dan turnover kecil
maka kepuasan kerja guru di sekolah bertambah.
Page 109
Kepuasan kerja adalah bagian dari kepuasan hidup. Sifat
lingkungan seseorang di luar pekerjaan mempengaruhi perasaan
di dalam pekerjaan.
Karena pekerjaan merupakan bagian penting kehidupan, kepuasan
kerja mempengaruhi kepuasan hidup seseorang.
Page 110
Kepuasan kerja merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan dan prestasi kerja guru
dalam mendukung terwujudnya tujuan pendidikan.
Kepuasan kerja guru adalah perasaan guru tentang menyenangkan atau tidak mengenai
pekerjaan berdasarkan atas harapan guru dengan imbalan yang diberikan oleh
sekolah/organisasi.
Page 111
Teori-Teori Kepuasan Kerja
Wexley (1996) telah mengkategorikan teori-teori kepuasan kerja kepada tiga
kumpulan utama, yaitu:
Teori ketidaksesuaian (discrepancy),
Teori keadilan (equity theory),
Teori dua faktor.
Page 112
TEORI KETIDAKSESUAIAN
Menurut Locke kepuasan atau ketidak puasan dengan aspek pekerjaan
tergantung pada selisih (discrepancy) antara apa yang dianggap telah
didapatkan dengan apa yang diinginkan.
Jumlah yang diinginkan dari karakteristik pekerjaan idefinisikan sebagai
jumlah minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anda.
Page 113
Seseorang akan terpuaskan jika tidak ada selisih antara kondisi-kondisi yang diinginkan
dengan kondisi aktual.
Semakin besar kekurangan dan semakin banyak hal-hal penting yang diinginkan,
semakin besar ketidak puasannya,
Jika lebih banyak jumlah faktor pekerjaan yang diterima secara minimal dan
kelebihannya menguntungkan (misalnya: upah ekstra, jam kerja yang lebih lama) orang
yang bersangkutan akan sama puasnya bila terdapat selisih dari jumlah yang diinginkan.
Page 114
Proter mendefiniskan kepuasan
sebagai selisih dari banyaknya sesuatu yang “seharusnya ada” dengan banyaknya “apa
yang ada”.
Konsepsi ini pada dasarnya sama dengan model Locke, tetapi “apa yang seharusnya
ada” menurut Locke berarti penekanan yang lebih banyak pada pertimbangan-
pertimbangan yang adil dan kekurangan atas kebutuhan-kebutuhan karena determinan
dari banyaknya faktor pekerjaan yang lebih disukai.
Studi Wanous dan Laler menemukan bahwa para pekerja memberikan tanggapan yang
berbeda-beda menurut bagaimana kekurangan/selisih itu didefinisikan.
Page 115
Keduanya menyimpulkan bahwa orang memiliki lebih dari satu jenis perasaan terhadap
pekerjaannya, dan tidak ada “cara yang terbaik” yang tersedia untuk mengukur
kepuasan kerja.
Kesimpulannya teori ketidaksesuaian menekankan selisih antara kondisi yang diinginkan
dengan kondisi aktual (kenyataan), jika ada selisih jauh antara keinginan dan
kekurangan yang ingin dipenuhi dengan kenyataan maka orang menjadi tidak puas.
Tetapi jika kondisi yang diinginkan dan kekurangan yang ingin dipenuhi ternyata sesuai
dengan kenyataan yang didapat maka ia akan puas.
Page 116
Teori Keadilan (Equity Theory)
Teori keadilan memerinci kondisi-kondisi yang mendasari seorang bekerja
akan menganggap fair dan masuk akal insentif dan keuntungan dalam
pekerjaannya.
Teori ini telah dikembangkan oleh Adam dan teori ini merupakan variasi
dari teori proses perbandingan sosial.
Komponen utama dari teori ini adalah “input”, ‘hasil”, ‘orang bandingan”
dan ‘keadilan dan ketidak adilan’.
Page 117
Input adalah sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dianggap mendukung
pekerjaannya, seperti: pendidikan, pengalaman, kecakapan, banyaknya usaha yang
dicurahkan, jumlah jam kerja, dan peralatan atau perlengkapan pribadi yang
dipergunakan untuk pekerjaannya.
Hasil adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang pekerja yang diperoleh dari
pekerjaannya, seperti: upah/gaji, keuntungan sampingan, simbol status, penghargaan,
serta kesempatan untuk berhasil atau ekspresi diri.
Page 118
Menurut teori ini, seorang menilai fair hasilnya dengan membandingkan hasilnya rasio
inputnya dengan hasil dengan rasio input seseorang/sejumlah orang bandingan.
Orang bandingan mungkin saja dari orang-orang dalam organisasi maupun organisasi
lain dan bahkan dengan dirinya sendiri dengan pekerjaan-pekerjaan pendahulunya.
Teori ini tidak memerinci bagaimana seorang memilih orang bandingan atau berapa
banyak orang bandingan yang akan digunakan.
Jika rasio hasil input seorang pekerja adalah sama atau sebanding dengan rasio orang
bandingannya, maka suatu keadaan adil dianggap ada oleh para pekerja.
Page 119
Jika para pekerja menganggap perbandingan tersebut tidak adil, maka keadaan
ketidakadilan dianggap adil.
Ketidakadilan merupakan sumber ketidakpuasan kerja dan ketidakadilan menyertai
keadaan tidak berimbang yang menjadi motif tindakan bagi seseorang untuk
menegakkan keadilan.
Tabel berikut ini merinci kondisi-kondisi dimana ketidakadilan karena kompensasi lebih,
dan ketidakadilan karena kompensasi kurang, menganggap bahwa input total dan hasil
total dikotomi pada skala nilai sebagai ‘tinggi” atau ‘rendah”.
Page 120
Tingkat ketidakadilan akan ditentukan atas dasar besarnya perbedaan antar rasio hasil
input seseorang pekerja dengan rasio hasil dengan input orang bandingan, dianggap
semakin besar ketidakadilan.
Teori keadilan memiliki implikasi terhadap pelaksanaan kerja para pekerja disamping
terhadap kepuasan kerja.
Teori ini meramalkan bahwa seorang pekerja akan mengubah input usahanya bila
tindakan ini lebih layak daripada reaksi lainnya terhadap ketidakadilan.
Page 121
Seorang pekerja yang mendapat kompensasi kurang dan dibayar penggajian
berdasarkan jam kerja akan mengakibatkan keadilan dengan menurunkan
input usahanya, dengan demikian mengurangi kualitas atau kuantitas dari
pelaksanaan kerjanya, jika seorang pekerja mendapatkan kompensasi kurang
dari porsi substansinya gaji atau upahnya terkait pada kualitas pelaksanaan
kerja (misalnya upah perpotong) ia akan meningkatkan pendapatan
insentifnya tanpa meningkatkan usahanya.
Page 122
Jika pengendalian kualitas tidak ketat, pekerja biasanya dapat meningkatkan kuantitas
outputnya tanpa usaha ekstra dengan mengurangi kualitasnya.
Kesimpulannya teori keadilan ini memandang kepuasan adalah seseorang terhadap
keadilan atau kewajaran imbalan yang diterima. Keadilan diartikan sebagai rasio antara
input (misalnya, pendidikan guru, pengalaman mengajar, jumlah jam mengajar,
banyaknya usaha yang dicurahkan pada sekolah) dengan output (misalnya upah/gaji,
penghargaan, promosi/kenaikan pangkat) dibandingkan dengan guru lain di sekolah
yang sama atau di sekolah lain pada input dan output yang sama.
Page 123
TEORI DUA FAKTOR
Teori ini diperkenalkan oleh Herzberg (1959) berdasarkan atas penelitian yang
dilakukan terhadap 250 responden pada sembilan buah perusahaan di Pittsburg. Dalam
penelitian tersebut Herzberg ingin menguji hubungan kepuasan dengan produktivitas.
Menurut Herzberg dalam Sedarmayanti (2001) mengembangkan teori hierarki
kebutuhan Maslow menjadi teori dua faltor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan
faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfier atau intrinsic
motivation dan faktor pemelihara (maintenance factor) yang disebut dengan disatisfier
atau extrinsic motivation.
Page 124
Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan fakor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut
(kondisi intrinsik) antara lain:
(1) prestasi yang diraih (achievement);
(2) Pengakuan orang lain (recognition);
(3) tanggungjawab (responsibility);
(4) Peluang untuk maju (advancement);
(5) kepuasan kerja itu sendiri (the work it self); dan
(6) kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth).
Page 125
Sedangkan faktor pemelihara (maintenance factor) disebut juga hygiene factor
merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara
keberadaan guru sebagai manusia, pemeliharaan ketenteraman dan kesehatan.
Page 126
Faktor ini juga disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik,
meliputi:
(1) Kompensasi;
(2) Keamanan dan keselamatan kerja;
(3) Kondisi kerja;
(4) Status;
(5) Prosedur perusahaan;
(6) Mutu dari supevisi teknis dari hubungan interpersonal di antara teman, sejawat, dengan
atasan, dan dengan guru.
Page 127
Guru yang merasa puas dengan pekerjaaanya akan memiliki sikap yang positif dengan
pekerjaan sehingga akan memacu untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya,
sebaliknya adanya kemangkiran, hasil kerja yang buruk, mengajar kurang bergairah,
pencurian, prestasi yang rendah, perpindahan/pergantian guru merupakan akibat dari
ketidakpuasan guru atas perlakuan organisasi terhadap dirinya.
Guru akan merasa puas bekerja jika memiliki persepsi selisih antara kondisi yang diinginkan
dan kekurangan dapat dipenuhi sesuai kondisi aktual (kenyataan), guru akan puas jika imbalan
yang diterima seimbang dengan tenaga dan ongkos individu yang telah dikeluarkan, dan guru
akan puas jika terdapat faktor yang pencetus kepuasan kerja (satisfier) lebih dominan
daripada faktor pencetus ketidakpuasan kerja (disatisfier).
Page 128
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA (1. USIA)
Ketika para guru makin bertambah lanjut usianya, mereka
cenderung sedikit lebih puas dengan pekerjaannya.
Guru yang lebih muda cenderung kurang puas karena
berpengharapan tinggi, kurang penyesuaian dan berbagai
sebab lain,
Page 129
2. TINGKAT PEKERJAAN
Orang-orang dengan pekerjaan pada tingkat lebih tinggi cenderung merasa lebih puas
dengan pekerjaan mereka.
Mereka biasanya memperoleh gaji dan kondisi kerja lebih baik, dan pekerjaan yang
dilakukan memberi peluang untuk merasa lebih puas,
Page 130
3. UKURAN ORGANISASI
Pada saat organisasi semakin besar, ada beberapa
bukti yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja
cenderung agak menurun apabila tidak diambil
tindakan perbaikan untuk mengimbangi
kecenderungan itu.
Page 131
FAKTOR PENDORONG KEPUASAN KERJA
Promosi merupakan perangsang yang paling penting di antara
para penyelia dan para manajer,
Pengakuan merupakan faktor pekerjaan yang paling penting
dalam kaitan dengan kepuasan kerja.
Page 132
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBANTU KEKECEWAAN KERJA
Tidak adanya kebijakan organisasi dan admistrasi yang memadai,
Tidak adanya penyelia yang simpatik dan cakap secara teknis, sifat tidak ramah dan sombong dan tidak adanya peluang untuk tumbuh,
Page 133
Faktor-faktor kerja yang menyebabkan kepuasan dan kekecewaan
di antara para manajer dan para pengawas berlainan dengan
faktor di antara para pekerja biasa.
Gaji dan keamanan kerja menonjol sebagai dua faktor yang
penting bagi kepuasan kerja di antara pekerja, sedangkan para
manajer hal ini hampir selalu tergeser ke urutan paling bawah
dalam hirarki kepentingan.
Tingkat jabatan mempengaruhi persepsi tentang kebutuhan,
Page 134
PERBEDAAN MANAJER DAN PENYELIA
Tidak terdapat fakta-fakta yang jelas membedakan
manajer dan penyelia berkenaan dengan sumber
kepuasan dan sumber kekecewaan.
Mereka berbeda dalam persepsi atas kebutuhan.
Para penyelia lini pertama menghargai penghasilan,
promosi, keamanan kerja, dan keadaan kerja.
Page 135
Para manajer menengah paling menghargai kemajuan, jenis pekerjaan dan
penghasilan.
Para manajer paling atas menghargai rasa mempunyai kecakapan yang
berguna, pengakuan atas pekerjaan baik yang telah dilakukannya dan
wewenang untuk mengambil putusan.
Pergeseran dari faktor hubungan kerja ke faktor isi kerja atau dari
kebutuhan tingkat rendah ke tingkat tinggi,
Para manajer dalam industri swasta dan industri pemerintah ternyata tidak
berbeda dalam tingkat kepuasan pekerjaan.
Page 136
KEPUASAN DIPENGARUHI OLEH MOTIVATOR
Motivator dan higine berbeda caranya dalam menambah
kepuasan dan ketidakpuasan jika bagi para manajer sektor
pemerintah motivator lebih menambah kepuasan,
Bagi para eksekutif dari sektor swasta motivator lebih
menimbulkan rasa kurang puas,
Page 137
FAKTOR-FAKTOR IKUT MENENTUKAN KEPUASAN KERJA (FAKTOR HUBUNGAN ANTARA KARYAWAN)
Hubungan langsung antara manajer dengan karyawan.
Faktor psikis dan kondisi kerja.
Sugesti teman sekerja.
Emosi dan situasi kerja.
Page 138
FAKTOR-FAKTOR IKUT MENENTUKAN KEPUASAN KERJA (FAKTOR HUBUNGAN ANTARA KARYAWAN)
FAKTOR INDIVIDUAL
SIKAP
UMUR
JENIS KELAMIN
FAKTOR-FAKTOR LUAR
KEADAAN KELUARGA
REKREASI
PENDIDIKAN
Page 139
NILAI KERJA INTRINSIK
- Kerja yang menarik
- Kerja yang menantang
- Belajar sesuatu yang baru
- Membuat kontribusi penting
- Berpotensi tinggi
- Tanggung jawab dan otonomi
- Menjadi kreatif
- Gaji tinggi
- Keamanan kerja
- Keuntungan kerja
- Status komunitas lebih luas
- Kontak sosial
- Waktu dengan keluarga
- Waktu untuk hobi
Page 140
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN (1. KEDUDUKAN (POSISI))
Seorang yang bekerja pada pekerjaan lebih tinggi akan merasa lebih puas dibandingkan dengan mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah,
Page 141
2. PANGKAT (GOLONGAN)
Pekerjaan yang mendasarkan pada perbedaan pangkat atau golongan, sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya.
Jika ada kenaikan upah maka sedikit atau banyaknya upah yang dianggap sebagai kenaikan pangkat dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru akan berubah perilaku dan perasaan,
Page 142
3. UMUR
Umur memiliki hubungan dengan kepuasan kerja guru.
Umur diantara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 45 sampai 45 tahun adalah merupakan umur yang bisa menimbulkan perasaan puas terhadap pekerjaan,
Page 143
4. JAMINAN FINANSIAL DAN JAMINAN SOSIAL
Masalah finansial dan jaminan sosial
kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan
kerja.
Guru yang mendapatkan gaji atau mendapatkan
tunjangan tinggi maka akan memperoleh
kepuasan,
Page 144
5. MUTU PENGAWASAN
Kepuasan guru ditentukan oleh perhatian dan
hubungan yang baik dari pimpinan kepada guru,
sehingga guru akan merasa bahwa dirinya
merupakan bagian yang penting dari organisasi
kerja.
Page 145
INDIKATOR KEPUASAN ATAU KETIDAKPUASAN KERJA PEGAWAI
Jumlah kehadiran pegawai atau jumlah kemangkiran,
Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanakan pekerjaan,
Perasaan adil atau tidak adil dalam menerima imbalan,
Suka atau tidak suka dengan jabatan yang dipegangnya.
Sikap menolak pekerjaan atau menerima dengan penuh tanggung jawab.
Page 146
AKTUALISASI KEPUASAN KERJA/KETIDAKPUASAN KERJA
Guru yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan
psikologis dan akan menjadi frustrasi menyebabkan guru akan senang melamun,
mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan, emosi tidak stabil, sering
absen dan mengakibatkan turunnya kinerja guru dan sebaliknya.
Kepuasan kerja mempunyai arti yang penting, baik bagi guru maupun sekolah terutama
karena menciptakan keadaan positif dalam lingkungan kerja.
Page 147
PENGUKURAN KEPUASAN KERJA
Pengukuran kepuasan kerja sangat bervariasi, informasi yang didapat dari kepuasan
kerja ini bisa melalui tanya jawab secara perorangan, dengan angket ataupun dengan
pertemuan suatu kelompok kerja.
Kalau menggunakan tanya jawab sebagai alatnya, maka guru diminta untuk merumuskan
tentang perasaannya terhadap aspek-aspek pekerjaan.
