48
Oleh : Dian Ida Lestari F. Yudha Christianti KESEIMBANGAN GENOMIK

Genomic Equivalence

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Genomic Equivalence

Oleh :Dian Ida LestariF. Yudha Christianti

KESEIMBANGAN GENOMIK

Page 2: Genomic Equivalence

Rumusan Masalah

Keseimbangan Genomik dan Differensial Ekspresi Gen Tingkat Embrio

Keseimbangan Genomik dan Diferensial Ekspresi Gen Tingkat Molekuler

Page 3: Genomic Equivalence

Keseimbangan Genomik

Pengertian :adalah suatu keadaan di mana semua sel somatik dalam tubuh berisi gen yang sama dan karenanya menciptakan makhluk seutuhnya.

Page 4: Genomic Equivalence

Differensial Ekspresi Gen

Setiap sel tersusun dari set gen yang sama, namun tidak semua gen di dalam sel berekspresi, sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal sel.

Hanya 3-5% saja yang di ekspresikanMisal: 1. Di dalam pankreas, gen mengekspresikan

hormon insulin 2. Pada sel darah merah, gen mengekspresikan hemoglobin

Page 5: Genomic Equivalence

Keseimbangan Genomik dan Diferensial Ekspresi Gen Tingkat Embrional

Transdeterminasi

Metaplasia

Kloning

Page 6: Genomic Equivalence

Transdeterminasi

Merupakan proses perubahan perkembangan sel-sel imaginal menjadi struktur organ yang lainnya dari determinasi normalnya. Contoh :

Imaginal discs pada Drosophila melanogaster normalnya terdeterminasi berkembang menjadi antena, akan tetapi kemudian dapat menghasilkan struktur acak pada kaki lalat/

Page 7: Genomic Equivalence

Gambar Perkembangan Normal Imaginal Discs pada Drosophila melanogaster

Page 8: Genomic Equivalence

Gambar imaginal discs yang mengalami transdeterminasi

Page 9: Genomic Equivalence

METAPLASIA

Merupakan penggantian reversible sel-sel yang terdiferensiasi dengan sel-sel terdiferensiasi dewasa lainnya.

Perubahan dari satu jenis sel yang lain umumnya mungkin menjadi bagian dari proses pematangan normal atau disebabkan oleh beberapa jenis stimulus yang abnormal.

Page 10: Genomic Equivalence

Contoh Pembentukan lensa baru pada Salamander dibentuk dari sel-

sel iris dorsal.

Page 11: Genomic Equivalence

Metaplasia pada Salamander

Page 12: Genomic Equivalence

A micrograph of Barrett's esophagus.

Sebuah kondisi di mana lapisan esofagus diubah oleh kontak yang terlalu lama asam lambung.

Page 13: Genomic Equivalence

Kloning

Dari Bahasa Yunani - klon, ranting Kumpulan turunan suatu individu yang

dihasilkan tanpa melalui perkawinan; kumpulan replika sebagian atau seluruh makromolekul (contoh, DNA atau antibodi)

Suatu individu yang tumbuh dari satu sel somatik induknya serta memiliki identitas genetik yang sama dengan induknya

Klon: Koleksi molekul atau sel yang semua identitasnya sama dengan molekul atau sel penurunnya

Page 14: Genomic Equivalence

Contoh Kloning

• Kloning pada Amfibi

• Kloning pada domba Dolly

• Kloning pada Tikus

• Kloning pada tumbuhan

Page 15: Genomic Equivalence

Kloning pada Amfibi

Page 16: Genomic Equivalence

Kloning pada Domba Dolly

Page 18: Genomic Equivalence

Kloning Tumbuhan

Page 19: Genomic Equivalence

Genomic Equivalence and Differensial gene Expresion;Molecular Investigation

Page 20: Genomic Equivalence

1. Gene cloning2. Transferring gene3. DNA and RNA blotting4. DNA Library 5. The polymerase chain reaction

Page 21: Genomic Equivalence

1. Gene Cloning

Metode untuk memurnikan atau mengidentifikasi dan

memperbanyak suatu potongan DNA tertentu (klon)

yang dikehendaki dari campuran potongan-potongan

DNA yang kompleks.

