32
KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan moneter

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kebijakan moneter

KEBIJAKAN MONETER

Page 2: Kebijakan moneter

Milton Friedman dari kelompok monetaris menganggap bahwa jumlah uang beredar sangat berperan penting dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi dan faktor yang dominan dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi berasal dari sektor moneter.

Selain itu, kenaikan tingkat harga umum akan menurun bersamaan dengan tingkat bunga uang setelah terjadinya pertambahan jumlah uang yang beredar dalam jumlah besar yang pada akhirnya akan memperbesar output nasional (Arief, S.,1993: 181-182).

Page 3: Kebijakan moneter

KEBIJAKAN MONETERKebijakan Moneter (Monetary Policy) adalah

kebijakan yang dilakukan pemerintah atau otoritas moneter dengan menggunakan peubah jumlah uang beredar (money supply) dan tingkat bunga (interest rates) untuk mempengaruhi tingkat permintaan agregat (aggregate demand) dan mengurangi ketidakstabilan di dalam perekonomian.Dalam kebijakan moneter, pemerintah juga dapat melakukan pengendalian terhadap jumlah uang beredar, kredit dan sistem perbankan (Nanga, 2005: 180).

Page 4: Kebijakan moneter

Lanjutan…Implementasi dari kebijakan moneter

dalam kebijakan moneter secara ekspansioner yaitu kebijakan moneter yang dilakukan melalui peningkatan jumlah uang beredar (Ms) dan/atau penurunan tingkat bunga (i) dengan tujuan untuk meningkatkan permintaan agregat di dalam perekonomian, ataupun dalam kebijakan moneter secara kontraksioner yaitu kebijakan moneter yang dilakukan melalui pengurangan jumlah uang beredar (Ms) dan/atau peningkatan tingkat bunga (i) dengan tujuan untuk mengurangi permintaan agregat di dalam perekonomian.

Page 5: Kebijakan moneter

JALUR KEBIJAKAN MONETERJalur Kebijakan MoneterTerdapat enam jalur (channels) mekanisme transmisi

kebijakan moneter. Kelima jalur tersebut meliputi:1. jalur moneter langsung (direct monetary channel), 2. jalur suku bunga (interst rate channel),3. jalur harga aset (asset price channel), 4. jalur kredit (credit channel) dan5. jalur ekspektasi (expectation channel). 6. Jalur nilai tukar

Page 6: Kebijakan moneter

Jalur langsung mekanisme transmisi kebijakan moneter

melalui jalur uang dimulai dengan tindakan bank sentral mempengaruhi uang primer (M0) sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Kemudian perubahan uang primer ini, dengan proses penggandaan uang ditransmisikan ke uang beredar (M1, M2) untuk memenuhi permintaan masyarakat. Proses penggandaan uang dari uang primer menjadi uang beredar di masyarakat merupakan sisi penawaran uang beredar yang seterusnya perubahan jumlah uang beredar dalam msayarakat akan mempengaruhi berbagai kegiatan ekonomi, terutama inflasi dan output riil

Page 7: Kebijakan moneter

Suku Bunga penurunan tingkat suku bunga akibat ekspansi moneter akan meningkatkan belanja atau konsumsi dan permintaan agregat. Pada tingkat suku bunga nominal yang sangat rendah, ekspansi moneter akan meningkatkan ekspektasi tingkat harga dan inflasi, akibatnya tingkat suku bunga riil turun. Penurunan tingkat suku bunga riil akan menurunkan biaya modal dan biaya memegang uang, kemudian menstimulasi pengeluaran bisnis dan konsumen. Peningkatan pengeluaran bisnis dan konsumen pada akhirnya akan meningkatkan permintaan agregat. Mekanisme transmisi jalur tingkat bunga dirumuskan dalam bentuk, yaitu:

.