Cara lain adalah dengan mengamati sikap dan tingkah laku orang tersebut.
Page 148
METODE PENGUKURAN KEPUASAN KERJA
Membuat kuesioner yang berhubungan dengan masalah kepuasan kerja yang meliputi
faktor finansial, faktor fisik, faktor sosial dan faktor psikologi, yang kemudian disebar
pada responden untuk dijawab atau diisi sesuai keadaan yang sebenarnya.
Kepuasan kerja merupakan sikap positif yang menyangkut penyesuaian guru terhadap
factor yang mempengaruhinya.
Page 149
FAKTOR KEPUASAN FINANSIAL
Terpenuhinya keinginan guru terhadap kebutuhan finansial
yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan mereka
sehari-hari sehingga kepuasan kerja bagi guru dapat
terpenuhi.
Hal ini meliputi; sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial,
macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan serta
promosi.
Page 150
FAKTOR KEPUASAN FISIK
Faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja
dan kondisi fisik guru. Hal ini meliputi; jenis pekerjaan,
pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja,
keadaan ruangan/suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi
kesehatan guru dan umur.
Page 151
FAKTOR KEPUASAN SOSIAL
Faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial
baik antara sesama guru, dengan atasannya maupun
guru yang berbeda jenis pekerjaannya.
Hal ini meliputi rekan kerja yang kompak, pimpinan
yang adil dan bijaksana, serta pengarahan dan
perintah yang wajar.
Page 152
FAKTOR KEPUASAN PSIKOLOGI
Faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
guru. Hal ini meliputi; minat, ketenteraman
dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan
keterampilan (As’ad,1987:117).
Page 153
PENGERTIAN KEPUASAN KERJA
Newstrom mengemukakan bahwa job satisfaction is the favorableness or
unfavorableness with employes view their work.
Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami
(pegawai) dalam bekerja.
Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about
his or her job. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya
atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang
menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan
pekerjaan maupun kondisi dirinya.
Page 154
Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi.
Perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
Page 155
Handoko menyatakan keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para
karyawan memandang pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak
dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di
lingkungan kerjanya.
Page 156
Robins menyatakan kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah
terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan
Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan
imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah
pengorbanan.
Apabila dilihat dari pendapat Robins tersebut terkandung dua dimensi, pertama,
kepuasan yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat,
dimensi lain adalah kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai
makan nasi goreng
Page 157
KEPUASAN KERJA (JOB SATISFACTION)
Menunjukkan sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.
Seorang dengan sikap kepuasan tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja,
seseorang yang tidak puas terhadap pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif
terhadap pekerjaan tersebut (Robins, 2003:68).
Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah organisasi sekolah telah dikelola
dengan baik dengan manajemen yang efektif.
Menurut Riggio dalam Hadjam dan Nasiruddin (2003) kepuasan kerja banyak
didefinisikan sebagai perasaan dan perilaku individu berkenaan dengan pekerjaannnya.
Page 158
Semua aspek dari pekerjaan yang baik maupun buruk, positif maupun negative akan
berperan menciptakan perasaan kepuasan ini.
Davis dan Newstroom (2002) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah seperangkat
perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka.
Hasibuan (2001) mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap emosional yang
menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja,
kedisiplinan, dan prestasi kerja.
Ada perbedaan yang penting antara perasaan ini dengan unsur lainnya dari sikap
pegawai. Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang yang relatif yang
berbeda dari pemikiran obyektif dan keinginan perilaku.
Page 159
Kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah suatu keadaan emosional guru dimana terjadi
atau tidak terjadi titik temu antara batas jasa guru dengan tingkat nilai balas jasa baik
finansial maupun nonfinansial.
Kepuasan kerja adalah tingkat di mana seseorang merasa positif atau negatif tentang
berbagai segi dari pekerjaan, tempat kerja, dan hubungan dengan teman kerja (Donely,
1985).
Page 160
Enam jenis sasaran yang harus dicapai sebelum kepuasan kerja dapat diperoleh adalah :
Uang,
Wibawa,
Kedudukan,
Keamanan,
Pengakuan,
Rasa memiliki,
Kreativitas (Frase, 1993).
Page 161
Tiffin (1974) mengatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap guru
terhadap pekerjaannya sendiri, karena makin tinggi tingkat kepuasan kerja seseorang
akan tercermin dari sikap kerja ke arah yang positif.
Hal ini tidak berarti apa yang dilakukan oleh guru yang ada pada saat ini arahnya
negatif. Sebaliknya ketidak puasan kerja akan menimbulkan sikap kerja yang negatif.
Bahwa positif dan negatifnya sikap kerja seseorang mengikuti tingkat kepuasan kerja
yang dirasakan.
Page 162
Untuk mengukur kepuasan kerja seseorang biasanya dilihat dari besaran gaji atau upah
yang diberikan, tetapi ini sebenarnya bukan satu-satunya faktor ada faktor lain seperti
suasana kerja, hubungan atasan dan guru ataupun rekan sekerja, pengembangan
karier, pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, fasilitas yang ada dan
diberikan.
Muhammad (1996) menyebutkan ada dua hal yang mungkin menyebabkan orang tidak
puas dengan pekerjaannya.
Hal pertama, apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan
untuk melakukan pekerjaannya. Yang kedua, apabila hubungan sesama teman sekerja
kurang baik.
Page 163
TEORI-TEORI KEPUASAN KERJA
Wexley (1996) telah mengkategorikan teori-teori kepuasan kerja kepada tiga kumpulan
utama, yaitu:
1.Teori ketidaksesuaian (discrepancy),
2.Teori keadilan (equity theory), dan teori dua faktor.
Page 164
TEORI KETIDAKSESUAIAN
Menurut Locke kepuasan atau ketidak puasan dengan aspek pekerjaan tergantung pada
selisih (discrepancy) antara apa yang dianggap telah didapatkan dengan apa yang
diinginkan.
Jumlah yang diinginkan dari karakteristik pekerjaan idefinisikan sebagai jumlah
minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anda.
Seseorang akan terpuaskan jika tidak ada selisih antara kondisi-kondisi yang diinginkan
dengan kondisi aktual.
Page 165
Semakin besar kekurangan dan semakin banyak hal-hal penting yang diinginkan,
semakin besar ketidak puasannya,
Jika lebih banyak jumlah faktor pekerjaan yang diterima secara minimal dan
kelebihannya menguntungkan (misalnya: upah ekstra, jam kerja yang lebih lama) orang
yang bersangkutan akan sama puasnya bila terdapat selisih dari jumlah yang diinginkan.
Page 166
Proter mendefiniskan kepuasan sebagai selisih dari banyaknya sesuatu yang
“seharusnya ada” dengan banyaknya “apa yang ada”.
Konsepsi ini pada dasarnya sama dengan model Locke, tetapi “apa yang seharusnya
ada” menurut Locke berarti penekanan yang lebih banyak pada pertimbangan-
pertimbangan yang adil dan kekurangan atas kebutuhan-kebutuhan karena determinan
dari banyaknya faktor pekerjaan yang lebih disukai.
Studi Wanous dan Laler menemukan bahwa para pekerja memberikan tanggapan yang
berbeda-beda menurut bagaimana kekurangan/selisih itu didefinisikan.
Page 167
Keduanya menyimpulkan bahwa orang memiliki lebih dari satu jenis perasaan terhadap
pekerjaannya, dan tidak ada “cara yang terbaik” yang tersedia untuk mengukur
kepuasan kerja. Kesimpulannya teori ketidaksesuaian menekankan selisih antara kondisi
yang diinginkan dengan kondisi aktual (kenyataan), jika ada selisih jauh antara keinginan
dan kekurangan yang ingin dipenuhi dengan kenyataan maka orang menjadi tidak puas.
Tetapi jika kondisi yang diinginkan dan kekurangan yang ingin dipenuhi ternyata sesuai
dengan kenyataan yang didapat maka ia akan puas.
Page 168
Teori Keadilan (Equity Theory)
Teori keadilan memerinci kondisi-kondisi yang mendasari
seorang bekerja akan menganggap fair dan masuk akal
insentif dan keuntungan dalam pekerjaannya.
Teori ini telah dikembangkan oleh Adam dan teori ini
merupakan variasi dari teori proses perbandingan sosial.
Komponen utama dari teori ini adalah “input”, ‘hasil”,
‘orang bandingan” dan ‘keadilan dan ketidak adilan’.
Page 169
Input adalah sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dianggap mendukung
pekerjaannya, seperti: pendidikan, pengalaman, kecakapan, banyaknya usaha yang
dicurahkan, jumlah jam kerja, dan peralatan atau perlengkapan pribadi yang
dipergunakan untuk pekerjaannya.
Hasil adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang pekerja yang diperoleh dari
pekerjaannya, seperti: upah/gaji, keuntungan sampingan, simbol status, penghargaan,
serta kesempatan untuk berhasil atau ekspresi diri.
Page 170
Menurut teori ini, seorang menilai fair hasilnya dengan membandingkan hasilnya rasio
inputnya dengan hasil dengan rasio input seseorang/sejumlah orang bandingan.
Orang bandingan mungkin saja dari orang-orang dalam organisasi maupun organisasi
lain dan bahkan dengan dirinya sendiri dengan pekerjaan-pekerjaan pendahulunya.
Teori ini tidak memerinci bagaimana seorang memilih orang bandingan atau berapa
banyak orang bandingan yang akan digunakan.
Page 171
Jika rasio hasil input seorang pekerja adalah sama atau sebanding dengan rasio orang
bandingannya, maka suatu keadaan adil dianggap ada oleh para pekerja.
Jika para pekerja menganggap perbandingan tersebut tidak adil, maka keadaan
ketidakadilan dianggap adil. Ketidakadilan merupakan sumber ketidakpuasan kerja dan
ketidakadilan menyertai keadaan tidak berimbang yang menjadi motif tindakan bagi
seseorang untuk menegakkan keadilan.
Tabel berikut ini merinci kondisi-kondisi dimana ketidakadilan karena kompensasi lebih,
dan ketidakadilan karena kompensasi kurang, menganggap bahwa input total dan hasil
total dikotomi pada skala nilai sebagai ‘tinggi” atau ‘rendah”.
Page 172
Tingkat ketidakadilan akan ditentukan atas dasar besarnya perbedaan antar rasio hasil
input seseorang pekerja dengan rasio hasil dengan input orang bandingan, dianggap
semakin besar ketidakadilan.
Teori keadilan memiliki implikasi terhadap pelaksanaan kerja para pekerja disamping
terhadap kepuasan kerja.
Teori ini meramalkan bahwa seorang pekerja akan mengubah input usahanya bila
tindakan ini lebih layak daripada reaksi lainnya terhadap ketidakadilan.
Page 173
Seorang pekerja yang mendapat kompensasi kurang dan dibayar penggajian
berdasarkan jam kerja akan mengakibatkan keadilan dengan menurunkan input
usahanya, dengan demikian mengurangi kualitas atau kuantitas dari pelaksanaan
kerjanya, jika seorang pekerja mendapatkan kompensasi kurang dari porsi
substansinya gaji atau upahnya terkait pada kualitas pelaksanaan kerja (misalnya upah
perpotong) ia akan meningkatkan pendapatan insentifnya tanpa meningkatkan
usahanya.
Page 174
Jika pengendalian kualitas tidak ketat, pekerja biasanya dapat meningkatkan
kuantitas outputnya tanpa usaha ekstra dengan mengurangi kualitasnya.
Kesimpulannya teori keadilan ini memandang kepuasan adalah seseorang
terhadap keadilan atau kewajaran imbalan yang diterima.
Keadilan diartikan sebagai rasio antara input (misalnya, pendidikan guru,
pengalaman mengajar, jumlah jam mengajar, banyaknya usaha yang dicurahkan
pada sekolah) dengan output (misalnya upah/gaji, penghargaan,
promosi/kenaikan pangkat) dibandingkan dengan guru lain di sekolah yang sama
atau di sekolah lain pada input dan output yang sama.
Page 175
TEORI DUA FAKTOR
Teori ini diperkenalkan oleh Herzberg (1959) berdasarkan atas penelitian yang
dilakukan terhadap 250 responden pada sembilan buah perusahaan di Pittsburg.
Dalam penelitian tersebut Herzberg ingin menguji hubungan kepuasan dengan
produktivitas. Menurut Herzberg dalam Sedarmayanti (2001) mengembangkan teori
hierarki kebutuhan Maslow menjadi teori dua faltor tentang motivasi.
Dua faktor itu dinamakan faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan
satisfier atau intrinsic motivation dan faktor pemelihara (maintenance factor) yang
disebut dengan disatisfier atau extrinsic motivation.
Page 176
Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan fakor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut (kondisi intrinsik) antara lain:
(1) Prestasi yang diraih (achievement);
(2) Pengakuan orang lain (recognition);
(3) Tanggungjawab (responsibility);
(4) Peluang untuk maju (advancement);
(5) Kepuasan kerja itu sendiri (the work it self); dan
(6) Kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth).
Page 177
Sedangkan faktor pemelihara (maintenance factor) disebut juga
hygiene factor merupakan faktor yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan guru
sebagai manusia, pemeliharaan ketenteraman dan kesehatan.
Page 178
Faktor ini juga disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik, meliputi:
(1) Kompensasi;
(2) Keamanan dan keselamatan kerja;
(3) Kondisi kerja;
(4) Status;
(5) Prosedur perusahaan; dan
(6) Mutu dari supevisi teknis dari hubungan interpersonal di antara teman,
sejawat, dengan atasan, dan dengan guru.
Page 179
Kesimpulannya dalam teori dua faktor bahwa terdapat faktor pendorong yang berkaitan
dengan perasaan positif terhadap pekerjaan sehingga membawa kepuasan kerja, dan yang
kedua faktor yang dapat mengakibatkan ketidakpuasan kerja. Kepuasan kerja adalah
motivator primer yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri, sebaliknya ketidakpuasan
pada dasarnya berkaitan dengan memuaskan anggota organisasi dan menjaga mereka tetap
dalam organisasi dan itu berkaitan dengan lingkungan.
Guru yang merasa puas dengan pekerjaaanya akan memiliki sikap yang positif dengan
pekerjaan sehingga akan memacu untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya,
sebaliknya adanya kemangkiran, hasil kerja yang buruk, mengajar kurang bergairah,
pencurian, prestasi yang rendah, perpindahan/pergantian guru merupakan akibat dari
ketidakpuasan guru atas perlakuan organisasi terhadap dirinya.
Page 180
Guru akan merasa puas bekerja jika memiliki persepsi selisih antara kondisi yang
diinginkan dan kekurangan dapat dipenuhi sesuai kondisi aktual (kenyataan), guru akan
puas jika imbalan yang diterima seimbang dengan tenaga dan ongkos individu yang telah
dikeluarkan, dan guru akan puas jika terdapat faktor yang pencetus kepuasan kerja
(satisfier) lebih dominan daripada faktor pencetus ketidakpuasan kerja (disatisfier).
Page 181
Davis dan Newstroom (2002) merinci faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seseorang, yaitu:
Usia. Ketika para guru makin bertambah lanjut usianya. Mereka cenderung sedikit lebih
puas dengan pekerjaannya.
Guru yang lebih muda cenderung kurang puas karena berpengharapan tinggi, kurang
penyesuaian dan berbagai sebab lain,
Tingkat pekerjaan. Orang-orang dengan pekerjaan pada tingkat lebih tinggi cenderung
merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka. Mereka biasanya memperoleh gaji dan
kondisi kerja lebih baik, dan pekerjaan yang dilakukan memberi peluang untuk merasa
lebih puas,
Ukuran organisasi. Pada saat organisasi semakin besar, ada beberapa bukti yang
menunjukkan bahwa kepuasan kerja cenderung agak menurun apabila tidak diambil
tindakan perbaikan untuk mengimbangi kecenderungan itu.
Page 182
Menurut Roy dan Raja dalam Pareek (1984:132) faktor yang mendorong kepuasan kerja dan kekecawaan kerja meliputi:
Promosi merupakan perangsang yang paling penting dan juga merupakan penyebab kekecewaan yang
paling penting di antara para penyelia dan para manajer,
Pengakuan merupakan faktor pekerjaan yang paling penting dalam kaitan dengan kepuasan dan
kekecewaan kerja,
Diantara faktor-faktor yang membantu terjadinya kekecewaan, yang paling sering disebut-sebut adalah
tidak adanya kebijakan organisasi dan admistrasi yang memadai, tidak adanya penyelia yang simpatik
dan cakap secara teknis, sifat tidak ramah dan sombong dan tidak adanya peluang untuk tumbuh,
Faktor-faktor kerja yang menyebabkan kepuasan dan kekecewaan di antara para manajer dan para
penyelia berlainan dengan faktor-faktor di antara para pekerja biasa. Misalnya gaji dan keamanan kerja
menonjol sebagai dua faktor yang penting bagi kepuasan kerja di antara pekerja, sedangkan para
manajer hal ini hampir selalu tergeser ke urutan paling bawah dalam hirarki kepentingan. Tingkat
jabatan rupanya mempengaruhi persepsi tentang kebutuhan,
Page 183
Tidak terdapat fakta-fakta yang jelas yang membedakan manajer dan penyelia
berkenaan dengan sumber kepuasan dan sumber kekecewaan. Tetapi mereka berbeda
dalam persepsi atas kebutuhan.