Page 22: Genomic Equivalence

Gene Cloning

Ketika keseluruhan DNA dari suatu organisme diekstraksi, akan diperoleh seluruh gen yang dimiliki organisme tersebut

Pada kloning gen, hanya gen (DNA) tertentu yang diisolasi, dimurnikan, dan diperbanyak (diklon)

Page 23: Genomic Equivalence

Tujuan mengklon Gen

Menentukan urutan basa nukleotida penyusun gen tersebut

Menganalisis atau mengidentifikasi urutan basa nukleotida pengendali gen tersebut

Mempelajari fungsi RNA / protein/enzim yang disandi gen tersebut

Mengidentifikasi mutasi yang terjadi pada kecacatan gen yang mengakibatkan penyakit bawaan

Merekayasa organisme untuk tujuan tertentu, misalnya memproduksi insulin, ketahanan terhadap hama, dll.

Page 24: Genomic Equivalence

Sumber DNA untuk diklon

DNA kromosom cDNA (complementary DNA) yang disintesis

menggunakan mRNA sebagai cetakan (template)

DNA yang dihasilkan dari perbanyakan menggunakan PCR

Page 25: Genomic Equivalence

Bahan / Alat untuk Mengklon

Enzim endonuklease restriksi Enzim ligase Vektors (biasanya plasmid atau bakteriofage) Inang (Host) Metoda untuk memasukkan DNA ke dalam sel inang

Page 26: Genomic Equivalence

Cara Mengklon DNA (1) Isolasi vektor kloning (plasmid

bacterial) & DNA sumber gen Pemotongan DNA sumber gen

& vektor kloning menggunakan enzim restriksi yang sama

Penyisipan potongan DNA sumber gen ke dalam vektor kloning yang telah dipotong menggunakan enzim restriksi yang sama; potongan disambung dengan bantuan enzim DNA ligase

Page 27: Genomic Equivalence

Cara Mengklon DNA (2)

Vektor kloning yang telah tersisipi potongan DNA dimasukkan ke dalam sel inang (transformasi sel inang)

Menempatkan sel ke dalam medium dg ampisilin dan X-gal

Identifikasi sel pengklon pembawa gen yang dikehendaki

Page 28: Genomic Equivalence

DNA Library Genom DNA dipotong-potong dengan

menggunakan endonuklease Semua fragmen yg dihasilkan diklon secara

random ke dalam vektor plasmid Sebagian besar informasi genetik akan berada

dalam campuran kultur bakteri. Kultur bakteri, yang masing-masing hanya berisi

satu fraksi dari genom yang membawa semua gene tersebut dikenal dengan istilah library

Page 29: Genomic Equivalence

Pembuatan DNA Library

Page 30: Genomic Equivalence

DNA BlottingSOUTHERN BLOTTING

Teknik ini dikembangkan oleh SOUTHERN (1975)Contoh penggunaan metode ini adalah :Untuk menentukan apakah gen tertentu yang diisolasidari suatu organisme (misal: gen Penisilin asilase dari B.subtilis) terdapat dalam bentuk yang sama dengan yang

terdapat dalam organisme lain, misal B. Megaterium

Teknik lain, seperti :- NORTHERN BLOTTING → RNA- WESTERN BLOTTING → Protein

Page 31: Genomic Equivalence

Tahap-tahapan dalam SOUTHERN BLOTTING

n Isolasi DNA kromosom (mis, B. megaterium) DNA dipotong → fragmen-fragmen

n Fragmen dipisahkan dengan elektroforesis (gel agarosa)n Fragmen DNA → denaturasi (alkali) → DNA s.s.n Gel agarosa dijiplak pada kertas nitroselulosan Fragmen pada kertas difiksasi (pemanasan 80oC)n Kertas direndam dlm larutan yg berisi probe DNA ss*(diberi

radioisotop)n Jika komplemen → DNA probe akan berhibridisasi dg

DNA s.s pd kertas nitroselulosa

Page 32: Genomic Equivalence

SOUTHERN BLOTTING Con’t

8. Kertas diletakkan pd plat autoradiografi → untuk melihatposisi probe yang komplemen

9. Dengan membandingkan hasil audiografi terhadap gelagarosa asli → maka fragmen mana yg merupakan genpembawa kode untuk enzim penicillin asilase dapatdiketahui dg tepat.