Page 8: Kebijakan moneter

Lanjutan..

dimana: m = stok uang nominal, r = tingkat bunga riil, p = ekspektasi tingkat harga, i = investasi riil, dan y = output riil agregat

Page 9: Kebijakan moneter

Dampak dari perubahan suku bunga

a. Dampak perubahan suku bunga (BI rate ) terhadap suku bunga lainya

 Pada tahap pertama, operasi moneter bank sentral akan mempengaruhi suku bunga jangka pendek, seperti suku bunga s etifikat Bank Indonesia (SBI) dan suku bunga pasar uang antarbank (PUAB). Selanjutnya perubahan ini akan memberikan pengaruh pada suku bunga deposito yang ditawarkan bank kepada masyarakat penabung dan pada suku bunga kredit yang dibebankan bank kepada debiturnya.

b. Dampak perubaha suku bunga terhadap konsumsi dan investasi

Pada tahapan berikutnya, transmisi melalui jalur suku bunga dari sektor keuangan ke sektor riil akan tergantung pada pengaruhnya terhadap permintaan konsumsi dan investasi. Pengaruh suku bunga terhadap konsumsi berkaitan erat dengan peranan suku bunga sebagai komponen pendapatan masyarakat dari deposito (income effect) dan bunga kredit sebagai sumber pembiayaan konsumsi (substitution effect). Pengaruh perubahan suku bunga terhadap investasi dan konsumsi akan berdampak pada permintaan agregat yang pada gilirannya akan menetukan tingkat inflasi dan output riil.

Page 10: Kebijakan moneter

Jalur kredit Mekanisme transmisi jalur kredit (credit channel)

adalah peningkatan permintaan uang karena peningkatan kredit perbankan sebagai akibat peningkatan investasi dan konsumsi. Peningkatan investasi dan konsumsi akan mendorong aktifitas ekonomi dan bisnis. Mekanisme transmisi jalur kredit menjelaskan jalur ekspansi moneter terhadap peningkatan aktifitas ekonomi dan bisnis.

Mekanisme transmisi jalur kredit salah satunya adalah mekanisme transmisi jalur pinjaman bank, disamping mekanisme transmisi lainnya. Mekanisme transmisi jalur pinjaman bank didasarkan pada peranan khusus sistem perbankan dalam sistem keuangan. Ketergantungan bisnis terhadap kredit sistem perbankan dalam pembiayaan mengakibatkan peningkatan kredit sistem perbankan, investasi dan output riil agregat. Mekanisme transmisi jalur pinjaman bank dirumuskan sebagai berikut:

 

Page 11: Kebijakan moneter

Lanjut..

dimana: m = stok uang nominal, d = deposit sistem perbankan, dan l = kredit atau pinjaman sistem perbankan i = investasi riil, dan y = output riil agregat

Page 12: Kebijakan moneter

 Kekayaan & Jalur Harga Aset

Kekayaan berpengaruh terhadap konsumsi sehingga adanya pengaruh uang terhadap kekayaan seseorang, akan mempengaruhi konsumsi dan pendapatan seseorang.

m = stok uang nominal, s = ekspektasi harga saham, w = kekayaan keuangan atau neraca konsumen, c = konsumsi riil rumahtangga, dan y = output riil agregat.

Page 13: Kebijakan moneter

Lanjutan.. Perubahan harga aset seperti obligasi saham

maupun aset fisik seperti properti dan emas banyak dipengaruhi secara langsung oleh kebijakan moneter. Transmisi ini terjadi karena penanaman modal oleh para investor dalam portofolio investasi pada umumnya tidak saja berupa simpanan di bank dan instrumen lain di pasar uang, tetapi juga dalam bentuk obligasi, saham serta aset fisik. Perubahan suku bunga dan nilai tukar akan berpengaruh pada volume transaksi dan harga obligasi, saham dan aset fisik tersebut. Selanjutnya, perubahan harga aset dimaksud pada gilirannya akan berdampak pada berbagai aktivitas di sektor riil, seperti permintaan terhadap konsumsi .

Page 14: Kebijakan moneter

Jalur nilai tukar

dimana: m = stok uang nominal, e = nilai tukar mata uang, x = ekspor riil netto. i = investasi riil, dan y = output riil agregat

Page 15: Kebijakan moneter

Jalur ekspektasi Dalam kebijakan moneter yang paling

diperhatikan adalah ekspektasi inflasi oleh masyarakat. Teori ekspektasi berpendapat bahwa apabila masyarakat cukup rasional mereka akan mengambil tindakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya inflasi. Tindakan tersebut adalah berupa pengurangan jumlah uang yang mereka pegang dengan membelanjakannya ke dalam bentuk barang-barang riil sehingga risiko kerugian memegang uang karena inflasi dapat dihindari . Ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan harga pada gilirannya akan mendorong kenaikan tingkat suku bunga.