Para penyelia lini pertama menghargai penghasilan, promosi, keamanan kerja, dan
keadaan kerja.
Para manajer menengah paling menghargai kemajuan, jenis pekerjaan dan penghasilan.
Page 184
Sebaliknya, para manajer paling atas menghargai rasa mempunyai kecakapan yang
berguna, pengakuan atas pekerjaan baik yang telah dilakukannya dan wewenang untuk
mengambil putusan.
Hal ini menunjukkan pergeseran dari faktor hubungan kerja ke faktor isi kerja atau dari
kebutuhan tingkat rendah ke tingkat tinggi,
Para manajer dalam industri swasta dan industri pemerintah ternyata tidak berbeda
dalam tingkat kepuasan pekerjaan.
Page 185
Mereka juga secara serupa dipengaruhi oleh motivator.
Motivator dan higine berbeda caranya dalam menambah kepuasan dan ketidakpuasan
jika bagi para manajer sektor pemerintah motivator lebih menambah kepuasan, bagi
para eksekutif dari sektor swasta motivator lebih menimbulkan rasa kurang puas,
Tidak ada bukti yang menunjukkan pengaruh kepuasan kerja terhadap variabel hasil
seperti prestasi keterlibatan kerja,
Page 186
Baik variabel perorangan (misalnya pendidikan, tingkat penghasilan) maupun variabel
organisasi (misalnya jenis pekerjaan lini staf, struktur organisasi yang tinggi/datar)
kelihatan tidak banyak mempengaruhi motivasi, yakni pentingnya kebutuhan,
pemenuhan kebutuhan, harapan, kekurangan (dan pilihan tentang hal yang membuat
puas dan yang membuat tidak puas).
Page 187
Menurut Eburt faktor-faktor yang ikut menentukan kepuasan kerja sebagai berikut:
Page 188
George dan Jones memberikan perbandingan antara kedua nilai kerja sebagai berikut dalam uraian di bawah ini:
Nilai kerja intrinsik
- Kerja yang menarik
- Kerja yang menantang
- Belajar sesuatu yang baru
- Membuat kontribusi penting
- Berpotensi tinggi
- Tanggung jawab dan otonomi
- Menjadi kreatif
Nilai kerja ekstrinsik
- Gaji tinggi
- Keamanan kerja
- Keuntungan kerja
- Status komunitas lebih
luas
- Kontak sosial
- Waktu dengan keluarga
- Waktu untuk hobi
Page 189
Jika mengacu pada George dan Jones (2002) kepuasan kerja merupakan kumpulan feelings dan beliefes yang dimiliki orang tentang pekerjaannya. Sementara itu Ghiselli dan Borown dalam As’ad (2000) merinci faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan, yaitu:
Kedudukan (posisi). Seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa
lebih puas dibandingkan dengan mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah,
Pangkat (golongan). Pekerjaan yang mendasarkan pada perbedaan pangkat atau golongan,
sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang
melakukannya. Jika ada kenaikan upah maka sedikit atau banyaknya upah yang dianggap
sebagai kenaikan pangkat dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru akan berubah
perilaku dan perasaan,
Umur. Umur memiliki hubungan dengan kepuasan kerja guru. Umur diantara 25 tahun sampai
34 tahun dan umur 45 sampai 45 tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa
menimbulkan perasaan puas terhadap pekerjaan,
Page 190
Jaminan finansial dan jaminan sosial. Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan
berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Seorang guru yang mendapatkan gaji atau
mendapatkan tunjangan tinggi maka akan memperoleh kepuasan,
Mutu pengawasan. Kepuasan guru ditentukan oleh perhatian dan hubungan yang baik
dari pimpinan kepada guru, sehingga guru akan merasa bahwa dirinya merupakan
bagian yang penting dari organisasi kerja.
Page 191
Indikator kepuasan atau ketidakpuasan kerja pegawai dapat diperlihatkan oleh beberapa aspek diantaranya:
Jumlah kehadiran pegawai atau jumlah kemangkiran,
Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanakan
pekerjaan,
Perasaan adil atau tidak adil dalam menerima imbalan,
Suka atau tidak suka dengan jabatan yang dipegangnya.
Sikap menolak pekerjaan atau menerima dengan penuh
tanggung jawab.
Page 192
Fungsi kepuasan kerja
Menurut Strauss dan Sayles (1980: 5-6) kepuasan kerja penting untuk aktualisasi diri.
Guru yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah untuk mencapai
kematangan psikologis dan akan menjadi frustrasi yang menyebabkan guru akan
senang melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan, emosi
tidak stabil, sering absen dan mengakibatkan turunnya kinerja guru dan sebaliknya.
Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti yang penting, baik bagi guru maupun
sekolah terutama karena menciptakan keadaan positif dalam lingkungan kerja
(Handoko, 1987: 145-146).
Page 193
PENGUKURAN KEPUASAN KERJA
Pengukuran kepuasan kerja sangat bervariasi. informasi yang didapat dari
kepuasan kerja ini bisa melalui tanya jawab secara perorangan, dengan
angket ataupun dengan pertemuan suatu kelompok kerja.
Kalau menggunakan tanya jawab sebagai alatnya, maka guru diminta
untuk merumuskan tentang perasaannya terhadap aspek-aspek
pekerjaan. Cara lain adalah dengan mengamati sikap dan tingkah laku
orang tersebut (As’ad,1987:111).
Di dalam pengukuran kepuasan kerja, metode yang digunakan adalah
dengan membuat kuesioner yang berhubungan dengan masalah
kepuasan kerja yang meliputi faktor finansial, faktor fisik, faktor sosial dan
faktor psikologi, yang kemudian disebar pada responden untuk dijawab
atau diisi sesuai keadaan yang sebenarnya.
Page 194
Kepuasan kerja merupakan sikap positif yang menyangkut
penyesuaian guru terhadap faktor-faktor yang, mempengaruhinya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kerja, meliputi:
Faktor kepuasan finansial, yaitu terpenuhinya keinginan guru
terhadap kebutuhan finansial yang diterimanya untuk memenuhi
kebutuhan mereka sehari-hari sehingga kepuasan kerja bagi guru
dapat terpenuhi.
Hal ini meliputi; sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-
macam tunjangan, fasilitas yang diberikan serta promosi (As’ad,
1987:118),
Page 195
Faktor kepuasan fisik, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
lingkungan kerja dan kondisi fisik guru. Hal ini meliputi; jenis pekerjaan,
pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan
ruangan/suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan guru dan
umur (As’ad, 1987:117),
Faktor kepuasan sosial, yaitu faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial
baik antara sesama guru, dengan atasannya maupun guru yang berbeda jenis
pekerjaannya. Hal ini meliputi rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan
bijaksana, serta pengarahan dan perintah yang wajar (Husnan, 1986:194),
Faktor Kepuasan Psikologi, yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
guru. Hal ini meliputi; minat, ketenteraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja,
bakat dan keterampilan (As’ad,1987:117).
Page 196
Dari definisi faktor-faktor di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa faktor-faktor tersebut mempengaruhi
kepuasan kerja yang memiliki peran yang penting bagi sekolah
dalam memilih dan menempatkan guru dalam pekerjaannya
dan sebagai partner usahanya agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan atau sepantasnya dilakukan.
Page 197
KORELASI KEPUASAN KERJA
Hubungan antara kepuasan kerja dengan variabel lain dapat bersifat positif atau
negatif.
Kekuatan hubungan mempunyai rentang dari lemah sampai kuat.
Hubungan yang kuat menunjukkan bahwa atasan dapat mempengaruhi dengan
signifikan variabel lainnya dengan meningkatkan kepuasan kerja (Kinicki, 2001:226).
Page 198
KORELASI KEPUASAN KERJA (MOTIVASI)
Antara motivasi dan kepuasan kerja terdapat hubungan yang positif dan signifikan.
Karena kepuasan dengan pengawasan/supervisi juga mempunyai korelasi signifikan
dengan motivasi, atasan/manajer disarankan mempertimbangkan bagaimana perilaku
mereka mempengaruhi kepuasan pekerja sehingga mereka secara potensial dapat
meningkatkan motivasi pekerja melalui berbagai usaha untuk meningkatkan kepuasan
kerja.
Page 199
Pelibatan kerja
Hal ini menunjukkan kenyataan dimana individu secara pribadi dilibatkan dengan peran
kerjanya.
Karena pelibatan kerja mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja, dan peran
atasan/manajer perlu didorong memperkuat lingkungan kerja yang memuaskan untuk
meningkatkan keterlibatan kerja pekerja.
Page 200
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR
Merupakan perilaku pekerja di luar dari apa yang menjadi
tugasnya.
Page 201
ORGANIZATIONAL COMMITMENT
Mencerminkan tingkatan dimana individu mengidentifikasi dengan organisasi dan
mempunyai komitmen terhadap tujuannya.
Antara komitmen organisasi dengan kepuasan terdapat hubungan yang signifikan dan
kuat, karena meningkatnya kepuasan kerja akan menimbulkan tingkat komitmen yang
lebih tinggi.
Selanjutnya komitmen yang lebih tinggi dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Page 202
KETIDAKHADIRAN (ABSENTEISME)
Antara ketidakhadiran dan kepuasan terdapat korelasi negatif yang kuat.
Dengan kata lain apabila kepuasan meningkat, ketidakhadiran akan turun.
Page 203
6) Perputaran (Turnover)
Hubungan antara perputaran dengan kepuasan adalah negatif.
Dimana perputaran dapat mengganggu kontinuitas organisasi dan
mahal sehingga diharapkan atasan/manajer dapat meningkatkan
kepuasan kerja dengan mengurangi perputaran.
Page 204
PERASAAN STRESS
Antara perasaan stres dengan kepuasan kerja menunjukkan
hubungan negatif dimana dengan meningkatnya kepuasan kerja
akan mengurangi dampak negatif stres.
Page 205
PRESTASI KERJA/KINERJA
Terdapat hubungan positif rendah antara kepuasan dan prestasi kerja. Sementara itu
menurut Gibson (2000:110) menggambarkan hubungan timbal balik antara kepuasan
dan kinerja.
Di satu sisi dikatakan kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga
pekerja yang puas akan lebih produktif.
Di sisi lain terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya kinerja atau prestasi kerja
sehingga pekerja yang lebih produktif akan mendapatkan kepuasan.
Page 206
MENGUKUR KEPUASAN KERJA
Pengukuran kepuasan kerja ternyata sangat bervariasi, baik dari segi analisa statistik
maupun dari segi pengumpulan datanya.
Informasi yang didapat dari kepuasan kerja ini biasanya melalui tanya jawab secara
perorangan, dengan angket maupun dengan pertemuan kelompok kerja (Riggio:2005).
Dalam semua kasus, kepuasan kerja diukur dengan kuesioner laporan diri yang diisi
oleh karyawan.
Pengukuran kepuasan kerja dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, yaitu
kepuasan kerja dilihat sebagai konsep global, kepuasan kerja dilihat sebagai konsep
permukaan, dan sebagai fungsi kebutuhan yang terpenuhkan.
Page 207
PENGUKURAN KEPUASAN KERJA DILIHAT SEBAGAI KONSEP GLOBAL
Konsep ini merupakan konsep satu dimensi, semacam ringkasan psikologi dari semua
aspek pekerjaan yang disukai atau tidak disukai dari suatu jabatan.
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner satu pertanyaan (soal).
Sejumlah kelebihan, diantaranya adalah tidak ada biaya pengembangan dan dapat
dimengerti oleh mereka yang ditanyai.
Page 208
Selain itu cara ini cepat, mudah diadministrasikan dan diberi nilai.
Kuesioner satu pertanyaan menyediakan ruang yang cukup banyak bagi penafsiran
pribadi dari pertanyaan yang diajukan.
Responden akan menjawab berdasarkan gaji, sifat pekerjaan, iklim sosial organisasi,
dan sebagainya.
Page 209
PENGUKURAN KEPUASAN KERJA DILIHAT KONSEP PERMUKAAN
Konsep ini menggunakan konsep facet (permukaan) atau komponen, yang menganggap
bahwa kepuasan karyawan dengan berbagai aspek situasi kerja yang berbeda dapat
bervariasi secara bebas dan harus diukur secara terpisah.
Konsep facet yang dapat diperiksa adalah beban kerja, keamanan kerja, kompetensi,
kondisi kerja, status dan prestise kerja.
Kecocokan rekan kerja, kebijaksanaan penilaian perusahaan, praktek manajemen,
hubungan atasan-bawahan, otonomi dan tanggung jawab jabatan, kesempatan untuk
menggunakan pengetahuan dan keterampilan, serta kesempatan untuk pertumbuhan
dan pengembangan.
Page 210
PENGUKURAN KEPUASAN KERJA DILIHAT SEBAGAI KEBUTUHAN YANG TERPENUHKAN
Suatu pendekatan terhadap pengukuran kepuasan kerja yang tidak menggunakan
asumsi bahwa semua orang memiliki perasaan yang sama mengenai aspek tertentu
dari situasi kerja, pendekatan ini dikembangkan oleh Porter.
Kuesioner Porter didasarkan pada pendekatan teori kebutuhan akan kepuasan kerja.
Kuesioner ini terdiri dari 15 pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan akan rasa
aman, penghargaan, otonomi, sosial, dan aktualisasi diri.
Page 211
Berdasarkan kebutuhan dan persepsi orang itu sendiri mengenai jabatannya, tiap responden menjawab tiga pertanyaan mengenai masing-masing pertanyaan:
(1) Berapa yang ada sekarang?
(2) Berapa seharusnya?
(3) Bagaimana pentingnya hal ini bagi saya?
Page 212
TIGA CARA UNTUK MELAKUKAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA (RATING SCALE DAN KUESIONER)
Metode ini orang menjawab pertanyaan dari kuesioner yang
menggunakan rating scales sehingga mereka melaporkan reaksi
mereka pada pekerjaan mereka.
Page 213
CRITICAL INCIDENTS
Individu menjelaskan kejadian yang menghubungkan pekerjaan mereka yang dirasaka
terutama memuaskan atau tidak memuaskan.
Jawaban mereka dipelajari untuk mengungkap tema yang mendasari.
Sebagai contoh misalnya apabila banyak pekerja yang menyebutkan situasi pekerjaan
dimana mereka mendapatkan perlakuan kurang baik oleh supervisor atau sebaliknya.
Page 214
Interviews
Dengan melakukan wawancara tatap muka dengan pekerja dapat
diketahui sikap mereka secara langsung dan dapat
mengembangkan lebih dalam dengan menggunakan kuesioner
yang terstruktur.
Page 215
Berdasarkan tanggapan terhadap pertanyaan mengenai pemenuhan kebutuhan kerja
tersebut, kepuasan kerja diukur dengan perbedaan antara “berapa yang ada
sekarang?” dan “berapa yang seharusnya?”, semakin kecil perbedaan, maka semakin
besar kepuasannya
Nilai yang terpisah dihitung untuk masing-masing dari lima kategori kebutuhan.
Pertanyaan “bagaimana pentingnya hal ini bagi saya?” memberikan kepada penyelia
ukuran kekuatan relatif dari masing-masing kebutuhan bagi tiap responden. Pendapat
lain, Greenberg dan Baron menunjukkan
Page 216
Menurut Robbins pengukuran kepuasan kerja sebagai berikut:
Single global rating, yaitu tidak lain dengan minta individu merespons atas satu
pertanyaan seperti: dengan mempertimbangkan semua hal, seberapa puas anda dengan
pekerjaan anda? Responden menjawab antara highly statisfied dan high dissatisfied,
Summation score lebih canggih. Mengidentifikasi elemen kunci dalam pekerjaan dan
menanyakan perasaan pekerja tentang masing-masing elemen.
Faktor spesifik yang diperhitungkan adalah : sifat pekerjaan, supervisi, upah, sekarang,
kesempatan promosi dan hubungan dengan coworker. Faktor ini di peringkat pada skala
yang distandarkan dan ditambahkan untuk menciptakan job stratisfiction score (JDI)
secara menyeluruh.
Page 217
Pengaruh Kepuasan Kerja (Terhadap Produktivitas)
Orang berpendapat produktivitas dapat dinaikkan dengan meningkatkan kepuasan kerja.
Kepuasan kerja mungkin merupakan akibat dari produktivitas atau sebaliknya.
Produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa apa yang telah dicapai perusahaan sesuai dengan apa yang mereka terima (upah) yaitu adil dan wajar serta diasosiasikan dengan performa kerja yang unggul.