10. Selanjutnya fragmen dari gel tsb dapat diisolasi.

*) misal digunakan DNA probe yang berasal dari gen murni pengkode enzim Penicillin asilase (B. subtillis)

Page 33: Genomic Equivalence
Page 34: Genomic Equivalence

PCR (Polymerase Chain Reaction) Adalah suatu teknik / metode dimana setiap

fragmen DNA dapat diamplifikasi atau diperbanyak berkali-kali,dengan cepat tanpa menggunakan sel.

PCR dapat melipat gandakan DNA milyaran kali dalam beberapa jam. Peristiwa ini harus ada primer karena DNA polimerase akan menambahkan nukleotida hanya pada rantai nukleotida yang sudah ada sebelumnya dengan bantuan primer.

Page 35: Genomic Equivalence

Manfaat PCR Memperkuat gen spesifik sebelum diklon. Membuat fragmen Gen DNA secara berlimpah Kerjanya sangat spesifik dan ampuh. Dapat mendeteksi DNA gen virus yang sulit

untuk dideteksi Dapat mendeteksi/ mendiagnosis DNA sel

embrionik yang mengalami kelainan sebelum dilahirkan.

untuk melacak asal usul seseorang dengan membandingkan “finger print”

Page 36: Genomic Equivalence

PCR (Polimerase Chain Reaction)Syarat dalam tabung reaksi terdapat :1. Template (DNA yang telah diketahui

urutannya)2. Primer (oligonukleotida, 15-20 pb)

Merupakan molekul DNA untai tunggal sintetik yang pendek yang komplemen thd ujung2 DNA target

3. Enzim polimerase → termostabil4. Prekursor nukleotida

Page 37: Genomic Equivalence

Proses PCR1. Denaturasi DNA ds menjadi DNA ss (94oC,

60”)2. Annealing (55 oC)3. Sintesis (72 oC)Satu siklus : Dimulai dari denaturasi, annealing sp

sintesis→ 5 menit Proses polimerisasi satu molekul DNA ds menghasilkan 2 copy

Page 38: Genomic Equivalence

Perbanyakan DNA dengan PCR (Polymerase Chain Reaction)

Page 39: Genomic Equivalence

Transfering Gene

1. Konjugasi 2. Trasformasi3. Transduksi

Page 40: Genomic Equivalence

Konjugasi

Perpindahan molekul genetik dari satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya secara kontak antar sel.

Sel donor akan memberikan informasi genetik kepada resipien.

Plasmid akan mengontrol formasi filamen permukaan sel yang dibutuhkan untuk mengadakan kontak pada waktu terjadinya perkawinan.

Page 41: Genomic Equivalence

Konjugasi Con’t

Plasmid memiliki sistim khusus untuk replikasi dan transfer DNA plasmid dan sistem pengontrolan

Plasmid memiliki faktor F yang merupakan faktor konjugatif ,

Page 42: Genomic Equivalence
Page 43: Genomic Equivalence

Transformasi

Proses perpindahan genetik dimana sel resipien membutuhkan molekul DNA bebas (DNA yang berada diluar sel atau yang telah dimurnikan)

Dalam laboratorium transformasi dapat dilakukan dengan mengisolasi DNA donor kemudian menambahkannya pada suspensi sel resipien.

Transformasi dapat terjadi secara alami.

Page 44: Genomic Equivalence

Transformasi Con’t

Pada prinsipnya transformasi akan terjadi bila sel resipien mampu menerima DNA yang telah diisolasi dari sel donor.

Transformasi dapat terjadi pada bakteri Gram positif ataupun Gram negatif

Transformasi dapat dipindahkan dari sel bakteri kepada sel tanaman.

Page 45: Genomic Equivalence
Page 46: Genomic Equivalence

Transduksi

Adalah transfer genetik dari sel ke sel oleh virus dari sel inang .

Transduksi terbagi 2 Tranduksi Khusus : hanya terjadi pada beberapa

virus tertentu, gen inang langsung diintegrasi kedalam genom virus,lalu ditransfer ke resipien selama proses lisogenisasi (pembentukan lisogen )

Lisogen adalah bakteri yang mengandung faga lengkap

Page 47: Genomic Equivalence

Transduksi Con’t

Transduksi umum : gen gen inang yang berasal dari suatu genom akan menjadi bagian dari partikel DNA virus yang sudah matang dari suatu tempat atau penambahan pada genom virus.

Virus yang telah mengalami transduksi tidak mampu melisiskan inang. Hal ini disebabkan sel bakteri telah menggantikan tempat penting pada gen virus.

Page 48: Genomic Equivalence