 

Page 16: Kebijakan moneter

Lanjutan.. Apabila suku bunga meningkat lebih kecil

dibandingkan dengan kenaikan harga, secara riil rate of return atas aset finansial menurun dan penurunan ini akan mendorong orang mengalihkan kekayaannya dari bentuk finansial ke bentuk aset riil, tindakan tersebut akan membawa pada dua implikasi moneter yang sangat penting. Pertama, kebijakan moneter menjadi tidak efektif karena kebijakan moneter tidak dapat mengubah sektor riil, yaitu konsumsi, produksi, investasi dan kesempatan kerja tetapi yang terjadi hanyalah perubahan tingkat harga. Kedua, ekspektasi masyarakat terhadap inflasi akan mengakibatkan inflasi yang semula hanya dugaan, akhirnya menjadi kenyataan

Page 17: Kebijakan moneter

Kebijakan Moneter dalam Pendekatan Model IS-LM

Menurut Mankiw (2000), kerangka umum dalam menganalisa interaksi simultan antara permintaan dan penawaran baik pasar barang dan pasar uang adalah kerangka IS-LM yang mampu mempengaruhi tingkat pendapatan atau output. Dalam teori kebijakan moneter juga digunakan pendekatan agregate supply (AS), agregate demand (AD) serta analisis IS-LM dari pasar barang dan jasa, dan pasar uang. Model IS-LM digunakan untuk menganalisis pengaruh atau dampak dari suatu perekonomian makroekonomi terhadap perekonomian (Nanga, 2005: 153).

Page 18: Kebijakan moneter

Lanjutan…Model IS-LM merupakan bagian penting

dari makroekonomi modern karena suatu kebijakan moneter yang dikeluarkan otoritas moneter mempengaruhi kegiatan ekonomi dan interaksinya dengan kebijakan fiskal (perubahan di dalam pengeluaran pemerintah dan pajak)

Page 19: Kebijakan moneter

Model IS-LM memiliki beberapa asumsi yaitu:

1. Perekonomian hanya terdiri atas dua sektor yaitu sektor riil (pasar barang dan jasa) dan sektor moneter (pasar uang).

2. Tingkat bunga merupakan faktor penghubung antar pasar barang dan pasar uang.

3. Pengeluaran konsumsi bergantung pada pendapatan disposable.4. Permintaan investasi bergantung pada tingkat bunga dan

pendapatan.5. Pengeluaran pemerintah bersifat eksogen.6. Tingkat harga diasumsikan ditentukan secara eksogen.7. Permintaan akan uang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan

tingkat bunga.8. Jumlah uang beredar bersifat eksogen, di mana besarnya

ditentukan oleh otoritas moneter.

Page 20: Kebijakan moneter

Dampak kebijakan Moneter dengan Pendekatan Kurva IS-LM dan Kurva AD-AS

Menunjukkan bahwa dengan adanya kenaikan jumlah uang beredar (Ms) dari Ms0 menjadi Ms1, telah menyebabkan kurva LM bergeser ke kanan dari LM0 (Ms0) menjadi LM1 (Ms1). Dengan kurva IS yang tertentu, menyebabkan kurva LM bergeser ke kanan sehingga mendorong tingkat bunga (i) turun dari i0 menjadi i1, dan pendapatan (Y) akan naik dari Y0 ke Y1

Page 21: Kebijakan moneter

Kebijakan moneter ekspansif dalam model AD-AS Sumber: Nanga, 2005: 187

Menjelaskan kebijakan ekspansif dengan pendekatan ADAS. Kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan kurva permintaan agregat (AD) bergeser ke kanan dari AD0 (Ms0) ke AD1 (Ms1) yang mengakibatkan tingkat harga (P) naik dari P0 ke P1, dan pendapatan (Y) juga naik dari Y0 ke Y1.

Page 22: Kebijakan moneter

Kebijakan moneter secara kontraktif dalam kerangka model IS-LM

Kebijakan moneter secara kontraktif pada model IS-LM menunjukkan pengurangan dari jumlah uang beredar (Ms) dari Ms0 ke Ms1, telah menyebabkan kurva LM bergeser ke kiri dari LM0 (Ms0) menjadi LM1 (Ms1). Akibatnya kurva LM bergeser ke kiri sehingga tingkat bunga (i) naik dari i0 menjadi i1, dan pendapatan (Y) akan turun dari Y0 ke Y1.