Performansi kerja menunjukkan tingkat kepuasan kerja seorang pekerja, karena perusahaan dapat mengetahui aspek-aspek pekerjaan dari tingkat keberhasilan yang diharapkan.
Page 218
KETIDAKHADIRAN (ABSENTEISME)
Menurut Porter dan Steers ketidakhadiran sifatnya lebih spontan dan kurang
mencerminkan ketidakpuasan kerja.
Tidak adanya hubungan antara kepuasan kerja dengan ketidakhadiran. Karena ada dua
faktor dalam perilaku hadir yaitu motivasi untuk hadir dan kemampuan untuk hadir.
Sementara itu menurut Wibowo (2007:312) antara kepuasan dan
ketidakhadiran/kemangkiran menunjukkan korelasi negatif.
Sebagai contoh perusahaan memberikan cuti sakit atau cuti kerja dengan bebas tanpa
sanksi atau denda termasuk kepada pekerja yang sangat puas.
Page 219
KELUARNYA PEKERJA (TURNOVER)
Sedangkan berhenti atau keluar dari pekerjaan mempunyai akibat ekonomis yang
besar, maka besar kemungkinannya berhubungan dengan ketidakpuasan kerja.
Menurut Robbins (1998), ketidakpuasan kerja pada pekerja dapat diungkapkan dalam
berbagai cara misalnya selain dengan meninggalkan pekerjaan, mengeluh,
membangkang, mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian tanggung jawab
pekerjaan mereka dan lainnya.
Page 220
Ada empat cara tenaga kerja mengungkapkan ketidakpuasan Robbins (2003):
Keluar (exit) yaitu meninggalkan pekerjaan termasuk mencari pekerjaan lain,
Menyuarakan (voice) yaitu memberikan saran perbaikan dan mendiskusikan masalah
dengan atasan untuk memperbaiki kondisi,
Mengabaikan (neglect) yaitu sikap dengan membiarkan keadaan menjadi lebih buruk
seperti sering absen atau semakin sering membuat kesalahan,
Kesetiaan (loyality) yaitu menunggu secara pasif samapi kondisi menjadi lebih baik
termasuk membela perusahaan terhadap kritik dari luar.
Page 221
DIMENSI KEPUASAN KERJA
Kepuasan merupakan suatu sikap yang dimiliki oleh para individu sehubungan dengan
jabatan atau pekerjaan mereka.
Ia timbul dari persepsi mereka tentang jabatan atau pekerjaan mereka.
Kepuasan jabatan timbul karena aneka macam aspek dari jabatan atau pekerjaan
seperti misalnya : imbalan berupa uang, peluang untuk promosi, supervisor, para rekan
sekerja.
Kepuasan pekerjaan juga berasal dari faktor-faktor yang berhubungan dengan
lingkungan pekerjaan.
Page 222
Gaya supervisor, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur, afiliasi kelompok kerja, kondisi-kondisi kerja, dan imbalan-imbalan lain di luar gaji. Ada lima dimensi yaitu:
Gaji atau upah yang diterima adalah jumlah gaji atau upah yang diterima dan kelayakan
imbalan tersebut,
Pekerjaan adalah tingkat hingga di mana tugas-tugas pekerjaan dianggap menarik dan
memberikan peluang untuk belajar dan menerima tanggung jawab,
Peluang-peluang promosi adalah tersedianya peluang-peluang untuk mencapai
kemajuan dalam jabatan,
Supervisor adalah kemampuan sang supervisor untuk menunjukkan perhatian terhadap
karyawan,
Para rekan sekerja adalah tingkat hingga di mana para rekan sekerja bersikap
bersahabat, kompeten, dan saling bantu membantu.
Page 223
Dimana kelima macam dimensi kepuasan jabatan telah diukur dalam studi tertentu dimana menggunakan apa yang dinamakan Indeks Deskiptif Jabatan (Job Descriptive Index). Yang diberi hak cipta kepada Bowling Green State University di Amerika Serikat (dalam Winardi, 2009:217). Dimana dimensi
masing-masing dapat digambarkan sebagai berikut:
Pekerjaan:
Rutin,
Kreatif,
Menjemukan.
Supervise
Meminta pandangan saya,
Memuji karya baik,
Tidak cukup melaksanakan supervisi,
Memberitahukan keadaan saya.
Orang-orang
Merangsang,
Ambisius,
Page 224
Terlampau banyak berbicara,
Sulit dihadapi.
Gaji atau upah
Penghasilan cukup untuk pengeluaran-
pengeluaran normal,
Terlampau rendah,
Kurang dibandingkan dengan apa yang seharusnya saya terima,
Pembayaran sangat tinggi. Promosi-promosi Peluang baik untuk maju, Promosi berdasarkan kemampuan, Pekerjaan tanpa harapan maju, Kebijaksanaan promosi tidak fair.
Page 225
Pengukuran kepuasan kerja menggunakan Job Descriptive Index:
Pekerjaan
Memberikan rasa keberhasilan,
Membosankan,
Memuaskan,
Tidak menarik,
Menantang.
Gaji
Adil,
Rendah,
Page 226
Pendapatan yang memadai
untuk biaya promosi,
Dibayar dengan baik,
Aman.
Promosi
Kesempatan untuk promosi,
Pekerjaan buntu,
Promosi pada kemampuan,
Kesempatan baik untuk
promosi,
Kebijakan promosi tidak
adil.
Supervise
Page 227
Memuji kerja yang baik,
Menjengkelkan,
Bijaksana,
Buruk,
Up to Date.
Rekan sekerja
Bermanfaat,
Membosankan,
Cerdas,
Malas,
Bertanggung jawab.
Page 228
MEMBUAT PEKERJAAN YANG MENYENANGKAN
Karena pekerjaan yang mereka senang kerjakan daripada yang membosankan akan membuat orang menjadi lebih puas.
Page 229
ORANG YANG DIBAYAR DENGAN JUJUR
Orang yang percaya bahwa sistem pengupahan/penggajian tidak jujur cendrung tidak puas dengan pekerjaannya.
Page 230
MEMPERTEMUKAN ORANG DENGAN PEKERJAAN YANG COCOK DENGAN MINAT
Semakin banyak orang menemukan bahwa mereka
dapat memenuhi kepentingannya di tempat kerja,
semakin puas mereka dengan pekerjaannya.
Page 231
MENGHINDARI KEBOSANAN DAN PEKERJAAN BERULANG-ULANG
Kebanyakan orang cenderung mendapatkan sedikit kepuasan
dalam melakukan pekerjaan yang sangat membosankan dan
berulang.
Karena orang jauh lebih puas dengan pekerjaan yang
meyakinkan mereka memperoleh sukses dengan secara bebas
melakukan kontrol atas cara mereka melakukan sesuatu.
Page 232
Peningkatan kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:Melakukan perubahan struktur kerja
Melakukan perputaran pekerjaan (job rotation), yaitu sebuah sistem perubahan
pekerjaan dari salah satu tipe tugas ke tugas yang lainnya (yang disesuaikan dengan job
description).
Cara kedua yang harus dilakukan adalah dengan pemekaran (job enlargement), atau
perluasan satu pekerjaan sebagai tambahan dan bermacam-macam tugas pekerjaan.
Praktek untuk para pekerja yang menerima tugas-tugas tambahan dan bervariasi
dalam usaha untuk membuat mereka merasakan bahwa mereka adalah lebih dari
sekedar anggota dari organisasi.
Page 233
MELAKUKAN PERUBAHAN STRUKTUR PEMBAYARAN
Perubahan sistem pembayaran ini dilakukan dengan berdasarkan pada keahliannya
(skill-based pay), yaitu pembayaran dimana para pekerja digaji berdasarkan
pengetahuan dan keterampilannya daripada posisinya di perusahaan.
Pembayaran kedua dilakukan berdasarkan jasanya (merit pay), sistem pembayaran
dimana pekerja digaji berdasarkan performancenya, pencapaian finansial pekerja
berdasarkan pada hasil yang dicapai oleh individu itu sendiri.
Pembayaran yang ketiga adalah Gainsharing atau pembayaran berdasarkan pada
keberhasilan kelompok (keuntungan dibagi kepada seluruh anggota kelompok).
Page 234
PEMBERIAN JADWAL KERJA YANG FLEKSIBEL
Memberikan kontrol pada para pekerja mengenai pekerjaan sehari-hari mereka, yang
sangat penting untuk mereka yang bekerja di daerah padat, dimana pekerja tidak bisa
bekerja tepat waktu atau untuk mereka yang mempunyai tanggung jawab pada anak-
anak.
Compressed work week (pekerjaan mingguan yang dipadatkan), dimana jumlah
pekerjaan per harinya dikurangi sedang jumlah jam pekerjaan per hari ditingkatkan.
Cara yang kedua adalah dengan sistem penjadwalan dimana seorang pekerja
menjalankan sejumlah jam khusus per minggu (Flextime), tetapi tetap mempunyai
fleksibilitas kapan mulai dan mengakhiri pekerjaannya.
Page 235
MENGADAKAN PROGRAM YANG MENDUKUNG
Perusahaan mengadakan program-program yang dirasakan
dapat meningkatkan kepuasan kerja para karyawan, seperti;
health center, profit sharing, employee sponsored child care, dan
lain-lain.
Page 236
KEPUASAN KERJA GURU
Dua pendekatan pokok dalam mengukur kepuasan kerja yaitu pendekatan global dan
pendekatan segi.
Pendekatan segi banyak digunakan untuk meninjau masalah kepuasan kerja (Smith
dalam Hadjam dan Nasiruddin, 2003).
Kepuasan kerja disusun oleh aspek-aspek kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri,
seperti gaji/imbalan yang diterima, kesempatan untuk promosi dan pengembangan
karir, kualitas supervisor dan hubungan dengan rekan kerja.
Page 237
ASPEK-ASPEK LAIN YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA (KERJA YANG SECARA MENTAL MENANTANG)
Kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka
kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan
menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka
mengerjakan.
Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu
banyak menantang menciptakan frustrasi dan perasaan gagal.
Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami
kesenangan dan kepuasan,
Page 238
Ganjaran yang pantas, para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi
yang mereka persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka.
Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan
individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan
kepuasan. tidak semua orang mengejar uang.
Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi
yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai
keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja.
Page 239
Tetapi kunci yang menakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang
dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan.
Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih
banyak, dan status sosial yang ditingkatkan.
Karena itu individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara
yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan
mereka,
Page 240
Kondisi kerja yang mendukung, karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk
kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas.
Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang
tidak berbahaya atau merepotkan.
Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak
ekstrem (terlalu banyak atau sedikit),
Rekan kerja yang mendukung, orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang
atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja.
Page 241
Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila
mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat menciptakan kepuasan kerja
yang meningkat.
Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan,
Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya
kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya
mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi
tuntutan dari pekerjaan mereka.
Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan
karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang
tinggi dari dalam kerja mereka,
Page 242
Hal ini sejalan dengan Gibson (2000) yang mengemukakan lima hal yang terutama mempunyai karakteristik penting berkaitan dengan pengukuran kepuasan kerja yaitu:
(1) Pembayaran: suatu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari pembayaran; (2) Pekerjaan: sampai sejauh mana tugas kerja dianggap menarik dan memberikan kesempatan untuk
belajar dan untuk menerima tanggung jawab; (3) Kesempatan promosi: adanya kesempatan untuk maju; (4) Penyelia: kemampuan penyelia untuk memperlihatkan ketertarikan dan perhatian kepada pekerja.; (5) Rekan sekerja: sampai sejauh mana rekan sekerja bersahabat, kompeten dan mendukung.(6) Dimensi tersebut juga telah dikembangkan oleh para peneliti dari Cornel University dalam Job
Descriptive Index untuk menilai kepuasan kerja seseorang dengan dimensi kerja berikut: pekerjaan, upah, promosi, rekan sekerja dan pengawasan (Kreitner, 2003).
Page 243
Kepuasan kerja guru ditunjukkan oleh sikapnya dalam bekerja/mengajar.
Jika guru puas akan keadaan yang mempengaruhi dia maka dia akan bekerja dengan
baik/mengajar dengan baik.
Tetapi jika guru kurang puas maka dia akan mengajar sesuai kehendaknya.
Misalnya seorang kepala sekolah mungkin menyimpulkan bahwa “Pak Daliansyah
tampaknya sangat senang dengan promosinya sebagai wakil kepala sekolah yang
sekarang”.
Pak Daliansyah kelihatan puas dengan keadaan yang mempengaruhi dia maka dia
mengajar dengan baik dan bersemangat.
Page 244
Konsep kepuasan kerja guru dalam hubungannya dalam penelitian ini adalah
pendekatan segi banyak digunakan untuk meninjau masalah kepuasan kerja (Smith
dalam Hadjam dan Nasiruddin, 2003).
Jadi kepuasan kerja adalah sikap dan perasaan puas atau tidak puas seorang guru
terhadap pekerjaan yang merupakan hasil penilaian yang bersifat subyektif terhadap
aspek-aspek pekerjaan itu sendiri, gaji yang diterima, kesempatan untuk promosi dan
pengembangan karir, kualitas kepala sekolah sebagai supervisor, dan hubungan dengan
rekan sekerja
Page 245
KEPUASAN KERJA
Kepuasan kerja merupakan bagian dari sikap dan persepsi seseorang terhadap
pekerjaannya. Seseorang akan merasa puas apabila dia mendapatkan hasil dari
pekerjaannya itu sesuai dengan harapan yang diinginkan.
Dari hasil pekerjaan itu kemudian muncul sikap dan persepsi yang ditunjukkan dengan
semangat yang tinggi dalam bekerja, maka kepuasan kerja guru terjadi karena ada
penyebabnya, terutama karena kepemimpinan kepala sekolah dan komunikasi interaktif
antar warga sekolah berjalan dengan baik atau tidak.
Page 246
Seorang guru yang merasa puas terhadap pekerjaannya akan menunjukkan sikap bertanggung jawab dan
perilaku disiplin positif yang dapat diwujudkan dengan frekuensi kehadiran tinggi, disiplin mengajar yang
bertanggung jawab, aktif dan kreatif serta inovatif.
Seorang guru yang merasa tidak puas terhadap tugas-tugasnya akan menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak
bertanggung jawab dan dapat dilihat dari rendahnya disiplin dan kinerja serta komunikasi yang terjalin.
Oleh karena itu kajian kepuasan kerja dapat direfleksikan melalui sikap positip atau negatip yang dilakukan
seorang guru terhadap pekerjaannya.
Guru akan merasa tidak nyaman jika dibohongi, diperlakukan tak adil. Jika kondisi ini dirasakan maka
kenyamanan bekerja akan pudar.
Sebaliknya jika guru diperlakuan layak sebagaimana mestinya oleh pimpinan maka akan timbul rasa
bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan dengan kemajuan organisasi (lembaga pendidikan).
Page 247
Individu yang bekerja, termasuk guru, merasa bahwa dirinya memiliki kemampuan.
Kemampuan itu diharapkannya agar diakui sebagai hal yang berarti untuk organisasi
sehingga pengorbanannya tidak sia-sia dan bermanfaat untuk orang lain.
Bagaimanapun juga kemampuan seorang guru, dia selalu akan berharap agar
kemampuan yang telah disumbangkan pada lembaga pendidikan mendapat penghargaan
yang layak.
Page 248
Kalau kemampuan yang dilakukan seorang guru sering mendapat sambutan dingin
apalagi dianggap menyalahi kebijaksanaan, dan mendapat nilai negatif oleh pimpinan.
Maka guru itu tidak akan mau lagi melakukan yang terbaik untuk lembaga, sebab dalam
pemikirannya sudah tertanam suatu kesimpulan bahwa apapun yang dilakukan tetap tak
akan dihargai.
Page 249
Untuk itu penghargaan dari pimpinan atau pihak lain sangat berarti untuk memotivasi
kerja guru.
Dalam memenuhi kepuasan kerja guru agar sekolah mencapai prestasi yang baik, maka
harus diupayakan oleh unsur-unsur kepala sekolah, guru, siswa, peraturan sekolah,
sarana prasarana, budaya organisasi sekolah, iklim sekolah dan yang lainnya sebagai
pendukung proses belajar mengajar di sekolah.
Kerja menurut kamus W.J.S Purwadaminta, berarti melakukan sesuatu; sesuatu yang
dilakukan. Kerja memiliki arti luas dan sempit,
Page 250
Dalam arti luas kerja mencakup semua bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik
dalam hal materi maupun non materi baik bersifat intelektual maupun fisik, mengenai
keduniaan maupun akhirat, sedangkan dalam arti sempit, kerja berkonotasi ekonomi
yang bertujuan mendapatkan materi. Kerja dibagi ke dalam cabang-cabang lainnya
sehingga membentuk satu kesatuan kerja.
Bekerja menurut Moh. As’ad adalah melaksanakan suatu tugas dan diakhiri dengan buah
karya yang dapat dinikmati oleh manusia bersangkutan.
