17
ETIKA PERGAULAN MUDA-MUDI MASA KINI LARANGAN BERPACARAN

Etika pergaulan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Etika pergaulan

ETIKA PERGAULANMUDA-MUDI MASA KINI

LARANGAN BERPACARAN

Page 2: Etika pergaulan
Page 3: Etika pergaulan

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang

ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.

(Q.S: Ali Imran ,104)

Page 4: Etika pergaulan

“Dan jangan dekati zina, bahwa dia garis kekejian dan garis hukum yang jahat.”

(Q.S. Al-Isra:32)

Page 5: Etika pergaulan

Berpacaran ialah perbuatan yang timbul dari golongan syahwat dan

kasih sayang antara lelaki dan perempuan hingga keduanya mencurahkan kehendak diri

berbentuk ucapan dan tingkah laku di luar hukum berupa suami

istri yang tidak sah.Perbuatan itu berarti berzina atau setidak-tidaknya mendekati zina yang nyata terlarang menurut

ayat 17/32

Page 6: Etika pergaulan

Memang banyak akibat akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan berpacaran, umumnya jahat dan buruk, sedikit sekali yang baik, antara lain sebagai berikut :

Tindakan berpacaran umumya menjurus kepada hubungan seksual di luar nikah selaku perbuatan sangat tercela dan terkutuk, dan yang paling parah ialah lahirnya bayi tanpa bapak menurut hukum. Penyelesaian perkara dalam hal ini sangat sulit dan menyedihkan terutama bagi yang perempuan. Apalagi jika diselesaikan menurut hukum dalam Al-Qur’an.

Pertama

Page 7: Etika pergaulan

Orang yang berpacaran terbiasa menyimpan rahasia yang kebanyakan dipandang tidak baik dalam kehidupan masyarakat. Hal itu membawanya kepada pertumbuhan yang tidak dapat diharapkan sebagai pribadi sempurna. Akhirnya dia terbiasa berbohong, menipu, dan tak percaya dalam pergaulan.

Kedua

Page 8: Etika pergaulan

Orang yang berpacaran terbiasa melamun, berkhayal pada yang sukar terlaksana terutama dalam hubungan kehendak syahwat yang bebas selaku suami-istri. Hal ini mendidiknya bersikap tidak obyektif, penuh kepalsuan, dan bertumbuh tanpa ketabahan dengan tingkah laku tak menentu.

Ketiga

Page 9: Etika pergaulan

Orang yang berpacaran terbiasa membuang waktu secara percuma karena memikirkan masa depan penuh keraguan, bahkan kadang-kadang memakai harta benda dengan pemborosan, mempersolek diri berlagak gagah dan cantik. Hal ini merugikan dirinya dalam urusan lain yang lebih penting, seperti dalam pelajaran, perekonomian, dan sebagainya.

Keempat

Page 10: Etika pergaulan

Perbuatan berpacaran adalah peragaan dari dorongan syahwat yang harus dipenuhi di luar hukum, seringkali terbentur mencapai kehendaknya, dan sangat dibenci dalam masyarakat islam. Hal itu akan membawa pelakunya kepada monoseks, mimpi seksual dan tindak tanduk lain yang merugikan diri dalam pertumbuhan. Kerugian itu berpengaruh pada masyarakat lingkungan bahkan juga pada generasi mendatang.

Kelima

Page 11: Etika pergaulan

Seringkali orang yang berpacaran tidak direstui ibu bapaknya yang harus menentukan jodohnya atau yang berhak atas akad nikahnya menurut hukum. Keadaan begitu mungkin menyebabkan dia :

Keenam

Lebih banyak menyimpan rahasia pribadi yang sebenarnya tidak disenangi keluarga.

Lebih banyak memikir dan berkhayal tentang bagaimana caranya mencapai kehendak hatinya begitu pun mencapai kehendak syahwatnya, hingga dia lebih terbiasa pada monoseks, bahkan mungkin pula berpindah kepada lesbian atau homoseks.

Page 12: Etika pergaulan

Jadi pendiam, murung, tak suka bergaul sebagaimana mestinya, hingga kemudian mengambil putusan nekad seperti misalnya melarikan diri dari rumah keluarga, pergi ke daerah lain bersama pacarnya tanpa izin orang tuanya, menghabisi hidupnya dengan kematian direncanakan, atau pun berubah jadi edan, rusak fikiran, dan sebagainya.

lanjutan

Page 13: Etika pergaulan

Seringkali pula orang yang berpacaran, itu gagal menurut rencana bermula, digagalkan oleh berbagai sebab, misalnya :

Ketujuh

Salah seorang diantaranya keduanya berbau amis atau memiliki cacat diri yang tersembunyi. Hal ini baru diketahui setelah tindakan berpacaran itu jadi semakin akrab.

Salah seorang diantaranya berpindah cinta kepada orang lain yang dianggap lebih menarik hati

Page 14: Etika pergaulan

Kegagalan itu menyebabkan orang lebih nekat mencari pacar baru menurut kehendak hati dan syahwat. Tetapi mungkin pula dia menahan diri beberapa tahun atau untuk selamanya tinggal membujang dalam keadaan patah hati. Sikap begini juga bertentangan dengan hukum islam karena meniadakan keturunan bagi generasi mendatang.

lanjutan

Page 15: Etika pergaulan

Orang yang berpacaran jarang sekali menemui hasil yang diidamkan bermula, disebabkan oleh berbagai alasan. Sementara itu tidak semua orang suka berpacaran, bahkan banyak sekali yang mengutuk perbuatan itu, maka orang ini sangat berhati-hati dalam memilih jodoh, karenanya pihak orang tua jadi susah mencarikan jodoh anaknya. Hal ini adalah suatu kerugian besar bagi masyarakat yang membiasakan berpacaran.

Kedelapan

Page 16: Etika pergaulan

Umumnya orang-orang yang berpacaran lebih cenderung kepada pergaulan bebas, kadang-kadang terpedaya kepada perzinaan, monoseks, lesbian, atau homoseks. Karena itulah hukum islam menamakan tindakan berpacaran itu dengan “mendekati zina”, termuat pada Ayat 17/32. Maka perzinaan dengan pacar sendiri membuka kesempatan dan kebiasaan berzina dengan orang lain, bahkan memudahkan orang memasuki lapangan pelacuran yang mulanya terwujud dalam masyarakat kafir yang suka berpacaran.

Kesembilan

Page 17: Etika pergaulan

“Hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik, serta makanan orang-

orang diberi kitab halal bagimu, juga makananmu halal bagi mereka, dan

(menikahi) yang terjaga dari mukminat begitupun perempuan

terjaga dari orang-orang diberi kitab sebelum kamu ketika kamu berikan belanja (mas kawin) mereka selaku

orang menjaga (selaku suami), bukan berzina dan tidak menjadikan

pacar. Siapa yang kafir pada keimanan, sungguh lenyap amalnya dan dia di akhirat termasuk orang-

orang merugi.”(Al-Maidah: 5)