Page 23: Kebijakan moneter

Kebijakan moneter kontraktif dalam model AD-AS Menunjukkan apabila pemerintah

melakukan kebijakan moneter kontraktif dengan pendekatan AD-AS. Pada gambar tampak adanya penurunan di dalam jumlah uang beredar telah menyebabkan kurva permintaan agregat (AD) bergeser ke kiri dari AD0 (Ms0) ke AD1 (Ms1) yang mengakibatkan tingkat harga (P) turun dari P0 ke P1, dan pendapatan (Y) juga turun dari Y0 ke Y1.

Page 24: Kebijakan moneter

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal (fiscal policy) adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah melalui manipulasi instrumen fiskal seperti pengeluaran pemerintah (G) dan/atau pajak (T) yang ditujukan untuk mempengaruhi tingkat permintaan agregat di dalam perekonomian (Nanga, 2005: 179).

Page 25: Kebijakan moneter

Kebijakan Fiskal dengan Pendekatan Kurva IS-LM dan Kurva AD-AS

Dampak kebijakan fiskal terhadap perekonomian terbagi atas dua yaitu kebijakan fiskal secara ekspansif, di mana kebijakan yang dilakukan melalui peningkatan pengeluaran pemerintah (G) dan/atau penurunan penerimaan pajak (T) dengan tujuan untuk meningkatkan permintaan agregat (AD) di dalam perekonomian.

Page 26: Kebijakan moneter

Kebijakan fiskal ekspansif dengan pendekatan IS-LM Kenaikan di dalam

pengeluaran pemerintah (G) menyebabkan kurva IS bergeser ke kanan dari IS0 (G0) ke IS1 (G1) juga mengakibatkan tingkat pendapatan (Y) naik dari Y0 ke Y1, dan tingkat bunga (i) juga naik dari i0 ke i1.

Page 27: Kebijakan moneter

Kebijakan fiskal ekspansif dalam model AD-AS

menjelaskan kebijakan fiskal ekspansif dalam pendekatan AD-AS. Dengan adanya peningkatan pengeluaran pemerintah, maka dengan kurva 39 AS tertentu permintaan agregat (AD) naik dan bergeser ke kanan dari AD0 (G0) ke AD1 (G1) sehingga mengakibatkan tingkat harga (P) dari P0 ke P1 dan tingkat output (Y) dari Y0 ke Y1 mengalami peningkatan.

Page 28: Kebijakan moneter

Dampak kebijakan fiskal kontraktif.Kebijakan ini dilakukan untuk

mengurangi pengeluaran pemerintah (G) dan/atau meningkatkan penerimaan pajak (T), yang bertujuan untuk menurunkan tingkat permintaan agregat di dalam perekonomian (Nanga, 2005: 183&185).

Page 29: Kebijakan moneter

Kebijakan fiskal kontraktif dalam model IS-LM

ketika pengeluaran pemerintah (G) mengalami penurunan, maka dalam asumsi ceteris paribus akan menyebabkan kurva IS turun dan bergeser ke kiri yaitu dari IS0 (G0) ke IS1 (G1). Selanjutnya menyebabkan tingkatbunga (i) maupun pendapatan (Y) akan mengalami penurunan yaitu i0 ke i1 dan Y0 ke Y1.

Page 30: Kebijakan moneter

Kebijakan fiskal kontraktif dalam model AD-AS

terjadinya kebijakan fiskal kontraktif dalam model AD-AS akibat adanya penurunan pengeluaran pemerintah (G). Bergesernya permintaan agregat (AD) ke kiri dari AD0 (G0) ke AD1 (G1) mengalami penurunan. Dengan adanya kurva AD ke kiri mengakibatkan baik tingkat harga (P) maupun tingkat pendapatan (Y) masing-masing mengalami penurunan yaitu dari P0 ke P1 dan Y0 ke Y1

Page 31: Kebijakan moneter

Hubungan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal

Kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang dan pasar surat berharga, pasar uang dan surat berharga tersebut akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, sedangkan tingkat bunga akan mempengaruhi permintaan agregat. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan agregat dan penawaran agregat, di mana permintaan agregat dan penawaran agregat akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa.

Page 32: Kebijakan moneter