Page 251
Menurut Toto Tasmara kerja adalah segala aktifitas dinamis yang mempunyai tujuan
untuk kebutuhan tertentu (jasmani dan rohani) dan berupaya untuk mewujudkan tujuan
tersebut serta melahirkan prestasi yang bermanfaat bagi lingkungannya.
Page 252
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bekerja adalah segala aktifitas dinamis yang
diikat dengan aturan akhlak atau etika yang dapat dinikmati sebagai bagian dari ibadah,
dan bekerja berhubungan dengan kinerja pribadi sesuai dengan kewajiban dan
spesifikasi pekerjaannya serta sistem kerja secara menyeluruh dalam rangka mencapai
tujuan bersama yang sudah ditetapkan yang ditunjukkan dalam bentuk kepercayaan,
kebiasaan, atau perilaku suatu kelompok.
Page 253
Kata kepuasan berasal dari kata puas merupakan kata sifat, yang setelah diberi awalan
"ke" dan akhiran "an" berubah menjadi kata benda (nomina abstrak), yaitu kepuasan.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Poerwadarminta, kata puas berarti merasa
senang (lega, kenyang, dsb), karena sudah merasa secukup-cukupnya atau sudah
terpenuhi hasrat hatinya. Jadi maksud dari kepuasan ialah perasaan senang. Kata
kepuasan dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata satisfaction.
Page 254
Konsep atau teori tentang kepuasan kerja itu sendiri menurut para pakar sesuai
dengan sudut pandang mereka masing-masing seperti dijelaskan Indrawijaya bahwa
Kepuasan kerja, secara umum, menyangkut sikap seseorang mengenai pekerjaannya.
Davis dan Newstrom [1] memberi pengertian kepuasan kerja sebagai berikut:
"Job satisfaction is a set of favourable feeling with which
employees view their work job satisfaction is a feeling of
relative pleasure or pain ("I enjoy having a variety of task to do
") that differs from objective thought ("My work is complex ")
and behaviour intentions ("I plan to quit this job in three
months ") ".
Page 255
Meskipun kepuasan kerja adalah suatu yang tak dapat dilihat
tetapi dapat diwujudkan melalui hasil pekerjaan. Kepuasan
kerja secara langsung adalah berkaitan dengan kepuasan batin
seseorang terhadap pekerjaan.
Kepuasan kerja dapat dirasakan ketika melaksanakan pekerjan
atau sesudah melaksanakan pekerjaan.
Greenberg dan Baron yang dikutip oleh Wibowo menjelaskan
bahwa kepuasan kerja merupakan sikap positif atau negatif
yang dilakukan individual terhadap pekerjaan mereka.
Sedangkan menurut Stephen Robbins, menyatakan bahwa
"We've previously define satisfaction as an individual's general
attitude toward his or her job".
Page 256
Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan
perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka
yakini seharusnya mereka terima.
Gibson mengemukakan kepuasan kerja sebagai sikap yang dimiliki pekerja tentang
pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja itu dapat dinikmati ketika melakukan pekerjaan dan sesudah melakukan
pekerjaan.
Kepuasan kerja yang dirasakan ketika melakukan pekerjaan akan tercermin pada
disiplin kerja, memiliki moral kerja yang tinggi, penuh dedikasi, memiliki prestasi kerja,
memperoleh pujian dalam bekerja.
Page 257
Vecchio menyatakan kepuasan kerja sebagai pemikiran, perasaan, dan kecenderungan
tindakan seseorang, yang merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaan.
Yohannes Basuki mengemukakan tentang kepuasan kerja adalah: "job satisfaction is the
degree to which on individual feels positively or negatively about the various face, of
the job task the work setting and relationship with co-workers".
Page 258
Kepuasan kerja adalah suatu tingkatan yang mana individu merasa positif atau negatif
tentang berbagai segi dari tugas kerja, pengaturan kerja dan hubungan dengan sesama
karyawan.
Menurut Kreitner dan Kinicki, kepuasan kerja merupakan respons affective atau
emosional terhadap berbagai segi pekerjaan seseorang.
Page 259
Definisi tersebut menunjukkan bahwa job satisfaction bukan merupakan konsep tunggal.
Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tidak puas dengan
satu atau lebih aspek lainnya.
Menurut Spector “job satisfaction is simply how people feel about their jobs and
different aspects of their jobs. It is the extent to which people like (satisfaction) or
dislike (dissatisfaction) their jobs”.
Page 260
Kepuasan kerja adalah bagaimana perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
Sejauh mana orang menyukai atau tidak menyukai pekerjaannya.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan Spector,1997. Job satisfaction
application assessment, caise and consequences, SagePublication, California. Hal.E.
Page 261
Kepuasan kerja adalah bagaimana sikap seseorang dapat menikmati kepuasan ketika
melakukan /sesudah melakukan pekerjaannya.
Sikap umum seseorang terhadap pekerjaan tersebut berhubungan dengan suka atau
tidak suka terhadap pekerjaannya, yang ditunjukkan oleh perbedaan antara jumlah
penghargaan yang diterima/jumlah yang mereka yakini seharusnya diterima.
Page 262
PENGERTIAN KEPUASAN KERJA
Suatu efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek kerjaan.
Page 263
KEPUASAN KERJA
Sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara
jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya
mereka terima.
Kepuasan kerja (job satisfaction) sangat ditentukan oleh apakah pekerjaan dan kondisi
yang dihadapi dilingkungan kerja dapat memenuhi kebutuhan pekerja, sehingga merasa
puas dalam bekerja.
Page 264
KEPUASAN KERJA DENGAN PERILAKU KERJA
Rasa suka dan tidak suka;
Kecelakaan kerja (cerobah – hati-hati)
Kegembiraan – kesedihan;
Rajin/tepat waktu – malas/terlambat;
Hadir dan tidak hadir kerja;
Turnover dan sebagainya.
Page 265
TEORI KEBUTUHAN MASLOW
Kebutuhan manusia berjenjang dan manusia cenderung
memenuhi kebutuhan paling dasar sebelum meningkat
pada pemenuhan yang lebih tinggi.
Page 266
DEFINISI KEPUASAN KERJA
Kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaan
secara keseluruhan dan memuaskan kebutuhannya.
Kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan itu
sendiri, situasi kerja, kerja sama antar pemimpin dan sesama keryawan.
Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap
khusus terhadap faktor- faktor pekerjaan, penyesuian diri dan hubungan sosial individu
diluar kerja.
Page 267
SEGI-SEGI KEPUASAN KERJA
a. Segi sosial ekonomi (gaji dan jaminan sosial).
b. Segi sosial psikologi:
- Kesempatan untuk maju
- Kesempatan mendapatkan penghargaan
- Berhubungan dengan masalah pengawasan
- Berhubungan dengan pergaulan antara karyawan dengan karyawan dan
antara karyawan
dengan atasannya.
Page 268
KEBUTUHAN KEPUASAN INDIVIDU
Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan individu sudah
terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan
ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap
umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan
imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah
melakukan sebuah pengorbanan.
Page 269
DUA DIMENSI KEPUASAN
Kepuasan yang dirasakan individu yang titik
berat-nya individu anggota masyarakat.
Kepuasan yang merupakan sikap umum yang
dimiliki oleh pegawai.
Page 270
LIMA ASPEK YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA (1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self),
Pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa
keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan
meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
Page 271
2. ATASAN (SUPERVISION)
Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya.
Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur
ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
Page 272
3. TEMAN SEKERJA (WORKERS)
Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan
antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain,
baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
Page 273
4. PROMOSI (PROMOTION)
Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada
tidaknya kesempatan untuk memperoleh
peningkatan karir selama bekerja.
Page 274
TIGA KATEGORI UTAMA KEPUASAN KERJA
1. Faktor Organisasi yaitu sistem imbalan (reward) meliputi; promosi, kebijakan
organisasi,dan kualitas pengawasan yang dirasakan oleh karyawan.
2. Faktor Pekerjaan dan Work Setting yaitu meliputi beban kerja secara
keseluruhan, variasi tugas, tingkat pencahayaan, jumlah sekat di sekeliling
karyawan, dan lingkungan sosial.
3. Faktor Karakteristik Personal yaitu meliputi self esteem, kepribadian, dan
usia.
Page 275
TEORI-TEORI KEPUASAN KERJA (TEORI PERTENTANGAN/DISCREPANCY THEORY)
Teori pertentangan dari locke menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap
beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan dua nilai:
1. Pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan
seseorang individu dengan apa yang diterima
2. pentingnya apa yang diinginkan bagi individu.
Page 276
TEORI PERTENTANGAN
Seorang individu akan merasa puas atau tidak puas
merupakan sesuatu yang pribadi, tergantung
bagaimana ia mempersiapkan adanya kesesuaian atau
pertentangan antara keinginan dan hasil keluarnya..
Page 277
Model dari Kepuasan Bidang/ Bagian (Facet Satisfication)
Model Lawler dari kepuasan bidang berkaitan erat dengan teori keadilan dari Adams,
Menurut model Lawler orang akan puas dengan bidang tertentu dari pekerjaan mereka
jika jumlah dari bidang mereka persepsikan harus mereka terima untuk melaksanakan
kerja mereka sama dengan jumlah yang mereka persepsikan dari yang secara aktual
mereka terima.
Jumlah dari bidang yang dipersepsikan orang sebagai sesuai tergantung dari
bagaimana orang mempersepsikan masukan pekerjaan, ciri-ciri pekerjaan, dan
bagaimana mereka mempersepsikan masukan dan keluaran dari orang lain yang
dijadikan pembanding.
Page 278
TEORI PROSES-BERTENTANGAN (OPPONET-PROSES THEORY)
Teori proses bertentangan dari Landy memandang kepuasan kerja dari perspektif
yang berbeda secara mendasar daripada pendekatan yang lain.
Teori ini menekankan bahwa orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan
emosional (emotional equilibrium), berdasarkan
Asumsi bahwa kepuasan kerja yang bervariasi secara mendasar dari waktu ke
waktu akibatnya ialah bahwa pengukuran kepuasan kerja perlu dilakukan secara
periodik dengan interval waktu yang sesuai.
Page 279
ASPEK-ASPEK LAIN YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA (1. Kerja yang secara mental menantang)
Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk
menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan
umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan.
Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang
menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan
perasaan gagal.
Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan
kepuasan.
Page 280
2. GANJARAN YANG PANTAS
Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka
persepsikan sebagai adil, dan segaris dengan pengharapan mereka.
Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan
individu, standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan.
Dan tidak semua orang mengejar uang.
Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi
yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai
keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja.
Page 281
Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang
dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan.
Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang
lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan.
Individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang
adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan
mereka.
Page 282
3. KONDISI KERJA YANG MENDUKUNG
Guru/TU peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk
memudahkan mengerjakan tugas.
Studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak
berbahaya atau merepotkan.
Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak
esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
Page 283
4. REKAN KERJA YANG MENDUKUNG
Guru/TU mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari
dalam kerja.
Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial.
Bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat menciptakan
kepuasan kerja yang meningkat.
Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
Page 284
5. KESESUAIAN KEPRIBADIAN DENGAN PEKERJAAN
Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun)
dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka
mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan
mereka.
Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan
tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk
mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka
Page 285
LIMA KARAKTERISTIK PENTING YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
a. Pekerjaan, sampai sejauhmana tugas kerja dianggap menarik dan memberi memberikan
kesempatan untuk belajar dan menerima tanggung jawab.
b. Upah atau gaji, yaitu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari upah atau
gaji.
c. Penyelia atau pengawasan kerja yaitu kemampuan penyelia untuk membantu dan
mendukung
pekerjaan.
d. Kesempatan promosi yaitu keadaan kesempatan untuk maju.
e. Rekan kerja yaitu sejauhmana rekan kerja bersahabat dan berkompeten.
Page 286
DEFINISI KEPUASAN KERJA
1. Kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaan secara
keseluruhan
memuaskan kebutuhannya. (Robert Hoppecl New Hope Pensyvania).
2. Kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan itu
sendiri,situasi kerja,
kerja sama, antar pemimpin dan sesama keryawan (Tiffin).
3. Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus
terhadap
faktor- faktor pekerjaan, penyesuian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja (Blum) .
Page 287
KEPUASAN KERJA PADA DASARNYA ADALAH “SECURITY FEELING”(RASA AMAN)
a. Segi sosial ekonomi (gaji dan jaminan sosial).
b. Segi sosial psikologi :
- Kesempatan untuk maju
- Kesempatan mendapatkan penghargaan
- Berhubungan dengan masalah pengawasan
- Berhubungan dengan pergaulan antara karyawan dengan karyawan dan antara
karyawan dengan atasannya.
Page 288
TIGA KATEGORI UTAMA KEPUASAN KERJA
1. Faktor Organisasi yaitu sistem imbalan (reward) meliputi; promosi, kebijakan
organisasi,
dan kualitas pengawasan yang dirasakan oleh karyawan.
2. Faktor Pekerjaan dan Work Setting yaitu meliputi beban kerja secara keseluruhan,
variasi
tugas, tingkat pencahayaan, jumlah sekat di sekeliling karyawan, dan lingkungan
sosial.
3. Faktor Karakteristik Personal yaitu meliputi self esteem, kepribadian, dan usia.
Page 289
TEORI-TEORI KEPUASAN KERJA(TEORI PERTENTANGAN/DISCREPANCY THEORY)
Teori pertentangan dari locke menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan terhadap
beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan penimbangan dua nilai :
1. Pertentangan yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan seorang individu dengan
apa yang diterima.
2. Pentingnya apa yang diinginkan bagi individu.
Page 290
TEORI PROSES-BERTENTANGAN (OPPONENT-PROSES THEORY)
Teori proses bertentangan dari Landy memandang kepuasan kerja dari perspektif yang
berbeda secara mendasar daripada pendekatan yang lain.
Teori ini menekankan bahwa orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan
emosional (emotional equilibrium), berdasarkan asumsi bahwa kepuasan kerja yang
bervariasi secara mendasar dari waktu ke waktu akibatnya ialah bahwa pengukuran
kepuasan kerja perlu dilakukan secara periodik dengan interval waktu yang sesuai.
Page 291
ASPEK-ASPEK LAIN YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA(1. KERJA YANG SECARA MENTAL MENANTANG)
Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk
menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas,
kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan.
Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu
kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang
menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang,
kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.
Page 292
2. Ganjaran yang pantas,
Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka
persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka.
Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan
individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan
kepuasan. tidak semua orang mengejar uang.
Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi
yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai
keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja.
Page 293
Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang
dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan.
Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih
banyak, dan status sosial yang ditingkatkan.
Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi
dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami
kepuasan dari pekerjaan mereka.
Page 294
LIMA KARAKTERISTIK PENTING YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
a. Pekerjaan, sampai sejauhmana tugas kerja dianggap menarik dan memberikan kesempatan untuk belajar dan menerima tanggung jawab
b. Upah atau gaji, yaitu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari upah atau gaji.
c. Penyelia atau pengawasan kerja yaitu kemampuan penyelia untuk membantu dan mendukung pekerjaan.
d. Kesempatan promosi yaitu keadaan kesempatan untuk maju. e. Rekan kerja yaitu sejauhmana rekan kerja bersahabat dan
berkompeten.
Page 295
3 MACAM TEORI KEPUASAN KERJA (1. TEORI PERBANDINGAN INTRAPERSONAL/DISCREPANCY THEORY)
Kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan oleh individu merupakan hasil dari
perbandingan atau kesenjangan yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap berbagai
macam hal yang sudah diperolehnya dari pekerjaan dan yang menjadi harapannya.
Kepuasan akan dirasakan oleh individu tersebut bila perbedaan atau kesenjangan
antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan kecil,
sebaliknya ketidakpuasan akan dirasakan oleh individu bila perbedaan atau kesenjangan
antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari pekerjaan besar.
Page 296
TEORI KEADILAN (EQUITY THEORY)
Seseorang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah
ia merasakan adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi.
Perasaan equity atau inequity atas suatu situasi diperoleh
seseorang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang
lain yang sekelas, sekantor, maupun ditempat lain.
Page 297
TEORI DUA FAKTOR (TWO FACTOR THEORY)
Prinsip dari teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang
berbeda.
Menurut teori ini, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yang
satu dinamakan Dissatisfier atau hygiene factors dan yang lain dinamakan satisfier atau
motivators.
Satisfier atau motivators adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber
kepuasan kerja yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang, tanggungjawab dan promosi.
Dikatakan tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak
puas, tetapi kalau ada, akan membentuk motivasi kuat yang menghasilkan prestasi kerja
yangbaik.Oleh sebab itu faktor ini disebut sebagai pemuas.
Page 298
HYGIENE FACTORS
Faktor yang terbukti menjadi sumber kepuasan, terdiri dari gaji,
insentif, pengawasan, hubungan pribadi, kondisi kerja dan status.
Keberadaan kondisi ini tidak selalu menimbulkan kepuasan bagi
karyawan, tetapi ketidakberadaannnya dapat menyebabkan
ketidak puasan bagi karyawan.
Page 299
Theory of Work Adjustment
Didasarkan pada hubungan antara individu dengan lingkungan kerjanya.
Hubungan tersebut dimulai ketika individu memperlihatkan kemampuan atau keahlian yang
memungkinkan untuk memberikan tanggapan terhadap kebutuhan kerja dari suatu lingkungan
kerja.
Lingkungan kerja menyediakan pendorong atau penghargaan tertentu seperti gaji, status,
hubungan pribadi, dan lain-lain dalam hubungannya dengan kebutuhan individu.
Jika individu memenuhi persyaratan kerja, maka karyawan akan dianggap sebagai pekerja yang
memuaskan dan diperkenankan untuk tetap bekerja di dalam badan usaha.
Page 300
Jika kebutuhan kerja memenuhi kebutuhan individu atau memenuhi kebutuhan kerja, pekerja
dianggap sebagai pekerja yang puas.
Individu berharap untuk dievaluasi oleh penyelia sebagai pekerja yang memuaskan ketika
kemampuan dan keahlian individu memenuhi persyaratan kerja.
Apabila pendorong dari pekerjaan memenuhi kebutuhan kerja dari individu, mereka diharapkan
untuk jadi pekerja yang puas.
Seorang karyawan yang puas dan memuaskan diharapkan untuk melaksanakan pekerjaannya.
Kemampuan dan persyaratan kerja tidak seimbang, maka pengunduran diri, tingkat
pergantian, pemecatan dan penurunan jabatan dapat terjadi.
Page 301
Model Theory of Work Adjustment mengukur 20 dimensi yang
menjelaskan 20 kebutuhan elemen atau kondisi penguat spesifik yang penting dalam menciptakan kepuasan kerja.
Page 302
MODEL THEORY OF WORK ADJUSTMENT MENGUKUR 20 DIMENSI KEPUASAN KERJA
a. Ability Utilization adalah pemanfaatan kecakapan yang dimiliki oleh
karyawan.
b. Achievement adalah prestasi yang dicapai selama bekerja.
c. Activity adalah segala macam bentuk aktivitas yang dilakukan dalam
bekerja.
d. Advancement adalah kemajuan atau perkembangan yang dicapai selama
bekerja.
Page 303
e. Authority adalah wewenang yang dimiliki dalam melakukan pekerjaan.
f.Company Policies and Practices adalah kebijakan yang dilakukan adil bagi
karyawan.
g. Compensation adalah segala macam bentuk kompensasi yang diberikan
kepada para karyawan.
h. Co-workers adalah rekan sekerja yang terlibat langsung dalam
pekerjaan.
Page 304
i. Creativity adalah kreatifitas yang dapat dilakukan dalam melakukan pekerjaan.
j. Independence adalah kemandirian yang dimiliki karyawan dalam bekerja.
k. Moral values adalah nilai-nilai moral yang dimiliki karyawan dalam melakukan
pekerjaannya
seperti rasa bersalah atau terpaksa.
l. Recognition adalah pengakuan atas pekerjaan yang dilakukan.
m. Responsibility, tanggung jawab yang diemban dan dimiliki.
n. Security, rasa aman yang dirasakan karyawan terhadap lingkungan kerjanya.
Page 305
o. Social Service adalah perasaan sosial karyawan terhadap lingkungan kerjanya.
p. Social Status adalah derajat sosial dan harga diri yang dirasakan akibat dari pekerjaan.
q. Supervision-Human Relations adalah dukungan yang diberikan oleh badan usaha
terhadap pekerjanya.
r. Supervision-Technical adalah bimbingan dan bantuan teknis yang diberikan atasan kepada karyawan.
s. Variety adalah variasi yang dapat dilakukan karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
t. Working Conditions, keadaan tempat kerja dimana karyawan melakukan pekerjaannya.
Page 306
HIPOTESIS POKOK DARI THEORY OF WORK ADJUSTMENT
Kepuasan kerja merupakan fungsi dari hubungan
antara sistem pendorong dari lingkungan kerja
dengan kebutuhan individu.
Page 307
DAMPAK KEPUASAN KERJA DAN KETIDAKPUASAN KERJA (PRODUKTIFITAS ATAU KINERJA (UNJUK KERJA))
Produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika
tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan ganjaran ekstrinsik yang
diterima kedua-duanya adil dan wajar dan diasosiasikan dengan unjuk kerja yang
unggul.
Tenaga kerja tidak mempersepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang berasosiasi
dengan unjuk kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan
kenaikan dalam kepuasan kerja.
Page 308
KETIDAKHADIRAN DAN TURN OVER
Ketidakhadiran dan berhenti bekerja merupakan jenis jawaban yang secara kualitatif
berbeda.
Ketidakhadiran lebih bersifat spontan sifatnya dengan demikian kurang mungkin
mencerminkan ketidakpuasan kerja.
Berhenti bekerja atau keluar dari pekerjaan, lebih besar kemungkinannya berhubungan
dengan ketidakpuasaan kerja.
Ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau karyawan dapat diungkapkan ke dalam
berbagai macam cara. Misalnya, selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat
mengeluh, membangkang, mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian dari
tanggung jawab pekerjaan mereka.
Page 309
PENDEKATAN UMUM TENTANG KEPUASAN KERJA
1. Mengadakan pengkajian mendalam apa saja factor eksternal karyawan yang mempengaruhi
kepuasan kerja, motivasi kerja, dan kinerja.
2. Melakukan kajian kekuatan dan kelemahan perusahaan dilihat dari penerapan sistem manajemen
sumberdaya manusia kaitannya dengan strategi bisnis termasuk dalam hal analisis pekerjaan
dan beban
kerja karyawan.
3. Melakukan perbaikan fungsi MSDM mulai dari fungsi rekrutmen dan seleksi karyawan, program
orientasi, manajemen pelatihan dan pengembangan, penempatan karyawan, manajemen
kompensasi, dan
manajemen karir.
Page 310
4. Mengefektifkan keterkaitan strategi bisnis secara sinergis dengan strategi-strategi
lainnya seperti strategi SDM, strategi finansial, strategi produksi, strategi pemasaran,
dan strategi informasi sebagai suatu kesatuan yang utuh.
5. Melakukan reposisi gaya kepemimpinan yang dinilai tepat diterapkan di perusahaan.
Page 311
EMPAT CARA MENGUNGKAPKAN KETIDAKPUASAN KARYAWAN
1. Keluar (Exit): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan
pekerjaan.Termasuk mencari pekerjaan lain.
2. Menyuarakan (Voice): Ketidakpuasan kerja yang diungkap melalui usaha aktif dan
konstruktif untuk memperbaiki kondisi termasuk memberikan saran perbaikan,
mendiskusikan masalah dengan atasannya.
3. Mengabaikan (Neglect): Kepuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan
keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen atau datang terlambat,
upaya berkurang, kesalahan yang dibuat makin banyak.
Page 312
4. Kesetiaan (Loyalty): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara
pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik, termasuk membela perusahaan terhadap
kritik dari luar dan percaya bahwa organisasi dan manajemen akan melakukan hal yang
tepat untuk memperbaiki kondisi.
5. Kesehatan Meskipun jelas bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kesehatan,
hubungan kausalnya masih tidak jelas.
6. Diduga bahwa kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik mental dan kepuasan
sendiri merupakan tanda dari kesehatan.
Page 313
LIMA ASPEK YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA (PEKERJAAN ITU SENDIRI /WORK IT SELF)
Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya
masing-masing.
Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya
dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi
kepuasan kerja.
Atasan (Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan
bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan
sekaligus atasannya.
Page 314
Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan
antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun
yang berbeda jenis pekerjaannya.
Promosi(Promotion),Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya
kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
Gaji/Upah(Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap
layak atau tidak.
Page 315
Aspek-aspek lain yang terdapat dalam kepuasan kerja (1. Kerja yang secara mental menantang)
Kebanyakan Karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka
kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan
menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka
mengerjakan.
Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu
kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang
menciptakan frustasi dan perasaan gagal.
Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai
kesenangan dan kepuasan.
Page 316
GANJARAN YANG PANTAS
Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka
persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka.
Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan
individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan
kepuasan. tidak semua orang mengejar uang.
Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi
yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai
keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja.
Page 317
Tetapi kunci yang menakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang
dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan.
Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih
banyak, dan status sosial yang ditingkatkan.
Karena itu individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara
yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan
mereka.
Page 318
KONDISI KERJA YANG MENDUKUNG
Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk
memudahkan mengerjakan tugas.
Studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak
berbahaya atau merepotkan.
Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak
esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
Page 319
REKAN KERJA YANG MENDUKUNG
Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud
dari dalam kerja.
Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial.
Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat
menciptakan kepuasan kerja yang meningkat.
Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
Page 320
KESUAIAN KEPRIBADIAN DENGAN PEKERJAAN
Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun)
dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka
mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan
mereka.
Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan
tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk
mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.
Page 321
Kerja merupakan aktivitas memungkinkan terwujudnya kehidupan sosial dan persahabatan.
Seseorang pekerja merasakan pekerjaannya.
Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan
atas aspek-aspek pekerjaannya.
Perasaan menyenangkan merupakan hasil dari persepsi individu dalam rangka
menyelesaikan tugas atau memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh nilai-nilai kerja yang
penting bagi dirinya.
Page 322
CARA SESEORANG PEKERJA MERASAKAN PEKERJAANNYA
Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan
atas aspek-aspek pekerjaannya.
Sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaan.
Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan penilaian atau cerminan dari perasaan
pekerja terhadap pekerjaannya.
Page 323
SIKAP YANG DIMILIKI PEKERJA TENTANG PEKERJAAN MEREKA
Job satisfaction is the way an employee feels about his or her job. Ini berarti kepuasan kerja
sebagai “perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
Kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang dilakukan individual terhadap
pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja sebagai pemikiran, perasaan, dan kecenderungan tindakan seseorang, yang
merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaan.
Page 324
Perasaan senang atau tidak senang yang relatif berbeda dari pemikiran yang objektif,
dan keinginan perilaku. Biasanya mengacu pada sikap seorang pegawai.
Sikap umum individu terhadap pekerjaannya, makna kepuasan kerja tersebut dapat
diperluas menjadi suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan
hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya.
Page 325
KEPUASAN KERJA BERSIFAT INDIVIDUAL
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai nilai
yang berlaku dalam dirinya, implikasinya makin tinggi penilaian
terhadap kegiatan dirasakan sesuai keinginan individu, makin tinggi
kepuasan terhadap kegiatan tersebut.
Kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas
perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas
dalam aktivitas bekerja.
Page 326
PENILAIAN KEPUASAN KERJA
Penilaian pekerjaan individu merupakan pencapaian kepuasan pekerjaan individu akan
memberikan kepuasan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar individu.
Penilaian dari pekerjaan mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan
memuaskan kebutuhannya.
Sikap atau reaksi yang meliputi kognitif, afektif dan evaluatif, yang merupakan emosi positif
hasil dari penghargaan pekerjaan atau pengalaman pekerjaan yang menyenangkan.
Kepuasan kerja tampaknya memang mengurangi tingkat kemangkiran, pergantian pegawai,
dan barangkali juga tingkat kecelakaan yang terjadi.
Page 327
TEORI KETIDAKSESUAIAN (DISCREPANCY THEORY)
Teori ini mengukur kepuasan kerja dengan menghitung selisih
antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang
dirasakan.
Kepuasan kerja seseorang bergantung pada selisih antara
sesuatu yang didapatkan dengan apa yang dicapai.
Page 328
TEORI KEADILAN (Equity Theory)
Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas tergantung pada ada
atau tidaknya keadilan (equity) dalam situasi khususnya situasi kerja.
Menurut teori ini komponen utama dalam teori keadilan adalah input, outcome, dan
comparison.
Input diartikan sebagai segala sesuatu yang sangat berharga untuk dirasakan pegawai
sebagai sumbangan terhadap pekerjaan, contohnya pendidikan, pengalaman, keterampilan,
jumlah jam kerja, dan alat-alat kerja.
Page 329
Outcome diartikan sebagai segala sesuatu yang berharga untuk dirasakan pegawai dari
hasil pekerjaannya, contohnya gaji, bagian keuntungan, status, pengakuan, dan
kesempatan berprestasi.
Comparison diartikan sebagai perbandingan dengan pegawai lain mau pun pegawai
yang bersangkutan pada waktu lalu
Page 330
TEORI DUA FAKTOR (TWO FACTORS THEORY)
Teori kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja itu merupakan hal yang berbeda.
Teori merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi dua kelompok yaitu satifies atau motivator dan
dissatisfies.
Satifies ( motivator ) ialah faktor-faktor atau situasi yang dibutuhkan sebagai sumber kepuasan
kerja yang terjadi dari: pekerjaan yang menarik penuh tantangan, kesempatan untuk berprestasi,
kesempatan penghargaan dan promosi.
Page 331
Adanya faktor-faktor tersebut akan menimbulkan kepuasan, tetapi tidak adanya faktor inipun tidak selalu
mengakibatkan ketidakpuasan.
Dissatisfies adalah faktor-faktor yang menjadi ketidakpuasan yang terdiri dari: gaji atau upah, pengawasan,
hubungan antar pribadi, kondisi kerja dan status.
Faktor-faktor ini diperlukan untuk memenuhi dorongan biologis serta kebutuhan dasar karyawan.
Namun jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi, karyawan tidak akan puas. Namun besarnya faktor ini
memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, karyawan tidak akan kecewa tetapi dia belum terpuaskan.
Page 332
DEFINISI/PENGERTIAN DARI KEPUASAN KERJA
1. Newstrom : mengemukakan bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with
employes view their work”.
Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami (pegawai) dalam
bekerja.
2. Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her
job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya,
dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong
dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang
berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan
karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi.
Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi
kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
3. Handoko : Keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang
pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini
dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di
lingkungan kerjanya.
4. Stephen Robins : Kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan indivi-
du sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan
Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-
imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan. Apabila
dilihat dari pendapat Robin tersebut terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan yang dirasakan
individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain adalah kepuasan yang
merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai makan nasi goreng.
Page 333
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu Pekerjaan itu sendiri (Work It self), Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu
sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
Atasan (Supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
Teman sekerja (Workers), Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
Promosi (Promotion), Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
Gaji/Upah(Pay), Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
Page 334
ASPEK-ASPEK LAIN YANG TERDAPAT DALAM KEPUASAN KERJA
Kerja yang secara mental menantang, kebanyakan karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk meng-gunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan dan kepuasan.
Ganjaran yang pantas, Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil,dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang bersedia menerima baik uang yang lebih kecil untuk bekerja dalam lokasi yang lebih diinginkan atau dalam pekerjaan yang kurang menuntut atau mempunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja yang mereka lakukan dan jam-jam kerja. Tetapi kunci yang manakutkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang dibayarkan; yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Serupa pula karyawan berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi yang lebih banyak, dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.
Kondisi kerja yang mendukung, Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
Rekan kerja yang mendukung, Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenagkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.
Page 335
Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas suatu organisasi secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung. Beberapa ahli memberikan definisi mengenai kepuasan kerja. Devis dan Newstrom (1985:109) mengemukakan: “Job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with which employees view their work.” (Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang pekerja terhadap pekerjaannya). Definisi lain tentang kepuasan kerja dikemukakan oleh Wexley dan Yukl (1977:98), yang mengatakan: “Is the way an employee feel about his or her job, it is a generalized attitude toward the job based on evaluation of different aspect ofthejob. A person’s attitude toward his job reflect plesant and unpleasant experiences in the job and his expectation about future experiences.” (Kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja secara umum merupakan sikap terhadap pekerjaan yang didasarkan pada evaluasi terhadap aspek-aspek yang berbeda bagi pekerja.
Page 336
Sikap seseorang terhadap pekerjaannya tersebut
mengambarkan pengalaman-pengalaman menyenangkan atau
tidak menyenangkan dalam pekerjaan dan harapan-harapan
mengenai pengalaman mendatang). Sementara itu, Osborn
(1982:40) mendefinisikan kepuasankerja sebagai berikut:
“Kepuasan kerja adalah derajat positif atau negatif perasaan
seseorang
mengenai segi tugas-tugas pekerjaannya, tantanan kerja serta
hubungan
antar sesama pekerja”.
Page 337
Berdasarkan survei yang dilakukan Herzberg (1959), ia berkesimpulan bahwa pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh para peneliti untuk memecahkan masalah kepuasan kerja tidaklah lengkap. Sebagian dari penelitian tersebut hanya mencoba mencari-cari faktor-faktor yang mempengaruhi sikap kerja, yaitu “faktor-faktor apa saja yang menyebabkan sikap karyawan menjadi suka atau tidak menyukai pekerjaannya?” Sedangkan peneliti-peneliti yang lain hanya mencoba melihat pengaruh sikap terhadap kinerja, yaitu “apakah karyawan yang puas lebih produktif dari karyawan yang tidak puas?” Menurut Herzberg, diperlukan suatu pendekatan yang telah dilakukan tersebut. Untuk membuktikan pendapatnya itu, Herzberg dan sejawatnya pada tahun 1959 melakukan penelitian terhadap 200 orang insinyur dan akuntan Pittsburg. Kepada mereka diminta untuk mengambarkan secara detail bilamana
mereka merasa puas dan tidak puas denganpekerjaannya. Dari analisa yang dilakukan terhadap data yang terkumpul, Herzberg dan sejawatnya menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda dengan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja.
Page 338
Motivator factor berhubungan dengan aspek-aspek yang
terkandung dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan
dengan job content atau disebut juga sebagai aspek intrinsik
dalam pekerjaan.
Page 339
Faktor-faktor yang termasuk disini adalah: Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas) Recognition (penghargaan) Work it self (pekerjaan itu sendiri) Responsibility (tanggung jawab) Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri) Advancement(kesempatan untuk maju) Herzberg (1966) berpendapat bahwa, hadirnya faktor-faktor ini akan
memberikan rasa puas bagi karyawan, akan tetapi pula tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan.
Hygiene factor ini adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan; berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. faktor-faktor yang termasuk disini adalah:
Working condition (kondisi kerja) Interpersonal relation (hubungan antar pribadi) Company policy and administration (kebijaksanaan perusahaan dan
pelaksanaannya) Supervisi on technical (teknik pengawasan)
Page 340
Job security (perasaan aman dalam bekerja) Menurut Herzberg (1959), perbaikan terhadap faktor-faktor ini akan
mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan kerja karena ini bukan sumber kepuasan kerja. Prinsip dasar dari dinamika faktor ini adalah sebagai berikut:
Hygiene factor dapat mencegah atau membatasi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak dapat memperbaiki kepuasan kerja. Perbaikan dalam motivator factor dapat mencegah kepuasan kerja, tetapi
tidak dapat mencapai ketidakpuasan kerja. Menurut Wexley and Yukl (1977), kepuasan kerja ditentukan atau
dipengaruhi oleh sekelompok faktor. Faktor-faktor itu dapat dikelompokan ke dalam tiga bagian, yaitu yang termasuk dalam karakteristik individu, variabel situasional, karakteristik pekerjaan.
Karakter individu, yang meliputi: kebutuhan-kebutuhan individu, nilai-nilai yang dianut individu (values), dan ciri-ciri kepribadian (personality traits). Variabel-variabel yang bersifat situasional, yang meliputi: perbandingan
terhadap situasi sosial yang ada, kelompok acuan, pengaruh dari pengalaman kerja sebelumnya.
Karakteristik pekerjaan, yang meliputi: imbalan yang diterima, pengawasan yang dilakukan oleh atasan, pekerjaan itu sendiri, hubungan antara rekan sekerja, keamanan kerja, kesempatan untuk memperoleh perubahan status.
Page 341
Berkaitan dengan kepuasan kerja, Terri G. Winardi (1986), mengemukakan bahwa seseorang bekerja dengan penuh semangat bila kepuasanya yang diperoleh dari pekerjaannya tinggi dan pekerjaan tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan pegawai. Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Secara etiomologis, kata“disiplin”berasaldarikata Latin “diciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat (Moukijat 1984). Pengertian disiplin dikemukakan juga oleh Nitisemito (1988), yang mengartikan disiplin sebagai suatu sikap, perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan, baik tertulis maupun tidak tertulis. Dari beberapa pengertian di atas, disiplin terutama ditinjau dari perspektif organisasi, dapat dirumuskan sebagai ketaatan setiap anggota organisasi terhadap semua aturan yang berlaku di dalam organisasi tersebut, yang terwujud melalui sikap, perilaku dan perbuatan yang baik sehingga tercipta keteraturan, keharmonisan, tidak ada perselisihan, serta keadaan-keadaan baik lainnya. Menurut Nitisemito (1988) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya perilaku disiplin kerja, yaitu: tujuan pekerjaan dan kemampuan pekerjaan, teladan pimipin, kesejahteraan, keadilan, pengawasan melekat (waskat), sanksi hukum, ketegasan, dan hubungan kemanusiaan. Perilaku disiplin karyawan merupakan sesuatu yang tidak muncul dengan sendirinya, tetapi perlu dibentuk. Oleh karena itu, pembentukan perilaku disiplin kerja, menurut Commings (1984) dapat dilakukan melalui dua cara,yaitu:
Page 342
1) PREVENTIVE DICIPLINE
Preventive dicipline merupakan tindakan yang diambil untuk
mendorong
para pekerja mengikuti atau mematuhi norma-norma dan
aturan-aturan
sehingga pelanggaran tidak terjadi.
Tujuannya adalah untuk mempertinggi kesadaran pekerja
tentang kebijaksanan dan peraturan pengalaman
kerjanya.
Page 343
2) CORRECTIVE DISCIPLINE
Merupakan suatu tindakan yang mengikuti pelanggaran dari aturan-aturan, hal tersebut
mencoba untuk mengecilkan pelanggaran lebih lanjut sehingga diharapkan untuk prilaku
dimasa mendatang dapat mematuhi norma-norma peraturan.
Pada dasarnya, tujuannya semua disiplin adalah agar seseorang dapat bertingkah laku
sesuai dengan apa yang disetujui oleh perusahaan.
Agar seseorang dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik.
Page 344
Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual.
Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda, seperti yang didefinisikan oleh
Kreitner & Kinicki (2005), bahwa kepuasan kerja sebagai efektivitas atau respons emosional terhadap
berbagai aspek pekerjaan.
Definisi ini mengandung pengertian bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal, sebaliknya
seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu
atau beberapa aspek lainnya.
Page 345
Blum (As’ad, 2000) mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum yang
merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, karakteristik
individual,serta hubungan kelompok di luar pekerjaan itu sendiri.
Handoko (2001) mengatakan bahwa kepuasankerja sebagai respon emosional menunjukkan
perasaan yang menyenangkan berkaitan dengan pandangan karyawan terhadap pekerjaannya.
Tiffin mengemukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan
terhadap pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dan sesama pimpinan
dan sesamakaryawan.
Page 346
Locke dan Luthans berpendapat bahwa kepuasan kerja adalah perasaan pekerja atau karyawan yang
berhubungan dengan pekerjaannya, yaitu merasa senang atau tidak senang, sebagai hasil penilaian
individu yang bersangkutan terhadap pekerjaannya.
Herzberg di dalam teorinya Two Factors Theory mengatakan bahwa kepuasan kerja dan ketidakpuasan
kerja merupakan dua hal yang berbeda serta kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu tidak
merupakan suatu variabel yang kontinyu.
Berdasarkan penelitian yang ia lakukan, Herzberg membagi situasi yang mempengaruhi sikap
seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu kelompok satisfiers dan
kelompok dissatisfiers.
Page 347
Kelompok satisfiers atau motivator adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya
sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari achievement, recognition, work it self,
responsibility and advancement.
Herzberg mengatakan bahwa hadirnya faktor ini dapat menimbulkan kepuasan, tetapi
tidak hadirnyafaktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan.
Page 348
Sedangkan kelompok dissatisfiers ialah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber
ketidakpuasan yang terdiri dari company policy and administration, supervision
technical, salary, interpersonal relations, working conditions, job security dan status.
Perbaikan terhadap kondisi atau situasi ini akan mengurangi atau
menghilangkanketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan karena ia bukan
sumber kepuasan kerja.
Page 349
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
Faktor Psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
karyawan yangmeliputi minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap
kerja, bakat dan keterampilan.
Faktor Sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi
sosial baik sesama karyawan dengan atasan maupun karyawan yang
berbeda jenis pekerjaannya.
Page 350
Faktor Fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik
karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan
ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatankaryawan, umur dan sebagainya.
Faktor Finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraankaryawan
yang meliputi sistim dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan,fasilitas yang
diberikan, promosi dan sebagainya.
Page 351
Kepuasan kerja mempunyai peranan penting terhadap prestasi kerja karyawan, ketika seorang
karyawan merasakan kepuasan dalam bekerja maka karyawan tersebut akan berupaya
semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugasnya,
akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan.
Kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas organisasi baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Page 352
Ketidakpuasan merupakan titik awal dari masalah-masalah yang muncul dalam organisasi seperti kemangkiran, konflik manager-pekerja dan perputaran karyawan.
Dari sisi pekerja, ketidakpuasan dapat menyebabkan menurunnya motivasi, menurunnya moril kerja, dan menurunnya tampilan kerja baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Page 353
Kepuasan dapat dirumuskan sebagai respon umum pekerja berupa perilaku yang ditampilkan oleh karyawan sebagai hasil
persepsi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Pekerja yang masuk dan bergabung dalam suatu organisasi mempunyai seperangkat keinginan, kebutuhan, hasrat dan
pengalaman masa lalu yang menyatu dan membentuk suatu harapan yang diharapkan dapat dipenuhi di tempatnya bekerja.
Kepuasan kerja ini akan didapat apabila ada kesesuaian antara harapan pekerja dan kenyataan yang didapatkan ditempat
bekerja.
Tenaga kerja yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya.
Karyawan yang terpuaskan akan lebih produktif daripada karyawan yang tak terpuaskan merupakan suatu ajaran dasar
diantara para manajer selama bertahun-tahun.
Page 354
AKTUALISASI KEPUASAN KERJA
Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah
mencapai kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi
frustasi.
Karyawan yang seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat
kerja yang rendah, cepat lelah dan bosan, emosi tidak stabil, sering
absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan yang harus dilakukan.
Page 355
KARYAWAN MENDAPATKAN KEPUASAN KERJA
Biasanya mempunyai catatan kehadiran dan perputaran kerja yang lebih baik, kurang aktif dalam kegiatan serikat karyawan,
dan kadang-kadang berprestasi bekerja lebih baik daripada karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja.
Kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi karyawan maupun perusahaan, terutama karena menciptakan keadaan
positif di dalam lingkungan kerja perusahaan.
Karyawan yang rendah akan kepuasan kerja dapat menimbulkan berbagai dampak negatif seperti mangkir kerja, mogok kerja,
kerja lamban, pindah kerja dan kerusakan yang disengaja.
Karena itu sukses tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki karena
sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang mampu berprestasi maksimal.
Page 356
1. Pengertian Kepuasan Kerja
Newstrom mengemukakan bahwa job satisfaction is the favorableness or unfavorableness
with employes view their work. Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak
mendukung yang dialami (pegawai) dalam bekerja.
Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an employee feels about his or
her job. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau
pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong
atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun
kondisi dirinya.
Page 357
Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan
pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi.
Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan,
kemampuan dan pendidikan.
Keadaan emosional menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka.
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap
positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
Page 358
Robins menyatakan kepuasan itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah
terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai;
merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-
imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan.
Apabila dilihat dari pendapat Robins tersebut terkandung dua dimensi, pertama, kepuasan
yang dirasakan individu yang titik beratnya individu anggota masyarakat, dimensi lain adalah
kepuasan yang merupakan sikap umum yang dimiliki oleh pegawai makan nasi goreng
Page 359
Kepuasan kerja (job satisfaction) menunjukkan sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.
Seorang dengan sikap kepuasan tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja, seseorang yang tidak
puas terhadap pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaan tersebut (Robins, 2003:68).
Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah organisasi sekolah telah dikelola dengan baik dengan
manajemen yang efektif.
Menurut Riggio dalam Hadjam dan Nasiruddin (2003) kepuasan kerja banyak didefinisikan sebagai perasaan
dan perilaku individu berkenaan dengan pekerjaannnya. Semua aspek dari pekerjaan yang baik maupun buruk,
positif maupun negative akan berperan menciptkan perasaan kepuasan ini.
Page 360
Davis dan Newstroom (2002) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah seperangkat
perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka.
Hasibuan (2001) mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap emosional yang
menyenangkan dan mencintai pekerjaannya.
Page 361
Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.
Ada perbedaan yang penting antara perasaan ini dengan unsur lainnya dari sikap
pegawai.
Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang yang relatif yang berbeda
dari pemikiran obyektif dan keinginan perilaku.
Page 362
Kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah suatu keadaan emosional guru dimana terjadi
atau tidak terjadi titik temu antara batas jasa guru dengan tingkat nilai balas jasa baik
finansial maupun nonfinansial.
Kepuasan kerja adalah tingkat di mana seseorang merasa positif atau negatif tentang
berbagai segi dari pekerjaan, tempat kerja, dan hubungan dengan teman kerja (Donely,
1985).
Page 363
Enam jenis sasaran yang harus dicapai sebelum kepuasan kerja dapat diperoleh adalah :
Uang,
Wibawa,
Kedudukan,
Keamanan,
Pengakuan,
Rasa memiliki,
Kreativitas (Frase, 1993).
Page 364
Tiffin (1974) mengatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap guru
terhadap pekerjaannya sendiri, karena makin tinggi tingkat kepuasan kerja seseorang akan
tercermin dari sikap kerja ke arah yang positif.
Hal ini tidak berarti apa yang dilakukan oleh guru yang ada pada saat ini arahnya negatif.
Sebaliknya ketidak puasan kerja akan menimbulkan sikap kerja yang negatif.
Bahwa positif dan negatifnya sikap kerja seseorang mengikuti tingkat kepuasan kerja yang
dirasakan.
Page 365
Untuk mengukur kepuasan kerja seseorang biasanya dilihat dari besaran gaji atau upah yang
diberikan, tetapi ini sebenarnya bukan satu-satunya faktor ada faktor lain seperti suasana
kerja, hubungan atasan dan guru ataupun rekan sekerja, pengembangan karier, pekerjaan
yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, fasilitas yang ada dan diberikan.
Page 366
Dua hal yang mungkin menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaannya.
1. Apabila orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaannya.
2. Apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik. Ketidakpuasan kerja ini
berhubungan dengan dengan masalah komunikasi.
Page 367
kepuasan kerja guru dipengaruhi faktor-faktor:
(1) Balas jasa yang adil dan layak;
(2) Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian;
(3) Berat-ringannya pekerjaan;
(4) Suasana dan lingkungan pekerjaan;
(5) Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan;
(6) Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya;
(7) Sifat pekerjaan monoton atau tidak.
Page 368
Tolok ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada karena setiap individu
guru berbeda standar kepuasannya.
Indikator kepuasan kerja hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, dan
turnover besar maka secara relatif kepuasan kerja guru baik.
Sebaliknya jika kedisiplinan, Moral kerja, dan turnover kecil maka kepuasan
kerja guru di sekolah bertambah.
Page 369
Kepuasan kerja adalah bagian dari kepuasan hidup. Sifat
lingkungan seseorang di luar pekerjaan mempengaruhi perasaan
di dalam pekerjaan.
Karena pekerjaan merupakan bagian penting kehidupan, kepuasan
kerja mempengaruhi kepuasan hidup seseorang.
Page 370
Kepuasan kerja merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan dan prestasi kerja guru
dalam mendukung terwujudnya tujuan pendidikan.
Kepuasan kerja guru adalah perasaan guru tentang menyenangkan atau tidak mengenai
pekerjaan berdasarkan atas harapan guru dengan imbalan yang diberikan oleh
sekolah/organisasi.
Page 371
Teori-Teori Kepuasan Kerja
Wexley (1996) telah mengkategorikan teori-teori kepuasan kerja kepada tiga
kumpulan utama, yaitu:
Teori ketidaksesuaian (discrepancy),
Teori keadilan (equity theory),
Teori dua faktor.
Page 372
TEORI KETIDAKSESUAIAN
Menurut Locke kepuasan atau ketidak puasan dengan aspek pekerjaan
tergantung pada selisih (discrepancy) antara apa yang dianggap telah
didapatkan dengan apa yang diinginkan.
Jumlah yang diinginkan dari karakteristik pekerjaan idefinisikan sebagai
jumlah minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan anda.
Page 373
Seseorang akan terpuaskan jika tidak ada selisih antara kondisi-kondisi yang diinginkan
dengan kondisi aktual.
Semakin besar kekurangan dan semakin banyak hal-hal penting yang diinginkan, semakin
besar ketidak puasannya,
Jika lebih banyak jumlah faktor pekerjaan yang diterima secara minimal dan kelebihannya
menguntungkan (misalnya: upah ekstra, jam kerja yang lebih lama) orang yang bersangkutan
akan sama puasnya bila terdapat selisih dari jumlah yang diinginkan.
Page 374
Proter mendefiniskan kepuasan
sebagai selisih dari banyaknya sesuatu yang “seharusnya ada” dengan banyaknya “apa yang ada”.
Konsepsi ini pada dasarnya sama dengan model Locke, tetapi “apa yang seharusnya ada” menurut
Locke berarti penekanan yang lebih banyak pada pertimbangan-pertimbangan yang adil dan kekurangan
atas kebutuhan-kebutuhan karena determinan dari banyaknya faktor pekerjaan yang lebih disukai.
Studi Wanous dan Laler menemukan bahwa para pekerja memberikan tanggapan yang berbeda-beda
menurut bagaimana kekurangan/selisih itu didefinisikan.
Page 375
Keduanya menyimpulkan bahwa orang memiliki lebih dari satu jenis perasaan terhadap
pekerjaannya, dan tidak ada “cara yang terbaik” yang tersedia untuk mengukur kepuasan
kerja.
Kesimpulannya teori ketidaksesuaian menekankan selisih antara kondisi yang diinginkan
dengan kondisi aktual (kenyataan), jika ada selisih jauh antara keinginan dan kekurangan yang
ingin dipenuhi dengan kenyataan maka orang menjadi tidak puas.
Tetapi jika kondisi yang diinginkan dan kekurangan yang ingin dipenuhi ternyata sesuai
dengan kenyataan yang didapat maka ia akan puas.
Page 376
Teori Keadilan (Equity Theory)
Teori keadilan memerinci kondisi-kondisi yang mendasari seorang bekerja akan
menganggap fair dan masuk akal insentif dan keuntungan dalam pekerjaannya.
Teori ini telah dikembangkan oleh Adam dan teori ini merupakan variasi dari
teori proses perbandingan sosial.
Komponen utama dari teori ini adalah “input”, ‘hasil”, ‘orang bandingan” dan
‘keadilan dan ketidak adilan’.
Page 377
Input adalah sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dianggap mendukung pekerjaannya,
seperti: pendidikan, pengalaman, kecakapan, banyaknya usaha yang dicurahkan, jumlah jam
kerja, dan peralatan atau perlengkapan pribadi yang dipergunakan untuk pekerjaannya.
Hasil adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang pekerja yang diperoleh dari
pekerjaannya, seperti: upah/gaji, keuntungan sampingan, simbol status, penghargaan, serta
kesempatan untuk berhasil atau ekspresi diri.
Page 378
Menurut teori ini, seorang menilai fair hasilnya dengan membandingkan hasilnya rasio inputnya dengan
hasil dengan rasio input seseorang/sejumlah orang bandingan.
Orang bandingan mungkin saja dari orang-orang dalam organisasi maupun organisasi lain dan bahkan
dengan dirinya sendiri dengan pekerjaan-pekerjaan pendahulunya.
Teori ini tidak memerinci bagaimana seorang memilih orang bandingan atau berapa banyak orang
bandingan yang akan digunakan.
Jika rasio hasil input seorang pekerja adalah sama atau sebanding dengan rasio orang bandingannya,
maka suatu keadaan adil dianggap ada oleh para pekerja.
Page 379
Jika para pekerja menganggap perbandingan tersebut tidak adil, maka keadaan ketidakadilan
dianggap adil.
Ketidakadilan merupakan sumber ketidakpuasan kerja dan ketidakadilan menyertai keadaan
tidak berimbang yang menjadi motif tindakan bagi seseorang untuk menegakkan keadilan.
Tabel berikut ini merinci kondisi-kondisi dimana ketidakadilan karena kompensasi lebih, dan
ketidakadilan karena kompensasi kurang, menganggap bahwa input total dan hasil total
dikotomi pada skala nilai sebagai ‘tinggi” atau ‘rendah”.
Page 380
Tingkat ketidakadilan akan ditentukan atas dasar besarnya perbedaan antar rasio hasil input
seseorang pekerja dengan rasio hasil dengan input orang bandingan, dianggap semakin besar
ketidakadilan.
Teori keadilan memiliki implikasi terhadap pelaksanaan kerja para pekerja disamping
terhadap kepuasan kerja.
Teori ini meramalkan bahwa seorang pekerja akan mengubah input usahanya bila tindakan ini
lebih layak daripada reaksi lainnya terhadap ketidakadilan.
Page 381
Seorang pekerja yang mendapat kompensasi kurang dan dibayar penggajian berdasarkan jam
kerja akan mengakibatkan keadilan dengan menurunkan input usahanya, dengan demikian
mengurangi kualitas atau kuantitas dari pelaksanaan kerjanya, jika seorang pekerja mendapatkan
kompensasi kurang dari porsi substansinya gaji atau upahnya terkait pada kualitas pelaksanaan
kerja (misalnya upah perpotong) ia akan meningkatkan pendapatan insentifnya tanpa
meningkatkan usahanya.
Page 382
Jika pengendalian kualitas tidak ketat, pekerja biasanya dapat meningkatkan kuantitas outputnya tanpa
usaha ekstra dengan mengurangi kualitasnya.
Kesimpulannya teori keadilan ini memandang kepuasan adalah seseorang terhadap keadilan atau
kewajaran imbalan yang diterima. Keadilan diartikan sebagai rasio antara input (misalnya, pendidikan
guru, pengalaman mengajar, jumlah jam mengajar, banyaknya usaha yang dicurahkan pada sekolah)
dengan output (misalnya upah/gaji, penghargaan, promosi/kenaikan pangkat) dibandingkan dengan
guru lain di sekolah yang sama atau di sekolah lain pada input dan output yang sama.
Page 383
TEORI DUA FAKTOR
Teori ini diperkenalkan oleh Herzberg (1959) berdasarkan atas penelitian yang dilakukan
terhadap 250 responden pada sembilan buah perusahaan di Pittsburg. Dalam penelitian
tersebut Herzberg ingin menguji hubungan kepuasan dengan produktivitas. Menurut
Herzberg dalam Sedarmayanti (2001) mengembangkan teori hierarki kebutuhan Maslow
menjadi teori dua faltor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor pemuas
(motivation factor) yang disebut dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor
pemelihara (maintenance factor) yang disebut dengan disatisfier atau extrinsic motivation.
Page 384
Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan fakor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut
(kondisi intrinsik) antara lain:
(1) prestasi yang diraih (achievement);
(2) Pengakuan orang lain (recognition);
(3) tanggungjawab (responsibility);
(4) Peluang untuk maju (advancement);
(5) kepuasan kerja itu sendiri (the work it self); dan
(6) kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth).
Page 385
Sedangkan faktor pemelihara (maintenance factor) disebut juga hygiene factor
merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara
keberadaan guru sebagai manusia, pemeliharaan ketenteraman dan kesehatan.
Page 386
Faktor ini juga disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik,
meliputi:
(1) Kompensasi;
(2) Keamanan dan keselamatan kerja;
(3) Kondisi kerja;
(4) Status;
(5) Prosedur perusahaan;
(6) Mutu dari supevisi teknis dari hubungan interpersonal di antara teman, sejawat, dengan
atasan, dan dengan guru.
Page 387
Guru yang merasa puas dengan pekerjaaanya akan memiliki sikap yang positif dengan
pekerjaan sehingga akan memacu untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya,
sebaliknya adanya kemangkiran, hasil kerja yang buruk, mengajar kurang bergairah,
pencurian, prestasi yang rendah, perpindahan/pergantian guru merupakan akibat dari
ketidakpuasan guru atas perlakuan organisasi terhadap dirinya.
Guru akan merasa puas bekerja jika memiliki persepsi selisih antara kondisi yang diinginkan
dan kekurangan dapat dipenuhi sesuai kondisi aktual (kenyataan), guru akan puas jika imbalan
yang diterima seimbang dengan tenaga dan ongkos individu yang telah dikeluarkan, dan guru
akan puas jika terdapat faktor yang pencetus kepuasan kerja (satisfier) lebih dominan
daripada faktor pencetus ketidakpuasan kerja (disatisfier).
Page 388
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA (1. USIA)
Ketika para guru makin bertambah lanjut usianya, mereka
cenderung sedikit lebih puas dengan pekerjaannya.
Guru yang lebih muda cenderung kurang puas karena
berpengharapan tinggi, kurang penyesuaian dan berbagai
sebab lain,
Page 389
2. TINGKAT PEKERJAAN
Pekerjaan pada tingkat lebih tinggi cenderung merasa lebih puas dengan pekerjaan
mereka.
Mereka biasanya memperoleh gaji dan kondisi kerja lebih baik, dan pekerjaan yang
dilakukan memberi peluang untuk merasa lebih puas,
Page 390
3. UKURAN ORGANISASI
Pada saat organisasi semakin besar, ada beberapa
bukti yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja
cenderung agak menurun apabila tidak diambil
tindakan perbaikan untuk mengimbangi
kecenderungan itu.
Page 391
FAKTOR PENDORONG KEPUASAN KERJA
Promosi merupakan perangsang yang paling penting di antara
para penyelia dan para manajer,
Pengakuan merupakan faktor pekerjaan yang paling penting
dalam kaitan dengan kepuasan kerja.
Page 392
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBANTU KEKECEWAAN KERJA
Tidak adanya kebijakan organisasi dan admistrasi yang
memadai,
Tidak adanya penyelia yang simpatik dan cakap secara teknis,
Sifat tidak ramah dan sombong.
Tidak adanya peluang untuk tumbuh dan berkembang,
Page 393
FAKTOR-FAKTOR KERJA MENYEBABKAN KEPUASAN DAN KEKECEWAAN
Manajer dan pengawas berlainan dengan pekerja biasa.
Gaji dan keamanan kerja menonjol sebagai dua faktor yang penting bagi kepuasan
kerja di antara pekerja,
Para manajer hampir selalu tergeser ke urutan paling bawah dalam hirarki
kepentingan.
Tingkat jabatan mempengaruhi persepsi tentang kebutuhan,
Page 394
PERBEDAAN MANAJER DAN PENYELIA
Tidak terdapat fakta-fakta yang jelas membedakan manajer dan penyelia
berkenaan dengan sumber kepuasan dan sumber kekecewaan.
Mereka berbeda dalam persepsi atas kebutuhan.
Para penyelia lini pertama menghargai penghasilan, promosi, keamanan
kerja, dan keadaan kerja.
Page 395
Manajer menengah paling menghargai kemajuan, jenis pekerjaan dan penghasilan.
Manajer paling atas menghargai rasa mempunyai kecakapan yang berguna, pengakuan atas
pekerjaan baik yang telah dilakukannya dan wewenang untuk mengambil putusan.
Pergeseran dari faktor hubungan kerja ke faktor isi kerja atau dari kebutuhan tingkat rendah ke
tingkat tinggi,
Manajer dalam industri swasta dan industri pemerintah ternyata tidak berbeda dalam tingkat
kepuasan pekerjaan.
Page 396
KEPUASAN DIPENGARUHI OLEH MOTIVATOR
Motivator dan higiene berbeda caranya dalam menambah
kepuasan dan ketidakpuasan jika bagi para manajer sektor
pemerintah motivator lebih menambah kepuasan,
Bagi para eksekutif dari sektor swasta motivator lebih
menimbulkan rasa kurang puas,
Page 397
FAKTOR-FAKTOR IKUT MENENTUKAN KEPUASAN KERJA (FAKTOR HUBUNGAN ANTARA KARYAWAN)
Hubungan langsung antara manajer dengan karyawan.
Faktor psikis dan kondisi kerja.
Sugesti teman sekerja.
Emosi dan situasi kerja.
Page 398
FAKTOR-FAKTOR IKUT MENENTUKAN KEPUASAN KERJA (FAKTOR HUBUNGAN ANTARA KARYAWAN)
FAKTOR INDIVIDUAL
SIKAP
UMUR
JENIS KELAMIN
FAKTOR-FAKTOR LUAR
KEADAAN KELUARGA
REKREASI
PENDIDIKAN
Page 399
NILAI KERJA INTRINSIK
- Kerja yang menarik
- Kerja yang menantang
- Belajar sesuatu yang baru
- Membuat kontribusi penting
- Berpotensi tinggi
- Tanggung jawab dan otonomi
- Menjadi kreatif
- Gaji tinggi
- Keamanan kerja
- Keuntungan kerja
- Status komunitas lebih luas
- Kontak sosial
- Waktu dengan keluarga
- Waktu untuk hobi
Page 400
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN (1. KEDUDUKAN (POSISI))
Seorang yang bekerja pada pekerjaan lebih tinggi akan merasa lebih puas dibandingkan dengan mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah,
Page 401
2. PANGKAT (GOLONGAN)
Pekerjaan yang mendasarkan pada perbedaan pangkat atau golongan, sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya.
Jika ada kenaikan upah maka sedikit atau banyaknya upah yang dianggap sebagai kenaikan pangkat dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru akan berubah perilaku dan perasaan,
Page 402
3. UMUR
Umur memiliki hubungan dengan kepuasan kerja guru.
Umur diantara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur
45 sampai 45 tahun adalah merupakan umur yang
bisa menimbulkan perasaan puas terhadap pekerjaan,
Page 403
4. JAMINAN FINANSIAL DAN JAMINAN SOSIAL
Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan
berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Guru yang mendapatkan gaji atau mendapatkan
tunjangan tinggi maka akan memperoleh kepuasan,
Page 404
5. MUTU PENGAWASAN
Kepuasan guru ditentukan oleh perhatian dan
hubungan yang baik dari pimpinan kepada guru.
Sehingga guru akan merasa bahwa dirinya
merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja.
Page 405
INDIKATOR KEPUASAN ATAU KETIDAKPUASAN KERJA
Jumlah kehadiran atau jumlah kemangkiran,
Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanakan pekerjaan,
Perasaan adil atau tidak adil dalam menerima imbalan,
Suka atau tidak suka dengan jabatan yang dipegangnya.
Sikap menolak pekerjaan atau menerima dengan penuh tanggung jawab.
Page 406
AKTUALISASI KEPUASAN KERJA/KETIDAKPUASAN KERJA
Guru yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan
psikologis dan akan menjadi frustrasi menyebabkan guru akan senang melamun,
mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah atau bosan, emosi tidak stabil, sering
absen dan mengakibatkan turunnya kinerja guru dan sebaliknya.
Kepuasan kerja mempunyai arti yang penting, baik bagi guru maupun sekolah terutama
karena menciptakan keadaan positif dalam lingkungan kerja.
Page 407
PENGUKURAN KEPUASAN KERJA
Pengukuran kepuasan kerja sangat bervariasi, informasi yang didapat dari kepuasan
kerja ini bisa melalui tanya jawab secara perorangan, dengan angket ataupun dengan
pertemuan suatu kelompok kerja.
Kalau menggunakan tanya jawab sebagai alatnya, maka guru diminta untuk merumuskan
tentang perasaannya terhadap aspek-aspek pekerjaan.
Cara lain adalah dengan mengamati sikap dan tingkah laku orang tersebut.
Page 408
METODE PENGUKURAN KEPUASAN KERJA
Membuat kuesioner yang berhubungan dengan masalah kepuasan kerja yang meliputi
faktor finansial, faktor fisik, faktor sosial dan faktor psikologi, yang kemudian disebar
pada responden untuk dijawab atau diisi sesuai keadaan yang sebenarnya.
Kepuasan kerja merupakan sikap positif yang menyangkut penyesuaian guru terhadap
factor yang mempengaruhinya.
Page 409
FAKTOR KEPUASAN FINANSIAL
Terpenuhinya keinginan guru terhadap kebutuhan finansial
yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan mereka
sehari-hari sehingga kepuasan kerja bagi guru dapat
terpenuhi.
Hal ini meliputi; sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial,
macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan serta
promosi.
Page 410
FAKTOR KEPUASAN FISIK
Faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja
dan kondisi fisik guru. Hal ini meliputi; jenis pekerjaan,
pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja,
keadaan ruangan/suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi
kesehatan guru dan umur.
Page 411
FAKTOR KEPUASAN SOSIAL
Faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antara
sesama guru, dengan atasannya maupun guru yang berbeda jenis
pekerjaannya.
Hal ini meliputi rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan
bijaksana, serta pengarahan dan perintah yang wajar.
Page 412
FAKTOR KEPUASAN PSIKOLOGI
Faktor yang berhubungan dengan kejiwaan
guru. Hal ini meliputi; minat, ketenteraman
dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan
keterampilan (As’ad,1987:117).
Page 413
KESIMPULAN
Kepuasan kerja merupakan suatu sikap yang positif yang
menyangkut penyesuaian diri yang sehat dari para
karyawan terhadap kondisi dan situasi kerja, termasuk di
dalamnya upah, kondisi sosial, kondisi fisik dan kondisi
psikologis.
Page 414
Dalam teori dua faktor bahwa terdapat faktor pendorong yang berkaitan dengan perasaan
positif terhadap pekerjaan sehingga membawa kepuasan kerja, dan yang kedua faktor yang
dapat mengakibatkan ketidakpuasan kerja.
Kepuasan kerja adalah motivator primer yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri,
sebaliknya ketidakpuasan pada dasarnya berkaitan dengan memuaskan anggota organisasi
dan menjaga mereka tetap dalam organisasi dan itu berkaitan dengan lingkungan.
Page 415
LOGO
416
Thank You !!!
Thank You
Kingsoft OfficeMake Presentation much more fun
@Kingsoft_Office
kingsoftstore